Anda di halaman 1dari 12

PAPER

STUDI KELAYAKAN BISNIS

(DESAIN STUDI KELAYAKAN BISNIS)

Oleh Kelompok 2 (DILAN)

YAYUK SUGIARSEH

HENRI T

FUTRIANA SARI

WULAN TENRI ZANNA MALIK

MUHAMMAD AQIB NAUFAL

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2018
PEMBAHASAN

A. Identifikasi Kesempatan usaha

Identifikasi Kesempatan usaha dapat di lakukan dengan menyimak bidang hasil usaha
pokok, yaitu kedudukan pasar, profitabilitas, sumber daya manusia (SDM), keuangan, sarana
kerja, tanggung jawab sosial, dan pengembangan usaha.

Identifikasi kesempatan usaha merupakan fase pertama dalam melakukan. Umumnya tahap-
tahap untuk melakukannya sebagai barikut:

 Identifikasi
Pada tahap ini sponsor proyek merasa/melihat adanya kesempatan investasi yang
mungkin menguntungkan. Pengamatan dilakukan terhadap lingkungan untuk
mempekirakan kesempatan dan ancaman dari usaha tersebut.
 Perumusan
Merupakan tahap untuk menerjemahkan kesempatan investasi ke dalam suatu rencana
proyek yang konkret, dengan faktor-faktor yang penting dijelaskan secara garis besar.
 Penilaian
Melakukan analisa dan menilai aspek pasar, teknik, keuangan, dan perekonomian.
 Pemilihan
Melakukan pemilihan dengan mengingat segala keterbatasan dan tujuan yang akan
dicapai.
 Implementasi
Menyelesaikan proyek tersebut dengan tetap berpegang pada anggaran.

Dengan tersedianya informasi ekstren dan informasi intern, maka wirausahawan dapat
mengetahui :

1. Dimana ada peluang (opportunity)


2. Apa saja yang mengancam usaha (threat)
3. Ada kekuatan (strength) yang dpat mendukung usaha untuk mencapai sasaran.

Persyaratan pokok dalam identifikasi peluang usaha atau mengenali peluang


keberhasilan usaha pada masa depan ialah berfikir polos, keterbukaan, optimisme, kerja sama,
dan mau mendengarkan orang lain, mengakui kesalahan, dan percaya pada hari esok akan lebih
baik dari hari kemarin.

Identifikasi peluang usaha meliputi hal-hal berikut :

1. Waktu peluncuran produk yang tepat


2. Desain produk yang sesuai dengan kebutuhan pembeli atau pelanggan.
3. Setrategi distribusi yang tepat.
4. Mampu mengidentifikasi usah yang sedang di jalankan.
5. Optimis dan citra positif dalam usaha.
6. Sumber daya manusia (SDM) yang cukup baik.
7. Sumber daya yang cukup.
8. Manajemen produk yang baik.
9. pemasaran produk yang tepat.
10. Pengalaman mengelola usaha.

Untuk mencapai keberhasilan, langkah pertama dalam identifikasi peluang usaha


adalah Tumbuhkan citra positif pada diri sendiri, tetaplah optimis dalam menghadapi situasi
apapun dalam usaha. Peluang-peluang usaha atau bisnis masih terbuka di depan kita, asal kita
mempunyai semangat yang tinggi.

Dr.D.J. Schwartz mengemukakan pendapatnya tentang cara identifikasi peluang usaha adalah:

1. Percaya dan yakin bahwa usaha bisa dilakukan. Hapuskan kata mustahil, tak mungkin,
tak bisa, tak perlu di coba, dari khasanah pikiran dan bicara.
2. Janganlah tradisi lingkungan yang setatis akan melumpuhkan pikiran wirausahawan.
Lihatlah peluang-peluang usaha untuk menjadi besar. Tradisi lain yang kurang
menunjang peluang-peluang usaha adalah etos kerja yang rendah dan terlalu santai.
3. Setiap hari bertanya pada diri sendiri, " bagaimana saya dapat melakukan usaha sendiri
lebih baik."
4. bertanya dan dengarkanlah. Dengan bertanya dan mendengar, maka wirusahawan akan
mendapatkan bahan baku untuk mengambil keputusan yang tepat. Ingat orang besar
memonopoli kegiatan bicara.
5. Perluas pikiran anda, bersemangatlah. bergaulah dengan orang-orang yang bisa
membuat anda mendapat gagasan-gagasan peluang usaha.
Paul Charlap mengemukakan sebuah rumusan tentang identifikasi peluang usaha yang
mencakup empat (4) unsur yang harus di miliki seorang wirausahawan agar mencapai sukses
dlam pekerjaannya, yaitu :

1. Kerja keras (Work hard)


2. Kerja cerdas (Work smart)
3. Kegairahan (Enthusiasm)
4. Pelayanan (Service)

B. Tujuan Keputusan Investasi

Pada dasarnya tujuan orang melakukan investasi adalah untuk menghasilkan sejumlah
uang. Secara lebih khusus menurut (Tandelilin, 2001 : 5) ada beberapa alasan mengapa
seseorang melakukan investasi, antara lain :

1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa depan.

Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari
waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana mempertahankan tingkat pendapatannya
yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang.

2. Mengurangi resiko inflasi.

Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain, seseorang
dapat menghindarkan diri dari resiko penurunan nilai kekayaan atau hak miliknya akibat
adanya pengaruh inflasi.

3. Dorongan untuk menghemat pajak.

Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat mendorong


tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas perpajakan kepada masyarakat
yang melakukan investasi pada bidang – bidang usaha tertentu.

Proses investasi

Proses investasi adalah suatu rangkaian aktivitas yang menghasilkan di dalam


pembelian aset nyata / surat berharga. Proses investasi berkisar tentang keputusan - keputusan
investasi yang berhubungan untuk memaksimumkan kekayaan investor.

Langkah - langkah dalam proses investasi :


 Pengetahuan tentang pengembalian dan resiko investasi.
 Mengetahui sikap investor terhadap resiko. Setiap investor harus mau menerima
resiko investasi yang terkadang di dalam aset riil maupun surat berharga, dan dapat
mengidentifikasi kombinasi pengembalian dan resiko yang dapat diterima. Dengan
kata lain, sebelum menerima resiko investasi, investor harus berada pada posisi
finansial yang logis, dan harus siap menggunakan alasan-alasan yang masuk akal
untuk proses pembuatan keputusan.
 Pengetahuan dari setiap tipe surat berharga / aset yang tersedia untuk investasi,
termasuk pengembalian yang diharapkan dan resiko yang berhubungan dengan tipe
aset / surat berharga tersebut.
 Memilih beberapa surat berharga / aset yang dapat memberi suatu pengembalian dan
resiko yang dapat diterima berdasarkan kebutuhan -kebutuhan dari investor tertentu.

C. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Bisnis

Berikut ini aspek-aspek yang harus diteliti dalam suatu Studi Kelayakan Bisnis, yaitu:

a. Aspek hukum

Menyangkut semua legalitas rencana bisnis yang akan kita laksanakan yang meliputi ketentuan
hukum yang berlaku diantaranya :

 Izin lokasi
 Akte pendirian perusahaan dari notaris setempat PT/CV atau berbentuk badan
hukum lainnya.
 NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
 Surat tanda daftar perusahaan Surat izin tempat usaha dari pemda setempat
 Surat tanda rekanan dari pemda setempat
 SIUP setempat

b. Aspek sosial ekonomi dan budaya

Menyangkut dampak yang diberikan kepada masyarakat sekitar karena adanya suatu
kegiatan usaha tersebut, diantaranya:
 Dari sisi budaya, apa dampak keberadaan bisnis kita terhadap kehidupan
masyarakat, kebiasaan adat setempat, dan lain-lain.
 Dari sudut ekonomi, seperti seberapa besar tingkat pendapatan per kapita penduduk,
apakah proyek dapat mengubah atau justru mengurangi income per capita penduduk
setempat, pendapatan nasional atau upah rata-rata tenaga kerja setempat atau UMR.
 Dan dari segi sosial, apakah dengan adanya bisnis kita, menjadi semakin ramai, lalu
lintas semakin lancar, adanya jalur komunikasi, penerangan listrik dan lainnya,
pendidikan masyarakat setempat dan untuk mendapatkan itu semua adalah dengan
wawancara, kuesioner, dokumen, dan lain-lain. Untuk melihat apakah suatu proyek
layak atau tidak dilakukan dengan membandingkan keinginan investor atau pihak
yang terkait dengan sumber data yang terkumpul.

c. Aspek pasar dan pemasaran

Menyangkut apakah ada peluang pasar untuk produk yang akan dihasilkan oleh
kegiatan usaha kita, dengan melihat hal-hal berikut :

 Potensi pasar
Apakah pasar yang dimasuki akan memberikan keuntungan
 Jumlah konsumen potensial, konsumen yang mempunyai keinginan atau hasrat
untuk membeli.
 Tentang perkembangan/pertumbuhan penduduk
 Daya beli, kemampuan konsumen dalam rangka membeli barang mencakup
tentang perilaku, kebiasaan, preferensi konsumen, kecenderungan permintaan
masa lalu, dll.
 Pemasaran, menyangkut tentang starategi yang digunakan untuk meraih
sebagian pasar potensial atau pelung pasar atau seberapa besar pengaruh strategi
tersebut dalam meraih besarnya market share.

d. Aspek teknis dan teknologi

 Menyangkut pemilihan lokasi, alat-alat, yang sesuai dengan hasil yang


diinginkan, lay out, dan pemilihan teknologi yang sesuai.
e. Aspek manajemen

 Manajemen dalam masa pembangunan proyek. Siapa pelaksana proyek,


bagaimana jadwal penyelesaian proyek, siapa yang melakukan studi masing-
masing aspek: pemasaran, teknis, dan lain sebagainya
 Manajemen dalam operasi. Bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih.
Struktur organisasi, deskripsi jabatan, dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi
dan tenaga-tenaga kunci. Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.

f. Aspek keuangan

Menyangkut sumber dana yang akan diperoleh dan proyeksi pengembaliannya


dengan tingkat biaya modal dan sumber dana yang bersangkutan.

 Dana yang diperlukan untuk investasi, untuk aktiva tetap maupun modal kerja

 Sumber-sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan

 Taksiran penghasilan, biaya, dan rugi/laba pada berbagai tingkat operasi, serta
estimasi tentang break event proyek

 Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti rate of return on investment,
net present value, internal rate of return, profitability index, dan payback
period. Estimasi terhadap risiko proyek (total dan sistematis)

 Proyeksi keuangan. Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan proyeksi sumber


dan penggunaan dana.

D. Alat dan Kerangka Analisis

Survei khusus yang mungkin harus dilakukan tentang consumer behavior :

 Perilaku konsumsi
 Pengetahuan produk
 Keinginan dan rencana pembelian
 Motif pembelian
 Kepuasaan terhadap produk saat ini
 Kebutuhan yangg belum terpenuhi
 Sikap terhadap produk
 Karakteristik sosial ekonomi.

Analisa aspek pasar dan pemasaran:

 metode ekstrapolasi mekanis (noncausal method),


 metode ekonometri (tentang hubungan antar-variabel), dan
 metode-metode lain (metode judgement, metode koefisien teknis).

Analisa aspek teknik dan produksi, dilakukan oleh mereka yang menguasai pengetahuan
teknis dan manajemennya (resource persons), menyangkut:

 Analisa perilaku biaya (identifikasi fungsi biaya)


 Analisa perbandingan biaya (memilih alternatif produksi yang lebih baik)
 Analisa penggantian aktiva dan penyediaan mesin
 Metode transportasi (menentukan lokas gudang)
 Pemilihan lokasi dengan metode scoring atau perbandingan biaya
 Analisa hubungan link analysis untuk mengatur tata letak fasilitas produksi
 Time and motion study untuk pengaturan skedul kerja.

Analisa aspek keuangan dengan menggunakan alat berikut:

 Metode penilaian investasi


 Metode penentuan kebutuhan dana, baik modal kerja maupun aktiva tetap
 Metode pemilihan sumber dana (modal keseluruhan perusahaan. Analisis rentabilitas
ekonomi, rentabilitas modal sendiri, pertimbangan aspek likuiditas)
 Analisa break event, linear maupun nonlinear
 Proyek aliran kas (anggaran kas) untuk memperkirakan kemampuan memenuhi
kewajiban finansial
 Analisa sumber dan penggunaan dana
 Analisa risiko investasi (dihubungkan dengan penilaian profitabilitas investasi).

Analisa aspek manajemen:

 Analisa jabatan: menentukan deskripsi dan spesifikasi jabatan


 Analisa beban kerja dan angkatan kerja: menentukan kebutuhan akan jumlah tenaga
kerja
 Analisa struktur organisasi: menentukan kedalaman, dasar pengelompokan kegiatan
dan hubungan antar departemen.

Analisa manfaat ekonomi dan sosial:

 Melakukan penyesuaian terhadap manfaat komersial (finansial)


 Analisa manfaat dan pengorbanan sosial.

E. Data dan Sumber Data

1. Primer

2. Sekunder

 Publikasi Ekonomi dan Bisnis yang diambil dari koran majalah


 Publikasi Bank Indonesia,Persatuan Bank-Bank Swasta Nasional
(PERBANAS), dan lembaga keuangan lainnya
 Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengelola Pasar Modal
(Bapepam)
 Biro Pusat Statistik (BPS)
 Asosiasi Industri dan dagang yang membawahi jenis usaha yang sejenis
 Lembaga-lembaga penelitian seperti LIPI ataupun swasta
 Departemen Teknis. (mis: jika usaha pertanian maka dari Departemen
Pertanian)
 Universitas dan Perguruan Tinggi
 Sumber-sumber lain yang sah

F. Kriteria penilaian

Di dalam penilaian keputusan investasi atau studi kelayakan bisnis menggunakan


kriteria. Dimulai dari kriteria yang “sempit” sampai dengan kriteria yang lebih “luas”. Kriteria
yang sempit hanya menekan pada aspek profitabilitas dipandang dari sudut bisnis yang sering
disebut profitabilitas komersial. Sedangkan dari sudut yang lebih luas adalah dengan
memerhatikan manfaat proyek bagi perekonomian nasional dan segi social.

Kriteria penilaian yang akan dibahas antara lain: a) kriteria intensitas faktor, b) kriteria luas
dan kompleksitas proyek, c) kriteria pendapatan valuta asing/devisa, d) kriteria profitabilitas
komersial, e) kriteria profitabilitas ekonomi social, dan f) kriteria pemilihan proyek.
o Kriteria Intensitas Faktor
Berdasarkan kriteria ini, pemerintahan suatu negara sebaiknya memberikan prioritas
pembangunan proyek-proyek yang memanfaatkan faktor surplus, yaitu misalnya tenaga
kerja daripada faktor yang jarang misalnya modal (kapital). Namun, perlu diperhatikan
bahwa kelebihan tenaga kerja dalam kenyataannya bukan satu-satunya faktor yang
perlu diperhatikan karena masih banyak faktor-faktor lain yang juga memengaruhinya.
o Kriteria Luas dan Kompleksitas Proyek
Kriteria lain yang bisa digunakan untuk membuat keputusan investasi adalah luas dan
tingkat kompleksitas elemen-elemen yang terdapat dalam proyek. Semakin luas suatu
proyek semakin kompleks permasalahan yang dihadapinya. Luas dan kompleksitas
tersebut meliputi aspek keuangan, produksi dan keuangan yang diperoleh dari aspek-
aspek lain.
o Kriteria Pendapatan Valuta Asing/Devisa
Salah satu pertimbangan keputusan dilaksanakan suatu proyek adalah seberapa besar
penghematan devisa yang diperoleh bagi produk-produk yang diproduksi proyek jika
produk tersebut adalah subtitusi impor, atau seberapa pendapatan devisa yang
diperkirakan akan didapat dari eksport produk yang akan dihasilkan proyek.
Suatu negara kadang mengalami pengurangan cadangan devisa, baik disebabkan oleh
pengurangan pendapatan devisa ataupun oleh meningkatnya pengeluaran devisa. Hal
tersebut disebabkan misalnya kegagalan produksi pertanian sehingga pemerintah perlu
membeli lebih banyak bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri
agar tercukupi.
o Kriteria Profitabilitas Komersial
Berbeda dengan kriteria-kriteria sebelumnya yang hanya mempertimbangkan satu
aspek dalam proyek maka kriteria profitabilitas komersial yang mempertimbangkan
berbagai faktor, lebih diterima secara luas sebagai alat untuk menilai proyek secara
keseluruhan. Kriteria tersebut digunakan oleh investor swasta maupun pemerintah atau
lembaga-lembaga keuangan, baik swasta maupun pemrintah. Perkiraan profitabilitas
adalah laba bersih yang diharapkan sesudah pajak.
o Kriteria Profitabilitas Ekonomi Nasional
Profitabilitas ekonomi nasional adalah rata-rata rate of turn bersih suatu investasi
dalam hubungannya dengan perekonomian nasional. Perhitungan profitabilitas
nasional selain memasukan biaya ekonomis dan laba yang sering tidak diperhitungkan
juga memasukan biaya dan manfaat nonekonomis yang seharusnya dibutuhkan dalam
suatu penilaian proyek agar diperoleh nilai proyek yang sebenarnya terhadap
perekonomian nasional.

o Kriteria Pemilihan Proyek


Kriteria pemilihan proyek mendasarkan pada kriteria profitabilitas komersial dan
kriteria profitabilitas ekonomi nasional ditambah dengan pertimbangan kualitatif.
Kelemahan kriteria ini adalah jika pertimbangan kualitatif diluar pertimbangan
ekonomis mendominasi pengambilan keputusan. Kriteria pemilihan proyek ini
dipergunakan untuk menentukan urutan proyek dari sekelompok usulan proyek.
Caranya dengan membuat analisis perbandingan sekelompok usulan proyek, kemudian
menentukan prioritasnya.
DAFTAR PUSTAKA

 Ibrahim Yacob, H. M.Studi kelayakan Bisnis. Bandung. 2005.


 Suliyanto. Studi Kelayakan Bisnis. ANDI. Yogyakarta. 2010

Anda mungkin juga menyukai