Oleh
DEBORA EVLYN SEMBIRING
A 14103519
Sosis merupakan salah satu dari produk daging olahan yang banyak
diminati konsumen. Dewasa ini banyak perusahaan daging olahan yang
berkembang diantaranya adalah merek Farmhouse (PT. San Miguel Purefoods
Indonesia), Kimbo (PT. Kemfoods), Bernardi (PT. Eloda Mitra) dan merk Vigo
(PT. Madusari Nusaperdana). Persaingan antar industri khususnya sosis akan
mempengaruhi tingkat penjualan sosis antar perusahaan.
Salah satu perusahaan yang memproduksi daging olahan adalah PT. San
Miguel Purefoods Indonesia. Trend permintaan sosis yang sedang terjadi saat ini
menyebabkan produk sosis semakin bervariatif dan tingkat persaingan yang tinggi
mempengaruhi produksi sosis. Memilih keunggulan bersaing yang tepat
merupakan salah satu langkah untuk merebut pasar. Dalam hal ini, PT. San
Miguel Purefoods Indonesia perlu membangun strategi pemosisian (positioning)
untuk memperluas segmen pasar. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka
dilakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis persepsi konsumen dalam
proses pengambilan keputusan pembelian sosis, menentukan posisi produk
(product positioning) sosis Farmhouse dibanding pesaing ditinjau dari kepuasan
konsumen, dan merumuskan efektivitas strategi product positioning di perusahaan
untuk menghadapi persaingan ke depan dalam rangka mempertahankan dan
meningkatkan penjualan sosis.
Oleh
DEBORA EVLYN SEMBIRING
A 14103519
Skripsi
Sarjana Pertanian
Pada
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian
Tanggal Kelulusan:.................
PERNYATAAN
Penulis adalah anak sulung dari tiga bersaudara dari keluarga Njalani Sembiring
Pada tahun 1994 penulis lulus dari Sekolah Dasar ST. Antonius Medan
lalu melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 6 Medan dan lulus pada tahun
1997. Setelah lulus dari SMU Negeri 2 Medan pada tahun 2000, penulis
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
Farmhouse (Studi Kasus di Kota Bogor). Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pertanian pada Program Sarjana Ekstensi
(product positioning) sosis sapi merk Farmhouse dibanding pesaing ditinjau dari
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh sebab itu,
penulis berharap dapat memperoleh kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
Skripsi ini tidak akan berhasil tanpa doa, dorongan, bantuan dari berbagai pihak.
Oleh sebab itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang
mendalam kepada:
1. Kedua orang tua yang tersayang, dan kedua adikku Raymond dan Michael
sayangnya.
2. Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberikan arahan, bimbingan, dan masukan selama penulisan
skripsi ini.
3. Dr. Ir. M. Parulian Hutagaol, MS sebagai dosen evaluator kolokium, Ir.
Lukman M. Baga, MAEc selaku dosen penguji utama, Dra. Yusalina, Msi
selaku dosen penguji Komdik, atas saran dan masukan yang diberikan.
4. Bapak Alfonso selaku manajer marketing, Bapak Harry D. Nurdin selaku
brand manajer, yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada
penulis dan seluruh staf PT. San Miguel Purefoods Indonesia yang telah
membantu penulis selama melakukan penelitian.
5. Keluarga besar CWS Rajawali yang senantiasa memberi dukungan dan
terima kasih atas segenap doa, perhatian serta persekutuan yang indah.
6. Sekretariat Ekstensi MAB atas bantuannya selama ini.
7. Segenap Keluarga Besar Kumon atas pengertiannya.
8. Rekan seperjuangan Jacko, U’thank, B’Juned dan yang lainnya yang tidak
dapat disebutkan satu per satu, buat sahabatku (Dorani dan Linda) dan
semua teman-teman di Riau 75 untuk persaudaraannya yang luar biasa.
Semoga kebaikan bapak, ibu serta teman semua mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Pengasih. Tuhan memberkati. Amin.
DAFTAR ISI
Halaman
I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5
1.4. Kegunaan Penelitian .................................................................... 5
LAMPIRAN.... ................................................................................................... 66
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Teks
Lampiran
1. Kuesioner Penelitian ................................................................................ 66
2. Harga Produk Sosis .................................................................................. 70
3. Out put Analis Biplot ............................................................................... 71
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
Teks
Lampiran
I. PENDAHULUAN
Agribisnis berbasis peternakan adalah salah satu bisnis yang tumbuh pesat
ketika basis lahan menjadi terbatas. Pertumbuhan ini karena peningkatan efisiensi
tantangan besar yang dihadapi sektor peternakan saat ini adalah agribisnis
Era globalisasi ikut berpengaruh terhadap perubahan gaya hidup dan pola
terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi global.
Daging dikenal sebagai bahan pangan yang bernilai gizi tinggi namun bersifat
mudah rusak (highly perishable). Oleh sebab itu, diperlukan teknologi pengolahan
tersedianya produk daging setiap saat, meningkatkan nilai tambah pada produk
yang dihasilkan, serta menghemat waktu dan energi untuk penyiapan daging
Seiring dengan waktu yang relatif singkat telah berkembang pola makan
cepat saji. Dewasa ini banyak produk daging olahan yang diproduksi diantaranya
sosis, nugget, bakso, beef burger, drum stick dan lain- lain. Daging olahan yang
biasanya digunakan sebagai bahan baku adalah daging sapi, daging ayam dan
ikan.
2
per kapita daging sapi pada tahun 2003 dan 2004 mengalami penurunan.
Pertumbuhan produksi lebih tinggi dari pada permintaan atau konsumsi daging
sapi. Produksi daging sapi pada tahun 2000-2001 mengalami penurunan sebesar
1.256 ton (0.36 persen). Tahun 2001-2002 produksi daging masih mengalami
penurunan yang cukup signifikan sebesar 8.395 ton (2.48 persen) dan tahun 2002-
2003 meningkat sebanyak 39.421 ton (11.94 persen). Pada tahun 2003-2004,
produksi daging sapi meningkat sebesar 10.348 ton (2.79 persen). Jadi, rata-rata
produksi daging sapi setiap tahun 351.747 ton. Sedangkan konsumsi daging sapi
per kapita tahun 2000-2001 mengalami peningkatan sebesar 0.13 kg/kapita (2.52
persen). Tahun 2001-2002 ada kenaikan sebesar 0.47 kg/kapita (8.90 persen).
sebesar 0.34 kg/kapita (5.91 persen). Tahun 2003-2004, konsumsi daging sapi
terus mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0.36 kg/kapita (6.65 persen). Hal
upaya peningkatan konsumsi daging sapi, maka banyak industri daging yang
berusaha mengolah daging sapi menjadi bahan pangan yang dapat diminati
banyak konsumen.
Tahun
Rata-
Keterangan
2000 2001 2002 2003 2004 rata
dikonsumsi oleh masyarakat. Selain pilihan rasa yang beraneka ragam, gizi yang
cukup tinggi juga lebih awet dibanding daging segar. Saat ini sosis sudah masuk
kebutuhan manusia, sehingga terjadi persaingan yang cukup ketat di dunia usaha.
Persaingan yang bukan hanya datang dari dalam tetapi juga dari luar. Persaingan
antar dunia usaha kini semakin ketat, sehingga banyak perusahaan berupaya
untuk bertahan dan merebut pangsa pasar yang ada dengan melihat keinginanan
konsumen terhadap suatu produk. Dalam hal ini perusahaan harus mampu
Bagi produsen dalam dunia usaha yang terpenting adalah menarik minat
konsumen agar memiliki loyalitas terhadap suatu produk. Banyak produsen sosis
yang cukup bersaing antara lain merk Farmhouse (PT. San Miguel Purefoods
Indonesia), Kimbo (PT. Kemfoods), Bernardi (PT. Eloda Mitra) dan merk Vigo
(PT. Madusari Nusaperdana) dan masih banyak perusahaan lain baik dalam skala
besar sampai skala terkecil. Setiap perusahaan berusaha merebut pangsa pasar
dengan cara mengetahui selera, persepsi, preferensi dan perilaku konsumen dalam
selera konsumen antara lain rasa, harga, kemasan, diferensiasi produk dan lainnya.
4
memperhatikan atribut yang diminati oleh konsumen, sehingga hal ini dapat
adalah adanya daging olahan. Sosis merupakan salah satu dari produk daging
olahan yang banyak diminati konsumen. Namun, sosis juga merupakan bahan
dengan bahan pangan pokok. Oleh sebab itu, diperlukan suatu strategi bauran
Salah satu perusahaan yang memproduksi daging olahan adalah PT. San
perusahaan tersebut adalah sosis, bakso, smoked beef, dan beef burger. Diantara
jenis produk daging olahan tersebut, sosis merupakan produk unggulan PT. San
Miguel Purefoods Indonesia. Sosis sapi Farmhouse merupakan salah satu merk
lokal dari PT. San Miguel Purefoods Indonesia yang banyak dipasarkan.
untuk merebut pasar. Dalam hal ini, PT. San Miguel Purefoods Indonesia perlu
Pada umumnya, cara spesifik yang di gunakan dalam pemosisian adalah dengan
pembelian sosis ?
pembelian sosis.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak perusahaan dan mahasiswa
pada umumnya. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan
penerapan kebijakan yang tepat pada bauran pemasaran. Dan bagi mahasiswa,
memenuhi kebutuhan manusia. Sosis merupakan salah satu hasil dari daging
olahan. Sosis berasal dari bahasa Latin yaitu salsus yang berarti digarami atau
Menurut Rust (1977), sosis didefenisikan sebagai suatu makanan yang terbuat dari
daging giling yang terbungkus dalam casing menjadi bentuk silinder yang simetris
setelah daging giling tersebut diberi bumbu. Awalnya, sosis dibuat mulai dengan
proses yang sederhana dari menggarami dan mengeringkan daging. Hal ini
dilakukan untuk mengawetkan daging segar yang tidak segera dikonsumsi. Tahap
protein dan air, tetapi lebih banyak lemak dan mineral. Kenaikan persentase
dan protein dari biji-bijian, tepung dan skim milk (Soeparno, 1998). Komposisi
terdiri dari analisis deskriptif, analisis diagram pareto dan analisis sebab akibat.
Hasil analisis menunjukkan ada empat faktor yang mempengaruhi mutu pada
produk sosis sapi yaitu metode, bahan baku, mesin dan peralatan serta tenaga
kerja.
posisi strategi unit bisnis produk sosis untuk menetukan posisi srategi bisnis yang
tepat. Analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu matriks IFE dan
EFE dan matriks IE, matriks SPACE (Strategic Position and Action Evaluation)
dan QSPM. Hasil analisis matriks IE diperoleh posisi Hold and Maintain.
Menurut matriks SPACE diperoleh posisi strategis agresif. Strategi utama yang
dengan jumlah total skor 6.21 yang diikuti dengan strategi penetrasi pasar (5.89)
dalam upaya penetrasi pasar produk fast food ayam goreng lokal (studi kasus pada
PT. Ayam Goreng Fatmawati Indonesia). Evaluasi terhadap merk ayam goreng
Fatmawati dilakukan dengan metode proses hierarki analitik (PHA) dan dengan
metode SWOT. Ditinjau dari persepsi konsumen, dan dari posisi strategis
perusahaan, maka posisi produk ayam goreng Fatmawati dalam posisi lemah (baik
dari atribut harga, situasi restoran dan nama merk), sedangkan kekuatannya
kelamin, usia, tingkat pendidikan dan tingkat penghasilan. Adapun atribut yang
atribut keunggulan dan keunikan madu, di mana atribut tersebut berada pada
kuadran dua (atribut higienis dan menyehatkan) dengan nilai tertinggi berada di
kanan atas pada analisis peringkat keunikan produk (atribut segar dan
menyehatkan).
pembelian, analisis citra dan analisis biplot untuk mengukur posisi produk dengan
Alam Murni lebih unggul jika dilihat dari atribut kandungan gizi, label dan
kekentalan, sedangkan positioning susu merek KPBS lebih unggul dari atribut
Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya terlebih bila ditinjau dari
produk dan tempat penelitian. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
faktor sosial, budaya, ekonomi dan manajerial di mana masing- masing individu
pada kebutuhan keinginan dan permintaan, produk, utilitas, nilai dan kepuasan,
a. Segmentasi pasar
b. Targeting
analisis segmentasi. Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih
c. Positioning
• Penting: Perbedaan itu memberi manfaat yang bernilai tinggi bagi cukup
banyak pembeli.
khusus.
• Dimiliki satu pihak: Perbedaan itu tidak mudah di tiru oleh pesaing
perusahaan sehingga menempati suatu posisi yang terbedakan (di antara pesaing)
agar produk mengandung arti tertentu yang dalam beberapa segi mencerminkan
terhadap pikiran calon konsumen, yakni menempatkan produk pada pikiran calon
konsumen (Al Ries dan J. Trout, 2002.). Posisi produk (product positioning)
Menurut Kasali (1998) ada empat kesalahan utama dalam penentuan posisi
yaitu:
suatu merek.
atau tanpa bantuan pasar. Dalam hal ini, perusahaan harus merencanakan posisi
13
yang akan memberikan manfaat paling besar pada produk dalam pasar sasaran dan
produk pada segmen yang dipilih. Product positioning dijabarkan melalui bauran
pemasaran, yaitu produk, harga, distribusi dan promosi. Menurut Kasali (1998)
perbedaan produk terhadap pesaing (unique product feature). Kelemahan cara ini
Manfaat dapat bersifat ekonomis (murah, wajar, sesuai dengan kualitasnya), fisik
(tahan lama, bagus, enak dilihat) atau emosional (berhubungan self image).
yang mulai menjadi biasa di mana- mana dengan membandingkan produk satu
sesuatu yang aktual dan dapat berupa persoalan jangka pendek maupun persoalan
Ø Produk (Product)
memberikan segala yang terbaik dalam hal kualitas, penampilan dan ciri-ciri
15
produk, oleh karena itu perusahaan harus memusatkan usahanya untuk terus-
harga, nama baik pabrik, nama baik toko yang menjual, dan pelayanan pabrik
(wants).
Ø Harga (Price)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk
ditawarkan, kalau tidak pembeli akan membeli produk pesaing. Ada tiga pihak
yang berpengaruh dalam pertimbangan dan penetapan harga yaitu pihak pertama
kenaikan harga. Pihak kedua adalah pesaing, yang harga jualnya jelas membatasi
ruang gerak harga jual perusahaan. Pihak ketiga ialah konsumen yang akan
Ø Tempat (Place)
Ø Promosi (Promotion)
a. Merek atau brand, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang
b. Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa
bertujuan untuk memahami apa yang terjadi dalam kesadaran pembeli mulai dari
2000).
17
lain: faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis, yang akan diuraikan di bawah
ini.
1. Faktor Budaya
mendasar. Setiap budaya terdiri dari sub-budaya yang lebih kecil yang
anggotanya. Sub-budaya terdiri dari kebangsaan, agama, kelompok ras dan daerah
kebutuhan konsumen.
Kelas sosial adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen,
yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat
pekerjaan dan tempat tinggal. Kelas sosial menunjukkan preferensi produk dan
2. Faktor Sosial
sosial seperti kelompok acuan, keluarga serta peran dan status sosial.
• Kelompok Acuan
baru dan dipengaruhi pada pilihan produk dan merek aktual. Kelompok acuan
terdiri dari semua orang yang memiliki pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak
• Keluarga
berpengaruh. Pemasar tertarik pada peran dan pengaruh relatif suami, istri dan
dan status. Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh
3. Faktor Pribadi
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan
perhatian yang besar pada perubahan situasi hidup dan dampak situasi tersebut
aktiva, utang, kemampuan untuk meminjam dan sikap terhadap belanja atau
menabung. Pemasar yang peka pada harga akan terus menerus memperhatikan
• Gaya Hidup
Orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial dan pekerjaan yang
sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup merupakan pola hidup
seseorang yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan opininya. Para pemasar
berbeda dari seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan
kemampuan beradaptasi.
20
4. Faktor Psikologis
• Motivasi
bertindak. Suatu kebutuhan akan menjadi motif jika didorong hingga mencapai
• Persepsi
menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung
pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan
• Pembelajaran
permintaan atas sebuah produk dengan mengaitkannya pada dorongan yang kuat,
hal. Keyakinan membentuk citra produk dan merek dan orang akan bertindak
pembelian. Pembelian yang rumit dan lebih mahal melibatkan lebih banyak
produk tertentu.
Ø Pengenalan Masalah
jenis produk.
Ø Pencarian Informasi
dari sumber komersial yaitu sumber yang didominasi pasar. Namun, informasi
yang paling efektif berasal dari sumber pribadi. Setiap informasi menjalankan
informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh relatif tiap sumber
Ø Evaluasi Alternatif
mencari manfaat tertentu dari solusi produk; dan (3) Konsumen memandang
Ø Keputusan Pembelian
(perceived risk). Ada dua faktor yang berada diantara niat pembelian dan
keputusan pembelian yaitu: Faktor pertama adalah pendirian orang lain dan
kedua yaitu faktor situasi yang tidak diantisipasi. Bila konsumen mengambil
berakhir pada saat produk dibeli, namun terus berlanjut dengan memantau
Salah satu bahan pangan cepat saji yang cukup banyak diminati oleh masyarakat
penjualan sosis di suatu perusahaan. Kuantitas produksi sosis PT. San Miguel
perusahaan tersebut berupaya untuk bertahan dan merebut pangsa pasar yang ada
dengan melihat keinginanan konsumen terhadap suatu produk. Dalam hal ini
dan lainnya.
Trend permintaan sosis yang sedang terjadi saat ini menyebabkan produk
sosis semakin bervariatif. Keragaman jenis sosis dapat dilihat dari rasa, kemasan,
warna, bentuk dan kepraktisan konsumsi. Berdasarkan rasa beraneka ragam antara
lain, rasa sapi agak Mild dan manis, (hot) pedas, keju, dan rasa ayam.
24
dalam ukuran kemasan besar, sedang sampai kemasan yang paling kecil. Sosis
yang ada di pasar ada yang bulat panjang dan bulat pendek. Warna sosis sapi juga
bervariasi yaitu merah terang, orange, kuning, merah pudar. Kepraktisan dalam
mengkonsumsi sosis juga bervariatif ada yang dimasak dalam waktu yang singkat
dapat dilakukan dengan melihat persepsi konsumen terhadap produk sosis. Dalam
hal ini, dapat dilakukan perbandingan berbagai atribut produk yang sudah ada
analisis biplot dan analisis citra. Analisis citra (image analysis) merupakan salah
satu alat analisis yang ingin melihat pengetahuan kons umen mengenai sifat objek
dapat mengetahui strategi bauran produk yang tepat untuk diterapkan. Alur
Produksi Sosis
Analisis Pasar
merupakan salah satu perusahaan daging olahan yang memproduksi sosis. Lokasi
tersebut merupakan salah satu perusahaan yang sudah cukup lama memproduksi
daging olahan, khususnya sosis. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Oktober
Data yang dikumpulkan dalam penelitian adalah data primer dan data
Pemasaran, Manajer Produksi dan staf bagian pemasaran. Data primer juga
penilaian atribut produk. Kuesioner diberikan kepada konsumen yang loyal atau
berhubungan dengan penelitian baik yang berasal dari perusahaan atau instansi-
instansi pemerintah yang terkait yaitu dari studi literatur, Badan Pusat Statistik
maupun internet.
27
Bogor (kuesioner selengkapnya dapat dilihat dari Tabel Lampiran 1). Pemberian
(Simamora, 2004). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak
wilayah berdasarkan jumlah penduduk kota Bogor sebesar 820.707 (BPS, 2004).
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
tahap screening yang bertujuan untuk menghindari konsumen yang baru pertama
kali mengkonsumsi sosis. Tahap screening ditentukan dari batas usia dan pernah
Data dan informasi yang telah diperoleh diolah secara kualitatif dan
kuantitatif. Data tersebut dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan alat analisis
biplot dan analisis citra. Deskripsi data dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 11.0.
menyajikan secara simultan segugus obyek pengamatan dan peubah dalam satu
grafik dua dimensi, sehingga ciri-ciri peubah dan obyek pengamatan serta posisi
relatif antara objek pengamatan dengan peubah dapat dianalisis (Joliefe, 1986).
Berdasarkan tampilan biplot, ada beberapa informasi yang dapat diperoleh, yaitu:
Dua obyek dengan karakteristik sama akan di gambarkan sebagai dua faktor
2. Keragaman peubah
Nilai sudut antar dua vektor peubah menggambarkan korelasi kedua peubah.
Semakin sempit sudut antara dua peubah maka semakin tinggi korelasinya.
Karakteristik suatu obyek dapat disimpulkan dari posisi relatifnya yang paling
Analisis biplot didasarkan pada PNS (Penguraian Nilai Singular) atau SVD
X = U L A’
Analisis citra (image analysis) merupakan salah satu alat analisis yang
bertujuan untuk menentukan apakah suatu produk telah mencapai posisi yang
untuk menilai produk pada serangkaian skala yang menggambarkan sifat minat.
Secara khusus, sifat tersebut diekspresikan dalam bentuk atribut atau manfaat
produk.
pelanggan yang berfokus pada up aya mengubah para pemakai pesaing menjadi
pemakai kita. Dalam hal ini, perlu memeriksa temuan yang didasarkan pada
pemakai pesaing. Secara ideal, hal ini dilakukan untuk basis pelanggan setiap
konsumen terhadap produk sosis adalah rasa, harga, tekstur (keempukan), aroma,
kemasan dan isi. Tingkat skala yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
skala lima tingkat yaitu sangat setuju (5), setuju (4), cukup (3), tidak setuju (2)
Sosis sapi adalah sosis yang biasa dikonsumsi yang sering terdapat di berbagai
supermarket.
Unmoving time merupakan waktu maksimum produk sosis keluar dari werehouse
pabrik.
Harga sosis merupakan harga perbandingan sosis terhadap sosis lain yang sejenis.
Warna sosis merupakan tingkat zat pewarna yang terkandung dalam sosis dan
Keempukan sosis adalah berkaitan dengan tekstur sosis yaitu tingkat kegaringan
Aroma sosis merupakan aroma daging khususnya daging sapi yang mengundang
Kemasan sosis adalah sosis yang dibungkus dengan plastik sedemikian rupa agar
Isi sosis merupakan kesesuaian jumlah sosis dalam kemasan dengan harga dan
Variasi produk adalah pengembangan dari jenis atribut produk sosis sapi baik
San Miguel Pure Foods adalah gabungan dua institusi makanan terkenal
yaitu San Miguel Food Group dan Pure Foods Corporation. Kedua perusahaan
tersebut memiliki sejarah dan catatan yang mendalam tentang pengalaman dan
San Miguel Food Group mengawali usahanya pada tahun 1953, ketika
Polo Brewery mulai merubah produksi bir ke makanan hewan. Sepanjang lima
berkaitan dengan bahan baku unggas, pakan ternak, produk susu, daging segar
(Penanaman Modal Asing) yang bergerak pada industri manufaktur, distribusi dan
venture antara San Miguel Corporation, Philipina dan PT. Suba Indah. Dimulai
sebagai divisi daging olahan dari PT. Suba Indah, pada tahun 1995 menjadi suatu
joint venture company dengan Purefood Group yang pada saat itu dimiliki oleh
Ayala Group.
Tahun 2000 yang lalu, Ayala menjual Purefood divisi makanan kepada
San Miguel Corporation sehingga memperkuat posisi San Miguel sebagai food,
area Pasifik antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, Australia, Cina dan
33
Vietnam. PT. San Pure Foods memproduksi dan memasarkan daging olahan di
Hormel USA. Beberapa produk olahan yang sedang dipasarkan oleh perusahaan
saat ini antara lain: sosis daging sapi, sosis daging ayam, cold cut, burger meat,
dan bakso. PT. San Miguel Pure Foods Indonesia adalah pemegang merek- merek
produk daging olahan dengan sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI)
jalan, lintas Bogor-Depok. Total luas areal perusahaan San Miguel Purefoods
Pemimpin tertinggi di PT. San Miguel Purefoods Indonesia dipegang oleh Dewan
Direktur pelaksana membawahi manager dari setiap divisi. Manager dari setiap
34
yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dalam suatu organisasi dengan segala
tersebut.
5.4. Ketenagakerjaan
tenaga kerja tetap dan tenaga kerja kontrak. Jumlah tenaga kerja tetap sebanyak
238 orang yang terdiri dari 164 karyawan dan 74 karyawati. Secara keseluruhan
jumlah tenaga kerja kontrak sekitar 450 orang karyawan dan karyawati. Tenaga
kerja kontrak bekerja secara shift dan dibagi menjadi tiga shift. Jumlah jam kerja
perusahaan lain yaitu delapan jam per hari dengan lima hari kerja setiap minggu
untuk karyawan tetap dan enam hari kerja untuk karyawan kontrak.
Gaji pokok karyawan setiap bulan di PT. San Miguel Purefoods Indonesia
diperoleh oleh karyawan tetap antara lain adalah tunjangan kesehatan, asuransi
hidup, THR, cuti sebanyak 12 hari dalam satu tahun, bonus untuk karyawan yang
lembur, transportasi dan komunikasi serta intensif (khusus untuk staff sales).
Karyawan kontrak tidak mendapat cuti atau keuntungan lain. Masa karyawan
Bahan yang digunakan untuk memproduksi sosis terdiri dari bahan baku
utama dan bahan tambahan. Bahan baku utama yang digunakan untuk
memproduksi sosis sapi pada PT. San Miguel Purefoods Indonesia adalah daging
sapi segar. Bahan baku tersebut diimpor dari Australia dan Newzeland. Adapun
alasannya yaitu selain harganya lebih murah, kualitasnya juga tinggi dan supplier
tetap stabil.
tepung tapioka, protein kedelai, bumbu, garam, Fosfat, Nitrit dan pewarna. Bahan-
tahapan proses pembuatan sosis sapi adalah pada awalnya penerimaan bahan baku
menambahkan garam dan air serta bahan pengisi. Setelah itu ditambahkan
Kemudian adonan tersebut dimasak pada suhu tertentu. Pada akhir proses
melewati unmoving time, produk sosis harus dijual karena jika tidak maka akan
banyak perusahaan karena segala aktivitas produksi lebih efektif dan efisien.
pengawasan terhadap mutu produk sosis terus dilakukan. Hal itu dilakukan untuk
menjaga kualitas produk sosis dan untuk menciptakan food safety (produk yang
yang dihasilkan di PT. San Miguel Purefoods Indonesia yaitu sosis daging sapi
Farmhouse, bakso Farmhouse, sosis Vida, burger Vida, dan bakso Vida.
Diferensiasi produk sosis sapi cukup bervariasi yang dapat dilihat dari
karakteristik bahan baku, rasa, warna, bentuk, harga dan isi dalam kemasan (berat
bersih). Sosis sapi yang diproduksi di PT. San Miguel Purefoods Indonesia dari
segi rasa cukup bervariasi yaitu sosis sapi, tender beefy, beef frankfurter dan
cheese hotdog. Isi dalam kemasan per bungkus dan berat bersih sosis juga
beragam antara lain isi tiga sosis (80 gr), enam sosis (200 gr), 12 sosis (400 gr)
Kemasan sosis didisain dalam plastik dengan warna yang menarik (kuning
dan merah). Pada kemasan sosis sapi dimuat berbagai informasi yang di butuhkan
oleh konsumen. Adapun informasi tersebut adalah merek dagang sosis sapi
Farmhouse, jenis sosis, isi sosis dalam kemasan, komposisi sosis (terdiri dari
daging sapi, air, tepung, protein kedelai, bumbu, garam, penguat rasa, Fosfat,
Natrium Nitrit, dan pewarna), berat bersih, cara memasak, saran penyajian, saran
LP POM MUI.
Harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan PT. San Miguel Purefoods
jual di pasar modern – mark up (20%) – PPN (10%). Harga produk sosis beragam
Surabaya, Yogyakarta, Band ung, Medan, Bali dan Makasar. Produk sosis tersebut
distributor yang telah disiapkan, di mana tempat tersebut memiliki ruang khusus
38
berupa werehouse untuk menjaga agar produk sosis tidak mudah rusak.
iklan, poster, umbul- umbul dan penjualan produk melalui sepeda boks (box
seller). Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan promosi produk sosis tersebut
Pada Tabel 4 dapat diketahui bahwa jenis kelamin wanita lebih dominan dalam
pembelian produk sosis. Hal tersebut diketahui dari 100 responden terdapat 98
sejalan dengan usia di mana tingkat usia dalam mengkonsumsi produk sosis
cukup beragam. Hal ini ditunjukkan dari Tabel 5, yang menjelaskan bahwa usia
yang paling konsumtif dalam memilih produk sosis sebagai bahan pangan
subsitusi adalah 26-35 tahun dengan tingkat persentase 43 persen. Pada usia 26-
35 tahun tersebut merupakan pasar sasaran untuk produk sosis. Terbesar kedua
beragam. Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan yang lebih
dominan dalam memilih sosis sebagai bahan pangan subsitusi, yaitu SLTA,
responden yang paling banyak yaitu ibu rumah tangga sebesar 40 persen.
Pekerjaan terbesar kedua yang sering mengkons umsi sosis adalah pegawai swasta
sebesar 31 persen.
41
sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi keluarga. Hasil survei diperoleh data
bahwa tingkat pendapatan responden sosis rata-rata > Rp 1.000.000. Data yang
diperoleh (Tabel 8), dapat dilihat tingkat pendapatan keluarga per bulan yang
pendapatan keluarga per bulan terbanyak kedua sebesar > Rp 3.000.000,- per
pendapatan per bulan yang paling sedikit adalah < Rp 500.000,- (satu persen).
Data di bawah menunjukkan bahwa kelas sosial untuk pemasaran sosis berada
yang meningkat, diversifikasi dan diferensiasi produk daging sapi olahan. Hal
tersebut juga sangat erat hubungannya dengan demografis. Terdapat empat merk
sosis yang dibahas untuk mengetahui segmen dan posisi produk sosis sapi antara
lain merk Farmhouse (PT. San Miguel Purefoods Indonesia), Kimbo (PT.
Kemfoods), Bernardi (PT. Eloda Mitra) dan merk Vigo (PT. Madusari
Nusaperdana).
konsumen yaitu jenis usia, pekerjaan, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan.
dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui ada perbedaan
usia yang cukup potensial dalam pembelian sosis adalah 26-35 tahun (41.7 persen
sosis sapi merk Farmhouse adalah ibu rumah tangga sebesar 43.8 persen. Jenis
pekerjaan terbesar kedua adalah Pegawai Swasta (31.3 persen) sedangkan jenis
pekerjaan yang paling sedikit dalam mengkonsumsi sosis yaitu mahasiswa sebesar
2.1 persen. Jenis pekerjaan yang lebih mendominasi pada merk Kimbo adalah ibu
adalah pegawai swasta 20 persen, sedangkan proporsi jenis pekerjaan yang tidak
pegawai swasta, wiraswasta dan mahasiswa memiliki proporsi yang sama untuk
merk Bernardi sebesar 33.3 persen. Jenis pekerjaan yang lebih banyak dalam
mengkonsumsi sosis sapi merk Vigo adalah pegawai swasta (41.7 persen),
sedangkan terbesar kedua adalah pekerjaan ibu rumah tangga (29.2 persen). Jenis
pekerjaan yang tidak berpengaruh dalam pembelian sosis adalah profesional dan
mahasiswa.
pada produk merk Farmhouse lebih banyak lulusan sarjana strata satu (S1)
sebesar 31.3 persen. Sedangkan tingkat pendidikan yang paling sedikit adalah
lulusan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP) sekitar 4.2 persen. Produk sosis
merk Kimbo juga memiliki posisi yang hampir sama bila ditinjau dari tingkat
pendidikan yaitu lebih banyak lulusan S1 dan lulusan sekolah lanjutan tingkat
akhir (SLTA) di mana masing- masing sebesar 36.0 persen. Sedangkan tingkat
pendidikan yang kurang berpengaruh adalah lulusan SLTP. Produk sosis merk
Bernardi juga memiliki posisi yang sama dengan merk Farmhouse dilihat dari
segmen tingkat pendidikan, di mana lulusan S1 memiliki point yang paling tinggi
dibanding tingkat pendidikan atau lulusan yang lain (66.7 persen). Produk sosis
merk Vigo berbeda dibanding merk lain ditinjau dari tingkat pendidikan. Lulusan
SLTA lebih banyak dalam mengkonsumsi sosis sapi dibanding lulusan lainnya.
pendapatan berbeda. Dari Tabel 8, dapat diketahui bahwa respon tertinggi dalam
pembelian sosis sapi merk Farmhouse bila dilihat dari segmen pendapatan per
45
bulan adalah kelompok pendapatan lebih besar dari Rp 3.000.000,- sebesar 37.5
sosis yaitu dengan pendapatan per bulan lebih kecil dari Rp 500.000 (2.1 persen).
Produk sosis merk Kimbo juga mempunyai posisi yang sama dengan merk
sosis Farmhouse bila ditinjau dari segi pendapatan per bulan, di mana tingkat
konsumsi terhadap produk sosis yang paling tinggi dilihat dari tingkat pendapatan
produk sosis merk Kimbo yang kurang berpengaruh apabila dilihat dari tingkat
pendapatan per bulan adalah di bawah Rp 500.000,-. Berbeda dengan produk sosis
merk Vigo, tingkat konsumsi sosis yang dominan bila dilihat dari tingkat
Salah satu tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada setiap
tahap dan pengaruhnya. Perubahan pendirian, faktor situasi yang kurang antisipasi
keputusan pembelian.
perusahaan dan pesaing maka hal tersebut merupakan langkah lanjutan dalam
berbeda dari setiap atribut (dapat dilihat pada Tabel 10). Lebih banyak konsumen
yang memberi alasan utama pembelian sosis dari segi rasa di mana tingkat
500.000-1.000.000.
47
televisi atau iklan, dari brosur, melihat langsung dari supermarket, keluarga dan
teman. Namun, berdasarkan survei sumber informasi produk sosis paling banyak
persen mendapat informasi dari iklan televisi (dapat dilihat pada Tabel 11).
Peran keluarga dan brosur sedikit berpengaruh sebagai sumber informasi bagi
produk sosis dengan proporsi masing- masing satu persen. Hal ini berarti, peran
Produk sosis merupakan produk fresh, di mana tempat penjualan yang baik
bagi produk sosis adalah tempat dengan temperatur ruangan. Dari Tabel 12 dapat
mana proporsinya 96 persen dan 3 persen lebih sering membeli di penjual sayur
keliling.
maka informasi tersebut di proses lebih lanjut dengan penilaian akhir melalui
tahap evaluasi dan seleksi. Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda dalam
memberi perhatian lebih besar pada atribut yang memberikan manfaat yang
diperoleh.
Ada beberapa alasan bagi konsumen dalam memilih produk sosis, antara
lain yaitu dari segi rasa, harga, aroma dan variasi produk. Dari Tabel 13 dapat
dilihat bahwa, konsumen lebih cenderung memilih rasa (82 persen) sebagai alasan
utama dalam memilih sosis tertentu. Terbesar kedua konsumen memilih sosis
dilihat dari segi harga (12 persen). Akan tetapi alasan responden yang paling
anggota keluarga (suami, istri, orangtua maupun anak) dan teman. Dari Tabel 14.
49
dapat dilihat bahwa, yang paling dominan dalam mengambil keputusan adalah
istri dengan proporsi 78 persen. Terbesar kedua adalah anak dengan proporsi 13
persen. Sedangkan suami (enam persen), orangtua (dua persen) dan teman (satu
rencanakan sebelum membeli, ada yang sama sekali tidak direncanakan dan ada
yang tergantung situasi. Data Tabel 15 dapat diketahui bahwa, ketika ingin
(tidak di rencanakan) dengan alasan sebagai stock karena produk sosis merupakan
direncanakan dan terkadang tidak direncanakan). Dari data ini dapat diperoleh
bahwa ada peluang konsumen lebih mudah dipengaruhi dalam pembelian sosis
konsumen tidak merasakan kepuasan terhadap suatu produk yang dibelinya maka
frekuensi tingkat pembelian produk sosis. Konsumen lebih sering membeli sosis
setiap minggu dengan proporsi 43 persen dapat dilihat pada Tabel 16. Proporsi
terbesar kedua yaitu setiap bulan sekali dengan sebanyak 33 persen. Sedangkan
frekuensi yang paling sedikit dalam mengkonsumsi sosis adalah setiap dua bulan
sekali (enam persen) dan la innya yaitu setiap dua minggu sekali (18 persen).
konsumen dalam jangka panjang. Ketika pelanggan merasa sesuatu yang bernilai,
terhadap produk sosis tertentu tidak terlalu tinggi (30 persen). Ketika produk
sosis yang biasa dikonsumsi keluarga tidak ada maka konsumen sosis lebih
cenderung beralih ke produk lain dengan proporsi 70 persen (dapat dilihat pada
Tabel 17).
51
Secara umum, jauh lebih sulit mempertahankan daya beli konsumen terhadap
produk sosis lebih lanjut. Peran keluarga tersebut dapat berupa membujuk agar
telah mencobanya dan tanpa pengaruh dari anggota keluarga (keinginan sendiri).
Peran anggota keluarga yang terbesar adalah dengan membujuk salah satu
anggota keluarga agar membeli produk sosis sebesar 39 persen (dapat dilihat pada
Tabel 18). Peran keluarga di mana proporsi yang terbesar kedua adalah dengan
meminta untuk mencobanya (23 persen). Namun ada sebanyak 24 persen yang
keluarga yang paling sedikit adalah dengan memberitahu bahwa mereka telah
mencobanya dengan proporsi 14 persen. Berarti dalam hal ini peran keluarga
Bernardi dan Vigo dapat dilihat dari hasil analisis Citra (pada Gambar 4).
Skala yang digunakan untuk mengukur atribut produk sosis adalah skala ordinal.
Tingkat kepentingan atribut produk sosis dapat dikategorikan kedalam skala 1-5.
setuju). Adapun penilaian konsumen terhadap produk sosis sapi meliputi harga,
rasa, warna, tekstur (keempukan), aroma, kemasan dan isi dalam kemasan.
berikut:
a. Harga
aspek yang melibatkan harga produk. Harga harus sebanding dengan penawaran
nilai produk kepada konsumen karena bila tidak maka konsumen akan beralih ke
produk lain. Hasil analisis Citra dapat dilihat bahwa penilaian konsumen terhadap
sosis merk Farmhouse dari segi harga relatif lebih mahal dibanding sosis yang
kategori mahal. Sedangkan sosis merk Vigo lebih murah dibanding produk yang
5
4,5
4
3,5 Farmhouse
3
Kimbo
2,5
2 Bernardi
1,5 Vigo
1
0,5
0
Isi
a
sa
a
a
an
rg
om
n
arn
Ra
ka
Ha
as
Ar
W
pu
m
em
Ke
Ke
53
54
b. Rasa
produk tersebut. Penilaian konsumen sangat tinggi terhadap produk sosis sapi
merk Farmhouse, jika dilihat dari atribut rasa. Konsumen sangat setuju dan
merasa sangat puas dengan rasa sosis sapi merk Farmhouse dengan skala rataan
4.67. Hal tersebut akan membawa konsumen untuk lebih loyal terhadap produk
c. Warna
Warna produk merupakan salah satu sumber pengaruh potensial pada persepsi
maupun perilaku konsumen. Warna yang hangat seperti merah dan kuning tampak
lebih efektif dan menarik (eyes catching) secara fisik. Pada gambar diagram
analisis Citra, penilaian konsumen terhadap atribut warna produk sosis lebih
rendah bila dibanding atribut lain dengan skala rataan 3.06. Dari hasil survei,
d. Keempukan
merk Farmhouse setuju dengan skala rataan 4.35. Konsumen merasa lebih sesuai
pada saat mengkonsumsi produk sosis karena sesuai dengan kriteria konsumen.
e. Aroma
terhadap produk sosis. Dari hasil analisis 100 responden, atribut aroma sosis di
55
nilai baik dan cocok bagi konsumen dengan rataan skala 3.85 karena aromanya
mengundang selera. Oleh sebab itu banyak konsumen yang merasa sesuai dengan
atribut aroma produk sosis sapi Farmhouse. Meskipun atribut aroma pada merk
f. Kemasan
cukup baik dengan skala rataan 3.88 karena warna dan kemasan yang menarik.
g. Isi
sosis dalam kemasan. Hal ini dapat dilihat pada hasil analisis yang berada pada
skala rataan 3.92. Konsumen melihat isi kemasan dari jumlah sosis dan berat
bersih dalam satu kemasan. Berat bersih sosis sapi Farmhouse dalam satu
dengan produk pesaing. Hal yang sangat penting untuk keefektivan pemasaran
mengetahui kekuatan dan kelemahan relatif suatu produk terhadap pesaingnya dan
pada akhirnya akan dapat menentukan cara terbaik untuk melakukan repositioning
Perhitungan dalam analisis Biplot didasarkan pada rasio skala garis, koordinat
Biplot dan gambar Biplot yang dipetakan pada sumbu x dan y. Dalam analisis
Biplot diperoleh gambaran tentang objek antara lain kedekatan antar objek,
diperoleh hasil lebih dari 70 persen yaitu 96 persen (out put hasil analisis Biplot
dapat dilihat pada Tabel Lampiran 3). Analisis Biplot yang digunakan adalah
dengan program PANDA (Perangkat- lunak Analisis Data) yang merupakan suatu
perangkat- lunak yang digunakan untuk analisis eksplorasi data, bekerja dengan
sistem menu-tarik (pulldown menu) dan kotak dialog; editor data numerik maupun
57
58
Dari tampilan grafik diatas dapat dilihat bahwa posisi merk Farmhouse dan
memiliki ciri yang hampir sama dalam peubah menur ut responden. Jadi merk
2) Panjang vektor
antar atribut dapat dilihat bahwa atribut harga memiliki vektor yang paling
panjang yang berarti bahwa keragaman peubah harga disetiap perusahaan tinggi.
Sedangkan vektor yang paling pendek terlihat pada atribut isi dan kemasan yang
Gambar grafik di atas dapat dijelaskan bahwa atribut sosis diwakili oleh
Jika antara dua vektor membentuk sudut > 90º (membentuk sudut tumpul) berarti
korelasi antar kedua vektor negatif. Dan jika kedua vektor membentuk sudut < 90º
Nilai sudut terkecil dari gambar di atas terbentuk antara vektor keempukan
dan aroma. Data yang diperoleh dari konsumen menggambarkan kedua atribut
Sebaliknya, antara vektor harga dan aroma berkorelasi negative (> 90º) yang
59
berarti bahwa semakin tinggi harga maka tidak mempengaruhi tingkat warna
sosis sapi.
Nilai peubah dari suatu objek dapat dilihat dari kedekatan arah vektor.
Semakin dekat garis vektor dengan suatu objek maka semakin besar pula nilai
atribut produk tersebut terhadap variabel (merk produk) dan dapat dikatakan
mengetahui kekuatan dan kelemahan serta posisi atau kedudukan relatif suatu
Berdasarkan analisis Biplot dan analisis Citra diperoleh produk sosis sapi
Farmhouse unggul pada atribut yang sama yaitu unggul dalam rasa, tekstur
(keempukan), isi, kemasan dan aroma. Berdasarkan analisis Biplot sosis sapi
Kimbo bersaing dengan Farmhouse pada atribut aroma dan tekstur (keempukan).
Sosis sapi Vigo diposisikan sebagai produk yang paling murah (unggul dilihat
dari atribut harga). Sedangkan produk sosis sapi Bernardi unggul dalam hal warna
produk.
Sosis sapi Farmhouse memiliki kelemahan bila dilihat dari atribut harga yang
relatif lebih mahal dibanding pesaing dan warna sosis yang sedikit terlalu merah.
60
perusahaan PT. San Miguel Purefoods Indonesia dapat membidik pasar dengan
menyusun strategi bauran pemasaran yang tepat untuk menguasai pangsa pasar.
Sosis sapi Farmhouse dari hasil analisis memiliki keunggulan produk yang
bersaing baik dalam hal rasa, tekstur, aroma, kemasan dan isi. Berdasarkan hasil
analisis Citra, rasa merupakan atribut yang dinilai oleh konsumen dalam memilih
produk sosis sapi Farmhouse. Dalam hal ini, perusahaan lebih berorientasi pada
produk lebih efektif bila ditinjau dari bauran produk. Strategi bauran produk yang
diterapkan di PT. San Miguel Purefoods Indonesia sudah cukup efektif karena
Atribut harga produk sosis sapi Farmhouse relatif lebih mahal dibanding
pesaing. Apabila harga relatif lebih mahal maka produk tersebut lebih
tersegmentasi dalam hal status sosial. Namun, dengan harga yang mahal
diimbangi dengan kualitas produk yang lebih baik, maka hal tersebut tidak akan
dari segi kualitas. Sebaliknya, bila harga merupakan salah satu hal penting dalam
61
membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan sasaran. Tempat
merupakan salah satu alat bauran pemasaran yang dapat mempengaruhi tingkat
bauran pemasaran lebih efektif. Sistem distribusi yang selama ini diterapkan di
PT. San Miguel Purefoods Indonesia lebih banyak di pasar modern (supermarket).
Strategi bauran tempat bila dilihat dari pasar sasaran di mana peluang pasar lebih
banyak di pasar modern maka sudah cukup efektif. Hal ini ditunjukkan karena
Kegiatan promosi produk sosis sapi Farmhouse yang selama ini dilakukan masih
peranan iklan untuk menjangkau masyarakat luas masih kurang, Adapun masalah
tersebut dikarenakan biaya iklan baik di media elektronik maupun di media cetak
cukup tinggi.
55
Kesimpulan
dari beberapa tahap yaitu tahap pengenalan masalah, tahap pencarian informasi,
tahap evaluasi dan seleksi, tahap keputusan pembelian, dan perilaku pasca
sosis adalah rasa sosis yang lebih disukai konsumen. Pada tahap keputusan
pembelian sosis. Tahap perilaku pasca pembelian yang merupakan tahap akhir
dari perilaku pembelian, konsumen lebih cenderung mencoba produk lain jika
(product positioning) sosis sapi Farmhouse memiliki keunggulan dalam hal rasa
yang enak, memiliki tekstur (keempukan) lebih baik, aroma yang lebih wangi,
Indonesia sudah cukup efektif karena cukup bersaing dengan perusahaan sejenis.
Atribut harga merupakan salah satu kelemahan dari produk sosis sapi
Farmhouse, karena relatif lebih mahal dibanding pesaing. Strategi bauran tempat
bila dilihat dari pasar sasaran di mana peluang pasar lebih banyak di pasar modern
maka sudah cukup efektif. Sedangkan kegiatan promosi produk sosis sapi
masyarakat. Jadi peranan iklan untuk menjangkau masyarakat luas masih kurang,
Saran
moment promosi.
DAFTAR PUSTAKA
Ries Al dan J. Trout. 2002. Positioning: The Battle for Your Mind. Salemba
Empat. Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2004. Potret Sosisal Ekonomi Masyarakat Jawa Barat. Jawa
Barat. Bogor.
Pearson dan Tauber F. W. 1984. Meat. AMI Center for Continuing Education.
Washington.
57
Prianto, A. 2001. Analisis Posisi Persaingan dalam Upaya Penetrasi Pasar Produk
Fast-Food Ayam Goreng Lokal (Studi Kasus pada PT. Ayam Goreng
Fatmawati Indonesia. Skripsi. Jurusan Ilmu- Ilmu Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Rust, R. E. 1977. The Science of Meat and Meat Products. Third Edition. AMI
Center for Continuing Education. Washinton.
Setiadi, N. J. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran. Edisi Pertama. Prenada Media. Jakarta.
Simamora, B. 2004. Riset Pemasaran: Falsafah, Teori dan Aplikasi. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Soeparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tauber, F. W. 1977. Sausage. The AVI Publishing Co. Inc. Westport. Conecticut.
USA.
Wardani, T. 2003. Manajemen Mutu Sosis Sapi PT. Badranaya Putra, Bandung,
Jawa Barat. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian.
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
58
LAMPIRAN
59
KUESIONER
No. Kuesioner :
Tgl. Pengisian :
Nama :
Alamat :
Kuesioner ini digunakan sebagai bahan penelitian untuk penulisan skripsi yang
berjudul “ANALISIS POSISI PRODUK (POSITIONING PRODUCT) SOSIS
SAPI DI PT. Purefoods Suba Indah oleh Debora Evlyn Sembiring (A14103519)
mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor .
x
Petunjuk: Berilah tanda pada kotak jawaban yang Anda pilih
SCREENING
I. KARAKTERISTIK RESPONDEN
d. 36-45 tahun
a. SD e. S1
b. SMP f. S2
c. SMU g. S3
c. Rp 1.000.000-2.000.000
a. Ya b. Tidak
a. FARMHOUSE c. BERNARDI
b. KIMBO d. VIGO
a. Rasa c. Aroma
c. Teman
a. Hipermarket c. Minimarket
13. Pada saat ingin membeli produk sosis tersebut, Anda ………………
b. Tidak direncanakan/mendadak
c. Tergantung situasi
14. Jika produk sosis tersebut untuk sementara waktu tidak ada, maka
Anda………….
b. Anak d. Orangtua
16. Seberapa jauh peran anggota keluarga atau teman Anda dalam
d. Inisiatif sendiri
62
suatu merek sosis yang ditanyakan. Berilah tanda silang (x) pada kolom yang
telah disediakan.
Ø Farmhouse
- Beef Frankfurter 400 gr 12 15.000
- Fun Kids Cheese 200 gr 6 7.900
- Sosis Sapi 400 gr 12 15.000
- Sosis Sapi Goreng 80 gr 3 4.000
- Sosis Sapi Goreng 200 gr 6 11.750
- Sosis Sapi Goreng 400 gr 12 26.000
- Sosis Sapi Goreng 800 gr 24 54.000
- Beef Coctail 200 gr 6 12.800
Ø Kimbo
- Sapi Goreng 186 gr 6 8.800
- Sapi Goreng 403 gr 13 16.000
- Sapi Goreng 775 gr 25 32.500
Ø Bernardi
- Sapi Goreng 500 gr 12 15.600
- Hotdog 500 gr 12 22.500
- Hotdog - 6 13.000
- Beef Franks 500 gr 12 28.000
- Sosis 500 gr 12 24.000
- Sosis 1 kg 24 54.000
Ø Vigo
- Sosis Sapi 180 6 7.700
- Sosis Sapi 720 gr 24 28.000
Total 2.954113 **
Komisaris
Umum
Direktur Umum
Direktur Pelaksana
Manager Divisi
Kompensasi Tehnik
Pasar Bag. Marketing
Modern
dan Quality
Control
Departemen Perekrutan
Pasar
Pengembangan Produk dan Pelatihan . Produksi
Logistic /
Restoran Pengembangan Bisnis Distribusi
65