Anda di halaman 1dari 13

"TUGAS KELOMPOK INTERNAL AUDIT"

PERANAN INTERNAL AUDIT DALAM PENYUSUNAN

DAN PENGAWASAN ANGGARAN PERUSAHAAN

Dosen : Muhammad Hasymi, S.E.,Ak.,M.Si.CA

Nama Kelompok :

Anisya Intaningtyas (1611070177)


Daffa Ibnu Fauzan (1611070179)
Yohanzen Fifty S (1611070196)

KELAS KARYAWAN S1 AKUNTANSI A6204

TAHUN AJARAN 2017/2018


BAB I

LATAR BELAKANG

I.1 Profil Perusahaan

PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia atau PT. Askrindo (Persero) merupakan salah

satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam asuransi/penjaminan, tidak

dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi Bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Sejak pemerintah menyusun dan menetapkan REPELITA I tahun 1969, yang salah

satu sasaran pokok rencana tersebut adalah pemerataan hasil-hasil pembangunan dalam

bidang kesempatan berusaha, pendapatan masyarakat dan sekaligus merangsang

pertumbuhan lapangan kerja. Dalam rangka mencapai sasaran ini pemerintah mengambil

langkah konkrit antara lain dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan cara

mengatasi salah satu aspek usaha yang penting yaitu aspek pembiayaan.

Berdiri tanggal 6 April 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 1/1971 tanggal 11 Januari 1971, untuk mengemban misi dalam pemberdayaan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) guna menunjang pertumbuhan perekonomian

Indonesia. Peran PT. Askrindo (Persero) dalam pemberdayaan UMKM adalah sebagai

lembaga penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan kepada UMKM.

Sesuai dengan Visi dan Misinya, PT. Askrindo (Persero) senantiasa menjalankan

peran dan fungsinya sebagai Collateral Subtitution Institution, yaitu lembaga penjamin yang

menjembatani kesenjangan antara UMKM yang layak namun tidak memiliki agunan cukup

untuk memperoleh kredit dengan lembaga keuangan, baik perbankan maupun lembaga non

bank (feasible tetapi tidak bankable).

1
Sejalan dengan berubahnya waktu, saat ini PT. Askrindo (Persero) memiliki lima lini

usaha yaitu Asuransi Kredit Bank, Asuransi Kredit Perdagangan, Surety Bond, Customs

Bond dan Asuransi Umum. PT. Askrindo sejak tahun 2007 melaksanakan program

pemerintah dalam rangka Inpres 6/2007 atau yang lebih dikenal sebagai penjaminan Kredit

Usaha Rakyat (KUR). Dalam pelaksanaannya bersama dengan Askrindo memberikan

penjaminan atas kredit yang disalurkan oleh tiga Bank pelaksana yaitu : Bank BRI, Bank BNI

dan Bank Mandiri.

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Indonesia merupakan tulang

punggung kekuatan ekonomi yang mampu memberikan kontribusi yang sangat signifikan.

Menguatnya permodalan UMKM akan memberikan multiplier effects berupa tumbuhnya

kegiatan usaha yang diikuti dengan terbukanya lapangan kerja serta meningkatkan nilai usaha.

Terciptanya UMKM yang tangguh pada tahap berikutnya mampu memberikan kontribusi

dalam menekan angka pengangguran dari kemiskinan di Indonesia.

Askrindo senantiasa mengembangkan sayap usahanya untuk memberikan layanan

yang prima, dengan didukung oleh Kantor Cabang berjumlah 60 Kantor yang tersebar di 34

Provinsi seluruh Indonesia.

I.2 Visi Misi Perusahaan

Tahun 2013, merupakan akhir dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)

periode 2009-2013. Namun dengan memperhatikan tuntutan perkembangan bisnis dan

aspirasi internal perusahaan yang berkembang serta kesesuaian lingkup kegiatan perusahaan,

maka Direksi didukung oleh Dewan Komisaris kembali menyusun RJPP 2013-2017 dan

kemudian telah mendapat pengesahan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

selaku Pemegang Saham PT Askrindo (Persero), melalui Surat Keputusan nomor : S-566/

MBU/2013 tentang Pengesahan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) PT Askrindo

2
(Persero) tahun 20013-2017. Dengan demikian tahun 2013 juga merupakan awal RJPP

Perusahaan yang baru. Selaras dengan upaya tersebut, Perusahaan juga telah melakukan

perubahan visi dan misinya sehingga aktivitas bisnis Perusahaan menjadi lebih fokus dan

terarah. Visi dan Misi baru Perusahaan adalah sebagai berikut:

Visi

“Menjadi Perusahaan Penanggung Risiko yang unggul dengan layanan global guna

mendukung perekonomian nasional”

Misi

Menjalankan kegiatan usaha penanggungan risiko yang mendukung pembangunan

ekonomi nasional terutama program Pemerintah dalam pengembangan UMKMK dan

usaha korporasi lainnya;

Menjalankan kegiatan usaha penanggungan risiko dengan layanan global;

Memberikan manfaat kepada para pemangku kepentingan dengan menerapkan tata

kelola perusahaan yang baik, Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan Manajemen Risiko.

3
I.3 Struktur Organisasi

4
BAB II

KEBERADAAN DAN PERANAN INTERNAL AUDIT

II.1 Keberadaan

Keberadaan internal audit di PT Askrindo sangat berperan aktif dalam kemajuandan

pengembangan usaha PT Askrindo. Dalam peranannya, internal audit PT Askrindo

memegang peranan yang cukup penting dalam pemantauan dan pengawasan anggaran belanja

dan anggaran kinerja perusahaan. Internal audit pada PT askrindo memiliki tugas dan fungsi

untuk Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi,

keuangan serta operasi, meyakinkan apakah pelaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan,

rencana dan prosedur yang ditetapkan, menyakinkan apakah kekayaan perusahaan/organisasi

dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan

resiko kerugian, menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang

dikembangkan dalam organisasi, menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

yang telah dibebankan. Dengan tugas dan fungsi demikian memberikan pencapaian untuk

meningkatkan kinerja perusahaan dan mengawasi penerapan prosedur kerja dan anggaran

perusahaan PT askrindo sehingga penggunaannya bisa tepat sasaran dan mencengah

terjadinya kecurangan-kecurangan yang dapat timbul dari dalam tubuh PT askrindo.

II.2 Pedoman Internal Audit

Dalam menjalankan wewenang, tugas dan tanggungjawabnya sebagai internal audit,

internal audit berpedoman sesuai dengan PSAK agar dalam pengawasan anggaran bisa

sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.

5
II.3 Prosedur Pelaksanaan Audit PT. Askrindo

Internal Audit dalam melaksanakan fungsinya mengacu pada pedoman audit yang

mencakup tata cara pelaksanaan tugas Internal audit. Secara garis besar pelaksanaan audit

terdiri dari 5 tahap. Tahapan dalam proses audit tersebut akan diuraikan dibawah ini:

1. Tahap Perencanaan ( Audit Plan ), pada tahap ini :

Aktivitas yang harus diselesaikan pada tahap ini adalah audit planning. Tahap ini terdiri dari

4 proses yaitu :

a. Risk based audit (audit berdasar risiko) dilakukan untuk menentukan level

risiko dari auditee.

b. Mengindentifikasi risiko untuk membuat rencana audit tahunan.

c. Menyusun rencana audit tahunan dan anggaran audit.

Laporan realisasi anggaran akan dilaporkan secara bulanan kepada divisi

Pengendalian Keuangan dan disampaikan kepada Dirut dan Dekom secara

triwulanan.

d. Kemudian rencana audit tahunan tersebut diserahkan ke CEO dan BOC

untuk mendapatkan persetujuan

2. Tahap Persiapan (Audit Preparation ) :

Pada tahap ini :

a. Tim audit menentukan risiko auditee dan kemudian menjabarkan :

ruang lingkup audit, fokus audit, dan prosedur audit yang

direncanakan dan jadwal waktu untuk tiap-tiap auditable activities

berdasarkan activities risk matrix. Jadwal audit diperlukan untuk

6
mengatur panduan terhadap aktivitas audit. Audit schedule terdiri dari

tanggal dan jangka waktu penyelesaian setiap aktivitas.

b. Menyiapkan laporan presentasi audit untuk direview oleh supervisor.

c. Menyiapkan anggaran tim audit.

d. Audit Group Head mereview laporan persiapan audit.

e. Kemudian Chief Regional Audit mereview persiapan audit.

f. Selanjutnya menyiapkan surat penugasan.

Surat penugasan merupakan penunjukan tim formal untuk melakukan

audit secara professional. Surat penugasan berisi nama anggota tim,

nomor karyawan, pekerjaan, objek audit, jadwal, tujuan, dan tanda

tangan dari masing-masing karyawan yang ditugaskan.

3. Tahap Pelaksanaan (Audit Execution):

Pada tahap ini :

a. Kepala tim audit mereview dan menyesuaikan fokus audit dengan penjelasan

auditee yang berkaitan dengan fokus audit yang dijabarkan di laporan

persiapan audit.

b. Menentukan sampling audit yang berkaitan dengan seluruh aktivitas audit.

c. Menyelesaikan audit dan mendokumentasikan aktivitas audit tersebut didalam kertas

kerja audit.

d. Kepala tim audit mensupervisi seluruh kertas kerja audit dan menyiapkan

draft atas temuan audit untuk dikonfirmasikan pada saat sesi diskusi audit.

7
4. Tahap Pelaporan

Tahapan Audit Reporting:

a. Laporan audit disiapkan oleh tim audit dan diawasi oleh Kepala Group

Audit dan Kepala Audit Wilayah dan disetujui oleh Kepala Divisi

Audit

b. Kemudian, laporan audit tersebut akan di serahkan kepada :

 Presiden Direktur, dengan tembusan Direktur Kepatuhan

 Dewan Komisaris

 Manajemen Lini Auditee

5. Tahap Monitoring.

Audit Monitoring:
a. Memonitor temuan audit yang di follow up oleh auditee di saat
diskusi akhir audit.
b. Memonitor temuan audit yang di follow up dan dikomunikasikan ke
Dewan Direksi dalam bentuk laporan audit.
c. Temuan audit yang difollow up dilaporkan oleh unit Branch Quality
Assurance (BQA).
d. Memonitor skedul pengujian dan laporan Branch Quality Assurance.
e. Memonitor data atas aktivitas auditee yang dilakukan dengan mengunakan
CAAT.

8
BAB III

PEMBAHASAN

PT Askrindo didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia Departemen

Keuangan dan Bank Indonesia pada tahun 1971, sebagai bagian dari upaya menumbuh

kembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pada awalnya untuk

melaksanakan upaya tersebut, PT Askrindo menjalankan usaha Asuransi Kredit Bank dan

dalam perkembangan selanjutnya upaya tersebut dilengkapi dengan usaha-usaha lainnya,

khususnya di bidang penjaminan. Jenis jasa yang yang baru ini tidak hanya memperbesar

akses pengusaha terhadap sumber perkreditan, tetapi juga mendukung arus perdagangan di

dalam dan luar negeri.

Nyatanya PT asuhan BUMN ini justru dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak

bertanggung jawab dan tidak mementingkan kehidupan rakyat kecil karena petingginya

melakukkan tindakkan korupsi dan mempunyai hutang yang membuat perusahaan merugi.

Kasus pembobolan dana perusahaan asuransi yang berdiri di bawah bendera BUMN ini terus

terus bergulir. tersangka kasus ini yang asalnya tiga orang, kini bertambah empat sehingga

totalnya menjadi tujuh orang. Semuanya kini telah dijatuhkan hukuman tahanan penjara.

Atas kasus tersebut negara dirugikan sebesar sekitar Rp 435 Milyar.

Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa internal audit di PT Askrindo belum berperan

secara maksimal. Bagaimana mungkin dana yang begitu besar, senilai 400 milyar yang

seharusnya digunakan untuk anggaran asuransi dialihkan ke perusahaan-perusahaan investasi.

Tim internal audit disini belum bekerja secara maksimal untuk mengawasi penggunaan

9
anggaran dana perusahaan. Hal tersebut dapat terjadi apabila perencanaan internal audit

dibuat terlalu lama dari waktu pengesahan anggaran perusahaan. Sehingga mengakibatkan

terganggunya proses berikutnya, yaitu pelaksanaan internal audit.

Pelaksanaan internal audit seharusnya sudah dilakukan mulai dari saat penyusunan

anggaran perusahaan hingga penggunaan anggaran. Melihat dari kasus yang terjadi, bisa

diasumsikan bahwa tim internal audit hanya melakukan pengawasan dan pemeriksaan pada

rencana anggaran perusahaan saja, tidak sampai dengan tahap penggunaan anggaran.

Pengawasan atau monitoring pemakaian dana anggaran seharusnya dilakukan selama tahun

anggaran tersebut berjalan. Dengan begitu kecurangan terhadap penggunaan dana anggaran

bisa diminimalisir atau lebih baiknya ditiadakan. Namun, sepertinya hal tersebut terlambat

dilakukan oleh tim audit PT Askrindo. Pada tahun 2009-2010 akhirnya terkuak juga tentang

korupsi yang dilakukan oleh mantan Dirut PT Askrindo itu sendiri.

Tindak lanjut yang bisa dilakukan oleh tim internal audit PT Askrindo adalah

membenahi sistem yang sebelumnya dipakai dan melakukan evaluasi tim. Hal itu diperlukan

demi tercapainya tujuan perusahaan dan menghindari kerugian dari perbuatan curang

karyawan.

10
BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

IV.1 Kesimpulan

PT Askrindo merupakan perusahaan BUMN yang bergerak pada bidang asuransi dan

penjaminan kredit. Setelah 38 tahun berdiri, pada tahun 2009-2010 tercium adanya praktek

korupsi pada perusahaan ini. Penulis menyimpulkan bahwa peranan internal audit dalam

penyusunan dan pengawasan anggaran perusahaan masih belum maksimal. Hal tersebut

terbukti dengan terjadinya penyelewangan dana anggaran asuransi yang dialihkan ke

beberapa perusahaan investasi demi menguntungkan pihak-pihak tertentu yang berdampak

pada kerugian perusahaan. Dalam kasus ini tim internal audit dinilai kurang begitu aktif

dalam melakukan pengawasan terhadap penggunaan anggaran perusahaan. Atas hal tersebut

PT Askrindo mengalami kerugian yang cukup besar, yakni sekitar Rp 400 Milyar.

IV.2 Saran

Tim internal audit PT Askrindo disarankan untuk lebih bisa berperan aktif dalam hal

penyusunan anggaran dan juga dalam pengawasan dana anggaran yang telah disahkan. Untuk

tercapainya hal tersebut, sistem kerja tim internal audit harus dievaluasi kembali untuk

menemukan titik permasalahannya. Setelah mengetahui titik permasalahannya, perubahan

sistem kerja baru bisa dilakukan. Hal ini sangat diperlukan demi tidak terulangnya kejadian

yang sama dan menjaga setiap bagian perusahaan untuk tetap bekerja sesuai dengan

tupoksinya dan menghindari kecurangan.

11
Daftar Pustaka

https://askrindo.co.id/

12

Anda mungkin juga menyukai