Anda di halaman 1dari 14

KODE ETIK KEBIDANAN

1. Pendahuluan
Pola pikir manusia Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dari hari ke hari
semakin cepat sehubungan dengan derasnya era informasi.
Kemajuan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan antara lain
mahalnya pelayanan medik. Selain itu terjadi pula perubahan tata nilai dalam masyarakat,
yaitu masyarakat semakin kritis memandang masalah yang ada termasuk menilai
pelayanan yang diperolehnya.
Saat ini masyarakat acapkali merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan bahkan
tidak menutup kemungkinan mengajukan tuntutan ke muka pengadilan. Apabila seorang
bidan merugikan pasien dan dituntut oleh pasien tersebut akan merupakan berita yang
menarik dan tersebar luas di masyarakat melalui media elektronik dan media massa
lainnya. Hal tersebut menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan. Untuk itu
dibutuhkan suatu pedoman yang menyeluruh dan integratif tentang sikap dan perilaku
yang harus dimiliki oleh seorang bidan yaitu kode etik kebidanan.

A. Definisi Kode Etik


Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang bersumber dari nilai-nilai internal dan
eksternal suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan komprehensif suatu profesi yang
memberikan tuntutan bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.

B. Kode Etik Bidan


Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan
dalam Konggres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedang petunjuk
pelaksanaannya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991,
kemudian disempurnakan dan disahkan pada Konggres Nasional IBI ke XII tahun 1998.
Sebagai pedoman dalam berperilaku, Kode Etik Bidan Indonesia mengandung beberapa
kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah dan tujuan bab.

1
Secara umum Kode Etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab dapat dibedakan atas
tujuh bagian yaitu :
1) Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2) Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
3) Kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
4) Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
5) Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
6) Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir)
7) Penutup (1butir)

Isi Kode Etik Bidan Indonesia


Mukadimah
Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa didorong oleh keinginan yang tulus demi
tercapainya:
a. Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
b. Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
c. Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga negara Indonesia
Maka Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi
wadah persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia menciptakan kode etik Bidan
Indonesia yang disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan
lainnya.
Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari
setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan sebagai
anggota tim kesehatan secara profesional dan sebagai anggota tim kesehatan demi
tercapainya cita-cita pembangunan nasional di bidang kesehatan pada umumnya, KIA/KB
dan kesehatan keluarga pada khususnya.
Mengupayakan segala sesuatunya agar kaumnya pada detik-detik yang sangat
menentukan pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara selamat, aman dan
nyaman merupakan tugas sentral dari para bidan.
Menelusuri tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terus
meningkat sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku
2
dalam masyarakat, sudah sewajarnya kode etik bidan ini berdasarkan Pancasila dan UUD
1945 sebagai landasan ideal dan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan
operasional.
Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan,
kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan
pelayanan profesional. Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan
yang komprehensif terhadap remaja putri, wanita pra nikah, wanita pra hamil, ibu hamil,
ibu melahirkan, ibu menyusui, bayi dan balita pada khususnya, sehingga mereka tumbuh
berkembang menjadi insan Indonesia yang sehat jasmani dan rohani dengan tetap
memperhatikan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi keluarga dan masyarakat pada
umumnya.
Beberapa kewajiban bidan yang diatur dalam pengabdian profesinya adalah :
a. Kewajiban terhadap klien dan masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan secara optimal
b. Kewajiban terhadap tugasnya
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna terhadap klien, keluarga
dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kenutuhan klien, keluarga dan masyarakat
3
2) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi
dan atau rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasian keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan kepentingan klien
c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
teman sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya
d. Kewajiban bidan terhadap profesinya
1) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayan yang
bermutu kepada masyarakat
2) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya
e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas
profesinya dengan baik
2) Setiap bidan harus berusaha secara terus-menerus untuk meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah Nusa, Bangsa dan Tanah Air
1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan
KIA/KB dan kesehatan keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikirannya
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga
4
g. Penutup
Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari senantiasa menghayati dan
mengamalkan Kode Etik Bidan Indonesia. Disempurnakan dan disahkan dalam Konas
IBI ke XII tahun 1998 di Denapasar Bali.

C. HAK DAN KEWAJIBAN BIDAN


1. Hak Bidan
a. Bidan berhak mendapat perlidungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan profesinya.
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat
jenjang pelayanan kesehatan
c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/ kilen dalam keluarga yang bertentangan
dengan perundang-undangan, dan kode etik profesi
d. Bidan berhak akan privasi/ kedirian dan menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan baik oleh pasien, keluarga ataupun profesi lain
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan
f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan
jabatan yang sesuai
g. Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai

2. Kewajiban Bidan
a. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara
Bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja
b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuaidengan standar profesi
dengan menghormati hak-hak pasien
c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada Dokter yang mempunyai
kemapuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
d. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan keyakinannya

5
e. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau
keluarga
f. Bidan wajib merahasiakan sesuatu yang diketahui tentang seorang pasien
g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang kan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul
h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed Consent) atas tindakan yang
akan dilakukan
i. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan
j. Bidan wajib mengikuti perkembangan iptek dan menambah ilmu pengetahuannya
melalui pendidikan formal dan informal
k. Bidan wajib bekerjasama dengan profesi lain dan pihakyang terkait secara timbal
balik dalam memberikan asuhan kebidanan

D. HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN


1. Hak Pasien
Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang harus dimiliki manusia sebagai pasien/ klien.
a. Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang belaku
di rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan
b. Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur
c. Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan sesuai dengan profesi Bidan tanpa
diskriminasi
d. Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan keinginannya
e. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi kehamilan, persalinan, nifas, dan
bayi yang akan dilahirkan
f. Pasien berhak mendapat pendampingan suami dan keluarga selama proses persalinan
berlangsung
g. Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
sesuai dengan peraturan yang berlaku di rumah sakit
h. Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara bebas menentukan pendapat kritis dan
pendapat etisnya tanpa campur tangan dari pihak luar

6
i. Pasien berhak meminta konsultasi dari dokter lain yang terdaftar di rumah sakit
tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter
yang merawat
j. Pasien berhak meminta privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya
k. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
3) Alternatif terapi lain
4) Prognosanya
5) Perkiraan biaya pengobatan
l. Pasien berhak meyetujui/ memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
m. Pasien berhak menolak tindakan yang kan dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan dan perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperolah
informasi yang jelas tentang penyakitnya
n. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
o. Pasien berhak menjlankan ibadah sesuai dengan agama/ kepercayaan yang dianutnya
selama hal ini tidak menggangu pasien lainnya
p. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di rumah
sakit
q. Pasien berhak menerima dan menolak bimbingan moril maupun spiritual
r. Pasien berhak mendapat perlindungan hukum atas terjadinyas kasus mal praktek

2. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib
rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang
merawatnya

7
c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atau
jasa pelayanan rumah sakit atau institusi palayanan kesehatan, dokter, bidan, dan
perawat
d. Pasien dan atau penanggulangannya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/ perjanjian yang telah dibuatnya

E. ISI SUMPAH BIDAN


Demi Allah saya bersumpah/berjanji bahwa :
1. Bahwa saya sebagai bidan akan melaksanakan tugas saya sebaik-baiknya menurut
undang undang yang berlaku dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.
2. Bahwa saya sebagai bidan,dalam melaksanakan tugas atas dasar kemanusiaan, tidak
akan membedakan pangkat, kedudukan, keturunan, golongan, bangsa dan agama.
3. Bahwa saya sebagai bidan,dalam melaksanakan tugas akan membina kerja sama,
keutuhan dan kesetiakawanan dengan teman sejawat.
4. Bahwa saya sebagai bidan, tidak akan menceritakan kepada siapapun segala rahasia
yang berhubungan dengan tugas saya, kecuali diminta pihak pengadilan untuk
keperluan kesaksian.
Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan kekuatan kepada saya.

F. CITRA SEORANG BIDAN


Bidan adalah seorang wanita yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan dan
mendapat izin untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat luas. BIdan memiliki hak
dan kewajiban dalam memberikan pelayanan kebidanan sesuai dengan izizn yang telah
diberikan dan tertuang dalam KepMenKes No. 900 tahun 2002 selain memberikan
pelayanan kebidanan, bidan juga memberikan konseling dalam pemberian nasehat atau
pun penyuluhan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat.Bidan selalu memberikan
pelayanan kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan ruang lingkup bidan, yaitu : Ibu hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir , remaja & lansia. Oleh karena itu bidan adalah sosok yang
mulia dan berhati luhur.

8
G. Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Nilai, Norma Dan Sosial Masyarakat
Dalam memberikan setiap pelayanan seorang bidan harusnya berdasarkan aspek-aspek
nilai, norma, dan social masyarakat kepada pasien/klien yang dihadapi. Hal ini bertujuan
agar pelayanan yang diberikan dapat di terima dan dapat mencapai berbagai kalangan
masyarakat.
1. Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Nilai
Adalah bahwa dalam memberikan pelayanan seorang bidan harus sesuai dengan nilai
kode etik profesi seorang bidan seperti menghargai martabat setiap individu,
melindungi seseorang dalam privasi dan bertanggung jawab untuk segala tindakan
yang dilakukan.
Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh
perawat dan bidan.
a. Pilihan:
1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap individu;
2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang
diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan
yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.
3) Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan
konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.
b. Penghargaan:
1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa senang
bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien serta
sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan
interpersonal yang dilakukan;
2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia
memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
c. Tindakan:
1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari;
2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan
pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang
dilakukan.
9
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral
yang dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan
dengan sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi
sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan
terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi
merasa nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana
kita perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus
dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-
nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat
luas.

2. Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Norma


Dalam memberikan pelayanan kebidanan pada setiap klien/pasienna seorang bidan
harus berdasarkan aspek legal dan kode etik profesinya yaitu melakukan pelayanan
berdasarkan standar pelayanan kebidanan yang telah di atur dalam wewenang bidang
dan kewajibannya yang telah di atur dalam kode etik bidan.
Dalam menangani kasus seorang bidan diberi kewenangan sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Indonesia No:900/Menkes/SK/VII/2002 tentang registrasi dan
praktek bidan,yang disebut dalam BAB V praktik bidan antara lain:
1) Kewenangan normal:
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan.
Kewenangan ini meliputi:
a. Pelayanan kesehatan ibu
Ruang lingkup:
- Pelayanan konseling pada masa pra hamil
- Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
- Pelayanan persalinan normal
- Pelayanan ibu nifas normal
- Pelayanan ibu menyusui
- Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan
10
Kewenangan:
- Episiotomi
- Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II
- Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan
- Pemberian tablet Fe pada ibu hamil
- Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
- Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu
(ASI) eksklusif
- Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum
- Penyuluhan dan konseling
- Bimbingan pada kelompok ibu hamil
- Pemberian surat keterangan kematian
- Pemberian surat keterangan cuti bersalin
b. Pelayanan kesehatan anak
Ruang lingkup:
- Pelayanan bayi baru lahir
- Pelayanan bayi
- Pelayanan anak balita
- Pelayanan anak pra sekolah
Kewenangan:
- Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan
hipotermi, inisiasi menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi
baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari), dan perawatan tali pusat
- Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk
- Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan
- Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah
- Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
- Pemberian konseling dan penyuluhan
- Pemberian surat keterangan kelahiran
- Pemberian surat keterangan kematian

11
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan
kewenangan:
- Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana
- Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

2) Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah


Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang
menjalankan program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk
melakukan pelayanan kesehatan yang meliputi:
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan
memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit
2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu
(dilakukan di bawah supervisi dokter)
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan
anak, anak usia sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak
sekolah
6. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap
Infeksi Menular Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit
lainnya
8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
(NAPZA) melalui informasi dan edukasi
9. Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal


terintegrasi, penanganan bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini,
merujuk, dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan
penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat
12
Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah mendapat
pelatihan untuk pelayanan tersebut.

3) Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter
Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada
dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan
kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan
kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di
daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.

3. Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Sosial Masyarakat


Adalah dimana seorang bidan memberikan pelayanan kebidanan didasarkan pada
kebutuhan masyarakat dan menentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta
mengembangkan keyakinan masyarkat untuk berusaha memenuhi kebutuhan sesuai
skala prioritas berdasarkan sumber-sumber yang ada di masyarakat sendiri maupun
berasal dari luar secara gotong royong. Terdiri dari 3 aspek penting meliputi proses,
masyarakat dan memfungsikan masyarakat.
1) Specific Content Approach
Yaitu pendekatan perorangan atau kelompok yang merasakan masalah melalui
proposal program kepada instansi yang berwenang.
Contoh : pengasapan pada kasusu DBD
2) General Content Objective Approach
Yaitu pendekatan dengan mengkoordinasi berbagai upaya dalam bidang kesehatan
dalam wadah tertentu.
Contoh : posyandu meliputi KIA, imuniasi, gizi, KIE, dsb
3) Proses Objective Approach
Yaitu pendekatan yang lebih menekankan pada proses yang dilaksanakan
masyarakat sebagai pengambil prakarsa kemudian dikembangkan sendiri seusai
kemampuan.
Contoh : kader
13
DAFTAR PUSTAKA

Bidan Menyongsong Masa Depan, PP IBI. Jakarta

Depkes RI. 2002. Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta

Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 369/Menkes?SK/III/2007 tentang Standar Profesi


Bidan

Syahlan, J.H. 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.

Widyastuti, Endang. 2007. Modul Konseptual Frame Work PWS-KIA Pemantuan Dan
Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal Unicef

http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com

14

Anda mungkin juga menyukai