Formasi Batuan Dan Lingkungan Pengendapan
Formasi Batuan Dan Lingkungan Pengendapan
Batuan Volkanik
1. Formasi Gunung api Calang (Tmvc)
Terdiri atas batuan intermediet volkanik porfiritik terepidotkan, dan intrusi
subvolkanik. Terbentuk akibat terobosan magma dan kemudia membeku dalam waktu
yang relatif belum terlalu lama.
2. Formasi Gunung api Breueh (Tlvb)
Memiliki beberapa jenis batuan volkanik dan beku yaitu basaalt, aglomerat, dikes
mafik dan urat basalt. Keterbentukannya ketika magma yang bersifat basa menerobos
celah batuan dan kemudian membeku membentuk batuan basalt dan urat serta dikes
yang bersifat mafik.
3. Batuan Gunung api Lam Teuba (Qtvt)
Terdiri dari batuan volkanik andesit hingga dasi yang menandakan magma asam dan
membeku dalam waktu yang relatif lama. Kemudia breksi batu apung, tufa dan
aglomerat menandakan pengendapan material volkaniklastik pada zona proximal.
4. Batuan Gunung api Pulau Weh (QTvw)
Terdiri dari andesit, tufa, dan aglomerat. Memberikan gambaran bahwa terbentuk pada
daerah zona proximal gunung api.
5. Batuan Gunung api Olim (Qvo)
Terdiri dari breksi andesit, aglomerat, tufa dan batupasir. Terbentuknya andesit dari
pembekuan magma yang kemudian terendapkannya aglomerat, tufa, dan batupasir
yang merupakan material asal dari gunungapi (volkaniklastik).
6. Formasi Geumpang (Mug)
Terdiri dari batuan volkanik dan piroklastik intermediet hingga mafik terubah dan
termalihkan berbeda-beda, filit, sekis hijau dan batugamping malihan. Batugamping
menandakan lingkungan laut yang berasosiasi dengan daerah gunungapi ataupun
rekahan magma yang menyebabkan munculnya malihan sepertu filit, sekis hijau dan
gamping malihan.
Batuan Intrusif
1. Serpentinit Tangse (Tuset)
Serpentinit pejal terbentuk dari mineral serpentin akibat perubahan basalt dasar laut
yang bertekanan tinggi pada temperatur rendah.
2. Komplek Indrapuri (Tuic)
Terdiri dari melange serpentinit yang terpengaruh tektonik, batuan ultramafic yang
mengandung serpentin, dan batuan sedimen dan batuan beku yang tidak dapat
dibedakan akibat terkena proses metamorfisme yang terjadi di dasar laut yang
bertekanan tinggi pada temperatur rendah.
3. Diorit Unga (Tmiu)
Terdiri dari stok diorit-granodiorit berbutir halus, Partial melting dari lempeng
samudra akan menghasilkan magma basaltik yang naik dan mengintrusi batuan granit
yang ada di lempeng benua. Disitu akan terjadi proses pencampuran magma basaltik
dengan magma granit (batu granit yang meleleh) dan akan naik melalui lempeng benua,
baik secara sill maupun dike. Lelehan ini akan menghasilkan komposisi antara basalt -
granit, dan diorit akan terbentuk jika hasil lelehan ini mengkristal secara lambat
dibawah permukaan.
4. Mikrodiorit Inong (Tii)
5. Diorit Raya (Tic)
Diorit mengandung pirit dengan facies piroksenit.
6. Tmi
Berupa aneka terobosan granodiorit dan intrusi diorite.
7. Granodiorit Geuenteut (Tmig)
Terdiri atas granodiorit dan diorit tambahan. Terbentuk akibat intrusi magma.
8. Komplek Gle Seukeun (Tmigs)
Terdiri atas granodiorit dan gabbro subordinate, diorite, granit biotit dan batuan dike.
Terbentuk saat intrusi magma yang umumnya basa bercampur dengan granit.
9. Batolit Sikuleh (Misk)
Granodiorit (Miskf), kelompok muda
Dioritoid (Miski), komplek tua
10. Mikrogabro Rob (Mirb)
SUMBER
https://sipil.net/download/peta-geologi-lembar-banda-aceh-0421-0521/
Wijaya, truman DKK. 2007. Survey Pendahuluan Bitumen Padat di Daerah Aceh
Barat Provinsi Naggroe Aceh Darussalam. Pusat Sumber Daya Geologi
http://ikdtm.blogspot.co.id/2012/03/bab-i-pendahuluan-1_12.html
https://lionel08upi.wordpress.com/2011/02/23/karakteristik-batu-serpentinit/
http://suarageologi.blogspot.co.id/2013/12/lingkungan-pengendapan-batuan-
sedimen.html
http://www.geologinesia.com/2016/03/batu-diorit-dan-proses-pembentukannya.html