Anda di halaman 1dari 4

Arsitektur Romanesque adalah gaya arsitektur dari Eropa Abad Pertengahan (tahun 1517M),

ditandai oleh pelengkung setengah lingkaran, dan berkembang menjadi gaya arsitektur Goth,
ditandai dengan pelengkung berujung, yang dimulai pada abad ke-12. Tidak ada kesepakatan
mengenai waktu berawalnya gaya Romanesque, dan pengusulan waktunya beragam mulai dari abad
ke-6 sampai abad kesepuluh, namun contoh-contohnya dapat ditemukan di seluruh penjuru Eropa,
sehingga menjadikan arsitektur Romanesque sebagai gaya arsitektur pan-Eropa pertama sejak
Arsitektur Imperial Romawi. Gaya Romanesque di Inggris disebut sebagai arsitektur Norman.

Istilah ‘Romanesque’ muncul pada abad ke-19 untuk menunjukkan gaya arsitektur yang dipakai pada
abad ke-11 sampai ke-12, berarti ‘dengan gaya Romawi’. Pada ‘Jaman Kegelapan’ (Dark Ages), tidak
banyak terdapat hasil karya arsitektur yang benar-benar berbeda. Para pembangun meniru karya-
karya lama (Romawi) dan mencampurnya dengan ide-ide dari agama Kristen. Bangunan yang masih
banyak selamat adalah gereja.

Gereja Romanesque memiliki karakteristik yang khas, yaitu: busur lengkung

, dapat ditemukan pada pintu, jendela, gang-gang arcade, langit-langit dan lain-lain.

Gereja-gereja awal mempunyai atap dari kayu, yang lalu terbakar. Atap lalu digantikan
dengan langit-langit lengkung terbuat dari batu. Dengan demikian maka beban gedung makin
berat sehingga dinding perlu dibuat lebih tebal sebagai pendukung. Pendukung (buttress)
rendah dibuat menyender ke dinding untuk menambah daya dukung.

Terdapat dua menara tinggi di bagian depan/barat. Denah menara berbentuk lingkaran, segi
empat atau segi delapan, atap berbentuk kerucut meruncing ke atas. Pahatan dan sculpture
adalah fitur penting pada dekorasi pintu masuk utama. Pintu masuk terletak di bagian dalam
dinding yang tebal (beberapa dinding tebalnya mencapai 6m). Di atas pintu terdapat
tympanum, yang biasanya diisi dengan pahatan yang berisi penggalan cerita Injil.

Jendela terlihat kecil dan sempit. Susunan kolom, busur dan pahatan dekorasi di sekeliling jendela
membuatnya terlihat lebih besar.
Denah gereja Romanesque selalu berbentuk salib. Altar diletakkan di timur (menghadap Yerusalem),
pintu masuk di barat.

Pada interior tidak terdapat kursi, umat beribadah sambil berdiri. Terdapat ruang bawah tanah
(crypt) di bawah altar untuk menempatkan peninggalan dari para santo (orang suci). Nave
dan gang (aisles) dipisahkan oleh barisan kolom dan busur. Di atas gang terdapat gallery
(triforium), yang dapat memberikan view ke nave, digunakan oleh ‘santri’ gereja pada saat
ibadah (misa). Di atas gallery terdapat koridor sempit (clerestory), tempat jendela-jendela
utama.

Susunan di atas disebut dengan “susunan tiga tingkat”. Susunan ini bervariasi di banyak
tempat, bahkan di beberapa tempat tidak ada tingkat ke-3, digantikan dinding massif dengan
jendela.

Struktur langit-langit adalah busur tinggi terbuat dari batu. Terdapat jenis barrel vault
(sederhana) dan cross vault (busur bersilang).
Kolom-kolom biasanya besar. Kapital kolom dibuat dengan dasar order Corinthian Romawi atau
desain khas Romanesque.

KARAKTERISTIK BENTUK ATAP

Jenis paling sederhana dari kubah atap adalah kubah barel pada permukaan melengkung
memanjang dari satu dinding ke dinding, panjang ruang akan melompat, misalnya, nave.

KARAKTERISTIK DINDING

Karena sifat dinding romantik, penopang tidak fitur yang sangat signifikan, karena mereka dalam
arsitektur Gothic. Romantik penopang profil persegi panjang umumnya datar dan tidak banyak
proyek luar tembok

Muncul dari eropa barat pada abad x-x11, di pengaruhi oleh gaya romawi kuno, gaya bizantium,
kental dengan pengaruh terhadap keperacyaan agama kristen. Periode ni berkembangan karena
pengaruh aliran monatilisme ( aliran di mana orang orang tidak terlalu mementingkan kehidupan
duniawi dan fokus kepada kehidupan rohani

Dipengaruhi pada masa kekaisaran romawi ( menitikberatkan bentuk setengah lingkaran ).Dinding
bangunannya biasanya tebal dan kokoh. Biasanya di bangun menggunakan batu kali, jumlah pintu
atau jendela umumnya 3 terdapat menara untuk lonceng, terdapat vaults ( kubah ), dinding gereja di
lukis kisah kisah tentang santo / santa keagungan tuhan, penghakiman terakhir atau siksaan neraka.

Di atap terdapa giebel ( hiasan atap ). Terdapat dua menara tinggi di bagian depan / barat, jendela
bangunan kecil. Denah gereha romanesque selalu berbentuk salib, terdapat ruang bawah tanah di
bawah altar. Nave atau gang ( aisles ) dipisahkan oleh barisan kolom dan busur. Di atas galeri
terdapat koridor sempit ( clestory ). Struktur langit langit adalah busur tinggi terbuat dari batu, pusat
yang melingkar - dinding tebal dan pilar yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai