Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SIFAT MEKANIS BAJA KARBON

AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIS


Ahmad Seng
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Khairun
Kampus II Unkhair Gambesi Ternate, Telp : 0921-3121356 Fax : 0921-3121356
E-mail : ahmadseng@yahoo.com, ahmadseng@unkhair.ac.id
Abstrak
Baja merupakan logam yang banyak dipergunakan dalam bidang teknik. Bahan yang dibutuhkan
menurut kualitas yang sesuai dengan pengunaannya yang menyangkut sifat – sifat yang diinginkan.
Seringkali perlu juga dipertimbangkan factor lainnya, mulai dari factor pembuatan, seperti kemampuan
bentuk, hingga factor metalurgi yang dapat ditentukan dengan jelas (antara lain ketahanan fatik atau
keausan)Identifikasi penyebab kegagalan sangat penting, sebab menghindari kegagalan melalui desain
berlebih dengan menggunakan faktor keselamatan yang besar mnerupakan pemborosan. Desain kurang
tepat sudah barang tentu akan menimbulkan kegagalan dini. Penggunaan bahan logam dan paduannya
tersebut tentunya disesuaikan dengan kondisi material yang akan diproses, jenis proses, efek dari produk
yang telah mengalami proses perubahan serta pengaruh pembebanan akan berakibat pada perubahan
sifat fisis dan sifat mekanis serta faktor – faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas dari suatu
produk. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pembebanan terhadap kekuatan
tarik dan mengetahui pengaruh waktu pembebanan terhadap kekuatan tarik. Karena banyaknya variable
yang berpengaruh terhadap kekuatan tarik maka penulis membatasi pada beberapa hal, yaitu:a)Material
yang digunakan adalah Baja Karbon HQ 760, b)Beban 10, 15, dan 20 kg, c).Waktu pembebanan 3, 6 dan
9 jam, d).Putaran konstan, e).Pengujian Rotary Bending dan Uji Tarik Dari hasil penelitian, maka
disimpulkan bahwa sebagai akibat dari pembebanan yang diberikan yakni beban 10, 15 dan 20 kg
dengan variasi waktu terhadap material, maka akan terjadi penurunan kekuatan tarik dan besarnya
penurunan kekuatan tarik tergantung besarnya beban yang diberikan.
Kata kunci : “Pembebanan Dinamis”, “Kekuatan Fatique”

yang dapat ditentukan dengan jelas (antara


1. Pendahuluan
lain ketahanan fatik atau keausan).
Dewasa ini perkembangan kemajuan Umumnya, penyebab kegagalan pada
berbagai bidang telah sangat dirasakan, komponen teknik dapat dikelompokkan
terutama disebabkan oleh penggunaan sarana kedalam tiga bagian:
teknologi mutakhir pada berbagai bidang a. Kegagalan yang disebabkan oleh desain
keperluan. Pengadaan sarana dan prasarana yang salah atau pemilihan bahan yang
tertentu, misalnya penyajian bahan baku tidak tepat
untuk suatu jenis produk dalam rangka b. kegagalan akibat pemrosesan yang salah
penunjang hasil teknologi dewasa ini maka c. Kegagalan akibat keausan selama
diperlukan bahan baku yang cukup memadai pemakaian
untuk melayani kebutuhan berbagai industri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Baja merupakan logam yang banyak pengaruh pembebanan terhadap kekuatan
dipergunakan dalam bidang teknik. Bahan tarik dann mengetahui pengaruh waktu
yang dibutuhkan menurut kualitas yang pembebanan terhadap kekuatan tarik
sesuai dengan pengunaannya yang
menyangkut sifat- sifat yang diinginkan. Karena banyaknya variable yang
berpengaruh terhadap kekuatan tarik maka
Seringkali perlu juga dipertimbangkan factor penulis membatasi pada beberapa hal, yaitu:
lainnya, mulai dari factor pembuatan, seperti a. Material yang digunakan adalah Baja
kemampuan bentuk, hingga factor metalurgi Karbon HQ 760
1
b. Beban 10, 15, dan 20 kg dibentuk. Sifat ini mencakup sifat mampu
c. Waktu pembebanan 3, 6 dan 9 jam las, mampu tempa, mampu mesin dan sifat
d. Putaran konstan pengerjaan panas atau pengerjaan dingin.
e. Pengujian Rotary Bending dan Uji Tarik
2.3. Baja Karbon
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
pada: Baja karbon merupakan paduan antara besi
a. Dunia industri dapat dijadikan sebagai (Fe) dan Karbon (C), Silicon (Si), Mangan
bahan informasi dalam meningkatkan (Mn), Pospor (P), dan unsur Sulfur (S) sering
kualitas dan material pula ditambah unsur-unsur lain dalam jumlah
b. Para akademisi dapat dijadikan sebagai relatif lebih sedikit ditambah dengan proses
pembanding dalam menganilisis pembuatan dengan maksud mendapatkan
pengaruh,pembebanan dinamis pada sifat-sifat khusus dari baja karbon tersebut,
material bja karbon sedang. (Sudjamanto. 1994).
c. Bagi para peneliti dapat dijadikan sebagai Secara garis besarnya baja dapat
acuan dan perbandingan untuk penelitian dikelompokkan menurut kadar karbonnya
selanjutnya yang berhubungan dengan sebagai berikut:
obyek ini. a. Baja karbon rendah (0,10 – 0,30 %)
b. Baja karbon sedang ( (0,30 – 0,70 %)
2. Tinjauan Pustaka c. Baja karbon tinggi (0,70 – 1,40 %)
Logam adalah unsur-unsur yang mempunyai
sifat kuat, liat, keras, getas dan penghantar 2.4. Pengujian tarik
listrik atau panas. Karena sifat-sifat tersebut Batang uji yang merupakan sebuah batang
maka logam dipergunakan manusia untuk yang berbentuk bulat, dengan ujung – ujung
berbagai macam keperluannya sehingga yang besar untuk pemangan pada mesin uji
kehidupan kini tidak bisa lepas dari logam. tarik dan ditengah – tengah batangnya
(bagian yang lebih kecil) yaitu terdapat
2.1. Sifat mekanik bagian pengukurannya dinyatakan dengan
Sifat mekanik dari logam adalah kekakuan dua tanda pengenal. Panjang Lo dari ukuran
dan ketahanan logam terhadap beban – beban daerah ini mempunyai perbandingan tertentu,
dengan diameter dari batang uji itu. Seperti
tarikan, puntiran, geseran, tekanan dan
goresan baik pada beban-beban statis atau pada gambar dibawah ini:
dinamis pada temperature biasa, atau
temperatur tinggi ataupun temperatur
dibawah nol. Sedangkan sifat fisis dari logam
adalah mempunyai massa jenis, titik cair,
panas jenis, konduktivitas panas, koefisian
kumai dan tahanan listrik.

2.2. Sifat teknologi


Sifat teknologi suatu bahan didefinisikan Gambar 1. Spesimen uji tarik dengan
sebagai kemampuan suatu bahan untuk standar DIN 50125

2
Bentuk batang uji yang banyak dipakai pada 2.5. Modulus Elastis
pengujian tarik adalah perbandingan Lo/do = tegangan
Modulus Elastis = tg α = atau
5 atau 10 untuk pengujian yang penyusun uji regangan
dipilih 10. σ
E = tg α =
Selain dari ukuran batang uji tersebut diatas ε
juga masih ada yang lainnya. Batang yang Besarnya sudut α adalah ukuran untuk
memenuhi syarat perbandingan – kekenyalan. Kekenyalan ini dinyatakan
perbandingan tetap yang disebut batang uji dalam modulus kenyal (E), yang sama
proporsional. Untuk melaksanakan pengujian dengan tg α (dapat dilihat pada Gambar 2.).
tarik, antara dua kepala pengikat bangku Dalam hal ini adalah perpanjangan yang
tarik. Dengan memberikan gaya yang makin dinyatakan dalam satuan persen.
besar akan bertambah panjang dan bertambah
kecil dan akhirnya putus.
Agar percobaan dapat dibandingkan, dengan
tegangan dapat diartikan gaya tiap satuan
luas.
Gaya
Tegangan = atau
Luas Penampang semula
F
σ = …. (N/mm2)
Ao Gambar 2. Diagram Tegangan dan
Agar diperhatikan, bahwa untuk luas Regangan
penampang diambil luas penampang mula –
mula, tegangan yang dihitung yaitu kita sebut Tegangan Yielding
Beban saat vielding
tegangan nominal. Sedangkan regangan σy =
diartikan sebagai perpanjangan yang penampang semula
dinyatakan dalam suatu persen. Py
σy = ( kg / mm 2 )
Untuk menghitung regangan, perpanjangan Ao
dibagi dengan ukuran panjang yang semula Tegangan Ultimate
dan angka ini dikalikan dengan persen
Beban maksimum
(100%). σu =
penampang semula
Perpanjang an
Re gangan = x 100 % atau P
Panjang semula σu = u (kg / mm 2 )
∆L L1 − LO Ao
ε= = x 100 % …...(%)
LO LO Tegangan sesungguhnya, dengan batang
putus kita sebut dengan kekuatan patah (σb).
Pada percobaan ini hubungan antara
Gaya pada saat putus
tegangan dengan regangan dapat Kekua tan Patah = atau
penampang Setelah putus
digambarkan dalam diagram tegangan dan
Pb
regangan. Diagram ini sangat penting karena σ b = (kg / mm 2 )
dapat dibaca berbagai sifat dari bahan yang Ao
bersangkutan.
3
2.6. Regangan Patah 1) Tegangan tarik maksimum yang cukup
Perpanjangan batang pada percobaan ini tinggi
setelah putus dinyatakan dalam persen dan 2) Variasi atau fluktuasi tegangan yang
dari panjang semula kita sebut regangan cukup besar
patah (δ atau A). 3) Siklus penerapan tegangan cukup besar.
Panjang setelah putus Selain itu, masih terdapat sejumlah variabel –
Re gangan = x 100 % atau
Panjang semula variabel lain, yakni : konsentrasi tegangan,
Lu − LO korosi suhu, kelebihan bahan, struktur
ε atau A = X 100 %
LO metalurgi, tegangan – tegangan sisa, dan
Ini sama dengan jumlah regangan tetap atau tegangan kombinasi yang cenderung untuk
regangan plastik. mengubah kondisi kelelahan. Karena belum
memiliki pengetahuan dasar yang kuat
Reduksi Penampang mengenai sebab – sebab terjadinya kelelahan
Pengurangan terbatas dari luas penampang pada logam, maka diperlukan pembahasan
setelah putus dinyatakan dengan persen (%) mengenai faktor – faktor diatas dari segi
dari luas penampang semula. Kita sebut empiris. Karena banyaknya data seperti ini,
pengguntingan (Z). maka hanya terdapat kemungkinan untuk
Penampang semula − Penampang setelah putus menggambarkan hubungan faktor tersebut
Z= x100%
Penampang semula diatas dengan kelelahan.
Ao − Au
Z = X 100 %
AO 2.8. Siklus Tegangan
Sebagai langkah awal, sebaiknya diberikan
2.7. Kelelahan Logam (fasik logam)
definisi singkat mengenai tegangan
Kegagalan lelah adalah hal yang sangat berfluktuasi yang dapat menyebabkan
membahayakan, karena terjadi tanpa kelelahan.
petunjuk awal. Kelelahan mengakibatkan
patah yang terlihat rapuh, tanpa deformasi
pada patahan tersebut. Pada skala
makroskopik, permukaan patahan biasanya
dikenal dari bentuk bidang perpatahan, ada
bagian yang halus akibat gesekan yang
terjadi sewaktu retak merambat dan daerah
kasar, perpatahan juga terjadi pada waktu
penampang tidak dapat menerima beban.
Seringkali perkembangan retakan ditandai
oleh sejumlah cincin atau garis pantai (beach
mark), bergerak kedalam dari titik dimana
kegagalan mulai terjadi. Gambar 3. Siklus tegangan lelah. (a)
Terdapat tiga faktor dasar yang diperlukan Tegangan balik; (b) Tegangan
agar terjadi kegagalan – lelah. Ketiga hal berulang; (c) Tegangan acak
tersebut adalah: atau tak teratur )

4
ambar 3. diatas menggambarkan jenis – jenis yaitu mengetahui sifat mekanik dari baja HQ
siklus tegangan yang dapat menyebabkan 760 setelak mengalami pembebanan dinamis.
kelelahan. (Gambar a ) menggambarkan 3.2. Tahapan Penelitian
suatu siklus tegangan lengkap yang
berbentuk sinusoidal. Gambar tersebut adalah Materi
al
keadaan ideal yang dihasilkan oleh mesin
fatik balok putar. R.R Moore dianggap Pembuatan Sampel

sebagai putaran poros dengan kecepatan


konstan tanpa beban lebih. Untuk siklus Uji Rotari Bending
tegangan demikian tegangan maksimum dan
minimum sama besarnya. Dimana tegangan
10 kg 15 kg 20 kg
minimum adalah tegangan terendah aljabar
3, 6, 9 3, 6, 9 3, 6, 9
pada suatu siklus. Tegangan tarik dianggap jam jam
positif, dan tegangan tekan dianggap
negative. (Gambar b) menggambarkan suatu Uji Tarik
siklus tegangan berulang, dengan tegangan
maksimum σmaks dan tegangan minimum σmin Data / Pembahasan
tidak sama. Keduanya adalah tegangan tarik.
Kesimpulan & Saran
3. Metode Penelitian
Bahan atau specimen yang digunakan dalam
Gambar 5. Diagram Alir Penelitian
penelitian ini adalah HQ 760.dengan bentuk
batang yang berdiameter 25,4 mm (1 inci)
4. Hasil dan Pembahasan
dengan panjang 200 mm sebanyak sepuluh
(10 buah). 4.1. Analisa Data
Data hasil pengujian yang diperoleh dari
3.1. Spesimen uji tarik.
material Baja Karbon HQ 760, selanjutnya
Spesimen uji tarik dibuat dengan Standar diolah dan dihitung berdasarkan persamaan -
Dutch Industrie Norm (DIN 50125) persamaan yang telah ada yang selanjutnya
Gambar 1. dapat dijelaskan sebagai berikut
4.2. Pengujian Rotari Bending
Sebelum dilakukan pengujian Tarik, maka
terlebih dahulu dilakukan pengujian Rotari
Bending dengan beban dan waktu yang telah
Gambar 4. Standar Dutch Industrie Norm ditentukan. Pengujian ini dilakukan dengan
(DIN 50125) tujuan untuk memberikan perlakuan atau
pembebanan dinamis terhadap material. Data
Pengujian Tarik dari mesin uji rotary bending adalah sebagai
Pengujian tarik ini dapat dilakukan setelah berikut :
proses Rotari Bending dengan variasi waktu Daya motor : 1 hp
dan beban,tujuan dari pada pengujian tarik Putaran Maksimum (n) : 1450 rpm

5
4.3. Pengujian Tarik A0 − A p
Jadi Ar = x100%
Data hasil pengujian digunakan untuk A0
menghitung kekuatan tarik, regangan dan 78.5 − 38.5
x100% =51 %
besarnya reduksi penampang, dengan 78.5
menggunakan rumus masing-masing sebagai c. Tegangan Tarik Maximum (σm)
berikut : P
σ m = max
Menghitung Kekuatan A0
Dalam menghitung kekuatan bahan atau Dimana: Pmax = 6000 kg
6000 kg
besarnya tegangan yang terjadi akibat A0 = 78.5 mm2 σm =
penarikan digunakan rumus sebagai berikut : 78.5 mm 2
P = 6.43 kg/mm2
σ = Contoh Perhitungan untuk Waktu 6 Jam
A
Dimana: P = Beban (kg) dengan Beban 15 kg
A= Luas penampang terbebani (mm) Regangan (ε)
L1 − Lo
Regangan = x 100%
Dalam hal ini digunakan A = A0 = Luas Lo
penampang awal spesimen sebagai luas 64 − 50
penampang terbebani. = x 100% =28 %
50
Py  kg  Reduksi Penampang (Ar)
Tegangan yield (σ) =  mm 2 
A 0 A0 − A p
Ar = x 100%
Pmax  kg  A0
Teg maksimum (σ)=  mm 2 
A0 Dimana:
 kg 
Ppatah A0 = Luas penampang mula – mula
Tegangan patah (σ)=
A0  mm 2  π 2 3,14
= x d0 = x (10) 2 = 78.5
4 4
Contoh Perhitungan untuk Material Normal 2
mm
a. Regangan (ε)
Ap = luas penampang setelah patah
L − Lo
Regangan = 1 x 100% π 2 3,14
Lo = xdp = x (7 .2) 2 = 40.7 mm2
4 4
62 − 50 A0 − A p
= x 100% = 4 %
50 Jadi Ar = x100%
A0
b. Reduksi Penampang (Ar)
78.5 − 40.7
A0 − A p = x100% = 48.2 %
Ar = x100% 78.5
A0
Tegangan Tarik Maximum (σm)
A0 = Luas penampang mula – mula P
π 2 3,14 σ m = max Dimana: Pmax = 5400 kg
= x d0 = x (10) 2 A0
4 4
2 A0 = 78.5 mm2
= 78.5 mm
5400 kg
Ap = luas penampang setelah patah σm = =68.79 kg/mm2
π 3,14 78.5 mm 2
2
= xdp = x (7) 2 = 38.5 mm2
4 4
6
Data hasil perhitungan selanjutnya dapat Pengaruh Pembabanan Terhadap kekuatan
dilihat pada Tabel 1. Tarik pada bebarapa waktu pembebanan
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Tarik Grafik Hubungan antara Kekuatan Tarik dengan Beban

Kondisi L0 L1 d0 d1 P Yeld P Max P Patah 80


No Ket
Pengujian (mm) (mm) (mm) (mm) (kg) (kg) (kg)
70
1 Normal 50 62 10 7 3850 6000 5750

Tegangan (kg/m m 2)
2 3 – 10 50 61 10 7 4000 5500 5250 60 3 Jam
3 3 – 15 50 60 10 7 3250 5300 5100
6 Jam
4 3 – 20 50 58 10 7.5 2000 2500 2250
5 6 – 10 50 60 10 7 3250 5550 5350 50 9 Jam
6 6 – 15 50 64 10 7.2 3000 5400 5250 40
7 6 – 20 50 60 10 6 2500 5100 5000
8 9 – 10 50 62 10 7 3250 5500 5250
9 9 – 15 50 60 10 7 3000 4750 4500 30
10 9 – 20 50 59 10 7.5 2750 4500 4250
20
Keterangan : Nr 10 15 20
Beban (kg)
Normal = Material tidak diberikan perlakuan
Ratari Bending
3 – 10 = Waktu 3 Jam beban 10 kg Gambar 6. Grafik Pengaruh Pembabanan
Terhadap kekuatan Tarik
Tabel 2. Hasil Perhitungan
pada bebarapa waktu
Kondisi σmax σyeld σpatah
No
Pengujian
Є (%)
(kg/mm2) (kg/mm2) (kg/mm2)
Ket pembebanan
1 Normal 24 76.43 49.04 73.25
2 3 – 10 22 70.06 50.96 66.88
3 3 – 15 20 67.52 41.40 64.97 Dari gambar grafik 6
4 3 – 20 16 31.85 25.48 28.66
5 6 – 10 20 70.70 41.40 68.15
6 6 – 15 28 68.79 38.22 66.88 Waktu 3 Jam
7 6 – 20 20 64.97 31.85 63.69
8 9 – 10 24 69.18 40.88 66.04 Penurunan keuatan tarik dari kondisi normal
9
10
9 – 15
9 – 20
20
19
59.01
55.21
37.27
33.74
55.90
52.15
sebasar 67,43 kg/mm2 menjadi 70,06 kg/mm2
Keterangan : untuk beban 10 kg, untuk beban 15 kg
Normal = Material tidak diberikan perlakuan kekuatan tarik turun menjadi 67,52 kg/mm2 .
Ratari Bending Waktu 6 Jam
3 – 10 = Waktu 3 Jam beban 10 kg Pada kondisi ini penurunan kekuatan tarik
dari kondisi normal sampai dengan beban 20
4.4. Pembahasan
kg penurunannya relativ cukup kecil.
Untuk beban 10 kg dengan waktu 3, 6 dan 9 Dimana pada kondisi normal kekuatan tarik
jam penurunan kekuatan tarik dari kondisi sebesar 76,43 kg/mm2 sedangkan pada
normal sebesar 6 -7 kg/mm2 , untuk beban 15 beban 20 kg kekuatan tarik turun menjadi
kg dengan waktu 3 dan 6 jam penurunan 64,97 kg/mm2 (- 11,58 kg/mm2 )
berkisar antara 7 – 9 kg/mm2. Akan tetapi
Waktu 9 Jam
pada beban 15 dan 20 kg dengan waktu
Pada kondisi ini penurunan kukuatan tarik
pembebanan selama 9 jam terjadi penurunan
dari kondisi normal sampai beban 10 kg
kukuatan tarik yang sangat berartri yakni
relative cukup keil yakni 7,25 kg/mm2 akan
sebesar 17 – 21 kg/mm2 penurunan kekuatan
tetapi pada beban 10 sampai 20 kg penurunan
tarik yang sangat besar ini terjadi karena
kekuatan tarik terihat sangat besar yakni
beban yang diberikan cukup besar dan waktu
sekitar 17 s/d 21 kg/mm2 (kurang lebih 30
pembebanan yang lama sehingga
%). Penurunan kekuatan tarik yag sangat
mengakibatkan material tersebut menjadi
besar terjadi di disebabkan karena pada
lelah sehingga terjadi penurunan kekuatan
waktu 9 jam dengan beban 15 – 20 kg
tarik.
7
material menjadi lelah sebagai akibat dari b. Perlunya kalibrasi ulang terhadap alat
waktu yang cukup lama dan beban yang ukur rotari bending agar kondisi alat
besar sehinga kekuatan material menjadi dalam keadaan layak pakai untuk
menurun. Penurunan kekuatan ini mungkin menjamin keakuratan dalam hasil
disebabkan karena adanya deformasi yang penelitian
terjadi sebagai akibat pembebanan yang
diberikan terhadap material. 6. Daftar Pustaka
4.5. Pembahasan khusus • Alexander WO, 1991, Essential
Pada waktu 3 Jam dengan beban 20 kg Metallurgy for Engeneers, Alih
terjadi penurunan kekuatan tarik yang sangat Bahasa Sriati Djapri. Dasar
besar sekali yakni dari kondisi normal 76,43 Metalurgi Untuk Rekayasa, PT.
kg/mm2 menjadi 31,85 kg/mm2 (60 %) Gramedia Jakarta
penurunan yang sangat bersar terjadi diduga • Amstead.B.H, Philip.F, Ostwald, Myronl,
diakibatkan karena adanya cacat pada pada Begeman, 1985, Manufacturing
material hal ini dapat dilihat pada beberapa Processes, Seven Edition, Jhon
material dengan beberapa perlakuan dimana Wiley & Sons Inc Colorado, 1979,
penurunan kekuatan tarik cenderung hampir Terjemahan, Sriati Djaprie,
merata sekalipun ada bebarapa perbedaan Teknologi Mekanik, Erlangga,
yang terjadi. Jakarta.
• Anver, S. H, 1984, Introduction To
5. Kesimpulan dan Saran Physical Metalurgi, Me. Graw Hill,
5.1. Kesimpulan Kogakusha L. D. Tokyo.
• Dieter. George E, Mechanical Metallurgy
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan , Third Edition, McGraw-Hill,Inc,
pada berbagai perlakuan, maka penulis dapat 1986, Alih Bahasa , Sriati Djaprie ,
mengambil kesimpulan sebagai berikut : Metalurgi Mekanik, Jilid 1-2,
a. Sebagai akibat dari pembebanan yang Erlangga Jakarta 1988.
diberikan yakni beban 10, 15 dan 20 kg • R.E. Smallman, CBE. DSc, FRS, FREng,
terhadap material, maka akan terjadi FIM, ; R.J. Bishop, PhD, CEng,
penurunan kekuatan tarik dan besarnya
MIM, 2000, Metalurgi Fisik
penurunan kekuatan tarik tergantung Modern dan Rekayasa Material,
besarnya beban yang diberikan. Diterjemahkan oleh Ir. Sriati
b. Dari tiga waktu pembebanan yang Djaprie, M.Met Edisi Keenam,
diberikan yakni 3, 6 dan 9 jam, maka
Erlangga Jakarta..
waktu 9 jam memperlihatkan penurunan
• Suardi, Amin, Adnyana, D. N, 1989.
kekuatan tarik yang sangat besar.
Pengetahuan Logam UPT – LUK,
5.2. Saran Metallurgycal Transaction.
a. Pada penelitian ini masih dapat
dikembangkan lebih lanjut karena masih
banyak parameter–parameter yang dapat
diteliti yang berhubungan dengan proses
pengujian rotari bending dan uji tarik.
8

Anda mungkin juga menyukai