Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

REAKSI SIKLO ADISI DIELS-ALDER DAN RETRO DIELS-ALDER

Kondensasi Senyawa Karbonil : Sintesis Dibenzalaseton

Nama : Irfaan Taufiiqul Rayadi

NIM : 13013053

Kelompok : VI

Asisten : Muchlis

Tanggal Praktikum : 11 Maret 2015

Tanggal Pengumpulan: 18 Maret 2015

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2015
REAKSI SIKLO ADISI DIELS-ALDER DAN RETRO DIELS-ALDER

I. Tujuan Percobaan

1. Mengidentifikasi senyawa hasil reaksi Diels-Alder dan Retro Diels-Alder.

2. Menguji kemurnian senyawa hasil reaksi Diels-Alder dan Retro Diels-Alder dengan uji titik leleh.

II. Teori Dasar

Salah satu reaksi sintesis dari senyawa tak jenuh adalah reaksi Diels-Alder. Reaksi ini melibatkan
pembentukan senyawa siklik lingkar 6 tak jenuh yang berasal dari diena terkonjugasi dengan molekul
berikatan etilen/asetilen aktif (dienofil). Siklisasi ini meliputi ranah yang sangat luas dan manfaatnya yang
sangat banyak.

Diels-Alder bersifat stereospesifik. Hampir semua diena mengalami reaksi ini, dimana akan
berekasi dengan senyawa nitril dan karbonil tak jenuh. Sistem cincin dari dienofil dapat memiliki
hubungan disposisi trans atau cis terhadap jembatan metilen yang terbentuk. Reaksi Retro Diels-Alder
pun dapat dilakukan untuk mengembalikan produk ke reagen-reagennya.

III. Data Pengamatan

Massa kristal yang mengendap setelah disaring corong Büchner = 2,57 gram

Massa kristal setelah rekristalisasi = 1,26 gram

Titik leleh kristal yang diperoleh setelah rekristalisasi : 266-276˚C

Titik leleh kristal referensi : 262-263˚C

𝑇𝐿𝑎𝑡𝑎𝑠 + 𝑇𝐿𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ (266,0+276,0)𝑜𝐶


TL = = = 271oC
2 2

𝑇𝐿𝑎𝑡𝑎𝑠 + 𝑇𝐿𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ (262+263)𝑜𝐶


𝑇𝐿𝑟𝑒𝑓 = 2
= 2
= 262,5oC

Trayek = 𝑇𝐿𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑇𝐿𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = (276,0 − 266,0)oC = 10oC

|𝑇𝐿 − 𝑇𝐿𝑟𝑒𝑓 | |271− 262,5|


%galat = 𝑇𝐿𝑟𝑒𝑓
× 100% = 262,5
× 100%= 3,2381%
Massa pengotor = massa kristal sebelum – massa kristal setelah

= 2,57-1,26

= 1,31 gram

Massa kristal murni = massa kristal setelah

= 1,26 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑟𝑖𝑠𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 1,26
%kemurnian = × 100% = × 100% = 49,03%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙 2,57

IV. Pembahasan

Percobaan ini melibatkan reaksi Diels-Alder dan retro Diels-Alder. Reaksi Diels-Alder adalah
reaksi kimia organik antara diena conjugated / terkonjugasi dan alkena tersubstitusi / dienofil. Reaksi
pada percobaan pertama yang terjadi adalah

Diena yang memiliki Mr yang rendah cenderung bersifat volatil, oleh karena itu dipakai
Antrasen yang merupakan senyawa dengan Mr yang cukup besar. Antrasen yang digunakan dalam
reaksi ini tidak terlalu reaktif, oleh karena itu ditambahkan maleat anhidrat yang bersifat reaktif.
Dilakukan refluks pada campuran ini karena reaksi ini hanya dapat dilangsungkan pada suhu tinggi,
dan juga agar laju reaksinya meningkat. Penamban toluen dilakukan untuk mengontrol suhu reaksi
dan untuk meningkatkan kelarutan senyawa yang dilarutkan (maleat anhidrat, antrasen, benzena
kering).
Dari hasil percobaan reaksi pertama, Kristal adduct yang didapat memiliki trayek titik leleh
260-262°C, sedangkan dari literatur trayek titik leleh adduct adalah 266-276°C. Dengan galat yang
melebihi 1%, ini mengakibatkan hasil percobaan tadi bersifat tidak murni dan mengandung
kontaminan.
Reaksi kedua yang dilakukan merupakan reaksi Retro Diels-Alder. Reaksi ini merupakan
kebalikan dari Diels-Alder, yang menghasilkan pereaksinya berupa antrasen dan maleat anhidrida.
Reaksi yang berlangsung yakni

Pada reaksi ini, reaksi harus dilangsungkan dalam suasana basa, oleh karena itu ditambahkan
soda lime/batu kapur. Batu kapur ini terdiri dari Kalsium hidroksida, natrium hidroksida, dan kalium
hidroksida. Etil asetat yang ditambahkan berguna untuk melarutkan partikel terlarut selama proses
rekristalisasi. Namun, pada percobaan ini tidak didapat Kristal yang dihasilkan. Beberapa alasan yang
masuk akal yakni 1) kurang panasnya cawan sublimasi, 2) terlalu banyak kontaminan sehingga titik
uap antrasen sulit tercapai karena titik uap campuran menurun, 3) hasil refluks yang sejak awal tidak
terlalu baik menghasilkan produk yang kurang murni.

V. Kesimpulan

1. senyawa hasil reaksi Diels-Alder merupakan adduct yang bermassa 1.26 gram .Reaksi Retro Diels-
Alder merupakan kebalikan reaksi Diels-Alder yang seharusnya menghasilkan pereaksi-pereaksinya.

2. Senyawa adduct yang dihasilkan bermassa 1.26 gram dengan kemurnian 49.03 %. Hasil uji titik leleh
menghasilkan galat lebih dari 1%, sehingga senyawa dianggap tidak murni.

VI. Daftar Pustaka

http://www.chem.ucalgary.ca/courses/351/Carey5th/Ch10/ch10-5.html diakses 16 Maret 2015 pukul


19.50

http://www.organic-chemistry.org/namedreactions/diels-alder-reaction.shtm diakses 16 Maret 2015 pukul


19.44

http://www.orgsyn.org/demo.aspx?prep=CV2P0167 diakses 16 Maret 2015 pukul 20.11


Kondensasi Senyawa Karbonil : Sintesis Dibenzalaseton

I. Tujuan Percobaan

1. Mensintesis senyawa dibenzalaseton dari pereaksinya

2. Menguji perolehan reaksi dan kemurnian produk dengan uji KLT dan spektrum IR dan UV-Vis

II. Teori Dasar

Reaksi yang melibatkan senyawa karbonil dengan senyawa lain yang mengandung gugus metil
yang hidrogennya reaktif banyak ditemui. Dalam sintesis kimia organik, pembentukan ikatan C-C baru
artinya perpanjangan/pembentukan kerangka molekul baru sesuai target sintesis.Dalam kondensasi aldol,
kondensasi dijanjutkan dengan dehidrasi sehingga dihasilkan C double bond. Dibenzalaseton dibentuk
melalui kondensasi aseton dengan benzaldehid dalam suasana basa. Reaksi lain yang mungkin terjadi
yakni reaksi Cannizaro, meskipun kemungkinannya kecil.

III. Data Pengamatan

Massa kristal yang mengendap = 0,33 gram

Massa kristal setelah rekristalisasi = 0,22 gram

Titik leleh kristal yang diperoleh : 108-116˚C


𝑇𝐿𝑎𝑡𝑎𝑠 + 𝑇𝐿𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ (116,0+108,0)𝑜𝐶
TL = 2
= 2
= 112oC

𝑇𝐿𝑎𝑡𝑎𝑠 + 𝑇𝐿𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ (111,0+110,0)𝑜𝐶


𝑇𝐿𝑟𝑒𝑓 = 2
= 2
= 110,5oC

Trayek = 𝑇𝐿𝑎𝑡𝑎𝑠 − 𝑇𝐿𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ = (116,0 − 108,0)oC = 8oC

|𝑇𝐿 − 𝑇𝐿𝑟𝑒𝑓 | |112− 110,5|


%galat = 𝑇𝐿𝑟𝑒𝑓
× 100% = 110,5
× 100%= 1,3575%

Massa pengotor = massa kristal sebelum – massa kristal setelah

= 0,33-0,22

= 0,11 gram
Massa kristal murni = massa kristal setelah

= 0,22 gram
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑘𝑟𝑖𝑠𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛 0,22
%kemurnian = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙
× 100% = 0,33 × 100% = 66,67%

Dari KLT data yang didapat yaitu 2 noda

Jarak yang ditempuh pelarut = 3 cm

Noda Jarak(cm) Rf
1 1,5 0,5
2 2,1 0,7

IV. Pembahasan

Pada percobaan ini akan dilakukan sintesis dibenzalaseton dari senyawa benzaldehid dalam suasana basa.
Mekanisme reaksinya adalah
Namun, untuk reaksi yang lebih sederhana, dapat merujuk / menggunakan reaksi dibawah ini

Benzaldehid bila ditambahkan larutan NaOH dalam air akan membentuk ion enolat. Ion ini
beraksi pada gugus karbonil lain dari senyawa benzaldehid lainnya. Reaksi ini yang dinamakan
kondensasi aldol. Ion enolat yang dihasilkan bereaksi dengan benzaldehid mengadisi atom karbon pada
gugus karbonil pada suatu alkoksida, lalu mengambil proton dari dalam air untuk membentuk aldol
produk. Penambahan NaOH selain untuk pembentukan ion enolat yakni agar reaksi dapat berlangsung.
Produk yang dihasilkan berupa dibenzalaseton. Kristal hasil kondensasi aldol ini direkristalisasi
untuk menghilangkan kontaminan dan meningkatkan kemurnian. Dilakukan pula uji KLT dengan eluen
etil-asetat/n-heksana = 2:8. Dari hasil uji KLT, terdapat 2 noda yang muncul dibawah sinar UV. Ini
menandakan bahwa Kristal hasil rekristalsisasi masih belum murni. Nilai Rf yang tercatat menunjukkan
perbandingan waktu pemisahan fasa diam dan gerak. Jika melihat dari eluen yang bersifat non polar, ini
menunjukkan bahwa Rf yang makin besar berarti senyawa yang diuji makin bersifat nonpolar.
Dari hasil uji KLT, terdapat 2 noda dengan nilai Rf masing-masing 0.5 dan 0.7, jika
membandingkan dengan literatur, nilai Rf eluen yakni 0.5 sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa
senyawa yang Rfnya lebih besar dari Rf eluen berarti senyawa dibenzalaseton. Dari uji ini, senyawa
tersebut positif dibenzalaseton.
Setelah dilakukan uji KLT, dilakukan uji titik leleh. Kristal hasil rekristalisasi memiliki titik leleh
108-116°C. Namun, titik leleh dibenzalaseton menurut referensi adalah 110-111°C. Dari hasil ini didapat
galat sekitar 1,3%. Hasil ini dianggap cukup baik dan bisa diterima. Namun, hasil pengamatan seharusnya
bisa lebih baik dengan cara pengambilan data yang lebih akurat, serta proses rekristalisasi yang lebih
baik.

V. Kesimpulan

1. Kristal dibenzalaseton terbentuk dari kondensasi benzaldehid dengan perolehan 0.22 gram

2. Kristal dibenzalaseton yang terbentuk belum terlalu murni, dilihat dari munculnya dua nilai Rf, dan
masih adanya galat dalam perhitungan titik leleh.

VI. Pustaka

http://www2.volstate.edu/chem/2020/Labs/Aldol_Condensation.html diakses 16 Maret 2015 pukul 20.03

Anda mungkin juga menyukai