Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL JOURNAL REVIEW

MK. KONSEP LARUTAN DAN


BIOKIMIA
PRODI S1 PFS - FMIPA

Nilai :

CRITICAL JOURNAL REPORT


“PENERAPAN METODE PENEMUAN (DISCOVERY DAN INQUIRY) DALAM
KEGIATAN LABORATORIUM BIOKIMIA DI JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI Dan
ANALISIS PENGUASAAN KONSEP LARUTAN ELEKTROLIT-NONELEKTROLIT
SISWA MENGGUNAKAN SIKLUS BELAJAR HIPOTESIS DEDUKTIF”

Disusun

NAMA MAHASISWA : PUTRA RIZKY


NIM : 4171121025
KELAS : PENDIDIKAN FISIKA C 2017
DOSEN PENGAMPU :
MATA KULIAH :

PROGRAM STUDY S1 PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
12 FEBRUARI 2018
I. PENDAHULUAN

Biokimia adalah kimia makhluk hidup. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari
struktur dan fungsi komponen selular, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan
biomolekul lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi termediasi
enzim dan sifat-sifat protein.

Saat ini penemuan-penemuan biokimia digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari
genetika hingga biologi molecular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan biokimia
yang pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar 4000
tahun yang lalu.

Kebangkitan biokimia diawali dengan penemuan pertama molekul enzim, diastase,


pada tahun 1833 oleh Anselme Payen. Tahun 1828, Friedrich Wöhler menerbitkan sebuah buku
tentang sintesis urea, yang membuktikan bahwa senyawa organik dapat dibuat secara mandiri.
Penemuan ini bertolak belakang dengan pemahaman umum pada waktu itu yang meyakini
bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat oleh organisme. Istilah biokimia pertama kali
dikemukakan pada tahun 1903 oleh Karl Neuber, seorang kimiawan Jerman. Sejak saat itu,
biokimia semakin berkembang, terutama sejak pertengahan abad ke-20, dengan ditemukannya
teknik-teknik baru seperti kromatografi, difraksi sinar X, elektroforesis, RMI (nuclear magnetic
resonance, NMR), pelabelan radioisotop, mikroskop elektron, dan simulasi dinamika
molekular. Teknik-teknik ini memungkinkan penemuan dan analisis yang lebih mendalam
berbagai molekul dan jalur metabolik sel, seperti glikolisis dan siklus Krebs. Perkembangan
ilmu baru seperti bioinformatika juga banyak membantu dalam peramalan dan pemodelan
struktur molekul raksasa.

Saat ini, penemuan-penemuan biokimia digunakan di berbagai bidang, mulai dari


genetika hingga biologi molekular dan dari pertanian hingga kedokteran. Penerapan biokimia
yang pertama kali barangkali adalah dalam pembuatan roti menggunakan khamir, sekitar 5000
tahun yang lalu.

Penemuan penting lain di bidang biokimia adalah penemuan gen dan perannya dalam
mentransfer informasi di dalam sel. Bagian biokimia ini terkadang juga disebut dengan biologi
molekuler. Pada tahun 1950-an, James D. Watson, Francis Crick, Rosalind Franklin, dan
Maurice Wilkins menemukan bagaimana struktur DNA dan mencoba mencari hubungannya
dengan transfer informasi genetik. Pada tahun 1958, George Beadle dan Edward Tatum
berhasil memenangkan Hadiah Nobel akibat penelitian mereka mengenai jamur yang
menunjukkan bahwa satu gen memproduksi satu enzim.

Makalah | 1
II. RINGKASAN
2.1 Ringkasan pada jurnal yang berjudul “Penerapan Metode Penemuan (Discovery
Dan Inquiry) Dalam Kegiatan Laboratorium Biokimia Di Jurusan Pendidikan
Biologi”
Materi praktikum Biokimia sehingga kontribusi dari praktikum itu sendiri tidak
dapat dirasakan. Secara garis besar mahasiswa belum dapat membuat suatu
kesimpulan yang benar dari apa yang telah dikerjakan di laboratorium.
Kemampuan membuat suatu kesimpulan merupakan salah satu ketrampilan
proses. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pembelajaran pada teori dan
kegiatan laboratorium mata kuliah biokimia di Jurusan Pendidikan Biologi UPI
Bandung tidak memberikan hasil yang menggembirakan terutama dalam
pencapaian konsep (Adisendjaya, dkk., 1977).
Berdasarkan hasil evaluasi pada tahun terakhir, tingkat kelulusan mahasiswa
masih rendah. Nilai akhir Biokimia yang mencapai tingkat A, B, C, D, E dan tidak
lulus berturut-turut yaitu 2,3%; 23,3%; 44,19%; 25,58%; 2.3% dan 2,3% (pers.
comm.). Terlihat disini bahwa nilai C dan D sangat dominan, padahal pemberian
tes unit pada teori dan quiz sebelum praktikum dilaksanakan, sudah diterapkan.
Hibah pembelajaran ini bertujuan untuk:
1. Meningkatkan pemahaman konsep Biokimia baik pada teori maupun
praktikum yang diukur dari hasil evaluasi mahasiswa pada akhir semester.
2. Meningkatkan daya pikir mahasiswa melalui metode ‘discovery’ dan
‘inquiry’ pada kegiatan laboratorium dan diskusi kelompok yang dapat dilihat
dari hasil kegiatan laboratorium dan penyusunan jurnal praktikum.

2.2Ringkasan pada jurnal yang berjudul “Analisis Penguasaan Konsep Larutan


Elektrolit-Nonelektrolit Siswa Menggunakan Siklus Belajar Hipotesis Deduktif”

Konsep larutan elektrolit dan nonelektrolit dikembangkan ke dalam lima


indikator pembelajaran yaitu:
 Indikator 1: Membedakan larutan elektrolit dan non-elektrolit berdasarkan
percobaan hantaran listrik.
 Indikator 2: Membedakan kekuatan hantaran listrik pada larutan elektrolit
kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit.
 Indikator 3: Menjelaskan keadaan partikel-partikel zat terlarut dalam larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit.
 Indikator 4: Memperkirakan derajat ionisasi larutan elektrolit kuat,
elektrolit lemah, dan nonelektrolit
 Indikator 5: Mengklasifikasikan larutan dalam kehidupan sehari-hari ke
dalam kelompok larutan elektrolit dan nonelektrolit

Berdasarkan hasil wawancara, dapat diketahui bahwa siswa masih


belum faham mengenai gambaran sub-mikroskopis. Gambaran submikroskopis
bersifat abstrak sehingga meskipun sudah divisualisasikan, siswa masih
kesulitan untuk memahaminya. Secara keseluruhan, rata-rata penguasaan
Makalah | 2
konsep siswa untuk seluruh indikator pembelajaran menunjukkan kriteria baik.
Hal ini dikarenakan dalam model siklus belajar, terdapat tiga tahap yaitu (1)
eksplorasi, yaitu siswa memperoleh pengalaman langsung mengenai fenomena
sains; (2) pengenalan konsep, yaitu siswa membangun pemahaman konsep
sains; dan (3) aplikasi konsep, yaitu siswa dituntut untuk dapat menerapkan
pemahaman konsepnya terhadap situasi atau masalah baru (Hanuscin & Lee
2008). Siswa memperoleh suatu konsep berdasarkan pengalaman langsung
sehingga melibatkan lebih banyak indera. Informasi yang masuk melalui
beragam indera akan bertahan lebih lama dalam pikiran siswa (Muslich 2007).

Dalam pembelajaran larutan elektrolit dan non-elektrolit menggunakan


siklus belajar hipotesis deduktif, siswa dibantu dengan pengamatan nyala lampu
alat uji hantaran listrik. Selain itu, pada saat pembelajaran, siswa menerapkan
konsep yang telah diperolehnya pada tahap eksplorasi dan pengenalan konsep

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan


sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan konsep seluruh siswa
untuk seluruh indikator pembelajaran larutan elektrolit dan nonelektrolit dengan
siklus belajar hipotesis deduktif menunjukkan kriteria baik. Adapun penguasaan
konsep siswa kategori tinggi dan sedang untuk seluruh indikator pembelajaran
menunjukkan kriteria baik sedangkan siswa kategori rendah menunjukkan
kriteria kurang. Konsep yang paling dikuasai siswa adalah konsep dari indikator
mengklasifikasikan larutan dalam kehidupan sehari-hari ke dalam kelompok
larutan elektrolit dan nonelektrolit yang menunjukkan kriteria sangat baik
sedangkan konsep yang masih kurang dikuasai siswa adalah konsep dari
indikator menjelaskan keadaan partikel-partikel zat terlarut dalam larutan
elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit yang menunjukkan kriteria
cukup.

III. KEUNGGULAN
 Jurnal 1 : pada jurnal terdapat baik pokok pembahasan mata kuliah biologi yang
tentunya materi ini di kajian luas sehngga mencapai pembahasan lain. Pada
jurnal ini menggunakan objek nya ialah mahasiswa.
 Jurnal 2 : keunggulan pada jurnal ini ialah terdapat nya beberapa grafik yang
mampu membantu reviewer untuk mengetahui tingkat kiteria siswa. Pada
jurnal ini juga terdapat pembahasan tentang ilmu ke teknik kimia yang mampu
menambah wawasan.

IV. KELEMAHAN
 Jurnal 1 : pada jurnal ini tidak dibahasnya sub-bagian hasil pada penelitian dan
pembahasan nya sehingga para reviewer sulit untuk mengikuti cara kerja yang
di paparkan di jurnal tersebut.
 Jurnal 2 : pada jurnal ini tidak dipaparkan nya rumus dari beberapa larutannnya
di pakai pada percobaaan indidkator tersebut.

Makalah | 3
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Pada setiap pembahasan di jurnal ini tidak memilki kespesifikan yang baik
,karena pada jurnal satu mengenai biokimia namun materi nya malah melebihi
ke materi biologi, sedangkan pada jurnal kedua mengenai larutan namun tidak
tertera nya rumus larutan yang terkontaminasi oleh indicator tertentu.
5.2 saran
saya sebagai reviewer, memberikan saran yang mendukung untuk penulis
yaitu agar setiap artikel maupun jenis karya tullis yang lain di harapkan
terlebih dahulu di perhatikan tata bahasa, pembahasan yang disajikan dan
materi yang di bawakan tidak melenceng dari judul dan abstrak.

Makalah | 4

Anda mungkin juga menyukai