Core processor
Penutup (Case)
Sensor RTD
Proses koneksi
Arah aliran (Direction Flow arrow)
5. Transmitter
Transmitter adalah alat yang digunakan untuk mengubah perubahan dari komponen
penangkap perubahan sinyal (sensing element) dari sebuah sensor menjadi sinyal yang mampu
diterjemahkan oleh alat pengendali (controller). Pada Coriolis mass flowmeter ini transmitter
berfungsi sebagai:
a. Mengirim pulsa arus ke sensor kumparan pengendali yang menyebabkan tabung aliran
bergetar.
b. Mengolah sinyal sensor input, melakukan perhitungan, dan menghasilkan berbagai output
ke perangkat tambahan yang dihubungkan ke hardware (periferal).
6. Transduser
Tranduser adalah suatu peranti yang dapat mengubah suatu energi ke
bentuk energi yang lain. Dari sisi pola aktivasinya, transduser dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Transduser pasif yaitu transduser yang dapat bekerja bila mendapat energi tambahan dari
luar. Contohnya adalah thermistor. Untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik,
maka thermistor harus dialiri arus listrik.
2. Tranduser aktif, yaitu tranduser yang bekerja tanpa tambahan energi dari luar, tetapi
menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri.
Pada Corioliss mass flowmeter transduser yang digunakan adalah transduser pasif karena untuk
beroperasi menggunakan tegangan listrik.
7. Core Processor
Core processor adalah processing unit yang membaca semua intruksi untuk melakukan
tindakan tertentu. Instruksi diterima dan dijalankan secara langsung. Semua yang dilakukan pada
komputer harus diproses oleh processor. Fungsi processor dalam sebuah instrumen mempunyai
fungsi yang sangat penting, karena komponen ini berfungsi untuk memproses data yang diterima
dari masukkan atau input, kemudian menghasilkan keluaran atau output. Fungsi processor
diibaratkan sebagai sebuah otak dari komputer karena setiap data yang akan diproses akan selalu
melewati processor untuk kemudian diolah dan menghasilkan data.
(a) (b)
Gambar Simulasi gaya Coriolis pada selang air a) tidak ada fluida , b) ada fluida
Gambar di atas menunjukkan ada perbedaan goyangan selang pada saat dialiri dan tidak
dialiri fluida. Gambar (a) adalah selang tanpa berisi air dan Gambar (b) adalah selang yang berisi
air. Saat digoyang, selang yang pada Gambar (a) seluruh bagiannya akan bergerak seirama.
Namun, saat diisi air, goyangannya sudah berubah menjadi seperti pada Gambar (b). Saat air mulai
masuk ke selang, perubahan gerakan sudah mulai terlihat karena ada perbedaan massa di dalam
selang.
Selang air dimisalkan dibagi atas dua bagian, yaitu bagian A dan B. Pada saat ada fluida
yang mengalir didalam selang air, selang bagian A akan bergerak ke depan sedangkan bagian B
akan bergerak ke belakang pada rentang waktu yang sama. Posisi selang bagian A dan B akan
bergantian fasa, maksudnya adalah setelah A bergerak ke depan dan B bergerak ke belakang pada
saat yang sama, fasa berikutnya adalah A bergerak ke belakang dan B akan bergerak sebaliknya
juga, seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah ini :
(a) (b)
Gambar Simulasi gaya Coriolis pada selang air a) Tidak ada fluida , b) dialiri
Pada gambar di atas di tunjukkan analogi gaya Coriolis pada selang air tersebut terlihat
bahwa terdapat perbedaan fasa antara bagian A dan B pada selang yang diisi air. Perbedaan fasa
inilah yang menjadi prinsip pengukuran pada Coriolis mass flowmeter. (Umar Habibie, 2013)
Di dalam Coriolis mass flowmeter, saat ada fluida masuk ke dalam tabung aliran maka fluida
akan terbagi secara merata pada kedua tabung aliran yang berbentuk U. Posisi tabung aliran akan
berbeda ketika ada massa fluida di dalamnya atau tidak ada fluida. Begitu juga gaya Coriolis yang
dihasilkan pada tabung aliran tersebut juga menyebabkan perbedaan osilasi saat ada fluida yang
mengalir dan tidak, perbedaan posisi dan osilasi tabung aliran ditunjukkan pada Gambar dibawah
ini :
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 3.5 (a) Posisi tabung aliran saat tidak ada fluida, (b) Ayunan tabung aliran saat tidak ada
fluida, (c) Ayunan tabung aliran pada saat ada fluida, (d) Ayunan tabung aliran pada saat ada
fluida.
Perbedaan posisi dan osilasi yang terjadi pada tabung aliran ini disebabkan oleh adanya gaya
Coriolis yang dihasilkan pada tabung aliran. Pada saat fluida mengalir di dalam tabung aliran maka
gaya Coriolis menyebabkan perbedaan fasa getaran pada kedua ujung tabung aliran. Perbedaan
fasa inilah yang menjadi prinsip pengukuran pada Coriolis mass flowmeter
Drive coil yang terpasang pada badan tabung aliran di bagian tengah membuat tabung
berayun secara konstan jika tidak ada fluida yang mengalir di dalamnya, sedangkan pada saat ada
fluida di dalamnya maka akan terjadi beda fasa dan inilah yang ditangkap oleh sensor pick off coil
yang terpasang di kedua ujung tabung aliran sebagai aliran fluida. Drive coil terpasang pada tabung
aliran di bagian tengahnya yang membuat tabung bisa berosilasi naik turun serta bertentangan satu
sama lain. Sementara pick off coil dipasang pada kedua ujung tabung aliran, seperti yang terlihat
pada Gambar dibawah ini :
Gambar Coriolis mass flowmeter tampak dalam
Pada Gambar diatas huruf A adalah drive coil yang membuat tabung berosilasi secara
konstan saat tidak ada fluida yang mengalir. Huruf B dan C adalah sensor pick of coil yang
mendeteksi secara tepat osilasi yang terjadi pada tabung aliran. Sensor pick of coil mengirimkan
sinyal yang diterima untuk ditampilkan ke display digital sebagai hasil pengukuran.
Flowmeter ini tidak hanya mampu mendeteksi aliran fluida namun juga menghitung densitas
fluida tersebut. Tabung aliran yang dialiri air jika dibandingkan dengan tabung aliran yang dialiri
minyak maka frekuensi ayunan yang dialiri minyak akan lebih tinggi jika dibandingkan tabung
yang diisi air karena densitas dan massa jenis minyak lebih ringan dari air. Pick off coil akan
menangkap frekuensi ayunan sebagai komponen massa jenis fluida dan mengirim sinyal ke display
untuk menampilkan hasil pengukuran. Grafik sinusoidal yang tergambar merupakan representasi
dari sensor flowmeter, komponen frekuensi mendeskripsikan densitas fluida, dan komponen beda
fasa mendeskripsikan massa fluida
Tegangan yang dihasilkan dari masing masing kumparan pick off coil menciptakan
gelombang sinus yang mewakili gerak suatu tabung relatif terhadap yang lain. Ketika tidak ada
aliran, kedua gelombang berada dalam satu fasa. Ketika ada aliran, induksi gaya Coriolis memaksa
tabung untuk memutar, mengakibatkan dua gelombang sinus beda fasa. Perbedaan waktu di
gelombang sinus berbanding lurus dengan laju aliran massa melalui tabung. Perbedaan frekuensi
dan beda fasa pada gelombang sinusoidal akan dibaca oleh sensor dan hasilnya ditampilkan di
display (Rudi Wiratama, 2013).