Anda di halaman 1dari 6

Skenario terakhir ini, gerakan Islam mendapatkan momentum sementara kaum sekuler

semakin jijik terutama oleh masyarakat Muslim. Kemudian Barat melalui murid-muridnya
menggeledah sekularisme untuk terus diterima oleh komunitas Muslim.

Bahkan proxy sekuler di bidang politik juga terlihat mengalami perubahan restrukturisasi
terutama sejak akhir 90an dan telah melihat banyak orang di pertengahan millennium

Di antara tulisan-tulisan barat yang populer tentang Islam adalah The Failure of Political
Islam oleh Oliver Roy. Buku ini sekaligus merupakan tanda sebuah kebijakan reformasi
kebijakan Islam yang disponsori Barat disambut oleh agen mereka. Roy menyalahkan kaum
Islamis yang dia sebut sebagai neo-fundamentalis yang terlihat konsisten menjalankan
penerapan hukum Islam.

Sejujurnya, Oliever Roy mengungkapkan kelompok Islam yang dibentuk melawan neo-
fundamentalis. Kaum Islamis Barat perlu mengadopsi Islamisasi kebarat-baratan:

"Yang lainnya, mereka bisa mengkompromikan modernitas Barat mereka. Membawa para
ilmuwan untuk menerima modernitas di mana Islam awalnya menolaknya, termasuk
menerima konsep pemisahan agama dan politik, yang tentunya mengarah pada sekularisasi ".

Saat ini ancaman umat Islam dihadapkan dengan proklamasi Barat di kalangan umat Islam
sendiri. Mereka menjalankan tugas Barat melawan agenda syariat Islam. Pada saat yang
sama, peti mati seharusnya menjadi petarung untuk nilai-nilai Islam yang baik yang mereka
klaim memiliki titik temu antara hal-hal lain. Akhirnya dinobatkan sebagai nilai perjuangan,
ditinggalkan perjuangan untuk eksekusi Islam.

SEKULAR YANG ‘BAIK’?


Pemuka Liberal Indonesia, Nurcholis Majid telah memperkenalkan bid’ah kononnya ajaran
sekular merupakan akar kepada ajaran Islam. Di dalam ucapannya pada 2 Januari 1970 yang
bertajuk “Keharusan Pembaharuan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat”, begitu
juga dalam artikelnya yang lain bertajuk “Sekali Lagi Tentang Sekularisasi”, beliau telah
memperkenalkan istilah “sekularisasi” kepada masyarakat Islam Indonesia dengan mendakwa
bahawa sekularisasi tidaklah dimaksudkan penerapan sekularisme.
Bahkan menurutnya proses sekularisasi itu merupakan proses Islami seperti tertuang dalam
kalimah syahadah (La Ilaha..) itu sendiri. Beliau secara terang-terangan mengatakan bahawa:

“ Agama Islam bila diteliti benar-benar dimulai dengan proses sekularisasi lebih dahulu.
Justeru ajaran tauhid itu pangkal tolak proses sekularisasi besar-besaran.” (Dr Ugi Suharto,
Pemikiran Islam Liberal, m/s 7-8)

Apa yang telah berlaku di Indonesia pada era 70an. Kini melanda Malaysia. Jika diamati
kebelakangan ini, sudah ada ucapan-ucapan yang bersahaja mengatakan bahawa sekular
merupakan ajaran yang baik bahkan ada kaitan dengan konsep syahadah.

NEO-MU’ATILLAH
Dalam menyentuh pertanyaan sekuler generasi baru, penulis suka melampirkan beberapa
pengungkapan dan kenangan akan Sheikh Yusuf Qaradhawi dalam bukunya.

Meski dia tidak menggunakan istilah "generasi baru sekuler", penjelasannya dengan jelas
mengungkapkan pemikiran yang semakin menular di kalangan umat Islam yang
diperdebatkan sebagai al-Mu'attillah al-Judud.

“Mereka menyangka bahawa mereka berpegang dengan Maqasid al-Syariah dan ruh(nilai)
agama. Sehinggakan melupakan nas al-Quran dan Hadis Sahih. Mereka mendakwa bahawa
agama itu hanyalah pada nilai isinya bukan pada luarannya. Apabila kamu berhadapan
dengan mereka berbekalkan nas-nas yang muhkamat, pasti mereka berdolak-dalih dan
menyeleweng dari konteks sebenar. Mereka gemar berpegang dengan perkara mutasyabihat
dan menolak perkara yang muhkamat. Mereka mendakwa diri mereka ejen perubahan,
realitinya mereka adalah ejen pembaratan.” (Dr Yusuf al-Qaradhawi, al-Siyasah a-
Syar’iyyah,m/s 228)

Dalam makalah lain, Sheikh Dr Yusuf al-Qaradhawi mengungkapkan asal-usul mereka:

"Di antara para pemimpin pemikiran ini adalah Muhammad Arkun dari Aljazair. Dia
mengemukakan pemikiran yang begitu terfokus pada maqasid syariah." (Dr Yusuf al-
Qaradhawi, Dirasah Fi Feqh Maqasid al-Syariah, m/s 87)
Mereka mengalami masalah pemahaman syariat Islam. Namun dengan semangat
mengungkapkan istilah-istilah syarak serta konsepnya walaupun apa yang disebutkan itu
sama sekali bertentangan dengan konteks sebenarnya.

Yang lebih mengejutkan lagi, mereka hanya mengagungkan konsep dan nilai Barat. Bagi
mereka Nas (dari al-quran) bukanlah referensi yang valid untuk zaman ini, jadi Dr. Yusuf al-
Qaradawi menekankan pemikiran mereka:

“Apa yang dilihat baik oleh Barat sebagai baik, maka bagi mereka ia baik di sisi Allah”.

SEMUA YANG DIRASAKAN MASLAHAT ADALAH ISLAM?

Kelompok al-Mu'attillah al-Judud mencoba untuk membawa konsep baru sehingga konsep
syariah harus didefinisikan ulang. Mereka mulai mengenalkan doktrinnya:
“Dimana didapati kebaikan, maka itu adalah syariat Allah”

Usaha mereka demi merubah cara berfikir umat Islam bahawa unsur-unsur yang baik tidak
semestinya datang daripada Islam secara tetap. Bahkan bagi mereka, mana-mana perkara
yang dirasakan baik maka ia adalah Islam walaupun dilihat bertentangan dengan Islam.

Konflik pemikiran ini bermula seawal cara mereka mengiktiraf kebaikan yang semata-mata
berdasarkan rasional. Ini sama sekali bercanggah dengan pendirian Ahlu Sunnah yang
meletakkan penilaian baik dan buruk adalah bersandarkan syarak.

Dr Yusuf al-Qaradhawi tidak setuju, sewajibnya perlu diungkapkan konsep:


“Di mana didapati syariat Allah, maka itulah kebaikan untuk manusia.”

Keberanian mereka untuk bermain dengan otoritas nas juga dibahas panjang lebar oleh Ustaz
Ismail al-Kailani yang juga label mereka sebagai Mu'attillah. Mereka berpegang dengan
kaedah songsang:
"Memang, jika ayat-ayat Alquran tidak memiliki potensi untuk menghasilkan
keuntungan maka kita akan meninggalkannya. Sebagai gantinya kita akan
mengeksplorasi kebijaksanaan gagasan pemikiran manusia. "(Ustaz Ismail al-Kailani,
Faslu al-Din Wa al-Daulah, m/s 206)

Kelompok tersebut berhujjah bahwa hokum tersebut berubah dengan perubahan zaman. Yang
perlu ditekankan, konsep tersebut tidak berlaku untuk hukum Islam yang telah secara
eksplisit dikukuhkan oleh Quran dan Hadis

MASLAHAT, HAKIKATNYA MUSLIHAT


Jika mereka sekuler, mereka bersumpah untuk menolak Islam dengan jelas karena itu adalah
Islam. Mereka menganggap Islam adalah simbol kegagalan dan kemunduran.

Kelicikkan generasi baru sekuler, mereka dengan bijak memanipulasi istilah Islam dan
mencocokkan hasrat mereka. Di antara istilah yang sering dimanipulasi adalah maslahat yang
berarti kebaikan.

Dr Yusuf al-Qaradhawi menaruh beberapa penekanan pada isu-isu Islam yang ditentang oleh
mereka. Kelompok al-Mu'attillah al-Judud melanjutkan bekas lidah sekuler yang sangat
menentang penerapan hukum Islam.

Perbedaan di antara mereka adalah bahwa mereka menolak tanpa alasan untuk kasus ini.

Berikut adalah contoh bahasa mereka sendiri dan ungkapan pendek mereka:
 Mereka ingin mengejar keadilan Islam tanpa hukum Islam. Seperti ingin kenyang tanpa
makan.

 Mereka meminta untuk menunggu sampai kondisi kondusif baru dapat


diimplementasikan oleh hukum Islam. Sama seperti menunggu pemulihan baru.
 Mereka beralasan untuk memastikan semua orang mengerti bahwa Islam hanya bisa
menerapkan hukum Islam terlebih dahulu. Bagaimana permintaan bisa terpenuhi saat
orang bodoh setiap menitnya.

 Mereka mengklaim bahwa hudud, qisas dan ta'zir bukanlah satu-satunya fokus Islam.
Ya, itu saja bukan hanya fokus Islam. Ini bahkan mekanisme yang Tuhan perintahkan
untuk memperbaiki bangsa dan bangsa. Jadi ini adalah kematian agama dan isu nasional.

 Mereka meneriakkan hal penting yang kita lakukan untuk maqasid. Faktanya adalah
bahwa maqasid bukanlah implementasi. Sebaliknya itu adalah efek yang dihasilkan
setelah menerapkan Syariah. Makanya disebut Maqasid al-Syariah.

 Menolak dan menciptakan berbagai alasan untuk tidak setuju dengan kode etik syariah
merupakan salah satu karakteristik masyarakat yang rusak. Masing-masing menolak
seolah-olah mereka semua terlibat dengan kesalahan tersebut.

Sepatutnya logis kita memikirkan semakin rusaknya masyarakat, bermakna semakin mereka
memerlukan Islam. Ibarat pasien yang sedang sangat memerlukan obat dengan sangat
mendesak.

Bukan hanya menolak penerapan hukum Islam, bahkan sampai ke satu tahap mereka sanggup
menolak rukun Islam atas nama maslahat.

“Kami telah menyaksikan mereka yang menolak nas atas nama maslahat sehinggakan mereka
menolak rukun Islam, solat, puasa, zakat dan haji. Mereka mendakwa bahawa kononnya solat
akan menggangu kualitis jam bekerja, zakat akan menggalakkan kemalasan bekerja, puasa
akan merosotkan produktivitis dan haji adalah amalan yang sengaja mencari masalah
(kesusahan) sedangkan kita dicipta untuk mencari susah.”

Usaha-usaha mereka hanya membenarkan amanat Nabi s.a.w:


"Ini akan membatalkan ikatan Islam satu per satu, setiap kali melanggar ikatan, manusia akan
melekat pada ikatan berikutnya. Ikatan pertama yang tidak dibatasi adalah hukum dan
akhirnya shalat "(Hadis riwayat Ahmad, Ibnu Hibban, al-Hakim)
ISTIQAMAH
Kita selaku umat Islam perlu sentiasa peka dan berwaspada dengan perkembangan musuh.
Mereka tidak akan berputus asa memastikan kita tetap jauh dari berpegang teguh dengan
ajaran Islam.

“Saya wajib beriman dengan penuh yakin bahawa masa depan pasti milik Islam. Ia datang
dari Allah, sudah pastilah ia merupakan satu-satunya ajaran yang paling berkesan dan
mampu menguruskan seluruh urusan dan memimpin manusia.” (Fathi Yakan, Maza Ya’ni
Intima’ Li al-Islam, m/s 63)

Kita jangan sesekali berputus dari menghadapi musuh Islam yang ramai. Sememangnya
menjadi idaman mereka melihat umat Islam sudah tidak optimis dengan masa depan
Islam. Dr Imaduddin Khalil dalam tulisannya, Lu’bah al-Yamin Wa al-Yasar menyatakan:

“Oleh itu, menjadi tugas mereka memburuk-burukkan cara hidup ini(Islam) dan
menggugurkan dari jiwa pendukung-pendukungnya. Sehingga mereka berjaya mencipta
satu jenis perasaan mengalah dalam jiwa orang-orang Islam agar mereka tidak ada
keinginan lagi untuk kembali kepada agama mereka.” (Dr Sa’aduddin Sayyid Saleh,
Strategi Musuh Menentang Islam, m/s 73)

*Penulis adalah Naib Ketua Dewan Pemuda PAS Selangor.

SUMBER: Harakah bil.2124 (13-16 JamadilAwal 1437H/22-25 Febuari 2016)

Anda mungkin juga menyukai