Anda di halaman 1dari 4

FORMASI BATUAN DAN LINGKUNGAN PENGENDAPAN

Sedimen dan Metasedimen


1. Alluvium undifferentiated (Qh)
Aluuvium undifferentiated ini terdiri dari material kerikil, pasir dan lumpur.
Lingkungan pengendapan terdahulunya merupakan lingkungan pengendapan darat yaitu pada
alluvial fan sampai fluviatil dan sekitarnya. Dapat diketahui oleh material yang terendapkan
berupa kerikil, pasir dan lumpur dengan sortasi yang buruk.
2. Formasi Meulaboh (Qpm)
Formasi meulaboh ini terdiri dari batupasir dan kerikil. Batupasir berwarna coklat
kekuningan sampai abu-abu, berbutir halus dan dapat diremas . Lingkungan pengendapan
terdahulunya merupakan lingkungan fluviatil dengan umur pleistosen.
3. Formasi Tangla (Tlt)
Formasi tangla terdiri dari batupasir, konglomerat kerakal, dan arenit kuarsaan.
Formasi ini diendapkan di lingkungan fluviatil sampai paralik, berumur Oligosen akhir.
Formasi tangla memiliki anggota :
 Anggota Ligan (Tltl)
Terdiri dari batupasir kuarsa, batupasir mikaan, batulanau
 Anggota Keubang (Tltk)
Terdiri dari batugamping lempungan, sedikit batupasir gampingan dan
batulanau, dan lapisan tipis batubara.
4. Formasi Lho’Nga (Mul)
Terdiri dari filit, serpih, sedimen volkanik dan turbidit, dan batugamping tipis. Berumur
yura akhir-kapur
5. Formasi Batugamping Raba (Murl)
Memiliki litologi berupa batugamping lempungan dan silikaan berwarna gelap,
berlapis tipis. Terendapkan pada lingkungan laut dalam sampai peralihan dan berumur
yura tengah-akhir.
 Anggota Terumbu (Murlr)
Terdiri dari batugamping terumbu masif berwarna abu-abu
6. Formasi Lhoong (Mulh)
Terdiri dari wacke volkanik, sedikit batupasir dan batulanau, batuan volkanik mafik
dan batugamping. Berumur yura-kapur.
7. Formasi Batugamping Teunom (Mutlr)
Memiliki litologi batugamping massif yang terendapkan pada lingkungan laut dangkal-
dalam dengan umur yura awal.
8. Formasi Batugamping Lamno (Mull)
Memiliki litologi batugamping berwarna gelap dengan rombakan batuan volkanik.
Terendapakan pada lingkugan laut.
 Anggota Terumbu (Mullr)
Terdiri dari batugamping terumbu masif berwarna abu-abu
9. Formasi Indrapuri (Qpin)
Terdiri dari endapan undak tua, sebagian kerikil, dan pasir volkanik.
10. Formasi Idi (Qpi)
Terdiri dari pasir dan kerikil berbongkahan semiconsolidated, terendapkan pada
lingkungan fluviatil.
11. Formasi Seulimum (Qtps)
Terdiri dari batupasir tufaan dan gampingan konglomerat, batulumpur kurang.
Terendapkan pada lingkungan fluviatil yang berasosiasi dengan daerah volkanik.
 Anggota Batugamping Lam Kabeue.
Terdiri dari batugamping koral.
12. Formasi Siap (Tpsi)
Terdiri dari konglomerat, volkaniksedimen, batupasir gampingan, mudstone kurang.
13. Formasi Kotabakti (Tukt)
Terdiri dari mudstone dan batulanau gampingan,batupasir kurang, konglomerat
gampingan dan tufa.
 Anggota Padangtiji (Tuktp)
Memiliki litologi batupasir gampingan, konglomerat, batulanau,
batugamping kurang.
 Anggota Meuh (Tuktm)
Terdiri dari konglomerat polimik, batupasir konglomerat, batupasir,
batulanau, dan batugamping kurang.
 Anggota Pintusatu (Tukts)
Terdiri dari batupasir dan batupasir konglomerat.
14. Formasi Baro (Tmbr)
Terdiri dari batulanau dan mudstone gampingan, batugamping, batupasir lokal.
15. Formasi Agam (Tla)
Terdiri dari batulanau laminasi, batupasir, breksi dalam formasi batugamping,
batupasir bergalukonit.
16. Formasi Meucampli (Tlm)
Terdiri dari batupasir mikaan, konglomerat polimik, batupasir konglomerat, batulanau,
batugamping, batuan volkanik amydaloid.
 Anggota Meujeumpo (Tlmj)
Terdiri dari batupasit gampingan, batugamping, serpih.
17. Formasi Lam Minet (Mum)
Terrdiri dari sabak dan rijang memita, mengandung besi dan mangan bervariasi,
bergamping, batuan volkanik malihan mafik, basalt tektonik, dan konglomerat
batugamping.
 Anggota Batugamping Bengga (Mumb)
Terdiri dari batugamping malihan turbidit konglomerat, metamorf
kontak.
18. Formasi Geumpang (Mugl)
 Anggota batugamping
Batugamping malihan, lingkungan laut dalam.
19. Satuan Uneun (Mpn)
Terdiri dari sabak, batugamping malihan, batuan volkanik malihan kurang,
terendapakan pada lingkungan laut yang berasosiasi dengan daerah volkanik yang
kemudian terkena suhu/tekanan tinggi sehinggan muncul metamof.

Batuan Volkanik
1. Formasi Gunung api Calang (Tmvc)
Terdiri atas batuan intermediet volkanik porfiritik terepidotkan, dan intrusi
subvolkanik. Terbentuk akibat terobosan magma dan kemudia membeku dalam waktu
yang relatif belum terlalu lama.
2. Formasi Gunung api Breueh (Tlvb)
Memiliki beberapa jenis batuan volkanik dan beku yaitu basaalt, aglomerat, dikes
mafik dan urat basalt. Keterbentukannya ketika magma yang bersifat basa menerobos
celah batuan dan kemudian membeku membentuk batuan basalt dan urat serta dikes
yang bersifat mafik.
3. Batuan Gunung api Lam Teuba (Qtvt)
Terdiri dari batuan volkanik andesit hingga dasi yang menandakan magma asam dan
membeku dalam waktu yang relatif lama. Kemudia breksi batu apung, tufa dan
aglomerat menandakan pengendapan material volkaniklastik pada zona proximal.
4. Batuan Gunung api Pulau Weh (QTvw)
Terdiri dari andesit, tufa, dan aglomerat. Memberikan gambaran bahwa terbentuk pada
daerah zona proximal gunung api.
5. Batuan Gunung api Olim (Qvo)
Terdiri dari breksi andesit, aglomerat, tufa dan batupasir. Terbentuknya andesit dari
pembekuan magma yang kemudian terendapkannya aglomerat, tufa, dan batupasir
yang merupakan material asal dari gunungapi (volkaniklastik).
6. Formasi Geumpang (Mug)
Terdiri dari batuan volkanik dan piroklastik intermediet hingga mafik terubah dan
termalihkan berbeda-beda, filit, sekis hijau dan batugamping malihan. Batugamping
menandakan lingkungan laut yang berasosiasi dengan daerah gunungapi ataupun
rekahan magma yang menyebabkan munculnya malihan sepertu filit, sekis hijau dan
gamping malihan.

Batuan Intrusif
1. Serpentinit Tangse (Tuset)
Serpentinit pejal terbentuk dari mineral serpentin akibat perubahan basalt dasar laut
yang bertekanan tinggi pada temperatur rendah.
2. Komplek Indrapuri (Tuic)
Terdiri dari melange serpentinit yang terpengaruh tektonik, batuan ultramafic yang
mengandung serpentin, dan batuan sedimen dan batuan beku yang tidak dapat
dibedakan akibat terkena proses metamorfisme yang terjadi di dasar laut yang
bertekanan tinggi pada temperatur rendah.
3. Diorit Unga (Tmiu)
Terdiri dari stok diorit-granodiorit berbutir halus, Partial melting dari lempeng
samudra akan menghasilkan magma basaltik yang naik dan mengintrusi batuan granit
yang ada di lempeng benua. Disitu akan terjadi proses pencampuran magma basaltik
dengan magma granit (batu granit yang meleleh) dan akan naik melalui lempeng benua,
baik secara sill maupun dike. Lelehan ini akan menghasilkan komposisi antara basalt -
granit, dan diorit akan terbentuk jika hasil lelehan ini mengkristal secara lambat
dibawah permukaan.
4. Mikrodiorit Inong (Tii)
5. Diorit Raya (Tic)
Diorit mengandung pirit dengan facies piroksenit.
6. Tmi
Berupa aneka terobosan granodiorit dan intrusi diorite.
7. Granodiorit Geuenteut (Tmig)
Terdiri atas granodiorit dan diorit tambahan. Terbentuk akibat intrusi magma.
8. Komplek Gle Seukeun (Tmigs)
Terdiri atas granodiorit dan gabbro subordinate, diorite, granit biotit dan batuan dike.
Terbentuk saat intrusi magma yang umumnya basa bercampur dengan granit.
9. Batolit Sikuleh (Misk)
 Granodiorit (Miskf), kelompok muda
 Dioritoid (Miski), komplek tua
10. Mikrogabro Rob (Mirb)
SUMBER
 https://sipil.net/download/peta-geologi-lembar-banda-aceh-0421-0521/
 Wijaya, truman DKK. 2007. Survey Pendahuluan Bitumen Padat di Daerah Aceh
Barat Provinsi Naggroe Aceh Darussalam. Pusat Sumber Daya Geologi
 http://ikdtm.blogspot.co.id/2012/03/bab-i-pendahuluan-1_12.html
 https://lionel08upi.wordpress.com/2011/02/23/karakteristik-batu-serpentinit/
 http://suarageologi.blogspot.co.id/2013/12/lingkungan-pengendapan-batuan-
sedimen.html
 http://www.geologinesia.com/2016/03/batu-diorit-dan-proses-pembentukannya.html

Anda mungkin juga menyukai