09e01026 PDF
09e01026 PDF
TUGAS AKHIR
Oleh:
NORA CHRISTINA SIBORO
060 424 015
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
LEMBAR PENGESAHAN
Dikerjakan Oleh :
Pembimbing :
Mengesahkan,
Ketua Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
ABSTRAK
Pondasi tiang pancang merupakan salah satu jenis dari pondasi dalam yang
umum digunakan, yang berfungsi untuk menyalurkan beban struktur ke lapisan
tanah keras yang mempunyai kapasitas daya dukung tinggi yang letaknya cukup
dalam. Untuk menghitung kapasitas tiang, terdapat banyak rumus yang dapat
digunakan. Hasil masing-masing rumus tersebut menghasilkan nilai kapasitas
yang berbeda-beda.
Tujuan dari tugas akhir ini untuk menghitung dan membandingkan
kapasitas tiang dengan menggunakan rumus dinamis, seperti : rumus Hilley, ENR,
Danish, Eytelwein, Gates, Janbu, Navy-Mc.Kay, PCUBC, dan Michigan. Data
perhitungan dari data kalendering pada tiang beton pracetak 40 cm dan tiang baja
OD 54 inch, yang diambil dari studi literatur dari berbagai referensi buku dan
sumber lainnya.
Hasil perhitungan kapasitas tiang dengan menggunakan rumus dinamis
pada kedua tiang tersebut dengan berat (Wp) yang diasumsikan sama, terdapat
perbedaan nilai, terlebih faktor aman yang berbeda-beda. Dimana rumus Janbu
memberikan kapasitas ultimate (Qu) yang paling besar diantara rumus lainnya,
diikuti rumus Danish, Gates, Janbu, Hilley, Navy, Michigan, PCUBC, ENR, dan
Eytelwein.Untuk kapasitas ijin (Qall) yang terbesar adalah pada rumus Danish,
diikuti Gates, PCUBC, Hilley, Navy, Michigan, Janbu, ENR, dan Eytelwein.
Dengan perbandingan tersebut disimpulkan bahwa rumus ENR,
Eytelwein, Gates, Navy, dan Michigan, hanya mempertimbangkan berat tiang dan
tidak mempertimbangkan faktor-faktor kompresi elastik (blok penutup/capblock
dan pile cap, tiang, dan tanah), luasan tiang (As), panjang tiang (L), dan elastisitas
tiang. Dan rumus yang dapat dipercaya untuk kapasitas tiang adalah rumus Hilley.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
Kapasitas Tiang dengan Rumus Dinamis (Studi Literature)”, ini disusun guna
penulisan ini penulis banyak mendapat bimbingan, bantuan, dan dorongan dari
berbagai pihak yang akhirnya Tugas Akhir ini dapat diselesaikan. Maka dalam
1. Bapak Dr. Ir. St. Roesyanto, MSCE, selaku dosen pembimbing utama yang
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
4. Seluruh Dosen dan pegawai Universitas Sumatera Utara khususnya
Departemen Teknik Sipil yang telah mendidik dan membina penulis sejak
memberikan dukungan baik moral, material, maupun doa yang tak henti-
menyelesaikan Tugas Akhir ini. Begitu juga kepada keluarga yang telah
Akhir kata dengan kerendahan hati penulis membuka diri atas segala saran
dan kritik yang bersifat konstruktif demi penyempurnaan tulisan ini. Dan harapan
penulis kiranya Tugas Akhir ini akan memberikan arti dan manfaat dalam
Penulis,
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi
DAFTAR NOTASI .......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2. Identifikasi Masalah .................................................................... 3
1.3.Tujuan Penulisan .......................................................................... 4
1.4. Manfaat Penulisan ....................................................................... 4
1.5. Pembatasan Masalah .................................................................... 4
1.6. Metodologi .................................................................................... 5
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
2.7.2 Alat Pancang ....................................................................... 21
2.8. Rumus Dinamis ........................................................................... 29
BAB IV PEMBAHASAN
4.1. Umum .......................................................................................... 61
4.2. Hasil dan Pembahasan ............................................................... 62
4.2.1 Perhitungan Kapasitas Ultimate ........................................ 62
4.2.2 Hubungan antara Kapasitas Ultimate (Qu)
dengan Penetrasi (s) ........................................................... 63
4.2.3 Hubungan antara Kapasitas Ultimate (Qu)
dengan 1/set (pukulan/cm) .................................................. 64
4.2.4 Pengaruh Faktor Aman (Safety Factor) terhadap
Kapasitas Tiang Ultimate (Qu)........................................... 65
4.3. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan untuk Perencanaan ............... 69
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jenis dan Karakteristik Bermacam-macam Pemukul (Hammer) .......... 29
Tabel 2.2 Nilai-nilai K1 (Chellis,1961) ............................................................... 33
Tabel 2.3 Nilai Efisiensi eh (Bowles, 1977) ....................................................... 34
Tabel 2.4 Koefisien Restitusi n (1977) .............................................................. 34
Tabel 3.1 Perhitungan Kapasitas Tiang (Qu) pada Tiang Beton Pracetak............ 60
Tabel 3.2 Perhitungan Kapasitas Tiang (Qu) pada Baja OD 54 inch .................. 61
Tabel 4.1 Faktor Aman (safety factor)................................................................ 65
Tabel 4.2 Perhitungan Kapasitas Ijin (Qall) Tiang pada Tiang Beton Pracetak..... 66
Tabel 4.3 Perhitungan Kapasitas Ijin (Qall) Tiang pada Baja OD 54 Inch ........... 67
Tabel 4.4 Perhitungan Penetrasi (s) dengan Menggunakan Kapasitas Ijin Tiang . 68
Tabel 5.1 Kapasitas Ijin Tiang............................................................................ 70
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Tiang Beton Pracetak ................................................................... 13
Gambar 2.2 Bentuk dan Diameter Tiang Pracetak Contoh Tiang Pancang
Cast in Place ................................................................................ 13
Gambar 2.3 Tiang Standart Raymond .............................................................. 15
Gambar 2.4Tiang Franki................................................................................... 16
Gambar 2.5 Tiang Pancang Baja ...................................................................... 17
Gambar 2.6 Tiang Ditinjau dari Cara Mendukug Beban ................................... 19
Gambar 2.7 Skema Pemukul Tiang ................................................................... 23
Gambar 2.8 Diesel Hammer ............................................................................ 24
Gambar 2.9 Sketsa Diagram Hammer ............................................................... 25
Gambar 2.10 Drop Hammer ............................................................................ 27
Gambar 2.11Notasi yang Digunakan dalam Rumus Dinamis Tiang Pancang .... 33
Gambar 3.1 Pembebanan Statis dan Pembebanan Dinamis ............................. 40
Gambar 4.1 Grafik Hubungan antara Qu (kN) dengan set (cm/ pukulan) ........... 63
Gambar 4.2 GrafikHubungan antara Qu (kN) dengan 1/set (pukulan/cm) ........ 64
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR NOTASI
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I
PENDAHULUAN
Bentuk dan struktur tanah merupakan suatu peranan yang penting dalam
pekerjaan teknik sipil, karena pondasi inilah yang memikul dan menahan suatu
beban yang bekerja diatasnya yaitu beban konstruksi atas. Pondasi ini akan
lapisan tanah yang keras yang dapat memikul beban konstruksi tersebut.
Pondasi tiang pancang adalah batang yang relatif panjang dan langsing
yang digunakan untuk menyalurkan beban pondasi melewati lapisan tanah dengan
daya dukung rendah ke lapisan tanah keras yang mempunyai kapasitas daya
dukung tinggi yang relatif cukup dalam dibanding pondasi dangkal. Secara umum
tiang pancang dapat diklasifikasikan antara lain: dari segi bahan ada tiang pancang
bertulang, tiang pancang pratekan, tiang pancang baja, dan tiang pancang kayu.
Dari segi bentang penampang, tiang pancang bujur sangkar, segitiga, segi enam,
bulat padat, pipa, huruf H, huruf I, dan bentuk spesifik. Dari segi teknik
pemancangan, dapat dilakukan dengan palu jatuh (drop hammer), diesel hammer,
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Daya dukung tiang pancang diperoleh dari daya dukung ujung (end
bearing capacity) yang diperoleh dari tekanan ujung tiang dan daya dukung geser
atau selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh dari daya dukung gesek
atau gaya adhesi antara tiang pancang dan tanah disekelilingnya ; hampir tidak
Jika pondasi tiang daya dukung ujung tidak dapat menerima kontak yang
baik atau jika penetrasi tidak mencukupi agar sampai tanah keras, tiang tidak
dapat menghasilkan daya dukung yang cukup baik. Kelebihan beberapa inci pada
saat penetrasi dapat menaikkan kapasitas tiang, tetapi apakah penetrasi dapat
cukup besar adalah hal yang penting atau para ahli keteknikan tidak dapat
tiang saat pemancangan, maka semakin besar pula daya dukung pondasi tersebut
menghitung kapasitas tiang dari energi yang diteruskan oleh hammer dan
berdasarkan dari metode/formula yang telah ditemukan oleh para ahli keteknikan.
tiang pipa baja.Yang akhirnya dari perbandingan tersebut kita dapat menentukan
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
kapasitas tiang yang sebenarnya dan dapat dipercaya sehingga menjadi
rekomendasi bagi perencana terlebih dalam pemilhan rumus yang tepat dan benar.
tersebut setelah data-data yang mendukung telah diketahui agar struktur tersebut
beberapa dekade karena dinilai cukup baik. Rumus tersebut didapat berdasarkan
kesalahan yang terjadi di lapangan justru bertambah dimana rumus yang komplek
terjadi. Maka kesalahan tersebut dapat ditinjau kembali dengan analisis aktual dan
pada pemancangan tiang dinamik dimana tiang dianggap sebagai suatu batang
hammer.
yang dijabarkan oleh para ahli keteknikan dalam suatu metode yaitu rumus
dinamik.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
1.3 Tujuan Penulisan
Hilley, rumus Engineering News Record (ENR), rumus Danish, rumus Eytelwein,
rumus Gates, rumus Janbu, rumus Navy-Mc. Kay, Rumus PCUBC ,dan Rumus
Michigan. Data Perhitungan diambil dari data kalendering tiang pancang pracetak
pada proyek pembangunan Islamic Center Kabupaten Kampar Riau (Tugas Akhir
referensi.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
d. Tidak memperhitungkan kelakuan tanah yang terletak di bawah
1.6 Metodologi
utama.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
(Hardiyatmo, 1996). Perancangan yang baik diperlukan agar beban pondasi tidak
tersebut cocok atau apakah pondasi tersebut dapat diselesaikan secara ekonomis
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Maka ada hal-hal yang perlu
2.2 Tanah
atau batuan dibawahnya. Istilah batuan dan tanah menunjukkan perbedaan yang
sangat jelas antara dua macam material pondasi. Batuan dianggap sebagai suatu
agregat alam dari butiran mineral yang dilekatkan oleh gaya kohesif yang kuat
dan permanen. Sedangkan tanah dianggap sebagai suatu agregat alam dari butiran
mineral, dengan atau tanpa konstituen organik, yang dapat dipisahkan dengan cara
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
mekanis ringan seperti pengadukan dalam air. Walaupun demikian, kenyataan
tidak ada perbedaan yang mencolok antara batuan dan tanah. Batuan yang paling
kuat dan keraspun dapat dilemahkan melalui proses pelapukan oleh cuaca, dan
beberapa golongan berdasarkan sifat-sifat teknik tertentu yang mirip. Oleh karena
langkah penting untuk setiap pekerjaan pondasi. Istilah-istilah utama yang dipakai
sarjana teknik sipil untuk tanah adalah kerikil, pasir, lanau, dan lempung. Pada
kondisi alam, tanah dapat terdiri dari dua atau lebih campuran jenis-jenis tanah
unsur utamanya. Sebagai contoh, lempung berlanau adalah tanah lempung yang
Tanah terdiri dari 3 komponen, yaitu udara, air dan bahan padat. Udara
dapat terisi oleh air atau udara. Bila rongga tersebut terisi air seluruhnya, tanah
dikatakan dalam kondisi jenuh. Bila rongga terisi udara dan air, tanah pada
kondisi jenuh sebagian (partially saturated). Tanah kering adalah tanah yang
tidak mengandung air sama sekali atau kadar airnya nol (Hardiyatmo, 1996).
2.3 Pondasi
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan kondisi tanah pondasi, beberapa pondasi dapat digunakan.
pondasi rakit (raft foundation) dapat digunakan. Pondasi telapak adalah bagian
terbawah dari dinding atau pelebaran alas kolom dengan tujuan untuk meneruskan
beban pada tanah dasar pada suatu tekanan yang sesuai dengan sifat-sifat tanah
yang bersangkutan. Pondasi rakit(raft foundation) adalah pondasi yang terdiri dari
pelat tunggal yang meluas, yang mendukung beban struktur secara keseluruhan.
atasnya atau beban perlu dipindahkan ke material yang lebih kuat di tanah yang
paling dalam, pondasi dalam seperti pondasi tiang (pile foundation) atau pondasi
beban struktur yang sangat besar karena kedalamannya sedemikian rupa dengan
dengan hammer atau vibrator. Pondasi sumuran lebih pendek dari pondasi tiang
dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang
(Sasrodarsono,2005).
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Tiang pancang adalah bagian–bagian konstruksi yang dibuat dari kayu,
massa tanah (Bowles, 1991). Fungsi dari tiang pancang adalah untuk
dalam tanah, tetapi ada juga yang dipancang miring (battle pile) untuk dapat
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Sudut kemiringan yang dapat dicapai
oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan serta disesuaikan pula dengan
perencanaannya.
melalui sebuah stratum/lapisan tanah. Didalam hal ini beban vertikal dan
2. Untuk menentang gaya desakan ke atas, gaya guling, seperti untuk telapak
ruang bawah tanah di bawah bidang batas air jenuh atau untuk menopang
berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang
kemampatannya tinggi.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
5. Membuat tanah di bawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol
permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air
tersebut. Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan
sebagain dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal maupun beban
1. Untuk meneruskan beban bangunan yang terletak di atas air atau tanah
untuk mendukung beban tersebut oleh gesekan dinding tiang dengan tanah
disekitarnya.
bertambah.
tergerus air.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Pondasi tiang dapat dibagi menjadi 3 kategori sebagai berikut:
beton pejal, tiang beton prategang (pejal atau berlubang), tiang baja
terbuka, tiang baja H, tiang baja bulat ujung terbuka, tiang ulir.
Tiang pancang kayu dibuat dari kayu yang biasanya diberi pengawet dan
dipancangkan dengan ujungnya yang kecil sebagian bagian yang runcing. Tapi
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
biasanya apabila ujungnya yang besar atau pangkal dari pohon dipancangkan
untuk tujuan tertentu, seperti dalam tanah yang sangat lembek dimana tanah
tersebut akan kembali memberi perlawanan dan dengan ujungnya yang tebal
terletak pada lapisan yang keras untuk daya dukung yang lebih besar. Dalam
beberapa situasi pondasi tiang kayu cukup handal dan dianggap cukup murah.
Pondasi tiang kayu tidak dapat menahan gaya tekan karena kerusakan
tiang dapat ditanggulangi dengan pemakaian sepatu besi, untuk beberapa jenis
hammer yang ada, bahaya patahnya tiang dapat dikurangi dengan membasi
tekanan pada tiang dan jumlah pukulan hammer. Pondasi tiang kayu tidak dapat
dipancang pada tanah keras tanpa mengalami kerusakan, Beban maksimum yang
dapat dipikul oleh tiang kayu tunggal dapat mencapai 270 - 30 kN.
Walaupun pondasi tiang kayu dapat menahan gaya tekanan pada tanah
terendam, tiang tersebut dapat ambruk akibat lapuk pada zona diatas tanah
perawatan belum dapat ditetapkan dengan pasti namun telah diketahui lebih dari
40 tahun.
Pondasi tiang kayu pada tanah payau dan tepi laut dapat rusak karena
gangguan organisme laut seperti teredo dan limnoria. Proses perusakan terjadi
selama bertahun-tahun, tapi pada keadaan ekstrem proses ini dapat terjadi hanya
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
menunjukkan hasil yang baik. Oleh karena itu tiang kayu sebaiknya tidak dipakai
2.1). dan ada juga berbentuk bujur sangkar pejal atau berongga dan segi delapan
digunakan untuk tiang yang tidak berlubang diantara 20-60 cm. Untuk tiang yang
berlubang diameternya dapat mencapai 140 cm. Panjang tiang beton pracetak
1. Cara Penumbukan
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Dimana tiang dipancangkan ke dalam tanah dengan cara penumbukan oleh
2. Cara Penggetaran
3. Cara Penanaman
yang keluar dari ujung serta keliling tiang, sehingga tidak dapat
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Kerugian :
Pada Tiang yang berselubung pipa, pipa baja dipancang terlebih dahulu ke
akhirnya nanti, pipa besi akan tetap tinggal di dalam tanah. Termasu tiang jenis ini
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Pada tiang yang tidak berselubung pipa, pipa baja yang berlubang
dipancang lebih dahulu ke dalam tanah. Kemudian ke dalam lubangnya adukan
beton dan pipa ditarik keluar ketika atau sesudah pengecoran. Termasuk jenis
tiang ini adalah tiang Franki (Gambar 2.4).
Tiang yang dicor di tempat (Cast In Place Pile) ini menurut teknik
Cara penetrasi alas yaitu pipa baja yang dipancangkan kedalam tanah
3. Cara Penggalian
Cara ini dapat dibagi lagi menurut peralatan pendukung yang digunakan
antara lain :
tertentu.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Penggalian dengan bantuan tenaga mesin yang memiliki kemampuan
Jenis-jenis tiang pancang baja ini biasanya berbentuk H yang digiling atau
merupakan tiang pancang pipa, empat persegi panjang, segi enam, dan lain-
lainnya (Gambar 2.5). Pipa-pipa baja yang diisi beton setelah dipancang dan tiang
baja profil H merupakan tiang yang umum digunakan, terutama bila kondisi
dibanding tipe lain. Oleh karena itu tiang–tiang baja sering digunakan untuk
khususnya jika bebannya besar karena ada batuan yang keras, sayap–sayap profil
kemungkinan akan rusak dan tiang dapat membengkok Kendala–kendala ini dapat
mempunyai flens lebar (wide-flange beam) atau balok-I dapat juga digunakan, tapi
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Keuntungan dari tiang pancang baja ini adalah : Mudah disambung,
Sedangkan kerugiannya adalah mudah berkarat. Tiang pancang baja ini paling
cocok untuk dukungan ujung pada bantuan dan mereduksi kapasitas yang
Tiang komposit adalah tiang pancang yang terdiri dari dua bahan yang
kadang pondasi tiang dibentuk dengan menghubungkan bagian atas dan bagian
bawah tiang dengan bahan yang berbeda, misalnya dengan bahan beton diatas
muka air tanah dan bahan kayu tanpa perlakuan apapun disebelah bawahnya.
adalah panjang yang cukup besar dapat disediakan dengan biaya yang komperatif
rendah.
menjadi tiang dukung ujung (end bearing pile) dan tiang dukung gesek (friction
pile). Sebuah tiang pancang dengan dukungan ujung mendapat seluruh daya
dukungnya dari tanah di ujung tiang, dan hanya sebagian kecil berasal dari tanah
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
di atasnya. Umumnya tiang dukung ujung berada dalam zone tanah yang lunak
yang berada diatas tanah keras. Tiang-tiang dipancang sampai mencapai batuan
dasar atau lapisan keras lain yang dapat mendukung beban yang diperkirakan
ditentukan dari tahanan dukung lapisan keras yang berada dibawah ujung tiang
(gambar 2.6a). Sedangkan tiang dengan dukung gesek daya dukungnya berasal
dari tanah disekitar tiang, yaitu berasal dari gesekan antara tanah dan tiang.
Sebagian kecil beban didukung oleh tanah di sekitar ujung dari tiang (gambar
2.6b).
(a) (b)
Gambar 2.6 Tiang ditinjau dari cara mendukung beban : (a) tiang dukung ujung (end
bearing pile); (b) tiang dukung gesek (friction pile).
Sumber : Hardiyatmo,2002
kapasitas tiang ultimit tiang dengan faktor aman (safety factor). Faktor aman ini
yang digunakan.
kompresibilitas tanah.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
- Untuk menyakinkan bahwa bahan tiang cukup aman dalam mendukung
tiang, baik tiang pancang maupun tiang bor yang diameter kecil sampai sedang
(600mm), penurunan akibat beban kerja (working load) yang terjadi lebih kecil
dari 10 mm untuk faktor amannya tidak kurang dari 2,5 (Tomlinson, 1977).
Tiang pancang dapat dipancang dengan setiap jenis palu, asalkan tiang
pancang tersebut dapat menembus masuk pada ke dalaman yang telah ditentukan
atau mencapai daya dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bilamana
elevasi akhir kepala tiang pancang berada di bawah permukaan tanah asli, maka
khusus harus diberikan agar dasar pondasi tidak terganggu oleh penggalian di luar
batas-batas. Kepala tiang pancang baja harus dilindungi dengan bantalan topi atau
mandrel dan kepala tiang kayu harus dilindungi dengan cincin besi tempa atau
besi non-magnetik sebagaimana yang disyaratkan. Palu, topi baja, bantalan topi,
katrol dan tiang pancang harus mempunyai sumbu yang sama dan harus terletak
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
dengan tepat satu di atas lainnya. Tiang pancang termasuk tiang pancang miring
harus dipancang secara sentris dan diarahkan serta dijaga dalam posisi yang tepat.
mencapai kedalaman penetrasi akibat beban pengujian tidak kurang dari dua kali
mm. Dalam hal tersebut, posisi akhir kepala tiang pancang tidak boleh lebih tinggi
Alat pancang yang digunakan dapat dari jenis gravitasi, uap atau diesel.
Untuk tiang pancang beton, umumnya digunakan jenis uap atau diesel. Berat palu
pada jenis gravitasi sebaiknya tidak kurang dari jumlah berat tiang beserta topi
pancangnya, tetapi sama sekali tidak boleh kurang dari setengah jumlah berat
tiang beserta topi pancangnya, dan minimum 2 ton untuk tiang pancang beton.
Untuk tiang pancang baja, berat palu harus dua kali berat tiang beserta
topi pancangnya. Alat pancang dengan jenis gravitasi, uap atau diesel yang
disetujui, harus mampu memasukkan tiang pancang tidak kurang dari 3 mm untuk
setiap pukulan pada 15 cm dari akhir pemancangan dengan daya dukung yang
diinginkan. Energi total alat pancang tidak boleh kurang dari 970 kgm per
pukulan. Alat pancang uap, angin atau diesel yang dipakai memancang tiang
pancang beton harus mempunyai energi per pukulan, untuk setiap gerakan penuh
dari pistonnya tidak kurang dari 635 kgm untuk setiap meter kubik beton tiang
pancang tersebut.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Penumbukan dengan gerakan tunggal (single acting) atau palu yang
dijatuhkan harus dibatasi sampai 1,2 meter dan lebih baik 1 meter. Penumbukan
dengan tinggi jatuh yang lebih kecil harus digunakan bilamana terdapat kerusakan
pada tiang pancang. Contoh-contoh berikut ini adalah kondisi yang dimaksud :
a. Bilamana terdapat lapisan tanah keras dekat permukaan tanah yang harus
ditembus pada saat awal pemancangan untuk tiang pancang yang panjang.
mendapat penolakan akibat batu atau tanah yang benar-benar tak dapat
ditembus lainnya.
Untuk memancang tiang pada posisi yang tepat, cepat, dan dengan biaya
yang rendah, pemukul dan crane-nya haruslah dipilih dengan teliti agar sesuai
dengan keadaan disekitarnya, jenis dan ukuran tiang, tanah, dan perancahnya.
Tiang pancang dipancang dengan alat pemukul yang dapat berupa pemukul
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 2.7. Skema pemukul tiang : (a) Pemukul aksi tunggal (single acting hammer), (b) Pemukul aksi
double (double acting hammer), (c) Pemukul diesel (diesel hammer), (d) Pemukul getar (vibratory hammer).
Sumber : Hardiyatmo, 2002
Pemukul aksi tunggal berbentuk memanjang dengan ram yang bergerak naik oleh
udara atau uap yang terkompresi, sedangkan turunnya ram disebabkan oleh
beratnya sendiri. Energi pemukul aksi tunggal adalah sama dengan berat ram yang
Pemukul aksi double menggunakan uap atau udara untuk mengangkat ram dan
Pemukul Diesel terdiri atas silinder, ram, blok anvil, dan sistem injeksi bahan
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Gambar 2.8 Diesel Hammer
Sumber : Ir. Susy Fatena Rostiyanti, 2002
dengan hammer lainnya. Dalam pengoperasiannya, energi alat didapat dari berat
ram yang menekan udara di dalam silinder. Pemukul Diesel dibedakan menjadi 2
- Open Ended
diantara pemukul dan landasan. Desakan dari pemukul yang terjadi akan
jangka waktu tertentu tekanan dari gas yang terbakar tersebut juga bekerja
2.9b).
- Closed Ended
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
sebagai pegas yang membatasi naiknya pemukul dan selanjutnya
Gambar 2.9 Skema Diagram Hammer (a) hammer tipe single acting dengan tenaga uap. (b)
Hammer dengan tenaga diesel tipe open ended. (c) Hammer dengan tenaga diesel tipe closed
ended.
Sumber : Ralph B.Peck
Alat ini sangat baik dimanfaatkan pada tanah lembab. Jika material di
lokasi berupa pasir kering maka pekerjaan menjadi lebih sulit karena material
tersebut tidak terpengaruh dengan adanya getaran yang dihasilkan oleh alat. Alat
berupa beban statis dan sepanjang beban yang berputar eksentrik, dengan jumlah
pukulan dapat dihitung, yang diatur dengan sedemikian rupa sehingga komponen
Hammer dengan vibrator terdiri dari beberapa jenis yang berbeda pada tipe
dioperasikan dengan frekuensi konstan antara 10-30 Hz. Jika besar frekuensi
dapat dibuat sama dengan frekuensi alami sistem, tipe ini dikenal Resonant
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Driver. Frekuensi dari tipe ini dapat dihitung biasanya 50-150 Hz. Jika sistem
bawah yang bertenaga, dan dibatasi oleh redaman tanah yang mengelilinginya
Sebagian besar gerakan ke bawah disebabkan oleh berat tiang pancang dan alat
pancangnya.
menghalangi berat dan tenaga pemancangan. Karena gaya tarik ke atas crane
dapat melebihi gaya tarik ke bawah, maka tanpa adanya perlawanan ujung tiang
Pemukul jatuh (Drop hammer) merupakan palu berat yang diletakkan pada
ketinggian tertentu di atas tiang (Gambar 2.10). Pemukul jatuh terdiri dari blok
pemberat yang dijatuhkan dari atas palu tersebut kemudian dilepaskan dan jatuh
mengenai bagian atas tiang. Untuk mengindari tiang menjadi rusak akibat
tumbukan ini, pada kepala tiang dipasang semacam topi atau cap sebagai penahan
energi taua shock absorbe, biasanya cap dibuat dari kayu. Palu dijatuhkan
sepanjang alurnya. Pada bagian atas palu terdapat kabel yang berfungsi untuk
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Ukuran umum palu berkisar antara 250-1500kg. Tinggi jatuh palu berkisar
antara 1.5 sampai 7 meter yang tergantung dari jenis bahan dasar pondasi. Jika
diperlukan energi yang besar untuk memancang tiang pondasi maka sebaiknya
menggunakan palu yang berat dengan tinggi jatuh yang kecil daripada palu yang
lambat, sehingga hanya cocok untuk pekerjaan pemancangan skala kecil. Jenis ini
- Helmet atau drive cap (penutup pancang), adalah bahan yang dibuat dari
baja cor yang diletakkan di atas tiang untuk mencegah tiang dari kerusakan
- Cushion (bantalan), adalah terbuat dari kayu keras atau bahan lain yang
melindungi kepala tiang dari kerusakan dari tegangan yang berlebihan dan
- Ram, adalah bagian pemukul yang bergerak ke atas dan ke bawah yang
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
- Leader, adalah rangka baja dengan dua bagian paralel untuk mengatur
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
2.8 Rumus Dinamis
n = koefisien restitusi
vce = kecepatan tiang dan ram pada akhir periode kompresi (LT-1)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Wr = berat ram (termasuk berat casing untukpemukul aksi dobel) (F)
Rumus pancang dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut ini (Gambar 2.11).
Saat pemukul membentur kepala tiang, momentum dari balok besi panjang
(ram) awal :
Mr =
(W r x vi )
……………………………. (2.1)
g
Pada akhir periode pemampatan momentum (kompresi) dari balok besi panjang :
Mr =
(W r x vi )
−I …………………………….. (2.2)
g
Dengan kecepatan :
(Wr x vi ) g
vce = − I …………………………… (2.3a)
g Wr
h
sebelum tumbukan
sesudah tumbukan
Wp
Qu
Gambar 2.11 Notasi yang digunakan dalam rumus dinamis tiang pancang
Sumber : Hardiyatmo, 2002
vce =
(g ) I …………………………… (2.3b)
Wp
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Bila dianggap tiang dan ram belum terpisah pada periode akhir kompresi,
kecepatan sesaat tiang dan ram sama. Oleh sebab itu dari persamaan (2.3a) dan
(2.3b):
I = vi
(W x W )
r p
g (W + W )
…………………………… (2.3c)
r p
Wp
I + nI = vp …………………………… (2.3d)
g
Wr + nWr
vp = vi …………………………… (2.3e)
Wr + W p
W p x vi Wr x vr
− I − nI = …………………………… (2.3f)
g g
Wr − nW p
vr = vi …………………………… (2.3g)
Wr + W p
Energi total yang tersedia dalam tiang dan ram pada akhir periode restitusi adalah:
dapat diperoleh :
Wr 2 W p 2 Wr + n 2W p
vr + v p ⇒ ehWr h …………………… (2.3h)
2g 2g Wr + W p
Qu s = ehWrh
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Perpindahan puncak tiang sesaat adalah s + k1 + k2+ k3 , dimana hanya (s) yang
penggantian suku pertama energi ekivalen dengan ekivalen dari persamaan (2.3h),
diperoleh :
e hW r h W r + n W p
2
Qu = …………………………… (2.3i)
s + C Wr + W p
Qu x L
Suku k2 dapat diambil sebagai pemampatan elastis dari tiang .dengan
AE
2
Q xL
energi regang yang bersangkutan sebesar u .
2 AE
Nilai-nilai k1 dapat dilihat dari Tabel 2.2. Nilai efisiensi pemukul (eh)
bergantung pada kondisi pemukul dan blok penutup (capblock) dan kondisi tanah
(khususnya untuk pemukul uap). Jika belum ada data yangtepat, nilai-nilai eh
dalam Tabel 2.3 dapat dipakai sebagai acuan. Nilai-nilai restitusi n ditunjuk
dalam Tabel 2.4, dimana nilai-nilai aktualnya bergantung pada tipe dan kondisi
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 2.2 Nilai-nilai k1 (Chellis,1961)
Nilai k1 (mm) ,untuk tegangan akibat
Bahan Tiang pukulan pemancangan di kepala tiang
3.5 MPa 7 MPa 10.5 MPa 14 MPa
Tiang baja atau pipa langsung pada
0 0 0 0
kepala tiang
Tiang langsung pada kepala tiang 1.3 2.5 3.8 5
Tiang beton pracetak dengan 75-110
3 6 9 12.5
mm bantalan di dalam cap
Baja tertutup cap yang berisi
bantalan kayu untuk tiang baja H 1 2 3 4
atau tiang pipa
Piringan fiber 5 mm diantara dua
0.5 1 1.5 2
pelat baja 10 mm
Sumber : Bowles,1993
semua suku k untuk energi regang. Maka rumus yang digunakan untuk persamaan
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
ehWr h Wr + n 2W p
Qu = ……………………………
s + 1 ( k1 + k 2 + k 3 ) Wr + W p
2
(2.4)
Untuk pemukul aksi ganda (double acting hammer) atau pemukul uap
eh E h Wr + n 2W p
Qu = ……………………………
s + 1 ( k1 + k 2 + k 3 ) Wr + W p
2
(2.5)
(Wr x h = Eh)
Menurut Chellis, banyak energi per satuan waktu yang ditetapkan pabrik
sebesar Eh berdasarkan pada suatu suku berat ekivalen W dan tinggi jatuh ram (h)
sebagai berikut :
menghasilkan :
W p (1 − n 2 )
ehWr h = Qu s + ehWh + Qu k1 + Qu k 2 + Qu k 3 …………
W p + Wr
(2.6)
dan untuk k2 :
Qu x L
k2 = ……………………………
AxE
(2.7)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
= 2,5 mm – 5 mm pada tanah yang lainnya.
Energi yang digunakan sama dengan tahanan tiang waktu pemancangan (driving
resistance) dikalikan dengan perpindahan tiang. Jika energi yang masuk (energy
input) telah diketahui, dapat diestimasikan besarnya energi yang hilang yang
dapat ditentukan tahanan tiang waktu pemancangan. Energi yang dihasilkan oleh
E = Qu s + ∆E ……………………………
(2.8)
Wr h = Qu s + Qu C
= Qu (s + C) ……………………………
(2.9)
Wr h
Qu = ……………………………
s +C
(2.10)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Nilai C pada umumnya diambil 0,1” (0,254 cm) untuk pemukul dengan mesin
tenaga uap dan 1’ (2,54 cm) untuk pemukul yang dijatuhkan (drop hammer).
Sander (1851). Pada formula tersebut faktor aman (FS) diambil kira-kira 6. setelah
menjadi :
e W h (Wr + n W p )
2
Qu = h r ……………………………
s + C Wr + W p
(2.11)
eh Eh
Qu = ……………………………
s + C1
(2.12)
eh Eh L
C1 =
2 AE
eh E h
Qu = ……………………………
W
s + 0.1 p
W r
(2.13)
Qu = a eh Eh (b − log s ) ……………………………
(2.14)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
= 0,85 untuk semua palu yang lain
satuan S a b
SI mm 104,5 2,4
Inch 27 1,0
Faktor keamanan (FS) adalah 3
eh Eh
Qu = ……………………………
ku s
(2.15)
Dengan :
λ
ku = Cd 1+
Cd
Wp eh Eh L
Cd = 0.75 + 0.15 λ=
Wr A E s2
eh Eh
Qu = ……………………………
s ( 1 + 0.3C1 )
(2.16)
Wp
C1 =
Wr
eh EhC1
Qu = ……………………………
s + C2
(2.17)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
(Wr + n 2W p ) Qu x L
C1 = ; C2 =
Wr + W p AE
1.25eh Eh (Wr + n W p )
2
Qu = ……………………………
s+ C Wr + W p
(2.18)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
BAB III
PANCANG
gaya tersebut tetap intensitasnya, tetap tempatnya, dan tetap arah/ gaya kerjanya.
Gaya-gaya tersebut disebut beban statis. Kondisi sepeti ini berbeda dengan beban
d. Beban dinamis lebih kompleks dibanding dengan beban statis, baik dari
waktu, maka struktur yang bersangkutan akan ikut bergerak. Dalam hal
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
terdapat peristiwa redaman yang hal ini tidak ada pada pembebanan
P(t)
P
Inertial Forces
Untuk proses pemancangan saat kondisi tanah pasir yang tidak padat dan
Sedangkan pada kondisi tanah plastis (Lempung, lanau), tahanan gesek tiang
sangat kecil dibanding dengan tahanan gesek sesudah waktu yang lama. Namun
tahanan tiang terhadap pukulan dinamis jauh lebih besar daripada tahanan beban
statis yang diterapkan pada periode yang waktu yang lama. Oleh sebab itu
Hubungan tersebut disebut rumus tiang pancang, dimana rumus tersebut harus
3.2 Perhitungan
K25 (Diesel hammer) yang diproduksi oleh Kobe Diesel Hammers. Penetrasi
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
pukulan diambil dari data Kalendering pemancangan di lapangan pada 10 pukulan
dengan mutu beton K-500 (fc’ = 41.5 MPa), data sebagai berikut :
= 30.144kN.
ehWr h Wr + n 2W p
Qu =
s + 1 ( k1 + k 2 + k 3 ) Wr + W p
2
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Wr 24.50 x 1000
k1 = = = 0.1951 MPa dari Tabel 2.2 diperoleh :
As 1256 x 100
k1 = 3mm = 0.003m
Qu x L
k2 =
AE
Qu x 10 10Qu
k2 = =
0.1256 x 30277632.01 3802870.58
k 2 = 2.6296 x 10 −6 Qu
k3 = 2.5mm = 0.0025m
Eh 68.73
h = = = 2.8053 m
Wr 24.50
n = 0.5
58.42037
Qu = 0.545175981
0.024 + 0.0015 + 1.3148.10 −6 Qu + 0.00125
31.849383
Qu =
0.02675 + 1.3148.10 −6 Qu
Qu = 1128.0825 kN
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
1128.0825 x 10
k2 =
0.1256 x 30277632.01
11280825
k2 =
3802870.58
k 2 = 0.002967 m = 2.967 mm
Qu = 1128.0707 kN
Qu
Qall =
SF
1128.0707 kN
Qall =
4
Qall = 282.0178 kN
ehWr h (Wr + n W p )
2
Qu =
s + C Wr + W p
n = 0.5
Eh 68.73
h = = = 2.8053 m
Wr 24.50
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
0.85 x 24.50 x 2.8053 (24.50 + (0.5) 2 x 37.751 )
Qu =
0.024 + 0.0254 24.50 + 37.751
maka :
Qu = 644.7258 kN .
Qu
Qall =
SF
644.7258kN
Qall =
6
Qall = 107.4543 kN .
eh Eh eh Eh L
Qu = C1 =
s + C1 2 AE
0.85 x 68.73 x 10
C1 = = 0.00876m
2 x0.1256 x 30277632.01
Maka :
0.85 x 68.73
Qu =
0.024 + 0.00876
Qu = 1783.2876 kN
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Qu
Qall =
SF
1783.2876kN
Qall =
3
Qall = 594.4292 kN
Qu = a eh Eh (b − log s )
b = 2.4
a = 104.5
Qu = 1601.4026 kN.
Qu
Qall =
SF
1601.4026kN
Qall =
3
Qall = 533.8009kN
eh Eh
Qu =
ku s
λ
k u = C d 1 +
Cd
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Wp
C d = 0.75 + 0.15
Wr
37.751
C d = 0.75 + 0.15
24.50
C d = 0.9811
eh E h L
λ=
A E s2
0.85 x 68.73 x 10
λ =
0.1256 x 30277632.01x (0.024) 2
584.205
λ =
2190.4535
λ = 0.26671
0.26671
k u = 0.9811 1 + = 1.24781
0.9811
Jadi,
0.85 x 68.73
Qu = = 19850.7678 kN
1.24781 x 0.024
Qu
Qall =
SF
1950.7678 kN
Qall =
6
Qall = 325.1279 kN
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
f. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Navy-Mc.Kay
eh Eh
Qu =
s ( 1 + 0.3C1 )
Wp
C1 =
Wr
Wp
C1 =
Wr
37.751
C1 =
24.50
C1 = 1.5409
Maka :
0.85 x 68.73
Qu =
0.024 ( 1 + (0.3 x 1.5409 )
Qu = 1664.6781 kN
Qu
Qall =
SF
1664.6781kN
Qall =
6
Qall = 277.4464 kN
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
eh EhC1
Qu = n = 0.1
s + C2
(Wr + n 2W p )
C1 =
Wr + W p
C1 = 0.39963
Menentukan nilai C2 :
Qu x L
C2 =
AE
Qu x 10
C2 =
0.1256 x 30277632.01
C 2 = 2.6296 x 10 −6 Qu
Qu = 879.9104 kN.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Qu x L
C2 =
AE
879.9104 x 10
C2 =
0.1256 x 30277632.01
8799.104
C2 =
3802870.58
C 2 = 0.002314m
C 2 = 2.314mm
Ini menghasilkan
Karena nilai Qu-nya mendekati maka tidak perlu menghitung ulang C2.
Qu
Qall =
SF
880.0627 kN
Qall =
4
Qall = 220.0157 kN
Commision (1965).
n = 0.5
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
1.25 x 0.85 x 68.73 (24.50 + (0.5) 2 x 37.751
Qu =
0.024 + 0.00254 24.50 + 37.751
Qu = 1500.0685 kN .
Qu
Qall =
SF
1500.0685kN
Qall =
6
Qall = 250.0114 kN
eh E h
Qu =
W
s + 0.1 p
Wr
0.85 x 68.73kN .m
Qu =
(
0.024m + 0.1 37.751kN
24.50kN
)
Qu = 328.0466 kN
Qu
Qall =
SF
328.0466kN
Qall =
6
Qall = 54.6774 kN
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
3.2.2 Tiang Pancang Pipa Baja OD 54 Inch.
Bila tiang pancang pracetak (precast concrete pile) diganti dengan tiang
pancang pipa baja OD 54 inch dengan asumsi berat tiang (Wp) yang hampir sama
= ± 37.751 kN.
ehWr h Wr + n 2W p
Qu =
s + 1 ( k1 + k 2 + k 3 ) Wr + W p
2
Wr 24.50 x 1000
k1 = = = 0.599 MPa dari Tabel 2.2 diperoleh :
As 409 x 100
k1 = 1mm = 0.001m
Qu x L
k2 =
AE
Qu x 10
k2 =
0.0409 x( 2.1 x10 8 )
k 2 = 1.16428 x 10 −6 Qu
k3 = 2.5mm = 0.0025m
Eh 68.73
h = = = 2.8053 m
Wr 24.50
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
n = 0.5
58.42037
Qu = 0.545175981
0.024 + 0.0005 + 5.8214.10 −7 Qu + 0.00125
31.849383
Qu =
0.02575 + 5.8214 −7 Qu
Qu = 1204.092205kN
1204.092205 x 10
k2 =
0.0409 x (2.1 x10 8 )
k 2 = 1.4019 x10 − 4 m
Qu =1233.5115 kN
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Qu
Qall =
SF
1233.5115kN
Qall =
4
Qall = 308.3779kN
ehWr h (Wr + n W p )
2
Qu =
s + C Wr + W p
n = 0.5
Eh 68.73
h = = = 2.8053 m
Wr 24.50
Qu
Qall =
SF
644.7258kN
Qall =
6
Qall = 107.4543 kN .
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
eh Eh eh Eh L
Qu = C1 =
s + C1 2 AE
0.85 x 68.73 x 10
C1 = = 0.005831716m
2 x0.0409 x (2.1x10 8 )
Maka :
0.85 x 68.73
Qu =
0.024 + 0.005831716
Qu = 1958.3352 kN
Qu
Qall =
SF
1958.3352 kN
Qall =
3
Qall = 652.7784 kN
Qu = a eh Eh (b − log s )
b = 2.4
a = 104.5
Qu = 1601.4026 kN.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Qu
Qall =
SF
1601.4026kN
Qall =
3
Qall = 533.8009 kN
eh Eh
Qu =
ku s
λ
k u = C d 1 +
Cd
Wp
C d = 0.75 + 0.15
Wr
37.751
C d = 0.75 + 0.15
24.50
C d = 0.9811
eh E h L
λ=
A E s2
0.85 x 68.73 x 10
λ =
0.0409 x (2.1x10 8 ) x (0.024) 2
λ = 0.1181
0.1181
k u = 0.9811 1 + = 1.09921505
0.9811
Jadi,
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
0.85 x 68.73
Qu = = 2214.4780 kN
1.09921505 x 0.024
Qu
Qall =
SF
2214.4780kN
Qall =
6
Qall = 369.0797 kN
eh Eh
Qu =
s ( 1 + 0.3C1 )
Wp
C1 =
Wr
Wp
C1 =
Wr
37.751
C1 =
24.50
C1 = 1.5409
Maka :
0.85 x 68.73
Qu =
0.024 ( 1 + (0.3 x 1.5409 )
Qu = 1664.6781 kN
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Qu
Qall =
SF
1664.6781kN
Qall =
6
Qall = 277.4464 kN
eh EhC1
Qu = n = 0.5 (tiang baja)
s + C2
(Wr + n 2W p )
C1 =
Wr + W p
C1 = 0.5451759811
Menentukan nilai C2 :
Qu x L
C2 =
AE
Qu x 10
C2 =
0.0409 x (2.1x10 8 )
C 2 = 1.16428 x 10 −6 Qu
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
0.85 x 68.73 x 0.5451759811
Qu =
(
0.024 + 1.16428 x 10 −6 Qu )
Qu = 1251.124624kN.
Qu x L
C2 =
AE
1251.124624 x 10
C2 =
0.0409 x (2.1x10 8 )
C 2 = 1.456659243 x10 −3 m
Ini menghasilkan
0.85 x 68.73 x 0.5451759811
Qu =
0.024 + (1.456659243 x10 −3 )
Qu = 1251.1246kN
Karena nilai Qu-nya mendekati maka tidak perlu menghitung ulang C2.
Qu
Qall =
SF
1251.1246kN
Qall =
4
Qall = 312.7811kN
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
h. Perhitungan Kapasitas Tiang dengan Rumus Michigan State Highway of
Commision (1965).
n = 0.5
Qu = 1500.0685 kN .
1500.0685kN
Qall =
6
Qall = 250.0114 kN
eh E h
Qu =
W
s + 0.1 p
Wr
0.85 x 68.73kN .m
Qu =
(
0.024m + 0.1 37.751kN
24.50kN
)
Qu = 328.0466 kN
Qu
Qall =
SF
328.0466kN
Qall =
6
Qall = 54.6774 kN
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Umum
eh E h Wr + n 2W p
Qu =
s + 1 ( k1 + k 2 + k 3 ) Wr + W p
2
Eytelwein, Janbu, Olsen, dan lain sebagainya berdasarkan pengalaman pribadi dan
praktis. Selain itu, kondisi tanah setempat, alat ,dan variabel lainnya sangat
tidak mempunyai hubungan yang baik bila digunakan orang lain dalam kawasan
berpengaruh terhadap kapasitas tiang pada pemancangan, maka banyak para ahli
dari energi yang diteruskan oleh hammer dan penetrasi tiang saat pemukulan.
Oleh sebab itu rumus dinamis telah banyak digunakan untuk memperhitungkan
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Dengan rumus-rumus tersebut dapat diambil suatu keputusan bagi
data-data alat pemancangan dan data-data tiang diperoleh hasil yang begitu
kompleks dimana hasil perhitungan antar rumus menunjukkan hasil yang sanat
jauh berbeda.
Untuk bahan perbandingan dipakai 2 (dua) buah tiang tunggal yaitu tiang
beton pracetak diameter 40 cm dan tiang baja OD 54 inch dengan berat tiang (Wp)
diperkirakan sama yaitu 37,751 kN. Maka perbandingan itu begitu jelas terlihat
dan sebagian rumus juga memiliki kesamaan dalam menurunkan rumus, misalnya
rumus ENR, rumus Gates, rumus Navy- Mc.Kay, dan rumus Michigan, dimana
faktor-faktor kompresi elastik dari tiang seperti luasan tiang (As), panjang tiang
Dari tabel perhitungan kapasitas ultimate (Tabel 3.1) untuk tiang beton
pracetak diameter 40cm pada final set terlihat bahwa rumus Janbu memberikan
nilai kapasitas ultimate tiang lebih tinggi (Qu = 1950.7678 kN) dan kapasitas
pada tiang baja OD 54 inch (Tabel 3.2), kapasitas ultimate tiang tertinggi yaitu Qu
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
= 2214.4780 kN (rumus Janbu) dan Kapasitas ultimate terendah (Qu = 328.0466
sebuah kombinasi palu dan tiang pancang yang diberikan maka dihasilkan sebuah
kurva pada Gambar 4.1. kurva ini memperlihatkan set terhadap kapasitas ultimate
dalam sistem khusus yang digunakan, sehingga para perencana dapat mengitung
14000
Kapasitas Ultimate (kN)
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
0,00 0,40 0,80 1,20 1,60 2,00 2,40
Set (cm /Pukulan)
45000
Hilley (kN) ENR (kN) Danish (kN)
40000
Kapasitas Ultimate (kN)
yang maksimum dan pada saat final set (2,4 cm/pukulan) kapasitas tiang adalah
nilai yang sama dengan rumus Navy. Ini menunjukkan bahwa semakin besar
penetrasi pada saat pemancangan maka semakin kecil kapasitas ultimate tiang.
35000 3500
30000 3000
25000 2500
2000
20000
1500
15000
1000
10000
500
5000 0
0 0 2 4 6 8 10 12
0 2 4 6 8 10 12
1/set (pukulan/cm )
1/set (pukulan/cm )
45000
Kapasitas Ultimate (kN)
40000
5000
Kapasitas Ultimate (kN)
35000
30000 4000
25000
3000
20000
15000 2000
10000 1000
5000
0
0
0 2 4 6 8 10 12 0 2 4 6 8 10 12
1/set (pukulan/cm)
1/set (pukulan/cm)
Gambar 4.2
Grafik hubungan antara Qu (kN) dengan 1/Set (Pukulan/cm)
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Pada grafik diatas (Gambar 4.2a) menunjukkan bahwa rumus Janbu pada
(1.2 pukulan/cm; 2177.3951kN) adalah kurva yang tertinggi dan pada 0.8
kurva menunjukkan suatu garis linear dibanding dengan rumus yang lainnya.
Untuk tiang baja OD 54 inch (Gambar 4.2b) menunjukkan bahwa rumus Janbu
pada (0.8 pukulan/cm; 3572.8450kN) kurvanya yang tertinggi dan pada 0.7
pukulan/cm mengalami penurunan yang dratis, dan pada rumus Michigan kurva
menunjukkan suatu garis linear. Pada Qu = 500 kN, semua hasil rumus kapasitas
Ultimate (Qu).
Besarnya beban kerja (working laod) atau kapasitas tiang ijin (Qall) dapat
ultimate (Qu) dibagi dengan faktor aman (FS) yang sesuai. Pada masing-masing
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Oleh sebab itu, hasil perhitungan kapasitas ultimate yang dihasilkan harus
dikalikan dengan faktor aman dari masing-masing rumus yang telah ditentukan.
Hasil perhitungan kapasitas ijin tiang untuk final set pada tiang beton
pracetak diameter 40 cm, Tabel 4.2 menunjukkan bahwa kapasitas ijin tiang
(Qall) yang tertinggi adalah 594.4292 kN (rumus Danish) dan terendah adalah
4.3), kapasitas tiang ijin tertinggi, yaitu 652.7784 kN (rumus Danish) dan 54.6744
kN (rumus Eytelwein).
Setelah didapat kapasitas ijin tiang dari kedua tiang pancang, dihitung
kembali penetrasi s dengan menggunakan Qall sebagai kapasitas tiang pada final
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Dari Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai penetrasi untuk kedua tiang
pancang dengan Qall sebagai kapasitas tiang, diperoleh hasil penetrasi yang sangat
jauh lebih besar dari penetrasi untuk Qult, yaitu nilai penetrasi 8.95cm pada
kapasitas tiang 592.4292kN (rumus Danish) untuk tiang beton dan untu, tiang baja
diperoleh nilai penetrasi 7.99cm pada kapasitas tiang ijin 652.7784kN. Sedangkan
pada rumus Eytelwein, diperoleh nilai penetrasi jauh lebih tinggi dibanding rumus
yang lain, yaitu 91,43cm pada kapasitas tiang ijin 54.6744kN. Ini disebabkan
dengan arti lain rumus dinamis sebagai alat untuk meramalkan kapasitas tiang
Dan yang sangat perlu sekali diperhatikan bagi perencana pada saat
penumbukan tiang pancang untuk 10 kali pukulan terakhir telah mencapai hasil yang
pemancangan yang terus menerus setelah tiang pancang hampir berhenti penetrasi
harus dicegah, terutama jika digunakan palu berukuran sedang. Penetrasi yang
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
BAB V
5.1 Kesimpulan
1. Rumus kapasitas tiang pancang dinamis dasar disebut juga rumus tiang
momentum.
2. Hasil perhitungan untuk final set pada setiap rumus dinamis diperoleh
mendekati.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
4. Pada perbandingan tersebut diperoleh bahwa rumus ENR, rumus
faktor-faktor kompresi elastik dari tiang seperti luasan tiang (As), panjang
karena rumus ini memperhitungkan luasan (As), panjang tiang (L) dan
5.2 Saran
Perlu diperhatikan bahwa rumus dinamis tiang hanya berlaku untuk tiang
kelompok tiang,
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J. E, 1991, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi Keempat Jilid 1, Erlangga,
Jakarta.
Bowles, J. E, 1993, Analisa dan Desain Pondasi, Edisi Keempat Jilid 2, Erlangga,
Jakarta.
Das. B.M, 1984, Principles of Foundation Engineering, Fourth Edition, Library
of Congress Cataloging in Publication Data, Washington D.C.
Departemen PU, Divisi 7 Struktur Tiang Pancang, Hhtp: Www.Google.q search.
Divisi 7 strukutr tiang pancang.
Hardiyatmo, Hary Christady, 1996, Teknik Pondasi 1, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.
Hardiyatmo, Hary Christady, 2002, Teknik Pondasi 2, Edisi Kedua, Beta Offset,
Yokyakarta.
Ralph Peck B, dkk, 1996, Teknik Fondasi, Gadjah Mada University Press,
Yokyakarta.
Sosrodarsono Suyono, Ir, 2005, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, PT.
Pradnya Paramita, Jakarta.
Susy Rostiyanti Fatena.Ir, 2002, Alat Berat untuk Proyek Konstruksi, PT. Rineka
Cipta, Jakarta.
Wahyu Hidayat, 2008, Tugas Akhir, Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang
Pancang pada Proyek Pembangunan Islamic Center Kabupaten
Kampar – Riau, Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera
Utara. Medan.
Widodo, MSCE,Ph.D, Ir, 2000, Respon Dinamik Struktur Elastik, UII Press,
Jogjakarta.
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel A-2 Bagian- bagian Tiang pancang baja
OD Ketebalan Berat per Beton Luas, inci2
Dalam dinding lin ft.lb Yd3/ft
(cm) in cm beton Baja
0.219 0.556 41.5 0.0623 242.2 12.23
0.250 0.635 47.4 0.0619 240.5 13.94
18 0.312 0.792 59.0 0.0610 237.1 17.34
(45.72) 0.375 0.953 70.6 0.0601 233.7 20.76
Nora Christina Siboro : Perbandingan Perhitungan Kapasitas Tiang Dengan Rumus Dinamis, 2009.
USU Repository © 2009