Tugas Internal Audit PT Askrindo
Tugas Internal Audit PT Askrindo
Nama Kelompok :
LATAR BELAKANG
PT. (Persero) Asuransi Kredit Indonesia atau PT. Askrindo (Persero) merupakan salah
satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam asuransi/penjaminan, tidak
dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi Bangsa dan Negara Republik Indonesia.
Sejak pemerintah menyusun dan menetapkan REPELITA I tahun 1969, yang salah
satu sasaran pokok rencana tersebut adalah pemerataan hasil-hasil pembangunan dalam
pertumbuhan lapangan kerja. Dalam rangka mencapai sasaran ini pemerintah mengambil
langkah konkrit antara lain dengan mengembangkan usaha kecil dan menengah dengan cara
mengatasi salah satu aspek usaha yang penting yaitu aspek pembiayaan.
Nomor 1/1971 tanggal 11 Januari 1971, untuk mengemban misi dalam pemberdayaan Usaha
Indonesia. Peran PT. Askrindo (Persero) dalam pemberdayaan UMKM adalah sebagai
lembaga penjamin atas kredit yang disalurkan oleh perbankan kepada UMKM.
Sesuai dengan Visi dan Misinya, PT. Askrindo (Persero) senantiasa menjalankan
peran dan fungsinya sebagai Collateral Subtitution Institution, yaitu lembaga penjamin yang
menjembatani kesenjangan antara UMKM yang layak namun tidak memiliki agunan cukup
untuk memperoleh kredit dengan lembaga keuangan, baik perbankan maupun lembaga non
1
Sejalan dengan berubahnya waktu, saat ini PT. Askrindo (Persero) memiliki lima lini
usaha yaitu Asuransi Kredit Bank, Asuransi Kredit Perdagangan, Surety Bond, Customs
Bond dan Asuransi Umum. PT. Askrindo sejak tahun 2007 melaksanakan program
pemerintah dalam rangka Inpres 6/2007 atau yang lebih dikenal sebagai penjaminan Kredit
penjaminan atas kredit yang disalurkan oleh tiga Bank pelaksana yaitu : Bank BRI, Bank BNI
punggung kekuatan ekonomi yang mampu memberikan kontribusi yang sangat signifikan.
kegiatan usaha yang diikuti dengan terbukanya lapangan kerja serta meningkatkan nilai usaha.
Terciptanya UMKM yang tangguh pada tahap berikutnya mampu memberikan kontribusi
yang prima, dengan didukung oleh Kantor Cabang berjumlah 60 Kantor yang tersebar di 34
Tahun 2013, merupakan akhir dari Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP)
aspirasi internal perusahaan yang berkembang serta kesesuaian lingkup kegiatan perusahaan,
maka Direksi didukung oleh Dewan Komisaris kembali menyusun RJPP 2013-2017 dan
kemudian telah mendapat pengesahan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
selaku Pemegang Saham PT Askrindo (Persero), melalui Surat Keputusan nomor : S-566/
2
(Persero) tahun 20013-2017. Dengan demikian tahun 2013 juga merupakan awal RJPP
Perusahaan yang baru. Selaras dengan upaya tersebut, Perusahaan juga telah melakukan
perubahan visi dan misinya sehingga aktivitas bisnis Perusahaan menjadi lebih fokus dan
Visi
“Menjadi Perusahaan Penanggung Risiko yang unggul dengan layanan global guna
Misi
kelola perusahaan yang baik, Sistem Pengendalian Intern (SPI) dan Manajemen Risiko.
3
I.3 Struktur Organisasi
4
BAB II
II.1 Keberadaan
memegang peranan yang cukup penting dalam pemantauan dan pengawasan anggaran belanja
dan anggaran kinerja perusahaan. Internal audit pada PT askrindo memiliki tugas dan fungsi
untuk Membahas dan menilai kebaikan dan ketepatan pelaksanaan pengendalian akuntansi,
dipertanggungjawabkan dengan baik dan dijaga dengan aman terhadap segala kemungkinan
resiko kerugian, menyakinkan tingkat kepercayaan akuntansi dan cara lainnya yang
dikembangkan dalam organisasi, menilai kwalitas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
yang telah dibebankan. Dengan tugas dan fungsi demikian memberikan pencapaian untuk
meningkatkan kinerja perusahaan dan mengawasi penerapan prosedur kerja dan anggaran
internal audit berpedoman sesuai dengan PSAK agar dalam pengawasan anggaran bisa
5
II.3 Prosedur Pelaksanaan Audit PT. Askrindo
Internal Audit dalam melaksanakan fungsinya mengacu pada pedoman audit yang
mencakup tata cara pelaksanaan tugas Internal audit. Secara garis besar pelaksanaan audit
terdiri dari 5 tahap. Tahapan dalam proses audit tersebut akan diuraikan dibawah ini:
Aktivitas yang harus diselesaikan pada tahap ini adalah audit planning. Tahap ini terdiri dari
4 proses yaitu :
a. Risk based audit (audit berdasar risiko) dilakukan untuk menentukan level
triwulanan.
6
mengatur panduan terhadap aktivitas audit. Audit schedule terdiri dari
a. Kepala tim audit mereview dan menyesuaikan fokus audit dengan penjelasan
persiapan audit.
kerja audit.
d. Kepala tim audit mensupervisi seluruh kertas kerja audit dan menyiapkan
draft atas temuan audit untuk dikonfirmasikan pada saat sesi diskusi audit.
7
4. Tahap Pelaporan
a. Laporan audit disiapkan oleh tim audit dan diawasi oleh Kepala Group
Audit dan Kepala Audit Wilayah dan disetujui oleh Kepala Divisi
Audit
Dewan Komisaris
5. Tahap Monitoring.
Audit Monitoring:
a. Memonitor temuan audit yang di follow up oleh auditee di saat
diskusi akhir audit.
b. Memonitor temuan audit yang di follow up dan dikomunikasikan ke
Dewan Direksi dalam bentuk laporan audit.
c. Temuan audit yang difollow up dilaporkan oleh unit Branch Quality
Assurance (BQA).
d. Memonitor skedul pengujian dan laporan Branch Quality Assurance.
e. Memonitor data atas aktivitas auditee yang dilakukan dengan mengunakan
CAAT.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Keuangan dan Bank Indonesia pada tahun 1971, sebagai bagian dari upaya menumbuh
kembangkan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Pada awalnya untuk
melaksanakan upaya tersebut, PT Askrindo menjalankan usaha Asuransi Kredit Bank dan
khususnya di bidang penjaminan. Jenis jasa yang yang baru ini tidak hanya memperbesar
akses pengusaha terhadap sumber perkreditan, tetapi juga mendukung arus perdagangan di
Nyatanya PT asuhan BUMN ini justru dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak
bertanggung jawab dan tidak mementingkan kehidupan rakyat kecil karena petingginya
melakukkan tindakkan korupsi dan mempunyai hutang yang membuat perusahaan merugi.
Kasus pembobolan dana perusahaan asuransi yang berdiri di bawah bendera BUMN ini terus
terus bergulir. tersangka kasus ini yang asalnya tiga orang, kini bertambah empat sehingga
totalnya menjadi tujuh orang. Semuanya kini telah dijatuhkan hukuman tahanan penjara.
Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa internal audit di PT Askrindo belum berperan
secara maksimal. Bagaimana mungkin dana yang begitu besar, senilai 400 milyar yang
Tim internal audit disini belum bekerja secara maksimal untuk mengawasi penggunaan
9
anggaran dana perusahaan. Hal tersebut dapat terjadi apabila perencanaan internal audit
dibuat terlalu lama dari waktu pengesahan anggaran perusahaan. Sehingga mengakibatkan
Pelaksanaan internal audit seharusnya sudah dilakukan mulai dari saat penyusunan
anggaran perusahaan hingga penggunaan anggaran. Melihat dari kasus yang terjadi, bisa
diasumsikan bahwa tim internal audit hanya melakukan pengawasan dan pemeriksaan pada
rencana anggaran perusahaan saja, tidak sampai dengan tahap penggunaan anggaran.
Pengawasan atau monitoring pemakaian dana anggaran seharusnya dilakukan selama tahun
anggaran tersebut berjalan. Dengan begitu kecurangan terhadap penggunaan dana anggaran
bisa diminimalisir atau lebih baiknya ditiadakan. Namun, sepertinya hal tersebut terlambat
dilakukan oleh tim audit PT Askrindo. Pada tahun 2009-2010 akhirnya terkuak juga tentang
Tindak lanjut yang bisa dilakukan oleh tim internal audit PT Askrindo adalah
membenahi sistem yang sebelumnya dipakai dan melakukan evaluasi tim. Hal itu diperlukan
demi tercapainya tujuan perusahaan dan menghindari kerugian dari perbuatan curang
karyawan.
10
BAB IV
IV.1 Kesimpulan
PT Askrindo merupakan perusahaan BUMN yang bergerak pada bidang asuransi dan
penjaminan kredit. Setelah 38 tahun berdiri, pada tahun 2009-2010 tercium adanya praktek
korupsi pada perusahaan ini. Penulis menyimpulkan bahwa peranan internal audit dalam
penyusunan dan pengawasan anggaran perusahaan masih belum maksimal. Hal tersebut
pada kerugian perusahaan. Dalam kasus ini tim internal audit dinilai kurang begitu aktif
dalam melakukan pengawasan terhadap penggunaan anggaran perusahaan. Atas hal tersebut
PT Askrindo mengalami kerugian yang cukup besar, yakni sekitar Rp 400 Milyar.
IV.2 Saran
Tim internal audit PT Askrindo disarankan untuk lebih bisa berperan aktif dalam hal
penyusunan anggaran dan juga dalam pengawasan dana anggaran yang telah disahkan. Untuk
tercapainya hal tersebut, sistem kerja tim internal audit harus dievaluasi kembali untuk
sistem kerja baru bisa dilakukan. Hal ini sangat diperlukan demi tidak terulangnya kejadian
yang sama dan menjaga setiap bagian perusahaan untuk tetap bekerja sesuai dengan
11
Daftar Pustaka
https://askrindo.co.id/
12