PENDAHULUAN
1
molekul, energi dan ribosom.ribosom dibentuk oleh beberapa jenis molekul rRNA
dan beberapa protein ribosomal. Jadi rRNA berperan di dalam penyusunan ribosom.
tRNA berperan membawa asam amino yang sesuai dengan informasi yang ada di
dalam molekul mRNA di dalam proses translasi. Pada organisme eukaryot
misalnya hewan dan tumbuhan, proses transkripsi terjadi di dalam inti sel
sedangkan proses translasi berlangsung di sitoplasma.
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat dari suatu organisme oleh gen.
Suatu sifat yang dipunyai oleh suatu organisme merupakan hasil proses
metabolisme yang terjadi di dalam sel. Proses metabolisme dapat berlangsung
karena adanya enzim yang berfungsi sebagai katalisator proses-proses biokimia.
Enzim dan protein lainnya di terjemahkan dari urutan nukleotida yang ada pada
molekul mRNA, dan mRNA itu sendiri disintesis berdasarkan utas cetakan DNA.
Gen tersusun dari molekul DNA, sehingga gen menentukan sifat suatu organisme.
Seperti telah disinggung di depan bahwa ekspresi gen dilakukan memalui dua
tahap, yaitu: transkripsi dan translasi.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui sejarah ADN dan ARN.
2. Mengetahui terdapatnya ADN dan perbandingannya dengan basa nitrogen.
3. Mengetahui struktur ADN menurut Waltson dan Crick.
4. Mengetahui denaturasi dan renaturasi dari ADN.
5. Mengetahui ARN genetik dan Non-genetik.
6. Mengetahui kode genetik.
7. Mengetahui kengawasan Genetik dari metabolisme.
8. Mengetahui keadaan berubah-ubah dari pengaruh gen dan fenokopi.
9. Mengetahui sintesa protein.
10. Mengetahui mekanisme dari sintesa protein yaitu transkripsi dan translasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penelitian berikutnya dilakukan oleh Fisher pada tahun 1880. Dari hasil
risetnya ditemukan adanya zat-zat pirimidin dan purin di dalam asam nukleat.
Temuan ini dikembangkan lagi oleh Albreent Kossel yang menghasilkan temuan
dua pirimidin yaitu sitosin dan timin dan dua purin yaitu adenin dan guanin di
dalam asam nukleat, sehingga atas penemuannya ia mendapatkan hadiah nobel
pada tahun 1910 (Suryo, 1994).
Pada tahun 1920-an, dengan pewarna ungu DNA yang khas, yang
dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, Robert Feulgen, DNA ditemukan terletak
secara ekslusif pada kromosom. Karena itu, DNA merupakan lokasi yang
diharapkan bagi suatu bahan genetik. Pada tahun yang sama Phoebus Levine dari
Institut Rockefeller (seorang ahli biokimia kelahiran Rusia) mengungkapkan
bahwa gula DNA adalah deoksiribosa (karena itu namanya asam
deoksiribonukleat) (Suryo, 1994).
3
selalu kira-kira sama dengan banyaknya timin (A=T), demikian pula dengan
sitosin dan guanin (S=G). Dengan perkataan lain, aturan Ghargaff menyatakan
bahwa perbandingan A/T dan S/G selalu mendekati satu (Suryo, 1994).
4
Ukuran molekul ADN berbeda-beda dari spesies satu ke spesies lainnya.
Pada mitokondria, molekul ADN mempunyai ukukaran 5u, pada virus lebih
panjang , sedangkan molekul ADN tunggal pada sel bakteri berukuran 1,4 mm.
5
Ayam 1,2 x 1012 2,1 x 109
Tikus 3,0 x 1012 4,7 x 109
Orang (Homo sapiens) 3,6 x 1012 5,6 x 109
6
Rangkaian kimia antara deoksiribosa dengan purin dan pirimidin disebut
nukleosida (deoksiribonukleosida). Nukleosida tersebut akan berikatan dengan
fosfat membentuk nukleotida (deoksiribonukleotida). Gabungan dari
nukleotidanukleotida akan membentuk suatu DNA. Jadi, molekul DNA
merupakan polimer panjang dari nukleotida yang dinamakan polinukleotida.
Deoksiribonukleosida +
Basa Basa + deoksiribosa Singkatan dari
asam pospat =
nitrogen =deoksiribonukleosida nukleotida
deoksiribonukleotida
Asam deoksiadenilin
Adenin
Deoksiadenosin (deoksiadenosin dAMP
(A)
monopospat)
Asam deoksiguanilin
Guanin
Deoksiguanosin (Deoksiguanoosin dGMP
(G)
monopospat)
Asam deoksisitidilin
Sitosin (S) Deoksisitidin (Deoksiguanosin dSMP
monopospat)
Asam timidin
Timin (T) Timidin TMP
(Timidin monopospat)
7
2.2.4 Perbandingan Baca Nitrogen dalam ADN
8
timbunan nukleotida pipih, yang masing-masing teratur tegak lurus terhadap
sumbu memanjang dan tiap-tiap nukleotida itu mempunyai jarak 3,4 A.
Berdasarkan foto yang diambil oleh Franklin itu, Watson dan Crick
dalamm bulan April 1953 segara dapat mengambil kesimpulan, bahwa:
James Dewey Watson lahir di Chicago, Illinois, pada tanggal 6 April 1928,
sebagai putra tunggal dari James D. Watson, seorang pengusaha, dan Jean
Mitchell. Leluhur ayahnya awalnya keturunan Inggris dan pernah tinggal di
midwest selama beberapa generasi. Ayah ibunya adalah seorang kelahiran
Skotlandia, menikah dengan seorang putri imigran Irlandia yang tiba di Amerika
Serikat sekitar tahun 1840. Seluruh masa kanak-kanak muda Watson dihabiskan
di Chicago di mana dia selama delapan tahun bersekolah di Horace Mann
Grammar dan selama dua tahun di South Shore High School. Dia kemudian
menerima beasiswa kuliah ke Universitas Chicago, dan di musim panas 1943
melakukan eksperimen mereka selama empat tahun kuliah.
9
Pada tahun 1947, ia menerima gelar B.Sc. dalam bidang Zoologi.
Minatnya semasa kanak-kanak dalam pengamatan burung mendorongnya untuk
serius belajar genetika. Pada tahun 1950 ia menerima penghargaan Fellowship
untuk studi pascasarjana Zoologi di Indiana University di Bloomington, di mana
ia menerima gelar Ph.D. dalam bidang Zoologi. Saat di Indiana, ia sangat
dipengaruhi oleh konsep genetika HJ Muller dan TM Sonneborn, juga SE Luria,
seorang mikrobiologi kelahiran Italia yang bekerja sebagai staf di Indiana
Bacteriology Departmen. Tesis Watson disusun di bawah bimbingan Luria,
meneliti tentang efek X-ray pada pembelahan bakteriofag (virus yang menyerang
bakteri, umumnya E. coli).
10
Struktur DNA yang berhasil ditemukan oleh Watson dan Crik.
11
Menurut Watson dan Crick molekul DNA itu berberntuk sebagai 2 pita
yang saling berpilin. Di bagian luar terdapat deretan gula pospat , dan di bagian
dalam terdapat basa purin dan pirimidin.
12
Beberapa hal penting dalam kurva diatas antar lain :
1. Nilai A260 tidak berubah sampai keadaan suhu yang umumnya dijumpai pada sel
hidup dialam.
2. Peningkatan nilai A260 terjadi dalam kisaran 6 sampai 8˚C.
3. Nilai A260 maksimum sekitar 37% lebih besar dibandingkan dengan nilai
awalnya.
Aspek Fisiologis Denaturasi DNA
13
Tahapan renaturasi :
Syarat Renaturasi
1. Konsentrasi garam cukup tinggi (0,15 sampai 0,5 M). Ion Na+ yang
bersifat positif akan menetralkan gugus fosfat DNA yang bermuata negatif
sehingga tidak terjadi saling tolak antar untaian DNA yang satu dengan
untaian DNA yang lain.
2. Suhu renaturasi harus cukup tinggi (20 sampai 25˚C dibawah nilai Tm).
3. Konsentrasi DNA, semakin tinggi konsentrasinya maka probabilitas
tumbukan antar molekul untai tunggal DNA menjadi semakin besar.
4. Kecepatan perlakuan renaturasi. Jika suatu molekul DNA didenaturasi
dengan perlakuan suhu tinggi kemudian suhunya diturunkan secara cepat,
maka probabilitas molekul DNA sense untuk berpasangan dengan molekul
antisense secara akurat akan lebih kecil. Oleh karena itu proses renaturasi
biasanya dilakukan dengan menurunkan suhunya secara bertahap.
14
2.2.8 Replikasi DNA
DNA adalah materi herediter di dalam sel dan dalam bentuk urutan kode
dari amina heterosiklik. Manusia memiliki biasanya 46 untai DNA, mereka
dikenal sebagai kromosom. Gen adalah daerah tertentu pada setiap kromosom
yang berisi informasi turun-temurun. Replikasi DNA dimulai di lokasi tertentu
yang dikenal sebagai asal replikasi. Replikasi DNA merupakan proses semi-
konservatif karena setiap sel anak menerima satu untai DNA induk dan untai yang
baru disintesis. DNA untai orangtua bertindak sebagai template untuk sintesis
untai komplementer baru.
Replikasi molekul DNA yang terjadi dengan dua untai komplementer yang
dipisahkan oleh aksi enzim tertentu. Enzim ini membuka molekul dan
mengekspos basa nukleotida. Setiap untai molekul DNA tetap utuh dan berfungsi
sebagai template untuk sintesis untai komplementer. Modus replikasi DNA adalah
semi-konservatif di mana salah satu dari setengah molekul DNA yang lama dan
setengah lainnya yang baru.
15
pasangan dapat dengan mudah dibentuk. Ada beberapa teori yang mencoba
menjelaskan bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi. Salah satu teori yang
paling populer menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru yang diperoleh
pada akhir proses replikasi; satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari rantai
DNA sebelumnya, sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru
disintesis. Rantai tunggal yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak
sebagai "cetakan" untuk membuat rantai pasangannya.
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu
yang terpenting dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim
pembantu pembentukan rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Proses
replikasi diawali dengan pembukaan untaian ganda DNA pada titik-titik tertentu
di sepanjang rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh
beberapa jenis protein yang dapat mengenali titik-titik tersebut, dan juga protein
yang mampu membuka pilinan rantai DNA. Setelah cukup ruang terbentuk akibat
pembukaan untaian ganda ini, DNA polimerase masuk dan mengikat diri pada
kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara lokal tersebut. Proses pembukaan
rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran DNA polimerase
mengikuti arah membukanya rantai ganda. Monomer DNA ditambahkan di kedua
sisi rantai yang membuka setiap kali DNA polimerase bergeser. Hal ini berlanjut
sampai seluruh rantai telah benar-benar terpisah.
16
Kedua buah pita dari double helixparental terpurus-putus. Segmen-segmen DNA
parental dan segmen-segmen DNA yang dibentuk baru saling bersambungan dan
menghasilkan dua double helix baru.
Proses replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti.
Proses sintesis rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah
terjadinya kesalahan pemasukan monomer yang dapat berakibat fatal. Karena
mekanisme inilah kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis amatlah kecil.
Pada waktu yang sama saat Watson dan Crick mengemukakan struktur
punting ganda pada DNA, mereka juga menyimpulkan tentang mekanisme
replikasi pada DNA. Mereka menyimpulkan bahwa pada saat DNA akan
mereplikasi diri, dua punting DNA akan memisah satu sama lain, tetapi keduanya
tetap berhubungan dan akan menjadi cetakan sehingga terbentuk kembali dua
punting ganda yang sempurna. Ketika proses replikasi sudah selesai, kedua
molekul DNA yang sangat identik dan mirip dengan induknya telah terbentuk.
17
Model replikasi seperti ini dinamakan teori semikonservatif, dimana salah
satu puting DNA adalah puting yang berasal dari induk sedangkan puting adalah
punting yang yang lain adalah punting yang baru saja terbentukbaru. Bukti nyata
dari model replikasi DNA yang dikemukakan oleh Watson dan Crick ini dapat
dilihat dari hasil eksperimen M. S. Meselson dan F. W. Stahl.
Setelah bakteri E. coli ditumbuhkan dalam medium yang kaya akan isotop
15
N, dihasilkan keturunan bakteri dengan kandungan DNA yang sangat padat.
Kepadatan untai DNA dapat ditentukan dengan teknik sentrifugasi gradien
kepadatan. Dalam teknik ini cesium klorida (CsCl) akan disentrifugasi selama
beberapa jam. Jika potongan DNA di tambahkan kedalamnya, maka masing-
masing potongan akan cenderung untuk berpindah dan berkumpul pada suatu
daerah dengan gradient kepadatan yang sama. Jadi apabila potongan-potongan
tersebut mempunyai kgradien kepadatan yang sama maka akan terbentuk satu pita
tunggal, dan apabila gradient kepadatannya berbeda maka akan terbentuk dua pita
atau lebih. Adanya pita yang terbentuk ini bisa dideteksi dengan menggunakan
18
sinar ultraviolet yang memiliki panjang gelombang sekitar 260 nm dimana asam
amino dapat menyerap sinar ini dengan kuat.
15
Setelah itu, sel bakteri yang mengandung isotop N dalam DNAnya akan
14
ditaruh kembali di dalam medium yang kaya akan isotop N untuk membelah
sekali lagi. Kemudian DNA akan diekstrasi dari selnya untuk diselidiki apakah
DNA tersebut adalah DNA dengan isotop 14N atau DNA dengan isotop 15N. Hasil
dari eksperimen ini sangat mendukung teori semikonservatif replikasi DNA,
dimana separuh dari generasi sel yang kedua memiliki satu punting DNA asli
15 14
dengan isotop N bersama-sama dengan isotop N. Sedangkan DNA pada
14
separuh sel yang lain mengandung isotop N, satu disintesis pada pembelahan
pertama dan yang lain disintesis pada pembelahan kedua.
19
2.2.10 Replikasi Kromosom Bakteri
20
bertindak sebagai template untuk membuat sebuah mitra baru untai-ini adalah
metode fisik untuk membuat salinan dari gen yang dapat diwariskan.
Urutan nukleotida dalam gen diterjemahkan oleh sel untuk menghasilkan
rantai asam amino, menciptakan protein-urutan asam amino dalam protein sesuai
dengan urutan nukleotida dalam gen. Hubungan antara urutan nukleotida dan
urutan asam amino yang dikenal sebagai kode genetik. Asam amino dalam protein
menentukan bagaimana lipatan menjadi bentuk tiga-dimensi struktur ini, pada
gilirannya, yang bertanggung jawab untuk fungsi protein tersebut.
Protein melaksanakan hampir semua fungsi yang diperlukan untuk sel
untuk hidup. Sebuah perubahan DNA pada gen yang dapat mengubah asam amino
protein, mengubah bentuk dan fungsi: ini dapat memiliki efek dramatis dalam sel
dan pada organisme secara keseluruhan. Meskipun genetika memainkan peran
besar dalam tampilan dan perilaku organisme, itu adalah kombinasi dari genetika
dengan apa sebuah pengalaman organisme yang menentukan hasil akhir. Sebagai
contoh, sementara gen memainkan peran dalam menentukan ukuran suatu
organisme, nutrisi dan kondisi lain pengalaman setelah awal juga memiliki efek
yang besar.
21
2.3.1 ARN Genetik dan ARN Non-Genetik
ARN genetik dimiliki oleh beberapa virus seperti virus mozaik tembakau,
virus influensa, virus kaki dan mulut dan juga dimiliki oleh bakteriofag. Virus-
virus tersebut tidak memiliki ADN sehingga ARN merupakan molekul yang
membawa informasi genetik seperti ADN, sehingga ARN-nya disebut sebagai
ARN genetik. Pada makhluk hidup dimana keterangan genetik terdapat dalam
ADN maka ARN-nya disebut sebagai ARN non-genetik
Ada tiga jenis ARN yang berperan dalam sintesis protein:
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat dari suatu organisme oleh gen.
Suatu sifat yang dipunyai oleh suatu organisme merupakan hasil proses
metabolisme yang terjadi di dalam sel. Proses metabolisme dapat berlangsung
karena adanya enzim yang berfungsi sebagai katalisator proses-proses biokimia.
Enzim dan protein lainnya di terjemahkan dari urutan nukleotida yang ada pada
molekul mRNA, dan mRNA itu sendiri disintesis berdasarkan utas cetakan DNA.
Gen tersusun dari molekul DNA, sehingga gen menentukan sifat suatu organisme.
Seperti telah disinggung di depan bahwa ekspresi gen dilakukan memalui dua
tahap, yaitu: transkripsi dan translasi. Proses transkripsi terjadi didalam inti sel,
sedangkan translasi berlangsung disitoplasma, sehingga RNA harus dikeluarkan
dari inti sel ke sitoplasma.
Proses metabolisme, yaitu proses kimia yang menandai unsur hidup,
kebanyakan berlangsung dengan perantaraan suatu zat yang dinamakan enzim.
Setelah adanya percobaan Mendel pada tahun 1900, seorang dokter ahli Biokimia
22
bangsa Inggris bernama Archibald E. Garrod mempelajari beberapa penyakit
metabolisme pada manusia. Garrod Berpendapat bahwa metabolisme itu
berlangsung karena terjadinya reaksi kimia yang berurutan. Untuk tiap tahap
reaksi kimia ini diperlukan enzim tertentu sebagai katalisator, sedangkan
terbentuknya tiap enzim dikonrol oleh satu atau beberapa gen. Jika gen yang
dibutuhkan oleh enzim tertentu tidak ada, maka enzim tersebut tidak dapat
terbentuk, sehingga metabolisme tidak mungkin dilanjutkan dan terjadilah suatu
blokmetabolisme.
Hipotesa Garrod yang menyatakan bahwa satu enzim itu dikontrol oleh
sebuah gen dikenal sebagai hipotesa sebuah gen – sebuah enzim. Adapun blok
metabolisme akan terjadi apabila ada gen yang mengalami mutasi. Hipotesa ini
dilenal sebagai hipotesa sebuah gen mutan – sebuah blok metabolisme. Dr. G.W.
Beadle dan E.L.
Tatum yang mengadakan percobaan dengan cendawan Neurospora dan
mengikuti banyak reaksi yang terjadi pada metabolismenya dapat membenarkan
kedua hipotesa tersebut di atas. Mereka selanjutnya dapat membuktikan, bahwa
banyak enzim itu terdiri dari dua atau lebih banyak rantai polipeptida dan tiap
polipeptida adalah hasil dari gen tertentu. Enzim triptofan sintesa dari bakteri E.
Coli misalnya mengandung α -polipeptida (hasil dari gen trpA) dan β –polipeptida
(hasil dari gen trpB). Berhubung dengan itu Beadle dan Tatum yang menerima
hadiah Nobel untuk bidang Kedokteran dan Fisiologi dalam tahun 1958 merubah
konsep”sebuah gen – sebuah enzim” itu menjadi ”sebuah gen - sebuah
polipeptida”. Adanya blok metabolisme mengalkibatkan terjadinya kesalahan
metabolisme, yang oleh Garrod dinamakan ”kesalahan metabolisme bawaan”.
Kini pada manusia dikenal ratusan kesalahan metabolisme bawaan.
Metabolisme obat dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu
polimorfisme, penyakit tertentu, penggunaan bersama alcohol, jenis kelamin,
makanan, dan kebiasaan merokok. Pada tulisan ini, akan dibahas mengenai
pengaruh polimorfisme terhadap metabolisme obat. Keragaman genetik
dimanifestasikan dengan perbedaan dalam nukleotida tunggal atau keseluruhan
gen yang mengkode protein tertentu. Hal tersebut akan menyebabkan adanya
populasi yang mengekspresikan protein yang strukturnya berbeda dengan protein
23
pada populasi mayoritas. Perbedaan ini dapat berupa substitusi suatu asam amino
tunggal dengan asam amino lainnya, atau keseluruhan urutan asam amino
berubah. Keadaan ini dinamakan polimorfisme. Polimorfisme merupakan variasi
genetic yang muncul paling sedikit 1% atau lebih dalam sebuah populasi. Efek
yang ditimbulkan dari polimorfisme ini sangat luas. Protein akibat polimorfisme
tidak akan efisien atau bahkan tidak berfungsi sama sekali (Campbel, 2008).
24
bisintesa, pertumbuhan, pernafasan dan perkembang-biakan dari sel. Namun
demikian sebuah sel tidak mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh
individu yang bersel banyak. Berbagai macam protein dibuat oleh berbagai tipe
sel. Proses pembuatan protein menyangkut salah satu dari dogma pusat dari
Biologi Molekuler, yang menyatakan bahwa informasi genetik itu beralih dari
asam nukleat ke protein. Tahap pertama dari dogma itu yang dikenal sebagai
proses transkripsi tidak menimbulkan perubahan dalam kode, karena ADN dan
ARNd adalah komplementer. Tahap kedua, yang dikenal sebagai proses translasi,
menimbulkan perubahn dalam kode, yaitu urutan nukleotida ke urutan asam
amino. Dalam sintesis protein, gen memberi perintah untuk membuat protein
tertentu. Tetapi gen (DNA) membangun protein tidak secara langsung.
Jembatan antara dan sintesis protein ialah RNA. Secara kimiawi RNA
serupa dengan DNA, terkecuali bahwa RNA mengandung ribosa, bukan
deoksiribosa, sebagai gulanya dan memiliki basa nitrogen urasil, bukan timin.
Dengan demikian, setiap nukleotida di sepanjang untai DNA memiliki
deoksiribosa sebagai gulanya dan A,G,C, atau T sebagai basanya. Sedangkan
setiap nukleotida di sepanjang untai RNA memiliki ribosa sebagai gulanya dan
A,G, C, atau U sebagai basanya. Suatu molekul RNA hampir selalu terdiri dari
satu untai tunggal. Dalam DNA atau RNA, monomernya merupakan keempat
jenis nukleotida, yang berbeda dalam basa nitrogennya. Gen biasanya panjang
mencapai ratusan atau ribuan nukleotida, masing-masing memiliki urutan basa
yang spesifik. Setiap polipeptida dari suatu protein juga memiliki monomer yang
tersusun dalam tatanan linear tertentu, tetapi monomernya adalah dua puluh asam
amino. Dengan demikian, asam nukleat dan protein berisi informasi yang ditulis
dalam dua bahasa kimiawi yang berbeda. Untuk beralih dari DNA, yang ditulis
dalam satu bahasa, ke protein, yang ditulis dalam bahasa lain, membutuhkan dua
tahapan utama, yaitu trankripsi dan translasi.
Ketepatan terbentuknya protein-protein baru memegang peranan yang
sangat penting selama berlangsungnya proses seluler. Asam amino terbentuk
sesuai dengan instruksi genetik dan ribosom memfasilitasi proses translasi dimana
messenger RNA (mRNA) diterjemahkan sesuai dengan informasi genetik yang
25
dikodenya. Informasi dasar mengenai struktur DNA dan RNA dan bagaimana
materi dasar tersebut menentukan sintesis suatu protein sangat diperlukan. Perlu
diketahui bahwa gen adalah informasi genetik dan DNA adalah substansi di dalam
kromosom dimana gen dibuat. Gen didistribusikan ke dalam anak sel ketika sel
membelah. Molekul DNA terdiri dari dua rantai panjang yang saling berlekatan
satu sama lain oleh pasangan basa yang saling berkomplementer. Terdapat empat
macam sub unit penyusun DNA yaitu deoxyribonucleotides yang mengandung
basa adenin (A), cytosin (C), guanin (G) dan thymin (T). Nukleotid satu dengan
yang lain dihubungkan dengan ikatan fosfodiester yang menggabungkan karbon
5’ dan deoxyribose yang satu dengan karbon 3’ dan deoxyribose berikutnya.
DNA adalah doule helix dimana basa penyusunnya berada pada bagian
dalam double helix dan gula fosfat diluar (Gambar 6.3.). Bukti menunjukkan
bahwa basa A berpasangan dengan T dan basa G berpasangan dengan basa C yang
disebut pasangan basa Watson-Crick. Aksi dari suatu gen atau yang lebih sering
dikenal sebagai ekspresi gen adalah serangkaian proses dimana informasi genetik
diterjemahkan sehingga terbentuk produk yaitu protein atau RNA. Proses ini
melibatkan serangkaian proses yang disebut transkripsi dan translasi. Transkripsi
adalah proses membuat copy/salinan suatu RNA dari suatu gen yang diatur oleh
gen-gen tertentu yang disebut operon. Translasi adalah proses penerjemahan RNA
menjadi protein yang secara aktif dikoordinasi oleh ribosom. Berikut ini adalah
contoh gambaran umum bagaimana suatu gen diterjemahkan untuk akhirnya
menjadi protein. Proses sintesa protein sangat rumit dan mempergunakan
molekul-molekul serta organel sel seperti berikut.
Oleh karena protein adalah polimer dari asam-asam amino, maka proses
sintesa protein membutuhkan asam-asam amino sebagai bahan mentah. Asam
amino yang umum dijumpai berjumlah 20 dan berkumpul di dalam sitoplasma
membentuk suatu “ kumpulan asam amino”. Semua asam amino (kecuali prolin)
memiliki gugus amino dan karboksilyang bebas.
26
Polipeptida adalah deretan asam-asam amino, yang dapat terdiri dari 51
asam amino (seperti pada insulin) sampai lebih dari 1000 asam amino (seperti
pada fibroin, protein sutera).
Asam Amino Dasar
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing -masing
dihubungkan dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal
pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal sebagai
asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino penyusun protein
(proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi oleh DNA/RNA sebagai
kode genetik.
Berikut adalah ke-20 asam amino penyusun protein (singkatan dalam
kurung menunjukkan singkatan tiga huruf dan satu huruf yang sering digunakan
dalam kajian protein), dikelompokkan menurut sifat atau struktur kimiawinya:
Asam amino alifatik sederhana
•Glisina (Gly, G)
•Alanina (Ala, A)
•Valina (Val, V)
•Leusina (Leu, L)
•Isoleusina (Ile, I)
Amida
•Asparagina (Asn, N)
•Glutamina (Gln, Q)
27
Asam amino basa
•Lisina (Lys, K)
•Arginina (Arg, R)
•Histidina (His, H) (memiliki gugus siklik)
Prolin
•Prolina (Pro, P) (memiliki gugus siklik)
28
2.6.2 ADN
Dalam sintesa protein ada 3 macam ARN non-genetik yang berperan aktif,
yaitu :
1. ARNd setelah menerima informasi genetik dari ADN segera
meninggalkan nukleus untuk menempel pada ribosom.
2. ARNp mengikat asam amino dari kumpulan asam amino yang terdapat
dalam sitoplasma dan membawanya ke ARNd yang telah siap di ribosom.
ARNr meskipun belum jelas fungsinya, ada banyak tanda-tanda yang
memberi petunjuk bahwa ARNr memiliki fungsi pada sintesa protein.
2.6.4 Ribosom dan Enzim
29
2.7 Mekanisme dari Sintesa Protein
2.7.1 Transkripsi
30
transkripsi. Enzim inti tersusun dari dua subunit. Proses transkripsi mempunyai
beberapa karakteristik yaitu bahwa: proses sintesis mempunyai arah dari 5'P ke
3'OH, berlangsung secara anti paralel bila dibandingkan dengan utas cetakannya,
dan mengikuti aturan chargaff atau basa-basanya berpasangan secara komplementer
(A-T; G-C). Proses transkripsi dapat dibagi kedalam tiga tahap, yaitu: inisiasi
sintesis RNA, pemanjangan (elongasi) RNA dan penyelesaian (terminasi) sinteis
RNA.
Inisiasi dimulai pada saat RNA polimerase menempel pada molekul DNA
utas ganda. RNA polimerase dapat menempel pada situs DNA secara spesifik karena
adanya faktor sigma. Pada daerah penempelan RNA polimerase ini, utas ganda DNA
terurai menjadi utas tunggal secara lokal. Nukleotida pertama kemudian ditempatkan
di depan utas cetakan kemudian disintesis nukleotida berikutnya sesuai dengan utas
cetakan yang ada didepannya. Titik atau situs dimana nukleotida pertama diletakkan
di depan utas cetakan disebut dengan titik atau situs inisiasi. Setelah terbentuk
rangkaian RNA yang tersusun dari 2- 9 nukleotida, faktor sigma meninggalkan
kompleks enzim inti. Promoter adalah situs (daerah) yang dikenali pertama kali oleh
RNA polimerase sebagai tempat penempelannya. Promoter ini merupakan sekuensi
DNA yang terdiri dari sekitar 40 pb yang terletak tepat sebelum situs mulainya
transkripsi. Untuk memudahkan pada ahli, pemberian kode +1 berarti bahwa pada
situs tersebut nukleotida pertama disintesis. Jadi, promoter terletak diaerah sebelum
atau di depan (up-stream) situs +1. Daerah sebelum +1 diberi kode mulai -1, -2, dan
seterusnya.
Pada prokaryot, dua daerah yang hampir selalu ada pada promoter adalah
sekuensi -35 dan -10. Kedua daerah tersebut terdiri dari 6 pb yang keduanya
dipisahkan oleh sekitar 25 pb. Pada daerah -35 (antara -35 - -30), tiga basa yang
hampir selalu (75%) ada adalah: TTG.... Pada daerah -10 (antara -12 - -7), basa yang
dikonservasi adalah: TA...T. Daerah ini disebut juga dengan kotak Pribnow
(Pribnow box) yang merupakan daerah peringatan bagi RNA polimerase untuk
memulai transkripsi. Pada eukaryot, RNA polimerase II akan mengenali daerah
promoter yang lebih awal yaitu pada -130 yang disebut juga dengan kotak CAAT
(CAAT box) dan -30 yang disebut dengan kotak TATA (TATA box) atau disebut
juga kotak Goldberg-Hogness yang kaya basa AT. Kotak TATA ini mempunyai
31
kesamaan dengan kotak Pribnow pada prokaryot. Proses pemanjangan RNA
dilakukan oleh RNA ploimerase yang sudah tidak mengandung faktor sigma. Posisi
faktor sigma digantikan oleh NusA.
Pada tahap ini ribonukleotida secara suksesif menempel pada utas RNA yang
sedang tumbuh membentuk hibrid DNA/RNA. RNA polimerase bergerak terus
sepanjang utas DNA sambil memisahkan kedua utas DNA. Utas DNA yang terurai
secara lokal ini besarnya sekitar 17 pb. Pada tahap pemanjangan ini RNA polimerase
menutupi DNA sepanjang sekitar 60 pb. Dengan bergeraknya sintesis RNA, pada
bagian tertentu dari utas RNA yang telah disintesis berpisah dengan utas DNA,
sedangkan bagian lain masih membentuk hibrid RNA/DNA dengan panjang sekitar
12 pb.
Pada daerah terminator, RNA polimerase tidak mampu lagi menempelkan
ribonukleotida pada RNA yang telah terbentuk. Pada saat ini disebut dengan tahap
terminasi. Pada tahap ini NusA diganti oleh faktor rho. Pada tahap ini RNA
polimerase dan RNA dibebaskan dari DNA, dan DNA membentuk utas ganda
kembali. Terminator pada prokaryot ditandai oleh daerah yang simetri tidak
sempurna, dan daerah tersebut biasanya kaya basa AT yang mengikuti daerah
simetri tidak sempurna.
2.7.2 Translasi
Dalam proses translasi asam amino akan dirangkaikan dengan asam amino
lainnya untuk membentuk rantai polipeptida atau protein. Jenis asam amino amino
yang dirangkaikan ditentukan oleh urutan nukleotida yang terdapat pada molekul
mRNA. Jadi, mRNA digunakan sebagai model cetakan bagi sintesis protein. Asam
amino dirangkaikan dengan asam amino lain dengan ikatan peptida yang dilakukan
oleh ribosom. Asam amino yang akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya
dibawa oleh tRNA. Setiap asam amino akan dibawa oleh tRNA yang spesifik ke
dalam kompleks mRNA-ribosom. mRNA merupakan rangkaian kodon yang akan
dibaca oleh ribosom. Kodon pada mRNA akan berpasangan dengan antikodon yang
ada pada tRNA. Setiap tRNA mempunyai antikodon yang spesifik. Translasi
berlangsung mulai dari kodon awal sampai kodon akhir. Hubungan antara kodon
dengan asam amino diatur melalui sandi genetik. Dalam proses translasi ini hanya
32
ada satu kodon awal yaitu AUG yang menyandi asam amino metionin dan tiga
kodon akhir: UAA, UAG, dan UGA. Seperti pada proses transkripsi, proses translasi
dapat dibagi ke dalam tiga tahap: inisiasi, pemanjangan, dan penyelesaian.
Pada tahap inisiasi, ribosom akan menempel pada mRNA pada daerah yang
spesifik. Ribosom mempunyai dua situs penempelan untuk tRNA, yaitu situs P
(peptidil) dan situs A (aminoasil). Bilamana ribosom ini bertemu dengan kodon awal
(AUG pada mRNA), maka tRNA yang membawa metionin akan masuk ke dalam
situs P di dalam ribosom, dan ribosom akan membaca kodon disebelahnya (yang ada
di bawahnya). Sesuai dengan kodonnya, tRNA yang membawa asam amino tertentu
akan memasuki situs A. Proses pemanjangan dimulai bilamana ribosom bergerak ke
bawah (ke arah 3'OH). tRNA yang tadinya berada pada situs P akan keluar dari
kompleks ribosom-mRNA sambil memindahkan asam amino yang dibawanya
kepada tRNA yang berada pada situs P yang tadinya berada pada situs A. Pada saat
yang bersamaan situs A menjadi kosong. Situs yang kosong ini akan diisi oleh tRNA
yang membawa asam amino tertentu. Bilamana ribosom ini bergerak lagi ke bawah
sambil membaca kodon berikutnya, tRNA yang berada pada situs P keluar dari situs
tersebut sambil memindahkan polipeptida yang sedang tumbuh yang dibawanya ke
pada asam amino yang dibawa oleh tRNA yang berada pada situs P yang berasal
dari situs A. Situs A akan diisi oleh tRNA yang baru lagi. Ribosom ini akan bergerak
terus dengan arah 5'P ke 3'OH sepanjang mRNA sambil merangkaian asam amino.
Proses penyelesaian atau terminasi ditandai bila ribosom bertemu dengan
kodon akhir. Pada saat ini tidak satupun asam amino yang dirangkaikan sehingga
proses sintesis protein berakhir. Ribosom kemudian berpisah dari mRNA dan terurai
menjadi 2 subunit, yaitu sub unit besar danm sub unit kecil. Selama proses translasi,
subunit kecil menempel pada mRNA sedangkan subunit besar berperan sebagai
tempat tRNA (situs P dan situs A).
Contoh proses pembentukan protein dari molekul DNA secara sederhana:
U. pendamping: 5'-A T G G G T A C C C A T G C T T T T G C C-3'
U. cetakan : 3'-T A C C C A T G G G T A C G A A A A C G G-5'
33
34
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Molekul Deoxyribonucleic Acid atau DNA pertama ditemukan oleh
seorang ahli ilmu kimia berkebangsaan Jerman bernama Friedrich Miescher pada
tahun 1869. Miescher menyelidiki susunan kimia dari nukleus sel. Ia mengetahui
bahwa nukleus sel tidak terdiri dari karbohidrat, protein maupun lemak,
melainkan terdiri dari zat yang mempunyai pengandungan fosfor sangat tinggi.
Oleh karena zat itu terdapat di dalam nukleus sel, maka zat itu disebutnya nuklein.
Semua makhluk hidup kecuali beberapa virus memiliki ADN. Di dalam sel,
bagian terbesar dari ADNterdapat di dalam nucleus, terutama dalam kromosom.
Molekul ADN juga ditemukan didalam mitokondria, plastid dan sentriol.
Denaturasi adalah untai ganda molekul DNA yang dapat dipisahkan
dengan perlakuan suhu maupun senyawa alkali sehingga konformasinya berubah
dan dapat hampir menjadi acak. Renaturasi adalah proses pembentukan kembali
struktur untai ganda dari keadaan terdenaturasi. Renaturasi merupakan suatu
proses yang dapat terjadi secara in vivo maupun in vitro. Ekspresi dari suatu
informasi yang disimpan di dalam bahan genetik merupakan suatu proses yang
rumit / kompleks yang berdasarkan pada konsep aliran informasi di dalam sel. Awal
dari proses ekspresi adalah transkripsi dari informasi gentik yang di simpan di dlam
molekul DNA yang menghasilkan 3 jenis molekul RNA (asam ribonukleat) : RNA
duta (mRNA), RNA transfer (tRNA) dan RNA ribosomal (rRNA). Hanya molekul
mRNA yang di terjemahkan (ditraslasikan) ke dalam protein. Translasi atau sintesis
protein melibatkan banyak molekul, energi dan ribosom.ribosom dibentuk oleh
beberapa jenis molekul rRNA dan beberapa protein ribosomal. Jadi rRNA berperan
di dalam penyusunan ribosom. tRNA berperan membawa asam amino yang sesuai
dengan informasi yang ada di dalam molekul mRNA di dalam proses translasi.
Pada organisme eukaryot misalnya hewan dan tumbuhan, proses transkripsi terjadi
di dalam inti sel sedangkan proses translasi berlangsung di sitoplasma.
35
Ekspresi gen adalah proses penentuan sifat dari suatu organisme oleh gen.
Suatu sifat yang dipunyai oleh suatu organisme merupakan hasil proses
metabolisme yang terjadi di dalam sel. Proses metabolisme dapat berlangsung
karena adanya enzim yang berfungsi sebagai katalisator proses-proses biokimia.
Enzim dan protein lainnya di terjemahkan dari urutan nukleotida yang ada pada
molekul mRNA, dan mRNA itu sendiri disintesis berdasarkan utas cetakan DNA.
Gen tersusun dari molekul DNA, sehingga gen menentukan sifat suatu organisme.
Seperti telah disinggung di depan bahwa ekspresi gen dilakukan memalui dua
tahap, yaitu: transkripsi dan translasi.
36
yang lain dihubungkan dengan ikatan fosfodiester yang menggabungkan karbon
5’ dan deoxyribose yang satu dengan karbon 3’ dan deoxyribose berikutnya.
Transkripsi merupakan proses pembentukan molekul RNA dengan
menggunakan DNA sebagai cetakannya. Tidak semua bagian DNA akan
ditranskripsikan, tetapi hanya bagian tertentu saja. Bagian tertentu tersebut disebut
dengan gen. Keseluruhan DNA baik gen maupun sekuensi DNA bukan penyandi
(non-coding) yang dikandung oleh suatu organisme disebut dengan genom. Dalam
proses translasi asam amino akan dirangkaikan dengan asam amino lainnya untuk
membentuk rantai polipeptida atau protein. Jenis asam amino amino yang
dirangkaikan ditentukan oleh urutan nukleotida yang terdapat pada molekul mRNA.
Jadi, mRNA digunakan sebagai model cetakan bagi sintesis protein.
Translasi berlangsung mulai dari kodon awal sampai kodon akhir. Hubungan
antara kodon dengan asam amino diatur melalui sandi genetik. Dalam proses
translasi ini hanya ada satu kodon awal yaitu AUG yang menyandi asam amino
metionin dan tiga kodon akhir: UAA, UAG, dan UGA. Seperti pada proses
transkripsi, proses translasi dapat dibagi ke dalam tiga tahap: inisiasi, pemanjangan,
dan penyelesaian.
37
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, A. Neil., et. al. 2008. Biologi Edisi 8, Jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta
Hartwell, L. H., Hood, L., Goldberg, M. L., Reynolds, A. E., Silver, L. M. 2011.
James, D. Watson, dkk. 1988. DNA Rekombinon (Suatu Pelajaran Singkat), terj.
Wisnu Gunaryo. Jakarta: Erlangga.
38