ID Pengaruh Variasi Dolomit Material Lokal PDF
ID Pengaruh Variasi Dolomit Material Lokal PDF
2012
Ishaq Maulana
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Batako dalam penelitian ini dibuat dari campuran semen, tepung dolomit, pasir dan
air. Tujuan penelitian adalah mencari bahan alternatif pengganti pasir dalam pembuatan batako.
Komposisi sampel digunakan perbandingan semen : pasir = 1 : 8 (dalam % volume). Substitusi
pasir terdiri divariasi dari 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100%. Sampel uji dibentuk batako hollow
dengan ukuran 40 cm x 19 cm x 10 cm. Setelah pengeringan secara alami 28 hari ditemukan
rata-rata kuat tekan maksimum 27,68 kg/cm2 yaitu pada komposisi dengan penggunaan 75%
dolomit dan minimum 14,15 kg/cm2 pada penggunaan 0% dolomit, penyerapan air maksimum
18,34% pada komposisi dengan penggunaan 100% dolomit dan minimum 12,04 % pada
komposisi penggantian 25% dolomit; Batako yang dihasilkan tergolong type IV; Komposisi
dengan penggunaan 75 % dolomit tehadap substitusi pasir menghasilkan kuat tekan lebih baik
daripada komposisi dengan penggunaan 0% dolomit terhadap subsitusi pasir, jadi dapat
disimpulkan bahwa tepung dolomit dapat dijadikan sebagai subsitusi pasir pada pembuatan
batako.
1
JURNAL SIPIL Agustus
2012
CaO. MgO dengan titik lebur 23000C sehingga Penyaringan serbuk dolomit untuk
mempunyai sifat refraktori yang sangat baik. menyeleksi lebih detail hasil dari proses
penghancuran. Pada tahap ini, dolomit yang
Penyebaran dolomit yang cukup besar terdapat di
digunakan adalah serbuk yang lolos ayakan
Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa
100’.
Tengah, Jawa Timur dan Madura dan Papua. Di
beberapa daerah sebenarnya terdapat juga Tolak ukur komposisi yang digunakan dalam
potensi dolomit, namun jumlahnya relatif jauh pembuatan batako ini disesuaikan dengan batako
lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa pada yang biasa dicetak di pabrik batako UD. Khomis
endapan batu gamping. (Madiapoera,1990) Asyar Mulya yaitu dengan menggunakan
perbandingan volume 1 : 8, Namun dalam
3. METODOLOGI PENELITIAN pembuatan sampel uji ini tidak digunakan
Gambar 1. Bagan Alir Penelitian material tambahan abu batu dan fly ash dimana
bahan tersebut biasa digunakan dalam
pembuatan batako di pabrik tersebut.
K1 = 0% 1 8 -
K2 = 25% 1 6 2
K3 = 50% 1 4 4
K4 = 75% 1 2 6
K5 = 100% 1 - 8
Dolomit awalnya berupa bongkahan batu besar Grafik 1. Hasil Uji Kuat Tekan Batako
maupun kecil, tetapi pada penelitian ini dolomit
diubah ukurannya dari batuan menjadi lebih 30.00
27.68
halus. Proses pengubahan ukuran dolomit ini 25.00 20.81
Kuat tekan kg/cm2
20.00
diantaranya : 21.98
15.00
Pengambilan dolomit dari tambang di Desa 14.93
10.00 14.15
Jeddih, Socah, Kab. Bangkalan.
5.00
Penghancuran batu dolomit untuk
0.00
memperoleh ukuran yang diinginkan, dalam 0 25 50 75 100
penelitian ini digunakan dolomit seukuran Komposisi %
serbuk pasir
2
JURNAL SIPIL Agustus
2012
Tabel 2. Perbandingan Kuat Tekan Benda Uji dan K4 (subsitusi dolomit 75%) yang nilai kuat
Dengan SNI tekannya memenuhi persyaratan SNI 03–
0349-1989 namun pada K5 (subsitusi dolomit
Kuat Tekan SNI
100%) kuat tekan batako masih memiliki nilai
Kuat tekan (kg/cm2)
Komposisi kuat tekan diatas (subsitusi dolomit 0%)
(kg/cm2) I II III IV sebagai kontrol.
K1 14,15 2. Apabila dilihat dari peningkatan kuat tekan
K2 20,81 batako pada saat menggunakan tepung
K3 21,98 70 50 35 20 dolomit dapat disimpulkan bahwa dengan
K4 27,68 penggunaan tepung dolomit sebagai subsitusi
K5 14,93 pasir dapat mengurangi kebutuhan semen,
Tingkat mutu bata beton berlubang SNI 03–0349-1989
hal ini terbukti pada dengan komposisi semen
kuat tekan rata-rata batako pada masing-masing 1 : 8 kuat tekan K1 (subsitusi dolomit 0%)
komposisi, K2 (25%), K3 (50%) dan K4 (75%) tidak memenuhi kuat tekan yang disyaratkan
memenuhi standart kuat tekan rata-rata batako SNI 03–0349-1989, namun pada komposisi K2,
pada SNI 03-0349-1989 yaitu terdapat pada K3, dan K4 dapat memenuhi kuat tekan yang
Tingkat Mutu IV yaitu sebesar 20 kg/cm2. disyaratkan SNI 03–0349-1989.
3. Pada K5 (100%) apabila ditinjau dari tekstur
Grafik 2. Hasil Uji Absorbsi Batako
permukaan batako yang dihasilkan kurang
memenuhi standart karena permukaan pada
20.00
18.34
K5 sangat halus hal ini disebabkan karena
% Penyerapan Air
Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat Kemudian saran yang dapat disampaikan sebagai
disimpulkan sebagai berikut : berikut :
1. Dolomit sebagai material lokal Kabupaten 1. Proses pencampuran bahan disarankan
Bangkalan dapat dijadikan subsitusi pasir pada menggunakan mesin pengaduk karena apabila
pembuatan batako. Meskipun berdasarkan uji dilakukan secara manual seperti pada
eksperimental hanya bata pada K2 (subsitusi pembuatan benda uji pada penelitian ini
dolomit 25%) dan K3 (subsitusi dolomit 50%) dapat menyebabkan kuat tekan yang
3
JURNAL SIPIL Agustus
2012