STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS PSIKIATRI
2. Alloanamnesis:
▪ Nama : Tn. N
▪ Jenis kelamin : Laki-laki
▪ Pekerjaan : Perawat di Sanatorium Dharmawangsa
▪ Hubungan dengan pasien : Perawat pasien
▪ Hari/ Tanggal/ Jam wawancara : Senin/ 10 Juli 2017/ 11.00 WIB
▪ Tempat wawancara : Ruang Perawat Sanatorium Dharmawangsa
A. Keluhan Utama
Pasien berteriak-teriak saat malam hari.
D. Riwayat Keluarga
a. Latar Belakang Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Almarhum ayahnya dahulu
adalah seorang konsultan, sedangkan ibunya tidak bekerja, hanya sebagai ibu rumah
tangga. Keluarga pasien merupakan keluarga dengan perekonomian yang cukup.
Hubungan pasien dengan adiknya harmonis, sedangkan hubungan kedua
orangtua pasien diketahui sudah tidak harmonis yang pada akhirnya kedua orangtua
pasien bercerai pada tahun 2013.
Keterangan :
Laki-laki yang telah
Laki-laki
meninggal
Perempuan Bercerai
Pasien
2. Nama : Ny. F
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : S1
Hubungan dengan pasien : Ibu kandung pasien
3. Nama : Sdr. G
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Kristen Protestan
Pendidikan : SMP
Hubungn dengan pasien : Saudara kandung (adik)
STATUS MENTALIS
A. Deskripsi Umum
a. Penampilan
Pasien laki-laki berusia 23 tahun, penampilan tidak sesuai dengan usianya, berbadan
gemuk, kulit berwarna sawo matang, bersih, rambut hitam botak, berpakaian
sederhana yaitu menggunakan kaos berwarna hitam dengan celana pendek selutut
berwarna biru bermotif kembang dan mengenakan sandal crocs berwarna coklat,
rapih, kebersihan diri cukup baik. Pasien tampak bertingkah seperti anak-anak, tidak
sesuai dengan remaja seusianya. Wajah pasien tampak datar dan tidak banyak
berbicara, terkadang suka tersenyum sendiri.
b. Kesadaran
Kesadaran pasien baik dan dapat berkomunikasi dengan lancar. Bila diajak bicara
pasien mau menjawab dan saat diajak berkenalan pasien mau berjabat tangan dengan
orang yang baru pertama kali dilihatnya.
c. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Pasien bersikap sopan, tenang dan kooperatif selama wawancara. Cara berjalan baik,
pasien dapat bergerak sebagaimana mestinya dan tidak kaku. Gerakan involuntir
tidak ada.
a. Pembicaraan dan karakteristik dalam bicara
Pasien berbicara dengan baik, menjawab pertanyaan dengan kalimat singkat,
terkadang pasien terdiam saat ditanya sehingga pertanyaan yang diajukan harus
diulang, suara tidak jelas, volume suara kecil, artikulasi terkadang tidak jelas.
Sesekali pasien memulai pembicaraan dengan bertanya nama dan apakah kita kenal
dengan penyanyi idolanya dan penyanyi yang dianggap sebagai pacarnya dengan
menyebutkan namanya masing-masing. Dalam wawancara pasien melakukan kontak
mata dengan pewawancara, beberapa kali menggaruk-garuk kepalanya jika pasien
bingung ingin menjawab pertanyaan dari pemeriksa.
B. Alam Perasaan
a. Mood : Hipotimik
b. Afek : Datar
c. Kesesuaian : Innappropiate
C. Fungsi Intelektual
ii. Orientasi
- Waktu: Pasien dapat mengerti jam, hari, tanggal, bulan dan tahun dengan
baik.
- Tempat: Pasien dapat menyebutkan tempat di mana pasien berada yaitu
di Sanatorium Dharmawangsa.
- Orang: Pasien dapat mengenali dan menyebutkan nama pemeriksa,
anggota keluarganya, perawat-perawat dan pasien-pasien lainnya di
Sanatorium Dharmawangsa.
iii. Daya ingat
- Daya ingat jangka panjang:
Pasien masih dapat mengingat alamat tempat tinggalnya, kegiatan apa
saja yang dilakukannya dan tempat-tempat yang pernah dikunjungi
sebelum ia dirawat dan mengingat lirik lagu kesukaannya.
- Daya ingat jangka pendek:
Pasien dapat mengingat apa menu sarapannya pada hari wawancara.
- Daya ingat segera:
Pasien dapat mengulang dengan baik beberapa angka maupun kata yang
baru saja disebutkan.
iv. Konsentrasi dan perhatian
Selama wawancara konsentrasi dan kalkulasi pasien menurun. Pasien hanya
dapat berhitung mundur dari 100 dengan selisih 7 sebanyak 2 kali berturut-
turut.
Pasien dapat mandi sendiri dan berganti pakaian setiap kali mandi. Pasien
dapat makan sendiri keperluan sehari-hari serta dapat melakukan aktivitas
sehari-hari tanpa bantuan orang lain.
D. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : Ada
Halusinasi auditorik
Pasien mengatakan bahwa ia mendengar suara perempuan mengatakan “Hening, sepi
nggak ada suara” dan terkadang mendengar suara Angel Pieters (seorang artis) yang
memuji suara pasien ketika pasien bernyanyi.
Halusinasi Visual
Pasien mengatakan bahwa ia melihat Angel Pieters (seorang artis) menemui pasien
untuk mengobrol dan makan bersama serta melihat Donnie Sibarani vokalis Ada Band
datang menemui pasien untuk berduet bersama.
E. Pikiran
a. Bentuk Pikir
i. Asosiasi Longgar : Tidak ada
ii. Flight of ideas : Tidak ada
iii. Inkoherensi : Tidak ada
iv. Verbigerasi : Tidak ada
v. Perseverasi : Tidak ada
vi. Ambivalensi : Tidak ada
b. Isi Pikir
i. Fobia : Tidak ada
ii. Obsesi : Tidak ada
iii. Kompulsi : Tidak ada
iv. Waham : Ada
H. Tilikan
Pasien tidak menyadari/ menyangkal bahwa dirinya sakit (tilikan derajat I).
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Internis
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : compos mentis, GCS 15
c. Keadaan gizi : Baik
d. Suhu : 36.5˚C
e. Pernapasan : 18 kali/menit
f. Nadi : 88 kali/menit
g. Tekanan Darah : 120/80 mmHg
h. Berat Badan : 90 kg
i. Tinggi Badan : 170 cm
B. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala: Bentuk normosefal, tidak teraba benjolan, botak berambut hitam
terdistribusi merata dan tidak mudah dicabut.
b. Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c. Hidung: Bentuk normal, tidak ada sekret, mukosa tidak hiperemis.
d. Telinga: Bentuk normal, tidak ada sekret berlebihan.
e. Mulut: Kebersihan mulut kurang baik, lidah kotor, bibir tidak kering.
f. Jantung
g. Paru-paru
i. Ekstremitas
Tidak terdapat edema dan deformitas, akral hangat.
a. Status Neurologis
· Kesadaran neurologis : compos mentis
· Rangsangan meningeal : (-)
· Tanda – tanda peningkatan TIK : (-)
· Nn. Craniales : baik, tidak ada kelainan
· Pupil : bulat, isokor, 3 mm, RC (+)/(+)
· Sensibilitas : baik, tidak ada kelainan
· Motorik : baik, tidak ada kelainan
· Fungsi cerebellum dan koordinasi : baik
· Fungsi luhur : baik
· Refleks fisiologis : (+)/(+)
· Refleks patologis : (-)/(-)
· Susunan saraf vegetatif : baik
Kesan: tidak ada kelainan yang bermakna pada pemeriksaan fisik dan neurologis.
C. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh Sanatorium Dharmawangsa pada tanggal
29 November 2017 dengan hasil sebagai berikut.
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
A. HEMATOLOGI
Hitung Jenis :
· Basofil 0% <1 %
· Eosinofil
· Batang 2% 1-3 %
· Segmen
· Limfosit 2% 2-6 %
· Monosit
65 % 50-70 %
29 % 20-40 %
2 % 2-8 %
MCV 88 fl 80-96 fl
MCH 30 pg 27-31 pg
B. KIMIA DARAH
SGOT-SGPT
Lemak
Karbohidrat
Fungsi Ginjal
Lain-lain
Kesan : didapatkan globulin yang sedikit meningkat, kolesterol total meningkat , LDL-
kolesterol meningkat dan asam urat yang meningkat.
IKTISAR (SUMMARY)
Telah diperiksa seorang laki-laki berusia 23 tahun, beragama Kristen Protestan, suku
Minahasa, pendidikan terakhirnya SMA dan merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa dengan keluhan pasien sering berteriak-teriak
pada malam hari.
Pada bulan November 2013 pasien sering berteriak-teriak malam hari karena dilarang
untuk bernyanyi yang menyebabkan pasien tidak bisa tidur dan suka membanting-banting
barang. Hubungan kedua orang tua pasien sudah tidak harmonis, sering bertengkar dan
kemudian bercerai pada awal tahun 2013. Pada saat masa kanak tengahan pasien tergolong
anak yang hiperaktif dan saat SMA, pasien pernah memukul temannya dan ingin mecelakai
gurunya dengan mencekik leher tanpa alasan yang diketahui.
Pertama kali diantar di Sanatorium Dharmawangsa penampilan pasien cukup rapih
dan terawat, namun pasien tidak kooperatif karena sempat melawan dan menolak untuk
dirawat. Selama perawatan di Sanatorium Dharmawangsa, pasien sering bergaya seperti
penyanyi, terkadang bergaya seperti menabuh drum, sering berbicara sendiri, dan senyum-
senyum sendiri, sering berjalan-jalan tanpa tujuan di aula, pasien hanya berbicara dengan
pasien tertentu yang sudah dianggapnya sebagai teman dekatnya dan dengan perawat, dokter
muda yang sudah dikenalnya.
Pasien mengaku kuliah jurusan musik tahun ketiga semester 6 di UNTAR. Dirinya
juga mengaku berpacaran dengan Angel Pieters (seorang penyanyi) yang sering menemuinya
untuk mengobrol dan membawakannya makan an untuk dimakan bersama . Ketika sedang
bernyanyi,dan berduet dengan Donnie Sibarani (vokalis Ada Band), pasien merasa bahwa
Angel berada didepannya mendengarkan dirinya bernyanyi dan memuji bahwa suara pasien
merdu.
Saat diwawancara, pasien bersikap sopan, ramah, kooperatif, menjawab pertanyaan
dengan kallimat singkat dan dapat dimengerti namun suara yang diucapkan terkadang kurang
jelas, volume suara kecil bahkan terdiam sehingga pertanyaan harus diulang kembali. Posisi
duduk pasien beberapa kali berubah-ubah dan tidak meminta izin untuk mengambil minum
atau pergi meninggalkan pembicaraan tanpa berbicara. Namun terkadang, pasien memulai
pembicaraan terlebih dahulu dengan membicarakan hal yang sama.
Secara umum didapat kesan bahwa informasi yang diberikan pasien cukup dapat
dipercaya, karena sesuai dengan informasi yang diperoleh dari perawat maupun rekam medis
yang ada. Dari wawancara tersebut dapat dilakukan penilaian bahwa tilikan pasien terganggu,
discriminative judgment terganggu (pasien tidak meminta izin ketika hendak mengakhiri
suatu wawancara), dan adanya gejala psikiatri seperti waham, halusinasi, bicara dan perilaku
kacau, afek datar dan inappropriate. Baik pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan
kelainan yang bermakna. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan globulin sedikit
meningkat, kolesterol total, LDL-kolesterol dan asam urat meningkat.
DIAGNOSIS
A. Aksis I
a. Berdasarkan gejala-gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara klinik
bermakna yang ditemukan pasa pada pasien yaitu:
i. RTA terganggu
ii. Discriminative Insight terganggu
iii. Lingkungan merasa terganggu
iv. Aktivitas sehari-hari dan fungsi sosial terganggu
v. Terdapat gejala-gejala psikiatri (waham, bicara dan perilaku kacau, afek datar
dan inapproriate)
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu psikosis.
d. Berdasarkan adanya:
i. Memenuhi kriteria umum diagnosis Skizofrenia
ii. Ditegakkan pertama kali pada usia remaja atau dewasa muda.
iii. Terdapat kecenderungan selalu menyendiri
iv. Berperilaku yang menunjukkan tanpa maksud dan tujuan
v. Afek datar, inappropriate
vi. Pasien sering senyum sendiri tanpa alasan
vii. Memerlukan pengamatan kontinue selama 2 bulan atau 3 bulan untuk
memastikan perilaku yang terdisorganisasi tetap bertahan.
Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita skizofrenia hebefrenik (F20.1).
B. Aksis II
Pasien memiliki gangguan kepribadian emosional tidak stabil yaitu saat SMA pasien
pernah memukul temannya tanpa alasan yang diketahui dan ingin mencekik gurunya
tanpa sebab, tidak ada retardasi mental.
B. Aksis III
Dari alloanamnesis dan autoanamnesis, pemeriksaan fisik, dan neurologis diketahui
bahwa pasien tidak memiliki penyakit medis yang mempengaruhi kondisinya sekarang.
C. Aksis IV
Ditemukan stressor psikososial berupa kurangnya dukungan dari ibu dan adik pasien
yang jarang mengunjungi pasien yang dapat mempengaruhi kondisi pasien saat ini.
D. Aksis V
Berdasarkan sekala Global Assessment of Functioning (GAF) pada kasus ini, saat
dievaluasi memiliki taraf penyesuaian tertinggi dalam satu tahun terakhir berada dalam
rentang 70-61, yaitu beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi,
secara umum masih baik.
Sedangkan GAF saat ini berada dalam rentang 70-61, yaitu beberapa gejala ringan
dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik. Saat ini pasien dalam
keadaan terkontrol, namun halusinasi dan waham masih muncul. Pasien kurang bergaul
dengan pasien lainnya.
EVALUASI MULTIAKSIAL
FORMULASI TERAPI
A. Psikofarmakologi
Abilify tablet oral 1 x 10mg (Pagi hari)
A. Non Psikofarmakologi
a. Psikoterapi
i. Memotivasi pasien untuk mengkonsumsi obat secara rutin dan teratur demi
perbaikan kondisinya.
ii. Pengawasan minum obat rutin, supaya gejala dan keluhan menjadi lebih
ringan.
iii. Dukungan moril dan mental pada pasien.
b. Terapi psikososial
i. Family counseling: memberikan informasi dan edukasi kepada keluarga
mengenai penyakit pasien dan peran dukungan moril serta motivasi dari
keluarga dalam kepatuhan minum obat serta melibatan kembali pasien ke
dalam aktivitas.
ii. Personal hygiene: memotivasi dan membiasakan pasien dalam menjaga
kebersihan diri.
iv. Memotivasi pasien untuk bersosialisasi tidak hanya dengan teman dekatnya
saja tetapi juga dengan semua pasien yang ada.
PROGNOSIS
6
5
4
3
2
1
0
awal 2013
Nov-13
Akhir Nov2014
2013
201520162017
Keterangan:
· Awal tahun 2013 : Hubungan kedua orang tua pasien sudah tidak harmonis,
sering bertengkar, dan kemudian bercerai.
· Bulan November 2013 : Pasien suka berteriak-teriak malam hari karena tidak diizinkan
untuk bernyanyi, tidak bisa diam, tidak bisa tidur, dan suka membanting-banting
barang.
· 29 November 2013 : Pasien dibawa ke Sanatorium Dharmawangsa oleh Ibunya
· 2014 – Sekarang : Pasien dirawat di Sanatorium Dharmawangsa dan saat ini
sudah menunjukkan perbaikan. Pasien sudah dapat berkomunikasi dengan baik
walaupun masih lebih suka menyendiri dan hanya sering berbicara dengan teman yang
dianggapnya dekat dengan dirinya. Pasien rajin mengikuti aktivitas di Sanatorium
Dharmawangsa terutama karaoke sesuai hobby menyanyinya. Tetapi, pasien masih suka
senyum-senyum sendiri, berbicara sendiri, terkadang tertawa cekikikan secara tiba-tiba
serta berjalan mondar-mandir di aula dan halaman depan kamar pasien di Sanatorium
Dharmawangsa.
WAWANCARA PSIKIATRI
WAWANCARA I
Hari / Tanggal : Sabtu, 8 Juli 2017
Pukul : 09.00 WIB
Pakaian : Penampilan pasien cukup baik dan bersih. Pasien memakai
kaos warna hitam, celana pendek biru bermotif kembang dan
sandal warna coklat
Aktivitas : Pasien sedang duduk di aula
Tempat : Di aula sanatorium dharmawangsa
Keterangan :
A : Pemeriksa
B : Pasien
B : Mama beliin aku waktu tahun 2003, bonekanya dirumah. (sambil senyum-senyum)
A : Kenapa senyum-senyum terus daritadi K? Lagi senang ya?
B : Hening, sepi nggak ada suara (halusinasi auditorik)
A : Hening kenapa K?
B : Ada yang ngomong seperti itu dok
A : Siapa yang ngomong K? Kapan ngomongnya?
B : Cewe, barusan saja. Di stasiun naik kereta.
A : Siapa yang ke stasiun K?
B : Cewe tadi dok, pergi naik kereta ke Bandung mau liburan
A : K lihat cewe itu?
B : Dia bisikin di telinga aku.
A : Hoogitu…K sudah sarapan belum? Sarapan apa hari ini?
B : Sudah, makan indomie pakai telor. (daya ingat jangka pendek baik)
A : K, sebelum aku mahasiswa yang pake almamater hijau dekat kamu namanya siapa? Ingat
nggak?
B : Nggak ingat Riska (daya ingat jangka sedang menurun)
A : Papa mama suka datang nemuin K disini?
B : Papa sudah meninggal, mama sama adekku yang suka datang kesini.
A : Papa K meninggal karena apa? K sedih waktu papa meninggal?
B : Serangan jantung tahun 2015. Sedih.
A : K tau nggak kamu sekarang ada dimana?
B : Di aula Sanatorium Dharmawangsa Riska (orientasi tempat baik)
A : Kalau K rumahnya dimana?
B : Di Jalan Angsana No… Jakarta Barat (daya ingat jangka panjang baik)
A : K terakhir sekolahnya kelas berapa? Sekolah dimana?
B : Aku kuliah di UNTAR ambil jurusan musik (waham kebesaran)
A : Sama dong berarti di UNTAR juga. Sudah semester berapa K?
B : Aku tahun ketiga, semester 6.
A : Sampai sekarang masih kuliah K? (sambil menutup pulpen yang dipakai untuk menulis)
B : (pasien tidak menjawab, melihat pemeriksa dan meniru untuk menutup pulpen yang
dipakai untuk menulis lagu tadi)
A : K, aku sebutin 3 kata nanti kamu ingat dan kamu sebutin lagi ya. Buku, meja, kacamata
KESAN WAWANCARA I :
WAWANCARA II
A : Hai K.
B : Hai Riska (orientasi orang baik)
A : Aku ikutan duduk disini ya, kita ngobrol-ngobrol boleh?
B : (K hanya memandangi saat pemeriksa duduk)
A : K lagi makan apa itu?
KESAN WAWANCARA II
Kesadaran Neurologis : Compos Mentis (GCS 15 = E4V5M6)
Kontak Mata : Cukup
WAWANCARA III
Hari /Tanggal : Selasa, 11 Juli 2017
Pukul : 09.00 WIB
Pakaian : Penampilan cukup baik dan bersih. Pasien memakai kaos warna biru,
celana pendek warna abu-abu, dan sandal warna coklat.
Aktivitas : Pasien sedang berjalan-jalan di aula
Tempat : Di aula Santorium Dharmawangsa