Anda di halaman 1dari 3

Alda Firzia yah itulah nama lengkap saya yang lebih akrab disapa Alda,

selama kurang lebih 17 tahun saya besar di Kota Tarakan atau dikenal sebagai
Kota Paguntaka. Di sana saya dilahirkan dari rahim seorang Ibu yang sangat
cantik dan baik hati bak Malaikat tanpa sayap, bernama Hardiana. Dan ayah saya
yang tegas,pembersih, dan bisa dibilang agak garang bernama Rustam, tetapi
walaupun terlihat agak garang Ayah saya baik kok. Saya anak ke 2 dari 4
bersaudara, kakak saya bernama Wirdha Amalia ia lahir pada tahun 1998
kemudian disusul oleh saya yang lahir pada tahun 1999 kemudian adik laki-laki
saya yang bernama Rifky mu’ammar zaky pada tahun 2002 dan yang terakhir
pada Tahun 2005 bernama Ninda Aulia. Sperti saudara pada umunya kami
terkadang bertengkar masalah barang atau berebutan tv karena kebetulan tv di
rumah saya hanya ada satu,bukan kah itu hal yang wajar ?hehehe. Ayah saya
bekerja sebagai wiraswasta ia membuka ruko yang bernama UD.Sultra untuk
berbisnis alat perkebunan dan alat pertambakan, dan di toko tersebut ibu saya
sebagai tukang kasir. Karena kesibukan orang tua kami untuk mencari nafkah,
hingga membuat mereka pergi pagi pulang malam. Tetapi ketika dirumah rumah,
saya beserta saudara saya tidak pernah merasa kesepian karena Ibu saya
mempekerjakan seorang juru masak dirumah yang sudah kami anggap seperti Ibu
sendiri karena sifatnya yang lemah lembut, penyayang dan selalu membuatkan
makan yang enak untuk kami. Ibu tersebut sdh lama bekerja di Rumah kami
hingga kami sudah saling akrab.

Saya mulai mengenyam pendidikan Tk saat berumur 5 tahun di yayasan


Aisyiyah Bustanul Atfal kemudian saya SD di SDN 012 Tarakan selama 6 tahun,
Alhamdulillah ketika SD saya sering mendapatkan 3 besar dan mendapatkan
beasiswa begitupun Saat saya naik d bangku Smp , dan SMK. Hal yang tidak akan
saya lupa adalah ketika saat saya berada dibangku SMK alasanya karena banyak
pengalaman yang tak terlupakan seperti ketika saat Dinas dirumah sakit karena
kebetulan saya mengambil jurusan perawat, saat dinas saya sudah pernah masuk
di ruang operasi menyaksikan berbagai operasi seperti usus buntu, prosatat dan
lain lain dan tentunya di dalam ruang operasi saya bersama Dokter dan kakak
perawat, saat pertama kali masuk ke ruang operasi saya terlebih dahulu mengganti
baju khusus yang telah di sterilkan kan begitupun dengan sepatu khususnya.saat
itu saya sangat gugup karena akan berada satu ruangan langsung dengan dokter
bedah, ruangan yang tertutup dengan lampu operasi yang sangat besar serta
banyaknya alat-alat operasi dan ac yang sangat dingin membuat tubuh saya
gemetaran dan seakan akan membeku tetapi yang mebuat saya terheran dan lucu
di dalam ruang operasi tersebut terdapat speaker yang memutarkan lagu-lagu india
kesukaan dokter bedah mungkin lagu tersebut sengaja diputar agar saat operasi
membuat dokter rileks dan betuk lagu tersebut pun mencairkan suasana dan
membuat saya tidak gugup lagi. saat operasi selanjutnya saya sudah mulai terbiasa
dengan keadaan yang seperti itu . Selain Masuk ke ruang operasi saya juga pernah
menyuntik langsung pasien, mengukur tekanan darah dan mengganti cairan infus
seperti yang dilakukan perawat pada umunya, Dan ternyata menjadi perawat tidak
segampang yang terlihat terutama saat dinas malam kita harus terjaga hingga pagi
demi kepentingan pasien, sungguh pekerjaan perawat sangatlah mulia. Tetapi hal
yang paling buruk saat saya dinas adalah ketika saya di suruh ganti dinas selama
seminggu oleh CI lahan, Hal itu terjadi karena teman sekelompok saya yang
bernama Kelara, Hani Dan Rhema datang terlambat 20 menit dari waktu yang
ditentukan untuk respon menghadap kepada CI lahan saat itu kami disuruh datang
jam 16.00 soreuntuk respon tetapi 3 teman saya datang jam 16.20 walaupun saya
sudah memberi peringatan sebelumnya agar datang tepat waktu tapi entah
mengapa mereka tetap saja terlambat , bukan kah itu sangat menjengkelkan?
sontak hanya karena kesalahan 3 orang tersebut satu kelompok harus menanggung
akibatnya dan dihukum untuk mengganti dinas, Saat mengetahui kelompok kami
mendapat hukuman saya sangat marah hingga sempat beradu mulut dengan teman
saya. karena dinas sehari saja rsanya sangat melelahkan apalagi satu minggu ?
sungguh menjadi perawat tidaklah mudah kita harus menyiapkan fisik dan mental
dan harus mempunyai skill .dan ketika pulang saya selalu menangis di depan ibu
dan akhirnya terjatuh sakit. Disitulah saya sangat merasakan bahwa kekompakan
dan disiplin waktu harus diutamakan tetapi Ibu saya selalu memberikan semangat
dan menyuruh saya untuk mengambil pelajaran dari semua ini dan mengikhlaskan
semuanya Karena ketika kita mengerjakan sesuatu Hal baik tanpa keikhlasan
semuanya akan percuma, maka dari itu kita harus mengikhlaskan dan
menjalaninya tanpa mengeluh.

Tidak terasa 3 tahun duduk di bangku SMK pun telah berlalu tawa canda
teman-teman sekolah tidak lagi berada di sekelilingku dan mulai saatnya saya
harus memutuskan akan kuliah dimana, sayapun memulai langkah awal untuk
mengambi Universitas Mulawarman Samarinda melalu jalur SNMPTN tetapi
gagal, kemudian saat SBMPTN saya memilih Universitas Hasanuddin Makassar
namun gagal lagi begitupun dengan jalur mandiri. Karena Ibu saya menginkan
saya kuliah dimakassar bersama kakak saya, saya pun berangkat ke massar
menyusul kakak saya yang kebetulan juga kuliah dan tinggal di Kota Makassar.
Setelah meminta pendapat kakak sayapun menganjurkan saya untuk mendaftar di
Universitas Muslim Indonesia karena UMI adalah 10 universitas swasta terbaik
di Indonesia Timur. Adapun jurusan yang saya ambil bukan lah Perawat
melainkan Kesehatan Masyarakat karena hobi saya yang suka besosialisasi
membuat hati saya mantap masuk ke jurusan itu. Dan Alhamdulillah saya pun Di
terima di universitas tersebut. Saat awal berada di makssar saya sangat sedih
karena berpisah dengan orangtua karena kebetulan saya sangat lengket dan manja
dengan Ibu saya, syukurnya ada kakak saya yang sering saya panggil Ka Ida ia
selalu menemani saya kemanapun saya pergi dan terkadang ia sering tertawa dan
mengolok saat melihat saya menangis menlpon ibu. Tetapi lambat laun hidup di
kota besar ini membuat saya mengalami perubahan yang lebih baik dimana saya
mulai memasak sendiri, Mencuci baju sendiri dan mulai memelihara sholat karena
jika saya tidak sholat lima waktu kakak saya akan memarahi ku, dan pesan dari
nenek sayapun walau bagaimana ketika berada di akhirat nanti bukan lah gelar
yang dipertanyakan melainkan Sholat dan Amal baik maka ketika kita berada jauh
dari orang tua kita tetap harus memelihara sholat lima waktu dan menuntut ilmu
dengan sungguh.

Anda mungkin juga menyukai