Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Coriolis Mass Flowmeter


Coriolis mass flowmeter ditemukan oleh ilmuwan
Perancis bernama Gaspard-Gustave de Coriolis pada
tahun 1835. Gaspard- Gustave de Coriolis mengamati
gerak relatif suatu benda di dalam cakram putar (rotating
wheel).
Coriolis mass flowmeter disebut juga inersia
flowmeter, merupakan alat yang mengukur massa per
satuan waktu (misalnya, kilogram per detik), selain itu
juga mampu menghitung densitas fluida. Coriolis mass flowmeter termasuk flowmeter yang
memiliki banyak jenis yang digunakan mengukur aliran fluida baik berupa air atau cairan lainnya
seperti korosif, kotor dan lumpur.

B. Bagian bagian Coriolis Massa Flowmeter


Coriolis mass flowmeter terdiri dari sensor, pick off coil, drive coil, measuring tube, transmitter
dan tranduser. Bagian bagian pada Coriolis mass flowmeter ditunjukkan oleh Gambar dibawah ini :

Core processor

Kumparan pengendali ( Drive Coil)

Sensor Pick off coil

Penutup (Case)

Tabung aliran ( Measuring tube)

Sensor RTD

Proses koneksi
Arah aliran (Direction Flow arrow)

1. Sensor RTD (Resistant Temperature Detector)


Pada Coriolis mass flowmeter menggunakan sensor RTD, seperti yang ditunjukkan pada
Gambar dibawah ini :
Sensor RTD (Resistant Temperature Detector) terdiri dari gulungan platinum. Sensor
tersebut digunakan untuk mengukur temperatur gas. RTD memiliki 2 buah pelat pengukur suhu,
dimana pelat pertama sebagai suhu referensi dan pelat lainnya berfungsi untuk mengukur suhu
aliran.
2. Pick of coil
Pick of coil adalah kumpulan kumparan dan magnet yang diletakkan di salah satu badan tabung
aliran sedangkan magnet dipasang di tabung sisi lain. Pick of coil ini mendeteksi osilasi pada tabung
aliran.
3. Drive coil
Drive coil (kumparan penggerak ) dan magnet adalah komponen yang berada di tengah tabung
aliran. Komponen inilah yang memberikan vibrasi pada tabung aliran sehingga tabung bisa berosilasi
naik dan turun serta bertentangan satu sama lain.
4. Tabung aliran (measuring tube).
Tabung aliran adalah tabung ganda yang berbentuk seperti huruf “U” berbentuk lengkung. Fluida
yang akan diukur mengaliri tabung U ganda secara merata masing-masing setengah fluida yang akan
diukur. Pada tabung aliran di pasang drive coil yang akhirnya menyebabkan tabung aliran berosilasi.

5. Transmitter
Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan dari komponen
penangkap perubahan sinyal (sensing element) dari sebuah sensor menjadi sinyal yang mampu
diterjemahkan oleh alat pengendali (controller). Pada Coriolis mass flowmeter ini transmitter
berfungsi sebagai:
a. Mengirim pulsa arus ke sensor kumparan pengendali yang menyebabkan tabung aliran
bergetar.
b. Mengolah sinyal sensor input, melakukan perhitungan, dan menghasilkan berbagai output
ke perangkat tambahan yang dihubungkan ke hardware (periferal).
6. Transduser
Tranduser adalah suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke
bentuk energi yang lain. Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Transduser pasif yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari
luar. Contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik,
maka thermistor harus dialiri arus listrik.
2. Tranduser aktif, yaitu tranduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Pada Corioliss mass flowmeter transduser yang digunakan adalah transduser pasif karena untuk
beroperasi menggunakan tegangan listrik.
7. Core Processor
Core processor adalah processing unit yang membaca semua intruksi untuk melakukan
tindakan tertentu. Instruksi diterima dan dijalankan secara langsung. Semua yang dilakukan pada
komputer harus diproses oleh processor. Fungsi processor dalam sebuah instrumen mempunyai
fungsi yang sangat penting, karena komponen ini berfungsi untuk memproses data yang diterima
dari masukkan atau input, kemudian menghasilkan keluaran atau output. Fungsi processor
diibaratkan sebagai sebuah otak dari komputer karena setiap data yang akan diproses akan selalu
melewati processor untuk kemudian diolah dan menghasilkan data.

C. Prinsip Kerja Corioliss Mass Flowmeter.


Gaya Coriolis adalah gaya yang dihasilkan pada tabung U. Gaya Coriolis ditunjukkan oleh
getaran tabung saat fluida mulai mengalir di dalam nya. Getaran tidak menggambarkan gerak
melingkar sempurna, tetapi memberikan efek Coriolis yaitu pembelokkan arah. Flowmeter jenis
ini tidak mengukur fluida berdasarkan volume per satuan waktu tetapi massa per satuan waktu.
Analogi gaya Coriolis pada flowmeter adalah jika kita punya selang, lalu kita pegang dengan
kedua tangan sehingga selang tersebut menggantung membentuk huruf "U”. Lalu kita goyang
tangan kita bersamaan ke arah depan lalu ke belakang. Maka selang akan bergoyang seirama
dengan tangan kita. Goyangan pada selang yang dialiri fluida dan yang tidak dialiri fluida akan
berbeda. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar dibawah ini :

(a) (b)
Gambar Simulasi gaya Coriolis pada selang air a) tidak ada fluida , b) ada fluida

Gambar di atas menunjukkan ada perbedaan goyangan selang pada saat dialiri dan tidak
dialiri fluida. Gambar (a) adalah selang tanpa berisi air dan Gambar (b) adalah selang yang berisi
air. Saat digoyang, selang yang pada Gambar (a) seluruh bagiannya akan bergerak seirama.
Namun, saat diisi air, goyangannya sudah berubah menjadi seperti pada Gambar (b). Saat air mulai
masuk ke selang, perubahan gerakan sudah mulai terlihat karena ada perbedaan massa di dalam
selang.
Selang air dimisalkan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian A dan B. Pada saat ada fluida
yang mengalir didalam selang air, selang bagian A akan bergerak ke depan sedangkan bagian B
akan bergerak ke belakang pada rentang waktu yang sama. Posisi selang bagian A dan B akan
bergantian fasa, maksudnya adalah setelah A bergerak ke depan dan B bergerak ke belakang pada
saat yang sama, fasa berikutnya adalah A bergerak ke belakang dan B akan bergerak sebaliknya
juga, seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini :

(a) (b)

Gambar Simulasi gaya Coriolis pada selang air a) Tidak ada fluida , b) dialiri

Pada gambar di atas di tunjukkan analogi gaya Coriolis pada selang air tersebut terlihat
bahwa terdapat perbedaan fasa antara bagian A dan B pada selang yang diisi air. Perbedaan fasa
inilah yang menjadi prinsip pengukuran pada Coriolis mass flowmeter. (Umar Habibie, 2013)
Di dalam Coriolis mass flowmeter, saat ada fluida masuk ke dalam tabung aliran maka fluida
akan terbagi secara merata pada kedua tabung aliran yang berbentuk U. Posisi tabung aliran akan
berbeda ketika ada massa fluida di dalamnya atau tidak ada fluida. Begitu juga gaya Coriolis yang
dihasilkan pada tabung aliran tersebut juga menyebabkan perbedaan osilasi saat ada fluida yang
mengalir dan tidak, perbedaan posisi dan osilasi tabung aliran ditunjukkan pada Gambar dibawah
ini :
(a) (b)

(c) (d)

Gambar 3.5 (a) Posisi tabung aliran saat tidak ada fluida, (b) Ayunan tabung aliran saat tidak ada
fluida, (c) Ayunan tabung aliran pada saat ada fluida, (d) Ayunan tabung aliran pada saat ada
fluida.
Perbedaan posisi dan osilasi yang terjadi pada tabung aliran ini disebabkan oleh adanya gaya
Coriolis yang dihasilkan pada tabung aliran. Pada saat fluida mengalir di dalam tabung aliran maka
gaya Coriolis menyebabkan perbedaan fasa getaran pada kedua ujung tabung aliran. Perbedaan
fasa inilah yang menjadi prinsip pengukuran pada Coriolis mass flowmeter
Drive coil yang terpasang pada badan tabung aliran di bagian tengah membuat tabung
berayun secara konstan jika tidak ada fluida yang mengalir di dalamnya, sedangkan pada saat ada
fluida di dalamnya maka akan terjadi beda fasa dan inilah yang ditangkap oleh sensor pick off coil
yang terpasang di kedua ujung tabung aliran sebagai aliran fluida. Drive coil terpasang pada tabung
aliran di bagian tengahnya yang membuat tabung bisa berosilasi naik turun serta bertentangan satu
sama lain. Sementara pick off coil dipasang pada kedua ujung tabung aliran, seperti yang terlihat
pada Gambar dibawah ini :
Gambar Coriolis mass flowmeter tampak dalam

Pada Gambar diatas huruf A adalah drive coil yang membuat tabung berosilasi secara
konstan saat tidak ada fluida yang mengalir. Huruf B dan C adalah sensor pick of coil yang
mendeteksi secara tepat osilasi yang terjadi pada tabung aliran. Sensor pick of coil mengirimkan
sinyal yang diterima untuk ditampilkan ke display digital sebagai hasil pengukuran.

Flowmeter ini tidak hanya mampu mendeteksi aliran fluida namun juga menghitung densitas
fluida tersebut. Tabung aliran yang dialiri air jika dibandingkan dengan tabung aliran yang dialiri
minyak maka frekuensi ayunan yang dialiri minyak akan lebih tinggi jika dibandingkan tabung
yang diisi air karena densitas dan massa jenis minyak lebih ringan dari air. Pick off coil akan
menangkap frekuensi ayunan sebagai komponen massa jenis fluida dan mengirim sinyal ke display
untuk menampilkan hasil pengukuran. Grafik sinusoidal yang tergambar merupakan representasi
dari sensor flowmeter, komponen frekuensi mendeskripsikan densitas fluida, dan komponen beda
fasa mendeskripsikan massa fluida

Tegangan yang dihasilkan dari masing masing kumparan pick off coil menciptakan
gelombang sinus yang mewakili gerak suatu tabung relatif terhadap yang lain. Ketika tidak ada
aliran, kedua gelombang berada dalam satu fasa. Ketika ada aliran, induksi gaya Coriolis memaksa
tabung untuk memutar, mengakibatkan dua gelombang sinus beda fasa. Perbedaan waktu di
gelombang sinus berbanding lurus dengan laju aliran massa melalui tabung. Perbedaan frekuensi
dan beda fasa pada gelombang sinusoidal akan dibaca oleh sensor dan hasilnya ditampilkan di
display (Rudi Wiratama, 2013).

Anda mungkin juga menyukai