KAK DED Kampung Kumuh Kota Tangerang PDF
KAK DED Kampung Kumuh Kota Tangerang PDF
Matthew
LINDA LINA DADAN TIAR BATRA UNTUNG
HENRIKO, VHYA, GREGI, SILAS, NANDA
9/3/2012
H a l |2
1. LATAR BELAKANG
Didalam undang-undang dasar Negara republic indonesia tahun 1945, terutama Bab XA Hak Asasi
Manusia pasal 28H, dijelaskan bahwa “(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. **)”. Atas dasar hak dasar tersebut, warga Negara Indonesia
yang berada di dalam wilayah kesatuan Indonesia memiliki hak untuk dapat bertempat tinggal
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat.
Didalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, salah satu tujuan yang ingin dicapai
oleh bangsa Indonesia adalah terpenuhinya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana
dan sarana pendukung bagi seluruh masyarkat yang didukung oleh sistem pembiayaan
perumahan jangka panjang dan berkelanjutan, efisien dan akuntabel sehingga terwujud kota
tanpa pemukiman kumuh. Tujuan pembangunan ini juga merupakan bagian dari kerja bangsa
Indonesia untuk turut serta dalam mensukseskan tujuan pembangunan Millenium Development
Goals yang dicanangkan oleh PBB. Dimana PBB menargetkan perbaikan kehidupan 100 juta
penghuni permukiman kumuh pada tahun 2020.
Berdasarkan definisinya Kampung kumuh memiliki definisi (i) suatu daerah, di mana terdapat
beberapa rumah atau keluarga yang bertempat tinggal di sana; (ii) daerah tempat tinggal warga
menengah ke bawah di daerah kota; (iii) nama alternatif untuk desa/kelurahan yang merupakan
satuan pembagian administratif daerah yang terkecil di bawah kecamatan/mukim/distrik/banua
(benua). Namun demikian didalam pekerjaan ini, definisi kampong kumuh adalah tempat dimana
beberapa rumah atau keluarga tinggal dengan criteria menurut undang-undang tidak layak untuk
dihuni dan tidak memenuhi syarat.
Berdasarkan hasil kajian dari kementerian pekerjaan umum pada tahun 2011, dengan
menggunakan pedoman identifikasi kawasan kumuh, teridentifikasi bahwa terdapat 37 kampung
kumuh di wilayah Kota Tangerang. 7 (tujuh) diantaranya adalah kampong yang teridentifikasi
sangat buruk yaitu kelurahan Gaga, Larangan Selatan, Poris Gaga Baru, Koang Jaya, Poris Plawad
Indah, dan Cipondoh Indah.
Untuk itu berdasarkan hasil permasalahan, isu pokok kerja pemerintah pusat nasional, isu pokok
kerja pemerintah daerah Kota Tangerang, maka disusunlah kerangka acuan kerja Penyusunan
Detail Engineering Design (DED) Kampong Kumuh Kota Tangerang atau yang disebut dengan
Perencanaan Teknis Disain Kampung Kumuh Kota Tangerang untuk segera dilaksanakan dan
diharapkan pada tahun 2013 hingga 2014 penataan kawasan kampong kumuh melalu
pembangunan program kegiatan tersusun menjadikan kampong lebih layak untuk ditinggali oleh
warga kota.
2. DASAR HUKUM
Adapun dasar hukum dari kegiatan ini terdiri atas;
4. SASARAN
Adapun beberapa sarana yang harus dicapai adalah sebagai berikut ;
1. Teridentifikasinya kondisi lingkungan dan karakteristik di tujuh (7) kampong kumuh tersebut.
2. Ditetapkannya tipologi kampong kumuh yang ada
3. Terumuskannya strategi penataan kampong kumuh berdasarkan hasil penetapan tipologi
4. Dirumuskannya tahapan program dan kegiatan penataan kampong kumuh yang ada.
5. Teridentifikasinya topografi kawasan kampong kumuh di tujuh (7) lokasi.
5. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kampong Kumuh
Kota Tangerang terdiri atas;
1. Ruang lingkup wilayah, terdiri atas tujuh (7) kelurahan di 5 kecamatan wilayah Kota
Tangerang yang menjadi prioritas penanganan berdasarkan hasil kajian dinas pekerjaan
umum, diantaranya;
a. Kelurahan Gaga, Kecamatan Larangan;
b. Kelurahan Larangan Selatan, Kecamatan Larangan;
c. Kelurahan Poris Gaga Baru, Kecamatan Baru Ceper;
d. Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Karawaci;
e. Kelurahan Poris Plawad Indah, Cipondoh;
f. Kelurahan Cipondoh Indah, Kecamatan Cipondoh.
2. Ruang lingkup kegiatan meliputi ;
a. Persiapan
Adalah tahap Tim konsultan terdiri dari tenaga ahli yang mencakup multi disiplin yang
berkompeten dalam bidangnya, memiliki wawasan serta menghayati betul tugas dan
tanggung jawabnya dalam melaksanakan perancangan teknis bangunan tempat
tinggal/rumah dan infrastruktur kawasan kampong kumuh. Bagaimana melaksanakan
perencanaan Infrastruktur jalan, drainase, utilitas, persampahan dan sistem
1. Ketua Tim, sebagai Ahli Penataan Kawasan Permukiman dan Perumahan, dengan latar
belakang pendidikan Sarjana teknik (S-1) dan atau magister (S-2) Perencanaan Wilayah dan
Kota dan berpengalaman di Bidang Penataan Kawasan Perumahan dan Permukiman
khususnya wilayah perkotaan. Dengan minimal pengalaman selama 8 (delapan) tahun.
2. Sarjana teknik (S-1) arsitektur (design), sebagai ahli perumahan dan permukiman, khususnya
dibidang arsitektur bangunan perumahan yang sehat dan layak huni. Pengalaman
dibidangnya minimal 5 (lima) tahun.
3. Sarjana teknik sipil (S-1) (struktur), sebagai ahli perumahan dan permukiman khusus dibidang
pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman. Dengan pengalaman dibidangnya
minimal 5 (lima) tahun.
4. Sarjana teknik (S-1) sipil, khususnya focus kepada perhitungan kuantitas dan biaya
pelaksanaan pembangunan. Pengalaman dibidangnya minimal 5 (lima) tahun.
5. Sarjana Teknik (S-1) Lingkungan, yang khusus menangani masalah sanitasi lingkungan,
persampahan, air bersih khususnya berpengalaman dibidang perancangan dan sosialisasi
kesehatan masyarakat. Pengalaman dibidangnya minimal 5 (lima) tahun.
6. Sarjana teknik (S-1) landskap, sebagai ahli landskap. Berpengalaman dalam bidang landskap
perumahan dan permukiman terutama diwilayah perkotaan serta mampu menjawab
tantangan kawasan kampong menjadi kawasan sehat melalui pendekatan flora. Pengalaman
dibidangnya minimal 5 (lima) tahun.
7. Sarjana teknik (S-1) Hidrologi, sebagai ahli prasarana perkotaan (drainase), khusus menangani
bidang drainase perkotaan, dan mampu menjawab tantangan permasalahan drainase di
dalam kampong kumuh dan merumuskan rancangan drainase yang lebih baik. Pengalaman
dibidangnya minimal 5 (lima) tahun.
8. Sarjana teknik (S-1) energy, sebagai ahli jaringan listrik/tenaga energy. Berpengalaman
dibidang pengembangan energy khususnya diwilayah-wilayah masyarakat berpenghasilan
rendah perkotaan. Minimal 5 (lima) tahun pengalaman.
9. Sarjana teknik (S-1) telekomunikasi, sebagai ahli telekomunikasi dan media. Berpengalaman
dibidang penyediaan sarana dan prasarana telekomunikasi masyarakat. Khususnya pada
masyarakat berpenghasilan rendah yang berada pada kampong/komunitas kecil namun
penting perkotaan. Pengalaman dibidangnya minimal 5 (lima) tahun.
7. METODOLOGI
Secara umum, metode dalam rencana kerja yang akan dilaksanakan untuk pekerjaan Penyusunan
Detail Engineering Design (DED) Kampong Kumuh Kota Tangerang di 7 (tujuh) kelurahan, 5
kecamatan kota tangerang meliputi beberapa tahap kegiatan, yaitu :
1.) Persiapan
2.) Pengumpulan Data Lapangan
3.) Analisa Data Lapangan
4.) Perencanaan Teknis
5.) Penggambaran
6.) Perhitungan Kuantitas
7.) Perkiraan Biaya
A. Persiapan
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan untuk mengenali lingkup pekerjaan dan
kondisi lapangan berikut permasalahan-permasalahan yang ada dari data sekunder (desk study).
Persiapan pelaksanaan pekerjaan, diantaranya :
Kegiatan awal yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah melakukan Survai Pendahuluan,
yang kemudian diikuti dengan pelaksanaan survai detail seperti topografi, inventarisasi lahan dan
jalan, material dan geoteknik serta hidrologi.
1) Survey Pendahuluan
Tujuan utama dilaksanakannya Survey Pendahuluan adalah untuk melakukan peninjauan awal
terhadap lokasi pekerjaan dan mengumpulkan data-data sekunder untuk dipergunakan dalam
pelaksanaan detail survey dan mengumpulkan data lainnya untuk melengkapi data survei detail
dan kebutuhan desain.
Melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerah sehubungan dengan
dilaksanakan survai.
Mengumpulkan informasi mengenai 7 (tujuh) kampong kumuh dari instansi terkait di daerah.
Peninjauan lokasi untuk menidentifikasi dan menginventarisasi kondisi dan permasalahan-
permasalahan yang ada di wilayah studi perencanaan.
Mempelajari dan menganalisa informasi mengenai wilayah studi perencanaan.
Pemeriksaan lokasi sumber material (Quarry)
Pembuatan peta dasar dan tematik wilayah studi perencanaan yang dibutuhkan dalam
proses perencanaan desa.
Pembuatan foto dokumentasi lapangan.
2) Survey Topografi
Pengukuran topografi adalah proses pengumpulan data di atas permukaan bumi yang
selanjutnya data hasil ukuran dituangkan dalam bentuk peta perencanaan dengan menggunakan
skala tertentu serta didokumentasikan dalam bentuk gambar dan file komputer.
Pada tahapan ini kegiatan yang dilaksanakan adalah menganalisis dan menyusun rencana teknis
dari data lapangan yang dihasilkan dalam kegiatan survai pendahuluan. Kegiatan menganalisa
serta merencanakan :
Kondisi jaringan jalan, kebutuhan lajur dan lebar lajur, geometrik jalan dan struktur jalan.
Sistem drainase yang digunakan, penanganan dari genangan, hidrologi, hidrolika,
perhitungan debit banjir dan dimensi saluran serta struktur/konstruksi saluran dan
bangunan pelengkapnya.
Sistem jaringan air bersih, tingkat pelayanan, perhitungan jaringan dan dimensi
perpipaan, ataupun penggunaan sistem lain untuk penyediaan air bersih.
Sistem dan pengelolaan persampahan, tingkat pelayanan, kebutuhan prasarana dan
sarana pembuangan sampah.
Menganalisis dan merumuskan tata hijau (landscape) desa.
Infrastruktur dan utilitas sistem mitigasi bencana.
Jaringan kabel listrik dan penerangan jalan (lampu jalan, lampu pedestrian).
Jaringan kabel telepon dan kebutuhan prasarana telpon lainnya.
D. Tahap Penggambaran
Perencanaan harus membuat perhitungan kuantitas pekerjaan secara rinci dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar cross section setiap 25 – 50 meter.
b) Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (pay item) harus sesuai dengan spesifikasi yang
dipakai.
c) Perhitungan Kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan. Tabel perhitungan
harus mencakup lokasi dan semua jenis mata pembayaran (pay item).
d) Kuantitas pekerjaan harus dihitung/sesuai dengan yang dalam gambar rencana.
Perkiraan biaya konstruksi rinci harus disiapkan untuk setiap tahapan konstruksi yang
direncanakan, sesuai dengan item pekerjaan dan harga satuan yang disajikan secara terpadu.
Kuantitas akan disertai dengan data pendukung perhitungannya, sedangkan harga satuan
akan merujuk pada referensi harga satuan terbaru dan masih berlaku atau berpedoman pada
survey harga pasar.
Metode perhitungan harga satuan harus dibuat, analisis harga satuan menggunakan metoda
dan acuan yang baku berdasarkan faktor-faktor/parameter : tenaga, material, peralatan,
sosial, pajak, overhead dan keuntungan yang berlaku di daerah setempat.
Perkiraan biaya yang diperoleh dari analisis ini dibandingkan dengan proyek-proyek lainnya di
daerah sekitar lokasi.
8. KELUARAN
Keluaran dari pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kampong Kumuh Kota
Tangerang adalah (i) konsep penataan kawasan menjadi layak huni sesuai criteria undang-
undang; (ii) Gambar kerja penataan kawasan; (iii) Rancangan Anggaran Biaya Penataan Kawasan;
(iv) gambar-gambar perspektif sesuai keperluan
9. SISTEMATIKA PELAPORAN
Adapun sistem pelaporan pekerjaan Penyusunan Detail Engineering Design (DED) Kampong
Kumuh Kota Tangerang terdiri atas