PENDAHULUAN
2.2 Unsur
Unsur adalah materi yang tidak dapat diuraikan dengan reaksi kimia
biasa menjadi zat yang lebih sederhana. Contohnya hidrogen, oksigen, besi,
tembaga dan sebagainya. Sampai saat ini telah diketahui lebih dari 100 unsur dan
diharapkan akan ditemukan lagi unsur baru dimasa mendatang (Syukri, 1999).
Unsur adalah zat murni yang tidak dapat diuraikan lagi menjadi zat-zat
yang lebih sederhana dengan reaksi kimia biasa (bukan reaksi nuklir). Unsur
merupakan bahan dasar penyusun materi. Unsur logam misalnya, besi tersusun
atas atom-atom besi. Unsur bukan logam seperti belerang tersusun atas atom-atom
belerang. Unsur buatan misalnya einsteinium merupakan unsur yang tidak stabil
atau bersifat radioaktif. Unsur-unsur yang terdapat di alam ditemukan dalam
keadaan bebas atau dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain membentuk
suatu materi yang sifatnya berbeda. Unsur-unsur yang ditemukan dalam keadaan
bebas di alam misalnya intan, belerang, emas atau gas helium (Sunarya, 2012).
2.3 Campuran
Suatu materi yang tersusun atas dua atau lebih zat dengan komposisi
tidak tetap dan masih memiliki sifat-sifat zat asalnya dinamakan campuran.
Dengan kata lain, suatu jenis materi dikatakan campuran jika materi tersebut
memiliki keseragaman dalam komposisi atau komponen penyusunnya. Walaupun
demikian, kadang-kadang komponen penyusun campuran demikian halus
sehingga jika diamati tanpa bantuan mikroskop sukar dibedakan komponen-
komponen penyusunnya (Sunarya, 2012).
Berbeda dengan unsur dan senyawa, campuran adalah gabungan dari
beberapa zat tunggal atau lebih dengan perbandingan sebanding.Contohnya
campuran nitrogen dan oksigen, antara besi dan belerang. Perbandingan kedua
unsur boleh 1 : 2, 3 : 7, 2 : 1 dan seterusnya. Jika membentuk senyawa,
perbandingan kedua unsur harus tertentu, contohnya nitrogen dioksida,
mengandung nitrogen dan oksigen dengan perbandingan 7 dan 16. Dalam
senyawa besi sulfida, perbandingan massa lebih dari belerang harus 7 dan 4 tidak
boleh lain (Syukri, 1999).
Unsur dan senyawa dianggap memiliki zat murni karena komposisinya
selalu tetap. Sebaliknya, campuran komposisinya dapat berubah-ubah. Contohnya,
air dan natrium klorida adalah suatu senyawa mempunyai komposisi yang tetap
dalam sampel manapun. Tetapi garam dapat dilarutkan dalam air dalam bermacam
kadar, sehingga membentuk campuran dengan berbagai komposisi (Brady, 1999).
Campuran dapat digolongkan ke dalam campuran serbaneka (heterogen)
dan campuran serbasama (homogen). Suatu materi dikatakan campuran serbaneka
jika materi tersebut memiliki komponen penyusun yang dapat dibedakan dan sifat
masing-masing komponennya masih tampak. Contohnya campuran gula pasir dan
garam dapur. Walaupun sama-sama putih, kedua bahan tersebut masih dapat
dibedakan dan masing-masing bahan masih tampak ( rasa asin dari garam dapur
dan manis dari gula pasir ). Campuran natrium bromida dan gula pasir tanpa
bantuan mikroskop perbedaan struktur kedua senyawa tersebut dapat diamati
sehingga campuran tersebut digolongkan sebagai campuran serbaneka (Sunarya,
2012).
Suatu campuran dikatakan serbasama apabila keseluruhan materi
penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya tetapi sifat masing-
masing komponennya masih tampak. Misalnya air teh manis yang merupakan
campuran air, teh dan gula. Dari sudut pandang manapun, air teh manis itu tampak
serbasama, baik warna, rasa maupun kekentalannya sehingga tidak dapat
dibedakan mana teh, mana air atau gula, tetapi sifat komponennya masih ada
seperti rasa manis dari gula warna kuning-merah dari teh atau wujud cair yang
berasal dari sifat fisik air (Sunarya, 2012).
Campuran homogen adalah penggabungan dua zat tunggal atau lebih
yang semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fasa. Yang
dimaksud satu fasa adalah zat yang sifatnya dan komposisinya sama antara satu
bagian dengan bagian lain yang didekatinya. Campuran heterogen adalah
penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih sehingga
perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnya tidak sama di berbagai
bejana. Contohnya, campuran air dengan minyak tanah. Pada mulanya kedua zat
tersebut tidak bercampur, tetapi setelah dikocok dengan kuat minyak menyebar
dengan air berupa gelembung-gelembung kecil. Pada gelembung hanya terdapat
minyak, sedangkan yang lainnya adalah air. Dengan kata lain, dalam campuran
heterogen masih ada batas antara kedua komponen atau mengandung lebih dari
satu fasa (Syukri, 1999).
Bila kita mengambil sampel dari sebagian campuran minyak dan air,
maka kita akan dapatkan bahwa sebagian campuran akan mempunyai sifat
minyak. Sedangkan sebagian lain mempunyai sifat air. Maka campuran ini terdiri
dari dua fasa yaitu minyak dan air. Bila kita kocokkan sehingga minyak akan
tersebar (terdispersi) sebagai butir-butir halus yang dikumpulkan akan
merupakan suatu fasa karena masing-masing butir minyak tersebut mempunyai
sifat dari komposisi seperti minyak pada butir lain. Bila kemudian kita tambahkan
es batu pada campuran ini, maka akan kita dapatkan tiga fasa yaitu es (padat), air
(cairan) dan minyak (cairan) (Brady, 1999).
Salah satu cara untuk membedakan suatu zat murni atau campuran adalah
dengan cara mengukur titik lelehnya. Suhu dari zat murni waktu meleleh akan
konstan. Es seperti diketahui akan meleleh pada 00 C dan suhu ini akan tetap
sampai semua es meleleh. Tetapi bila kita melelehkan suatu campuran zat,
umumnya suhu akan berubah secara bertahap ketika zat padat berubah menjadi
cairan. Perbedaan sifat ini sering kta gunakan untuk menguji kemurnian suatu zat,
bila suhunya waktu meleleh konstan berarti zatnya murni, tetapi bila suhunya
berubah waktu meleleh maka zatnya tidak murni, jadi sebagai suatu campuran
(Brady, 1999).
Ada juga perbedaan yang menonjol antara campuran, unsur dan senyawa.
Bila kita membuat suatu campuran, sifat-sifat kimia dari komponennya tidak
berubah. Tapi bila unsur-unsur digabungkan untuk membentuk senyawa, terjadi
perubahan sifat-sifat yang besar. Misalnya tembaga dan belerang adalah dua
elemen. Tembaga adalah suatu logam berwarna merah, penghantar listrik yang
baik dan relatif tahan karat. Sedangkan belerang adalah suatu zat padat nonlogam
yang berwarna kuning. Campuran belerang dan tembaga mudah dibuat, tapi
campuran itu masih dapat dilihat sifat-sifat tembaga dan belerang. Pembentukan
campuran semacam ini adalah proses fisika, yaitu suatu proses yang tidak
mengubah sifat-sifat kmia dari komponen masing-masing (Brady, 1999).
4.1 Hasil
Adapun hasil dari praktikum ini dapat dilihat pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Data pengamatan
No Cara Kerja Hasil Pengamatan
1 a. Diambil sedikit a. Setelah diaduk,campuran menjadi
pasir,masukkan ke gelas keruh
kimia + 10 mL air suling b. Lama-kelaman pasir mengendap
aduk dan didiamkan c. Air dan pasir tidak menyatu
b. Campuran air + pasir a. Warna campuran menjadi keruh
ditambah lagi 3 g garam b. Pasir lalu mengendap
lalu aduk dan didiamkan c. Garam dan air bercampur
sesat d. Pasir tidak bersatu dengan
garam+air
c. Campuran tadi disaring a. Larutan menjadi jernih dan yang
dan filtratnya diletakkan tersisa hanya campuran air + garam
di Erlenmeyer dan b. Rasanya asin
dicicipi
d. Filtrat diletakkan di a. Terbentuk kristal garam
cawan penguap dan b. Air menguap
panaskan c. Rasanya lebih asin
2 3 mL minyak + 3 mL air a. Air tidak bersatu dengan minyak
suling diaduk dan amati b. Terdapat gelembung-gelembung
c. Terbentuk 2 lapisan,lapisan atas
minyak dan bawah air
4.2 Pembahasan
Pada percobaan pertama, dicampurkan sedikit pasir dengan air suling,
kemudian diaduk dan didiamkan sesaat. Kita bisa lihat bahwa air suling menjadi
keruh. Hal ini dikarenakan pasir tidak dapat bercampur dengan air dan terbentuk
endapan pasir. Pasir tidak dapat bercampur dengan air dikarenakan ikatan atom-
atomnya sangat solid sehingga tidak mudah terputus dengan pelarutan air
sehingga menghasilkan endapan, berupa pasir yang masih utuh. Campuran ini
disebut campuran heterogen.
Pada percobaan selanjutnya, dicampurkan antara air dengan garam.
Kemudian diaduk. Dari hasil pengadukan didapatkan bahwa campuran tetap keruh
dan setelah didiamkan beberapa saat, didapatkan pasir mengendap namun garam
sudah tidak tampak lagi pada campuran tersebut. Dari hasil percobaan tersebut,
garam dan air dapat bercampur sempurna, hal ini dikarenakan molekul air dapat
menarik sisi ionik dari molekul garam sehingga menghasilkan larutan yang materi
penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya. Kemudian
campuran tadi disaring dan didapatkan larutan yang bening, namun memiliki rasa
yang asin. Hal ini dikarenakan molekul-molekul ionik dari garam dapat ditarik
oleh air. Sifat-sifat asin yang dimiliki garam tidak hilang pada larutan tersebut,
inilah yang disebut campuran karena sifat dari zat pembentuknya masih ada pada
produk yang dihasilkan. Pencampuran antara air dan garam merupakan campuran
homogen.
Pada percobaan selanjutnya, dicampurkan air dengan minyak. Minyak
dengan air tidak bercanmpur. Ini merupakan campuran heterogen. Minyak dengan
air tidak bercampur karena air memiliki ikatan polar sedangkan minyak memiliki
ikatan nonpolar sehingga minyak dengan air tidak bercampur. Ini merupakan
campuran heterogen.
Campuran air dengan minyak menghasilkan dua lapisan dimana lapisan
di atas adalah minyak sedangkan lapisan di bawah adalah air. Ini dikarenakan
massa jenis minyak lebih rendah daripada massa jenis air, sehingga minyak
berada di atas air dalam larutan tersebut.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah :
1. Campuran antara air dan pasir adalah campuran heterogen, karena air dan
pasir masih dapat dibedakan dan tidak dapat bercampur sempurna.
2. Campuran antara air dan garam adalah campuran homogen, karena air
dan garam tidak dapat dibedakan lagi dalam larutan dan dapat bercampur
merata dan hanya membentuk campuran berfasa satu.
3. Campuran antara air dan minyak adalah campuran heterogen, karena air
dan minyak tidak dapat bercampur sempurna dan membentuk lapisan-
lapisan berupa dua fasa larutan.
4. Pada pencampuran air dan minyak membentuk dua lapisan. Lapisan atas
adalah minyak dan lapisan di bawahnya adalah air. Hal ini dikarenakan
densitas minyak lebih rendah daripada densitas air.
5.2 Saran
Saran yang tersirat dalam praktikum ini adalah semoga mahasiswa dapat
membedakan antara senyawa dan campuran. Juga dapat membedakan campuran
homogen dengan campuran heterogen, sehingga tidak terjadi salah penafsiran lagi.
Dan semoga ilmu yang didapat diaplikasikan sebaik mungkin.
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jakarta : Binarupa
Aksara