Anda di halaman 1dari 22

ETIKET PERAWAT

ETIKET PERGAULAN DALAM KEHIDUPAN


SEHARI-HARI ETIKET PRIA dan WANITA

Disusun oleh :
Kelompok 7 Reguler 1

1. Dikta Dwi Surinda 1614401002


2. Desti Ramadhani 1614401004
3. Syafira Merizkha 1614401005
4. Yani Gistawati 1614401007
5. Latifa Ayni 1614401017
6. Devi Fitriyana 1614401038
7. Eka Puji Hanawati 1614401041

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG


DIII KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN AJARAN 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Alhamdulillahi rabbil’alamin,puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami
sehingga skami berhasil menyelesaikan makalah, tidak lupa sholawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya.Amin
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen yang telah memberikan tugas ini serta
mentransformasikan ilmunya kepada kami, sehingga kami mempunyai keilmuan
dan wawasan yang baru. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa panduan ini masih jauh dari


sempurna,untuk itu diperlukan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk
perbaikan penyusunan yang akan datang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Bandar lampung, September 2017

PENYUSUN

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................... i


DAFTAR ISI .......................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi etiket .................................................................................... 3
2.2 Perbedaan etiket dan etika ................................................................ 4
2.3 Hal mendasar dalam etiket pria dan wanita ...................................... 7
2.3.1 Dalam berbicara .................................................................... 8
2.3.2 Dalam berkenalan ................................................................. 9
2.3.3 Dalam menelpon .................................................................... 9
2.3.4 Dalam menegur dan member hormat .................................... 10
2.3.5 Dalam bertamu .................................................................. 10
2.3.6 2.3.6 Dalam berpakaian...................................................... 11
2.4 Etika Pergaulan Mahasiswa yang baik .............................................. 13

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 18
3.2 Saran .................................................................................................. 18

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang berkecimpung untuk


kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada individu yang
sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi hidup sehari-harinya.
Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat pasien adalah etika. Istilah
etika dan moral sering digunakan secara bergantian. Sehingga perawat perlu
mengetahui dan memahami tentang etik itu sendiri termasuk didalamnya prinsip
etik dan kode etik.

Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah
selalu bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab
etik dan konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan
mereka dalam praktik profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien,
perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap
etik. Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh
asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi.
Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan
mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang
terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan
bertindak sebagai advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep
hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai
akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan
(Ismaini, 2001)

Dalam berjalannya proses semua profesi termasuk profesi keperawatan


didalamnya tidak lepas dari suatu permasalahan yang membutuhkan berbagai
alternative jawaban yang belum tentu jawaban-jawaban tersebut bersifat
memuaskan semua pihak. Hal itulah yang sering dikatakan sebagai sebuah dilema

4
etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema
etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik
serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik.
Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema etik
supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika
bekerja di klinik atau institusi yang lain.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dari etiket?
2. Hal apa saja yang ada didalam etiket wanita dan laki – laki

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari etiket
2. Utuk mengetahui hal apa saja dalam etiket wanita dan laki – laki
3. Untuk mengetahui etiket pergaulan mahasiswa yang baik

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Etiket

Etiket adalah tata aturan pergaulan yang disetujui oleh masyarakat


tertentu dan menjadi norma serta anutan dalam bertingkahlaku pada anggota
masyarakat tersebut.Dalam pergaulan hidup, etiket merupakan tata cara dan tata
krama yang baik dalam menggunakan bahasa maupun dalam tingkah laku. Etiket
merupakan sekumpulan peraturan-peraturan kesopanan yang tidak tertulis, namun
sangat penting untuk diketahui oleh setiap orang yang ingin mencapai sukses
dalam perjuangan hidup yang penuh dengan persaingan.

Etiket juga merupakan aturan-aturan konvensional melalui tingkah laku


individual dalam masyarakat beradab, merupakan tatacara formal atau tata krama
lahiriah untuk mengatur relasi antarpribadi, sesuai dengan status social masing-
masing individu. Etiket didukung oleh berbagai macam nilai, antara lain;

1. Nilai-nilai kepentingan umum.


2. Nilai-nilai kejujuran, keterbukaan dan kebaikan.
3. Nilai-nilai kesejahteraan.
4. Nilai-nilai kesopanan, harga-menghargai.
5. Nilai diskresi (discretion: pertimbangan) penuh pikir. Mampu
membedakan sesuatu yang patut dirahasiakan dan boleh dikatakan atau
tidak dirahasiakan.

Etiket juga sering disebut tata krama, yakni kebiasaan sopan santun yang
disepakati dalam lingkungan pergaulan antarmanusia setempat. Tata berarti adat,
aturan, norma, peraturan. Sedangkan krama berarti sopan santun, kebiasaan sopan
santun atau tata sopan santun.Sedangkan etika menunjukkan seluruh sikap
manusia yang bersikap jasmaniah maupun yang bersikap rohaniah.Kesadaran

6
manusia terhadap kesadaran baik buruk disebut kesadaran etis atau kesadaran
moral.

Dalam buku Bahan Diskusi Customer Service Group (CSG) dan Allround
Teller (ART) yang diterbitkan oleh Urusan Operasional KAntor Pusat BRI,
menjelaskan bahwa etiket adalah ketentuan tidak tertulis yang mengatur tindak
dan gerak manusia yang berkaitan dengan:

a. Sikap dan perilaku yaitu bagaimana anda bersikap dan berperilaku dalam
menghadapi suatu situasi.
b. Ekspresi wajah yaitu bagaimana raut muka yang harus anda tampilkan
dalam menghadapi suatu situasi, misalnya dalam melayani tamu.
c. Penampilan yaitu sopan santun mengenai cara anda menampilkan diri,
misalnya: cara duduk, cara berdiri adalah wajar dan tidak dibuat-buat.
d. Cara berpakaian yaitu cara mengatur tentang sopan santun anda dalam
mengenakan pakaian, baik menyangkut gaya pakaian, tata warna,
keserasian model yang tidak menyolok dan lain-lain.
e. Cara berbicara yaitu tata cara/sopan santun anda dalam berbicara caik
secara langsung maupun tidak langsung.
f. Gerak-gerik yaitu sopan santun dalam gerak-gerik badan dalam berbicara
secara langsung berhadapan dengan tamu.

2.2 Perbedaan etiket dan etika

Dari uraian diatas, mengenai perbedaan etika dan etiket, dapat


disimpulkan sebagai berikut:

ETIKET ETIKA
CARA NIAT
Sekretaris dalam melayani tamunya harus Sekretaris yang memberikan data dengan
bersikap sopan dan ramah, menunjukkan sebenar-benarnya, tetapi dilaksanakan
muka yang manis. Jika hal ini tidak dengan muka cemberut, maka sekretaris
dipatuhi, maka sekretaris dianggap telah tersebut tidak melanggar etika, tetapi
melanggar etiket. melanggar etiket.

7
FORMALITAS NURANI
Sekretaris harus berpakaian rapi dan Sekretaris yang melakukan perbuatan
sopan. Ia dianggap melanggar etiket bila tidak jujur, walaupun pakaian rapi namun
melayani tamu dengan memakai baju etika diabaikan.
singlet atau memakai sandal.

RELATIF MUTLAK
Bila anda diundang oleh atasan anda Ketentuan yang mengatakan jangan
untuk makan bersama, maka harus melakukan manipulasi dan
menggunakan sendok. Tetapi bila mempermainkan data, sifatnya mutlak
dilakukan dengan santai, maka aturan dimana saja, kapan saja, dan bagi siapa
tersebut tidak berlaku. saja.

LAHIRIAH BATINIAH
Hanya terlihat wujud nyata dan Menyangkut sifat batin dan hati nurani.
penampilan. Contoh: cara berbicara. Contoh; sifat jujur, dll.

Dari penjelasan tersebut jelaslah perbedaan antara etika dan etiket. Apabila
telah mempunyai etika yang baik tetapi tidak didukung oleh etiket yang baik pula,
maka kita akan gagal karena secara lahiriah kita kurang disenangi, dihormati atau
dihargai oleh orang lain. Akan tetapi sebaliknya, apabila kita hanya menerapkan
etiket yang baik tanpa didukung dengan etika, maka dalam jangka waktu yang
pendek kita akan tampak berhasil, karena kita telah berhasil memanipulasi nurani,
batin kita dengan penampilan lahiriah yang meyakinkan, sehingga kita akan
dihargai, dihormati, dan disenangi. Agar kita dapat dihargai dan disenagi orang
lain sepanjang masa, maka kita harus dapat menerapkankan secara bersama-sama
antara etika dan etiket.

Kemudian, bagaimana peran etika dalam kehidupan sehari-hari?

Pertanyaan ini merupakan alasan kenapa saya membahas etika. Etika berperan
penting dalam kehidupan karena manfaatnya sebagai berikut :

8
1. Sebagai dasar untuk membentuk sikap dan perilaku manusia.
2. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
3. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang
boleh dirubah, sehingga kita dapat mengambil sikap yang bisa
dipertanggungjawabkan.
4. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
5. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai antara kita dengan orang
yang akan kita hadapi.

Adapun manfaat etiket sebagai berikut:


1. Memupuk persahabatan, agar kita diterima dalam pergaulan.
2. Untuk menyenangkan serta memuaskan orang lain.
3. Untuk membina dan menjaga hubungan baik.

Dari penjelasan diatas dapat kita ketahui bagaimana etika mengambil


peranan dalam kehidupan kita. Etika sebagai dasar untuk membentuk sikap dan
perilaku manusia. Apabila penerapan etika diikuti dengan etiket, kondisi suatu
masyarakat pasti akan lebih baik disbanding masyarakat dengan etika dan etiket
yang kurang.

Kondisi etika dalam masyarakat saat ini khususnya kaum pelajar sangat
mengkhawatirkan.Banyak kejadian kriminal, dan kejahatan lainnya yang terjadi di
lingkungan pelajar.Yang lebih menyedihkan lagi mereka adalah orang yang
berpendidikan dan selalu diajarkan sejak dini dalam keluarga dan sekolah
mengenai etika, norma, akhlak, sopan santun, bahkan disekolah diadakan mata
pelajaran Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. Apakah itu tidak
menandakan bahwa kita selalu belajar untuk bersikap baik dan memiliki etika?
Bayangkan jika kita mendengar berita “Tiga orang siswa kelas tiga SMP
tertangkap basah saat melakukan pencurian sepeda motor”. Jika kita perhatikan
misalnya siswa itu berumur 15 tahun . Bukankah 15 tahun adalah waktu yang
lama untuk belajar etika dan norma? Namun, etika bukanlah masalah berapa lama
kita mempelajarinya.

9
Akan tetapi, bagaimana suatu perbuatan itu dinilai.Bagaimanapun mencuri dinilai
buruk oleh masyarakat dan dilarang dalam semua agama.Maka, tidak seharusnya
mereka melakukannya.

Negara kita sebagai negara berkembang lebih banyak mengurusi masalah


akibat kurangnya etika dan norma dalam masyarakat daripada memikirkan
kemajuan bagi bangsa ini. Di lingkungan sekolah misalnya, masalah yang sering
dihadapi adalah pelajar yang tidak disiplin, pelajar melanggar peraturan dan tata
tertib.Di lingkungan masyarakat misalnya, masyarakat yang tidak mematuhi
peraturan lalu lintas, perusakan lingkungan, pencurian, tindak kriminal, bahkan
kasus suap dan korupsi atau praktik KKN yang masih ramai terjadi.

Sebagai generasi penerus, seharusnya kita mempersiapkan diri untuk menjadi


penerus kepemimpinan yang membawa negara kita ke perubahan yang lebih baik.
Mengikuti jejak negara maju, mengembangkan teknologi dan sumber daya baik
SDM maupun SDA sehingga mampu bersaing di dunia internasional. Tingkat
kemiskinan, pengangguran, dan buta huruf yang rendah, memiliki industri
yang maju serta mampu mengelola kekayaan negara kita sendiri adalah impian
bangsa Indonesia sejak lama. Tentu itu sangat tidak mudah untuk
diwujudkan.Dalam peribahasa keadaan ini dikatakan seperti pungguk merindukan
bulan. Namun, kita harus tetap berusaha apabila kita ingin mencapainya.

2.3 Hal mendasar dalam etika pergaulan pria dan wanita

1. Bersikap sopan santun dan ramah


2. Perhatian terhadap orang lain
3. Mampu menjaga perasaan orang lain
4. Toleransi dan rasa ingin membantu
5. Mampu mengendalikan emosi diri
yang harus di perhatikan dalam pergaulan adalah :

10
1. Pandai menempatkan diri
2. Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua,
sebaya, dan yang lebih muda. Misalnya :
 Orang yang lebih tua / yang dituakan harus kita hormati.
 Orang yang sebaya harus dihargai
 Orang yang lebih muda harus disayangi.
di dalam ber etika kita dapat melakukannya pada saat :

1. Di Sekolah
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan seluruh personal
(Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Administrasi/TU, Pesuruh Sekolah, Teman dan
lain sebagainya.

2. Di Masyarakat
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota masyarakat.
Misal di Toko dengan pelayan Toko, di Kantor Pos dengan karyawannya, dan
sebagainya.

3. Di Rumah
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota keluarga, baik
orang tua maupun saudara.

Beberapa contoh sopan santun dalam pergaulan :

2.3.1 Dalam berbicara


Etika yang baik dalam berbicara yaitu:

1. Harus menatap lawan bicara.


2. Suara harus jelas terdengar.
3. Menggunakan tata bahasa yang baik.
4. Jangan menggunakan nada suara yang tinggi.
5. Bias mengimbangi lawan bicara.

11
6. Berusaha menyenangkan lawan bicara.
7. Mampu menciptakan suasana humor.
8. Memuji lawan bicara.
9. Mampu menjadi pendengar yang baik.
10. Dalam berbicara hindari hal-hal sebagai berikut ;
 Membicarakan kejelekan orang lain
 Membicarakan hal yang sensitif
 Memotong pembicaraan orang
 Mendominasi pembicaraan
 Banyak membicarakan diri sendiri

2.3.2 Dalam berkenalan


etika yang baik dalam berkenalan yaitu :
1. Ucapkan nama dengan jelas.
2. Lakukan kontak mata.
3. Jabat tangan dengan hangat, tidak dingin.
4. Perkenalkan pria pada wanita, yang muda kepada yang tua atau yang
memiliki jabatan.
5. Pada saat sedang duduk, sebaiknya berdiri sebentar.
6. Jangan melakukan perkenalan di tempat yang ramai

2.3.3 Dalam menelpon


etika yang baik dalam menelpon yaitu :

1. Segera angkat telpon yang berdering


2. Sebutkan salam dan nama anda.
3. Bersikaplah dengan hangat
4. Jangan menerima telpon sambil makan
5. Bila telpon terputus maka penelpon pertama harus menyambung kembali
6. Jangan telpon sambil menelpon orang lain
7. Kendalikan emosi anda pada saat menerima telpon
8. Ucapkan kata-kata yang jelas jelas, jangan menggumam

12
9. Hindari pembicaraan dengan akrab yang berlebihan
10. Pada akhir pembicaraan ucapkan salam penutup sebagai ucapan terima
kasih

2.3.4 Dalam menegur / memberi hormat


etika yang baik dalam bertamu yaitu :

1. Bila berjumpa dengan segerombolan kenalan atau teman-teman,


hendaknya kita terlebih dahulu menegur atau memberi hormat kepada
perempuan tertua dari rombongan itu. Sesudah itu baru pada yang lain,
2. Ketika menegur atau memberi hormat, jangan menyimpan tangan di saku
atau meletakkanya di bagian pinggang, karena akan memberi kesan
sombong dan tidak sopan dalam pandangan orang terpelajar.

2.3.5 Dalam bertamu


etika yang baik dalam bertamu yaitu :

1. Beritahu lebih dahulu untuk mendapat kepastian apakah tuan rumah ada di
tempat dan bersedia dikunjungi.
2. Tepat waktu untuk memberikan kesan yang baik pada tuan rumah dan
menghargai waktu tuan rumah
3. Masuk, bila sudah dipersilahkan. Bila pintu tidak terkunci, jangan
sembarangan masuk. Bila pintu terkunci ketuklah atau bunyikan bel dan
bersabar.
4. Ucapkan salam. Sebagai penghormatan kepada tuan rumah dan tanda
bahwa anda telah datang. Demikian juga pada saat hendak pamit.
5. Ingat waktu. Walaupun tuan rumah sangat ramah dan kelihatannya senang
atas kunjungan anda.
6. Jangan memegang barang. Sebelum mendapatkan ijin dari tuan rumah
pujilah tentang barangnya.
7. Jangan merokok bila belum dipersilakan.

13
8. Jaga sikap dan omongan. Jangan sekali-kali mengkritik interior rumahnya,
seberantakan apapun.
9. Situasi rumah. Bila situasi rumah sedang kurang enak atau membutuhkan
perhatian tuan rumah, sebaiknya segera pamit.
10. Jika ada tamu lain. Perkenalkan diri anda pada tamu yang datang lebih
dahulu.

2.3.6 Dalam berpakaian


Dalam etika pergaulan penampilan seseorang dapat memberikan kesan
yang baik atau sebaliknya. Penampilan yang menarik dan memikat merupakan
modal untuk dapat meraih sukses dalam pergaulan. Penampilan yang menarik dan
memikat dapat diperoleh dangan cara :

1. Memahami kelebihan dan kekurangan diri sendiri


2. Memahami bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan
3. Menjauhkan diri dari rasa minder dan rendah diri
4. Bersikap wajar, tidak “over atau under confidence
Dan dalam etika berpakaian pun kita harus mengenal karakteristik tubuhkita ,
berikut ini saya mencontohkan beberapa hal dalam etika berpakain :

1. Bagi yang bertubuh kurus :


 Hindari pakaian yang ketat
 Diutamakan bahan yang halus dan melayang
 Warna terang lebih dianjurkan
 Gunakan motif garis horizontal
2. Bagi yang bertubuh besar:
 Hindari busana motif horizontal
 Hindari ornamen busana dan asesori berlebihan
3. Warna kulit terang akan lebih menarik mempergunakan busana yang
berwarna gelap

14
4. Bagi wanita, perpaduan motif dan warna busana baik kebaya/ blus, kain
panjang/ rok dan selendang/pasmina disesuaikan. Busana bermotif dipadu
dengan setelan senada.
5. Bagi pria, warna kemeja diusahakan serasi dengan warna jas dan dasi.
Kemeja motif kotak-kotak tidak disarankan dipadu dengan jas pada acara
resmi. Pemakaian dasi disesuaikan dengan warna kemeja daripada warna
jasnya.
6. Pada setelan jas maupun kemeja berdasi disarankan tidak menyelipkan pin
atau benda lain yang membuat saku menggelembung (kacamata,
handphone dll).
6. Pada pemakaian dasi pangkalnya harus berakhir pada gesper ikat pinggang
yang dipakai. Dasi kupu-kupu hanya untuk pakaian dan acara tertentu.
7. Untuk acara resmi pakai sepatu warna hitam dan kaos kaki disesuaikan
dengan warna jas atau warna hitam. Hindari sepatu dengan sol karet atau
warna lain

Kepribadian yang baik merupakan pribadi yang :

1. Disukai banyak orang, dihargai dan dinilai sebagai orang yang


menyenangkan dalam pergaulan.
2. Dianggap sebagai orang yang patut mendapatkan kepercayaan dan
penghargaan.
3. Biasanya adalah orang yang suka melakukan kebaikan dan menjauhi
kejahatan, suka menolong dan memberi perhatian terhadap kepentingan
orang lain.
4. Yang sanggup mengasihi orang lain, walaupun orang itu telah menyakiti
hatinya, dan mau mengampuni kesalahan orang lain.
5. Tidak pernah lari dari tanggung jawab dan konsekuen dalam bertindak.
.

2.4 Etika Pergaulan Mahasiswa yang baik

15
a. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan hak yang dimiliki oleh setiap individu, dalam
bergaul seringkali kita menggunakan kebiasaan kita sebagai identitas diri kita
dalam lingkungan pergaulan, begitu pun dengan lingkungan pergaulan kita,
ada begitu banyak kebiasaan-kebiasaan yang diperkenalkan oleh teman teman
kita, entah itu kebiasaan baik, buruk atau terburuk diperkenalkan dalam
lingkungan pergaulan kita sebagai mahasiswa. Yang menjadi masalah dalam
kebiasaan-kebiasan tersebut adalah, apakah kebiasaan tersebut baik untuk kita
atau justru akan balik meneror kita.

Dalam kehidupan sehari-hari kita tau bahwa banyak dari teman-teman


mahasiswa kita yang tidak bisa menjaga dirinya, mereka lebih mengikuti
kebiasaan yang buruk dari teman mereka dengan alasan untuk diterima dalam
lingkungan pergaulannya. Kebiasaan yang buruk itu akhirnya menimbulakan
suasana yang kurang nyaman untuk lingkungan perkuliahan. Contoh kebiasaan
yang tidak baik antara lain:
a. Kebiasaan Tawuran antar mahasiswa
Mereka yang terbawa arus pergaulan yang kurang sehat lebih cenderung
tidak berfikir panjang dalam mengolah emosi mereka. Mereka lebih
mementingkan solidaritas kelompok dari pada kepentingan umum yang
lain, tawuran antar mahasiswa saat ini sangat mudah sekali terjadi dengan
masalah-masalah kecil sebagai pemicunya.
b. Menitip absensin kehadiran pada teman
Satu lagi masalah kebiasaan buruk berlandaskan solidaritas, mereka
merasa jika mereka dititipkan absen oleh temannya yang tidak bisa hadir
karna malas kuliah adalah suatu tindakan yang mulia dengan alasan
menolong teman dan ia mengharapkan apabila ia ingin membolos kuliah
suatu saat nanti dapat menitipkan absen pada temannya itu.
c. Menyontek tugas teman
Melihat banyaknya teman yang menyontek seorang mahasiswa menjadi
malas mengerjakan tugas yang seharusnya dikerjakan dirumah, ataupun saat

16
dirumah ia tidak ada niatan sama sekali mengerjakan tugasnya karna disibukan
dengan kegiatan-kegiatan yang menghibur diri

Dalam penjelasan mengenai kebiasaan-kebiasaan diatas dapat disimpulkan


bahwa suatu kebiasaan yang diterapkan oleh individu menjadi modal bagi dirinya
untuk bisa masuk dalam lingkungan pergaulan, khususnya lingkungan pergaulan
mahasiswa.

b. Kesopanan

Kesopanan menjadi hal yang mutlak ketika seseorang masuk dalam suatu
lingkungan dimana ia beraktifitas. Didalam keluargalah etika kesopanan
seseoarang dibentuk, dalam aktifitas sehari-hari seorang anak dituntut oleh orang
tua mereka untuk berlaku sopan, contohnya, kesopanan dapat diterapkan keluarga
pada saat makan bersama, pada saat makan anggota keluarga tidak boleh
berbicara satu sama lain, tidak menimbulkan bunyi-bunyian dari sendok dan
garpu yang beradu juga masuk dalam kesopanan di meja makan, dan berdoa
sebelum makan sebagai bentuk kesopanan dan rasa syukur pada Tuhan.

Tentu pada setiap keluarga terdapat aturan-aturan yang berbeda tergantung


pada adat dan kebiasaan yang diterapkan dalam masing-masing keluarga.
Selain dikeluarga, etika kesopanan juga harus dilakukan ditempat kerja dan bagi
para mahasiswa di tempat mereka berkuliah.
Sangat disayangkan, gaya hidup mahasiswa masa kini seringkali
mengesampingkan etika kesopanan, Gaya hidup mahasiswa yang lebih suka
bersenang-senang daripada mereka harus berkuliah menjadikan mereka acuh
terhadap orang lain, mereka menganggap orang lain yang tidak mengikuti gaya
hidup mereka adalah orang yang norak dan kurang pergaulan, bahkan hal itu juga
mereka lakukan pada dosen-dosen mereka sendiri yang menurut mereka, para
dosen hanya memberikan tugas-tugas tanpa memberi mereka nilai yang pantas,
mereka tidak sadar bahwa mereka sendiri lah yang membuat nilai itu. Berikut

17
merupakan hal-hal yang menyangkut tentang masalah etika kesopanan mahasiswa
di lingkungan kampus mereka.

a. Etika kesopanan dalam hal Menyapa


Seringkali kita sebagai mahasiswa sering melewati hal ini, menyapa
merupakan suatu bentuk penghormatan pada orang yang kita sapa, saat
ada dosen melintas dihadapan kita, sebaiknya kita menyapa beliau, karna
walau bagaimana pun mereka semua(dosen) merupakan orang-orang yang
mendorong kita untuk maju dan mendidik kita menjadi lebih baik,
seringkali kita merasa untuk apa kita menyapa karna kita kuliah sudah
membayar, dan uang yang kita bayar adalah untuk membayar dosen-dosen
kita. Mindset yang seperti inilah yang harus dihilang dari dalam diri kita
sebagai mahasiswa. Namun menyapa juga tidak hanya sebatas untuk dosen
saja, para pekerja lain di kampus kita juga perlu kita beri penghargaan,
siapaun dia; satpam,tukang sapu,ataupun pesuruh dan tukang kebun
kampus kita perlu menyapa mereka sebagai wujud terima kasih atas setiap
pelayanan yang meraka berikan untuk semuaorang yang ada di kampus

b. Etika kesopanan dalam hal berprilaku


Setiap orang diberi hak dalam berprilaku namun ada batasan dalam
menggunakan hak tersebut, hak berprilaku boleh saja dilakukan selagi
tidak mengganggu kepentingan umum, didalam kampus seorang
mahasiswa juga diberik hak yang sama dan diberi batasan yang sama,
banyak prilaku yang menyimpang yang dilakukan oleh mahasiswa yang
kurang bisa menjaga prilaku mereka, seperti mengganggu teman-teman
lain yang sedang belajar dengan membuat kegaduhan di lorong-lorong
kelas, mengotori kelas dengan membuang sampah dikelas, merusak
fasilitas kampus yang disediakan, hal ini sangat tidak mencerminkan
mahasiswa sebagai seoarang belajar etika.
Seharusnya kita sebagai mahasiswa yang beretika lebih menjaga prilaku
kita dengan melakukan hal-hal yang positif, seperti saat ada jam kosong
sebaiknya kita menggunakan waktu itu untuk mengulang materi yang

18
sebelumnya diajarkan agar kita lebih siap jika dosen memberikan
pertanyaan.

Dalam penjelasan diatas, kami menyimpulkan bahwa seorang mahasiswa


yang beretika,dan sebagai orang yang terpelajar haruslah menerapkan etika
kesopanan tersebut dalam kampus maupun diluar kampus, kesopanan merupakan
hal yang mutlak dan tidak ada kompromi bagi setiap kita untuk berlaku tidak
sopan.

2.3 Keimanan

Terkadang orang yang menganggap bahwa diri mereka telah beriman karna
mereka merasa telah telah menjalankan sholat atau ibadah mahdah lainnya, lantas
dengan gampangnya menyatakan bahwa diri mereka telah beriman, prsepsi dan
pandangan mereka yang demikian mengenai keimanan jauh dari kata benar karna
Ibadah merupakan suatu bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan.
Hubungan iman dengan etiket pergaulan :
Etika dengan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam
kegiatan sehari hari terdapat perbedaan moral atau moralitas untuk penilain
perbuatan yang dilakukan, sedangakn etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-
nilai yg berlaku. Etika berhubungan dengan kesusilaan, kesusilaan memberikan
gambar kepribadian seseorang. Secara psikologis kepribadian meliputi semua
aspek kehidupan seseorang dan keseluruhan kualitas dirinya yg dapat diperhatikan
pada cara berbuat, berpendapat, bersikap, minat, berfalsafah dan sebagainya.
Untuk membentuk pribadi yg bermoral harus dibentengi dengan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan, yg dimulai dari lingkungan keluarga yang ditanamkan
sedini mungkin sesuai tingkat perkembangan kemampuan orang tersebut.

19
Etiket pergaulan remaja atau Mahasiswa dalam bentuk keimanan:
Dalam kehidupan sehari hari kita temui, banyak mahasiswa yang
keimanan dalam dirinya mulai menipis atau bahkan dilupakan. Dapat diperhatikan
dari hal-hal kecil, diantaranya yaitu:

a. Berbicara dengan kata-kata sopan


Dalam berkata utamakanlah perkataan yg bermanfaat dan bersuara yg
lembut, namun kadang kala kita bisa temui meskipun dirinya sudah
mahasiswa kata-kata yg diucapkan kasar dan tidak sopan. Meskipun kata-
kata itu sudah diketahui tidak pantas diucapkan masih saja sering
digunakan, dan orang yang demikian biasanya ia melakukan hal ini
dikarenakan lingkungan tempat ia bergaul kurang sehat dan menganggap
kata-kata tersebut adalah suatu hal yang sudah biasa dan lumrah digunakan
dalam bergaul. Hal ini sangat ditentang oleh agama manapun, hampir
seluruh agama yang ada di muka bumi mengajarkan etika dalam
mengendalikan perkataan seorang umat.
b. Bersikap santun
Dalam bergaul, penekanan prilaku yang baik sangat ditekankan agar teman
bisa merasa nyaman berteman dengan kita. Segala sesuatu yang kita
berikan terhadap orang lain adalah benih yang kita tabur, sehingga jika
kita menabur hal-hal baik pada orang lain, tentu kita akan menuai hal yang
baik pula dari orang lain
c. Mengucapkan Salam
Sama seperti yang sudah kita bahas pada “Masalah Etika Kesopanan
Mahasiswa” salam merupakan suatu bentuk rasa hormat kita, sikap hormat
pada orang lain menunjukan sikap hormat kita terhadap Sang Pencipta.

20
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pergaulan hidup bermasyarakat, sebagai bangsa yang


berkepribadian yang luhur sesuai dengan nilai budaya bangsa yang tercermin
dalam jiwa Pancasila, dan relevan dengan norma agama yang mengajarkan
akhlaqul karimah serta adat-istiadat ketimuran yang dijunjung masyarakat
Indonesia, maka kita harus memperhatikan dan dapat mengamalkan tata cara /
tata krama dalam pergaulan sehari-hari. Beberapa tata karma yang telah dibahas
dalam penulisan ini meliputi : tata krama dalm berdiri, tata krama dalam berjalan,
tata krama dalam duduk, tata krama dalam bersilaturahmi, tata krama dalam
berbicara dan tata kram dalam makan dan mium. Meskipun disadari bahwa
bangsa Indonesia ini terdiri dari beberapa daerah propinsi, beragam budaya dan
adat istiadat, sehingga setiap daerah juga mempunyai tata cara yang khas, namun
dengan jiwa Pancasila dan norma agama serta kebiasaan sosial masyarakat
Indonesia secara umum maka tata karma ini ditulis menurut tata karma nasional,
yang berlaku secara nasional.

3.2 Saran

Adapun dalam memenuhi etika sopan-santun dalam pergaulan, kita harus


memperhatikan beberapa hal yang fundamental. Misalnya dengan siapa kita
berbicara, tempat, waktu, dan lain sebagainya. Dalam tata krama berdiri, tata
krama berjalan, tata krama duduk, tata krama bersilaturahmi dan tata krama dalam
berbicara ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

1. Tata krama dalam berdiri : dimana kita berdiri, untuk apa berdiri, dengan
siapa berdiri, dan lain sebainya.
2. Tata krama dalam berjalan : daerah / lokasi yang kita gunakan untuk
berjalan, dengan siapa kita berjalan, dan lain sebagainya.
3. Tata krama dalam duduk : dimana kita duduk, untuk apa duduk, dengan
siapa duduk, dan lain sebagainya
4. Tata krama dalam bersilaturahmi : bertamu ke siapa, bareng dengan siapa
kita bertamu, perlunya apa kita bertamu, dan lain sebagainya.
5. Tata krama dalam berbicara : dengan siapa kita berbicara, perlunya apa
berbicara, dan lain sebagainya.
6. Tata karma dalam makan dan minum: dimana kita makan, dengan siapa,
kapan, prasmanan apa hidangan biasa dan lain-lain.

21
DAFTAR PUSTAKA

Fadjar, Atnatik, dkk. 1981. Kuliah Agama Islam di Perguruan Tinggi.


Surabaya : Al-Ikhlas. Effendi, Samsoeri. 1982. Etiket Sopan Santun Pergaulan
Menurut Tata Krama Nasional. Surabaya : Karya anda. Saputra, Nata.
1983. Pengantar Sosiologi. Yogyakarta : Multi Aksara. Koetjaraningrat.
1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Aksara Baru. Soekanto, Soerjono.
1985. Meninjau Hukum Adat Indonesia. Jakarta : CV Rajawali

22

Anda mungkin juga menyukai