Anda di halaman 1dari 4

RS.

Bunda Surabaya
STRUMA NODOSA NON TOKSIKA
Jl. Raya Kandangan 23
Surabaya No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/4
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Bunda Surabaya
Tanggal terbit
10 Juni 2011
PROSEDUR
TETAP dr. I Made Agus Budhi Aryawan, MARS

PENGERTIAN Pembesaran kelenjar tiroid yang berbatas jelas tanpa gejala-gejala hipertiroid

Struma nodosa non toksika dapat berupa satu benjolan saja (Struma
uninodosa non toksika) atau beberapa benjolan (Struma multi nodosa
nontoksika).
PATOFISIOLOGI Terjadi benjolan tiroid tersebut dapat karena perubahan gagalnya
kompensasi tiroid (kekurangan diet jodium, gangguan metabolisme jodium)
atau karena proses penyakit pada tiroid itu sendiri (tiroiditis kronis,
neoplasma jinak/ganas)
Keluhan penderita pada umumnya hanya ada pada leher bagian depan
bawah. Struma yang besar dapat memberikan gejala penekanan pada trakea
(sesak nafas) atau pada esofagus (disfagia). Gejala penakanan ini juga dapat
karena tiroiditis kronis karena konsistensinya yang keras. Keganasan tiroid
yang infiltratisi n. Rekurens menyebabkan terjadi suara parau.
GEJALA KLINIS Kadang-kadang penderita datang karena ada benjolan pada leher sebelah
lateral atas yang ternyata metastase karsinoma tiroid pada kelenjar getah
bening, sedang tumor sendiri ukurannya masih kecil; atau penderita datang
karena banjolan di tulang kepala yang ternyata metastase karsinoma tiroid
pada tulang.
Anamnesa sangatlah penting untuk mengetahui patogenesis/macam
kelainan dari struma nodosa non toksika tersebut. Perlu ditanyakan apakah
penderita berasal dari daerah endemis dan tetangga yang sakit seperti
penderita (struma endemik). Apakah penderita sebelumnya pernah
mengalami rasa sakit leher bagian depan bawah disertai peningkatan suhu
tubuh (tiroidits kronis). Apakah ada famili yang meninggal akibat penyakit
PEMERIKSAAN yang sama dengan penderita (karsinoma tiroid tipe meduler)
DAN DIAGNOSIS Kecurigaan kemungkinan karsinoma tiroid harus dipikirkan bila:
1. Penderita pernah mendapatkan radioterapi daerah kepala leher pada
waktu anak-anak.
2. Usia dibawah 12 tahun atau diatas 50 tahun.
3. Pertumbuhan struma yang cepat
Penderita laki-laki kemungkinan mendapat karsinoma tiroid lebih besar
daripada wanita.
RS. Bunda Surabaya
STRUMA NODOSA NON TOKSIKA
Jl. Raya Kandangan 23
Surabaya No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/4
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Bunda Surabaya
Tanggal terbit
10 Juni 2011
PROSEDUR
TETAP dr. I Made Agus Budhi Aryawan, MARS

Pemeriksaan fisik:
Inspeksi dari depan penderita, nampak suatu benjolan pada leher bagian
depan bawah yang bergerak keatas pada waktu penderita menelan ludah.
Perhatikan kulit diatasnya apakah hiperemi, seperti kulit jeruk, ulserasi.
Apakah ada benjolan lain di leher yang kemungkinan metastase pada
kelenjar getah bening.
Palpasi dari belakang penderita dengan ibu jari kedua tangan pada tengkuk
penderita dan jari-jari lain meraba benjolan pada leher penderita.
Pada palpasi yang harus diperhatikan adalah:
1. Lokalisasi benjolan terhadap trakea (mengenai lobus kanan, miri atau
keduanya)
2. Ukuran (diameter terbesar benjolan, nyatakan dalam sentimeter)
3. Konsistensi
4. Mobilitas
5. Infiltrasi terhadap kulit/jaringan sekitar
6. Apakah batas bawah benjolan dapat diraba (bila tidak dapat diraba
PEMERIKSAAN mungkin ada bagian yang masuk ke retrosternal).
Harus juga diraba kemungkinan pembesaran kelenjar getah bening
DAN DIAGNOSIS leher, umumnya metastase karsinoma tiroid pada rantai juguler.]

Pemeriksaan tambahan:
1. X-foto leher AP/lateral: untuk mengetahui klasifikasi pada struma
yang diduga ganas, dan mengetahui penyempitan atau pendorongan
trakea oleh struma yang besar.
2. X-foto toraks AP/lat: untuk mengetahui bagian struma yang
retrosternal, juga melihat “coin lession” dalam paru pada keganasan
tiroid. Pada posisi AP juga dapat dilihat bila ada metastase pada
lnn.mediastinum (berupa pelebaran pada mediastinum)
3. Laboratorium : kadar kalsitonin serum meningkat pada karsinoma
tipe meduler.
4. Pemeriksaan FNA untuk membedakan kelainan ganas dari yang
jinak.
5. Pemeriksaan potong beku: dikerjakan intra-operatif untuk
menentukan apakah struma tersebut jinak atau ganas, untuk
menentukan macam tindakan bedah definitif.
RS. Bunda Surabaya
STRUMA NODOSA NON TOKSIKA
Jl. Raya Kandangan 23
Surabaya No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/4
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Bunda Surabaya
Tanggal terbit
10 Juni 2011
PROSEDUR
TETAP dr. I Made Agus Budhi Aryawan, MARS

Hasil pemeriksaan yang harus dicurigai kemungkinan keganasan ialah:


6. Pertembuhan cepat
7. Suara parau, sesak nafas, disfagia
8. Konsistensi keras
PEMERIKSAAN 9. Mobilitas terbatas (fixed)
10. Pembesaran kelenjar getah bening leher
DAN 11. Tanda dari BERRY (pendorongan a.karotis komunis ke arah
lateral)
DIAGNOSIS 12. Klasifikasi seperti pasir pada daerah struma pada X-foto leher
13. Disertai benjolan di tulang kepala atau lain yang berdenyut

Kemungkinan keganasan pada struma uninodosa toksika sekitar 10-20%,


sedangkan pada struma multinodosa non toksika hanya 5%
Indikasi operasi pada struma nodosa non toksika adalah
1. Keganasan
2. Penekanan
3. Kosmetik

Tindakan operasi yang dilakukan tergantung jumlah lobus tiroid yang


terkena. Bila hanya satu sisi saja dilakukan subtotal lobektomi, sedangkan
bila kedua lobus terkena dilakukan subtotal tiroidektomi.
Pemeriksaan potong beku dilakukan intra-operatip pada penderita yang
klinis dicurigai suatu keganasan tiroid dan pada keadaan dimana
kemungkinan mendapat suatu keganasan tiroid lebih besar.
PENATALAKSANAAN
Bila hasil potong beku menunjukkan suatu keganasan maka tindakan
operasi dilanjutkan dengan:
1. Bila satu sisi yang terkena : tiroidektomi hampir total
2. Bila kedua sisi yang terkena : tiroidektomi totel
Keduanya disertai pembersihan kelenjar getah bening pada sulkus
trakeo-esofagikus.

Bila terdapat metastase kelenjar getah bening leher maka dikerjakan juga
deseksi kelenjar leher radikal/modifikasi tergantung ada tidaknya ekstensi
di luar kelenjar getah bening.
RS. Bunda Surabaya
STRUMA NODOSA NON TOKSIKA
Jl. Raya Kandangan 23
Surabaya No. Dokumen No. Revisi Halaman
4/4
Ditetapkan oleh,
Direktur R.S. Bunda Surabaya
Tanggal terbit
10 Juni 2011
PROSEDUR
TETAP dr. I Made Agus Budhi Aryawan, MARS

Metastase jauh masih resektabel misalnya pada kalvaria dilakukan eksisi,


pada femur dilakukan reseksi dan fiksasi.

RADIOTERAPI
Radio terapi diberikan pada keganasan tiroid yang:
1. Inoperable
2. Kontra indikasi terapi
3. Ada residu tumor setelah operasi
4. Metastase yang non resektabel

Macam cara:
1. Radioterapi internal (dengan I 131)
Untuk karsinoma tiroid diferensiasi baik
(papiler/folikuler/campuran). Dosis sebesar 100-150mCi, dapat
PENATALAKSANAAN diulang tiap 3 bulan bila pada scan masih terdapat sisa tumor.
2. Radioterapi eksterna
Untuk karsinoma tiroid deferensiasi jelek (undif. Ca). Dosis
sebesar 5000-6000rad dalam waktu 6 minggu.

Hormonal terapi
Terapi dengan ekstrak tiroid diberikan selain untuk suplemen juga sebagai
supresis untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasca-bedah
karsinoma deferensiasi baik (TSH dependence).
Terapi supresif ini juga ditujukan terhadap metastase jauh yang tidak
resektabel, dan sebagai terapi ajuvan pada karsinoma tiroid deferensiasi
yang inoperable.
Preparat : L-thyroxine tablet
Dosis : 3x75ug/hari p.o

Anda mungkin juga menyukai