207 394 1 SM PDF
207 394 1 SM PDF
2
Bentuk batang uji yang banyak dipakai pada 2.5. Modulus Elastis
pengujian tarik adalah perbandingan Lo/do = tegangan
Modulus Elastis = tg α = atau
5 atau 10 untuk pengujian yang penyusun uji regangan
dipilih 10. σ
E = tg α =
Selain dari ukuran batang uji tersebut diatas ε
juga masih ada yang lainnya. Batang yang Besarnya sudut α adalah ukuran untuk
memenuhi syarat perbandingan – kekenyalan. Kekenyalan ini dinyatakan
perbandingan tetap yang disebut batang uji dalam modulus kenyal (E), yang sama
proporsional. Untuk melaksanakan pengujian dengan tg α (dapat dilihat pada Gambar 2.).
tarik, antara dua kepala pengikat bangku Dalam hal ini adalah perpanjangan yang
tarik. Dengan memberikan gaya yang makin dinyatakan dalam satuan persen.
besar akan bertambah panjang dan bertambah
kecil dan akhirnya putus.
Agar percobaan dapat dibandingkan, dengan
tegangan dapat diartikan gaya tiap satuan
luas.
Gaya
Tegangan = atau
Luas Penampang semula
F
σ = …. (N/mm2)
Ao Gambar 2. Diagram Tegangan dan
Agar diperhatikan, bahwa untuk luas Regangan
penampang diambil luas penampang mula –
mula, tegangan yang dihitung yaitu kita sebut Tegangan Yielding
Beban saat vielding
tegangan nominal. Sedangkan regangan σy =
diartikan sebagai perpanjangan yang penampang semula
dinyatakan dalam suatu persen. Py
σy = ( kg / mm 2 )
Untuk menghitung regangan, perpanjangan Ao
dibagi dengan ukuran panjang yang semula Tegangan Ultimate
dan angka ini dikalikan dengan persen
Beban maksimum
(100%). σu =
penampang semula
Perpanjang an
Re gangan = x 100 % atau P
Panjang semula σu = u (kg / mm 2 )
∆L L1 − LO Ao
ε= = x 100 % …...(%)
LO LO Tegangan sesungguhnya, dengan batang
putus kita sebut dengan kekuatan patah (σb).
Pada percobaan ini hubungan antara
Gaya pada saat putus
tegangan dengan regangan dapat Kekua tan Patah = atau
penampang Setelah putus
digambarkan dalam diagram tegangan dan
Pb
regangan. Diagram ini sangat penting karena σ b = (kg / mm 2 )
dapat dibaca berbagai sifat dari bahan yang Ao
bersangkutan.
3
2.6. Regangan Patah 1) Tegangan tarik maksimum yang cukup
Perpanjangan batang pada percobaan ini tinggi
setelah putus dinyatakan dalam persen dan 2) Variasi atau fluktuasi tegangan yang
dari panjang semula kita sebut regangan cukup besar
patah (δ atau A). 3) Siklus penerapan tegangan cukup besar.
Panjang setelah putus Selain itu, masih terdapat sejumlah variabel –
Re gangan = x 100 % atau
Panjang semula variabel lain, yakni : konsentrasi tegangan,
Lu − LO korosi suhu, kelebihan bahan, struktur
ε atau A = X 100 %
LO metalurgi, tegangan – tegangan sisa, dan
Ini sama dengan jumlah regangan tetap atau tegangan kombinasi yang cenderung untuk
regangan plastik. mengubah kondisi kelelahan. Karena belum
memiliki pengetahuan dasar yang kuat
Reduksi Penampang mengenai sebab – sebab terjadinya kelelahan
Pengurangan terbatas dari luas penampang pada logam, maka diperlukan pembahasan
setelah putus dinyatakan dengan persen (%) mengenai faktor – faktor diatas dari segi
dari luas penampang semula. Kita sebut empiris. Karena banyaknya data seperti ini,
pengguntingan (Z). maka hanya terdapat kemungkinan untuk
Penampang semula − Penampang setelah putus menggambarkan hubungan faktor tersebut
Z= x100%
Penampang semula diatas dengan kelelahan.
Ao − Au
Z = X 100 %
AO 2.8. Siklus Tegangan
Sebagai langkah awal, sebaiknya diberikan
2.7. Kelelahan Logam (fasik logam)
definisi singkat mengenai tegangan
Kegagalan lelah adalah hal yang sangat berfluktuasi yang dapat menyebabkan
membahayakan, karena terjadi tanpa kelelahan.
petunjuk awal. Kelelahan mengakibatkan
patah yang terlihat rapuh, tanpa deformasi
pada patahan tersebut. Pada skala
makroskopik, permukaan patahan biasanya
dikenal dari bentuk bidang perpatahan, ada
bagian yang halus akibat gesekan yang
terjadi sewaktu retak merambat dan daerah
kasar, perpatahan juga terjadi pada waktu
penampang tidak dapat menerima beban.
Seringkali perkembangan retakan ditandai
oleh sejumlah cincin atau garis pantai (beach
mark), bergerak kedalam dari titik dimana
kegagalan mulai terjadi. Gambar 3. Siklus tegangan lelah. (a)
Terdapat tiga faktor dasar yang diperlukan Tegangan balik; (b) Tegangan
agar terjadi kegagalan – lelah. Ketiga hal berulang; (c) Tegangan acak
tersebut adalah: atau tak teratur )
4
ambar 3. diatas menggambarkan jenis – jenis yaitu mengetahui sifat mekanik dari baja HQ
siklus tegangan yang dapat menyebabkan 760 setelak mengalami pembebanan dinamis.
kelelahan. (Gambar a ) menggambarkan 3.2. Tahapan Penelitian
suatu siklus tegangan lengkap yang
berbentuk sinusoidal. Gambar tersebut adalah Materi
al
keadaan ideal yang dihasilkan oleh mesin
fatik balok putar. R.R Moore dianggap Pembuatan Sampel
5
4.3. Pengujian Tarik A0 − A p
Jadi Ar = x100%
Data hasil pengujian digunakan untuk A0
menghitung kekuatan tarik, regangan dan 78.5 − 38.5
x100% =51 %
besarnya reduksi penampang, dengan 78.5
menggunakan rumus masing-masing sebagai c. Tegangan Tarik Maximum (σm)
berikut : P
σ m = max
Menghitung Kekuatan A0
Dalam menghitung kekuatan bahan atau Dimana: Pmax = 6000 kg
6000 kg
besarnya tegangan yang terjadi akibat A0 = 78.5 mm2 σm =
penarikan digunakan rumus sebagai berikut : 78.5 mm 2
P = 6.43 kg/mm2
σ = Contoh Perhitungan untuk Waktu 6 Jam
A
Dimana: P = Beban (kg) dengan Beban 15 kg
A= Luas penampang terbebani (mm) Regangan (ε)
L1 − Lo
Regangan = x 100%
Dalam hal ini digunakan A = A0 = Luas Lo
penampang awal spesimen sebagai luas 64 − 50
penampang terbebani. = x 100% =28 %
50
Py kg Reduksi Penampang (Ar)
Tegangan yield (σ) = mm 2
A 0 A0 − A p
Ar = x 100%
Pmax kg A0
Teg maksimum (σ)= mm 2
A0 Dimana:
kg
Ppatah A0 = Luas penampang mula – mula
Tegangan patah (σ)=
A0 mm 2 π 2 3,14
= x d0 = x (10) 2 = 78.5
4 4
Contoh Perhitungan untuk Material Normal 2
mm
a. Regangan (ε)
Ap = luas penampang setelah patah
L − Lo
Regangan = 1 x 100% π 2 3,14
Lo = xdp = x (7 .2) 2 = 40.7 mm2
4 4
62 − 50 A0 − A p
= x 100% = 4 %
50 Jadi Ar = x100%
A0
b. Reduksi Penampang (Ar)
78.5 − 40.7
A0 − A p = x100% = 48.2 %
Ar = x100% 78.5
A0
Tegangan Tarik Maximum (σm)
A0 = Luas penampang mula – mula P
π 2 3,14 σ m = max Dimana: Pmax = 5400 kg
= x d0 = x (10) 2 A0
4 4
2 A0 = 78.5 mm2
= 78.5 mm
5400 kg
Ap = luas penampang setelah patah σm = =68.79 kg/mm2
π 3,14 78.5 mm 2
2
= xdp = x (7) 2 = 38.5 mm2
4 4
6
Data hasil perhitungan selanjutnya dapat Pengaruh Pembabanan Terhadap kekuatan
dilihat pada Tabel 1. Tarik pada bebarapa waktu pembebanan
Tabel 1. Data Hasil Pengujian Tarik Grafik Hubungan antara Kekuatan Tarik dengan Beban
Tegangan (kg/m m 2)
2 3 – 10 50 61 10 7 4000 5500 5250 60 3 Jam
3 3 – 15 50 60 10 7 3250 5300 5100
6 Jam
4 3 – 20 50 58 10 7.5 2000 2500 2250
5 6 – 10 50 60 10 7 3250 5550 5350 50 9 Jam
6 6 – 15 50 64 10 7.2 3000 5400 5250 40
7 6 – 20 50 60 10 6 2500 5100 5000
8 9 – 10 50 62 10 7 3250 5500 5250
9 9 – 15 50 60 10 7 3000 4750 4500 30
10 9 – 20 50 59 10 7.5 2750 4500 4250
20
Keterangan : Nr 10 15 20
Beban (kg)
Normal = Material tidak diberikan perlakuan
Ratari Bending
3 – 10 = Waktu 3 Jam beban 10 kg Gambar 6. Grafik Pengaruh Pembabanan
Terhadap kekuatan Tarik
Tabel 2. Hasil Perhitungan
pada bebarapa waktu
Kondisi σmax σyeld σpatah
No
Pengujian
Є (%)
(kg/mm2) (kg/mm2) (kg/mm2)
Ket pembebanan
1 Normal 24 76.43 49.04 73.25
2 3 – 10 22 70.06 50.96 66.88
3 3 – 15 20 67.52 41.40 64.97 Dari gambar grafik 6
4 3 – 20 16 31.85 25.48 28.66
5 6 – 10 20 70.70 41.40 68.15
6 6 – 15 28 68.79 38.22 66.88 Waktu 3 Jam
7 6 – 20 20 64.97 31.85 63.69
8 9 – 10 24 69.18 40.88 66.04 Penurunan keuatan tarik dari kondisi normal
9
10
9 – 15
9 – 20
20
19
59.01
55.21
37.27
33.74
55.90
52.15
sebasar 67,43 kg/mm2 menjadi 70,06 kg/mm2
Keterangan : untuk beban 10 kg, untuk beban 15 kg
Normal = Material tidak diberikan perlakuan kekuatan tarik turun menjadi 67,52 kg/mm2 .
Ratari Bending Waktu 6 Jam
3 – 10 = Waktu 3 Jam beban 10 kg Pada kondisi ini penurunan kekuatan tarik
dari kondisi normal sampai dengan beban 20
4.4. Pembahasan
kg penurunannya relativ cukup kecil.
Untuk beban 10 kg dengan waktu 3, 6 dan 9 Dimana pada kondisi normal kekuatan tarik
jam penurunan kekuatan tarik dari kondisi sebesar 76,43 kg/mm2 sedangkan pada
normal sebesar 6 -7 kg/mm2 , untuk beban 15 beban 20 kg kekuatan tarik turun menjadi
kg dengan waktu 3 dan 6 jam penurunan 64,97 kg/mm2 (- 11,58 kg/mm2 )
berkisar antara 7 – 9 kg/mm2. Akan tetapi
Waktu 9 Jam
pada beban 15 dan 20 kg dengan waktu
Pada kondisi ini penurunan kukuatan tarik
pembebanan selama 9 jam terjadi penurunan
dari kondisi normal sampai beban 10 kg
kukuatan tarik yang sangat berartri yakni
relative cukup keil yakni 7,25 kg/mm2 akan
sebesar 17 – 21 kg/mm2 penurunan kekuatan
tetapi pada beban 10 sampai 20 kg penurunan
tarik yang sangat besar ini terjadi karena
kekuatan tarik terihat sangat besar yakni
beban yang diberikan cukup besar dan waktu
sekitar 17 s/d 21 kg/mm2 (kurang lebih 30
pembebanan yang lama sehingga
%). Penurunan kekuatan tarik yag sangat
mengakibatkan material tersebut menjadi
besar terjadi di disebabkan karena pada
lelah sehingga terjadi penurunan kekuatan
waktu 9 jam dengan beban 15 – 20 kg
tarik.
7
material menjadi lelah sebagai akibat dari b. Perlunya kalibrasi ulang terhadap alat
waktu yang cukup lama dan beban yang ukur rotari bending agar kondisi alat
besar sehinga kekuatan material menjadi dalam keadaan layak pakai untuk
menurun. Penurunan kekuatan ini mungkin menjamin keakuratan dalam hasil
disebabkan karena adanya deformasi yang penelitian
terjadi sebagai akibat pembebanan yang
diberikan terhadap material. 6. Daftar Pustaka
4.5. Pembahasan khusus • Alexander WO, 1991, Essential
Pada waktu 3 Jam dengan beban 20 kg Metallurgy for Engeneers, Alih
terjadi penurunan kekuatan tarik yang sangat Bahasa Sriati Djapri. Dasar
besar sekali yakni dari kondisi normal 76,43 Metalurgi Untuk Rekayasa, PT.
kg/mm2 menjadi 31,85 kg/mm2 (60 %) Gramedia Jakarta
penurunan yang sangat bersar terjadi diduga • Amstead.B.H, Philip.F, Ostwald, Myronl,
diakibatkan karena adanya cacat pada pada Begeman, 1985, Manufacturing
material hal ini dapat dilihat pada beberapa Processes, Seven Edition, Jhon
material dengan beberapa perlakuan dimana Wiley & Sons Inc Colorado, 1979,
penurunan kekuatan tarik cenderung hampir Terjemahan, Sriati Djaprie,
merata sekalipun ada bebarapa perbedaan Teknologi Mekanik, Erlangga,
yang terjadi. Jakarta.
• Anver, S. H, 1984, Introduction To
5. Kesimpulan dan Saran Physical Metalurgi, Me. Graw Hill,
5.1. Kesimpulan Kogakusha L. D. Tokyo.
• Dieter. George E, Mechanical Metallurgy
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan , Third Edition, McGraw-Hill,Inc,
pada berbagai perlakuan, maka penulis dapat 1986, Alih Bahasa , Sriati Djaprie ,
mengambil kesimpulan sebagai berikut : Metalurgi Mekanik, Jilid 1-2,
a. Sebagai akibat dari pembebanan yang Erlangga Jakarta 1988.
diberikan yakni beban 10, 15 dan 20 kg • R.E. Smallman, CBE. DSc, FRS, FREng,
terhadap material, maka akan terjadi FIM, ; R.J. Bishop, PhD, CEng,
penurunan kekuatan tarik dan besarnya
MIM, 2000, Metalurgi Fisik
penurunan kekuatan tarik tergantung Modern dan Rekayasa Material,
besarnya beban yang diberikan. Diterjemahkan oleh Ir. Sriati
b. Dari tiga waktu pembebanan yang Djaprie, M.Met Edisi Keenam,
diberikan yakni 3, 6 dan 9 jam, maka
Erlangga Jakarta..
waktu 9 jam memperlihatkan penurunan
• Suardi, Amin, Adnyana, D. N, 1989.
kekuatan tarik yang sangat besar.
Pengetahuan Logam UPT – LUK,
5.2. Saran Metallurgycal Transaction.
a. Pada penelitian ini masih dapat
dikembangkan lebih lanjut karena masih
banyak parameter–parameter yang dapat
diteliti yang berhubungan dengan proses
pengujian rotari bending dan uji tarik.
8