PENDAHULUAN
memenuhi kebutuhan pupuk domestik, baik untuk sektor tanaman pangan melalui
distribusi pupuk bersubsidi, maupun non subsidi untuk sektor perkebunan dan
menjalankan sebuah industri yang ramah lingkungan dan dapat memberi nilai
tergolong baik, hal ini ditunjukkan dari motivasi karyawan dan kepedulian
karyawan PKT ini pada akhirnya dapat dilihat dari kinerja perusahaan yang
Kalimantan Timur dinyatakan baik, bukan berarti tidak ditemukan masalah terkait
karyawan dari berbagai unit kerja dan grade, menunjukkan bahwa ada sebagian
kecil karyawan yang memiliki masalah dengan kinerjanya. Untuk sebagian kecil
1
2
bersikap acuh tak acuh dengan kondisi perusahaan. Karyawan model ini terkadang
bahkan sering bersikap menganggap sepele atau remeh atau tidak peduli ketika
mengetahui atau ditemukan adanya masalah pada unit kerjanya. Sebagai contoh
pada waktu kondisi pabrik normal operasi, karyawan tidak melaporkan kepada
kepala unit kerjanya ketika melihat adanya steam dalam jumlah besar yang keluar
lewat cerobong stack, padahal ini adalah sebuah keborosan atau inefisiensi.
Contoh yang lain, sebagian kecil karyawan yang lain terkadang tidak melaporkan
kepada kepala unit kerjanya ketika melihat atau menemukan kebocoran oil dari
suatu peralatan, padahal ini juga sebuah keborosan atau inefisiensi. Sikap
kepedulian yang rendah dari dalam diri karyawan akan berdampak pada
pemakaian bahan baku dan bahan penolong yang tinggi, sehingga berdampak
siskampling item ini tujuan untuk mengidentifikasi lebih dini terhadap kerusakan
peralatan pabrik dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah. Jadwal
pelaksanaan siskampling item telah dijadwalkan secara rutin tiap bulan, akan
tetapi ada sebagian kecil karyawan yang tidak melakukan kegiatan siskampling
banyak dilihat pada saat jam istirahat, sebagian kecil karyawan melakukan
3
istirahat lebih cepat dari jam yang telah ditentukan dan kembali ke tempat kerja
Sikap karyawan yang tidak disiplin juga berdampak pada kualitas dan
kuantitas penyelesaian pekerjaan yang lebih lambat dari target yang ditetapkan.
hari, karena tidak disiplin waktu, pekerjaan baru selesai dalam waktu dua hari.
dilakukan dengan cara lembur. Ini tentunya akan menambah beban biaya yang
terhambat.
kecil dari mereka tidak melaksanakannya dengan baik. Hal ini berdampak
jarang karyawan harus melakukan revisi dari laporan yang telah dibuat, karena
tidak sesuai dengan harapan atasan. Untuk bagian SDM juga ditemukan adanya
kesulitan pengaturan siklus kerja shift karyawan pengganti yang bersangkutan dan
pelaksanaan pembayaran invoice (tagihan) dari pihak ketiga yang sering terlalu
lama. Pembayaran tagihan pihak ketiga yang terlalu lama akan berdampak pada
tingginya nilai tawar dari vendor untuk barang yang sama, karena harus
memperhitungkan bunga bank. Hal ini berakibat pada tingginya beban biaya
akan tetapi dalam pelaksanaannya ada beberapa bagian yang belum dijalankan
menaikkan dan menambah biaya yang harus dibayar perusahaan. Ini terjadi karena
pegawai merasa kurang peduli dalam melakukan efisien birokrasi dan pengajuan
sampai dengan tahun 2008, sistem penggajian yang diterapkan di PKT adalah
berdasarkan golongan dan masa kerja. Sistem ini diwujudkan dalam sebuah tabel
atau disebut sistem penggajian dengan sistem tabel. Sistem tabel ini
mana semakin banyak masa kerjanya maka semakin tinggi golongan gajinya atau
semakin tinggi gaji pokok karyawan. Penggunaan sistem tabel ini memberikan
dampak kurang baik pada kinerja karyawan, di mana ada beberapa karyawan yang
memiliki masa kerja yang tinggi tetapi tidak diikuti dengan peningkatan kinerja
yang dipakai untuk menilai karyawan adalah sistem yang masih sangat kualitatif.
Sistem ini biasa disebut sistem penilaian karyawan UP-13. Sistem penilaian
karyawan ini dipakai untuk menilai kinerja karyawan setiap tahun satu kali, yang
yang bersangkutan. Sebagai penilai adalah atasan langsung dan atasan tidak
langsung.
kenaikan gaji pokok karyawan yang dilakukan setiap tiga tahun. Pada
yang berkinerja baik dengan karyawan yang kurang baik kinerjanya. Selain itu,
6
sistem ini juga kurang bisa membedakan pendapatan karyawan yang kompeten
dengan karyawan yang tidak kompeten. Hal ini terjadi, disebabkan karena sistem
kenaikan gaji pokok karyawan lebih dominan ditentukan oleh akumulasi masa
itu juga disebabkan oleh karena sistem penilaian kinerja karyawan yang
penilaian kinerja karyawan dengan sistem lama ini apabila tetap dipertahankan
terus maka kinerja karyawan akan turun dan pada akhirnya akan menurunkan
kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan karena sistem penggajian sistem tabel ini
tidak bisa membedakan karyawan yang berkinerja baik dengan karyawan yang
promosi jabatan sekalipun, gaji pokok karyawan yang bersangkutan tidak naik.
mengeluhkan terhadap sistem penggajian sistem tabel ini. Salah satu alasannya
kurang bisa mendorong karyawan untuk berkinerja lebih baik, karena mereka
penilaian kinerja karyawan yang berdampak pada kinerja karyawan, maka pada
tahun 2009, PT Pupuk Kaltim mulai menerapkan sistem manajemen sumber daya
manajemen personalia yang telah diterapkan sejak PKT berdiri tahun 1977.
atau hasil yang diperoleh. Penerapan MSDM-BK ini ditandai dengan dimulainya
dari ketrampilan, pengetahuan, sikap dan perilaku (skill, knowledge, attitude and
behavior) yang dimiliki karyawan agar dapat melaksanakan tugas dan peran pada
posisi yang diduduki secara produktif dan profesional. Oleh karena esensi
CBHRM adalah value driven strategies, maka aspek personal qualities mendapat
sistem imbal jasa dan penghargaan sampai pada proses pengembangan karir.
8
kompetensi yaitu hard competency dan soft competency. Hard competency adalah
(delapan belas) macam job family. Soft competency adalah kompetensi yang
competency ini dalam 4 (empat) jenis kompetensi, yaitu core competencies yang
berlaku untuk semua karyawan, role competency yang berlaku untuk pejabat
yang berlaku untuk seluruh karyawan namun berbeda jenisnya disesuaikan dengan
tugas pokok fungsinya. Core competencies terdiri atas 3 (tiga) macam kompetensi,
yang ada akan mudah dikaitkan dengan pola kompensasi dan pengukuran kinerja
antara lain adalah sistem yang berkaitan dengan kompensasi. Kompensasi adalah
9
total seluruh imbalan yang diterima para karyawan sebagai pengganti jasa yang
yang diterima karyawan dalam bentuk upah, gaji, komisi dan bonus.
berbasis kompetensi dan kinerja. Sistem pengupahan dengan sistem tabel pada
dasarnya adalah sistem kenaikan upah pokok tahunan karyawan yang besaran
kenaikan upah pokoknya didasarkan pada masa kerja, senioritas dan sedikit
berbasis kompetensi dan kinerja pada dasarnya adalah sistem kenaikan upah
pokok tahunan karyawan yang besaran kenaikan upah pokoknya (merit pay
karyawan dan hasil penilaian kinerja karyawan. Merit pay ini dilakukan setiap
tahun satu kali pada bulan Juli, dan secara bersamaan untuk seluruh karyawan
PKT.
diberikan secara tahunan. Berbeda dengan COLA (cost of living allowance) yang
sama besarannya untuk semua orang, merit pay ini berbeda setiap individu, yang
ditentukan oleh kinerja. Keputusan merit pay lebih berdasarkan pada sistem
penilaian kinerja yang menjabarkan nilai kinerja ke dalam kenaikan gaji. Sistem
pengupahan berbasis kompetensi dan kinerja ini biasa disebut sistem meritokrasi
karyawan (pay for performance). Competency based pay sering diberi istilah pay
karyawan.
diberikan kenaikan upah pokok karena kenaikan COLA (cost of living allowance).
COLA atau klausula penyesusaian biaya hidup adalah cara lainnya bagi
daya beli tarif gaji. Pemberian COLA ini dilakukan setiap tahun satu kali pada
bulan Juli, secara bersamaan untuk seluruh karyawan PKT. Selain kenaikan upah
pokok tahunan yang terdiri dari kenaikan merit increase dan kenaikan COLA,
dalam sistem pengupahan karyawan berbasis kompetensi dan kinerja ini juga
jabatan. Kenaikan upah pokok ini diberikan pada saat karyawan ditetapkan
promosi oleh direksi. Kenaikan upah pokok karena seseorang mengalami promosi
jabatan, hal ini termasuk dalam kategori pay for position, yaitu pemberian gaji
umpan balik kinerja dari sumber seperti diri sendiri, pimpinan, teman sebaya,
anggota tim, pelanggan dan pemasok. Fokus dari sistem penilaian 360 derajat ini
terminologi keperilakuan yang berfaedah. Metode umpan balik 360 derajat bisa
mengenai kinerja karyawan dan bisa meminimalkan bias yang timbul dari sudut
penilai dari atasan, teman sekerja dan bawahan. Porsi dari kontribusi setiap penilai
berbeda-beda. Penilai dari atasan biasanya mempunyai porsi lebih besar dibanding
porsi penilai dari teman sekerja maupun bawahan. Untuk PT Pupuk Kaltim
pembagian porsi ini adalah sebagai berikut: penilai dari atasan mempunyai porsi
60%, yang terbagi dalam atasan langsung 35% dan atasan tidak langsung 25%.
Porsi penilai dari 2 (dua) teman sekerja sebesar 20%, yang masing-masing teman
kerja mempunyai porsi 10%. Porsi penilai dari bawahan sebesar 20 %, yang
Sistem penilaian 360 derajat ini dirancang dengan berbasis Informasi Teknologi
kompetensi karyawan dengan sistem penilaian 360 derajat ini dilaksanakan satu
kali dalam satu tahun, yaitu pada periode bulan Januari – April.
12
adalah soft kompetensi yang sudah ditentukan oleh direksi, yang terdiri dari 3
(tiga) soft kompetensi inti (core) untuk seluruh karyawan, 3 (tiga) soft kompetensi
peran (role) untuk pejabat struktural atau 3 (tiga) soft kompetensi peran (role)
untuk pejabat fungsional dan 2 (dua) soft kompetensi perilaku (behaviour) untuk
seluruh karyawan.
Soft kompetensi inti (core) ada tiga macam, yaitu integritas (integrity),
service orientation). Tiga soft kompetensi peran (role) untuk pejabat struktural,
cukup dinilai 2 (dua) soft kompetensi yang disesuaikan dengan tugas pokok unit
kerjanya dari total 13 (tiga belas) soft kompetensi yang disediakan yaitu peduli
terhadap keteraturan (consent for order), percaya diri (self confidence), pencarian
pengendalian diri (self control), kerja sama (team work), fleksibilitas (flexibility),
13
format key performance indicator (KPI) individu adalah suatu sistem penilaian
kinerja individu karyawan, yang diawali dengan pembuatan KPI individu beserta
dilakukan oleh atasan dan yang bersangkutan. Pembuatan KPI individu mengacu
3 (tiga) jenis KPI, yaitu KPI Strategis, KPI Rutin dan KPI Task Force. KPI
strategis adalah KPI yang merupakan hasil turunan (derivative) atau hasil
cascading dari KPI Direksi dan KPI yang terdapat dalam Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP). KPI Rutin adalah KPI yang berasal dari tugas
pokok fungsi unit kerjanya. KPI Taskforce adalah KPI dari tugas-tugas tambahan
dari perusahaan.
Penilaian Kinerja Unit Kerja dan Kinerja Individu Karyawan, menyatakan KPI
strategis dan KPI Rutin mempunyai bobot 100 %, sedangkan KPI Taskforce
mempunyai bobot maksimal 10%, dan hanya dihitung ketika pencapaian KPI
Strategis dan KPI Rutin belum mencapai 100%. Penilaian KPI individu karyawan
ini dilaksanakan satu kali dalam satu tahun, yaitu pada periode bulan Januari
sampai dengan bulan April. Sebagai penilai adalah atasan langsung yang
seluruh karyawan dilakukan satu kali setahun pada bulan Juli. Ada 5 (lima) jenis
merit increase yang sudah ditetapkan direksi, yaitu merit increase: A, B, C, D dan
E.
karyawan setiap unit kerja departemen. Di dalam satu unit kerja departemen,
karyawan yang mempunyai nilai kinerja lebih tinggi, maka akan mendapatkan
merit increase yang lebih besar dibanding karyawan yang mempunyai nilai
kinerja yang lebih rendah. Inilah esensi dari sistem pengupahan berbasis
Juli juga dilakukan pemberian COLA (cost of living allowance) kepada seluruh
karyawan. Besaran COLA yang ditetapkan Direksi adalah 5 % dari Gaji Pokok.
Jadi pada setiap bulan Juli, maka seluruh karyawan akan mengalami kenaikan
Perubahan sistem SDM yang lain adalah sistem pengembangan karir dari
kompetensi para kandidat dan uji hard kompetensi para kandidat. Assesmen
potensi kandidat dilakukan oleh pihak konsultan psikologi atau oleh assesment
centre. Untuk uji hard kompetensi dilakukan oleh expert panel, yang terdiri dari
ahli di bidangnya, atasan unit kerja, wakil dari pihak user unit kerja serta witness
psikolog adalah layak untuk dipromosikan dan Team Expert Panel juga bersepakat
Ketika SKK promosi tersebut diberlakukan, maka upah pokok kandidat tersebut
besarnya kenaikan upah pokok karena promosi ini adalah sebesar 6% apabila naik
satu level (grade) jabatan, 8% apabila naik dua level (grade) jabatan dan 10%
kinerja pegawai berdampak pada kepuasan kerja dan motivasi kerja karyawan.
kerja di PT Pupuk Kaltim menjadi baik, akan tetapi menimbulkan adanya konflik
karyawan, juga ditemukan adanya rasa puas dari perubahan kebijakan kompensasi
konkrit yang telah dilakukan perusahaan, menurut Gibson (2000:185), ada tiga
faktor yang berpengaruh terhadap kinerja yaitu: 1. Faktor individu, yang meliputi:
peran, sikap, kepribadian, motivasi dan kepuasan kerja; 3. Faktor organisasi, yang
Pada penelitian ini kepuasan kerja dan motivasi kerja yang merupakan
faktor individu menjadi pilihan peneliti untuk diteliti lebih lanjut pengaruhnya
Gohari et al. (2013), Muslih (2012), Umar (2011), Hidayat (2011) dan Funmilola
(2013).
bahwa kinerja atau prestasi seseorang tergantung pada motivasi orang tersebut
17
rendah pula tingkat kinerjanya. Hasil ini juga sejalan dengan pendapat Robbins
motivasi mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja. Teori ini didukung oleh kajian
empiris dari penelitian Deikme (2013), Muslih (2012), Tjahjono dkk (2008),
kinerja perusahaan. Selain itu, kepuasan dan motivasi kerja juga dipengaruhi oleh
tahun, ada karyawan yang senang dan puas, tetapi juga masih ada karyawan yang
kadang masih mengeluh dan merasa tidak puas. Karyawan yang sudah merasa
Karyawan yang masih merasa kurang puas, karena belum sepenuhnya sistem yang
baru ini sesuai dengan yang diharapkan. Karyawan beranggapan bahwa sistem
dilakukan secara terbuka. Hal ini tidak seperti yang diharapkan bahwa penilaian
penilaian yang lebih obyektif. Sebaliknya, ada fenomena lain yang tidak
diharapkan yang terjadi pada sistem penilaian kinerja KPI Individu. Pada sistem
ini, karyawan yang dinilai harus diajak diskusi oleh atasannya mengenai hasil
kinerjanya selama satu tahun berjalan, kemudian baru ditetapkan nilai KPI
individunya. Namun ada sebagian karyawan menilai anak buahnya tanpa diajak
diskusi dan karyawan yang dinilai langsung disuruh untuk tanda tangan.
ini. Research gap yang paling penting adalah terkait dengan pemilihan indikator
ukur yang dipakai oleh perusahaan PT Pupuk Kalimantan Timur untuk mengukur
Timur. Sistem penilaian karyawan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penilaian soft kompetensi karyawan dengan sistem penilaian 360 derajat ini
dari atasan, teman sekerja dan bawahan. Indikator kedua dari sistem penilaian
performance indicator (KPI), cara pembobotan, cara penilaian KPI Individu, para
penilai.
kerja karyawan. Variabel motivasi kerja pada penelitian ini diukur berdasarkan
teori Herzberg’s yang terkait dengan motivation factors. Variabel motivasi kerja
Theory) Maslow.
SDM di PKT yang terkait dengan masalah kompensasi finansial dan sistem
diperlukan kajian dalam studi ini yaitu menganalisis permasalahan dari variabel
kepuasan kerja karyawan terhadap kinerja karyawan. Untuk itu, perlu dilakukan
Karyawan terhadap Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja serta Kinerja Karyawan
Manfaat penelitian yang akan dapat dihasilkan dengan studi ini adalah
sebagai berikut :
22
suatu organisasi.
Kalimantan Timur.
3. Studi ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi studi lanjut atau