1.2 Tujuan
Menentukan volum molal parsial komponen dalam larutan.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Larutan sebanyak 1,00 molal berarti larutan tersebut mengandung 1,00 mol zat terlarut
dalam 1,00 kg pelarut (Brady, 1993).
Volum molar parsial merupakan kontribusi volum dari satu komponen dalam
sampel terhadap volum total. Volum molar parsial komponen suatu campuran dapat
berubah-ubah bergantung pada komposisi, dimana lingkungan setiap jenis molekul akan
berubah jika komposisinya berubah. Perubahan lingkungan molekuler dan perubahan gaya
yang bekerja antara molekul inilah yang menghsilkan variasi sifat termodinamika
campuran jika komposisinya berubah (Atkins, 1993).
Larutan terdiri dari 2 macam yaitu larutan ideal dan larutan non ideal. Larutan
dikatakan ideal jika larutan tersebut mengikuti hukum Raoult pada seluruh kisaran
komposisi sistem tersebut, sedangkan untuk larutan non ideal terdiri dari besaran molal
parsial (volum molal parsial dan entalpi), aktivitas dan koefisien aktivitas. Volum molal
parsial dapat ditentukan dengan menetapkan bagian volum larutan biner terlebih dahulu
masing-masing komponen, data yang biasanya digunakan untuk mendapatkan informasi
volum yaitu kerapatan larutan. Hal ini sering digunakan untuk larutan dengan berbagai
jumlah komponen zat terlarut dalam beberapa pelarut. Densitas dapat digunakan untuk
menghitung volum molal larutan dengan jumlah tertentu pelarut dan berbagai zat terlarut.
Volum molal parsial dari kedua komponen dapat diketahui dengan pengukuran yang tepat
sehingga dapat digunakan untuk menentukan data kerapatan larutan (Petrucci, 1992).
Secara matematik, volum molal parsial didefinisikan sebagai berikut:
𝜕𝑉
(𝜕𝑛 ) ̅𝑖 .................................... (2)
=𝑉
𝑖 𝑇,𝑝,𝑛𝑗
̅𝑖 merupakan volum molal parsial dari komponen ke-i. Kenaikan dalam besaran
dimana 𝑉
termodinamik yang diamati yaitu apabila satu mol senyawa i ditambahkan ke suatu sistem
yang besar, maka komposisinya akan tetap konstan. Berdasarkan persamaan (2) tersebut
apabila pada temperatur dan tekanan konstan, maka dapat ditulis sebagai berikut:
𝑉 = ∑𝑖 𝑉̅𝑖 𝑛𝑖 ................................................. (3)
Persamaan tersebut menunjukkan bahwa suatu larutan yang komposisinya tetap dan suatu
komponen n1, n2, ... , ni yang ditambahkan lebih lanjut, maka komposisi relatif dari
masing-masing tetap konstan (Dogra, 1990).
Ada tiga sifat termodinamik molal parsial utama, yakni: (i) volume molal parsial
dari komponen-komponen dalam larutan (juga disebut sebagai panas differensial larutan),
(ii) entalpi molal parsial, dan (iii) energi bebas molal parsial (potensial kimia). Sifat-sifat
ini dapat ditentukan dengan bantuan (i) metode grafik, (ii) menggunakan hubungan analitik
yang menunjukkan V dan ni, dan (iii) menggunakan suatu fungsi yang disebut besaran
molal nyata yang ditentukan sebagai:
̅𝑖0
𝑉−𝑛𝑖𝑉
𝜙𝑉𝑖 = Atau 𝑉 = 𝑛𝑖𝑉̅𝑖0 + 𝑛𝑖 𝜙𝑉𝑖
𝑛𝑖
𝑉 − 𝑛1 𝑉̅10
𝜙𝑉2 =
𝑛2
𝑚1 + 𝑚2 𝑚1
𝜌𝑙𝑎𝑟 − 𝜌𝑎𝑖𝑟
𝜙𝑉2 =
𝑛2
untuk 𝜙𝑉2 pada 1 mol. Sedangkan harga 𝜙𝑉2 pada variasi 𝑛2 mol adalah
𝑚1 + 𝑚2 𝑚1
𝜙𝑉2 = −
𝜌𝑙𝑎𝑟 𝜌𝑎𝑖𝑟
Setelah didapatkan semua harga 𝜙𝑉2 dalam masing-masing variasi mol, maka semua harga
ini dapat diplot terhadap 𝑛2 mol. Kemiringan yang didapatkan dari grafik ini adalah
𝜕𝜙𝑉
( 𝜕𝑛 2 ), dan dapat digunakan untuk menentukan harga volum molal parsial (𝑉̅2 ),
2
3.1.2 Bahan
- Aquades
- NaCl
- NH4Cl
Hasil
Nama : Berta Yuda Sisilia p.
NIM: 131810301051
LEMBAR PRAKTIKUM
Percobaan pada Larutan NaCl
Konsentrasi m. pikno m. pikno + m. pikno + Suhu
NaCl kosong NaCl akuades