Disusun oleh :
Kelompok 7 Reguler 1
1
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh
Alhamdulillahi rabbil’alamin,puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami
sehingga skami berhasil menyelesaikan makalah, tidak lupa sholawat dan salam
semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat-sahabatnya.Amin
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen yang telah memberikan tugas ini serta
mentransformasikan ilmunya kepada kami, sehingga kami mempunyai keilmuan
dan wawasan yang baru. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
PENYUSUN
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi etiket .................................................................................... 3
2.2 Perbedaan etiket dan etika ................................................................ 4
2.3 Hal mendasar dalam etiket pria dan wanita ...................................... 7
2.3.1 Dalam berbicara .................................................................... 8
2.3.2 Dalam berkenalan ................................................................. 9
2.3.3 Dalam menelpon .................................................................... 9
2.3.4 Dalam menegur dan member hormat .................................... 10
2.3.5 Dalam bertamu .................................................................. 10
2.3.6 2.3.6 Dalam berpakaian...................................................... 11
2.4 Etika Pergaulan Mahasiswa yang baik .............................................. 13
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
Hubungan antara perawat dengan pasien atau tim medis yang lain tidaklah
selalu bebas dari masalah. Perawat profesional harus menghadapi tanggung jawab
etik dan konflik yang mungkin meraka alami sebagai akibat dari hubungan
mereka dalam praktik profesional. Kemajuan dalam bidang kedokteran, hak klien,
perubahan sosial dan hukum telah berperan dalam peningkatan perhatian terhadap
etik. Standart perilaku perawat ditetapkan dalam kode etik yang disusun oleh
asosiasi keperawatan internasional, nasional, dan negara bagian atau provinsi.
Perawat harus mampu menerapkan prinsip etik dalam pengambilan keputusan dan
mencakup nilai dan keyakinan dari klien, profesi, perawat, dan semua pihak yang
terlibat. Perawat memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak klien dengan
bertindak sebagai advokat klien. Para perawat juga harus tahu berbagai konsep
hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka mempunyai
akuntabilitas terhadap keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan
(Ismaini, 2001)
4
etik. Dalam dunia keperawatan sering kali dijumpai banyak adanya kasus dilema
etik sehingga seorang perawat harus benar-benar tahu tentang etik dan dilema etik
serta cara penyelesaian dilema etik supaya didapatkan keputusan yang terbaik.
Oleh karena itu penulis menyusun suatu makalah tentang etik dan dilema etik
supaya bisa dipahami oleh para mahasiswa yang nantinya akan berguna ketika
bekerja di klinik atau institusi yang lain.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari etiket
2. Utuk mengetahui hal apa saja dalam etiket wanita dan laki – laki
3. Untuk mengetahui etiket pergaulan mahasiswa yang baik
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Etiket
Etiket juga sering disebut tata krama, yakni kebiasaan sopan santun yang
disepakati dalam lingkungan pergaulan antarmanusia setempat. Tata berarti adat,
aturan, norma, peraturan. Sedangkan krama berarti sopan santun, kebiasaan sopan
santun atau tata sopan santun.Sedangkan etika menunjukkan seluruh sikap
manusia yang bersikap jasmaniah maupun yang bersikap rohaniah.Kesadaran
6
manusia terhadap kesadaran baik buruk disebut kesadaran etis atau kesadaran
moral.
Dalam buku Bahan Diskusi Customer Service Group (CSG) dan Allround
Teller (ART) yang diterbitkan oleh Urusan Operasional KAntor Pusat BRI,
menjelaskan bahwa etiket adalah ketentuan tidak tertulis yang mengatur tindak
dan gerak manusia yang berkaitan dengan:
a. Sikap dan perilaku yaitu bagaimana anda bersikap dan berperilaku dalam
menghadapi suatu situasi.
b. Ekspresi wajah yaitu bagaimana raut muka yang harus anda tampilkan
dalam menghadapi suatu situasi, misalnya dalam melayani tamu.
c. Penampilan yaitu sopan santun mengenai cara anda menampilkan diri,
misalnya: cara duduk, cara berdiri adalah wajar dan tidak dibuat-buat.
d. Cara berpakaian yaitu cara mengatur tentang sopan santun anda dalam
mengenakan pakaian, baik menyangkut gaya pakaian, tata warna,
keserasian model yang tidak menyolok dan lain-lain.
e. Cara berbicara yaitu tata cara/sopan santun anda dalam berbicara caik
secara langsung maupun tidak langsung.
f. Gerak-gerik yaitu sopan santun dalam gerak-gerik badan dalam berbicara
secara langsung berhadapan dengan tamu.
ETIKET ETIKA
CARA NIAT
Sekretaris dalam melayani tamunya harus Sekretaris yang memberikan data dengan
bersikap sopan dan ramah, menunjukkan sebenar-benarnya, tetapi dilaksanakan
muka yang manis. Jika hal ini tidak dengan muka cemberut, maka sekretaris
dipatuhi, maka sekretaris dianggap telah tersebut tidak melanggar etika, tetapi
melanggar etiket. melanggar etiket.
7
FORMALITAS NURANI
Sekretaris harus berpakaian rapi dan Sekretaris yang melakukan perbuatan
sopan. Ia dianggap melanggar etiket bila tidak jujur, walaupun pakaian rapi namun
melayani tamu dengan memakai baju etika diabaikan.
singlet atau memakai sandal.
RELATIF MUTLAK
Bila anda diundang oleh atasan anda Ketentuan yang mengatakan jangan
untuk makan bersama, maka harus melakukan manipulasi dan
menggunakan sendok. Tetapi bila mempermainkan data, sifatnya mutlak
dilakukan dengan santai, maka aturan dimana saja, kapan saja, dan bagi siapa
tersebut tidak berlaku. saja.
LAHIRIAH BATINIAH
Hanya terlihat wujud nyata dan Menyangkut sifat batin dan hati nurani.
penampilan. Contoh: cara berbicara. Contoh; sifat jujur, dll.
Dari penjelasan tersebut jelaslah perbedaan antara etika dan etiket. Apabila
telah mempunyai etika yang baik tetapi tidak didukung oleh etiket yang baik pula,
maka kita akan gagal karena secara lahiriah kita kurang disenangi, dihormati atau
dihargai oleh orang lain. Akan tetapi sebaliknya, apabila kita hanya menerapkan
etiket yang baik tanpa didukung dengan etika, maka dalam jangka waktu yang
pendek kita akan tampak berhasil, karena kita telah berhasil memanipulasi nurani,
batin kita dengan penampilan lahiriah yang meyakinkan, sehingga kita akan
dihargai, dihormati, dan disenangi. Agar kita dapat dihargai dan disenagi orang
lain sepanjang masa, maka kita harus dapat menerapkankan secara bersama-sama
antara etika dan etiket.
Pertanyaan ini merupakan alasan kenapa saya membahas etika. Etika berperan
penting dalam kehidupan karena manfaatnya sebagai berikut :
8
1. Sebagai dasar untuk membentuk sikap dan perilaku manusia.
2. Dapat membantu suatu pendirian dalam beragam pandangan dan moral.
3. Dapat membantu membedakan mana yang tidak boleh dirubah dan mana yang
boleh dirubah, sehingga kita dapat mengambil sikap yang bisa
dipertanggungjawabkan.
4. Dapat membantu seseorang mampu menentukan pendapat.
5. Dapat menjembatani semua dimensi atau nilai-nilai antara kita dengan orang
yang akan kita hadapi.
Kondisi etika dalam masyarakat saat ini khususnya kaum pelajar sangat
mengkhawatirkan.Banyak kejadian kriminal, dan kejahatan lainnya yang terjadi di
lingkungan pelajar.Yang lebih menyedihkan lagi mereka adalah orang yang
berpendidikan dan selalu diajarkan sejak dini dalam keluarga dan sekolah
mengenai etika, norma, akhlak, sopan santun, bahkan disekolah diadakan mata
pelajaran Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan. Apakah itu tidak
menandakan bahwa kita selalu belajar untuk bersikap baik dan memiliki etika?
Bayangkan jika kita mendengar berita “Tiga orang siswa kelas tiga SMP
tertangkap basah saat melakukan pencurian sepeda motor”. Jika kita perhatikan
misalnya siswa itu berumur 15 tahun . Bukankah 15 tahun adalah waktu yang
lama untuk belajar etika dan norma? Namun, etika bukanlah masalah berapa lama
kita mempelajarinya.
9
Akan tetapi, bagaimana suatu perbuatan itu dinilai.Bagaimanapun mencuri dinilai
buruk oleh masyarakat dan dilarang dalam semua agama.Maka, tidak seharusnya
mereka melakukannya.
10
1. Pandai menempatkan diri
2. Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua,
sebaya, dan yang lebih muda. Misalnya :
Orang yang lebih tua / yang dituakan harus kita hormati.
Orang yang sebaya harus dihargai
Orang yang lebih muda harus disayangi.
di dalam ber etika kita dapat melakukannya pada saat :
1. Di Sekolah
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan seluruh personal
(Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Administrasi/TU, Pesuruh Sekolah, Teman dan
lain sebagainya.
2. Di Masyarakat
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota masyarakat.
Misal di Toko dengan pelayan Toko, di Kantor Pos dengan karyawannya, dan
sebagainya.
3. Di Rumah
Dalam berinteraksi/hubungan timbal balik dengan anggota keluarga, baik
orang tua maupun saudara.
11
6. Berusaha menyenangkan lawan bicara.
7. Mampu menciptakan suasana humor.
8. Memuji lawan bicara.
9. Mampu menjadi pendengar yang baik.
10. Dalam berbicara hindari hal-hal sebagai berikut ;
Membicarakan kejelekan orang lain
Membicarakan hal yang sensitif
Memotong pembicaraan orang
Mendominasi pembicaraan
Banyak membicarakan diri sendiri
12
9. Hindari pembicaraan dengan akrab yang berlebihan
10. Pada akhir pembicaraan ucapkan salam penutup sebagai ucapan terima
kasih
1. Beritahu lebih dahulu untuk mendapat kepastian apakah tuan rumah ada di
tempat dan bersedia dikunjungi.
2. Tepat waktu untuk memberikan kesan yang baik pada tuan rumah dan
menghargai waktu tuan rumah
3. Masuk, bila sudah dipersilahkan. Bila pintu tidak terkunci, jangan
sembarangan masuk. Bila pintu terkunci ketuklah atau bunyikan bel dan
bersabar.
4. Ucapkan salam. Sebagai penghormatan kepada tuan rumah dan tanda
bahwa anda telah datang. Demikian juga pada saat hendak pamit.
5. Ingat waktu. Walaupun tuan rumah sangat ramah dan kelihatannya senang
atas kunjungan anda.
6. Jangan memegang barang. Sebelum mendapatkan ijin dari tuan rumah
pujilah tentang barangnya.
7. Jangan merokok bila belum dipersilakan.
13
8. Jaga sikap dan omongan. Jangan sekali-kali mengkritik interior rumahnya,
seberantakan apapun.
9. Situasi rumah. Bila situasi rumah sedang kurang enak atau membutuhkan
perhatian tuan rumah, sebaiknya segera pamit.
10. Jika ada tamu lain. Perkenalkan diri anda pada tamu yang datang lebih
dahulu.
14
4. Bagi wanita, perpaduan motif dan warna busana baik kebaya/ blus, kain
panjang/ rok dan selendang/pasmina disesuaikan. Busana bermotif dipadu
dengan setelan senada.
5. Bagi pria, warna kemeja diusahakan serasi dengan warna jas dan dasi.
Kemeja motif kotak-kotak tidak disarankan dipadu dengan jas pada acara
resmi. Pemakaian dasi disesuaikan dengan warna kemeja daripada warna
jasnya.
6. Pada setelan jas maupun kemeja berdasi disarankan tidak menyelipkan pin
atau benda lain yang membuat saku menggelembung (kacamata,
handphone dll).
6. Pada pemakaian dasi pangkalnya harus berakhir pada gesper ikat pinggang
yang dipakai. Dasi kupu-kupu hanya untuk pakaian dan acara tertentu.
7. Untuk acara resmi pakai sepatu warna hitam dan kaos kaki disesuaikan
dengan warna jas atau warna hitam. Hindari sepatu dengan sol karet atau
warna lain
15
a. Kebiasaan
Kebiasaan merupakan hak yang dimiliki oleh setiap individu, dalam
bergaul seringkali kita menggunakan kebiasaan kita sebagai identitas diri kita
dalam lingkungan pergaulan, begitu pun dengan lingkungan pergaulan kita,
ada begitu banyak kebiasaan-kebiasaan yang diperkenalkan oleh teman teman
kita, entah itu kebiasaan baik, buruk atau terburuk diperkenalkan dalam
lingkungan pergaulan kita sebagai mahasiswa. Yang menjadi masalah dalam
kebiasaan-kebiasan tersebut adalah, apakah kebiasaan tersebut baik untuk kita
atau justru akan balik meneror kita.
16
dirumah ia tidak ada niatan sama sekali mengerjakan tugasnya karna disibukan
dengan kegiatan-kegiatan yang menghibur diri
b. Kesopanan
Kesopanan menjadi hal yang mutlak ketika seseorang masuk dalam suatu
lingkungan dimana ia beraktifitas. Didalam keluargalah etika kesopanan
seseoarang dibentuk, dalam aktifitas sehari-hari seorang anak dituntut oleh orang
tua mereka untuk berlaku sopan, contohnya, kesopanan dapat diterapkan keluarga
pada saat makan bersama, pada saat makan anggota keluarga tidak boleh
berbicara satu sama lain, tidak menimbulkan bunyi-bunyian dari sendok dan
garpu yang beradu juga masuk dalam kesopanan di meja makan, dan berdoa
sebelum makan sebagai bentuk kesopanan dan rasa syukur pada Tuhan.
17
merupakan hal-hal yang menyangkut tentang masalah etika kesopanan mahasiswa
di lingkungan kampus mereka.
18
sebelumnya diajarkan agar kita lebih siap jika dosen memberikan
pertanyaan.
2.3 Keimanan
Terkadang orang yang menganggap bahwa diri mereka telah beriman karna
mereka merasa telah telah menjalankan sholat atau ibadah mahdah lainnya, lantas
dengan gampangnya menyatakan bahwa diri mereka telah beriman, prsepsi dan
pandangan mereka yang demikian mengenai keimanan jauh dari kata benar karna
Ibadah merupakan suatu bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan.
Hubungan iman dengan etiket pergaulan :
Etika dengan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam
kegiatan sehari hari terdapat perbedaan moral atau moralitas untuk penilain
perbuatan yang dilakukan, sedangakn etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-
nilai yg berlaku. Etika berhubungan dengan kesusilaan, kesusilaan memberikan
gambar kepribadian seseorang. Secara psikologis kepribadian meliputi semua
aspek kehidupan seseorang dan keseluruhan kualitas dirinya yg dapat diperhatikan
pada cara berbuat, berpendapat, bersikap, minat, berfalsafah dan sebagainya.
Untuk membentuk pribadi yg bermoral harus dibentengi dengan keimanan dan
ketakwaan kepada Tuhan, yg dimulai dari lingkungan keluarga yang ditanamkan
sedini mungkin sesuai tingkat perkembangan kemampuan orang tersebut.
19
Etiket pergaulan remaja atau Mahasiswa dalam bentuk keimanan:
Dalam kehidupan sehari hari kita temui, banyak mahasiswa yang
keimanan dalam dirinya mulai menipis atau bahkan dilupakan. Dapat diperhatikan
dari hal-hal kecil, diantaranya yaitu:
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Tata krama dalam berdiri : dimana kita berdiri, untuk apa berdiri, dengan
siapa berdiri, dan lain sebainya.
2. Tata krama dalam berjalan : daerah / lokasi yang kita gunakan untuk
berjalan, dengan siapa kita berjalan, dan lain sebagainya.
3. Tata krama dalam duduk : dimana kita duduk, untuk apa duduk, dengan
siapa duduk, dan lain sebagainya
4. Tata krama dalam bersilaturahmi : bertamu ke siapa, bareng dengan siapa
kita bertamu, perlunya apa kita bertamu, dan lain sebagainya.
5. Tata krama dalam berbicara : dengan siapa kita berbicara, perlunya apa
berbicara, dan lain sebagainya.
6. Tata karma dalam makan dan minum: dimana kita makan, dengan siapa,
kapan, prasmanan apa hidangan biasa dan lain-lain.
21
DAFTAR PUSTAKA
22