Anda di halaman 1dari 76

Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Ekskursi Petrologi yang telah kami laksanakan pada tanggal 17 Mei 2015
di daerah Kulonprogo tepatnya di Dusun Karanganyar dan Dusun Kalisonggo,
merupakan tindak lanjut dari rangkaian Praktikum Petrologi. Ekskursi ini kami
laksanakan agar memperdalam ilmu dan menerapkan ilmu yang kami dapatkan
berdasarkan teori yang kami laksanakan di laboratorium Petrologi UPN “Veteran”
Yogyakarta.

Ekskursi Petrologi di daerah Kulonprogo ini merupakan pemilihan lokasi


yang berdasarkan keberagaman batuan yang ada disana, contohnya terdapat
singkapan batuan sedimen dan batuan beku. Daerah ini juga terdapat batubara,
dan penyebaran batuan sedimen silisi klastik dan karbonatan hasil dari
pengendapan lingkungan transisi laut dan darat, serta terdapatnya struktur
Columnar Joint pada batuan beku dan breksi polimik hasil dari aktivitas gunung
api purba pada kala berumur Oligosen akhir hingga Miosen awal menurut Van
Bemmelen(1949).

Stopsite ekskursi kami jumlahnya ada 4 Stopsite, untuk Stopsite 1 dan 2


berlokasi di Sungai Tretes Dusun Karanganyar, Giripurwo, Girimulyo, kabupaten
Kulon progo, dan masuk kedalam Sub Formasi Kaligesing (dibagian Utara
Sungai), dan Sub Formasi Dukuh (dibagian Selatan sungai), kedua sub formasi ini
masih merupakan Formasi Andesit Tua. Lalu untuk Stopsite 3 berlokasi di Sungai
Kalisonggo, Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo merupakan lokasi penyebaran
batuan sedimen pada Formasi Nanggulan. Dan untuk Stopsite 4 juga masih
terletak di Sungai Kalisonggo, Nanggulan Kabupaten Kulon Progo yaitu dengan
singkapan batuan beku Andesit, dengan struktur Columnar Joint menurut Agus
Harjanto dan masuk kedalam formasi Andesite Tua, dengan fasies Sentral yaitu
fasies yang dekat pusat erupsi gunung api purba.

Kelompok : 23 1
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Ekskursi ke lapangan Petrologi pada daerah Kulon Progo ini kami


melakukan pengamatan langsung pada kenampakan singkapan batuan secara
megaskopis. Hal ini bermaksud agar kami dapat mengetahui tahapan
pendeskripsian dilapangan secara megaskopis. Serta kami juga dapat
membuktikan literatur yang telah ada, baik secara stratigrafi, lingkungan
pengendapan, serta fenomena geologi yang berkembang di daerah ekskursi. Selain
itu, kami juga dapat mengungkapankan dan mencocokkan sejarah geologi
regional Kulon Progo dengan fakta dan data-data yang diambil dilapangan dan
literatur yang ada. Mengenai hal-hal tersebut maka kami melakukan ekskursi dan
penelitian ini untuk mengetahui hal-hal di atas.

I.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya Ekskursi lapangan Petrologi pada


kesempatan kali ini adalah sebagai berikut :

Tujuan :

 Melatih kemampuan mahasiswa dalam mencari data lapangan sekaligus


mengolahnya dalam bentuk laporan standar yang telah ditentukan.
 Mengetahui data-data yang harus dicari dilapangan serta data yang
dibutuhkan dalam pembuatan Profil (Measurement Section)
 Mengetahui penyebaran batuan di tempat pelaksanaan ekskursi dan dari
sini kami juga dapat menentukan lingkungan pengendapan dilokasi
ekskursi dengan hasil analisa data-data yang kami temui
 Meningkatkan kerjasama team, serta meningkatkan kemampuan setiap
individu di lapangan

Setiap mahasiswa dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab antar anggota
tim dalam tugasnya pada setiap Stopsite yang telah ditentukan oleh tim.
Maksud :
 Diharapkan mahasiswa dapat mengetahui obyek kenampakan langsung
singkapan batuan secara detail dibandingkan dengan obyek maya dalam
pembelajaran teori di laboratorium.
 Diharapkan mahasiswa mampu membedakan singkapan batuan beku
dengan batuan sedimen.
 Diharapkan mahasiswa mampu mendeskripsikan batuan dilapangan
dengan baik dan menentukan petrogenesanya sesuai data lapangan.

Kelompok : 23 2
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

 Diharapkan mahasiswa mampu membedakan struktur batuan sedimen,


baik struktur singkapan maupun struktur sampel batuan, dan mahasiswa
diharapkan mampu menentukan struktur tersebut.
 Diharapkan mahasiswa dapat menetukan struktur joint pada batuan beku
dan menjelaskan petrogenesanya.
 Diharapkan mahasiswa mampu mencari data-data lapangan yang
diperlukan dalam pembuatan profil secara detail maupun sederhana dan
mahasiswa diharapkan mampu menentukan tebal terkoreksi pada setiap
lapisan batuan dengan menggunakan prinsip rumus phytagoras .

Sebagai penelitian dan studi kasus dalam rangka menerapkan teori yang
diperoleh di laboratorium Petrologi dengan data yang diambil dilapangan
sehingga akan didapatkan ilmu yang menyeluruh secara teoritis maupun
praktis menjadi lebih baik lagi.
Dalam pelaksanaanya nanti diharapkan kami dapat menerapkan tujuan dan
maksud pelaksanaan ekskursi lapangan tersebut dengan lebih baik.

I.3 LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN


Dengan waktu pelaksanaan Ekskursi pada hari Minggu tanggal 17 Mei
2015. Waktu keberangkatan dari kampus UPN “Veteran” pukul 08.00 WIB
sampai dilokasi Stopsite 1 pukul 09.40 WIB. Lokasi Ekskursi kami bertempat di
daerah Barat kota Yogyakarta dan lokasi ekskursi kami dibagi menjadi 2 dengan
pembagian per tiap stopesite yang berbeda, yaitu untuk Stopesite 1 dan 2 berlokasi
di Dusun Karanganyar, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo,
D.I.Yogyakarta, tepatnya di Sungai Tretes dan Pada Stopesite 3 dan 4 berlokasi
di Sungai Kalisonggo, Desa Pendawarejo, Kecamatan Nanggulan. Dimana untuk
mencapai lokasi itu kami menggunakan kendaraan bus dengan rute dan jalur
melalui jalur Ring Road Barat. Kemudian menuju arah Godean dan langsung
menuju lokasi ekskursi. Letak stop site pertama sekitar 50 m dari tempat parkir
bus, sedangakan stop site 2 berada 200 meter ke selatan dari stop site pertama.
Kemudian, kami melanjutkan ke stop site ketiga dan keempat dengan jarak yang
relatif jauh dan dengan arah Utara, untuk mencapai Stopesite 3 dan 4 dibutuhkan
waktu sekitar 30 menit. Lokasi Stopesite ketiga dan keempat ini saling berdekatan
yaitu dengan jarak sekitar 400 meter kearah Barat.

Kelompok : 23 3
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

DENAH LOKASI

Gambar 1. Denah lokasi singkapan

Keterangan :

A
: UPN ”Veteran” Yogyakarta

B
: Lokasi stop site 1 dan 2

C
: Lokasi stop site 3 dan 4

Kelompok : 23 4
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

BAB II

DASAR TEORI

II.1 FISIOGRAFI REGIONAL


Wilayah penelitian ekskursi kami berada pada salah satu kabupaten di
Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu di Kabupaten Kulon Progo. Kulon Progo ini
merupakan kota yang terbelah sungai Kali progo dan terletak di bagian barat Kota
Yogyakarta, dan menurut seorang ahli Geomorfologi asal Belanda yaitu Van
Bemmelen (1949), Pegunungan Kulon Progo merupakan dome besar dengan
bagian puncak datar dan sayap-sayap curam, dikenal sebagai “Oblong Dome”,
dome ini mempunyai arah utara timur laut - selatan barat daya, dan diameter
pendek 15-20 Km, dengan arah barat laut-timur tenggara.

Gambar Pembagian Wilayah Pegunungan Kulon Progo di Pulau Jawa menurut


Van Bemmelen (1949)

Kelompok : 23 5
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Gambar Sketsa Fisografi Jawa dan kenampakan struktur dome (Van Bemmmelen,
1949) dan Citraan Landsat (SRTM NASA, 2004)

Di bagian utara dan timur, komplek pegunungan ini dibatasi oleh lembah
Progo, dibagian selatan dan barat dibatasi oleh dataran pantai Jawa Tengah.
Sedangkan di bagian barat laut pegunungan ini berhubungan dengan deretan
Pegunungan Serayu.
Sehingga di beberapa bagian bekas dapur magmanya kemudian tersingkap.
Gunung Gajah terletak di bagian tengah dome tersebut, merupakan gunung api
tertua yang menghasilkan Andesit augit basaltic. Gunung api yang kemudian
terbentuk yaitu gunung api Ijo yang terletak di bagian selatan. Kegiatan gunung
api Ijo ini menghasilkan Andesit piroksen basaltic, kemudian Andesit augit
hornblende, sedang pada tahap terakhir adalah intrusi Dasit pada bagian inti.
Setelah kegiatan gunung Gajah berhenti dan mengalami denudasi, di bagian utara
mulai terbentuk gunung Menoreh, yang merupakan gunung terakhir pada komplek
pegunungan Kulon Progo. Kegiatan gunung Menoreh mula-mula menghasilkan
Andesit augit hornblende, kemudian dihasilkan Dasit dan yang terakhir yaitu
Andesit.
Dome Kulon Progo ini mempunyai puncak yang datar. Bagian puncak yang
datar ini dikenal sebagai “Jonggrangan Platoe“ yang tertutup oleh batugamping
koral dan napal dengan memberikan kenampakan topografi “kars“. Topografi ini
dijumpai di sekitar desa Jonggrangan, sehingga litologi di daerah tersebut dikenal
sebagai Formasi Jonggrangan.

Pannekoek (1939) dan (Van Bammelen, 1949, hal 601) mengatakan bahwa
sisi utara dari Pegunungan Kulon Progo tersebut telah terpotong oleh gawir-gawir

Kelompok : 23 6
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

sehingga di bagian ini banyak yang hancur, yang akhirnya tertimbun di bawah
alluvial Magelang.

II.2. STRATIGRAFI REGIONAL


Stratigrafi dalam arti luas adalah ilmu yang membahas aturan, hubungan
dan kejadian (genesa) macam-macam batuan di alam dalam ruang dan waktu
sedangkan dalam arti sempit ialah ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan.
(Menurut Sandi Stratigrafi, 1996). Pada wilayah daerah Kulon progo ini secara
regional dan meluas mempunyai pembagian stratigrafi. Dan menurut berbagai
parameter literatur mengenai urutan Strata Satuan Batuan tiap umur geologi dan
pengendapannya, menurut Sujanto, Ruskamil (1975) daerah Kulon Progo
merupakan tinggian yang dibatasi oleh tinggian dan rendahan Kebumen di bagian
barat dan Yogyakarta dibagian timur, yang didasarkan pada
pembagian tektofisiografi wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Yang mencirikan
tinggian Kulon Progo yaitu banyaknya gunung api purba yang muncul di atas
batuan paleogen, dan ditutupi oleh batuan karbonat dan napal yang
berumur neogen.

Dari pembahasan diatas, kami akan membahas mengenai Stratigrafi


Pegunungan Kulon Progo yang ditinjau berdasarkan literatur dan hasil penelitian
yang telah dijadikan parameter menurut Van Bemmmelen (1949, hal.598) dan
Wartono Rahardjo,dkk.(1977) dan menurut beberapa ahli. Stratigrafi regional
Kulon Progo tersusun oleh formasi-formasi batuan yang diurutkan dari tua ke
muda, yaitu sebagai berikut :

1. Formasi Nanggulan
Formasi Nanggulan memiliki ketebalan kurang lebih 300 meter dan
berumur Eosen tengah sampai Oligosen akhir. Formasi ini tersebar pada
Kecamatan Nanggulan yang memiliki morfologi berupa perbukitan bergelombang
rendah hingga menengah. Formasi ini tersusun oleh batupasir yang bersisipan
lignit, napal pasiran, batu lempung, sisipan napal dan batugamping, batupasir dan
tuff. Bagian bawah formasi ini tersusun oleh endapan laut dangkal berupa
batupasir, serpih, dan lignit pada perselingannya. Sedangkan bagian atas dari

Kelompok : 23 7
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

formasi ini tersusun atas batuan napal, batupasir gampingan, dan tuff yang
menunjukkan wilayah endapan laut neritik. Formasi Nanggulan dibagi menjadi 3
bagian menurut Marks 1957, hal.101) dan berdasarkan beberapa studi yang
dilakukan oleh Martin (1915), Douville (1912), Oppernorth & Gerth (1928)

o Axinea Beds
Bagian ini merupakan bagian yang paling bawah dari formasi Nanggulan.
Dan merupakan endapan laut dangkal dengan ketebalan 40 meter dan tersusun
oleh batupasir dengan interkalasi lignit lalu diatasnya terdiri dari batupasir dengan
kandungan fosil Pelecypoda.
o Yogyakarta Beds (Djogjakartae Beds)
Yogyakarta Beds merupakan formasi yang terbentuk di atas Axinea Beds.
Formasi ini banyak tersusun oleh napal pasiran berselingan dengan batupasir dan
batu lempung yang banyak mengandung Foraminifera besar dan Gastropoda ,
fosil yang khas yaitu Nummulites djogjakartae. Formasi ini memiliki ketebalan 60
meter.
o Discocyclina Beds
Formasi ini terendapkan di atas Yogyakarta Beds dengan ketebalan 200
meter dan tersusun atas napal, batugamping, dan batupasir serta serpih sebagai
perselingannya, dan arkose yang berjumlah semakin banyak ke bagian atas
formasi ini. Pada formasi ini dapat dijumpai Discocyclina omphalus sebagai fosil
pencirinya.
Formasi Nanggulan bila kami cocokkan dengan hasil deskripsi batuan dan
beberapa data di lapangan ekskursi, Formasi ini cocok dan terdapat kemiripan
pada lokasi Stopsite 3 kami.

2. Formasi Kebo Butak


Formasi ini secara umum terdiri dari konglomerat, batupasir, dan
batulempung yang menunjukkan kenampakan pengendapan arus turbid maupun
pengendapan gaya berat yang lain. Di bagian bawah oleh Bothe ( disebut sebagai
anggota Kebo (Kebo beds) yang tersusun antara batupasir, batulanau, dan
batulempung yang khas menunjukkan struktur turbidit dengan perselingan

Kelompok : 23 8
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

batupasir konglomeratan yang mengandung klastika lempung. Bagian bawah


anggota ini diterobos oleh sill batuan beku.

Bagian atas dari formasi ini termasuk anggota Butak yang tersusun oleh
perulangan batupasir konglomeratan yang bergradasi menjadi lempung atau lanau.
Ketebalan rata-rata formasi ini kurang lebih 800 meter. Urutan yang membentuk
Formasi Kebo – Butak ini ditafsirkan terbentuk pada lingkungan lower submarine
fan dengan beberapa intrusi pengendapan tipe mid fan yang terbentuk pada
Oligosen Akhir.

3. Formasi Andesit Tua (Old Andestie Formation or OAF)


Formasi ini berumur Oligosen akhir hingga Miosen awal yang diketahui
dari fosil plankton yang terdapat pada bagian bawah formasi ini. OAF tersusun
atas breksi andesit, tuff, tuff lapili, aglomerat, dan sisipan aliran lava andesit.
Formasi Andesit Tua ini memiliki ketebalan mencapai 500 meter dan mempunyai
kedudukan yang tidak selaras di atas formasi Nanggulan. Batuan penyusun
formasi ini berasal dari kegiatan vulaknisme di daerah tersebut, yaitu dari
beberapa gunung api tua di daerah Pegunungan Kulon Progo yang oleh Van
Bemmelen (1949) disebut sebagai Gunung Api Andesit Tua. Gunung api yang
dimaksud adalah Gunung Gajah, di bagian tengah pegunungan, Gunung Ijo di
bagian selatan, serta Gunung Menoreh di bagian utara Pegunungan Kulon Progo.
Pada Formasi Andesit Tua dibagi lagi menurut pembagian lingkungan
pengendapan, yaitu pada lingkungan pengendapan hasil aktivitas vulkanisme
gunung api purba, dan pada lingkungan pengendapan sedimentasi. Pembagian sub
formasi ini berdasarkan penelitian Dosen ITB yaitu Bpk Wartono Rahardjo.
Beliau membagi menjadi dua yaitu :

- Sub Formasi Kaligesing


Pada sub formasi ini disusun oleh material-material hasil aktivitas
vulkanisme gunung api purba yang berumur Oligosen Akhir-Miosen Awal.
Ditunjukkan dengan adanya singkapan batuan Breksi Polimik, sisipan batu pasir
dan lava andesite.

Kelompok : 23 9
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

- Sub Formasi Dukuh


Pada sub formasi ini disusun oleh material-material hasil letusan gunung
api dan batuan hasil romabakan yang mengalami transportasi dan terendapkan
disuatu cekungan. Ditunjukkan dengan adanya singkapan batuan Batu pasir dan
Batu gamping.
Formasi Andesite Tua tepatnya pada sub formasi Kaligesing dan
subformasi Dukuh bila kami cocokkan dengan hasil deskripsi batuan dan
beberapa data di lapangan ekskursi, Formasi ini cocok dan terdapat kemiripan
pada lokasi Stopsite 1 dan 2 kami. Dan untuk Stopsite 4 kami, aka nada
kemiripan dengan Formasi Andesit Tua dengan fasies dekat dengan pusat erupsi
gunung api (fasies Sentral).

4. Formasi Jonggrangan
Litologi dari Formasi Jonggrangan ini tersingkap baik di sekitar desa
Jonggrangan, suatu desa yang ketinggiannya di atas 700 meter dari muka air laut
dan disebut sebagai Plato Jonggrangan. Formasi ini berumur Miosen awal hingga
Miosen tengah dengan ketebalan 250 meter dan diendapkan pada laut dangkal.
Bagian bawah dari formasi ini terdiri dari Konglomerat yang ditumpangi oleh
Batunapal tufan dan Batupasir gampingan dengan sisipan Lignit. Batuan ini
semakin ke atas berubah menjadi Batugamping koral (Wartono rahardjo, dkk,
1977). Formasi Jonggrangan ini terletak secara tidak selaras di atas Formasi
Andesit Tua. Ketebalan dari Formasi Jonggrangan ini mencapai sekitar 250 meter
(Van Bemmelen, 1949, hal.598), (vide van Bemmelen, 1949, hal.598)
menyebutkan bahwa Formasi Jonggrangan dan Formasi Sentolo keduanya
merupakan Formasi Kulon Progo (“Westopo Beds”).

5. Formasi Sentolo
Formasi ini terletak di bagian tenggara pegunungan Kulon Progo dengan
morfologi perbukitan bergelombang rendah hingga tinggi. Bagian bawah formasi
ini tersusun atas konglomerat yang ditumpangi batupasir gampingan, napal tufan
dan sisipan tuf kaca. Semakin ke atas berubah menjadi Batugamping berlapis
dengan fasies Neritik. Batugamping koral dijumpai secara lokal, menunjukkan

Kelompok : 23 10
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

umur yang sama dengan formasi Jonggrangan, tetapi di beberapa tempat umur
Formasi Sentolo adalah lebih muda (Harsono Pringgoprawiro, 1968, hal.9).

Berdasarkan penelitian fosil Foraminifera yang dilakukan Darwin Kadar


(1975) dijumpai beberapa spesies yang khas, seperti : Globigerina Insueta
Cushman & Stainforth, dijumpai pada bagian bawah dari Formasi Sentolo. Fosil-
fosil tersebut menurut Darwin Kadar (1975, vide Wartono Rahardjo, dkk, 1977)
mewakili zona N8 (Blow, 1969) atau berumur Miosen bawah. Menurut Harsono
Pringgoprawiro (1968) umur Formasi Sentolo ini berdasarkan penelitian terhadap
fosil Foraminifera Plantonik, adalah berkisar antara Miosen Awal sampai Pliosen
(zona N7 hingga N21). Formasi Sentolo ini mempunyai ketebalan sekitar 950
meter ( Wartono Rahardjo, dkk, 1977).

6. Alluvium (Endapan Alluvial)


Alluvium terdiri atas endapan-endapan kerakal, pasir, lanau, dan lempung
sepanjang sungai yang besar dan dataran pantai. Alluvium sungai berdampingan
dengan alluvium rombakan bahan vulkanik gunung api.

Kelompok : 23 11
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Tabel Stratigrafi Regional Pegunungan Kulon Progo, menurut tiga ahli


yaitu Wartono Rahardjo,dkk (1977), Suroso,dkk (1986), dan Pringgoprawiro,dkk
(1988)

II.3 STRUKTUR GEOLOGI REGIONAL


Struktur geologi di wilayah Kulon Progo secara regional ini dapat dikenali
dengan adanya kenampakan pegunungan yang dikelilingi oleh dataran alluvial.
Secara umum struktur geologi yang bekerja adalah sebagai berikut :
1. Struktur Dome
Menurut Van Bemellen (1948), pegunungan Kulon Progo secara keseluruhan
merupakan kubah lonjong yang mempunyai diameter 32 km mengarah NE – SW
dan 20 km mengarah SE – NW. Puncak kubah lonjong ini berupa satu dataran

Kelompok : 23 12
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

yang luas disebut jonggrangan plateu. Kubah ini memanjang dari utara ke selatan
dan terpotong dibagian utaranya oleh sesar yang berarah tenggara – barat laut dan
tertimbun oleh dataran magelang, sehingga sering disebut oblong dome.
Pemotongan ini menandai karakter tektonik dari zona selatan jawa menuju zona
tengah jawa. Bentuk kubah tersebut adalah akibat selama pleistosen, di daerah
mempunyai puncak yang relatif datar dan sayap – sayap yang miring dan terjal.
Dalam kompleks pegunungan Kulon Progo khususnya pada bagian bawah
terjadi penurunan cekungan sampai di bawah permukaan laut yang menyebabkan
terbentuknya sinklin pada kaki selatan pegunungan Menoreh dan sesar dengan
arah timur – barat yang memisahkan gunung Menoreh dengan aktivitas
vulkanisme gunung Gadjah. Pada akhir miosen daerah Kulon Progo merupakan
dataran rendah dan pada puncak Menoreh membentang pegunungan sisa dengan
ketinggian sekitar 400 m. Dari ini maka secara keseluruhan kompleks pegunungan
Kulon Progo membentuk kubahan selama pleistosen yang menyebabkan
terbentuknya sesar radial yang memotong breksi gunung ijo dan Formasi Sentolo,
serta sesar yang memotong batu gamping Jonggrangan. Pada bagian tenggara
kubah terbentuk graben rendah.
2. Unconformity
Di daerah Kulon Progo terdapat kenampakan ketidakselarasan (disconformity)
antara formasi-formasi penyusun pengungan Kulon Progo. Kenampakan ini telah
dijelaskan dalam gambar Stratigrafi Regional menurut Wartono Rahadjo (1977)
berupa formasi Andesit Tua yang diendapkan tidak selaras di atas formasi
Nanggulan, formasi Jonggrangan diendapkan secara tidak selaras diatas formasi
Andesit Tua, dan formasi Sentolo yang diendapkan secara tidak selaras diatas
formasi Jonggrangan.

Kelompok : 23 13
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

II.4 SEJARAH GEOLOGI REGIONAL

Sejarah geologi daerah penelitian yaitu daerah Pegunungan Kulon Progo


menurut Van Bemmelen (1949) yaitu dengan dimulainya sejak kala Oligosen
Akhir - Miosen Awal ditunjukkan oleh kegiatan magma andesitik yang
menghasilkan endapan lahar, lava dan intrusi andesit pada lingkungan laut.
Kemudian diikuti oleh proses tektonik Miosen yang menghasilkan struktur sesar,
dan kekar pada lingkungan daratan. Pada lingkungan daratan ini terjadi alterasi
dan mineralisasi yang berupa urat - urat kuarsa dan ubahan batuan. Proses
berikutnya terjadi genang laut dari lingkungan darat menjadi laut dangkal pada
kala Pliosen. Kondisi genang laut tersebut menyebabkan diendapkannya
batugamping beriapis. Kala Pleistosen terjadi perlipatan pada batugamping
berlapis dengan ditunjukkan oleh kemiringan satuan batuan tersebut. Pada kala
Holosen terjadi pelapukan, erosi, transportasi dan deposisi endapan alluvial
disepanjang sungai dan dataran banjir.

Kelompok : 23 14
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

BAB III

METODE PENELITIAN

III.1 DIAGRAM ALIR PENGOLAHAN DATA

PENGAMBILAN DATA DESKRIPSI BATUAN, FOTO, DATA


LAPANGAN TABULASI

PENGUMPULAN DATA PEMBUATAN RESUME

LAPORAN
EKSKURSI

PROFIL DATA PROCESSING

SKETSA
LINTASAN

III.2 LANGKAH KERJA


Stop site 1
Pada Stopsite 1 ini kami akan menjelaskan rincian langkah kerja pada
setiap anggota kelompok kami yaitu sebagai berikut ini:
1. Pertama mengamati singkapan yang akan diteliti, dan mencocokan
beberapa referensi liteatur yang ada, dengan lokasi penelitian kami
2. Kedua ada anggota yang membuat sketsa lapangan dengan arah
azimuthnya
3. Ketiga ada anggota yang mengambil foto bentang alam, singkapan,
dan parameter disertai arah foto
4. Keempat ada anggota yang mengambil sampel, dan mendeskripsikan
batuan pada singkapan, dengan pembagian deskripsi fragmen, matrik,
dan hasil deskripsi dari keseluruhannya.

Kelompok : 23 15
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

5. Terakhir membuat resume hasil penelitian berdasarkan data yang kami


teliti dan dapatkan serta hasil pengarahan dari dosen.

Stop site 2
Pada Stopsite 2 ini kami akan menjelaskan rincian langkah kerja pada
setiap anggota kelompok kami yaitu sebagai berikut ini:
1. Pertama mengamati singkapan yang akan diteliti, dan mencocokan
beberapa referensi liteatur yang ada, dengan lokasi penelitian kami
2. Kedua ada anggota yang membuat sketsa lapangan dengan arah
azimuthnya
3. Ketiga ada anggota yang mengambil foto bentang alam, singkapan,
dan parameter disertai arah foto
4. Keempat ada anggota yang membentangkan meteran dan menentukan
batas tiap lapisan batuannya, dan mengukur tebal terukur dan jarak
terukurnya. Data ini yang akan kami gunakan untuk membuat Profil
Detail (Measurement Section).
5. Kelima ada anggota yang mengambil sampel, dan mendeskripsikan
batuan pada singkapan, dengan pembagian deskripsi pada tiap lapisan
batuannya.
6. Terakhir membuat resume hasil penelitian berdasarkan data yang kami
teliti dan dapatkan serta hasil pengarahan dari dosen.

Stop site 3
Pada Stopsite 3 ini kami akan menjelaskan rincian langkah kerja pada
setiap anggota kelompok kami yaitu sebagai berikut ini:
1. Pertama mengamati singkapan yang akan diteliti, dan mencocokan
beberapa referensi liteatur yang ada, dengan lokasi penelitian kami
2. Kedua ada anggota yang membuat sketsa lapangan dengan arah
azimuthnya
3. Ketiga ada anggota yang mengambil foto bentang alam, singkapan,
dan parameter disertai arah foto
4. Keempat ada anggota yang membentangkan meteran dan menentukan
batas tiap lapisan batuannya, dan mengukur tebal terukur dan jarak

Kelompok : 23 16
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

terukurnya. Data ini yang akan kami gunakan untuk membuat Profil
Sederhana.
5. Kelima ada anggota yang mengambil sampel, dan mendeskripsikan
batuan pada singkapan, dengan pembagian deskripsi pada tiap lapisan
batuannya.
6. Terakhir membuat resume hasil penelitian berdasarkan data yang kami
teliti dan dapatkan serta hasil pengarahan dari dosen.

Stop site 4
Pada Stopsite 4 ini kami akan menjelaskan rincian langkah kerja pada
setiap anggota kelompok kami yaitu sebagai berikut ini:
1. Pertama mengamati singkapan yang akan diteliti dengan melihat
struktur batuan yang khas dan tersingkap di lokasi ini, dan
mencocokan beberapa referensi liteatur yang ada, dengan lokasi
penelitian kami
2. Kedua ada anggota yang membuat sketsa lapangan dengan arah
azimuthnya
3. Ketiga ada anggota yang mengambil foto bentang alam, singkapan,
dan parameter disertai arah foto
4. Keempat ada anggota yang mengambil sampel, dan mendeskripsikan
batuan pada singkapan, dengan pembagian deskripsi pada tiap sampel
yang diambil.
5. Terakhir membuat resume hasil penelitian berdasarkan data yang kami
teliti dan dapatkan serta hasil pengarahan dari dosen.

Kelompok : 23 17
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

III.3 ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN

1. Kompas Geologi
2. Palu Geologi dan Betel
3. Meteran
4. Larutan HCL
5. Alat tulis
6. Plastik sampel
7. Clipboard
8. Komparator
9. Lup
10. Kamera
11. Lembar tabulasi data

Kelompok : 23 18
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

BAB IV
PEMBAHASAN

IV.1. STOP SITE 1


IV.1.a. Latar Belakang Singkapan
Lokasi singkapan stop site 1 terletak di Sungai Tretes, Dusun
Karanganyar, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo. Dimana pada
lokasi tersebut ditemukan singkapan batuan dengan jenis Batuan Breksi, yang
tersusun oleh material vulkanik gunung api purba. Dengan material fragmen
penyusunnya berupa andesit dan basalt. Sedangkan material matrik penyusun
batuan tersebut adalah batupasir, dan material semen penyusun berupa silika.
Batuan tersebut dapat diidentifikasi sebagai Breksi Polimik jika dilihat dari
fragmennya. Hal ini disebabkan oleh fragmen penyusunnya terdiri lebih dari satu
batuan. Berdasarkan sejarah dari stratigrafi tempat tersebut, daerah tersebut
termasuk ke dalam Formasi Kaligesing. Formasi Kaligesing adalah formasi yang
mengalami pengendapan di darat. Berdasarkan penelitian, diperkirakan formasi
tersebut berumur antara Oligosen akhir s.d Miosen awal. Singkapan batuan
sebagian terdapat warna kehijau –hijauan, hal tersebut dikarenakan oleh Zona
Prophilitik yakni zona yang mengalami perubahan klorit akibat pelapukan
kimiawi yang berasal dari plagioklas karena mengalami alterasi hidrotermal.
Yang disebut proses kloritisasi.
Foto Singkapan

Kelompok : 23 19
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Foto 1. Singkapan Stopsite 1 diambil oleh Andro


Keterangan :
 Lokasi : Dusun Karanganyar, Desa
Giripurwo Kec. Girimulo, Kab.
Kulonprogo, DIY
 Waktu : 09.40 WIB
 Cuaca : Cerah
 Arah kamera : N 341o E
 Koordinat : X=0409792 ; Y=9141061 ;Z=49
 Formasi : Kali Gesing

Foto Parameter

Foto 2. Parameter Stop Site 1. Foto oleh Andro

Keterangan :
 Arah kamera : N 350o E

Kelompok : 23 20
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

IV.1.b. Deskripsi Lithologi


Deskripsi Lapangan
Ditemukan singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan warna fresh abu-
abu, warna lapuknya coklat yang menunjukkan struktur masif, teksturnya berupa
ukuran butir bongkah (>256 mm) sampai dengan krakal (4 – 64mm), derajat
pembundarannya Angular (menyudut), derajat pemilahannya buruk, kemasnya
terbuka. Dengan komposisi mineral terdiri dari fragmennya basalt dan andesit,
sedangkan matriknya batupasir dan semennya silika. Berdasarkan dari data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Breksi Polimik.

Deskripsi Batuan
 Jenis Batuan : Batuan SedimenKlastik
 Warna : F = Abu-abu ; L = Coklat
 Struktur : Masif
 Tekstur
1. Ukuran Butir : Bongkah – kerakal (64 - 256 mm) –
Kerakal (4 – 64 mm)
2. Derajat Pembundaran : Angular (Menyudut)
3. Derajat Pemilahan : Terpilah Buruk
4. Kemas : Terbuka
 Komposisi Mineral : - Fragmen : Basalt, Andesit
- Matrik : Lithic Batuan beku
Batupasir
- Semen : Silika
 Nama Batuan : Breksi Polimik
 Petro Genesa : Breksi terbentuk akibat pengendapan
kembali rombakan batuan asal yang terdiri dari sementasi fragmen-
fragmen yang bersifat kasar. Fragmen-fragmen dari Breksi biasanya
merupakan fragmen yang terkumpul pada bagian dasar lereng yang
mengalami sedimentasi, selain itu fragmen juga dapat berasal dari hasil
longsoran yang mengalami litifikasi.

Kelompok : 23 21
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Fragmen 1
 Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet Vulkanik
 Warna : F= Abu-abu ; L= Coklat Kekuningan
 Struktur : Masif
 Tekstur
1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
2. Derajat Granularitas : Fanerik sedang- kasar (1mm - 30mm)
3. Bentuk Kristal : Subhedral
4. Relasi : Inequigranular vitroverik
 Komposisi Mineral : - Kuarsa : 3%
- Biotit : 10%
- Klorite : 20%
- K. Feldspar : 15%
- Masa dasar : 27%
- Plagioklas : 25%
 Nama Batuan : Andesit
 Petro Genesa : Andesit termasuk kedalam batuan beku
Intermediet vulkanik yang memiliki tekstur halus dan berasal dari aktivitas
gunung api.

Deskripsi Fragmen 2
 Jenis Batuan : Batuan Beku Basa Vulkanik
 Warna : F=Hitam ; L= Coklat kemerahan
 Struktur : Masif
 Tekstur :
1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
2. Derajat Granularitas : Afanitik - Fanerik sedang ( 1 mm – 5 mm)
3. Bentuk Kristal : Subhedral
4. Relasi : Inequigranular vitroverik
 Komposisi Mineral : - Piroksen : 5%
- Hornblende : 20%
- Masa dasar : 35%

Kelompok : 23 22
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

- Biotit : 15%
- Klorite : 15%
 Nama Batuan : Basalt
 Petro Genesa : Batuan Basalt ini termasuk kedalam
golongan batuan beku basa vulkanik yang terjadi dari hasil pembekuan
magma diatas permukaan bumi atau ekstrusif.

Deskripsi Matrik
 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Warna : F= Abu-abu ; L= Coklat
 Struktur : Masif
 Tekstur
1. Ukuran butir : Kerikil – Pasir Kasar (2-4 mm)
2. Derajat Pembundaran : Rounded – Sub Angular
3. Derajat Pemilahan : Terpilah baik
4. Kemas : Terbuka
 Komposisi Mineral : Fragmen : Tuff
Matrik : - Lithic B. Beku
- Khlorite
- Batupasir
Semen : Silika
 Nama Batuan : Batupasir
 Petro Genesa : Genesa ini terbentuk hasil batuan asal yang
terombakan menjadi butiran-butiran pasir yang terbawa oleh aliran sungai,
angin, dan ombak dan akhirnya terendapkan dan terakumulasi pada suatu
tempat dan terjadi pembebanan sehingga terdapat semen yang mengikat
material tersebut sehingga menjadi batupasir.

Kelompok : 23 23
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Keterangan :



Cuaca
Jarak
Arah kamera

Foto Bentang Alam


: Cerah
: 50 m
: N 035oE

IV.1.c.

VI.1.c.Petrogenesa Regional

Kelompok : 23 24
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Singkapan ini terbentuk karena adanya pengendapan hasil transportasi


yang berasal dari aktivitas vulkanik gunung api purba yang berada tidak jauh dari
singkapan (Fasies Medial), sehingga batuan ini dapat tersingkap dengan fragmen
penyusunnya berupa basalt dan andesit serta matriknya tersusun oleh material
berukuran pasir (batu pasir) sedangkan semen tersusun atas silika yang mengikat
material fragmen dan matrik.
SKETSA LAPANGAN

Gambar 2 Sketsa Lapangan Stop site 1

Keterangan :

: Singkapan Batuan

: Vegetasi

Kelompok : 23 25
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

IV.1.d Kesimpulan
Pada Stop Site pertama yaitu di Sungai Tretes, Dusun Karanganyar,
Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, ditemukan singkapan Batuan
Sedimen Klastik, dengan warna fresh abu abu dan warna lapuk coklat,
menunjukan struktur masif, teksturnya terdiri dari ukuran butir yaitu bongkah
(>256 mm) sampai dengan krakal (4 – 64mm) dengan derajat pembundarannya
Angular (menyudut), derajat pemilahannya terpilah buruk dan kemasnya terbuka.
Dengan komposisi mineral terdiri dari fragmen berupa basalt dan andesit, serta
matriknya tersusun dari batupasir, dan semennya berupa silica yang mengikat
antara material fragmen dan matrik. Dengan demikian berdasarkan data yang telah
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah Breksi
polimik, hal ini ditinjau dari perbedaan komposisi dari fragmen penyusunnya.

IV.2. STOP SITE 2

Kelompok : 23 26
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

IV.2.a. Latar Belakang Singkapan


Stop site 2 ini terletak kurang lebih 300 meter dari stop site 1. Di stop site
2 ini, singkapan yang ada di stopsite 2 masih dalam satu jalur sungai dengan
dengan stop site 1, namun beda lingkungan pengendapannya. Di stop site 2 kami
menemukan singkapan dengan jenis batuan yakni Batuan Sedimen Klastik dan
Batuan Sedimen Karbonat Klastik yaitu Batupasir, Batulanau Karbonatan,
Kalkarenit, dan Kalsirudit. Stop site 2 ini termasuk ke dalam Formasi Dukuh yaitu
formasi yang mengalami pengendapan di laut. Yang diperkirakan berumur antara
Oligosen Akhir – Miosen Awal. Formasi ini bersilang jari atau kontak sesar
dengan Formasi Kaligesing, dan selaras diatasnya Formasi Jonggrangan dan
Formasi Sentolo.

Kelompok : 23 27
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

 Foto Singkapan

Foto 1. Singkapan Stop Site 2 foto diambil oleh Andro


Keterangan :
 Lokasi : Karanganyar, Desa Giripurwo
Kec. Girimulo, Kab. Kulonprogo
DIY
 Waktu : 10.50 WIB
 Cuaca : Cerah
 Arah kamera : N 356o E
 Koordinat : X=409864 Y=9140918 Z=150
 Formasi : Dukuh
 Kedudukan Batuan :
- Rata-rata kedudukan untuk lapisan 1-8 adalah N 220E/250
- Rata-rata kedudukan untuk lapisan 9-10 adalah N 3450/270
 Slope : - Untuk lapisan 1-8 = 500
- Untuk lapisan 9-10 = 220

Kelompok : 23 28
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Foto Parameter

Foto 2. Parameter Stop Site 2. Foto oleh Andro


Keterangan :
 Arah kamera : N 3560 E

IV.2.b. Deskripsi Lithologi


Lapisan 1
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan yang pertama terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik,
dengan warna fresh abu-abu, menunjukan struktur perlapisan sejajar, teksturnya
terdiri dari ukuran butirnya Pasir Sedang (0,25-0,5), derajat pembundarannya
membundar, derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya tertutup.
Komposisi mineralnya terdiri dari fragmen biotit, matrik plagioklas, pasir dan
semennya silika. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa nama batuan ini adalah Batupasir.

Kelompok : 23 29
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Batuan

Foto 3. Lapisan 1 Stop Site 2. Foto oleh Andro


Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Warna : Putih Keabuan
Struktur : Perlapisan
Tekstur :
-Ukuran Butir : Pasir Sedang ( 0,25 – 0,5 mm )
-Derajat Pembundaran : Membundar
-Derajat Pemilahan : Baik
-Kemas : Tertutup
Komposisi Mineral : Fragmen : Biotit
: Matriks : Plagioklas, pasir
: Semen : Silika
Nama Batuan : Batupasir

Kelompok : 23 30
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 2
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan kedua terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan
warna fresh abu-abu, menunjukan struktur perlapisan sejajar, teksturnya terdiri
dari ukuran butir lanau (0,004-0,06 mm), derajat pembundarannya membundar,
derajat pemilahannya terpilah buruk, dan kemasnya terbuka. Dengan komposisi
mineralnya terdiri dari fragmen piroksen, matrik kuarsa, biotit, dan hornblende
dan semennya karbonatan. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulanau karbonatan.

Kelompok : 23 31
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Batuan

Foto 4. Lapisan 2 Stop Site 2. Foto oleh Andro


Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Warna : Abu - abu
Struktur : Perlapisan
Tekstur : -Ukuran Butir : Lanau ( 0,004 – 0,06 mm )
-Derajat Pembundaran : Membundar
-Derajat Pemilahan : Buruk
-Kemas : Terbuka
Komposisi Mineral : Fragmen : Piroksen
: Matriks : Plagioklas, biotit, dan kuarsa
: Semen : Karbonat
Nama Batuan : Batulanau Karbonatan
Petro Genesa : Genesa Batulanau karbonatan ini terbentuk dari
litifikasi rombakan batuan asal, kemudian tererosi dan tertranportasi oleh aliran
air dan mengendap disuatu tempat, dimana ada kandungan karbonatnya
sehingga membentuk Batulanau karbonatan.

Kelompok : 23 32
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 3
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan ketiga terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan
warna putih kehitaman, menunjukan struktur perlapisan, teksturnya terdiri dari
ukuran butir pasir halus (0,125-0,25mm), derajat pembundarannya membundar,
derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya tertutup. Dengan komposisi
mineral yang terdiri dari : fragmennya kuarsa, matriknya biotit, plagioklas,
piroksen, dan semennya silika. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir.

Kelompok : 23 33
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Petrologi

Foto 5.Lapisan 3 Stop Site 2. Foto oleh Andro


Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Warna : Putih kehitaman
Struktur : Perlapisan
Tekstur :
-Ukuran Butir : Pasir halus ( 0,125 – 0,25 mm )
-Derajat Pembundaran : Membundar
-Derajat Pemilahan : Baik
-Kemas : Tertutup
Komposisi Mineral : Fragmen : Kuarsa
: Matriks : Plagioklas, biotit, dan piroksen
: Semen : Silika
Nama Batuan : Batupasir

Kelompok : 23 34
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 4
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan keempat dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik,
dengan warna abu- abu, menunjukan struktur Perlapisan, yang memiliki tekstur
yang terdiri dari ukuran butirnya pasir sangat halus (0,06-0,125 mm), derajat
pembundarannya membundar, derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya
tertutup. Dengan Komposisi mineral yang terdiri dari fragmennya biotit,
matriknya plagioklas dan pasir, semennya silika. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir.

Kelompok : 23 35
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Petrologi

Foto 6. Lapisan 4 Stop Site 2. Foto oleh Andro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik


Warna : Abu - abu
Struktur : Perlapisan
Tekstur :
Ukuran Butir : Pasir Sangat Halus (0,06-0,125 mm)
D. Pembundaran : Membundar
D. Pemilahan : Baik
Kemas : Tertutup
Komposisi Mineral : Fragmen : Biotit
Matrik : Plagioklas, pasir
Semen : Silika
Nama Batuan : Batupasir

Kelompok : 23 36
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 5
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan kelima dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat
Klastik, dengan warna hitam keabuan, yang menunjukan struktur Perlapisan,
teksturnya terdiri dari ukuran butirnya Arenit (0,062- 2 mm), derajat
pembundarannya membundar, derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya
tertutup. Dengan Komposisi mineral yang terdiri dari Allochem : Interclas, Mikrit
: Kalsit, dan Sparitnya karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Kalkarenit.

Kelompok : 23 37
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Petrologi

Foto 7. Lapisan 5 Stop Site 2. Foto oleh Andro


Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat Klastik
Warna : Hitam keabuan
Struktur : Perlapisan sejajar
Tekstur
Ukuran Butir : Arenit (0,062 – 2 mm)
Derajat. Pembundaran : Menyudut
Derajat Pemilahan : Terpilah baik
Fabric : Tertutup
Komposisi Mineral : Allochem : Interclas
Mikrit : Kalsit
Sparit : Karbonat
Nama Batuan : Kalkarenit
Petro Genesa : Genesa kalkarenit terbentuk dilingkungan
laut yang bersifat karbonat terutama pada zona CCD ( Calcite Compensation
Depth ) dengan kedalaman sekitar 2000 – 3000 meter dibawah laut dan telah

Kelompok : 23 38
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

mengalami rombakan dan transportasi, lalu diendapkan disuatu cekungan dan


mengalami proses sedimentasi dan membentuk Kalkarenit.

Kelompok : 23 39
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 6
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan keenam dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan
warna hitam keabuan, menunjukan struktur Perlapisan, teksturnya terdiri dari
ukuran butir lanau (0,004 - 0,06 mm), derajat pembundarannya membundar,
derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya tertutup. Dengan Komposisi
mineral yang terdiri dari fragmennya biotit, matriknya plagioklas, dan semennya
silika. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama
batuan ini adalah Batulanau

Kelompok : 23 40
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Petrologi

Foto 8. Lapisan 6 Stop Site 2. Foto oleh Andro


Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
Warna : Hitam keabuan
Struktur : Perlapisan
Tekstur -Ukuran Butir : Lanau (0,004 – 0,06 mm)
-Derajat. Pembundaran : Membundar
-Derajat Pemilahan : Terpilah baik
-Kemas : Tertutup
Komposisi Mineral : Fragmen : Biotit
Matriks : Plagioklas
Semen : Silika
Nama Batuan : Batulanau

Kelompok : 23 41
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 7
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan ketujuh terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik, dengan
warna putih, menunjukan struktur perlapisan, teksturnya terdiri dari ukuran
butirnya pasir kasar (0,5 - 1 mm), dengan derajat pembundarannya menyudut,
derajat pemilahannya terpilah buruk, dan kemasnya terbuka. Dengan komposisi
mineralnya terdiri dari Fragmennya kuarsa, matriknya plagioklas, biotit, dan
semennya silika. Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa nama batuan ini adalah Batupasir.

Kelompok : 23 42
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Petrologi

Foto 9. Lapisan 7 Stop Site 2. Foto oleh Andro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik


Warna : Putih
Struktur : Perlapisan
Tekstur
Ukuran Butir : Pasir kasar (0,5 – 1 mm)
Derajat. Pembundaran : Menyudut
Derajat Pemilahan : Terpilah buruk
Fabric : Terbuka
Komposisi Mineral : Fragmen : Kuarsa
Matriks : Biotit, Plagioklas
Semen : Silika
Nama Batuan : Batupasir

Kelompok : 23 43
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 8
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan kedelapan terdapat singkapan Batuan Sedimen Klastik ,
dengan warna putih keabuan, menunjukan struktur perlapisan, dan teksturnya
terdiri dari ukuran butirnya pasir sangat halus (0,06 - 0,125 mm), derajat
pembundarannya membundar sempurna, derajat pemilahannya terpilah baik dan
kemasnya tertutup. Dengan komposisi mineral terdiri dari fragmennya kuarsa,
matriknya plagioklas, biotit , dan semennya silika. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batupasir.

Kelompok : 23 44
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Petrologi

Foto 10. Lapisan 8 Stop Site 2. Foto oleh Andro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik


Warna : Putih keabuan
Struktur : Perlapisan
Tekstur
Ukuran Butir : Pasir sangat halus (0,06 – 0,125 mm)
Derajat. Pembundaran : Membundar sempurna
Derajat Pemilahan : Terpilah baik
Fabric : Tertutup
Komposisi Mineral : Fragmen : Kuarsa
Matriks : Piroksen, Plagioklas
Semen : Silika
Nama Batuan : Batupasir

Kelompok : 23 45
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 9
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan kesembilan ini dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat
Klastik, dengan warna putih keabuan, yang menunjukan struktur Masif,
teksturnya terdiri dari ukuran butirnya Arenit (0,062- 2 mm), derajat
pembundarannya agak membundar, derajat pemilahannya terpilah baik, dan
kemasnya tertutup. Dengan Komposisi mineral yang terdiri dari Allochem :
Interclas, Mikrit : Kalsit, dan Sparitnya karbonat. Berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Kalkarenit.

Kelompok : 23 46
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Petrologi

Foto 11.Lapisan 9 Stop Site 2. Foto oleh Andro

Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat Klastik


Warna : Putih keabuan
Struktur : Masif
Tekstur
Ukuran Butir : Arenit (0,062 – 2 mm)
Derajat. Pembundaran : Agak membundar
Derajat Pemilahan : Terpilah baik
Fabric : Tertutup
Komposisi Mineral : Allochem : Interclas
Mikrit : Kalsit
Sparit : Karbonat
Nama Batuan : Kalkarenit

Kelompok : 23 47
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 10
Deskripsi Lapangan
Pada lapisan kesepuluh dijumpai singkapan Batuan Sedimen Karbonat
Klastik, dengan warna abu-abu, yang menunjukan struktur Masif, teksturnya
terdiri dari ukuran butirnya Rudite ( >2 mm ), derajat pembundarannya menyudut,
derajat pemilahannya terpilah baik, dan kemasnya tertutup. Dengan Komposisi
mineral yang terdiri dari Allochem : Interclas, Mikrit : Kalsit, dan Sparitnya
karbonat. Sehingga berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa nama batuan ini adalah Kalsirudite.

Kelompok : 23 48
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deskripsi Petrologi

Foto 12. Lapisan 10 Stop Site 2. Foto oleh Andro


Jenis Batuan : Batuan Sedimen Karbonat Klastik
Warna : Abu - abu
Struktur : Masif
Tekstur
Ukuran Butir : Rudite ( >2 mm )
Derajat. Pembundaran : Menyudut
Derajat Pemilahan : Terpilah baik
Fabric : Tertutup
Komposisi Mineral : Allochem : Interclas
Mikrit : Kalsit
Sparit : Karbonat
Nama Batuan : Kalsirudite
Petro Genesa : Genesa kalsirudite hampir sama dengan genesa
kalkarenit namun beda ukuran butirnya, ukuran butir kalsirudite lebih
besar daripada kalkarenit, kalsirudite juga terbentuk di lingkungan laut yang
bersifat karbonat terutama pada zona CCD ( Calcite Compensation Depth )
dengan kedalaman sekitar 2000 – 3000 meter dibawah laut dan telah

Kelompok : 23 49
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

mengalami rombakan dan transportasi, lalu diendapkan disuatu cekungan dan


mengalami proses sedimentasi dan membentuk Kalkarenit.

Kelompok : 23 50
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

51
Foto Bentang Alam
Keterangan :

Kelompok : 23
 Arah kamera : N 3160E
 Jarak : 100 m
 Cuaca : Cerah
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

IV.1.c. Petrogenesa Regional


Singkapan ini terbentuk karena adanya pengendapan hasil transportasi
yang berasal dari batuan asal yang jauh dari singkapan (Fasies Distal), sehingga
batuan ini dapat tersingkap dan tersusun oleh batuan sedimen dengan ukuran
kerikil, pasir, dan lanau dan juga ditemui material silika dan karbonat pada
singkapan ini. Batuan ini terdiri dari urutan bawah ke atas yaitu Batupasir,
Batulanau karbonatan, Batupasir, Batupasir, Kalkarenit, Batulanau, Batupasir,
Batupasir, Kalkarenit, dan Kalsirudit.
IV.4.d .Kesimpulan
Stopsite 2 berlokasi di selatan sungai yang sama dengan stopsite 1.
Dilokasi ini terdapat singkapan batuan sedimen dengan struktur perlapisan.
Formasi pada stopsite 2 ini adalah Formasi Dukuh yang merupakan tempat
pengendapan sedimen lingkungan marine. Pada stopsite ini, dapat dibuat profil
detail degan panjang lintasan ± 10 m. Singkapan ini terdiri dari batuan sedimen
dengan ukuran butir yang berbeda-beda, yaitu ukuran butir lempung, lanau, dan
pasir. Kemudian, material sedimen ini juga tersusun oleh material yang berbeda,
yaitu silika dan karbonatan.

Kelompok : 23 52
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

SKETSA LAPANGAN

Gambar 2 Sketsa Lapangan Stop site 2

Keterangan :

: Singkapan Batuan

: Vegetasi

Kelompok : 23 53
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

STOP SITE 3
IV.3.a . Latar Belakang Singkapan
Lokasi stop site tiga berada di Sungai Kalisonggo, Desa Pendoworejo,
Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Formasi pada lokasi stop site 3
ini termasuk Formasi Nanggulan yang merupakan Formasi tertua di stratigrafi
regional dari Kulon Progo. Dahulu di Stop Site 3 awalnya merupakan kondisi
rawa yang mengalami kekurangan oksigen sehingga tumbuhan yang hidup
ditempat tersebut mati kemudian mengalami pengendapan dan juga mengalami
proses secara kimiawi sehingga terbentuk Lignit. Di lokasi tersebut ditemukan
Batulempung silikaan, Batulanau silikaan, dan Lignit (Batubara).

Kelompok : 23 54
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Foto Singkapan

Foto 1. Foto Singkapan Stop Site 3. Foto oleh Andro


Keterangan :
 Lokasi : Sungai Kalisonggo, Kec.
Nanggulan, Kulon Progo
 Waktu : 13.40 WIB
 Cuaca : Cerah
 Arah kamera : N 316o E
 Koordinat : X=0411831 Y=9144802 Z=125
 Formasi : Nanggulan
 Kedudukan Batuan : N 243 oE / 230
 Slope : 540
 Jarak Foto : 3m

Kelompok : 23 55
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Foto parameter

Foto 2. Parameter Stop Site 3. Foto olehAndro

Keterangan :
 Arah kamera : N 316o E
 Jarak : 1m
 Cuaca : Mendung

Kelompok : 23 56
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

IV.3.b .Deskripsi Lithologi


Deskripsi Lapangan
Pada stop site 3 dijumpai singkapan yaitu singkapan Batuan Sedimen
Klastik, dengan warna lapuk coklat, warna fresh merah, yang menunjukkan
struktur perlapisan, Tekstur : ukuran butir : lempung (<0,004mm) ,dengan
komposisi mineral : mineral lempung, berdasarkan data yang diperoleh maka
dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah batulempung. Selain itu terdapat
singkapan jenis batuan sedimen klastik yang lain dengan warna lapuk coklat
warna fresh abu-abu dengan menunjukkan struktur perlapisan ; tekstur : ukuran
butir : lanau (0,04 – 0,06), dengan komposisi mineral : mineral lanau, sehingga
berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan nama batuan adalah
batulanau. Selain itu terdapat singkapan batuan sedimen non klastik, dengan
warna lapuk hitam, warna freshnya hitam yang menunjukan struktur masif
;teksturnya amorf komposisi mineral: monomineralik karbon, maka dapat
disimpulkan nama batuan ini adalah batubara (lignit).

Kelompok : 23 57
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

DEKSRIPSI BATUAN
Lapisan 1 (Ukuran Butir Lanau 0,004-0,06 mm)

Foto 1. Lapisan 1 Stop Site 3. Foto oleh Andro


Deskripsi Batuan
 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Warna : Cokelat Kehitaman
 Struktur : Perlapisan
 Tekstur :
Ukuran Butir : Lempung (< 0,004 mm)
D. Pemilahan :-
D. Pembundaran :-
Kemas :-
 Komposisi Mineral : Mineral lempung
 Nama Batuan : Batulempung
Deksripsi Batuan
 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Warna : Cokelat Kemerahan
 Struktur : Perlapisan

Kelompok : 23 58
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

 Tekstur :
Ukuran Butir : Lanau (0,004-006 mm)
D.Pemilahan : Terpilah baik
D.Pembundaran : Subangular
Kemas : Tertutup
 Komposisi Mineral :Fragmen : Kuarsa
Matriks : Plagioklas
Semen :-
 Nama Batuan : Batulanau
 Petro Genesa : Genesa batulanau ini terbentuk dari
litifikasi rombakan batuan asal, kemudian tererosi dan tertranportasi oleh
aliran air dan mengendap disuatu tempat sehingga membentuk Batulanau.
Deksripsi Batuan
 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Warna : Hitam
 Struktur : Perlapisan
 Tekstur : Amorf
 Komposisi Mineral : Monomineralik karbon
 Nama Batuan : Batubara (Lignit)
 Keterangan : sebagai sisipan

Kelompok : 23 59
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 2 (Ukuran Butir Lanau 0.004-0.06 mm)

Foto 2. Lapisan 2 Stop Site 3. Foto oleh Andro


Deksripsi Batuan
 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Warna : Hitam
 Struktur : Perlapisan
 Tekstur
Ukuran Butir : Pasir sangat halus (0,06-0,125 mm)
 Komposisi Mineral : Monomineralik karbon
 Nama Batuan : Batubara (lignit)
 Petro Genesa : Genesa batubara ( Lignit ) ini berwarna
hitam yang merupakan batubara yang sangat lunak karena lebih banyak
mengandung air sekitar 35-75% dari beratnya sehingga mudah hancur
apabila dkeringkan atau bisa juga disebut sebagai Batubara muda.

Kelompok : 23 60
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deksripsi Batuan
 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Warna : Coklat kehitaman
 Struktur : Perlapisan
 Tekstur :
Ukuran butir : Pasir sangat halus (0.06-0,125 mm)
D.Pemilahan : Terpilah baik
D.Pembundaran : Sub Rounded
Kemas : Tertutup
 Komposisi Mineral : Fragmen : Biotit
Matriks : Debu, plagioklas
Semen :-
 Nama Batuan : Batupasir

Kelompok : 23 61
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Lapisan 3

Foto 3. Lapisan 3 Stop Site 3. Foto oleh Andro


Deksripsi Batuan
 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Warna : Coklat kehitaman
 Struktur : Perlapisan
 Tekstur :
Ukuran butir : Lanau (0.004-0.06 mm)
D. Pemilahan : Terpilah Baik
D.Pembundaran : Rounded
Kemas : Tertutup
 Komposisi Mineral : Fragmen : Kuarsa
Matriks : Biotit, plagioklas
Semen :-
 Nama Batuan : Batulanau

Kelompok : 23 62
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Deksripsi Batuan
 Jenis Batuan : Batuan Sedimen Klastik
 Warna : Coklat
 Struktur : Perlapisan
 Tekstur :
Ukuran butir : Pasir sangat halus (0,06-0,125 mm)
D. Pemilahan : Terpilah baik
D.Pembundaran : Sub Angular
Kemas : Tertutup
 Komposisi Mineral : Fragmen : Pasir sangat halus
Matriks : Kuarsa, plagioklas
Semen : Silika
 Nama Batuan : Batupasir

Kelompok : 23 63
Foto Bentang Alam
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

64
Keterangan :

Kelompok : 23
 Arah kamera : N 105oE
 Jarak : 30 m
 Cuaca : Cerah
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

IV.3.c. Petrogenesa Regional


Pada stop site ini terdapat batuan sedimen klastik dan non klastik. Dimana
batuan sedimen Klastik merupakan batuan berasal dari rombakan batuan asal
contohnya batulempung. Sedangkan batuan sediman nonklastik adalah batuan
yang terbentuk dari reaksi kimia atau kegiatan organisme contohnya lignit. Hal
ini dibuktikan dengan ukuran butir lempung dan lanau, maka dapat diketahui
bahwa singkapan ini berada jauh dari sumbernya yang kemudian material material
asal dari batuan asal terendapkan di suatu cekungan dengan cara insitu.
.
SKETSA LAPANGAN

Gambar 4. Sketsa Lapangan

Keterangan :

: Singkapan Batuan

VI.3.b : Vegetasi

Kelompok : 23 65
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

IV.4.d.Kesimpulan
Pada Stop site tiga berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Giripurwo,
Kabupaten KulonProgo. Dijumpai singkapan Batuan Sedimen Klastik yang
terbentuk akibat pengendapan kembali rombakan batuan asal yaitu batuan yang
lebih tua, yang menunjukan struktur Masif. Tekstur yang terdiri dari ukuran butir
lempung(< 1/256 mm) sampai dengan lanau (0,004 – 0,06mm). Komposisi
Mineral berupa monomineralik karbonat dan juga terdapat mikrit berupa kalsit
dan sparit berupa karbonat . Berdasarkan data yang diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Batulempung, Batulanau dan juga
Lignit.

Kelompok : 23 66
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

IV.4. Stop Site 4


IV.4.a.Latar Belakang Singkapan
Pada stop site tempat ini adalah stop site terakhir yang berada di daerah
Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo, Kabupaten Kulon Progo, Propinsi
Yogyakarta. Pada stop site yang terakhir ini tersingkap batuan beku basa vulkanik
yang didominasi oleh mineral mafic yaitu mineral yang berwarna gelap. Pada stop
site 4 ini terdapat singkapan dengan struktur Columnar joint menurut Bapak Agus
Harjanto.

Kelompok : 23 67
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Foto Singkapan

Foto 1. Foto Singkapan Stop Site 4 diambil oleh oeh Fadlan

Keterangan :
 Lokasi : Sungai Kalisonggo, Nanggulan,
Kulon Progo
 Waktu : 15.20 WIB
 Cuaca : Berawan
 Arah kamera : N 256o E
 Koordinat : X=0411452 Y=9144628 Z=49
 Formasi : Andesit tua
 Jarak : 3m
 Cuaca : Cerah

Kelompok : 23 68
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

Foto Parameter

Foto 2. Foto Parameter Stop Site 4 olehAndro

Keterangan :
 Arah kamera : N 035o E
 Jarak : 50 cm
 Cuaca : Cerah

Kelompok : 23 69
Laporan Ekskursi Petrologi 2014/2015

IV.4.b.Deskripsi Lithologi
Deskripsi Lapangan
Dijumpai singkapan batuan beku intermediet dengan warna fresh abu abu
dan lapuk abu abu kecoklatan,yang menunjukan struktur Columnar joint,tekstur
yang terdiri dari derajat kristalisasi berupa hipokristalin derajat granularitas
fanerik halus (< 1mm). Pada kemas terdiri dari bentuk kristal yaitu subhedral
dengan relasi inequigranular portfiritik.Dengan komposisi mineral : piroksen
15%, kuarasa 5%, plagioklas felsic 35%, hornblende 10%, k-feldspar 10%,
Plagioklas Calsic 10% dan Masa dasar gelas 5%. Sehingga berdasarkan data yang
diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan ini adalah Andesit.

 Jenis Batuan : Batuan Beku Intermediet Vulkanik


 Warna : F= Abu abu ; L= Abu abu Kecoklatan
 Struktur : Columnar joint
 Tekstur :
1. Derajat Kristalisasi : Hipokristalin
2. Derajat Granularitas : Fanerik halus (< 1mm)
3. Kemas : - Bentuk kristal : Subhedral
- Relasi : Inequigranular
Porfiritik
 Komposisi Mineral : -Piroksen : 15 %
- Kuarsa :5%
- Plagioklas Felsic : 35 %
- Hornblende : 10 %
- K-Feldspar : 10 %
- Plagioklas Calsic : 10 %
- Masa Dasar Gelas : 5%
 Nama Batuan : Andesit

Kelompok : 23 70
71
Laporan Ekskursi Petrologi 2015

Foto Bentang Alam


Keterangan :

Kelompok : 23
 Arah kamera : N 040oE
 Jarak : 50m
 Cuaca : Cerah
Laporan Ekskursi Petrologi 2015

IV.4.c .Petrogenesa Regional


Stopsite ini berjarak sekitar 200 meter dari stopsite 3 namun berada di
aliran sungai yang sama. Disini dijumpai batuan beku dengan struktur Columnar
joint yang berbentuk kolom-kolom dengan didominasi oleh mineral mafic. Hal ini
dilihat dari arah aliran lava yang tegak lurus terhadap bidang pendinginan
magmanya. Secara genesa batuan ini terbentuk karena hasil pembekuan magma
intermediet sampai basa (dominan mineral piroksen (basa)) yang menerobos
hingga mencapai permukaan/intrusi dangkal (zona hipabisal) dengan dijumpainya
massa dasar gelas yang jumlahnya relatif sedikit. Pembekuan magma ini juga
dikontrol oleh berjalannya magma keatas dan kontak dengan batuan sampingnya,
hal ini menyebabkan terbentuknya struktur Columnar Joint. Struktur Columnar
joint ini terbentuk karena adanya batas dinding pada batuan yang diterobos oleh
magma, sehingga magma akan membeku membentuk mineral-mineral yang relatif
tegak dan dibatasi oleh bentuk bidang pada setiap kristalnya. Hal ini yang
mengakibatkan struktur joint (rekahan) memiliki bentuk kolom-kolom.

Kelompok : 23 72
Laporan Ekskursi Petrologi 2015

SKETSA LAPANGAN

: Vegetasi
Gambar Sketsa Lapaangan
Keterangan :

: Singkapan Batuan

Gambar 5 Sketsa Lapangan

Keterangan :
: Singkapan Batuan

: Vegetasi

Kelompok : 23 73
Laporan Ekskursi Petrologi 2015

IV.4.d .Kesimpulan
Pada Stop site empat berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo,
Kabupaten KulonProgo.Terdapat singkapan batuan beku intermediet dengan
warna fresh abu abu dan lapuk abu abu kecoklatan yang menunjukkan struktur
Columnar joint, tekstur derajat kristalisasi berupa hipokristalin.Sedangkan derajat
granularitas berupa fanerik halus (< 1mm), bentuk kristal berupa subhedral, relasi
termasuk Inequigranular Porfiritik, sehingga berdasarkan data yang diperoleh
maka dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah Andesit yang
terbentuk karena adanya pembekuan magma di dekat permukaan.

IV.5. PETA LINTASAN


Terlampir
IV.6. PROFIL
Terlampir

Kelompok : 23 74
Laporan Ekskursi Petrologi 2015

BAB V
PENUTUP
V.1. KESIMPULAN
Pada Stop Site pertama yaitu di Sungai Tretes, Dusun Karanganyar,
Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulon Progo, ditemukan singkapan Batuan
Sedimen Klastik, dengan warna lapuk coklat dan warna fresh abu-abu, dengan
menunjukan struktur masif, tekstur yang terdiri dari ukuran butir yaitu b ( 64 - 256
mm) dengan derajat pembundaran menyudut, derajat pemilahan terpilah buruk
dan fabric berupa matrik supported. Dengan komposisi mineral terdiri dari
fragmen berupa andesit dan basalt, matrik tersusun dari batupasir, dan semen
berupa silika. Dengan demikian berdasarkan data yang telah diperoleh, maka
dapat disimpulkan bahwa nama batuan tersebut adalah breksi polimik.
Pada Stop site kedua berada di daerah Girimulyo, dusun Karanganyar,
Kabupaten KulonProgo. Ditemukan singkapan batuan Sedimen Karbonat Klastik,
dengan warna coklat, yang menunjukkan struktur perlapisan sejajar. Terdapat
berbagai variasi tekstur, diantaranya tekstur dengan ukuran butir lanau (0,0625-
0,004 mm) – Pasir sedang (0,125-0,5mm). Derajat pembundaran yaitu
membundar, derajat pemilahan terpilah baik, memiliki fabric Grains supported.
Komposisi mineral terdiri dari fragmen berupa hornblende, dengan matrik kuarsa,
dan semen silika - karbonat. Lapisan yang lebih muda dapat di jumpai jika kita
berjalan searah dip. Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dapat
disimpulkan bahwa nama batuan di stop site ini adalah Batulanau dan Batupasir
Silikaan dan Karbonatan.
Pada Stop site Tiga berada di sungai Kalisonggo, Desa Pendoworejo,
Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo. Dijumpai singkapan batuan
sedimen klastik dan non klastik yaitu batulempung, batulanau dan lignit. Dimana
terbentuknya singkapan ini diawali dari penimbunan tumbuhan yang telah mati
dan pengendapan yang terjadi dari proses litifikasi oleh rombakan batuan asal.

Kelompok : 23 75
Laporan Ekskursi Petrologi 2015

Pada Stop site empat berada di daerah Nanggulan, Kecamatan Kalisonggo,


Kabupaten Kulon Progo. Terdapat singkapan batuan beku intermediet vulkanik
dengan warna lapuk coklat, dan warna fresh abu-abu yang menunjukkan struktur
Columnar Joint, tekstur derajat kristalisasi berupa hipokristalin. Sedangkan
derajat granularitas berupa afanitik sampai dengan fanerik halus (< 1mm), bentuk
kristal berupa subhedral, relasi digolongkan ke dalam inequigranular vitroverik,
sehinnga berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa nama
batuan tersebut adalah andesit yang terbentuk karena adanya pembekuan magma
di dekat permukaan.

V.2 Kritik dan Saran

 Kritik
- Waktu pada saat observasi dan pengambilan data tergolong cepat dan
terburu-buru, sehingga banyak praktikan yang keliru dan tidak pas dalam
proses pengambilan data.
- Lokasi tidak sesuai dengan banyaknya praktikan yang mengikuti acara
ekskursi ini.

 Saran
- Sebaiknya lebih tegas dalam pemberitahuan kepada praktikan agar lebih
tepat waktu dan tertib selama proses ekskursi berjalan.
- Sebaiknya untuk kedepan transportasinya dicari yang lebih baik agar tidak
membahayakan praktikan dalam perjalanan.

Kelompok : 23 76

Anda mungkin juga menyukai