FISIKOKIMIA II
DETERMINASI KADAR KAFEIN PADA SAMPEL DENGAN
MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV
DisusunOleh:
Isma Roslianna Handiana
260110130083
Email: ismaroslianna@gmail.com
ABSTRAK
Kafein adalah stimulansia SSP dan metabolik. Alkaloid kristal putih adalah kafein. Kafein banyak
ditemukan pada bagian biji dan buah dari suatu tanaman, biasanya the, kopi, biji kokoa, kacang cola.
Sampel yang digunakan adalah kafein karena warna larutan kafein adalah bening sehingga dapat dianalisis
dengan spektrofotometer UV. Jenis spektrofotometri UV yang digunakan adalah double-beam. Prinsipnya
adalah adanya chopper yang akan membagi sinar menjadi dua, dimana salah satu melewati blanko (disebut
juga reference beam) dan yang lain melewati larutan (disebut juga sample beam). Tujuan dari praktikum ini
adalah untuk mengetahui pada panjang gelombang, konsentrasi dan kadar dari kafein. Digunakan pula
baku kafein dengan variasi konsentrasi 0,5 bpj; 1 bpj; 1,5 bpj; 2 bpj; 2,5 bpj. Hasil percobaan menunjukkan
bahwa panjang gelombang yang digunakan adalah 277 nm dan konsentrasi sampel kafein yang diperoleh
adalah 4,089 ppm dengan kadar sampel kafein adalah 81,78%.
ABSTRACT
Caffeine is a Central Nervous System stimulant and metabolic. White crystalline alkaloid is caffeine.
Caffeine is found in the seeds and fruits of a plant, usually tea, coffee, cocoa beans, cola nuts. The sample
used is caffeine because caffeine is a clear solution color so it can be analyzed with a UV spectrophotometer.
UV spectrophotometry types used are double-beam. The principle is the existence of a chopper that would
split the beam into two, which one passes through the blank (also called the reference beam) and the other
passing through the solution (also called sample beam). The purpose of this lab is to determine the
wavelength, the concentration and level of caffeine. Also be used with a variety of raw caffeine concentration
of 0.5 ppm; 1 ppm; 1.5 ppm; 2 ppm; 2.5 ppm. The results showed that the wavelength used is 277 nm and the
concentration of caffeine obtained sample was 4,089 ppm with a caffeine content of the sample was 81.78%.
Absorbansi
pada panjang gelombang 277 nm. y = 0,066x -0,008
0 R² = 0,986
0 1
Konsentrasi 2
(PPM) 3
Larutan stok dibuat dalam
beberapa variasi konsentrasi, antara
Gambar 1. Kurva Baku Kafein
lain 0,5 ppm; 1 ppm; 1,5 ppm; 2
ppm; dan 2,5 ppm. Masing-masing
Dari hasil absorbansi pada variasi
dari konsentrasi tersebut diukur
konsentrasi, didapat persamaan garis
absorbansinya menggunakan
yaitu y = 0,066x – 0,008. Kemudian,
spektrofotometer UV pada panjang
dilakukan pengukuran absorbansi
gelombang 277 nm. Panjang
dari sampel kafein. 50 mg kafein
gelombang didapat dari hasil deteksi
sampel dilarutkan dengan 100 mL
menggunakan larutan kafein baku.
etanol, kemudian dilakukan
Hasil yang didapat adalah:
pengenceran 10 dan 100 kalinya.
C A rata- Hasil pengenceran diukur
A1 A2 A3
(ppm) rata
absorbansinya pada panjang
0,5 0,0289 0,0288 0.0290 0.0289
gelombang 277 nm. Hasil absorbansi
1,0 0,0813 0,0807 0,0806 0,0809
1,5 0,0828 0,0818 0,0824 0,0823
yang didapat adalah:
2,0 0,0934 0,0945 0,0934 0,0938 penge A rata-
A1 A2 A3
nceran rata
2,5 0,1623 0,1616 0,1630 0,1623
100x 0,2618 0,2614 0,2621 0,2618
Tabel 1. Absorbansi Larutan Baku Kafein
Tabel 2. Absorbansi Larutan Sampel
Kafein
Pengukuran absorbansi dilakukan
secara tiga kali, lalu hasil dihitung
Dari hasil absorbansi dan
rata-rata absorbansinya. Setelah
menggunakan persamaan garis, dapat
didapat absorbansi rata-rata dari
ditentukan kadar dari sampel kafein, KESIMPULAN
yaitu:
Dari hasil percobaan disimpulkan
𝑦 = 0,066𝑥 − 0,008
bahwa konsentrasi sampel kafein
0,2618 = 0,066𝑥 − 0,008
adalah 4,089 ppm dengan kadar
0,2618 + 0,008 = 0,066𝑥
sampel kafein adalah 81,78%.
0,2698 = 0,066𝑥
0,2698
=𝑥 PUSTAKA
0,066