Anda di halaman 1dari 16

Laporan Praktikum

Penurunan Titik Beku


Larutan
DISUSUN OLEH :

PATRICK EKA SANJAYA

Kelas XII MIPA 5


SMA NEGERI 1 POLEWALI
2016/2017
K I M I A 2016

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME yang senantiasa


melimpahkan karunianya kepada kita, sehingga saya dapat menyusun laporan ini.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Borahima dan Pak Said Nur yang
telah memberikan tugas praktikum ini, sehingga kami dapat belajar dan mengerti
atas materi yang terselip dari sebuah praktik. Semoga laporan ini dapat berdaya
guna dalam pemgembangan ilmu pengetahuan terfokus dalam ilmu Kimia
mengenai penurunan titik beku larutan .

Kami menyadari bahwa penyusun laporan ini perlu penyempurnaan. Oleh


karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.

Akhirnya kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan serta terwujudnya laporan ini.

Penyusun,

(Patrick Eka Sanjaya)

I
K I M I A 2016

Kata Pengantar I
Daftar Isi II
BAB I Pendahuluan 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Praktikum 2
C. Manfaat Praktikum 2
D. Rumusan Masalah 2
BAB II Landasan Teori 3
A. Sifat Koligatif Larutan 3
B. Penurunan Titik Beku Larutan 3
C. Larutan NaCl 4
D. Larutan glukosa 4
BAB III Metode Praktikum 5
A. Alat dan Bahan 5
B. Langkah Kerja 5
BAB IV Pembahasan 7
A. Tabel Pengamatan 7
B. Pembahasan 8
BAB V Kesimpulan 11
Penutup 12
Daftar Pustaka 13

II
K I M I A 2016

A. Latar Belakang
Titik beku adalah suhu dimana tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap padatannya. Titik beku
larutan lebih rendah daripada titik beku pelarut murni. Hal ini disebabkan zat pelarutnya harus
membeku terlebih dahulu, baru zat terlarutnya. Jadi larutan akan membeku lebih lama daripada pelarut.
Setiap larutan memiliki titik beku yang berbeda.
Titik beku suatu cairan akan berubah jika tekanan uap berubah, biasanya diakibatkan oleh masuknya
suatu zat terlarut atau dengan kata lain, jika cairan tersebut tidak murni, maka titik bekunya berubah
(nilai titik beku akan berkurang).
Dalam percobaan ini akan diteliti tentang perubahan titik beku pelarut murni yang telah ditambahkan
zat terlarut lain kedalamnya dan mencoba pembuktian bahwa titik beku larutanya akan lebih rendah
dibandingkan pelarut murninya.

1
K I M I A 2016

B. Tujuan Praktikum
Menyelidiki titik beku larutan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya

C. Manfaat Praktikum
1. Dapat mengetahui penurunan titik beku air, 3,6 g glukosa, 7,2 g glukosa, 1,76 NaCl dan 2,34 NaCl
2. Dapat mengetahui pengaruh konsentrasi larutan terhadap penurunan titik beku larutan
D. Rumusan masalah
Cara kerja 1
1. Adakah perbedaan titik beku antara susu sebelum diencerkan dan susu sesudah
diencerkan ?
2. Kesimpulan yang anda peroleh !
3. Buatlah laporan tertulis secara individu !
Cara kerja 2
1. Perhatikan titik beku air dan titik beku larutan bagaimana titik beku larutan jika
dibandingkan dengan titik beku pelarut ?
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi (molal) glukosa terhadap
a. Titik beku larutan
b. Penurunan titik beku larutan ?
3. Bagaimana pengaruh konsentrasi (molalitas) natrium klorida terhadap
a. Titik beku larutan
b. Penurunan titik beku larutan ?
4. Pada molalitas yang sama, bagaimana pengaruh natrium klorida (elektrolit) dibanding
dengan pengaruh glukosa (non elektrolit) terhadap
a. Titik beku larutan
b. Penurunan titik beku larutan ?
5. Buatlah laporan tertulis secara individu !

2
K I M I A 2016

A. Sifat Koligatif Larutan


Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi hanya
bergantung pada konsentrasi pertikel zat terlarutnya. Sifat koligatif larutan meliputi penurunan tekanan
uap, kenaikan titik didih, penurunan titik beku, dan tekanan osmotik

B. Penurunan Titik Beku Larutan


Proses pembekuan suatu zat cair terjadi bila suhu diturunkan sehingga jarak antarpartikel sedemikian
dekat satu sama lain dan akhirnya bekerja gaya tarik menarik antarmolekul yang sangat kuat. Adanya
partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul-molekul pelarut
terhalang, akibatnya untuk dapat lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih
rendah. Jadi titik beku larutan akan lebih rendah daripada titik beku pelarut murninya.
Perbedaan suhu akibat adanya partikel-partikel zat terlarut disebut penurunan titik beku (ΔTf).
Penurunan titik beku larutan sebanding dengan molalitas larutan dengan tetapan penurunan titik beku
pelarut 𝐾𝑓 dinyatakan dengan persamaan

∆𝑇𝑓 = 𝑇𝑓 ° − 𝑇𝑓
Untuk penurunan titik beku menurut Raoult :
𝑔𝑟𝑎𝑚 1000
∆𝑇𝑓 = 𝑚 . 𝐾𝑓 = 𝑥 𝑥 𝐾𝑓
𝑀𝑟 𝑃

3
K I M I A 2016

C. Larutan NaCl
Natrium klorida, juga dikenal dengan garam dapur, atau halit, adalah senyawa kimia dengan rumus
molekul NaCl. Senyawa ini adalah garam yang paling memengaruhi salinitas laut dan cairan
ekstraselular pada banyak organisme multiselular. Sebagai komponen utama pada garam dapur, natrium
klorida sering digunakan sebagai bumbu dan pengawet makanan.

D. Larutan glukosa
Glukosa (C6H12O6, berat molekul 180.18) adalah heksosa—monosakarida yang mengandung enam atom karbon.
Glukosa merupakan aldehida (mengandung gugus -CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang
disebut "cincin piranosa", bentuk paling stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada
gugus samping hidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada atom karbon keenam di luar cincin,
membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif,
yang proporsinya 0.0026% pada pH 7.

4
K I M I A 2016

A. Alat dan Bahan


Neraca
Termometer -10 s.d 100®C
Tabung reaksi
Gelas kimia 100 ml (CO(NH3)4)
Gelas kimia 250 ml
Gelas kimia plastik 400 ml
Gelas Ukur
Pengaduk kaca
Sendok
Es batu
Glukosa
Garam dapur
Aquades
Susu

B. Langkah Kerja 1
1. Siapkan campuran pembeku dengan cara menempatkan lebih kurang 100 g es es kecil, 20 g garam
dapur, dan 10 ml air dalam gelas kimia 250 ml.aduk dengan baik
2. Tempatkan lebih kuran 5 ml susu dalam tabung reaksi besar dan masukkan thermometer(yang
dapat digunakan mengukur suhu -10°C-110°C)

3. Tentukan titik beku susu dengan memasukkannya ke dalam campuran pembeku yang

di buat pada langkah 1. Catatlah temperaturnya


4. Encerkan susu dngan air dengan mencampurkan 5ml susu dan 3ml akuades. Ulangi

eksperimen langkah 2 dan ke 3. Tentukan titik beku yang baru, Catat temperaturnya !

5
K I M I A 2016

C. Langkah Kerja 2
1. Larutkan zat berikut dalam 20ml akuades dengan menggunakan gelas kimia 100 ml: 3,6g glukosa,
7,2g glukosa, 1,76 NaCl, 2,34 NaCl
2. Buatlah campuran pendingin dengan cara berikut :
Masukkan butiran-butiran es batu dalam gelas kimia plastic sampai kira-kira ¾ bagian. Tambahkan
8 sendok garam dapur Aduk dengan pengaduk.
3. Siapkan 5 tabung reaksi. Kedalam masing-masing tabung masukkan aquades, larutan 3,6g glukosa,
larutan 7,2g glukosa, larutan 1,76 NaCl, larutan 2,34 NaCl. Yang telah dibuat pada langkah 1.
4. Masukkan kelima tabung ke dalam gelas kimia berisi campuran pendingin dan aduk campuran
tersebut
5. Masukkan pengaduk kaca kedalam tabung reaksi berisi aquades dan aduk sampai air membeku
seluruhnya
6. Keluarkan tabung reaksi dari campuran pendingin. Dan biarkan es dalam tabung meleleh sebagian
ganti pengaduk dengan termometer. Bacalah termometer campuran es dan air

6
K I M I A 2016

A. Tabel Pengamatan cara kerja 2


Senyawa Massa Larutan Titik Perbedaan
terlarut Zat beku air titik beku
Konsentrasi Titik
terlarut (molal) beku
(C)
Glukosa 3,6 g 1 -3 -1°C 2°C
Glukosa 7,2 g 2 -2 -1°C 1°C
NaCl 1,76 g 1 -3 -1°C 2°C
NaCl 2,34 g 2 -5 -1°C 4°C
H2O

7
K I M I A 2016

B. Pembahasan
Dari data di atas dapat diketahui bahwa air memiliki titik beku terbesar dari semua larutan. Ini
diakibatkan karena sebagian partikel air dan sebagian partikel – partikel terlarut membentuk ikatan baru.
Sehingga ketika membeku yang memiliki titik beku paling tinggi yaitu air akan membeku terlebih
dahulu kemudian diikuti oleh molekul larutan. Penambahan zat terlarut dalam pelarut akan
mengakibatkan peningkatan konsentrasi yang mengakibatkan semakin rendah titik bekunya.
Berdasarkan data yang kami peroleh pada saat melakukan percobaan terdapat perbedaan titik beku
antara larutan 3,6g glukosa (-3), dan lauran larutan 2,34 NaCl (-5°C), kedua larutan tersebut memiliki
molalitas yang sama tetapi memiliki titik beku yang berbeda, titik beku larutan elektrolit dan non
elektrolit berbeda karena zat elektrolit sebagian atau seluruhnya terurai menjadi ion. Larutan elektrolit
mempunyai sifat koligatif lebih besar daripada sifat koligatif non elektrolit. NaCl merupakan larutan
elektrolit, sedangkan glukosa merupakan larutan nonelektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan yang
dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan elektron itu terurai jadi partikel – partikel yang berupa
ion. Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan
non elektron itu tidak terurai jadi partikel – partikel yang berupa ion.
NaCl termasuk elektrolit, sementara glukosa non elektrolit, jadi gula tidak terionisasi sehingga tetap
sebagai molekul itulah sebabnya NaCl 2 x lebih besar dari ΔTf gula pada konsentrasi yang sama.
Harga(i) dari elektron tipe ion selalu lebih kecil daripada harga teoritis. Hal itu disebabkan oleh tarikan
listrik antarion yang berbeda muatan sehingga ion-ion tidak 100% bebas. Semakin kecil konsentrasi
larutan, jarak antarion semakin besar dan ion – ion semakin bebas.
Larutan elektrolit (NaCl) mempunyai i=2 sehingga ∆𝑇𝑓 = 𝑚 𝑥 𝐾𝑓 𝑥 𝑖 sedangkan larutan non
elektrolit (glukosa) tidak memiliki i sehingga ∆𝑇𝑓 = 𝑚 𝑥 𝐾𝑓. Jadi penurunan titik beku NaCl lebih
besar daripada gula.
Larutan 2,34 NaCl memiliki titik beku yang lebih rendah dibandingkan dengan larutan 1,17 NaCl ,
hal ini terjadi karena penurunan titik beku larutan berbanding lurus dengan jumlah partikel zat dalam
larutan. Makin besar jumlah partikel zat, makin besar penurunan titik beku larutan.

8
K I M I A 2016

9
K I M I A 2016

10
K I M I A 2016

Dari praktikum yang telah kami laksanakan dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut :
1. Titik beku larutan (yang dalam hal ini digunakan larutan glukosa dan NaCl) memiliki titik beku yang
lebih rendah dibandingkan dengan titik beku air (pelarut murni) karena di dalam larutan urea dan NaCl
terkandung zat terlarut berupa molekul-molekul glukosa dan molekul-molekul NaCl yang menyebabkan
terhalangnya molekul-molekul air untuk membeku sehingga dibutuhkan suhu yang lebih rendah untuk
membekukan larutan urea dan NaCl tersebut.
2. Makin besar molalitas larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan
3. Penurunan titik beku larutan (ΔTf) berbanding lurus dengan molalitas larutan
4. Titik beku larutan elektrolit lebih rendah daripada larutan nonelektrolit pada kemolalan yang sama,
dikarenakan larutan elektrolit terurai sehingga jumlah partikelnya lebih banyak dibandingkan larutan
nonelektrolit
5. Pada konsentrasi yang sama penurunan titik beku (ΔTf) larutan elektrolit akan lebih besar dibandingkan
larutan nonelektrolit, karena penurunan titik beku (ΔTf) larutan elektrolit dipengaruhi oleh faktor Van’t
Hoff

11
K I M I A 2016

Berikutlah sajian ilmu mengenai pembelajaran dalam penurunan titik beku larutan. Semoga dapat
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap anda sebagai pembaca.

Terimakasih kami ucapkan. Kritik serta saran anda sangat saya butuhkan untuk pembelajaran selanjutnya
agar perdalaman terhadap materi ini dapat ditekankan kembali demi tercapainya pemahaman diri.

Semoga laporan ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

12
K I M I A 2016

Anshory, Irfan dan Achmad, Hiskia. 2000. Kimia SMU untuk kelas 3. Jakarta: Erlangga

Purba, Michael. 2007. Buku pelajaran Kimia untuk kelas 3. Jakarta: Erlangga

Retnowati, Pricilia. 2004. Seribu Pena Kimia SMU untuk kelas XII. Jakarta: Erlangga

Utami, Budi, dkk. Kimia untuk SMA dan MA Kelas XII. Surakarta: Haka MJ.

Kuswati, Tine Maria, dkk. 2004. Sains Kimia 3B untuk SMA Kelas 3. Jakarta: PT Bumi Aksara wikipedia.com,
academia.com, Modul praktikum kimia SMAN 1 Polewali.

13

Anda mungkin juga menyukai