Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul Praktikum : Membedakan Campuran dan Senyawa

1.2 Tanggal Praktikum : 24 April 2017

1.3 Tujuan Praktikum : Tujuan praktikum ini adalah untuk


membedakan campuran homogen dan
heterogen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Senyawa
Dalam kehidupan sehari-hari kita mendapatkan senyawa kimia dalam
dua golongan, yaitu senyawa organik dan senyawa anorganik. Senyawa organik
dibangun oleh atom utamanya karbon sehingga senyawa ini juga dikenal dengan
istilah hidrokarbon. Senyawa hidrokarbon banyak terdapat di alam dan juga pada
makhluk hidup, dimulai dari bahan bakar sampai dengan molekul yang berasal
atau ditemukan dalam makhluk hidup seperti karbohidrat, protein, lemak, asam
amino dan lainnya. Senyawa-senyawa ini akan dibahas lebih lanjut (Ginting,
2011).
Senyawa anorganik merupakan senyawa yang disusun oleh atom utama
logam dan banyak kita jumpai pada zat yang tidak hidup, misalkan tanah, batu-
batuan, air laut dan lain sebagainya. Senyawa anorganik dapat diklasifikasikan
sebagai senyawa bentuk oksida asam basa dan bentuk garam (Ginting, 2011).
Senyawa adalah zat tunggal yang dengan cara kimia biasa masih dapat
diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana. Senyawa terdiri dari beberapa
unsur yang saling bergabung secara kimiawi sehingga lambang senyawa terdiri
dari beberapa lambang unsur (Ginting, 2011).
Contoh :
1. Garam dapur (NaCl) terdiri atas unsur Natrium(Na) dan unsur Clor (Cl)
2. Air (H2 O) terdiri atas unsur Hidrogen (H) dan unsur Oksigen (O)
3. Gula tebu ( C12 H22 O11) terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H) dan
oksigen (O)
4. Asam cuka ( CH3 COOH) terdiri atas unsur karbon (C), hidrogen (H) dan
oksigen (O)
5. Urea (CO (NH2 )2) terdiri atas unsur karbon (C) ,nitrogen (N) dan
hidrogen (H) (Ginting,2011).
Tabel 2.1 Beberapa senyawa dan kegunaannya
No Rumus Senyawa Nama Trival Kegunaannya
1 CaC2 Karbid - Unsur memeram
pisang
- Dengan air
menghasilkan gas
asetilen (las
karbid)

2 CaSO4. 2H2 O Gipsum - Pembalut tulang


patah
- Membuat semen
3 Ca(OCl2. ) Kaporit - Pembunuh kuman
pada industri air
minum (PAM)
4 CuSO4. 5H2 O Terusi - Untuk larutan
elektrolit pada
penyepuhan
(melapisi logam
dengan logam Cu)
- Membunuh
ganggang
- Dicampur
Cu(OH)2. untuk
membunuh
cendawan
5 BaSO4. Barit - Bahan pembuat cat
putih
6 𝐾2 𝑆𝑂4 . 𝐴𝑙2 (𝑆𝑂4 )3 24𝐻2 𝑂 Tawas - Untuk
mengendapkan
kotoran pada
industri air minum
(PAM)
(Sumber : Ginting, 2011)
Senyawa merupakan jenis materi yang tersusun dari dua atau lebih unsur
yang berikatan kimia atau senyawa dibentuk dari dua unsur atau lebih
membentuk reaksi kimia. Sifat suatu senyawa berbeda dengan unsur-unsur
penyusunnya (Johari, 2006).
Berbeda dengan unsur, senyawa adalah zat murni yang dapat diuraikan
melalui reaksi kimia biasa membentuk zat-zat lain yang lebih sederhana. Senyawa
merupakan gabungan dari beberapa unsur yang terdapat di dalam suatu materi
yang dihasilkan melalui reaksi kimia. Contohnya minyak bumi, karbohidrat,
lemak, protein, kapur dan banyak lagi yang lainnya (Sunarya, 2012).
Air tergolong senyawa, sebab dengan cara elektrolisis air dapat terurai
menjadi gas hidrogen dan gas oksigen, komposisi keduanya lebih sederhana
daripada air. Antara air, hidrogen dan oksigen masing-masing memiliki sifat fisik
dan sifat kimia yang berbeda. Pada suhu kamar, air akan berwujud cair, tidak
berwarna, tidak berasa dan dapat dipergunakan untuk memadamkan api. Oksigen
pada suhu kamar akan berwujud gas, tidak berwarna, tidak berasa dan dibutuhkan
dalam proses pembakaran, sedangkan hidrogen berwujud gas, lebih ringan
daripada oksigen, tidak berwarna dan dapat digunakan sebagai bahan bakar
(Sunarya, 2012).
Misalnya diketahui bahwa air terdiri dari dua unsur hidrogen dan
oksigen. Semua sampel air dari manapun asalnya akan mengandung unsur ini
dengan perbandingan satu bagian massa hidrogen dengan delapan bagian massa
oksigen (misalnya 1,0 g hidrogen dengan 8,0 g oksigen ). Bila hidrogen bereaksi
dengan oksigen untuk membentuk air akan selalu bergabung dengan perbandingan
massa seperti ini. Jadi, bila 1,0 g hidrogen bereaksi, maka tepat 8,0 g oksigen
yang juga bereaksi, tak lebih dan tak kurang. Juga perlu diketahui bahwa bila
unsur-unsur bergabung untuk membentuk senyawa, maka unsur tersebut akan
kehilangan identitasnya dan sifat yang dilihat adalah sifat senyawa yang dibentuk
(Brady, 1999).
Unsur dan senyawa disebut zat tunggal karena partikel terkecilnya satu
macam (Syukri, 1999).

2.2 Unsur
Unsur adalah materi yang tidak dapat diuraikan dengan reaksi kimia
biasa menjadi zat yang lebih sederhana. Contohnya hidrogen, oksigen, besi,
tembaga dan sebagainya. Sampai saat ini telah diketahui lebih dari 100 unsur dan
diharapkan akan ditemukan lagi unsur baru dimasa mendatang (Syukri, 1999).
Unsur adalah zat murni yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat
yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi nuklir). Unsur
merupakan bahan dasar penyusun materi. Unsur logam misalnya, besi tersusun
atas atom-atom besi. Unsur bukan logam seperti belerang tersusun atas atom-atom
belerang. Unsur buatan misalnya einsteinium merupakan unsur yang tidak stabil
atau bersifat radioaktif. Unsur-unsur yang terdapat di alam ditemukan dalam
keadaan bebas atau dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain membentuk
suatu materi yang sifatnya berbeda. Unsur-unsur yang ditemukan dalam keadaan
bebas di alam misalnya intan, belerang, emas atau gas helium (Sunarya, 2012).

2.3 Campuran
Suatu materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi
tidak tetap dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya dinamakan campuran.
Dengan kata lain, suatu jenis materi dikatakan campuran jika materi tersebut
memiliki keseragaman dalam komposisi atau komponen penyusunnya. Walaupun
demikian, kadang-kadang komponen penyusun campuran demikian halus
sehingga jika diamati tanpa bantuan mikroskop sukar dibedakan komponen-
komponen penyusunnya (Sunarya, 2012).
Berbeda dengan unsur dan senyawa, campuran adalah gabungan dari
beberapa zat tunggal atau lebih dengan perbandingan sebanding.Contohnya
campuran nitrogen dan oksigen, antara besi dan belerang. Perbandingan kedua
unsur boleh 1 : 2, 3 : 7, 2 : 1 dan seterusnya. Jika membentuk senyawa,
perbandingan kedua unsur harus tertentu, contohnya nitrogen dioksida,
mengandung nitrogen dan oksigen dengan perbandingan 7 dan 16. Dalam
senyawa besi sulfida, perbandingan massa lebih dari belerang harus 7 dan 4 tidak
boleh lain (Syukri, 1999).
Unsur dan senyawa dianggap memiliki zat murni karena komposisinya
selalu tetap. Sebaliknya, campuran komposisinya dapat berubah-ubah. Contohnya,
air dan natrium klorida adalah suatu senyawa mempunyai komposisi yang tetap
dalam sampel manapun. Tetapi garam dapat dilarutkan dalam air dalam bermacam
kadar, sehingga membentuk campuran dengan berbagai komposisi (Brady, 1999).
Campuran dapat digolongkan ke dalam campuran serbaneka (heterogen)
dan campuran serbasama (homogen). Suatu materi dikatakan campuran serbaneka
jika materi tersebut memiliki komponen penyusun yang dapat dibedakan dan sifat
masing-masing komponennya masih tampak. Contohnya campuran gula pasir dan
garam dapur. Walaupun sama-sama putih, kedua bahan tersebut masih dapat
dibedakan dan masing-masing bahan masih tampak ( rasa asin dari garam dapur
dan manis dari gula pasir ). Campuran natrium bromida dan gula pasir tanpa
bantuan mikroskop perbedaan struktur kedua senyawa tersebut dapat diamati
sehingga campuran tersebut digolongkan sebagai campuran serbaneka (Sunarya,
2012).
Suatu campuran dikatakan serbasama apabila keseluruhan materi
penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya tetapi sifat masing-
masing komponennya masih tampak. Misalnya air teh manis yang merupakan
campuran air, teh dan gula. Dari sudut pandang manapun, air teh manis itu tampak
serbasama, baik warna, rasa maupun kekentalannya sehingga tidak dapat
dibedakan mana teh, mana air atau gula, tetapi sifat komponennya masih ada
seperti rasa manis dari gula warna kuning-merah dari teh atau wujud cair yang
berasal dari sifat fisik air (Sunarya, 2012).
Campuran homogen adalah penggabungan dua zat tunggal atau lebih
yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fasa. Yang
dimaksud satu fasa adalah zat yang sifatnya dan komposisinya sama antara satu
bagian dengan bagian lain yang didekatinya. Campuran heterogen adalah
penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga
perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama di berbagai
bejana. Contohnya, campuran air dengan minyak tanah. Pada mulanya kedua zat
tersebut tidak bercampur, tetapi setelah dikocok dengan kuat minyak menyebar
dengan air berupa gelembung-gelembung kecil. Pada gelembung hanya terdapat
minyak, sedangkan yang lainnya adalah air. Dengan kata lain, dalam campuran
heterogen masih ada batas antara kedua komponen atau mengandung lebih dari
satu fasa (Syukri, 1999).
Bila kita mengambil sampel dari sebagian campuran minyak dan air,
maka kita akan dapatkan bahwa sebagian campuran akan mempunyai sifat
minyak. Sedangkan sebagian lain mempunyai sifat air. Maka campuran ini terdiri
dari dua fasa yaitu minyak dan air. Bila kita kocokkan sehingga minyak akan
tersebar (terdispersi) sebagai butir-butir halus yang dikumpulkan akan
merupakan suatu fasa karena masing-masing butir minyak tersebut mempunyai
sifat dari komposisi seperti minyak pada butir lain. Bila kemudian kita tambahkan
es batu pada campuran ini, maka akan kita dapatkan tiga fasa yaitu es (padat), air
(cairan) dan minyak (cairan) (Brady, 1999).
Salah satu cara untuk membedakan suatu zat murni atau campuran adalah
dengan cara mengukur titik lelehnya. Suhu dari zat murni waktu meleleh akan
konstan. Es seperti diketahui akan meleleh pada 00 C dan suhu ini akan tetap
sampai semua es meleleh. Tetapi bila kita melelehkan suatu campuran zat,
umumnya suhu akan berubah secara bertahap ketika zat padat berubah menjadi
cairan. Perbedaan sifat ini sering kta gunakan untuk menguji kemurnian suatu zat,
bila suhunya waktu meleleh konstan berarti zatnya murni, tetapi bila suhunya
berubah waktu meleleh maka zatnya tidak murni, jadi sebagai suatu campuran
(Brady, 1999).
Ada juga perbedaan yang menonjol antara campuran, unsur dan senyawa.
Bila kita membuat suatu campuran, sifat-sifat kimia dari komponennya tidak
berubah. Tapi bila unsur-unsur digabungkan untuk membentuk senyawa, terjadi
perubahan sifat-sifat yang besar. Misalnya tembaga dan belerang adalah dua
elemen. Tembaga adalah suatu logam berwarna merah, penghantar listrik yang
baik dan relatif tahan karat. Sedangkan belerang adalah suatu zat padat nonlogam
yang berwarna kuning. Campuran belerang dan tembaga mudah dibuat, tapi
campuran itu masih dapat dilihat sifat-sifat tembaga dan belerang. Pembentukan
campuran semacam ini adalah proses fisika, yaitu suatu proses yang tidak
mengubah sifat-sifat kmia dari komponen masing-masing (Brady, 1999).

2.4 Pemisahan Campuran


2.4.1 Penyaringan
Pemisahan campuran dengan penyaringan didasarkan pada perbedaan
ukuran partikel zat-zat penyusun campuran. Partikel yang mempunyai ukuran
lebih kecil akan lolos saring dan partikel yang lebih besar akan tertinggal pada
saringan. Cara pemisahan dengan cara penyaringan ini dapat dilakukan untuk
memisahkan padatan yang mempunyai ukuran berbeda dan untuk memisahkan
padatan dengan cairan. Pemilihan ukuran cairan disesuaikan dengan ukuran
partikel zat-zat penyusun partikelnya (Ginting, 2011).
Dalam reaksi kimia yang menghasilkan endapan, padatan yang
dihasilkan dapat dipisahkan dari cairannya menggunakan teknik penyaringan.
Dalam penyaringan, zat yang lolos dari saringan dinamakan filtrat dan yang
tersaring dinamakan residu (Ginting, 2011).
1.4.2 Rekristalisasi
Teknik ini biasa digunakan untuk memperoleh kristal murni yang
tercampur dengan pengotornya. Misalnya, pada reaksi kimia antara raksa dan
bromin dihasilkan dua macam senyawa, yaitu raksa (II) bromida sebagai hasil
utama dan raksa (II) bromida sebagai hasil sampingan, kedua produk ini sifatnya
berbeda. Pemisahan kedua produk ini dapat dilakukan dengan cara rekristalisasi
berdasarkan perbedaan kelarutan dalam air (Sunarya, 2012).
1.4.3 Destilasi
Pemisahan campuran dengan destilasi didasarkan pada perbedaan titik
didih. Cara ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang mempunyai
titik didih berbeda. Semakin jauh perbedaan titik didih, semakin mudah campuran
tersebut dipisahkan (Ginting, 2011).
Penggunaan destilasi dapat digunakan untuk campuran cair-cair,
misalnya campuran alkohol dan air. Titik didih alkohol 65℃ dan air 100℃,
akibatnya saat didestilasi dilakukan alkohol akan menguap lebih dulu sehingga
alkohol dinyatakan sebagai destilat (Sunarya, 2010).
1.4.4 Kristalisasi
Pemisahan secara kristalisasi dilakukan untuk memisahkan zat padat dari
larutannya dengan jalan menguapkan pelarutnya. Zat padat tersebut dalam
keadaan lewat jenuh akan membentuk kristal. Petani garam memperoleh garam
dengan jalan menguapkan air laut. Air laut dialirkan ke tambak-tambak dan
dibiarkan menguap oleh sinar matahari. Air yang terkandung dalam air laut
tersebut akan menguap sehingga air laut akan semakin pekat dan lewat jenuh akan
berbentuk kristal garam (Ginting, 2011).
1.4.5 Sublimasi
Pemisahan campuran dengan sublimasi dilakukan jika zat yang dapat
menyublim bercampur dengan zat yang lain yang tidak dapat menyublim.
Sublimasi adalah perubahan zat dari wujud padat ke gas atau sebaliknya.
Beberapa zat yang dapat menyublim adalah iodium, kafein, kapur barus dan lain-
lain. Contoh sublimasi yaitu memisahkan iodine yang terkotori oleh pasir.
1.4.6 Kromatografi
Pemisahan campuran dengan cara kromatografi didasarkan pada
perbedaan kecepatan rambat antara partikel-partikel zat yang bercampur pada
medium tertentu. Dalam kehidupan sehari-hari pemisahan secara kromatografi
dapat kita lihat pada rembesan air pada dinding yang menghasilkan garis-garis
dengan jarak tertentu (Ginting, 2011).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-Alat
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Gelas ukur 250 mL 1 buah
2. Lampu spiritus 1 buah
3. Corong 1 buah
4. Cawan penguap 1 buah
5. Gelas kimia
3.1.2 Bahan-Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
1. Minyak kelapa 3 mL
2. Garam dapur 3 g
3. Pasir secukupnya
4. Air suling 13 mL
5. Kertas saring

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang harus dilakukan adalah :
1. Diambil sedikit pasir lalu dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian
ditambahkan 10 mL air suling, lalu diaduk perlahan-lahan. Dibiarkan
beberapa saat dan diamati apakah air akan jernih kembali.
2. Dilipat kertas saring sehingga berbentuk kerucut, dimasukkan ke dalam
corong dan dibasahi sedikit dengan air agar kertas saring menempel di
corong.
3. Dicampurkan campuran pada percobaan 1 dengan 3 g garam lalu diaduk
lagi. Disaring campuran tersebut dan dikumpulkan filtratnya dalam gelas
kimia.
4. Filtrat yang diperoleh, dimasukkan ke dalam cawan penguap dan
dipanaskan hingga terbentuk kristal kembali.
5. 3 mL minyak kelapa dicampurkan dengan 3 mL air suling dan diamati.
Kemudian dikocok campuran dan dibiarkan beberapa saat. Diamati
apakah larut atau tidak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Data pengamatan
No Cara Kerja Hasil Pengamatan
1 a. Diambil sedikit a. Setelah diaduk,campuran menjadi
pasir,masukkan ke gelas keruh
kimia + 10 mL air suling b. Lama-kelaman pasir mengendap
aduk dan didiamkan c. Air dan pasir tidak menyatu
b. Campuran air + pasir a. Warna campuran menjadi keruh
ditambah lagi 3 g garam b. Pasir lalu mengendap
lalu aduk dan didiamkan c. Garam dan air bercampur
sesat d. Pasir tidak bersatu dengan
garam+air
c. Campuran tadi disaring a. Larutan menjadi jernih dan yang
dan filtratnya diletakkan tersisa hanya campuran air + garam
di Erlenmeyer dan b. Rasanya asin
dicicipi
d. Filtrat diletakkan di a. Terbentuk kristal garam
cawan penguap dan b. Air menguap
panaskan c. Rasanya lebih asin
2 3 mL minyak + 3 mL air a. Air tidak bersatu dengan minyak
suling diaduk dan amati b. Terdapat gelembung-gelembung
c. Terbentuk 2 lapisan,lapisan atas
minyak dan bawah air
4.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama, dicampurkan sedikit pasir dengan air suling,
kemudian diaduk dan didiamkan sesaat. Kita bisa lihat bahwa air suling menjadi
keruh. Hal ini dikarenakan pasir tidak dapat bercampur dengan air dan terbentuk
endapan pasir. Pasir tidak dapat bercampur dengan air dikarenakan ikatan atom-
atomnya sangat solid sehingga tidak mudah terputus dengan pelarutan air
sehingga menghasilkan endapan, berupa pasir yang masih utuh. Campuran ini
disebut campuran heterogen.
Pada percobaan selanjutnya, dicampurkan antara air dengan garam.
Kemudian diaduk. Dari hasil pengadukan didapatkan bahwa campuran tetap keruh
dan setelah didiamkan beberapa saat, didapatkan pasir mengendap namun garam
sudah tidak tampak lagi pada campuran tersebut. Dari hasil percobaan tersebut,
garam dan air dapat bercampur sempurna, hal ini dikarenakan molekul air dapat
menarik sisi ionik dari molekul garam sehingga menghasilkan larutan yang materi
penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Kemudian
campuran tadi disaring dan didapatkan larutan yang bening, namun memiliki rasa
yang asin. Hal ini dikarenakan molekul-molekul ionik dari garam dapat ditarik
oleh air. Sifat-sifat asin yang dimiliki garam tidak hilang pada larutan tersebut,
inilah yang disebut campuran karena sifat dari zat pembentuknya masih ada pada
produk yang dihasilkan. Pencampuran antara air dan garam merupakan campuran
homogen.
Pada percobaan selanjutnya, dicampurkan air dengan minyak. Minyak
dengan air tidak bercanmpur. Ini merupakan campuran heterogen. Minyak dengan
air tidak bercampur karena air memiliki ikatan polar sedangkan minyak memiliki
ikatan nonpolar sehingga minyak dengan air tidak bercampur. Ini merupakan
campuran heterogen.
Campuran air dengan minyak menghasilkan dua lapisan dimana lapisan
di atas adalah minyak sedangkan lapisan di bawah adalah air. Ini dikarenakan
massa jenis minyak lebih rendah daripada massa jenis air, sehingga minyak
berada di atas air dalam larutan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah :
1. Campuran antara air dan pasir adalah campuran heterogen, karena air dan
pasir masih dapat dibedakan dan tidak dapat bercampur sempurna.
2. Campuran antara air dan garam adalah campuran homogen, karena air
dan garam tidak dapat dibedakan lagi dalam larutan dan dapat bercampur
merata dan hanya membentuk campuran berfasa satu.
3. Campuran antara air dan minyak adalah campuran heterogen, karena air
dan minyak tidak dapat bercampur sempurna dan membentuk lapisan-
lapisan berupa dua fasa larutan.
4. Pada pencampuran air dan minyak membentuk dua lapisan. Lapisan atas
adalah minyak dan lapisan di bawahnya adalah air. Hal ini dikarenakan
densitas minyak lebih rendah daripada densitas air.

5.2 Saran
Saran yang tersirat dalam praktikum ini adalah semoga mahasiswa dapat
membedakan antara senyawa dan campuran. Juga dapat membedakan campuran
homogen dengan campuran heterogen, sehingga tidak terjadi salah penafsiran lagi.
Dan semoga ilmu yang didapat diaplikasikan sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa
Aksara

Ginting, Antoni. 2011. Modul Kimia Dasar. Medan : SMKN 3 Medan

Sunarya, Yayan. 2012. Kimia Dasar Jilid-1. Bandung : Yrama Widya

Syukri. 1999. Kimia Dasar Jilid-1. Bandung : Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai