Kode Etik Kebidanan
Kode Etik Kebidanan
1. Pendahuluan
Pola pikir manusia Indonesia dari tahun ke tahun terus berkembang sejalan dengan
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dari hari ke hari
semakin cepat sehubungan dengan derasnya era informasi.
Kemajuan tersebut menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan antara lain
mahalnya pelayanan medik. Selain itu terjadi pula perubahan tata nilai dalam masyarakat,
yaitu masyarakat semakin kritis memandang masalah yang ada termasuk menilai
pelayanan yang diperolehnya.
Saat ini masyarakat acapkali merasakan ketidakpuasan terhadap pelayanan bahkan
tidak menutup kemungkinan mengajukan tuntutan ke muka pengadilan. Apabila seorang
bidan merugikan pasien dan dituntut oleh pasien tersebut akan merupakan berita yang
menarik dan tersebar luas di masyarakat melalui media elektronik dan media massa
lainnya. Hal tersebut menjadi permasalahan yang perlu diperhatikan. Untuk itu
dibutuhkan suatu pedoman yang menyeluruh dan integratif tentang sikap dan perilaku
yang harus dimiliki oleh seorang bidan yaitu kode etik kebidanan.
1
Secara umum Kode Etik tersebut berisi 7 bab. Ketujuh bab dapat dibedakan atas
tujuh bagian yaitu :
1) Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2) Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
3) Kewajiban bidan terhadap teman sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
4) Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
5) Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
6) Kewajiban bidan terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air (2 butir)
7) Penutup (1butir)
2. Kewajiban Bidan
a. Bidan wajib mematuhi peraturan rumah sakit sesuai dengan hubungan hukum antara
Bidan tersebut dengan rumah sakit bersalin dan sarana pelayanan dimana ia bekerja
b. Bidan wajib memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuaidengan standar profesi
dengan menghormati hak-hak pasien
c. Bidan wajib merujuk pasien dengan penyulit kepada Dokter yang mempunyai
kemapuan dan keahlian sesuai dengan kebutuhan pasien
d. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan keyakinannya
5
e. Bidan wajib memberikan kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau
keluarga
f. Bidan wajib merahasiakan sesuatu yang diketahui tentang seorang pasien
g. Bidan wajib memberikan informasi yang akurat tentang tindakan yang kan
dilakukan serta resiko yang mungkin dapat timbul
h. Bidan wajib meminta persetujuan tertulis (informed Consent) atas tindakan yang
akan dilakukan
i. Bidan wajib mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah diberikan
j. Bidan wajib mengikuti perkembangan iptek dan menambah ilmu pengetahuannya
melalui pendidikan formal dan informal
k. Bidan wajib bekerjasama dengan profesi lain dan pihakyang terkait secara timbal
balik dalam memberikan asuhan kebidanan
6
i. Pasien berhak meminta konsultasi dari dokter lain yang terdaftar di rumah sakit
tersebut (second opinion) terhadap penyakit yang dideritanya, sepengetahuan dokter
yang merawat
j. Pasien berhak meminta privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-
data medisnya
k. Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
1) Penyakit yang diderita
2) Tindakan kebidanan yang akan dilakukan
3) Alternatif terapi lain
4) Prognosanya
5) Perkiraan biaya pengobatan
l. Pasien berhak meyetujui/ memberikan izin atas tindakan yang akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
m. Pasien berhak menolak tindakan yang kan dilakukan terhadap dirinya dan mengakhiri
pengobatan dan perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah memperolah
informasi yang jelas tentang penyakitnya
n. Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
o. Pasien berhak menjlankan ibadah sesuai dengan agama/ kepercayaan yang dianutnya
selama hal ini tidak menggangu pasien lainnya
p. Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama perawatan di rumah
sakit
q. Pasien berhak menerima dan menolak bimbingan moril maupun spiritual
r. Pasien berhak mendapat perlindungan hukum atas terjadinyas kasus mal praktek
2. Kewajiban Pasien
a. Pasien dan keluarganya berkewajiban untuk mentaati segala peraturan dan tata tertib
rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan
b. Pasien berkewajiban untuk mematuhi segala instruksi dokter, bidan, perawat yang
merawatnya
7
c. Pasien dan atau penanggungnya berkewajiban untuk melunasi semua imbalan atau
jasa pelayanan rumah sakit atau institusi palayanan kesehatan, dokter, bidan, dan
perawat
d. Pasien dan atau penanggulangannya berkewajiban memenuhi hal-hal yang selalu
disepakati/ perjanjian yang telah dibuatnya
8
G. Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Nilai, Norma Dan Sosial Masyarakat
Dalam memberikan setiap pelayanan seorang bidan harusnya berdasarkan aspek-aspek
nilai, norma, dan social masyarakat kepada pasien/klien yang dihadapi. Hal ini bertujuan
agar pelayanan yang diberikan dapat di terima dan dapat mencapai berbagai kalangan
masyarakat.
1. Pelayanan Kebidanan Berdasarkan Nilai
Adalah bahwa dalam memberikan pelayanan seorang bidan harus sesuai dengan nilai
kode etik profesi seorang bidan seperti menghargai martabat setiap individu,
melindungi seseorang dalam privasi dan bertanggung jawab untuk segala tindakan
yang dilakukan.
Ada tiga fase dalam klarifikasi nilai-nilai individu yang perlu dipahami oleh
perawat dan bidan.
a. Pilihan:
1) Kebebasan memilih kepercayaan serta menghargai keunikan bagi setiap individu;
2) Perbedaan dalam kenyataan hidup selalu ada perbedaan-perbedaan, asuhan yang
diberikan bukan hanya karena martabat seseorang tetapi hendaknya perlakuan
yang diberikan mempertimbangkan sebagaimana kita ingin diperlakukan.
3) Keyakinan bahwa penghormatan terhadap martabat seseorang akan merupakan
konsekuensi terbaik bagi semua masyarakat.
b. Penghargaan:
1) Merasa bangga dan bahagia dengan pilihannya sendiri (anda akan merasa senang
bila mengetahui bahwa asuhan yang anda berikan dihargai pasen atau klien serta
sejawat) atau supervisor memberikan pujian atas keterampilan hubungan
interpersonal yang dilakukan;
2) Dapat mempertahankan nilai-nilai tersebut bila ada seseorang yang tidak bersedia
memperhatikan martabat manusia sebagaimana mestinya.
c. Tindakan:
1) Gabungkan nilai-nilai tersebut kedalam kehidupan atau pekerjaan sehari-hari;
2) Upayakan selalu konsisten untuk menghargai martabat manusia dalam kehidupan
pribadi dan profesional, sehingga timbul rasa sensitif atas tindakan yang
dilakukan.
9
Semakin disadari nilai-nilai profesional maka semakin timbul nilai-nilai moral
yang dilakukan serta selalu konsisten untuk mempertahankannya. Bila dibicarakan
dengan sejawat atau pasen dan ternyata tidak sejalan, maka seseorang merasa terjadi
sesuatu yang kontradiktif dengan prinsip-prinsip yang dianutnya yaitu; penghargaan
terhadap martabat manusia yang tidak terakomodasi dan sangat mungkin kita tidak lagi
merasa nyaman. Oleh karena itu, klarifikasi nilai-nilai merupakan suatu proses dimana
kita perlu meningkatkan serta konsisten bahwa keputusan yang diambil secara khusus
dalam kehidupan ini untuk menghormati martabat manusia. Hal ini merupakan nilai-
nilai positif yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dan dalam masyarakat
luas.
11
c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan
kewenangan:
- Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana
- Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
3) Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter
Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada
dokter, bidan juga diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan
kesehatan di luar kewenangan normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan bidan untuk memberikan pelayanan
kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan tidak berlaku lagi jika di
daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.
Syahlan, J.H. 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Widyastuti, Endang. 2007. Modul Konseptual Frame Work PWS-KIA Pemantuan Dan
Penelusuran Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Neonatal Unicef
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com
14