“Hemiplegic”
Manifestasi yang ditimbulkan dapat dengan mudah dimengerti oleh karena setiap
gejala dan tanda mencerminkan disfungsi sistema sarafi yang terlibat alam lesi
tertentu. Lesi yang disebabkan oleh proses neoplasmatik dapat merusak bangunan-
bangunan mesensefalon sebagai akibat invasi dari thalamus atau serebelum. Oleh
karena proses tersebut berupa pinealoma, glioblastoma dan spongioblastoma dari
serebelum, maka tiap corakan kerusakan dapat terjadi, sehingga lesi neoplasmatik
sukar sekali memperlihatkan suatu keseragaman. Lesi unilateral di mesensefalon
mengakibatkan timbulnya hemiparesis atau hemiparesis kontralateral
Lesi yang merusak bagian medial pedunkulus serebri akan menimbulkan
hemiparsis yang disertai paresis nervus okulomotorius ipsilateral. Kombinasi kedua
jenis kelumpuhan ini dikenal dengan nama hemiparesis alternans nervus
okulomotorius atau Sindroma dari weber. Lesi pada daerah fasikulus longitudinalis
medialis akan mengakibatkan timbulnya hemiparesis alternans nervus
okulomotorius yang diiringi juga dengan gejala yang dinamakan oftalmoplegia
interneklearis.
2. Sindrom hemplegia alternans di pons
Sindroma Foville adalah suatu sindroma yang ditandai dengan defisit gerakan
abduksi, horizontal gaze dan kelemahan fasialis, kehilangan pengecapan,
analgesia fasialis, horner sindroma, ketulian ipsilateral.
Sindroma Raymond adalah suatu kombinasi parese N.VI dengan hemiplegi
kontralateral, sebagai akibat keterlibatan traktus piramidalis yang berdekatan
dengan N.VI.
Sindroma Millard-Gubler adalah kombinasi defisit abduksi hemiplegi
kontralateral, parese fasialis ipsilateral. Struktur yang dikenal adalah fasikulus
N.VI, piramidalis dan fasikulus N.VI.
3. Sindrom hemiplegia alternans di medulla spinalis
Stroke terjadi di medula dan cerebellum. Medula mengontrol fungsi-fungsi
penting seperti menelan, artikulasi bicara, rasa, bernaas, kekuatan, dan sensasi.
Cerebellum penting untuk koordinasi. Suplai darah ke daerah-daerah ini adalah
melalui sepasang arteri vertebralis dan cabang, yang disebut arteri cerebellum
posterior inferior (Pica).
Awalnya, Pica dianggap sebagai arteri utama yang diblokir, namun hal ini
telah dibuktikan dari studi otopsi. Dalam delapan dari 10 kasus, arteri
vertebralislah yang tersumbat akibat penumpukan plak atau karena perjalanan
dari bekuan yang berasal dari jantung. Pada pasien yang lebih muda, diseksi
arteri vertebralis menyebabkan infark. Luas stroke hanya sekitar 0,39 dalam (1
cm) secara vertikal di bagian lateral medula dan tidak melintasi garis tengah.
Sepenuhnya 50% dari pasien melaporkan gejala-gejala neurologis sementara
selama beberapa minggu sebelumnya stroke. Selama 48 jam pertama setelah
stroke, defisit neurologis berlangsung dan
berfluktuasi Pusing, vertigo, nyeri wajah,.penglihatan ganda , dan kesulitan
berjalan adalah gejala awal yang paling umum.Rasa sakit wajah bisa sangat aneh
dengan jabs tajam atau sengatan sekitar mata, telinga, dan dahi. Pasien merasa
"mabuk laut" atau "off-balance" dengan mual dan muntah. Objek yang tampil
ganda, miring, atau bergoyang. Seiring dengan ketidakseimbangan gaya berjalan,
menjadi hampir mustahil bagi pasien untuk berjalan meskipun kekuatan otot yang
baik. Gejala lain termasuk suara serak, bicara cadel, hilangnya rasa, kesulitan
menelan, cegukan, dan sensasi diubah pada tungkai sisi yang berlawanan.
Mata pada sisi yang terkena memiliki kelopak mata sayu dan seorang murid
kecil.Para goncang mata ketika orang bergerak di sekitar, ini
disebut nistagmus . Ada penurunan rasa sakit dan persepsi suhu pada sisi yang
sama dari wajah. Anggota tubuh pada sisi yang berlawanan menunjukkan
penurunan persepsi sensorik .Gerakan sukarela dari lengan pada sisi yang terkena
yang canggung. Kiprah adalah "mabuk," dan pasien kesukaran dan mengarah ke
satu sisi.
Hemiplegi termasuk paralysis pada bagian sebelah tubuh dan menimbulkan
efek pada arm, leg, dan trunk. Yang paling utama yaitu pada limb dan trunk
dilihat dari posisi dan luas lesi, dan wajah yang terkena.
Hemiplegi adalah suatu keadaan spastik/flaccid paralysis lengan dan tungkai
separuh badan akibat gangguan kontralateral fungsi otak. Keadaan yang lebih
ringan dari penyakit ini disebut hemipharesis.
Penyebabnya antara lain:
1. CVD = emboli, trombus, macam-macam tumor dan infeksi
2. CVA = trsums / perdarahan intracerebral dan subarachnoid sangat erat
kaitannya dengan faktor resiko seperti hipertensi , kolesterol, pola hidup
stress, diabetes dan kegemukan.
Proses patologi diawali oleh gangguan sirkulasi darah seperti perdarahan di
otak di daerah sirkulasi willici. Tempat-tempat yang sering mengalami gangguan
: capsula interna, corpus striatum, dan thalamus.
Hemiplegia umumnya terjadi pada usia >40 tahun, karena kualitas pembuluh
darah mulai menurun (degenerasi) bersamaan dengan pertambahan usia, dalam
hal ini tekanan intravusal cenderung meninggi sehingga pembuluh darah di otak
suatu saat pecah menyebabkan hemiplegia.
Pada penyumbatan peredaran darah di batang otak (pons) menyebabkan
kelumpuhan sekitar wajah sisi homolateral serta lengan dan tungkai sisi
kontralateral.
Berdasarkan tempat kerusakan, hemiplegia terbagi menjadi 3 jenis :
1. Hemiplegi akibat hemilesi di cortex mototrik primer
2. Hemiplegi akibat hemilesi di capsula interna
3. Hemiplegi Alternans akibat hemilesi di batang otak, dapat terjadi di
mesencephalon, Pons.
Pada penderita hemiplegi, reflex yang diperiksa adalah reflex patologi dan
fisiologi, seperti : refleks babinsky.
Posisi umum penderita hemiplegi:
1. Kepala penderita fleksi dan rotasi ke arah yg sakit. dan wajah miring ke
sisi yang sakit.
2. Lengan: scapula retraksi dan shoulder girdle depresi, shoulder tertarik ke
arah belakang dan bawah, elbow fleksi serta pronasi dari lengan bawah,
wrist joint fleksi serta ulnar deviasi, jari-jari fleksi dan adduksi, thumb
fleksi dan adduksi.
3. Vertebra : trunk berotasi ke belakang le sisi yang sakit disertai dengan
side fleksi ke arah yg sakit.
4. Pelvic rotasi ke arah belakang ke sisi hemiplegi, jika terjadi kompressi
saat
berjalan yang mengganggu tubuh yang sehat dapat menimbulkan
skoliosis.
5. Tungkai: hip adduksi dan internal rotasi, knee ekstensi, kaki plantar dan
inversi, jari-jari kaki fleksi dan adduksi (kadang-kadang ekstensi yang
membuat suatu gejala babinsky’s sign positif).
Stadim hemiplegi terdiri dari 3 tingkatan, yaitu:
1. Stadium akut :
Gejala ditandai dengan hilangnya kesadaran secara tiba-tiba atau apoflasic
yang diawali dengan sakit kepala, pusing tapi kadang-kadang tidak disertai
kelelahan, nafas bersuara berat karena saluran nafas terhalang oleh lidah
yang paralysis. Semua refleks hilang dan bola mata berputar ke arah sisi
yang rusak. Wkatunya 2-3 minggu (lumpuh total).
2. Stadium recovery/flaccid :
Gejalanya nadi cepat, penderita sadar, tidak dapat tidur, suhu tubuh naik,
mudah terkejut, sistem reflex mulai ada sedikit, otot yang terkena flaccid
dalam waktu 2-3 minggu akan kembali utamanya pada lengan dan jari-jari.
Di dalam tubuh ada 2 otot yang paling berfungsi pada penderita hemiplegi
yaitu M.latissimus dorsi dan M.gluteus maximus.
Menurut Knuttson dan Richards, 1979, ada 3 tipe jalan penderita hemiplegia,
yaitu:
Type I
Hiperaktif “stretch reflex”
Gangguan jalan sedang
Hiperekstensi lutut saat fase menapak
Mampu berjalan cukup jau
Type II
Sangat minim aktivasi kontrol motorik
Hiperekstensi lutut yang ekstrim
Terbatasnya fleksi lutut
Tidak adanya aktivitas otot calf dan tibialis anterior
Kemampuan jalannya bervariasi
Kebanyakan memerlukan splint
Type III
Sangat berlebihan (ngoyo), stereo type
Disorganisasi pada fase menapak dan mengayun
Adaptasi jalan sekunder:
o Berkurangya amplitudo gerakan
o Berkurangnya dan atau tidak seimbangnya step length dan stride length
o Bertambahnya stride width
o Berkurangnya kecepatan atau meningkatnya waktu tempuh
o Meningkatnya pemanfaatan lengan sebagai support dan keseimbangan
(misalnya memakai alat bantu)
1. Fase menapak
a. Melatih ekstensi hip selama fase menapak
b. Melatih kontrol lutut untuk fase manapak
c. Melatih geseran ke arah horizontal-lateral pelvis
2. Fase mengayun
a. Melatih fleksi lutut pada awal fase mengayun
b. Melatih ekstensi lutut dan dorsifleksi kaki pada saat heel strike
DAFTAR PUSTAKA
http://dewiakfis.blogspot.co.id/2014/06/hemiplegia.html
http://gabriel-tumiwan.blogspot.co.id/2011/10/hemiplegia.html
http://zahstraces.blogspot.co.id/2012/03/hemiplegia.html
http://eprints.umpo.ac.id/874/2/BAB%201.pdf
http://repository.unhas.ac.id:4001/digilib/files/disk1/179/--joshuachri-8946-1-11-joshu-a.pdf
https://wisuda.unud.ac.id/pdf/1302315014-2-BAB%20I.pdf
http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Journal-3891-Irfan.pdf