Laporan Kimia Analitik 1B Multikomponen
Laporan Kimia Analitik 1B Multikomponen
MULTIKOMPONEN
Di susun oleh:
SALATIGA
2018
LAPORAN RESMI KIMIA ANALITIK 1B
Nama : Sekar Nurani Saptaningtyas (652016010)
Tujuan
1. Menentukan ƛ maks pada masing-masing sampel
2. Menentukan nilai Ɛ
3. Menentukan konsentrasi sampel uji
4. Menganalisa spektrum dari berbagai senyawa campuran
5. Menentukan serapan maksimum cuplikan standar dan konsentrasi larutan sampel
6. Menentukan kerterkaitan antara absorbansi dan panjang gelombang.
Dasar teori
Spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum tampak yang kontinyu,
monokromator, sel pengabsorbsi untuk larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk
perbedaan absorbsi antara sampel dan blankoataupun pembanding. Spektrofotometer
digunakan untuk mengukur energi secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan,
direfleksikan, atau diemisikan sebagai fungsi daripanjang gelombang (Khopkar, 2003).
Spektrofotometri dapat dibayangkan sebagai suatu perpanjangan dari penilikan visual
dimana studi yang lebih terinci mengenai pengabsorpsian energicahaya oleh spesies kimia
memungkinkan kecermatanyang lebih besar dalampencirian dan pengukuran kuantitatif
(Underwood, 2001).
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri
UV-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna yang akan dianalisis dengan
spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut harus diubah terlebih dahulu menjadi
senyawa yang berwarna. Berikut adalah tahapan-tahapan yang harus diperhatikan (Rohman,
2007)
1. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap pada daerah
tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi senyawa lain atau
direaksikan dengan pereaksi tertentu. Pereaksi yang digunakan harus memenuhi
beberapa persyaratan yaitu, reaksinya selektif dan sensitif, reaksinya cepat, kuantitatif,
dan reprodusibel, hasil reaksi stabil dalam jangka waktu yang lama, dan waktu
operasional. Cara ini biasa digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan
warna. Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu
operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu pengukuran dengan
absorbansi larutan.
2. Pemilihan panjang gelombang
Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang
yang mempunyai absorbansi maksimal. Ada beberapa alasan mengapa harus
menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu yang pertama, pada panjang
gelombang maksimal, kepekaannya juga maksimal karena pada panjang gelombang
maksimal tersebut, perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah yang
paling besar. Kedua disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk kurva absorbansi
datar dan pada kondisi tersebut hukum lambert-beer akan terpenuhi. Dan yang ketiga jika
dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang
panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan panjang gelombang maksimal.
serapan dapat dilakukan pada daerah ultraviolet ( 190 – 380 nm) atau pada daerah cahaya
tampak ( 380 – 780 nm). Daya serap atau serapan jenis zat pada batas-batas kadar tertentu
adalah tetap, tidak tergantung dari intensitas radiasi, panjang jalan sinar dan kadar larutan,
sehingga spektrofotometri serap dapat digunakan untuk penetapan kadar. Alat
spektrofotometer pada dasarnya terdiri atas sumber sinar monokromator, tempat sel untuk zat
yang diperiksa, detector, penguat arus, dan alat ukur atau pencatat. Spektrofotometer dapat
bekerja secara otomatik ataupun tidak, dapat mempunyai system sinar tunggal atau ganda
(Anonim, 1979).
Bagian molekul yang mengabsorbsi dalam daerah ultraviolet dan daerah sinar tampak
dinyatakan sebagai kromofor. Dalam satu molekul dapat dikandung beberapa kromofor. Jika
kromofor dipisahkan satu sama lain paling sedikit oleh dua atom karbon jenuh, maka tidak
ada kemungkinan adanya konjugasi antara gugus kromofor (Hermann dan Gottfried, 1998).
- Aspek Kualitatif
Data spektra UV secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk identifikasi kualitatif obat
atau metabolitnya. Akan tetapi digabung dengan cara lain seperti Spektrostopi
Inframerah, resonansi magnet inti, dan spektrostopi massa, dapat digunakan untuk
maksud identifikasi/analisis kualitatif senyawa tersebut.
- Aspek Kuantitatif
Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan (larutan sampel)
dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya.Analisis 2 campuran secara
bersama-sama,bila diinginkan pengukuran 2 buah senyawa secara bersama-sama secara
spektrofotometri, maka dapat dilakukan pada 2 panjang gelombang yang mana masing-
masing komponen tidak saling mengganggu atau gangguan dari komponen yang lain
paling kecil. Dua buah kromofor yang berbeda akan mempunyai kekuatan absorbsi
cahaya yang berbeda pula pada satu daerah panjang gelombang. Pengukuran dilakukan
pada masing-masing larutan pada dua panjang gelombang, sehingga diperoleh dua
persamaan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi pada dua panjang gelombang,
akibatnya konsentrasi masing-masing komponen dapat dihitung (Gandjar, 2007).
Syarat larutan yang dapat digunakan untuk analisis campuran dua komponenadalah
komponen-komponen dalam larutan tidak boleh saling bereaksi, penyerapankomponen-
komponen tersebut tiak sama, komponen harus menyerap pada panjanggelombang tertentu.
Cara kerja spektrofotometri secara singkat adalah sebagai berikut. Tempatkan larutan
pembanding, misalnya blangko dalam sel pertama sedangkan larutan yang akan dianalisis
pada sel kedua. Kemudian pilih fotosel yang cocok 200 nm-650 nm (650 nm-1100 nm) agar
daerah λ yang diperlukan dapat terliputi. Dengan ruang fotosel dalam keadaan tertutup “nol”
galvanometer dengan menggunakan tombol dark-current. Pilih yang diinginkan, bukan
fotosel dan lewatkan berkas cahaya pada blangko dan “nol” galvanometer didapat dengan
memutar tombol sensitivitas (Rohman, 2007).
Metode analisa kuantitatif didasarkan pada absorpsi radiasi oleh suatu
unsur yang mengabsorpsi dan melibatkan pengukuran intensitas cahaya atau
kekuatan radiasi. Faktor yang mempengaruhi kekuatan radiasi dari cahaya yang dipancarkan
melalui media absorpsi. Anggap ketebalan sel absorpsi b dan
konsentrasi c. Suatu berkas cahaya dari radiasi monokromatik (yaitu panjang gelombang
yang tunggal) dari kekuatan radian I0 dalam larutan, dan suatu berkas cahaya yang muncul
dari kekuatan radiasi I dipancarkan oleh larutan.
Hukum ini disebut Hukum Lambert-Beer, dan berlaku untuk unsure yang
menyerap cahaya dengan menghubungkan kosentrasi dari jenis absorbing pada
perbandingan kekuatan radian berkas cahaya yang masuk dan yang keluar, “
Ketika radiasi monokromatik lewat melalui suatu medium yang transparan yang
berisi suatu unsure absorbing, tingkat penurunan kekuatan radian dengan
konsentrasi jenis unsure absorbing adalah sebanding dengan kekuatan radian dari suatu
radiasi”. Hukum Lambert dan Hukum Lambert-Beer biasaya dikombinasikan dalam suatu
hubungan tunggal sebagai dasar untuk semua penentuan kuantitatif.
Ini disebut Hukum Lambert-Beer. Hukum ini hanya berlaku untuk radiasi
monokromatik. Karena jumlah kekuatan radian I0 dan I merupakan sebuah perbandingan, ada
beberapa unit yang mungkin digunakan. Jika ketebalan, yang disebut panjang sampel dalam
bentuk centimeter dan konsentrasi, c dalam gram unsur absorbing per satu liter larutan,
kemudian konstanta a disebut absorptivitas (kadang disebut koefisien peluruhan). Biasanya, c
ditetapkan dalam konsentrasi molar, dengan b dalam sentimeter. Dalam hal ini Hukum
Lambert-Beer ditulis sebagai: Dimana disebut absorptivitas molar (atau disebut koefisien
peluruhan). Absorbtivitas molar memiliki satuan L.mol-1.cm-1. Konsentrasi dari suatu
larutan dapat ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu
dengan menggunakan Hukum Lambert-Beer. Jumlah log (I0/I) didefinisikan sebagai
absorbansi dan diberi simbol A, sehingga Hukum Lambert-Beer umumnya ditulis sebagai :
⁻ labu ukur
⁻ tabung reaksi
⁻ rak tabung reaksi
⁻ pipet ukur
⁻ pipet tetes
⁻ spektrofotometer
Bahan :
⁻ kuvet
⁻ tissue ⁻ cibanon yellow 26 N 0,05 %
⁻ Pilius ⁻ solophenil green BL 0,05 %
⁻ spatula ⁻ Aquades
⁻ Vortex
⁻ Neraca analitik
⁻ Gelas beaker
Metode :
Konsentrasi
ABS Cibanon Yellow ABS Solophenil Green
(M)
0,00025 0,098 0,052
0,00050 0,104 0,114
0,00075 0,144 0,138
0,00100 0,182 0,187
0,00125 0,250 0,242
0,00150 0,307 0,311
0,00175 0,300 0,340
0,00200 0,380 0,364
0,00225 0,420 0,439
0,00250 0,466 0,475
Absorbansi
Panjang gelombang
1:1 1:2 2:1
370 nm 0,454 0,464 0,450
615 nm 0,287 0,269 0,318
Perhitungan
370 nm 615 nm
Solophenyl Green (x) 192,72 72,5
Cibanon yellow (y) 173,36 193,19
−22,39564 = −24663 𝐶𝑦
𝐶𝑦 = 0,00091 𝑚𝑜𝑙⁄𝐿
72,5 Cx = 0,1758
𝐶𝑥 = 0,00242 𝑚𝑜𝑙⁄𝐿
370 nm 615 nm
Solophenyl Green (x) 192,72 72,5
Cibanon yellow (y) 173,36 193,19
𝐴370 𝑛𝑚 = 𝜀𝑥370 𝑛𝑚 × 𝑏 × 𝐶𝑥 + 𝜀𝑦370 𝑛𝑚 × 𝑏 × 𝐶𝑦
− 18,9267 = −24663 𝐶𝑦
𝐶𝑦 = 0,00077 𝑚𝑜𝑙⁄𝐿
72,5 𝐶𝑥 = 0,12
𝐶𝑥 = 0,00166 𝑚𝑜𝑙⁄𝐿
370 nm 615 nm
Solophenyl Green (x) 192,72 72,5
Cibanon yellow (y) 173,36 193,19
− 28,66 = −24663 𝐶𝑦
𝐶𝑦 = 0,00116 𝑚𝑜𝑙⁄𝐿
72,5 𝐶𝑥 = 0,0939
𝐶𝑥 = 0,0013 𝑚𝑜𝑙⁄𝐿
Pembahasan
Pada praktikum ini yaitu praktikum multikomponen terhadap pewarna cibanon yellow
dan solophenil green. Percobaan pertama yang dilakukan adalah scanning untuk menentukan
panjang gelombang maksimum pada pewarna Cibanon Yellow dan Solophenil Green. Kedua
sampel ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 350-800 nm dengan menggunakan
spektrofotometri UV-Vis. Panjang geolmbang maksimun dapat dilihat dari puncak tertinggi
dalam grafik, pada grafik yang tinggi juga memiliki nilai absorbansi tinggi. Penentuan
panjang gelombang maksimum ini bertujuan untuk menentukan kepekaan penyerapan
terhadap pewarna cibanon yellow dan solophenil green. Selain itu disekitar panjang
gelombang maksimum, bentuk kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum
lambert-beer akan terpenuhi. Dan jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang
disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan
panjang gelombang maksimal.
0.4 0.4
0.2 0.2
0 0
0 0.001 0.002 0.003 0 0.001 0.002 0.003
Konsentrasi Konsentrasi
0.15
0.4
0.1
0.2
0.05
0 0
0 0.001 0.002 0.003 0 0.001 0.002 0.003
Konsentrasi Konsentrasi
Dari kurva baku diatas, dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi maka semakin
tinggi pula absorbansinya hal ini dikarenakan semakin tinggi konsentrasi memiliki jarak antar
partikel semakin dekat serta partikel yang sangat banyak, sehingga nilai Absorptivitas molar
suatu zat semakin besar. Semakin tinggi nilai absorptivitas molar mengakibatkan banyak
cahaya yang diabsorbsi olehnya, atau nilai serapan (A) akan semakin besar. Setelah dilakukan
perhitungan juga didapatkan epsilon atau dapat dikatakan sebagai koefisien ekstingsi sebesar
:
370 nm 615 nm
Solophenyl Green (x) 192,72 72,5
Cibanon yellow (y) 173,36 193,19
𝐴 = 𝜀𝑥 × 𝑏 × 𝐶𝑥 + 𝜀𝑦 × 𝑏 × 𝐶𝑦
Jawab pertanyaan
1. Mengapa perlu dilakukan scanning pada masing-masing larutan pewarna induk?
Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV dan Visible
yang menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV dan
sumber cahaya Visible. Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah
menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu
photodiode yang dilengkapi dengan monokromator. Spektrum absorpsi dalam
daerah-daerah ultraviolet dan sinar tampak terdiri dari satu atau beberapa pita
absorpsi. Untuk sistem spektrofotometri, UV-Vis paling banyak tersedia dan paling
popular digunakan. Kemudahan metode ini adalah dapat digunakan baik untuk
sampel berwarna juga untuk sampel tak berwarna seperti senyawa organik yang
berdasarkan transisi atau dan karena itu memerlukan kromofor di dalam
molekulnya. Transisi ini terjadi dalam daerah spektrum kira – kira 200-700 nm.
Spektrokopi ultraviolet-visible atau spektrofotometri ultraviolet-visible (UV-Vis
atau UV/Vis) melibatkan spektroskopi dari foton dalam daerah UV-terlihat. Ini
berarti menggunakan cahaya dalam terlihat dan berdekatan (dekat ultraviolet (UV)
dan dekat dengan inframerah (NIR) kisaran. Penyerapan dalam rentang yang
terlihat secara langsung mempengaruhi warna bahan kimia yang terlibat. Di
wilayah ini dari 8 spektrum elektromagnetik, molekul mengalami transisi
elektronik. Teknik ini melengkapi fluoresensi spektroskopi, di fluoresensi
berkaitan dengan transisi dari ground state ke eksited state. Semua molekul dapat
mengabsorpsi radiasi daerah UV-Vis karena mengandung elektron, baik sekutu
maupun menyendiri, yang dapat dieksitasikan ke tingkat energi yang lebih tinggi.
Cahaya yang diserap oleh suatu zat berbeda dengan cahaya yang ditangkap oleh
matamanusia. Cahaya yang tampak atau cahaya yang dilihat dalam kehidupan
sehari-hari disebut warna komplementer. Misalnya suatu zat akan berwarna orange
bila menyerap warna biru dari spektrum sinar tampak dan suatu zat akan berwarna
hitam bila menyerap semua warna yang terdapat pada spektrum sinar tampak.
Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel berikut :
Kesimpulan
1. ƛ maks untuk cibanon yellow adalah 410 nm dan untuk solophenil green adalah 610
nm.
2.
Panjang gelombang 410 nm 610 nm
Solophenyl Green 17,75509 9,381071
Cibanon yellow 6,939364 2,740615
3.
Konsentrasi solophenil green : cibanon yellow (1:1) adalah solophenil green 0,0024
molL-1 dan cibanon yellow 0,00091 molL-1
Konsentrasi solophenil green : cibanon yellow (1:2) adalah solophenil green 0,00166
molL-1 dan cibanon yellow 0,00077molL-1
Konsentrasi solophenil green : cibanon yellow (2:1) adalah solophenil green 0,0013
molL-1 dan cibanon yellow 0,00116 molL-1
Daftar pustaka
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI. Jakarta
Gandjar, Ibnu Gholib dan Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisi. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta. 249
Khopkar, S.M., 2003. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press : Jakarta.
Roth, Hermann. J. dan Blaschke, Gottfried. 1988. Analisi Farm asi.UGM. Yogyakarta.
368-369
Underwood, Day R.A. 1980. Analisa Kimia Kuantitatif. Erlangga, Jakarta.
LAMPIRAN
Hasil spektofotometer