Anda di halaman 1dari 37

RHEOLOGI

LABORATORIUM FARMASEUTIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

LAPORAN

RHEOLOGI

OLEH:

KELOMPOK: II

ASISTEN: BUDI PRASETIA RUMAF

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2012

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Beberapa tahun terakhir ini, prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam
penyelidikan cat, tinta, berbagai adonan, bahan-bahan untuk pembuat jalan,
kosmetik, produk hasil peternakan serta bahan-bahan lain. Penyelidikan viskositas
dari cairan sejati, larutan, dan sistem koloid baik yang encer maupun yang kental
jauh lebih bersifat praktis daripada nilai teoretis. Jika karakteristik fisika masing-
masing ini dirancang dan dipelajari secara objektif menurut metode analitis dari
rheologi, dapat diperoleh informasi yang berharga untuk digunakan dalam
memformulasi produk-produk farmasi yang lebih baik.

Rheologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukan ke


dalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan penuangan
dari botol, pengeluaran dari tube / pelewatan dari suatu jarum suntik. Rheologi
dari suatu produk tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi dari bentuk cair
ke semisolid sampai ke padatan, dapat mempengaruhi penerimaan bagi si pasien,
stabilitas fisika, dan bahkan availibilitas biologis. Jadi viskositas telah terbukti
mempengaruhi laju absorbsi obat dari saluran cerna.

Dengan adanya tegangan permukaan yang tinggi dan dengan adanya pemberian
surfaktan yang mana surfaktan yang digunakan terbagi atas dua yang salah satunya
adalah hidrokskopis, yang mana bila menempel pada mikroba atau dalam suatu bakteri
akan sulit terlepas. Dalam hal menentukan tegangan dari permukaan suatu benda kita
haruslah meninjau dari besarnya massa benda yang mengalir dalam fluida.

Latar belakang dilakukannya percobaan ini yaitu untuk dapat menentukan

tegangan permukaan zat cair dan menentukan konsentrasi misel kritik suatu surfaktan

dengan metode tegangan permukaan serta dapat menerangkan faktor – faktor yang

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

mempengaruhi tegangan permukaan suatu zat cair, metode ini juga dgunakan sebagai

landasan teori dalam bidang farmasi dengan bentuk sediaan suspense dan emulsi.

I.2 TUJUAN PERCOBAAN


Adapun tujuan dari praktikum ini, yaitu:
1. Menjelaskan tentang rheologi
2. Membedakan cairan newton dan non newton
3. Menentukan viskositas rheologi cairan newton dan non newton

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 DASAR TEORI

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan


deformasi. Ilmu ini digunakan oleh ahli fisiologi untuk menentukan sirkulasi
darah, dan untuk para dokter dipakai untuk menentukan aliran larutan injeksi,
sedangkan untuk ahli farmasi digunakan untuk menentukan aliran suatu sediaan
misalnya emulsi, suspensi, dan salep (Kosman, 2005).
Beberapa tahun terakhir ini prinsip dasar rheologi telah digunakan dalam
penyelidikan cat, tinta, berbagai adonan, bahan-bahan untuk pembuat jalan,
kosmetik, produk hasil peternakan, serta bahan-bahan lain. Penyelidikan
viskositas dari cairan sejati, larutan dan sistem koloid baik yang encer maupun
kental jauh lebih bersifat praktis dari pada bernilai teoris (Martin, 1993).
Reologi meliputi pencampuran dan aliran dari bahan, pemasukan ke
dalam wadah, pemindahan sebelum digunakan, apakah dicapai dengan
penuangan dari botol, pengeluaran dari tube, atau pelewatan dari suatu jarum
suntik. Reologi dari suatu produk tertentu yang dapat berkisar dalam konsistensi
dari bentuk cair ke semisolid sampai kepadatan, dapat mempengaruhi
penerimaan bagi si pasien, stabiltas fisika, dan bahkan afailabilitas biologis.jadi
viskositas telah terbuksti mempengaruhi laju absorbs obat dari saluran cerna
(Martin, 1993).
Sifat-sifat reologi dari system farmasetik dapat mempengaruhi
pemilihan alat yang akan digunakan untuk memproses produk tersebut dalam
pabriknya. Lebih-lebih lagi tidak adanya perhatian terhadap pemilihan alat ini
akan berakibat diperolehnya hasil yang tidak diinginkan, paling tidak dalam
karekteristik alirannya (Martin, 1993).

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

Hukum aliran dari Newton perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang
cairan dipisahkan oleh suatu jarak yang kecil sekali (dv) adalah “perbedaan
kecepatan” atau rate of shear, dv/dr. gaya persatuan luas F’/A diperlukan untuk
menyebabkan aliran, ini disebut shearing stress. Newton adalah orang pertama
yang mempelajari sifat-sifat aliran dari cairan secara kuantitatif. Dia
menemukan bahwa makin besar viskositas suatu cairan. Akan makin besar pula
gaya persatuan luas (shearing stress) yang diperlukan untuk menghasilkan suatu
rate of shear tertentu. Oleh karena itu, rate of shear harus berbanding langsung
dengan shearing stress atau

F' dv
=
A dt

Dimana  adalah koefisien viskositas, biasanya dinyatakan sebagai


viskositas saja. Persamaan sering kali ditulis sebagai (Martin, 1993):

F
 =
G

Dimana F = F’/A dan G = dv/dr

Adanya zat terlarut mekromolekul akan menaikkan viskositas larutan.


Bahkan pada konsentrasi rendahpun, efeknya besar, karena molekul besar
mempengaruhi aliran fluida pada jarak jauh. Viskositas diukur dengan beberapa
cara. Dalam “Viskometer Ostwald”, waktu yang diperlukan oleh larutan untuk
melewati pipa kapiler dicatat dan dibandingkan dengan sampel standar. Metode
ini cocok untuk penentuan ( ), karena perbandingan viskositas larutan dan
pelarut murni, sebanding dengan waktu pengaliran t dan t’ setelah dikoreksi
untuk perbedaan antara rapatan ρ dan ρ’ (Atkins, 1997).

 t 
= x
 ' t' '

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

Viskometer dalam bentuk silinder konsentris yang berotasi juga


digunakan untuk pengukuran viskositas. Tenaga putar pada silinder dalam
monitor di saat silinder luas dirotasikan. “Viskometer drum Berotasi” ini
mempunyai kelebihan dibandingkan dengan jenis Ostwald yaitu: Gradien geser
antara kedua silinder ini lebih sederhana daripada dalam pipa kapile (Atkins,
1997).
Karena viskositas berubah-ubah tergantung pada temperature, maka
penentuan temperatur jadi penting; umumnya viskositas cairan berkurang
dengan meningkatnya temperatur. Penentuan viskositas dalam istilah poise atau
centipoise menghasilkan perhitungan viskositas absolute. Kadang-kadang lebih
sesuai memakai skala kinetik. Dimana unit –unit viskositas diukur dengan
Stokes dan centistokes). Viskositas kinematik di dapat dari viskositas absolute
dibagi bobot jenis cairan pada temperatur yang sama (Ansel,1989)
Viskositas Kinematik = viskositas absolut

Bobot jenis

Untuk larutan viskositasnya bergantung pada konsentrasi atau kecepatan


larutan. Umumnya larutan yang konsentrasinya tinggi. Viskositasnya juga
tinggi. Sebaliknya larutan yang konsentrasinya rendah viskositasnya juga akan
rendah. Adapun hubungan viskositas atau kekentalan dengan konsentrasi itu
penting karena dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi sel darah. Pada
darah normal, kekentalan terjadi dua kali dan bila konsentrasi darah meningkat
mencapai 70 kali di atas normal, maka kekentalan darah mencapai 20 kali air.
Dengan alas an demikian, aliran darah merah sangat rendah atau viskotasnya
turun. Sebaliknya pada penderita polyathemia (kadar sel darah merah
meningkat), aliran darah sangat lambat karena viskositasnya naik (Kosman,
2007).

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

Setiap fluida mempunyai viskositas yang berbeda-beda yang harganya


bergantung pada jenis cairan dan suhu. Cairan mempunyai viskositas lebih
besar daripada gas, karena memiliki gaya gesek untuk mengalir lebih besar.
Pada kebanyakan cairan viskositasnya turun dengan naiknya suhu. Menurut
teori lubang terdapat kekosongan dalam cairan dan molekul bergerak secara
kontinu ke dalam kekosongan ini. Sehingga kekosongan akan bergerak keliling.
Proses ini menyebabkan aliran, tetapi memerlukan energi karena ada energi
pengaktifan yang harus dipunyai suatu molekul agar dapat bergerak ke dalam
kekosongan energi pengaktifan lebih mungkin terdapat pada suhu yang lebih
tinggi dan dengan demikian cairan lebih mudah mengalir (Yasul, 2003).

Viskositas mula-mulai diselidiki oleh Newton, yaitu dengan


menggambarkan zat cair sebagai berikut (Martin, 2008):

A
f

dv

dr

Balok zat cair ini terdiri lapisan-lapisan molekul yang sejajar satu sama
lain. Lapisan terbawah tetap diam, sedangkan lapisan diatasnya bergerak
dengan kecepatan konstan, sehingga setiap lapisan akan bergerak dengan
kecepatan yang berbanding langsung dengan jaraknya terhadap lapisan
terbawah yang tetap. Perbedaan kecepatan dv antara dua lapisan yang
dipisahkan dengan jarak dx disebut dv/dx atau kecepatan geser (rate of shear).
Sedangkan gaya per satuan luas F/A atau tekanan geser (Shearing stress)
(Martin, 2008).

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

Ahli farmasi kemungkinan besar lebih sering menghadapi cairan non-


Newton dibanding dengan cairan biasa. Oleh karena itu mereka harus
mempunyai metode yang sesuai untuk mempelajari zat-zat kompleks. Ini. Non-
Newtonian bodies adalah zat-zat yang tidak mengikuti persamaan aliran
Newton, disperse heterogen cairan dan padatan seperti larutan koloid, emulsi,
suspensi cair, salep dan produk-produk serupa masuk dalam kelas ini. Jika
bahan-bahan Non-Newton dianalisis dalam suatu uskometer yang dan hasilnya
diplot, diperoleh berbagai kurva konsentrasi yang menggambarkan adanya tiga
kelas aliran yakni : plastis, pseudoplastis dan dilatan (Martin, 1993).

Berdasarkan grafik sifat aliran (Rheogram) cairan Newton dibagi atas 2


kelompok, yaitu (Martin, 2008):

1. Cairan yang sifat alirnya tidak dipengaruhi oleh waktu, kelompok ini terbagi
atas tiga bagian yaitu:
a. Aliran plastik
Cairan yang mempunyai aliran plastik tidak akan mengalir
sebelum suatu gaya tertentu dilampauinya. Gaya tersebut adalah “yield
value” atau “f”. Pada tekanan di bawah yield value cairan tersebut
bertindak sebagai bahan elastik, sedangkan di atas harga ini aliran
mengikuti hukum Newton.
Rate of shear

Shearing stress

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

b. Aliran Pseudoplastik
Viskositas cairan psedoplastik akan berkurang dengan naiknya
kecepatan geser, berbeda dengan aliran plastik, di sini tidak ada yield
value, karena kurva tidak mempunyai bagian yang linier, maka cairan
akan mempunyai aliran pseudoplastik tidak mempunyai harga viskositas
yang absolut.

Rate of shear

Shearing stress

c. Aliran Dilatan
Viskositas cairan akar naik dengan naiknya kecepatan geser
karena volumenya akan naik bila ia bergeser.
Rate of shear

Shearing stress

Alat untuk mengukur voskositas dan rheology suatu zat cair


disebut viscometer. Ada dua jenis viscometer yaitu:

1. Viskometer satu titik : Viskometer kapiler, viscometer bola jatuh,


penatrometer, palte plastometer.
2. Viskometer banyak titik : viscometer rotasi tipe stromer, brokfield,
3. Sotavisco dan lain-lain.

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

II.2 URAIAN BAHAN


1. Air Suling (Ditjen, POM. 1979)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air suling, Aquades
RM/BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak
mempunyai rasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pelarut
2. ABC Syrup Special Grade Melon
Komposisi: Gula, air, perisa melon, sari buah melon, pengawet natrium,
pengatur keasaman, pewarna tartrazin CI 19140, dan berlian CI 42090.
3. ABC Syrup Squash Leci
Komposisi: Gula pasir, natrium benzoate, asam nitrat, sari buah leci, arema
leci, pewarna tartrazin CI 19140.
4. Xhantan Gum (Exipient, 782)
Deskripsi: Berupa krim atau putih berwarna, berbau lemah, mudah
menguap, berupa serbuk.
5. Xhantan Gum (Exipient, 782)
Nama resmi : Xhantan Gum
Nama lain : Xhantani Gummi, Xantural
Rumus molekul : C35H49O29
Pemerian : Berupa krim atau putih berwarna, berbau lemah, mudah
menguap
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Bahan pensuspensi
6. Magnesium Aluminum Silikat (Ditjen, POM. 1979)
Nama resmi : Magnesium Aluminum Silicate
Nama lain : Veegum, Magnesium Aluminum Silikat

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

Rumus molekul : 2MgO.3SiO2.nH2O


Pemerian : Serbuk bebas butiran kasar; putih atau hamper putih;
tidak berbau; tidak berasa; agak higroskopik
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Bahan pensuspensi
II.3 PROSEDUR KERJA (Anonim, 2012)
Alat yang digunakan untuk percobaan ini adalah viscometer brokkfield
sedangkan bahan yang akan ditentukan sifat alirya adalah Aquadest, Gliserin,
Syrup ABC, Minyak kelapa, Larutan CMC 2% dan sediaan suspense campuran
CMC 0,% dengan veegum 2%.
Lakukan pengukuran viskosotas:
1. Pada 50 rpm terhadap aquadest, gliserin, syrup ABC, dan minyak kelapa.
2. Pada 0,5; 2; 5; 10; 20; 50 dan 100 rpm larutan CMC 2%, dan campuranCMC
0,1% dengan veegum 2% kemudian buatlah rheogramnya.

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

BAB III

CARA KERJA

III.1 ALAT DAN BAHAN


III.1.1 Alat yang digunakan
1. Batang pengaduk
2. Botol bening
3. Botol semprot
4. Erlenmeyer
5. Gelas kimia
6. Kertas grafik
7. Piknometer 25 ml
8. Spindle 61
9. Spindle 64
10. Viscometer Brookfield
11. Viscometer Otswald
III.1.2 Bahan yang digunakan
1. Aquades
2. ABC Syrup Special Grade Melon
3. ABC Syrup Squash Leci
4. Gum Xhantan 3%
5. Tissue
6. Veegum:Gum Xhantan 1:2
III.2 LANGKAH PERCOBAAN
Lakukan pengukuran viskosotas:
a. Viskometer Brokfield
1. Pada 50 rpm terhadap ABC Syrup Special Grade Melon, ABC Syrup
Squash Leci, Gum Xhantan 3%, dan Veegum:Gum Xhantan 1:2.

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

2. Pada 0,5; 2; 5; 10; 20; 50 dan 100 rpm terhadap ABC Syrup Special
Grade Melon, ABC Syrup Squash Leci, Gum Xhantan 3%, dan
Veegum:Gum Xhantan 1:2, kemudian buatlah rheogramnya.
b. Viskometer Ostwold
1. Alat viskometer otswald dibersihkan
2. Dituangkan ABC Syrup Squash Leci ke dalam alat viskometer sampai
batas tanda.
3. Tetapkan waktu alir sampel dan standar dengan cara sebagai berikut:
 Sampel/standar dihisap sampai melebihi tanda garis atas
 Lepaskan alat hisap
 Jalankan stopwatch ketika cairan sampel berimpit dengan tanda garis
atas alat viskometer
 Matikan stopwatch ketika cairan sampel berimpit dengan tanda garis
bawah alat viskometer
4. Catat waktu alir yang diperlukan oleh ABC Syrup Squash Leci.

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 HASIL
A. Penentuan viskositas bahan newton

Nama Bahan Viskositas (P)


ABC Syrup Special Grade Melon 4.933
ABC Syrup Squash Leci 0.227
Gum Xhantan 81.35
Veegum Xhantan 84.766

B. Penentuan viskositas bahan non newton

ABC Syrup Special Grade Melon

VISKOSITAS (cP) VISKOSITAS (P)


RPM
NAIK TURUN NAIK TURUN
0.5 13000 16000 130 160
2 4200 4800 42 48
5 1300 1300 13 13
10 780 840 7.8 8.4
20 600 630 6 6.3
50 480 500 4.8 5
100 450 462 4.5 4.62
KURVA
KURVA MENAIK MENURUN
TEKANAN KECEPATAN TEKANAN
KECEPATAN GESER GESER GESER GESER
0.008333333 1.083333333 0.008333333 1.333333333
0.033333333 1.4 0.033333333 1.6
0.083333333 1.083333333 0.083333333 1.083333333
0.166666667 1.3 0.166666667 1.4
0.333333333 2 0.333333333 2.1
0.833333333 4 0.833333333 4.166666667
1.666666667 7.5 1.666666667 7.7

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

1.8
ABC Syrup Special Grade Melon
1.6

1.4

1.2
KECEPATAN GESER

0.8 KURVA MENAIK


KURVA MENURUN
0.6

0.4

0.2

0
0 2 4 6 8 10
TEKANAN GESER

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

ABC Syrup Squash Leci

VISKOSITAS (cP) VISKOSITAS (P)


RPM
NAIK TURUN NAIK TURUN
0.5 7360 6660 73.6 66.6
2 1461 1443 14.61 14.43
5 643 625 6.43 6.25
10 312 258 3.12 2.58
20 141 211 1.41 2.11
50 28.6 29 0.286 0.29
100 23.22 22.86 0.2322 0.2286
KURVA
KURVA MENAIK MENURUN
TEKANAN KECEPATAN TEKANAN
KECEPATAN GESER GESER GESER GESER
0.008333333 0.613333333 0.008333333 0.555
0.033333333 0.487 0.033333333 0.481
0.083333333 0.535833333 0.083333333 0.520833333
0.166666667 0.52 0.166666667 0.43
0.333333333 0.47 0.333333333 0.703333333
0.833333333 0.238333333 0.833333333 0.241666667
1.666666667 0.387 1.666666667 0.381

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

1.8
ABC Syrup Squash Leci
1.6

1.4
KECEPATAN GESER

1.2

0.8 KURVA MENAIK


KURVA MENURUN
0.6

0.4

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8
TEKANAN GESER

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

GUM XHANTAN

VISKOSITAS (cP) VISKOSITAS (P)


RPM
NAIK TURUN NAIK TURUN
0.5 270000 265000 2700 2650
2 89700 88500 897 885
5 43300 43100 433 431
10 25566 25980 255.66 259.8
20 15240 15950 152.4 159.5
50 8150 8120 81.5 81.2
100 4986 5004 49.86 50.04
KURVA
KURVA MENAIK MENURUN
TEKANAN KECEPATAN TEKANAN
KECEPATAN GESER GESER GESER GESER
0.008333333 22.5 0.008333333 22.08333333
0.033333333 29.9 0.033333333 29.5
0.083333333 36.08333333 0.083333333 35.91666667
0.166666667 42.61 0.166666667 43.3
0.333333333 50.8 0.333333333 53.16666667
0.833333333 67.91666667 0.833333333 67.66666667
1.666666667 83.1 1.666666667 83.4

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

1.8
Gum Xhantan
1.6

1.4

1.2

1
KURVA MENAIK
0.8 KURVA MENURUN

0.6

0.4

0.2

0
0 20 40 60 80 100

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

VEEGUM XHANTAN

VISKOSITAS (cP) VISKOSITAS (P)


RPM
NAIK TURUN NAIK TURUN
0.5 281000 270000 2810 2700
2 93000 89400 930 894
5 45200 45400 452 454
10 27000 26888 270 268.88
20 16350 16440 163.5 164.4
50 8470 8420 84.7 84.2
100 5244 5292 52.44 52.92
KURVA
KURVA MENAIK MENURUN
TEKANAN KECEPATAN TEKANAN
KECEPATAN GESER GESER GESER GESER
0.008333333 23.41666667 0.008333333 22.5
0.033333333 31 0.033333333 29.8
0.083333333 37.66666667 0.083333333 37.83333333
0.166666667 45 0.166666667 44.81333333
0.333333333 54.5 0.333333333 54.8
0.833333333 70.58333333 0.833333333 70.16666667
1.666666667 87.4 1.666666667 88.2

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

1.8
Veegum Xhantan
1.6

1.4

1.2
KECEPATAN GESER

0.8 KURVA MENAIK


KURVA MENURUN
0.6

0.4

0.2

0
0 20 40 60 80 100
TEKANAN GESER

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

IV.1 PERHITUNGAN
A. ABC Syrup Special Grade Melon (Naik)

RPM 0,5

Tekanan geser = kecepatan geser X viskocitas (P)

= 0,0083 X 130

= 1,083

RPM 2

Tekanan geser = kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,033 X 42

= 1,4

RPM 5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,083 X 13

= 1,083

RPM 10

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,167 X 7,8

= 1,3

RPM 20

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas

= 0,333 X 6

=2

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

RPM 50

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,833 X 4,8

=4

RPM 100

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 1,667 X 4,5

= 7,5

ABC Syrup Special Grade Melon (Turun)

RPM 0,5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,0083 X 160

= 1,333

RPM 2

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,0333 X 48

= 1,6

RPM 5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,083 X 13

= 1,083

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

RPM 10

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,16 X 8,4

= 1,4

RPM 20

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,333 X 6,3

= 2,1

RPM 50

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,833 X 5

= 4,166

RPM 100

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 1,667 X 4,62

= 7,7

B. ABC Syrup Squash Leci (Naik)

RPM 0,5

Tekanan geser = kecepatan geser X viskocitas (P)

= 0,0083 X 73,6

= 0,613

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

RPM 2

Tekanan geser = kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,033 X 14,61

= 0,487

RPM 5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,083 X 6,43

= 0,535

RPM 10

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,167 X 3,12

= 0,52

RPM 20

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas

= 0,333 X 1,41

= 0,47

RPM 50

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,833 X 0,286

= 0,238

RPM 100

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

= 1,667 X 0,322

= 0,387

ABC Syrup Special Squash Leci (Turun)

RPM 0,5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,0083 X 66,6

= 0,555

RPM 2

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,0333 X 14,43

= 0,481

RPM 5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,083 X 6,25

= 0,52

RPM 10

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,16 X 2,58

= 0,43

RPM 20

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,333 X 2,11

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

= 0,703

RPM 50

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,833 X 0,29

= 0,241

RPM 100

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 1,667 X 0,228

= 0,381

C. Gum Xhantan (Naik)

RPM 0,5

Tekanan geser = kecepatan geser X viskocitas (P)

= 0,0083 X 2700

= 22,5

RPM 2

Tekanan geser = kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,033 X 897

= 29,9

RPM 5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,083 X 433

= 36,083

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

RPM 10

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,167 X 255,66

= 42,61

RPM 20

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas

= 0,333 X 152,4

= 50,8

RPM 50

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,833 X 81,5

= 67,916

RPM 100

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 1,667 X 49,86

= 83,1

Gum Xhantan (Turun)

RPM 0,5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,0083 X 2650

= 22,083

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

RPM 2

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,0333 X 885

= 29,5

RPM 5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,083 X 431

= 35,916

RPM 10

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,16 X 259,8

= 43,3

RPM 20

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,333 X 159,5

= 53,166

RPM 50

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,833 X 81,2

= 67,666

RPM 100

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

= 1,667 X 50,04

= 83,4

D. Veegum Xhantan (Naik)

RPM 0,5

Tekanan geser = kecepatan geser X viskocitas (P)

= 0,0083 X 2810

= 23,416

RPM 2

Tekanan geser = kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,033 X 930

= 31

RPM 5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,083 X 452

= 37,66

RPM 10

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,167 X 270

= 45

RPM 20

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas

= 0,333 X 163,5

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

= 54,5

RPM 50

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,833 X 84,7

= 70,583

RPM 100

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 1,667 X 52,44

= 87,4

Veegum Xhantan (Turun)

RPM 0,5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,0083 X 2700

= 22,5

RPM 2

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,0333 X 894

= 29,8

RPM 5

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,083 X 454

= 37,833

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

RPM 10

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,16 X 268,88

= 44,813

RPM 20

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,333 X 164,4

= 54,8

RPM 50

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 0,833 X 84,2

= 70,166

RPM 100

Tekanan geser = Kecepatan geser X viskositas (P)

= 1,667 X 52,92

= 88,2

Viskometer Oswold (ABC Syrup Squash Leci)

Dik : t1 ABC Syrup Squash Leci : 38 detik

t2 Air : 9 detik

Bj ABC Syrup Squash Leci : 1,2464 gr/ml

Rumus :
𝑛1 𝑃1 𝑥 𝑡1
=
𝑛2 𝑃2 𝑥 𝑡2

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

𝑛1 0,989 𝑥 11
=
0,227 1,246 𝑥 38

𝑛1 10,884
=
0,227 47,363

47,363 𝑥 𝑛1 = 2,470

n1 = 19,175 P

IV.2 PEMBAHASAN

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan


deformasi. Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan
suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi
viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan
dalam simbol η.
Pada cairan Newton hubungan antara kecepatan geser dan tekanan geser
memiliki hubungan linear dengan suatu tetapan yang dikenal dengan viskositas
atau koefisien viskositas. Namun demikian, pada cairan Non Newton, kedua
besaran tersebut tidak memiliki hubungan linear dengan perkataan lain
viskositasnya akan berubah-ubah tergantung dari besarnya tekanan yang
diberikan.
Dalam percobaan ini, dilakukan pengukuran viskosotas menggunakan
viskometer brokfield dan viskometer ostwold. Adapun sampel yang digunakan
diantaranya, yaitu: ABC Syrup Special Grade Melon, ABC Syrup Squash Leci,
Gum Xhantan 3%, dan Veegum:Gum Xhantan 1:2. Pada viskometer brokfield,
dilakukan dengan cara diukur pada 50 rpm terhadap ABC Syrup Special Grade
Melon, ABC Syrup Squash Leci, Gum Xhantan, dan Veegum Xhantan.
Kemudian Pada 0,5; 2; 5; 10; 20; 50 dan 100 rpm terhadap ABC Syrup Special
Grade Melon, ABC Syrup Squash Leci, Gum Xhantan 3%, dan Veegum:Gum
Xhantan 1:2. Lalu dibuatlah rheogramnya. Sedangkan pada viscometer ostwold,
dilakukan pengukuran dengan cara diipet 5 ml/10ml ABC Syrup Squash Leci

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

kemudian dimasukkan ke dalam alat viskometer. Kemudian ditetapkan waktu


alir ABC Syrup Squash Leci dengan cara sebagai berikut:

 ABC Syrup Squash Leci dihisap sampai melebihi tanda garis atas
 Dilepaskan alat hisap
 Dijalankan stopwatch ketika cairan ABC Syrup Squash Leci berimpit
dengan tanda garis atas alat viskometer
 Dimatikan stopwatch ketika cairan ABC Syrup Squash Leci berimpit
dengan tanda garis bawah alat viskometer
 Catat waktu alir yang diperlukan oleh ABC Syrup Squash Leci.

Dari pengukuran viskositas tersebut, diperoleh hasil, yaitu: untuk


pengukuran viskositas dengan menggunakan viskositas brokfield diperoleh hasil
viskositas ABC Syrup Special Grade Melon 4.933 P, ABC Syrup Squash Leci
0.227 P, Gum Xhantan 3% 81.35 P, dan Veegum:Gum Xhantan 1:2 84.766 P.
Sedangkan pengukuran dengan menggunakan viskositas ostwold diperoleh hasil
bahwa waktu alir ABC Syrup Squash Leci adalah 38 detik.
Setelah dibuat rheogram dari masing-masing sampel. Selanjutnya
ditentukan tipe aliran dari masig-masing sampel. Adapun tipe-tipe aliran dari
beberapa sampel yaitu; Gum Xhantan 3% dan Veegum:Gum Xhantan 1:2
termasuk dalam aliran plastik. Akan tetapi, berdasarkan pustaka, Gum 3%
Xhantan dan Veegum:Gum Xhantan 1:2 termasuk dalam aliran pseudoplastik.
Artinya, terjadi kesalahan dalam praktikum.
Adapun faktor-faktor kesalahan yang biasanya terjadi pada percobaan, yaitu:
karena bahan yang digunakan dalam kondisi yang kurang baik dan alat yang digunakan
tidak steril.
Adapun aplikasi rheologi dalam bidang farmasi, yaitu sebagai landasan
teori pemilihan bahan pensuspensi pada pembuatan suspense dan sebagai salah
satu parameter yang diujikan dalam penentuan stabilitas suspense dan emulsi.

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 KESIMPULAN
 Rheologi adalah ilmu yang mempelajari tentang aliran cairan dan deformasi.
Rheologi erat kaitannya dengan viskositas. Viskositas merupakan
suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir; semakin tinggi
viskositas, semakin besar tahanannya untuk mengalir. Viskositas dinyatakan
dalam simbol η.
 Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2 yaitu Sistem
Newton dan Sistem Non-Newton. Aliran Sistem Non – Newton Ada 3 jenis
tipe aliran dalam sistem Non-Newtonian, yaitu : Plastis, Pseudoplastis dan
Dilatan. Adapun tipe aliran dari sampel yaitu ABC Syrup Special Grade
Melon, ABC Syrup Squash Leci, Gum Xhantan 3%, dan Veegum:Gum
Xhantan 1:2 termasuk dalam aliran plastik. Akan tetapi, hasil yang
didapatkan tidak sesuai dengan pustaka yang artinya terjadi kesalahan dalam
praktikum.
 Adapun viskositas dari beberapa sampel yang telah diuji, yaitu: ABC Syrup
Special Grade Melon 4.933 P, ABC Syrup Squash Leci 0.227 P, Gum
Xhantan 81.35 P, dan Veegum:Gum Xhantan 1:2 84.766 P.
 Waktu alir ABC Syrup Squash Leci adalah 38 detik.
V.2 SARAN
Sebaiknya alat-alat yang digunakan pada praktikum ini lebih dilengkapi
agar pengetahuan dari mahasiswa semakin luas serta dapat dibandingkan dari
beberapa alat lain yang digunakan.

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Universitas Muslim Indonesia,


Makassar
Anonim, 2007. Penuntun Praktikum Farmasi Fisika. Universitas Muslim Indonesia,
Makassar
Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press: Jakarta
Atkins. 1997. Kimia Fisika. Erlangga. UI Press: Jakarta
Dirjen POM., 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan RI.,
Jakarta
Dirjen POM., 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI.,
Jakarta
Kosman, R. 2012. Farmasi Fisika. Universitas Muslim Indonesia: Makassar
Martin, Alfred. 2008. Farmasi Fisika II. UI Press: Jakarta
Martin, Alfred, 1993. Farmasi Fisik. Universitas Indonesia Press: Jakarta
Yazid, Estien, 2004. Kimia Fisika untuk Paramedis. Penerbit Andi: Yogyakarta

KELOMPOK 2
RHEOLOGI

LAMPIRAN
Viskometer Brokfield Viskometer Ostwold

KELOMPOK 2

Anda mungkin juga menyukai