Anda di halaman 1dari 13

CHAOS DALAM OSILATOR LISTRIK

NON LINIER

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2 :

 Nanda Rahmadani
 Linda Ramadhani Harahap
 Domini Lestari Sinaga
 Sabarina Perangin-angin
 Aldian Sahputra
 Rino Arwanda

Fisika Nd 2015

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya. Sehingga atas
izin Tuhan kami dapat menyelesaikan makalah tugas mata kuliah GETARAN DAN BUNYI
yang berjudul “CHAOS DALAM OSILATOR LISTRIK NON LINIER” . Tujuan pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata kuliah GETARAN DAN BUNYI dan sebagai
asahan pengetahuan mahasiswa

Makalah ini disusun dari berbagai referensi yang terkait dengan Getaran dan Bunyi
seperti situs internet dan buku.

Ucapan terimakasih kepada dosen pengampu dan juga kepada teman-teman yang terkait
dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kekurangan baik dari segi isi ataupun struktur penyusunan makalahnya. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan ,23 November 2016

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ................................................................................... 4


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan ............................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Chaos Dalam Osilator Listrik Non Linier ......................................... 6

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 11


DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kondisi nyata sebagaian besar sistem struktur bersifat non linier sampai taraf
tertentu, dan dalam kasus khusus disederhanakan menjadi system yang linier. Ketaklinieran
dapat disebabkan oleh suatu faktor, atau kombinasi dari beberapa faktor-faktor seperti kekakuan
variabel, material maupun dalam persamaan pengatur dengan kekakuan dan redaman non linier.
Pada sistem linier, sebab dan akibat berhubungan secara linier ; yaitu jika beban dilipat duakan
maka respons akan dilipat-duakan.Dalam system nonlinier hubungan antara sebab dan sistem
mekanis dengan gaya pemulih (restoring) nonlinier.

Persamaan semacam ini dibedakan dari persamaan linier pada prinsip superposisi yang
tidak berlaku untuk solusinya. Prosedur analitik untuk menyelesaikan persamaan diferensial non
linier relative sulit, solusi eksak yang diketahui relative sedikit jumlahnya dan sebagian besar
kemajuan dalam pengetahuan system nonlinier ini adalah dari pendekatan (metode numerik) dan
solusi grafik dengan menggunakan aplikasikomputer.
Persamaan non linier yang menggambarkan osilator dengan ketaklinieran pangkat tiga
disebut Persamaan Duffing (Georg Duffing, 1918). Persamaan Duffing, digunakan oleh banyak
peneliti sebagai suatu pendekatan model banyak sistem fisik, persamaan ini memperlihatkan satu
jangkauan sangat luas dari perilaku dalam sistem dinamika non linier. Sejak tahun 1970-an,
semakin populer dengan penelitian dalam bidang chaos (kacau), hal ini mungkin karena
merupakan salah satu dari persamaan sederhana yang menggambarkan perilaku chaos dari suatu
sistem getaran non linier.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimanakan perkiraan yang diamsusikan oleh feigenbum tentang chaos dalam osilator
listrik non linear?
2. bagaimanakan tipe varaktor sirkuit LCR yang terdapat pada chaos dalam osilator listrik
non linear?
1.3 Tujuan
1. mengetahui perkiraan yang diamsusikan oleh feigenbum tentang chaos dalam osilator
listrik non linear
2. mengetahui tipe varaktor sirkuit LCR yang terdapat pada chaos dalam osilator listrik non
linear
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam bidang sains, chaos adalah bahasa teknis dari sebuah fenomena sistem nonlinear
yang kelakuannya sangat bergantung secara sensitif pada kondisi awalnya. Penggunaan kata
chaos di sini tentu berbeda dengan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari yang sering
diartikan sebagai “kekacauan yang menjadi-jadi”. Perbedaan konteks ini mirip seperti
penggunaan kata “usaha” yang maknanya tidak sama dalam fisika dan bahasa.
Chaos telah diteliti oleh Henri Poincare pada akhir abad ke-19 dan dilanjutkan oleh
sejumlah matematikawan. Semaraknya pembahasan tentang chaos saat ini dimulai pada akhir
tahun 1970-an, yaitu setelah Mitchell Feigenbaum menemukan sifat umum dari beberapa jenis
pemetaan, yang didahului oleh pekerjaan Edward Lorenz terkait perkiraan cuaca. Tidak semua
sistem nonlinear bersifat chaos, tetapi chaos terjadi pada banyak sekali sistem riil maupun
matematis seperti pada tetesan air dari keran, rangkaian elektronik, konveksi termal pada cairan,
reaksi kimia, detak jantung, dan sebagainya. Meskipun kebanyakan chaos tampak sebagai suatu
bentuk osilasi nonlinear yang seolah tidak aturannya, tetapi ia ternyata dapat dirumuskan sebagai
suatu pemetaan sederhana.
Perkembangan pada varaktor telah memungkinkan kita untuk menciptakan banyak
aplikasi dari bagian osiloskop pada sinar katoda melalui percobaan pertama kali di laboratorium
universitas. varaktor dapat berfungsi sebagai dioda dalam arah maju dan juga pada arah
sebaliknya, arah sebagai kapasitansi non-linear variabel dalam serangkaian LCR sirkuit.

Sebuah pendekatan yang lebih intuitif untuk memahami orbit dapat dilakukan melalui
representasi grafik dengan aturan-aturan berikut:
1. Gambarkan kedua kurva pada sumbu-sumbu yang sama. Ambil sebuah titik pada sumbu-x,
titik ini kemudian dijadikan sebagai nilai awal.
2. Gambar sebuah garis lurus vertikal dari titik tersebut sampai memotong parabola.
3. Gambar garis horizontal dari perpotongan itu hingga mencapai garis diagonal dan
diperoleh titik yang baru kemudian ulangi langkah 2 dengan titik baru tersebut.
Diagram seperti ini disebut dengan diagram bifurkasi karena menunjukkan bifurkasi dari suatu orbit

Disamping itu, terdapat dua perkiraan yang dibuat oleh Feigenbaum yaitu :

1. Terjadi percabangan pada periode penggandaan dengan mengikuti prosedur yang jelas,
dimana siklus 2n kehilangan kestabilan setelah iterasi 2n, titik penarik hanya melewatkan
penggandaan, sedangkan penggandaan itu terjadi hanya setelah iterasi 2n yang lain. Dengan
demikian setiap elemen dari siklus terbagi menjadi pasangan yang berjarak dekat dengan
iterasi 2n, hal ini diperlukan untuk menghubungkan sebuah elemen dari elemen yang
berdekatan. Dari satu percabangan selanjutnya, pemisahan elemen yang berdekatan pada
sepasang elemen menjadi berkurang oleh faktor yang universal α=2,5029.

Gambar 14.16
2. Setelah sebuah komponen spektral dalam proses penggandaan periode telah dihasilkan,
maka amplitudo bernilai tetap atau konstan. Selama percabangan berlanjut, masing-masing
sub harmonic dari frekuensi ini dapat diprediksi memiliki amplitudo berkurang sebesar
10 log10 µ. Dimana :
4𝛼
𝜇= = 6.57
1 1/2
(2 + 2 )
𝛼
Tipe varaktor sirkuit LCR menunjukkan gambar 14.17 dengan kapasitansi non linear, maka
memberikan :
𝑐(𝑣) = 𝑐0 /(1 + 𝑣𝑐 /𝛽)𝛾

Dimana VC adalah jarak tegangan pada varaktor. Pada percobaan Testa, CO = pF, β = 0,6,
𝛾 = 0,5, L = 10 mH dan R = 28Ω. Untuk nilai terkecil dari V0 ini memberikan resonansi tinggi
Q pada sirkuit dan menghasilkan frekuensi sebesar 93 kHz. Dengan f adalah frekuensi resonansi
dalam tegangan berjalan 𝑣𝑜 𝑠𝑖𝑛2𝜋𝑓𝑡, vo yang bervariasi dan tegangan varaktor vc(t) yang teratur.
Testa beranggapan bahwa vo berperan sebagai 𝜋 dalam persamaan yang logis. Vc dapat
disamakan terhadap X. sebuah waktu yang menampilkan sebuah balok ganda pada rangkaian
CRO dari vc(t) jelas menunjukkan nilai ambang pada von untuk percobaan dalam sub harmonic
f/n, dimana n=2,4,6,8,16. Pada n=4 ditunjukkan pada gambar 14.18.
Gambar 14.19 adalah hasil dari tampilan osiloskop oleh Testa, dengan sebuah pengamatan
garis horizontal yang lambat, dan vo berlawanan dengan tegangan Varactor vc dengan memiliki
nilai sebesar 10mV.
Urutan dari sumbu horizontal menunjukkan generasi dari keterangan perioda dan
percabangan tampak terlihat jelas. Nilai ambang dari vo untuk perioda ini ditunjukkan dalam
table 14.1. nilai ambang yang pertama von memberikan :

𝑣02 − 𝑣01
𝛿1 =
𝑣03 − 𝑣02
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Dua perkiraan yang dibuat oleh Feigenbaum yaitu :1. Terjadi percabangan pada periode
penggandaan dengan mengikuti prosedur yang jelas, dimana siklus 2n kehilangan
kestabilan setelah iterasi 2n, titik penarik hanya melewatkan penggandaan, sedangkan
penggandaan itu terjadi hanya setelah iterasi 2n yang lain. 2. Setelah sebuah komponen
spektral dalam proses penggandaan periode telah dihasilkan, maka amplitudo bernilai
tetap atau konstan.
2. Tipe varaktor sirkuit LCR dengan kapasitansi non linear, maka memberikan : 𝑐(𝑣) =
𝑐0 /(1 + 𝑣𝑐 /𝛽)𝛾
DAFTAR PUSTAKA

H.J.Pain, 2005, THE PHYSICS OF VIBRATIONS AND WAVES, London : Imperial College of
Science and Technology.

Anda mungkin juga menyukai