1. Definisi
Penyakit ulkus peptik (PUD) adalah salah satu penyakit yang terdapat pada saluran cerna
bagian atas, yang ditandai dengan adanya defek pada lambung (gastric ulcer) atau
duodenum (duodenal ulcer), yang diakibatkan karena terdapat gangguan pada sekresi
asam lambung dan pepsin
2. Penyebab Penyakit
Penyebab paling sering terjadinya ulkus peptik adalah :
a. Infeksi Helitobacter Pylori
Infeksi Helicobacter pylori (bakteri mikroaerofil Gram-negatif yang biasanya
ditemukan di lambung) dapat menyebabkan gastritis kronik yang dapat
menginfeksi semua orang, setelah seseorang terinfeksi kemudian akan
berkembang menjadi PUD (sekitar 20%), kanker gastrik (kurang dari 1%) dan
MALT.
H.pylori merupakan bakteri yang hidup dan berkembang biak di air minum dan
makanan yang tidak ditangani secara higienis atau dimasak dengan benar
Infeksi H.pylori dapat ditransmisikan secara langsung kepada orang-orang dengan
melalui tiga jalur yaitu fecal-oral (buang air besar tidak mencuci tangan lalu
segera mengambil makanan), oral-oral (minum dari gelas yang sama dengan orang
terinfeksi), dan gastro-oral (muntahan).
Apabila sudah terinfeksi H. pylori dapat meningkatkan risiko pendarahan GI dan
ulkus peptik sebanyak tiga sampai tujuh kali lipat.
Bakteri H.pylori hidup di pilorus lambung dimana bakteri dapat hidup pada
kondisi asam dan basa sehingga susah terbunuh oleh cairan lambung di pilorus
b. Penggunaan NSAID
3. Patofisiologi
Peptik ulkus terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara asam lambung dan
pepsin dengan faktor proteksi mukosa.
Asam lambung disekresi di sel parietal dengan reseptor histamin, gastrin dan
asetilkolin, asam yang berlebihan merupakan faktor yang dapat menyebabkan
kontribusi pada kerusakan integritas mukosa lambung.
Pepsin merupakan kofaktor penting dalam aktivitas proteolitik yang terlibat dalam
pembentukan ulkus. Pepsin terkativasi pada pH asam (pH 1.8-3.5), tidak aktif
reversibel pada pH 4 dan rusak irreversible pada pH 7. Pada saat pepsim aktif pada pH
asam dan tidak ada makanan yang harus dicerna maka pepsin akan menyerang mukosa
lambung dan merusak integritas mukosa lambung (Tugas pepsin adalah mencerna
makanan, bentuk tidak aktif atau prekursor pepsin adalah pepsinogen yang aktif saat
ada makanan atau pH asam).
Mekanisme pertahanan dan perbaikan mukosa lambung meliputi mukus dan sekresi
bikabonat, pertahanan sel intrinsik epitelial, dan aliran darah mukosa yang melindungi
mukosa gastroduodenal endogen berbahaya dan zat asing. Viskositas alami dan pH
mendekati netral dari mukus bikarbonat menjadi barier proteksi pada lambung
terhadap konten asidik pada lumek gastrik. Selain itu, untuk menjaga intergritas dan
pebaikan mukosa dimediasi dengan produksi PG endogen dimana PG mencegah
terjadinya kerusakan mukosa.
5. Data Laboratorium
Diagnosis infeksi H. pylori dapat dilakukan dengan menggunakan uji endoskopik atau
non-endoskopik. Tes yang memerlukan endoskopi bersifat invasif, lebih mahal, tidak
nyaman, dan biasanya memerlukan biopsi mukosa untuk histologi, kultur, atau deteksi
aktivitas urease. Tes non-endoskopik meliputi uji deteksi antibodi serologis, urea
breath test (UBT), dan tes antigen tinja.
Tes serologis mendeteksi imunoglobulin bersirkulasi diarahkan melawan H. pylori
namun memiliki nilai terbatas dalam mengevaluasi pemberantasan posttreatment.
UBT adalah metode nonendoskopi pilihan untuk memverifikasi pemberantasan H.
pylori setelah perawatan. UBT didasarkan pada produksi urease oleh H. Pylori
Diagnosis peptic ulcer desease (PUD) tergantung pada visualisasi kedalaman ulkus
baik dengan radiografi GI atas atau endoskopi. Radiografi merupakan prosedur
diagnostik awal paling banyak digunakan pada pasien dengan dugaan peptic ulcer
desease (PUD)
6. Terapi Farmakologi
Tujuan terapi keseluruhan PUD adalah meredakan nyeri pada ulkus, mencegah
kekambuhan ulkus, dan menurunkan komplikasi terkait ulkus.
Tujuan terapi PUD akibat H. Pylori adalah eradikasi bakteri H. Pylori secara
maksimal, menyembuhkan ulkus dan menyembuhkan penyakit.
Tujuan terapi PUD akibat NSAID adalah menyembuhkan ulkus secepat mungkin.
Jangka waktu terapi pada pasien PUD tanpa komplikasi adalah selama 2-4 minggu.
Untuk terapi antibiotik akibat H. Pylori terapi eradikasi bakteri dengan antibiotiknya
dilakukan selama 7-14 hari dan terapi penanganan ulkusnya dengan H2RA atau PPI
selama 2-4 minggu. Untuk terapi PUD akibat NSAID, apabila NSAID dapat
dihentikan durasi terapi dapat dilakukan selama 2-4 minggu, namun apabila NSAID
tidak dapat dihentikan durasi terapi dilakukan selama 8-12 minggu.
Algoritma Terapi PUD
Terapi Eradikasi H. Pylori