Metode Riset Akuntansi Keprilakuan FINAL
Metode Riset Akuntansi Keprilakuan FINAL
mengalami kejayaan pada tahun 1960an. Pada tahun 1970an, terjadi pergeseran
pendekatan dalam riset akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran ini adalah
pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade ini tidak dapat
menghasilkan teori akuntansi yang siap digunakan dalam praktek sehari-hari. Pada
kenyataannya, desain sistem akuntansi yang dihasilkan dari riset normatif tidak
adalah desain sistem akuntansi yang lebih berarti akan muncul dari pemahaman atas
praktek langsung. Alasan kedua yang mendasari usaha pemahaman akuntansi secara
empiris dan mendalam adalah “gerakan” dari masyarakat peneliti akuntansi yang
keuangan, terutama munculnya hipotesis pasar yang efisien dan teori kagenan
(agency teory), telah menciptakan suasana baru bagi riset empiris manajemen dan
akuntansi.
Pendekatan normatif maupun positif masih mendominasi riset akuntansi
hingga saat ini. Walaupun pendekatan utama masih mendominasi riset manajemen
dan akuntansi hingga saat ini, usaha-usaha baru untuk menggoyang pendekatan
tersebut telah muncul. Pendekatan ini pada dasarnya tidak mempercayai dasar filosofi
Ontologi berhubungan dengan hakikat atau sifat dari realitas atau objek yang akan
1
diinvestigasi. Epistemologi berhubungan dengan sifat ilmu pengetahuan, bentuk ilmu
bersifat sangat subjektif dan spiritual atau transendental yang didasarkan pada
pengalaman dan pandangan manusia. Hal ini sangat berbeda dengan pendekatan
objektivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu berada dalam bentuk yang
tidak berwujud. Asumsi mengenai sifat manusia merujuk pada hubungan antara
C. Paradigma Fungsionalis
Paradigma fungsionalis ini sering disebut fungsionalis struktural atau
kontijensi rasional. Paradigma ini sangat umum, bahkan sangat dominan digunakan
dalam riset akuntansi dibandingkan dengan paradigma lain sehingga sering disebut
paradigma utama. Secara ontologi, paradigma utama ini sangat dipengaruhi oleh
realitas fisik yang menganggap bahwa realitas objektif berada secara bebas dan
terpisah diluar diri manusia. Realitas diukur, dianalisis, dan digambarkan secara
objektif. Konsekuensinya adalah jarak antara objek dan subjek. Dalam kaitannya
suatu sistem sosial dalam organisasi yang meliputi fenomena empiris dan konkret
yang keberadaannya bebas dari manajer dan karyawan yang bekerja didalamnya.
Ilmu pengetahuan akuntansi dapat dibangun dengan rasio dunia empiris. Berdasarkan
keyakinan tersebut, peneliti akuntansi utama sangat yakin bahwa satu-satunya metode
yang dapat digunakan untuk membangun ilmu pengetahuan akuntansi adalah metode
ilmiah. Suatu penjelasan dikatakan ilmiah apabila memenuhi tiga komponen berikut:
1. Memasukkan satu atau lebih prinsip-prinsip atau hukum umum.
2. Mengandung prakondisi yang biasanya diwujudkan dalam bentuk pernyataan-
1. Dalam aliran positivis ada teori dan seperangkat pernyataan hasil observasi
teori.
2. Dalam pandangan popperian, karena pernyataan hasil observasi merupakan teori
yang dependen dan dapat dipalsukan, maka teori-teori ilmiah tidak dapat
D. Paradigma Interpretif
Paradigma ini juga disebut interaksionis subjektif. Pendekatan alternatif ini
berasal dari filsuf jerman yang menitikberatkan pada peranan bahasa, interpretasi, dan
pemahaman dalam ilmu sosial. Sementara itu, menurut barel dan morgan paradigma
ini menggunakan cara panjang para nominalis yang melihat realitas sosial sebagai
sesuatu yang hanya merupakan label, nama atau konsep yang digunakan untuk
pada cara membuat perusahaan berjalan dengan baik, tetapi juga cara menghasilkan
pemahaman yang luas dan mendalam mengenai cara manajer dan karyawan dalam
pada keberadaan realtas organisasi yang tunggal dan konkret, melainkan pada situasi
3
dan cara realitas sosial terbentuk. Berikut dua aliran riset dengan pendekatan
interpretif ini:
1. Tradisional yang menekankan pada penggunaan studi kasus, wawancara lapangan
“antiquarian”. Tahap aliran ini akan dibahas lebih lanjut pada bagian
posmodernisme.
keberadaan ontologis yang konkret dan nyata. Pendekatan ini berfokus pada konflik
mendasar sebagai dasar dari produk hubungan kelas dan struktur pengendalian, serta
memperlakukan dunia sosial sebagai objek eksternal dan memiliki hubungan terpisah
strukturalisme radikal adalah riset yang didasarkan pada teori marxisme tradisional.
didasarkan pada teori kritis dari frankfurt dan habermas. Pendekatan kritis habermas
melihat objek studi sebagai suatu interaksi sosial yang disebut “dunia kehidupan”,
yang berarti interaksi berdasarkan pada kepentingan kebutuhan yang melekat dalam
diri manusia dan membantu untuk pencapaian yang saling memahami. Interaksi sosial
dalam dunia kehidupan dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut:
1. Interaksi yang mengikuti kebutuhan sosial alami, misalnya kebutuhan akan sistem
informasi manajemen.
2. Interaksi yang dipengaruhi oleh mekanisme sistem, misalnya pemilihan sistem
yang akan dipakai atau konsultan yang diminta untuk merancang sistem bukan
4
merupakan interaksi sosial yang alami karena sudah mempertimbangkan berbagai
kepentingan.
menyajikan suatu diskusi dari aplikasi teori kritis habermas dalam riset akuntansi.
Teori tersebut akan sangat berguna dalam meneliti “saling berkaitan” antara teknologi
G. Paradigma Posmodernisme
Posmodernisme menyajikan suatu wacana sosial yang sedang muncul yang
serangkaian diskusi, yaitu sistem wacana, serta menentukan suatu rangkaian dari awal
sampai akhir bagi pemikiran foucult. Wacana global dan universal yang dibentuk oleh
paradigma modern merupakan bentuk logosentrisme yang memiliki kuasa yang dapat
aspek nilai(etika).
3. Aspek praktis, yaitu bentuk standart dan prakti akuntansi yang mengklaim bahwa
5
Paradigma akuntansi kritis akan dipandang melalui refleksi dari ilmu sosial
kritis. Paradigma ini dikemukakan pertama kali oleh mattessich(1964) melalui sebuah
sarana untuk mengulangi kesadaran yang salah dalam menyatakan bahwa tidak ada
perspektif lain selain yang didominasi oleh kapitalis. Krisis, pendidikan, dan tindakan
ketiganya masih terhambat oleh teori aksiomatis dari akuntansi. Dengan mengetahui
landasan fungsionalis dan asumsi filosofi yang mengikutinya, suatu teori dapat
Penjelasan dari bagian ini berorientasi pada pembuatan keputusan dalam audit,
dan telah memfokuskan riset terakhir pada penilaian dan pembuatan keputusan
6
a. Pengalaman merupakan ekspektasi yang berhubungan dengan keahlian
kinerja.
b. Manipulasi sebagai suatu variabel independen telah menjadi efektif dalam
Riset ini juga diterapkan pada subbidang akuntansi yang lain. Pertimbangan yang
antara pengalaman dan kinerja yang belum dipahami dengan baik. Sementara itu,
riset yang dikembangkan dalam audit seperti hubungan kemampuan dan peran
latar belakang merupakan aspek dari hubungan antara pengalaman dan kinerja
yang hanya memperoleh sedikit perhatian dan penerimaan dalam literatur audit.
3. Akuntansi keuangan
Beberapa publikasi menunjukkan bahwa riset akuntansi keperilakuan dalam
pertanyaan menarik.
Karena pemakai informasi keuangan membuat keputusan secara individual dan
suatu kontribusi penting pada bidang ini. Selain itu berikut beberapa alasan riset
7
4. Akuntansi manajemen
Pada awalnya, analisis ini menunjukkan riset akuntansi keperilakuan dalam
dibandingkan dengan riset yang sama dalam akuntansi keuangan, dan memungkin
pencerminan tradisi yang lama berbeda dari riset akuntansi keperilakuan dalam
akuntansi terhadap perilaku. Riset ini menguji fungsi akuntansi, seperti anggaran
sistem informasi akuntansi yang lebih awal sekalipun. Jelas desain sistem
keunggulan teknologi saat ini, seperti pencitraan data, jaringan, dan akses data
riset akuntansi keperilakuan dalam bidang sistem akuntansi. Riset ini akan lebih
berhasil jika difokuskan pada domain spesifik dari variabel-variabel yang unik
dalam sistem akuntansi dan konteks keputusan akuntansi, seperti standar profesi
6. Perpajakan
Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan telah memfokuskan diri
8
Variabel-variabel yang sering diuji dengan hasil campuran menyarankan bahwa
perilaku kepatuhan pajak adalah hasil yang kompleks. Alma (1991) menyebutkan
lengkap. Riset akuntansi keperilakuan dalam bidang perpajakan saat ini telah
I. Perkembangan Terakhir
Wawasan dalam riset akuntansi keperilakuan saat ini bisa diperoleh dengan
milik dari pemegang saham yang perhatiannya lebih terfokus pada dimensi-dimensi
keuangan yang berputar disekitar harga saham dan berada diluar lingkup keputusan.
9
mencerminkan hasil operasional tahunan perusahaan untuk didistribusikan ke
yang mendasar atas keputusan dan proses penyelesaian msalah dengan pasti agar
lebih spesifik, teori modern perusahaan terkait dengan arah tujuan perilaku yang
aktivitas.
3. Peranan didalam sistem pengawasan internal adalah untuk motivasi peserta,
dimana derajat tingkat kepuasan kerja anggotanya akan diuraikan dalam kaitannya
dengan tujuan pribadi mereka yang saling tumpang tindih dengan tujuan
organisasi, dan sampai sejauh mana karyawan memandang perusahaan sebagai hal
Masalah utama dimasa mendatang adalah pendanaan untuk riset ini akan
berkurang jumlahnya. Saat ini, kantor akuntan publik yang termasuk dalam “The Big
riset keperilakuan saat ini cenderung menjadi lebih mahal dibandingkan dengan usaha
akuntan, maka akan terasa lebih sulit melakukan pekerjaan tersebut. Terbatasnya
sumber dana ini perlu mendapat perhatian khusus dari para subyek profesional yang
mampu. Disamping itu, sikap dan pandangan dari beberapa pengusaha yang
mempunyai anggapan kurang positif terhadap kegiatan riset ini juga berpengaruh
10
karena mereka tidak selalu memiliki pengetahuan yang cukup untuk memahami
bahwa kegiatan para praktisi merupakan bagian dari kemampuan aplikasi hasil riset.
A. Pengertian Riset
Riset adalah suatu usaha yang sistematis untuk mengatur dan menyelidiki
masalah-masalah serta menjawab pertanyaan yang muncul dan terkait dengan fakta,
fenomena atau gejala dari masalah tersebut.
Riset dimulai dengan suatu pertanyaan karena menghendaki suatu deskripsi
yang jelas terhadap permasalahan yang akan dipecahkan. Hal ini sering disebut suatu
rencana untuk menjawab pertanyaan. Riset aplilkasi berkaitan dengan penyelesaian
masalah-masalah yang spesifik. Riset yang murni ataupun mendasar adalah riset yang
berkenaan dengan perbaikan terhadap pemahaman mengenai hal-hal khusus atau
istimewa. Riset menggunakan metode khusus sehingga tidak bias dan mempunyai
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
E. Memahami Replikasi
Replikasi adalah pengulangan suatu studi atau riset yang dilakukan secara
sengaja. Hal ini dilakukan dengan menggunakan prosedur-prosedur yang sama
12
dengan riset terdahulu, tetapi menggunakan subjek yang berbeda. Replikasi
merupakan suatu usaha untuk meriset ulang riset-riset terdahulu. Yang dimaksudkan
untuk menetapkan validitas atau memunculkan pertanyaan-pertanyaan tentang
kesimpulan riset terdahulu. Terdapat beberapa alasan logis untuk melakukan replikasi,
yaitu :
13
Untuk memastikan baik-tidaknya masalah yang dipilih dan diajukan untuk
diteleti, peneliti sebaiknya menguji masalah terlebih dahulu dengan mengajukan
pertanyaan penjajakan. Berikut pertanyaannya
1) Apakah masalah tersebut dapat dijawab secara efektif melalui proses riset ?
Selanjutnya, apakah dapat dikumpulkan data relevan yang diperlukan untuk
menjawab masalah riset tersebut?
2) Apakah nilai temuan dari masalah tersebut cukup berarti? Apakah terkandung
hal yang penting dalam masalah tersebut? Apakah pemecahan jawaban atau
penemuannya memberikan sesuatu yang baru pada khasanah teori atau praktik
dibidang akuntansi keperilakuan? Kalau tidak, bukankah ada masalah lain
yang lebih bernilai dan menanti untuk diteliti?
3) Apakah masalah tersebut merupakan masalah baru? Apakah masalah tersebut
belum pernah diteliti sebelumnya? Supaya tidak terjadi pengulangan yang
tidak perlu, studi-studi lain yang pernah dilakukan perlu diketahui terlebih
dahulu.
4) Apakah masalah tersebut memungkinkan untuk diteliti? Dalam hal ini,
termasuk kesesuaian masalah itu sendiri dengan latar belakang sipeneliti.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut, sedikit banyak akan berguna
sebagai bahan pertimbangan. Masalah dikatakan baik, apabila pertanyaan diatas
dijawab dengan “ya”
Kebanyakan suatu masalah terdiri dari dua variabel atau lebih. Peneliti juga
perlu memperhatikan beberapa kriteria umum dalam menentukan permasalahan yang
baik dan pernyataan masalah yang baik. Pertama, masalah itu harus mengungkapkan
suatu hubungan antara dua variabel atau lebih. Kedua, masalahnya harus dinyatakan
secara jelas dan tidak ambigu dalam bentuk pertanyaan. Ketiga, masalah dan
pernyataan masalah harus dirumuskan dengan cara tertentu yang menyiratkan adanya
pengujian empiris.
G. Jenis Masalah
Berbagai jenis masalah dalam riset yang selanjutnya membutuhkan
penyelesaian, yaitu :
1. Masalah-masalah yang ada pada saat ini diberbagai subbidang akuntansi
keperilakuan yang memerlukan penyelesaian.
2. Area-area tertentu dalam subbidang akuntansi keperilakuan yang memerlukan
pembenahan atau perbaikan
3. Persoalan-persoalan teoritis yang memerlukan riset untuk menjalankan (atau
memprediksi) fenomena
4. Pertanyaan riset yang memerlukan jawaban empiris
14
H. Menyatakan Dasar Permasalahan
Dasar permasalahan dimulai dari usaha untuk mengembangkan pertanyaan-
pertanyaan keperilakuan dengan memerinci pertanyaan dasar kedalam pertanyaan-
pertanyaan yang lebih khusus. Pertanyaan-pertanyaan yang diperinci tersebut
dikatakan sebagai hasil dari proses pada hierarki pertanyaan riset akuntansi
keperilakuan.
Proses pada hierarki dimulai dari cara mengidentifikasi permasalahan
akuntansi keperilakuan, mengembangkan pertanyaan, membuat pertanyaan riset,
melakukan penyelidikan terhadap pertanyaan, mengukur pertanyaan serta membuat
keputusan. Usaha untuk mengembangkan pertanyaan-pertanyaan keperilakuan
dilakukan dengan memerinci pertanyaan dasar kedalam pertanyaan-pertanyaan yang
lebih khusus.
Tugas peneliti selanjutnya adalah memahami cara membuat pertanyaan riset.
Terdapat tiga tahapan dalam merumuskan pertanyaan riset, yaitu :
1. Dimulai dari cara menemukan permasalahan akuntansi keperilakuan.
Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi gejala-gejala yang berkaitan dengan
masalah-masalah maupun kesempatan.
2. Menemukan pertanyaan akuntansi keperilakuan.
Pada bagian ini, peneliti mengumpulkan informasi penyelidikan. Peneliti
menjelaskan permasalahan atau melakukan perbaikan terhadap gejala yang
membentuk pertanyaan yang biasanya dimulai dengan “bagaimana organisasi
dapat..?” dan lain-lain.
3. Menemukan pertanyaan riset.
Pada bagian ini, beberapa pertanyaan riset dirimuskan. Setiap pertanyaan
merupakan alternatif tindakan. Pada umumnya, tindakan yang digunakan
berkaitan dengan penggunaan sumber daya yang paling sedikit.
15
tulisan ilmiah maupun hasil-hasil riset dapat dijadikan rujukan awal
untuk memperkuat masalah riset yang dirumuskan.
b. Buku, merupakan gudang ilmu yang dapat dijadikan sebagai
sumber informasi bagi peneliti dalam menemukan masalah riset.
Buku dijadikan acuan/panduan bagi kalangan akademik dalam
menjalankan proses pendidikan.
L. Variabel Riset
Variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki macam nilai. Variabel
diekspresikan dalam bentuk simbol/lambang (umunya digunakan simbol x dan y)
yang padanya dilekatkan bilangan atau nilai. Apabila konstruksi yang kita kaji adalah
gender, maka nilai yang dilekatkan pada x adalah 1 dan 0, dimana nilai 1 untuk salah
17
satu jenis kelamin, sementara nilai 0 adalah untuk jenis kelamin lainnya. Nilai
variabel tergantung pada konstruksi yang mewakilinya.
Variabel Independen dan Variabel Dependen
Variabel independen (independent variables) disebut juga variabel bebas yang
merupakan jenis variabel yang dipandang sebagai penyebab munculnya variabel
dependen yang diduga sebagai akibatnya. Disisi lain, variabel independen merupakan
anteseden, sedangkan variabel dependen adalah konsekuensi.
Variabel Moderasi
Dalam setiap hubungan, setidaknya terdapat satu variabel independen dan satu
variabel dependen. Variabel tersebut biasanya diungkapkan dengan berbagai cara
yang menyebabkan variabel dependen terjadi. Dalam riset, hubungan sederhana
membutuhkan faktor syarat untuk memperbaiki penyebab dari variabel-variabel lain.
Satu jenis variabel sering digunakan terhadap variabel penjelas. Dalam hal ini,
variabel tersebut dikatakan sebagai variabel moderasi (moderating variabel).
Variabel moderasi adalah variabel independen kedua yang dipercaya mempunyai
kontribusi yang signifikan atau mempunyai pengaruh ketidakpastian terhadap keaslian
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen.
Variabel Intervensi
Variabel intervensi (intervening variable) merupakan suatu mekanisme
konseptual dimana variabel independen dan variabel moderasi mempengaruhi
variabel dependen. Variabel intervensi didefinisikan sebagai faktor yang secara
teoritis mempengaruhi fenomena yang diobservasi, tetapi tidak bisa dilihat, diukur
atau manipulasi. Variabel tersebut berperan sebagai mediasi dalam hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen.
19
Manfaat ekonomi yang diperoleh dari pengambilan sampel dibandingkan dengan
sensus yang berkaitan dengan masalah uang/biaya. Biaya yang dilakukan untuk
melakukan sensus lebih besar dibandingkan dengan pengambilan sampel.
Akurasi hasil yang lebih baik
Deming mengatakan kualitas studi jauh lebih baik jika menggunakan sampel
dibandingkan dengan sensuss.
Kecepatan pengumpulan data
Kecepatan waktu pengambilan sampel ditentukan berdasarkan ketersediaan informasi
yang dibutuhkan oleh peneliti.
o Data Primer
Data primer merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari
sumber asli atau pihak pertama. Pada saat pengumpulan data primer, tentu terdapat
hubungan atau kontak langsung antara si peneliti dengan responden. Data ini
dikumpulkan secara khusus oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan riset.
o Data Sekunder
Data sekunder merupakan sumber data riset yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media pentara. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan,
atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip, baik yang dipublikasikan
maupun yang tidak dipublikasikan.
P. Validitas dan Keandalan
Terdapat dua hal penting yang berhubungan dengan perencanaan riset
perilaku. Hal pertama diukur berkaitan dengan hal-hal yang salah (validitas) dan hal
kedua diukur berkaitan dengan hal-hal tidak representatif (keandalan). Dua hal
tersebut dinilai dengan menggunakan validitas dan keandalan.
Validitas mengacu pada lingkup yang diukur pada kenyataanya. Peneliti ingin
melakukan pengukuran dan apa yang di ukur seharusnya berkaitan dengan masalah
risetnya. Keandalan berkaitan dengan apakah suatu teknik khusus yang jika
digunakan di lapangan dan waktu yang berbeda akan menghasilkan sesuatu yang
sama.
o Validitas
Ada beberapa jenis validitas, yaitu :
1) Validitas isi (content validity) mengacu pada cara peneliti menggambarkan dimensi-
dimensi dan konsep atau masalah-masalah yang ingin diukur, khususnya yang
berkaitan dengan tingkat ukuran yang diberikan untuk menutupi rentang setiap
terhadap arti maupun suatu konsep.
Ada dua jenis kriteria yang berhubungan dengan validitas, yaitu validitas prediktif
(predictive validity) dan validitas konkuren (concurrent validity).
Validitas prediktif adalah validitas yang berkaitan dengan keakuratan suatu pengujian
atau pengukuran dalam memprediksi perilaku.
Validitas konkruen adalah validitas yang berkaitan dengan hubungan antara alat ukur
dan kriteria sekarang atau masa lalu.
2) Validitas konstruksi (construct validity) adalah validitas yang berdasarkan pada suatu
pertimbangan tentang kesesuaian hasil pengukuran tersebut dengan teori.
21
o Keandalan
Suatu instrumen alat ukur yang andal akan menghasilkan alat ukur yang stabil di
setiap waktu. Aspek lain dari keandalan adalah akurasi dari instrumen pengukuran.
22
Ada beberapa teknik yang dapat menghasilkan tingkat kerja sama atau tingkat
respons yang tinggi antara peneliti dengan responden, yaitu :
Sebelum wawancara dengan responden, peneliti seharusnya mengirimkan surat yang
menjelaskan tujuan umum dari wawancara tersebut dan responden dapat
menghubungi para peneliti melalui telepon untuk membuat suatu janji wawancara.
Sebelum melakukan wawancara melalui telepon, peneliti perlu mengirimkan surat
kepada responden yang memperkenalkan tim riset, menjelaskan dasar dari riset
tersebut, dan meminta kerjasama saat menelpon.
Pada hari wawancara, para peneliti harus datang tepat waktu dan mengucapkan
terimakasih atas kerjasama responden.
Memberikan kuesioner yang bersifat jelas, tidak panjang lebar dan menggunakan
kata-kata yang tidak membingungkan serta mudah dipahami oleh responden.
23