Anda di halaman 1dari 18

Critical Book Report

METODE BEDA HINGGA (FINITE DIFFERENCE METHOD)


Dosen Pengampu : Budiman Nasution,S.Pd,M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 3
JEFRI HANS PETRUS 4183240006
SULANDARI 4183240010
YUNI KARTIKA HUTAHAEAN 4183240005

FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Pujian dan Syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena anugerah-Nya kami bisa menyelesaikan tugas Crtical Book Report mata
kuliah Pemograman dan Simulasi Fisika ini, dan bisa tepat waktu mengerjakannya
sesuai dengan jadwal dan waktu yang sudah ditentukan tanpa ada kendala yang
berarti apapun.

Kami juga ingin berterima kasih kepada bapak dosen pengampu, yang
telah memberikan bimbingannya Kami sadar bahwa tugas ini memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, Kami minta maaf jika ada kekurangan dan kesalahan
dalam penulisan.

Kami mengharapkan kritik dan saran dalam tugas ini agar dilain waktu
Kami bisa membuat tugas dengan lebih baik lagi. Akhir kata Kami ucapkan
terima kasih, semoga apa yang Kami kerjakan bisa bermanfaat bagi orang lain.

Medan, 14 November 2021


Penulis

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB 1. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................... 1
1.3 Tujuan ........................................................................................ 1
BAB 2. PEMBAHASAN .......................................................................... 2
2.1 Identitas Buku ............................................................................. 2
2.2 Ringkasan Buku .......................................................................... 2
2.2.1 Ringkasan Buku Utama .................................................... 2
2.2.2 Ringkasan Buku Pembanding I ........................................ 7
2.2.3 Ringkasan Buku Pembanding II ....................................... 10
2.3 Kelebihan Buku ........................................................................... 13
2.3.1 Kelebihan Buku Utama .................................................... 13
2.3.2 Kelebihan Buku Pembanding I ......................................... 13
2.3.3 Kelebihan Buku Pembanding II ....................................... 13
2.4 Kekurangan Buku........................................................................ 13
BAB 3. PENUTUP .................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 14
3.2 Saran............................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Critical Book report adalah salah satu tugas perkuliahan bagi mahasiswa
yang dapat mempermudah dalam membahas dan memahami isi buku. Sebelum
melakukan Critical Book report, kita harus mencari referensi buku yang akan kita
kritik, selain itu buku yang kita gunakan harus sesuai dengan materi perkuliahan.
Pada kali ini Kami membahas mengenai Persamaan Beda Hingga sesuai materi
perkuliahan Pemrograman dan Simulasi Fisika.
1.2. Rumusan Masalah
1. Metode Beda Hingga
2. Kelebihan buku utama dari buku pembanding
3. Kekurangan buku utama dari buku pembanding
1.3. Tujuan
1. Mengetahui penjelasan metode persamaan beda hingga pada suatu
persamaan differensial
2. Mengetahui kelebihan buku utama dari buku pembanding
3. Mengetahui kekurangan buku utama dari buku pembanding

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Identitas Buku
1. Buku Utama
 Judul : Finite Difference Methods for Ordinary
and Partial Differential Equations
 Penulis : Randall J. LeVeque
 Tahun Terbit : 1994
 Penerbit : Society for Industrial and Applied
Mathematics
 Kota Terbit : Washington
2. Buku Pembanding I
 Judul : Finite Difference And Spectral Methods
For Ordinary And Partial Differential Equations
 Penulis : Lloyd N Trefethen
 Tahun Terbit : 1996
 Penerbit : Department of Computer Science and
Center for Applied Mathematics Upson Hall Cornell University
Ithaca
 Kota Terbit : Ithaca
3. Buku Pembanding II
 Judul : Finite Difference Schemes and Partial
Differential Equations
 Penulis : Jhon C. Strickwerda
 Tahun Terbit : 2004
 Penerbit : Society for Industrial and Applied Mathematics
 Kota Terbit : Philadelphia
2.2. Ringkasan Buku
2.2.1. Ringkasan Buku I (Finite Difference Approximations)
1. Perkiraan Beda Hingga
Tujuan kami adalah untuk mendekati solusi persamaan diferensial, yaitu
untuk menemukan fungsi (atau beberapa pendekatan diskrit untuk fungsi ini) yang

2
memenuhi hubungan tertentu antara berbagai turunannya pada beberapa wilayah
ruang dan waktu, bersama dengan beberapa batas kondisi di sepanjang tepi
domain ini. Metode perbedaan terbatas dilanjutkan dengan mengganti turunan
dalam persamaan diferensial dengan pendekatan beda hingga. Ini memberikan
sistem persamaan aljabar yang besar tapi terbatas untuk diselesaikan di tempat
persamaan diferensial, sesuatu yang dapat dilakukan di komputer. Misalkan kita
ingin mendekati 𝑢`(𝑥 ) dengan pendekatan beda hingga hanya berdasarkan nilai u
pada sejumlah titik dekat 𝑥 . Salah satu pilihan yang jelas adalah menggunakan
𝑢 𝑥 + ℎ − 𝑢(𝑥 )
𝐷+𝑢(𝑥 ) ≡

untuk beberapa nilai kecil dari h Hal ini dimotivasi oleh definisi standar
turunan sebagai nilai pembatas dari ungkapan ini sebagai h = 0. Perhatikan bahwa
𝐷+𝑢(𝑥 ) adalah kemiringan garis interpolasi u pada titik-titik𝑥 dan 𝑥 + h.
Masing-masing rumus ini memberikan perkiraan akurat urutan pertama
untuk u0.N x /, yang berarti bahwa ukuran kesalahan kira-kira proporsional
dengan h itu sendiri. Kemungkinan lain adalah menggunakan pendekatan terpusat
𝑢 𝑥+ℎ −𝑢 𝑥−ℎ 1
𝐷0 𝑢 𝑥 ≡ = (𝐷+𝑢 𝑥 + 𝐷− 𝑢 𝑥 )
2ℎ 2
Persamaan tersebut adalah kemiringan garis yang menginterpolasi u pada
𝑥 − ℎ dan 𝑥 + ℎ dan merupakan rata-rata dari dua pendekatan satu sisi yang
dijelaskan di atas. 𝐷0 𝑢 𝑥 memberikan pendekatan yang lebih baik daripada
pendekatan satu sisi. Sebenarnya ini memberikan perkiraan yang akurat orde
kedua kesalahan sebanding dengan h2 dan karenanya jauh lebih kecil daripada
kesalahan dalam pendekatan orde pertama ketika h kecil.Perkiraan lain juga
dimungkinkan, misalnya
1
𝐷3 𝑢 𝑥 = 2𝑢 𝑥 + ℎ + 3𝑢 𝑥 − 6𝑢 𝑥 − ℎ + 𝑢 𝑥 − 2ℎ
6ℎ
2. Truncation errors (Kesalahan pemotongan)
Pendekatan standar untuk menganalisis kesalahan dalam pendekatan beda
hingga adalah dengan memperluas masing-masing nilai fungsi u dalam deret
Taylor tentang titik 𝑥 .
1 1
𝑢 𝑥 + ℎ = 𝑢 𝑥 + ℎ𝑢` 𝑥 + ℎ2 𝑢`` 𝑥 + ℎ3 𝑢`` 𝑥 + 𝑂 ℎ4
2 6

3
1 1
𝑢 𝑥 − ℎ = 𝑢 𝑥 − ℎ𝑢` 𝑥 + ℎ2 𝑢`` 𝑥 − ℎ3 𝑢`` 𝑥 + 𝑂(ℎ4 )
2 6
Perluasan ini valid asalkan u cukup lancar. Pembaca yang tidak terbiasa
dengan notasi "besar-oh" 𝑂(ℎ4 )disarankan untuk membaca Bagian A.2 dari
Lampiran A pada saat ini karena catatan ini akan banyak digunakan dan
pemahaman yang tepat tentang penggunaannya sangat penting.
𝑢 𝑥+ℎ −𝑢 𝑥 1 1
𝐷+𝑢 𝑥 ≡ = 𝑢` 𝑥 + ℎ𝑢`` 𝑥 + ℎ2 𝑢`` 𝑥 + 𝑂 ℎ3
ℎ 2 6
Ingatlah bahwa 𝑥 adalah titik tetap sehingga 𝑢`` 𝑥 ,𝑢``` 𝑥 , 𝑑𝑙𝑙 adalah
konstanta tetap yang bergantung pada h. Untuk h cukup kecil, kesalahan akan
1
didominasi oleh periode pertama 2 𝑢`` 𝑥 dan semua suku lainnya akan diabaikan

dibandingkan dengan suku ini.


3. Memperoleh perkiraan perbedaan hingga
Misalkan kita ingin menurunkan pendekatan beda terbatas ke
𝑢` 𝑥 berdasarkan beberapa himpunan titik tertentu. Kita dapat menggunakan
deret Taylor untuk mendapatkan rumus yang sesuai, dengan menggunakan
metode koefisien yang tidak ditentukan.
Contoh :
Misalkan kita menginginkan pendekatan satu sisi ke 𝑢` 𝑥 berdasarkan
𝑢 𝑥 , 𝑢 𝑥 − ℎ , 𝑎𝑛𝑑 𝑢 𝑥 − 2ℎ dari persamaan dibawah
𝐷0 𝑢 𝑥 = 𝑎𝑢 𝑥 + 𝑏𝑢 𝑥 − ℎ + 𝑐𝑢 𝑥 − 2ℎ
Kita dapat menentukan koefisien a; b, dan c untuk memberikan akurasi
yang terbaik dengan memperluas seri Taylor dan persyaratan pengumpul.
1
𝐷2 𝑢 𝑥 = 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 𝑢 𝑥 − 𝑏 + 2𝑐 ℎ𝑢` 𝑥 + 2 𝑏 + 4𝑐 ℎ2 𝑢`` 𝑥 −
1
𝑏 + 8𝑐 ℎ3 𝑢`` 𝑥 + ⋯
6

Jika ini akan setuju dengan 𝑢` 𝑥 untuk highorder, maka kita perlu
𝑎+𝑏+𝑐 =0
1
𝑏 + 2𝑐 = −

𝑏 + 4𝑐 = 0
Kita mungkin ingin meminta koefisien orde tinggi menjadi nol juga, tetapi
karena hanya ada tiga tak diketahui adalah a; b; dan c, kami tidak dapat secara

4
umum memenuhi lebih dari tiga kondisi tersebut. Memecahkan sistem linier
memberi
3 2 1
𝑎= , 𝑏= − , 𝑐=
2ℎ ℎ 2ℎ
Sehingga rumusnya adalah
1
𝐷2 𝑢 𝑥 = [3𝑢 𝑥 − 4𝑢 𝑥 − ℎ + 𝑢 𝑥 − 2ℎ ]
2ℎ
Perkiraan ini digunakan, misalnya, dalam sistem persamaan yang untuk
masalah nilai batas 2 titik dengan kondisi batas di batas kiri. Perkiran
kesalahan nya adalah
1
𝐷2 𝑢 𝑥 − 𝑢` 𝑥 = − 𝑏 + 8𝑐 ℎ3 𝑢``` 𝑥 + ⋯
6
1 2 ``
= ℎ 𝑢 𝑥 + 𝑂(ℎ3 )
12
4. Turunan urutan kedua
Perkiraan ke turunan kedua 𝑢`` 𝑥 dapat diperoleh dengan cara yang
analog. Perkiraan terpusat urutan kedua standar diberikan oleh
1
𝐷2 𝑢 𝑥 = 𝑢 𝑥 − ℎ − 2𝑢 𝑥 + 𝑢 𝑥 + ℎ
ℎ2
1 2 ````
= 𝑢`` 𝑥 + ℎ 𝑢 𝑥 + 𝑂ℎ4
12
Cara lain untuk mendapatkan perkiraan turunan orde tinggi adalah dengan
berulang kali menerapkan perbedaan orde pertama. Sebagaimana turunan
keduanya adalah turunan dari u`, kita dapat melihat 𝐷2 𝑢 𝑥 sebagai selisih dari
perbedaan pertama.
𝐷2 𝑢 𝑥 = 𝐷+ 𝐷−𝑢 𝑥
Sehingga
1
𝐷+ 𝐷−𝑢 𝑥 = 𝐷 𝐷 𝑢 𝑥 − 𝐷− 𝑢 𝑥
ℎ + −
1 𝑢 𝑥+ℎ −𝑢 𝑥 𝑢 𝑥 −𝑢 𝑥−ℎ
= −
ℎ ℎ ℎ
= 𝐷2 𝑢 𝑥
5. Turunan orde tinggi
Pendekatan perbedaan terbatas untuk turunan-turunan yang lebih tinggi
juga dapat diperoleh dengan menggunakan banyak pendekatan yang diuraikan di

5
atas. Pendekatan yang berulang kali berbeda terhadap turunan orde rendah adalah
pendekatan yang sangat sederhana. Sebagai contoh berikut adalah dua pendekatan
𝑢``` 𝑥 berbeda untuk Urutan pertama tidak terpusat dan urutan pertama akurat:
1
𝐷+𝐷− 𝑢 𝑥 = 𝑢 𝑥 + 2ℎ − 3𝑢 𝑥 + ℎ − 3𝑢 𝑥 − 𝑢 𝑥 − ℎ
ℎ3
1
= 𝑢``` 𝑥 + ℎ𝑢```` 𝑥 + 𝑂(ℎ2 )
2
Perkiraan berikutnya berpusat dan urutan kedua akurat:
1
𝐷0 𝐷+ 𝐷−𝑢 𝑥 = 𝑢 𝑥 + 2ℎ − 2𝑢 𝑥 + ℎ − 2𝑢 𝑥 − 𝑢 𝑥 − 2ℎ
2ℎ3
1
= 𝑢``` 𝑥 + ℎ𝑢```` 𝑥 + 𝑂(ℎ4 )
4
Cara lain untuk mendapatkan pendekatan beda hingga ke turunan orde
tinggi adalah dengan menginterpolasi polinomial orde tinggi yang cukup
berdasarkan nilai fungsi pada titik pensil yang diinginkan dan kemudian
menghitung turunan yang sesuai dari dispolinomial.
6. Pendekatan umum untuk menurunkan koefisien
Metode yang diilustrasikan dapat diperpanjang untuk menghitung
koefisien beda hingga untuk penghitungan yang mendekati turunan𝑢𝑘 𝑥 ke kth
dari u(x) dievaluasi pada𝑥 , berdasarkan pada stensil sembarang dari n > k + 1.
1
𝑢 𝑥𝑖 = 𝑢 𝑥 + 𝑥𝑖 − 𝑥 𝑢` 𝑥 + ⋯ + 𝑥 − 𝑥 𝑘𝑢 𝑘
𝑥 +⋯
𝑘 𝑖
Vektor sisi kanan memiliki 1 pada baris i = k + 1, yang memastikan bahwa
kombinasi linier ini mendekati turunan ke-k. Angka 0 di komponen lain di sisi
kanan memastikan bahwa persyaratan tersebut
𝑛

𝑐𝑗 (𝑥𝑗 − 𝑥 )(𝑖−1) 𝑢(𝑖−1) 𝑥


𝑗 =1

Di MATLAB, sangat mudah untuk mengatur dan menyelesaikan sistem


Vandermonde ini. Jika baris x titik 𝑥 dan x (1: n) adalah titik stensil yang
diinginkan, maka fungsi berikut dapat digunakan untuk menghitung koefisien:

Function c = fdcoeffV(k,xbar,X)
A = ones(n,n);
Xrow = (x(:) – xbar)`; % displacements ad a row
vector.
For i=2:n

6
A(I,: )=(xrow . `(i-1)./factorial (i-1);
End
b = zeros(n,1); % b is right hand side,
b(k+1)=1; % so k`th derivative term
remains
c = A/b; % Solve system for
coefficients
c = c`; %row vector

Fungsi ini diimplementasikan dalam fungsi MATLAB fdcoeffV.m


yang tersedia di halaman Web untuk buku ini, yang berisi lebih banyak
dokumentasi dan pemeriksaan data tetapi pada dasarnya sama dengan kode di
atas.
2.2.2. Ringkasan materi buku II(Finite Difference Approximations)
Pada buku trefethen L.N materi yang di jelaskan mengenai bab Perkiraan
Beda Hingga dibagi menjadi beberapa point materi, yaitu :
1. Persamaan model scalar
Persamaan diferensial parsial secara kasar terbagi menjadi tiga kelas besar
yang dapat dijelaskan secara longgar sebagai berikut
 eliptik - waktu- independen
 parabola - tergantung waktu dan merugikan
 hiperbolik - tergantung waktu dan seperti gelombang - kecepatan
propagasi terbatas
Untuk persamaan diferensial parsial linier secara umum keadaan seni di
antara ahli matematika murni ditetapkan dalam karya empat volume oleh L
Contoh paling sederhana dari persamaan ahyperbolic adalah
𝑢𝑡 𝑢𝑥𝑥`
persamaan gelombang orde pertama satu dimensi yang menjelaskan
tentang suatu besaran 𝑢(𝑥, 𝑡) pada kecepatan konstan Diberikan data awal yang
cukup halus 𝑢(𝑥, 0)𝑢0 (𝑥) punya solusinya
𝑢 𝑥, 𝑡 = 𝑢0 (𝑥 + 𝑡)
Solusi Perambatan energi pada kecepatan malam adalah karakteristik
persamaan diferensial parsial hiperbolik tetapi contoh ini tidak umum karena
semua energi merambat pada kecepatan malam yang persis sama Contoh paling
sederhana dari persamaan parabola adalah persamaan kalor satu dimensi yang

7
menggambarkan penggunaan kuantitas seperti kalor ditentukan data awal
𝑢 𝑥, 𝑡 = 𝑢0 (0) cukup baik dengan solusi

1 2
𝑢 𝑥, 𝑡 = 𝑒 𝑖𝜀𝑥 −𝜀 𝑢0 𝜀 𝑑𝜀
2𝜋 −∞
2
∞ − 𝑥−𝑠
1
= 𝑒 4𝑡 𝑢0 𝑠 𝑑𝑠
4𝜋𝑡 −∞

2. Rumus perbedaan hingga


Tujuan dari diskritisasi adalah untuk mendapatkan masalah yang dapat
diselesaikan dengan prosedur beda hingga. Prosedur beda hingga jenis yang
paling sederhana adalah rumus beda hingga dengan langkah yang merupakan
𝑛
rumus tetap yang menetapkan 𝑣 𝑗 sebagai fungsi dari perbedaan hingga. pada

langkah waktu n + 1 – s melalui n (eksplisit) atau n (implisit) Untuk menghitung


pendekatan fvn jg untuk u x t kita akan mulai dengan data awal v vs dan
𝑛
kemudian menghitung nilai 𝑣 𝑗 berturut-turut dengan menerapkan rumus

perbedaan hingga. Contoh dari model beda hingga persamaan gelombang orde 1
adalah rumus LF.
1 𝑛+1 𝑛−1 1 𝑛 𝑛
𝐿𝐹: 𝑣 −𝑣 = 𝑣 𝑗 + 1 − 𝑣𝑗 − 1
2𝑘 𝑗 𝑗 2ℎ
Namun, pada rumus tersebut kita lihat tidak stabil. Pendekatan yang lebih
stabil dengan rumus CN.
1 𝑛+1 𝑛
𝑣 − 𝑣𝑗
𝑘 𝑗
1 2 𝑛 𝑛 𝑛 1 𝑛+1 𝑛+1 𝑛+1
= 𝑣𝑗 + 1 − 2𝑣 𝑗 + 𝑣 𝑗 − 1 + 2 𝑣 − 2𝑣 +𝑣
2 ℎ 2 ℎ 𝑗+1 𝑗 𝑗−1
3. Operator perbedaan spasial dan metode garis
Dalam merancang metode perbedaan hingga untuk persamaan diferensial
parsial bergantung pada waktu, sering berguna untuk membagi proses menjadi
dua langkah. Pertama, diskritkan masalah yang berkaitan dengan ruang sehingga
menghasilkan sistem persamaan diferensial biasa dalam waktu selanjutnya
memecahkan sistem ini dengan beberapa metode diskrit dalam waktu. Tidak
semua metode perbedaan hingga yang berbeda dapat dianalisis dengan cara ini
tetapi banyak yang bisa dan ini adalah sudut pandang yang menjadi semakin
penting ketika seseorang mempertimbangkan masalah yang lebih sulit

8
Sistem persamaan diferensial biasa semacam ini dikenal sebagai
pendekatan semidiskrit ke persamaan diferensial parsial. Gagasan untuk membuat
pendekatan semi diskrit dan kemudian menyelesaikannya dengan metode
anumerik untuk persamaan diferensial biasa dikenal sebagai metode garis
Penjelasan dari nama ini adalah bahwa seseorang dapat menganggap
{𝑣𝑗 𝑡 } sebagai perkiraan u (x,t) yang didefinisikan pada sebuah array garis sejajar
pada bidang x-t
Ide semidiskretisasi memusatkan perhatian pada operator perbedaan
spasial sebagai perkiraan operator diferensial spatial. Hal ini terjadi bahwa seperti
di Bab banyak perkiraan kepentingan praktis dapat diturunkan dengan proses
interpolasi. mesti diskrit idenya adalah sebagai berikut
 Interpolasi data
 Bedakan interpolant pada titik mesh
Untuk melanjutkan secara sistematis misalkan sekumpulan titik berbeda
sembarang yang tidak harus berspasi seragam Misalkan kita ingin mendapatkan
koefisien dari semua operator perbedaan spasial yang berpusat di x dari
persamaan 0 < m <mmax berdasarkan subset awal dari titik-titik Yaitu kita ingin
mendapatkan semua perkiraan
𝑛
𝑑𝑚 𝑓 𝑚
0 ≈ 𝑐𝑛𝑗 𝑓 𝑥𝑗 0 ≤ 𝑚 ≤ 𝑚𝑚𝑎𝑥 , 𝑚𝑚𝑎𝑥 ≤ 𝑛 ≤ 𝑛𝑚𝑎𝑥
𝑑𝑥 𝑚
𝑗 =0

Dari algoritme tunggal ini, seseorang dapat memperoleh koefisien untuk


satu sisi yang terpusat dan perkiraan yang lebih umum untuk semua jenis turunan.
rumus sederhana dapat diturunkan untuk perkiraan perbedaan hingga ini.
Secara keseluruhan, ada setidaknya lima cara berbeda untuk menafsirkan
konstruksi operator perbedaan spasial pada jaringan biasa semua ekuivalen tetapi
masing-masing memiliki keuntungannya sendiri.
4. Rumus Implisit dan Aljabar Linnier
Rumus Beda Hingga implisit mengarah ke sistem persamaan untuk
diselesaikan Jika PDE linier, ini menjadi masalah aljabar linier Ax = b sedangkan
jika nonlinier akan diperlukan iterasi yang melibatkan masalah aljabar linier pada
setiap langkah.

9
Ketika ada dua atau lebih dimensi ruang, lebar pita lebih besar dan jumlah
operasi bertambah sehingga algoritma selain eliminasi Gaussian menjadi penting
Berikut adalah beberapa operasi tipikal menghitung urutan besaran untuk masalah
pemecahan masalah standar operator perbedaan lima titik Laplacian nite pada
domain persegi panjang Untuk metode iteratif menunjukkan keakuratan solusi
biasanya log ∈ = ∅(log 𝑁) dan kami telah mengasumsikan ini di baris terakhir
table yang telah dipaparkan pada buku dengan halaman 133.
5. Analisis Fourier dari rumus beda hingga
Interpretasi dari 𝑎(𝜀) sederhana itu adalah faktor penguat dimana
komponen dalam v bilangan gelombang diamplifikasi ketika operator beda hingga
S diterapkan. Sering kali kita akan menunjukkan penguat ini faktor hanya dengan
g(𝜀) sebuah notasi yang akan terbukti sangat nyaman untuk generasi selanjutnya
Untuk menentukan g(𝜀)rumus perbedaan malam tertentu seseorang selalu dapat
menerapkan definisi di atas dan urutan a kemudian hitung transformasi
Fouriernya.
6. Analisis Fourier pada rumus vektor dan multistep
Secara umum skalar eksplisit atau implisit atau rumus multistep vektor
dapat direduksi menjadi bentuk satu langkah di mana setiap 𝑣𝑗 adalah vektor N
dan masing-masing𝛽𝜇 𝑜𝑟 ∝𝜇 atau adalah Matriks N x N untuk nilai yang sesuai N
Rumus yang sama juga dapat ditulis dalam bentuk jika B dan A berada dalam
matriks beda hingga yang elemennya adalah matriks N x N (i.,e., A dan B adalah
tensor) atau berbentuk jika a dan b adalah barisan matriks N x N. Asumsi
Solvabilitas untuk vektor implisit satu langkah:
𝜋 𝜋
𝑑𝑒𝑡𝑏 𝜀 ≠ 0 𝑓𝑜𝑟 𝜀 𝜖| − ,
ℎ ℎ
Matriks amplikasi untuk rumus beda hingga adalah
𝐺 𝜀 ≔ [𝑏(𝜀)]−1 [𝑎 𝜀 ]
2.2.3. Ringkasan Materi Buku 3 (Analysis of Finite Difference Schemes)
1. Fourier Analysis
Kita akan menggunakan analisis Fourier pada garis nyata R dan pada grid
bilangan bulat Z atau hZ, yang ditentukan oleh hZ = {hm: m elemen Z}. Untuk

10
fungsi u(x) yang didefinisikan pada garis nyata R, transformasi Fouriernya
𝑢(𝜔)ditentukan oleh

1
𝑢 𝜔 = 𝑒 −𝑖𝜔𝑥 𝑢 𝑥 𝑑𝑥
2𝜋 −∞

Transformasi Fourier dari M adalah fungsi dari variabel nyata 𝜔 dan


secara unik ditentukan oleh u. Fungsi 𝑢merupakan representasi alternatif dari
fungsi u. Informasi tentang sifat-sifat tertentu dari u dapat disimpulkan dari sifat-
sifat M. Rumus inversi Fourier, diberikan oleh:

1
𝑢 𝑥 = 𝑒 −𝑖𝜔𝑥 𝑢 𝜔 𝑑𝜔
2𝜋 −∞

Analisis Fourier pada bilangan bulat adalah sama dengan studi tentang
representasi deret Fourier dari fungsi yang didefinisikan pada suatu interval.
Rumus inversi Fourier memiliki interpretasi, analog dengan yang menyatakan v
sebagai superposisi gelombang. Jika jarak antara titik grid adalah h, kita dapat
mengubah variabel dan mendefinisikan transformasi dengan

1
𝑣 𝜀 = 𝑒 −𝑖𝑚 ℎ𝜀 𝑣𝑚 ℎ
2𝜋 𝑚 =−∞

Untuk 𝜀 elemen [-𝜋/ℎ, 𝜋/ℎ] dan rumus inversinya adalah


𝜋/ℎ
1
𝑣 𝑚 = 𝑒 −𝑖𝑚 ℎ𝜀 𝑣𝜀 𝑑𝜀
2𝜋 −𝜋/ℎ

Konsekuensi penting dari definisi sebelumnya adalah bahwa norma𝐿2 dari


u, yaitu
∞ 1/2
2
𝑢 2 = |𝑢(𝑥)| 𝑑𝑥
−∞

adalah sama dengan norma 𝐿2 dari 𝑢 𝜔 , 𝑖. 𝑒., yaitu,


∞ ∞
|𝑢(𝑥)|2 𝑑𝑥 = | 𝑢(𝜔)|2 𝑑𝑥
−∞ −∞

𝜋 /ℎ ∞
2 2 2
𝑣 ℎ = 𝑣 (𝜀) 𝑑𝜀 = 𝑣𝑚 2 ℎ = 𝑣 ℎ
−𝜋/ℎ −∞

2. Analisis Fourier dan Persamaan Diferensial Parsial


Jika kita membedakan rumus inversi Fourier kita dapatkan

11

𝜕𝑢 1
𝑥 = 𝑒 𝑖𝜔𝑥 𝑖𝜔𝑢 𝜔 𝑑𝜔
𝜕𝑥 2𝜋 −∞

dan dari sini kita menyimpulkan bahwa transformasi Fourier dari turunan u (x)
adalah adalah𝑖𝜔 𝑢 𝜔 , yaitu,
𝜕𝑢
𝜔 = 𝑖𝜔 𝑢 𝜔
𝜕𝑥
Penggabungan kalkulus, yaitu diferensiasi, dengan aljabar, yaitu perkalian,
memberi kita mesin untuk memecahkan lebih mudah banyak masalah sulit dalam
teori persamaan diferensial dan skema perbedaan. Hasil penting dari bagian
selanjutnya tentang stabilitas dan Bab 9 tentang posisi yang baik menggunakan
transformasi Fourier untuk mereduksi pertanyaan tentang skema dan persamaan
diferensial menjadi pertanyaan dalam aljabar bahwa skema multistep stabil jika
akar dari polinomial tertentu semuanya berada di dalam lingkaran satuan.

(1 + 𝜔 2 )𝑟 | 𝑢 𝜔 |2 𝑑𝑤 < ∞
−∞

3. Transformasi Fourier dalam Dimensi Lebih Tinggi


Transformasi Fourier ditentukan untuk dimensi yang lebih tinggi dengan
rumus
1
𝑢 𝜔 = 𝑒 𝑖𝜔 −𝑥 𝑢 𝜔 𝑑𝜔
(2𝜋)𝑁/2
di mana 𝑥 dan 𝜔 adalah variabel dalam R^N. Hasil kali dalam 𝜔. 𝑥 adalah
hasil kali dalam biasa di RN. Rumus inversi diberikan oleh
1
𝑢 𝑥 = 𝑒 𝑖𝜔 −𝑥 𝑢 𝜔 𝑑𝜔
(2𝜋)𝑁/2
Rumus serupa berlaku untuk transformasi diskrit; mereka
1
𝑣 𝜀 = 𝑒 −𝑖ℎ𝑚.𝜀 𝑣𝑚 ℎ𝑁
(2𝜋)𝑁/2
𝑚𝜖 𝑍 𝑛
𝜋 𝜋
untuk 𝜖[− ℎ , ℎ ]𝑁 , dan rumus inversinya adalah
1
𝑣𝑚 = 𝑁 𝑒 −𝑖ℎ𝑚.𝜀 𝑣 𝜀 𝑑𝜀
2𝜋 2

Relasi Parseval juga berlaku untuk dimensi yang lebih tinggi.

12
2.3. Kelebihan Buku
2.3.1. Kelebihan Buku Utama
Buku utama lebih mudah dipahami dibandingkan buku pembanding. Pada
buku ini tata bahasa yang digunakan dalam buku adalah tata bahasa sehari-hari
tidak menggunkan kiasan-kiasan atau bahasa formal sehingga pembaca dapat
langsung mengerti isi dari paparan buku, setiap rumus yang ada diberikan
penjabarannya sehingga pembaca lebih mudah memahami. Selain itu, sesuai
perkuliahan Pemrograman dan Simulasi Fisika dimana pada perkuliahan ini
menggunakan software MATLAB atau C++ buku ini memberikan contoh bahasa
pemrograman yang dapat digunakan sehingga dapat menjadi referensi para
mahasiswa ataupun pembaca. Pada buku ini dilengkapi dengan latihan dan contoh
soal, serta tabel maupun grafik.
2.3.2. Kelebihan Buku Pembanding I
Buku ini menjabarkan penjelasan yang sistematis dan runtut antara satu
topic dengan topic yang lain. Menjelaskan materi yang lengkap antara point
dengan berurutan sehingga memudahakan dalam memahami. Pada buku ini juga
memberikan contoh-contoh yang relevan dan menarik dan dapat memudahkan
pemahan sipembaca, serta memberikan contoh bahasa pemrograman yang dapat
digunakan.
2.3.3. Kelebihan Buku Pembanding II
Sama seperti buku utama dan pembanding pertama, buku ini memberikan
penjelasan mengenai asal-usul persamaan yang digunakan, serta buku ini mudah
dipahami. Buku ini sama seperti buku pembanding pertama yaitu membahas
materi fourier. Pada buku ini terdapat grafik – grafik dan contoh soal pendukung
dan terdapat contoh bahasa pemrogramannya.
2.4. Kelemahan Buku
Pada ketiga buku ini tidak mencantumkan ikhtisiar atau rangkuman isi buku di
akhir bab. Buku-buku ini tidak banyak terdapat gambar-gambar pendukung yang
relevan sehinngga kesannnya agak sedikit monoton. Kata – kata yang ditranslate
pada kedua buku pembading lebih rumit untuk dipahami oleh Kami.

13
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Salah satu cara utk menyelesaikan persamaan differential adalah dengan
menggunakan metode beda hingga atau yg lbh dikenal dgn finite difference
method. Metode ini menggunakan pendekatan ekspansi Taylor di titik acuannya
(x).
Buku utama lebih mudah dipahami dibandingkan buku pembanding. Pada
buku ini tata bahasa yang digunakan dalam buku adalah tata bahasa sehari-hari
tidak menggunkan kiasan-kiasan atau bahasa formal sehingga pembaca dapat
langsung mengerti isi dari paparan buku, setiap rumus yang ada diberikan
penjabarannya sehingga pembaca lebih mudah memahami. Selain itu, sesuai
perkuliahan Pemrograman dan Simulasi Fisika dimana pada perkuliahan ini
menggunakan software MATLAB atau C++ buku ini memberikan contoh bahasa
pemrograman yang dapat digunakan sehingga dapat menjadi referensi para
mahasiswa ataupun pembaca. Pada buku ini dilengkapi dengan latihan dan contoh
soal, serta tabel maupun grafik.
Pada ketiga buku ini tidak mencantumkan ikhtisiar atau rangkuman isi
buku di akhir bab. Buku-buku ini tidak banyak terdapat gambar-gambar
pendukung yang relevan sehinngga kesannnya agak sedikit monoton. Kata – kata
yang ditranslate pada kedua buku pembading lebih rumit untuk dipahami oleh
Kami.
3.2. Saran
Setiap buku memiliki kekurangan dan kelebihan, dan kekurangan di buku
utama menjadi kelebihan dibuku pembanding, begitu juga sebaliknya. Di dalam
kelebihan dari buku-buku tersebut agar lebih dipertahankan, dan mengenai
kekurangan buku agar lebih diteliti lagi untuk mencapai hasil yang lebih maksimal
seperti menambahkan ringkasan di akhir bab atau materi serta menggunakan
bahasa yang lebih mudah dipahami jika dalam bahasa Indonesia. Dalam
memkritik buku, janganlah terlalu terburu-buru supaya kita dapat mengetahui
buku mana yang mudah dipahami dan buku mana yang lengkap materinya, dan
dengan dibuatnya Critical Book Report ini kita telah banyak mendapatkan ilmu
dari materi yang kita krikit bahas.

14
DAFTAR PUSTAKA
Leveque, R.J, 2007. Finite Difference Methods for Ordinary and Partial
DifferentialEquations. Society for Industrial and Applied Mathematics.
University ofWashington Seattle, Washington.
Strikwerda, J. C. 2004. Finite Difference Schemes and Partial Differential
Equations.Society for Industrial and Applied Mathematics Philadelphia. USA
Trefethen,L.N. 1996. Finite Difference And Spectral Methods For Ordinary
AndPartial Differential Equations. Department of Computer Science and
Center for Applied Mathematics Upson Hall Cornell University Ithaca, USA.

15

Anda mungkin juga menyukai