Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

FENOMENA GEMPA BUMI DAN GUNUNG API

Disusun Oleh :
1. Annas Fahruzensa
2. Arsani Kurniawana
3. Ayunda Pradita
4. Bayu Saputra
5. Deka Wira Yudha

SMP MUHAMMADIYAH 3 WONOSOBO


KAB. TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
BAB I
PENDAHULUAN

Bencana alam selalu menyisikan duka dan kerugian bagi masyarakat, termasuk
kehilangan orang-orang yang kita sayangi. Bencana alam yang terjadi tidak sepenuhnya
menjadi otoritas Tuhan, tetapi terdapat juga bencana-bencana alam yang disebabkan oleh ulah
manusia. Manusia membakar hutan, membuat hutan beton diatas resapan air, hutan ditebang
dan digunduli secara tidak terkendali, ekosistem laut musnah dengan cara di bom, adalah
contoh serentetan perilaku manusia yang dapat menjadi pemicu terjadinya bencana alam.

Bencana alam yang terjadi di Indonesia antara lain yaitu Gempa Bumi dan Gunung
Berapi, mungkin ketika kita mendengar kata itu yang terbayang di kepala kita adalah sebuah
struktur berbentuk kerucut yang memuntahkan lava, dan asap, layaknya sebuah jerawat di
muka bumi. Dan tentu saja, hal yang paling sering, atau malah satu-satunya, yang kita kaitkan
pada tempat gunung berapi adalah di atas bumi, tetapi tahukah anda bahwa terdapat gunung
berapi di tata surya ini? Dan tentu saja, anda akan mengaitkan limpahan yang keluar dari
gunung berapi sebagai lava, magma yang panas keluar dari perut bumi, dengan suhu mencapai
2000 derajat Celcius, atau malah lebih.

Wilayah indonesia termasuk salah satu wilayah didunia yang paling rentan terjadinya
gempa bumi Dan Gunung Berapi. bencana gempa bumi yang melanda berbagai daerah di
indonesia, seperti di Niasm Sumatra Barat, Yogyakarta dan Jawa Barat bagian selatan
(Tasikmalaya, Ciamis, Cianjur, Sukabumi) sedangkan Gunung Berapi di Indonesia antara lain
Gunung Kelud, Gunung Merapi, Gunung Sinabung, Gunung Krakatau dan masih banyak lagi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Gempa Bumi
Gempa bumi atau seisme adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh
tenaga dari dalam bumi. Menurut para ahli seismologi, terjadinya gempa bumi dapat dibedakan
atas 3 macam yaitu, gempa vulkanik, gempa runtuhan, dan gempa tektonik.

1. Pengertian dan Proses Terjadinya Gempa Vulkanik

Gempa vulkanik yaitu gempa bumi sebagai akibat letusan gunung api. Gunung api yang
akan meletus selalu diiringi dengan gempa yang menggetarkan permukaan bumi disekitarnya,
hal ini disebabkan oleh pergerakan magma yang akan keluar dari perut bumi ketika gunung
akan meletus. Ketika magma bergerak kepermukaan gunung api, ia akan bergerak dan
memecahkan bebatuan gunung api. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya getaran yang cukup
kuat dan berkepanjangan sehingga menimbulkan gempa bumi.

Disamping akibat dari tumbukan antara magma dengan dinding-dinding gunung api,
gempa vulkanik juga dapat disebabkan oleh tekanan gas pada letusan yang sangat kuat dan
perpindahan magma didalam dapur magma. Pada umumya getaran yang kuat hanya ada
disekitar gunung api itu saja. Gempa vulkanik terjadi sebelum dan selama letusan gunung api
terjadi. Gempa vulkanik hanya sekitar 7% dari jumlah gempa yang terjadi didunia.

2. Pengertian dan Proses Terjadinya Gempa Reruntuhan


Gempa runtuhan disebut juga tanah terban. Gempa ini terjadi di daerah yang terdapat
banyak rongga-rongga dibawah tanah, seperti :
a. Daerah kapur yang banyak terdapat sungai atau gua dibawah tanah tidak dapat menahan
menahan atap gua
b. Daerah pertambangan yang banyak terdapat rongga-rongga dibawah tanah untuk mengambil
bahan tambang. Gempa runtuhan atau tanah terban ini jarang terjadi.
3. Pengertian dan Proses Terjadinya Tektonik

Sampai saat ini yang dianggap sebagi fenomena alam gempa bumi yang sebenarnya
adalah gempa tektonik.
Gempa tektonik adalah gempa bumi yang terjadi karena adanya pergeseran antara
lempeng-lempeng tektonik yang berada jauh dibawah kulit permukaan bumi.
Pergeseran lempeng-lempeng tektonik itu menimbulkan energi yang luar biasa
besarnya, sehingga menimbulkan goncangan yang dapat kita rasakan dipermukaan bumi.
Skala Kekuatan Gempa Bumi
Pada setiap peristiwa gempa bumi yang terjadi, tentu kita pernah mendengar istilah
skala richter. Semakin besar kekuatan gempa (magnitudo), semakin besar pula kekuatan gempa
yang terjadi. Ukuran skala gempa (magnitudo) berdasarkan yang dibuat richter dapat kita lihat
pada tabel berikut.
Skala Richter
No Magnitudo Ciri-Ciri / Alibat
1 2,0 – 3,4 Tidak dapat dirasakan oleh manusia, tetapi dapat direkam
oleh seismograf
2 3,5 – 4,2 Hanya dapat dirasakan oleh sebagian kecil orang
3 4,3 – 4,8 Getaran dapat dirasakan oleh banyak orang
4 4,9 – 5,4 Dapat dirasakan oleh semua orang
5 5,5 – 6,1 Terdapat sejumlah kecil bangunan yang rusak
6 6,2 – 6,9 Bangunan banyak yang rusak
7 7,0 – 7,9 Kerusakan bangunan lebih besar, bangunan runtuh, rel KA
bengkok
8 7,4 – 7,9 Terjadi kerusakan yang hebat
9 > 8,0 Terjadi kerusakan total, semua bangunan runtuh,
peristiwanya tergolong bencana besar

Gempa bumi terkuat yang pernah terjadi sepanjang sejarah manusia adalh gempa bumi
di chile, yang terjadi pada tahun 1960 dengan kekuatan 9.5 skala richter. Sementara gempa
bumi diwilayah Indonesia yang tergolong besar pernah terjadi di Aceh yang menimbulkan
tsunami pada tanggal 26 Desember 2004 berkekuatan 8,9 skala Richter, gempa di kepulauan
Nias pada tanggal 28 mei 2005 berkekuatan 8,7 skala Richter, dan gempa bumi Yogyakarta mei
2006 dengan kekuatamn 5,9 skal Richter.

Sebenarnya skala yang dibuat oleh Richter bukan satu-satunya ukuran yang digunakan
untuk mengetahui kekuatan gempa. Disamping skala kekuatan gempa (magnitudo) yang dibuat
Richter, ada skala lain yang bernama skala Intensitas.

Ukuran skala intensitas ini didasarkan pada getaran yang tersisa dipermukaan bumi,
misalnya dari akibat gempa itu sendiri terhadap manusia dan alam sekitarnya. Skala intensitas
ini disebut juga skala kekuatan relatif. Skala kekuatan relatif disusun oleh Mercalli dan Cancani
terdiri dari tingkat atau intensitas I sampai dengan VII. Namun Van Bemmelen membuat
penyesuaian pengukuran yang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Pembagian Gempa Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Disamping skala kekuatan gempa berdasarkan intensitasnya, perlu kita ketahui kekuatan
gempa disatu daerah selain di pengaruhi oleh jaraknya dari pusat gempa diatas itu sendiri dan
kedalaman pusat gempa di dalam bumi (hiposentum). Makin dangkal hiposentrumnya, makin
kuat gempa yang dirasakan dipermukaan bumi. Oleh karena itu berdasarkan kedalam
hiposentrumnya gempa bumi dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :

1. Gempa dangkal, dengan kedalaman hiposentrumnya kurang dari 60 Km


2. Gempa menengah, dengan kedalaman hiposentrumnya antara 60-300 Km.
3. Gempa dalam, dengan kedalaman hiposentrumnya lebih dari 300 Km.

B. Gunung Api

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluidapanas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang
dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Gunung meletus, terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong
keluar oleh gas yang bertekanan tinggi. Dari letusan-letusan seperti inilah gunung berapi
terbentuk. Letusannya yang membawa abu dan batu menyembur dengan keras sejauh radius 18
km atau lebih, sedang lavanya bisa membanjiri daerah sejauh radius 90 km. Letusan gunung
berapi bisa menimbulkan korban jiwa dan harta benda yang besar sampai ribuan kilometer
jauhnya dan bahkan bias mempengaruhi putaran iklim di bumi ini.

Hasil letusan gunung berapi (sumber : MPBI)


1. Gas vulkanik adalah gas-gas yang dikeluarkan saat terjadi letusan gunung berapi yang
dikeluarkan antara lain carbon monoksida (CO), Carbondioksida(Co2), Hidrogen Sulfida
(H2S), sulfurdioksida(SO2) dan nitrogen (NO2) yang membahayakan manusia.

2. Lava adalah cairan magma yang bersuhu tinggi yang mengalir ke permukaan melalui kawah
gunung berapi. Lava encer mampu mengalir jauh dari sumbernya mengikuti sungai atau
lembah yang ada sedangkan lava kental mengalir tidak jauh dari sumbernya.

3. Lahar adalah merupakan salah satu bahaya bagi masyarakat yang tingla di lereng gunung
berapi. Lahar adalah banjir Bandang di lereng gunung yang terdiri dari campuran bahan
vulkanik berukuran lempung sampai bongkah. Dikenal sebagai lahar letusan dan lahar
hujan. Lahar letusan terjadi apabila gunung berapi yang memiliki danau kawah meletus,
sehingga air danau yang panas bercampur dengan material letusan, sedangkan lahar hujan
terjadi karena percampuran material letusan dengan air hujan di sekitar puncaknya.

4. Awan panas bisa berupa awan panas aliran, awan panas hembusan dan awan panas
jatuhan. Awan panas aliran adalah awan dari material letusan besar yang panas, mengalir
Turun dan akhirnya mengendap di dalam dan disekitar sungai dari lembah. Awan panas
hembusan adalah awan dari material letusan kecil yang panas, dihembuskan angin dengan
kecepatan mencapai 90 km/jam. Awan panas jatuhan adalah awan dari material letusan panas
besar dan kecil yang dilontarkan ke atas oleh kekuatan letusan yang besar. Material berukuran
besar akan jatuh di sekitar puncak sedangkan yang halus akan jatuh mencapai puluhan, ratusan
bahkan ribuan km dari puncak karena pengaruh hembusan angin. Awan panas bisa
mengakibatkan luka bakar pada bagian tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau
kaki dan juga menyebabkan sesak sampai tidak bernafas.

4. Abu letusan gunung berapi adalah material yang sangat halus. Karena hembusan angin
dampaknya bisa dirasakan ratusan kilometer jauhnya. Dampak abu letusan Permasalahan
pernafasan, kesulitan penglihatan, pencemaran sumber air bersih, menyebabkan badai listrik,
mengganggu kerja mesin dan kendaraan bermotor, merusak atap, merusak ladang, merusak
infrastruktur.

Beberapa tanda-tanda sebelum meletus


 Suhu di sekitar gunung naik. Hal ini menunjukkan terjadu kenaikan aktifitas Merapi.
 Mata air menjadi kering.
 Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
 Tumbuhan di sekitar gunung layu
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Gempa Bumi
Berdasarkan uraian diatas penulis dapat mengemukakan simpulan sebagai berikut :
a. Gempa bumi adalah getaran pada permukaan bumi yang disebabkan oleh tenaga dari
dalam bumi. Gempa bumi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu gempa Vulkanik, gempa
runtuhan dan gempa tektonik.
b. Skala untuk mengukur kekuatan gempa (Magnitudo) adalah Skala Richter. Skala yang
dibuat oleh Richter bukan satu-satunya ukuran yang digunaakn untuk mengetahui kekuatan
gempa. Disamping skala kekuatan gempa yang dibuat Richterm ada skala yang bernama
skala intensitas.
c. Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi dpat dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. Gempa dangkal, dengan kedalam hiposentrumnya <60 km="" span="">
2. Gempa menengah, dengan kedalaman hiposentrumnya antara 60-300 Km.
3. Gempa dalam, dengan kedalaman hiposentrumnya > 300 Km

2. Gunung Api

Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan
sebagai suatu sistem saluran fluidapanas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang
dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk
endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus.

Hasil letusan gunung berapi (sumber : MPBI)


1. Gas vulkanik
2. Lava
3. Lahar
4. Awan panas
5. Abu letusan gunung berapi

Beberapa tanda-tanda sebelum gunung meletus :


 Suhu di sekitar gunung naik. Hal ini menunjukkan terjadu kenaikan aktifitas Merapi.
 Mata air menjadi kering.
 Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)
 Tumbuhan di sekitar gunung layu

Anda mungkin juga menyukai