METODE PENELITIAN
Pirngadi Medan dengan jumlah kunjungan pasien terbanyak, yaitu Bagian Umum
3.3.1 Populasi
Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan sebanyak 108 orang tenaga
keperawatan.
35
Universitas Sumatera Utara
36
3.2.2 Sampel
keterbatasan yang dimiliki untuk meneliti baik berupa tenaga, waktu, maupun
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
Rawat Inap dengan jumlah kunjungan pasien terbanyak. Besar sampel ditetapkan
Jumlah
No Nama Ruangan Tenaga Perhitungan Sampel
Keperawatan
1. R. XVII (Dahlia 2) 30 14
2. Lantai V (Tulip 1) 19 9
3. Lantai VI ( Tulip 2 ) 18 9
4. . R. Asoka 27 13
5.. R. ICU 14 7
Jumlah 52
Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi diperoleh dari pihak RSU Dr.Pirngadi
Medan.
Data sekunder diperoleh dari catatan dan dokumentasi RSU Dr. Pirngadi
Medan. Data yang diperoleh meliputi waktu kerja tersedia, BOR, LOS, BTO,
TOI, dan jadwal shift perawat, jumlah pasien rawat inap, jumlah tempat tidur
yang tersedia yang diperoleh melalui wawancara dengan bagian keperawatan dan
kerja efektif selama kurun waktu satu tahun untuk masing-masing kategori
SDM yang bekerja pada Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan
kegiatan pokok yang dapat dikerjakan selama satu tahun sesuai dengan
waktu kerja tersedia dan rata-rata waktu per kegiatan pokok yang dimiliki
oleh masing-masing kategori SDM pada Instalasi Rawat Inap RSU Dr.
Pirngadi Medan
beban kerja yang nyata yang dilaksanakan oleh perawat dan bidan pada
kegiatan langsung, kegiatan tidak langsung, kegiatan lain tidak produktif. Setelah
itu, data waktu kerja produktif bersama data-data sekunder dimasukkan ke dalam
rumus perhitungan jumlah kebutuhan tenaga dari Workload Indicator Staff Need
langkah, yaitu:
HASIL PENELITIAN
dilakukan oleh seorang anak berumur 10 tahun bernama Maria Constantia Macky
anak dari Walikota Medan saat itu dan diangkat sebagai Direktur Dr. W. Bays.
Dengan masuknya Jepang ke Indonesia, Rumah Sakit ini diambil dan berganti
PUTRO” yang akhirnya ditabalkan menjadi nama Rumah Sakit ini hingga
sekarang.
diambil alih dan diurus oleh Pemerintah Pusat/ Kementerian Kesehatan di Jakarta.
Tidak diperoleh data yang pasti kapan RSU Dr Pirngadi ini diserahkan
Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi milik Kota Medan, Pemerintah Kota Medan
mempunyai perhatian dan tekad yang besar untuk kemajuan Rumah Sakit
Pirngadi melalui pembenahan dan perbaikan di segala bidang, hal ini diwujudkan
dengan Peraturan Daerah Kota Medan No. 30 Tahun 2002 tanggal 6 September
41
Universitas Sumatera Utara
42
palayanan. Pada era ini pula sejarah mencatat suatu gebrakan besar dan berani
Berdasarkan sumber daya manusia, sarana dan prasarana di Rumah Sakit Umum
Dr. Pirngadi Medan dalam pelaksanaan pendidikan, maka Rumah Sakit Umum
Dr. Pirngadi Medan mengajukan peningkatan status dari Rumah Sakit Tempat
menjadi Rumah Sakit Pendidikan oleh Tim Visitasi yang terdiri dari Direktur
Bina Pelayanan Medikm Spesialistik, Ditjen Bina Pelayanan Medik, Kepala Biro
Hukum dan Organisasi, Sekjen Depkes, Ketua Ikatan RSU Pendidikan serta
Kepala Bagian Hukum dan Organisasi, Sek. Dutjen. Bina Pelayanan Medik.
Akhirnya pada tanggal 10 April 2007 Badan Pelayanan Kesehatan RSU Dr.
4.1.2 Motto, Visi dan Misi Rumah Sakit Dr. Pirngadi Medan
4.1.2.1 Motto
Motto dari rumah sakit ini adalah Aegroti Salus Lex Suprema (Kepentingan
Menjadi rumah sakit pusat rujukan dan unggulan di Sumatera Bagian Utara
Tahun 2015.
4.1.3 Kinerja Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2015
Data yang menunjukkan kinerja Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan tahun 2015
adalah :
(60-85%)
2. Rata-rata lama rawatan seorang pasien (Average Length of Stay) 6,80 hari,
3. Frekuensi pemakaian tempat tidur (Bed Turn Over) 30,14 kali. Indikator ini
4. Rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah diisi ke saat
terisi berikutnya (Turn Over Interval) 5,39 hari, dengan standar nasional 1-3
hari.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa di Instalasi Rawat Inap RSU Dr.
Waktu kerja tersedia adalah waktu yang harus dipenuhi oleh seorang tenaga
yang bekerja selama kurun waktu satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk
g. Hari Kerja, sesuai ketentuan berlaku di tempat kerja atau Peraturan Daerah
hari kerja. Dalam 1 tahun 300 hari kerja (6 hari x 52 minggu). (A) = 312
h. Cuti Tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja
i. Pendidikan dan pelatihan, sesuai ketentuan yang berlaku di tempat kerja untuk
Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama, tahun 2016 ditetapkan 14 hari kerja
k. Ketidak hadiran kerja, sesuai data rata-rata ketidak hadiran kerja (selama
kurun waktu 1 tahun) karena alasan sakit, tidak masuk dengan atau tanpa
pemberitahuan/ijin. (E) = 5
l. Waktu kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di tempat kerja atau Peraturan
Daerah (Peraturan Daerah Kota Medan), pada umumnya waktu kerja dalam 1
= { 312 – ( 12 + 6 +18 + 5 )} x 8
Unit kerja dalam perhitungan beban kerja pada penelitian ini adalah Instalasi
Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan dengan pemilihan sub unit kerja
rawat inap bagian umum (Ruang Dahlia 2), bagian Obgyn (Tulip 1), bagian
penyakit dalam ( Asoka ), bagian Onkologi (Tulip 2), serta ruang ICU.
Tabel 4.2 Unit Kerja, Sub Unit Kerja dan Kategori SDM
Unit Kerja Sub Unit Kerja Kategori SDM
1. Umum (R. Dahlia 2)
Instalasi Rawat Inap 2. Obgyn (Tulip 1)
RSU Dr. Pirngadi 3. Penyakit Dalam (Asoka) Tenaga Keperawatan
Medan 4. Bedah Onkologi (Tulip 2)
5. ICU
Standar beban kerja adalah volume/kuantitas beban kerja selama 1 tahun per
kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.
Standar beban kerja yang terbesar adalah pada kegiatan menghitung pernafasan
sebesar 45094,40.
kegiatan keperawatan langsung di RSU Dr. Pirngadi Medan paling besar adalah
keperawatan tidak langsung di RSU Dr. Pirngadi Medan paling besar adalah
tidak langsung dengan beban kerja terkecil adalah senam pagi mingguan yaitu
2168 kali.
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa beban kerja dalam melakukan kegiatan
non produktif di RSU Dr. Pirngadi Medan paling besar adalah telepon pribadi
sebanyak 28301,92 kali, sedangkan beban kerja kegiatan non produktif yang
4.3.4 Standar
Kelonggaran
kelonggaran tiap kategori SDM meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu
untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi
kegiatan, rapat bulanan, ibadah mingguan, dan menyusun kebutuhan obat dan alat,
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa faktor kelonggaran yang paling besar di
RSU Dr. Pirngadi Medan adalah menyusun laporan kegiatan dan menyusun
kebutuhan habis pakai yang dilakukan selama 2 jam setiap minggu (6240 menit
rapat bulanan yang dilakukan sekitar 2 jam setiap bulan ( 1440 menit dalam
setahun ).
Kuantitas kegiatan terbesar pada Instalasi Rawat Inap adalah Bagian Penyakit
Dalam sebesar 2637 orang pasien, sedangkan kuantitas kegiatan terkecil adalah
Tabel 4.7 Kuantitas Kegiatan Pokok di Instalasi Rawat Inap RSU Dr.
Pirngadi Medan Tahun 2015
Kuantitas Kegiatan
No. Ruangan Kegiatan Pokok
Pokok
Penyakit Dalam
1. Pelayanan Keperawatan 2637
( R. Asoka )
Onkologi
2. Pelayanan Keperawatan 2275
(Tulip 2)
Umum
3. Pelayanan Keperawatan 1669
( R. Dahlia 2 )
Obstetri
4. Pelayanan Keperawatan 1588
(Tulip 1)
ICU
5. Pelayanan Keperawatan 1296
( R. ICU )
Pirngadi Medan
Pirngadi Medan
jumlah 1669 pasien sebanyak 16 perawat. Setiap kegiatan pokok dapat dilakukan
keracunan obat
- Melakukan kompres 10635,5 1669 0,157
- Melaksakan pemberian obat peroral 21680,00 5007 0,231
- Melaksanakan pemberian obat parental 20071,69 5007 0,250
- Melatih pasien menggerakan anggota 11562,7 1669 0,144
tubuh
- Melatih pasien turun dari tempat tidur 14210,42 1669 0,118
- Melatih pasien berjalan 10021,00 1669 0,167
- Melatih pasien menggunakan alat bantu 7304,71 1669 0,229
5. Melaksanakan Evaluasi 8672,00 5007 0,193
Kegiatan Keperawatan Tidak Langsung
1. Membaca buku rawatan 18281,51 5007 0.274
Medan
Kebutuhan tenaga perawat di ruang ICU RSU Dr Pirngadi Medan dengan jumlah
PEMBAHASAN
RSU Dr. Pirngadi Medan menunjukkan tingkat usia produktif yaitu 26-35 Tahun
5.2 Waktu Kerja Tersedia di Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan
Waktu kerja tersedia merupakan waktu efektif yang tersedia dalam kurun
rumah sakit. Menurut observasi yang peneliti laksanakan di Rumah Sakit Umum
Dr. Pirngadi mempunyai waktu kerja selama 6 hari dalam seminggu dengan
hampir setiap hari, akan tetapi pihak RSU Dr. Pirngadi juga memberikan hak libur
nasional, cuti bersama, serta cuti tahunan kepada seluruh pegawai nya tidak
terkecuali kepada Tenaga Keperawatan yang ada sesuai dengan ketentuan dari
Menteri terkait yaitu Surat Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Tenaga
Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama sebanyak 18 hari kerja serta Cuti Tahunan
64
Universitas Sumatera Utara
65
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit ini tetap berjalan pada Hari Libur
wawancara yang dilakukan oleh peneliti, hampir seluruh tenaga keperawatan yang
menjadi responden pernah mengikuti pelatihan dan rapat secara bergantian sesuai
dengan kondisi dan jadwal yang ditentukan oleh pihak rumah sakit.
dalam satu tahun adalah 2.168 jam atau 130.080 menit. Artinya waktu tersebut
efektif. Waktu kerja tersedia di RSU Dr. Pirngadi Medan ini masih lebih besar
dibandingkan dengan penelitian Rini (2014), yang menghitung waktu kerja tenaga
keperawatan di Rumah Sakit Bangkatan Binjai sebesar 129.600 menit per tahun.
Hal ini disebabkan perbedaan dalam penentuan waktu kerja tenaga keperawatan,
Medan
diperoleh dengan menggunakan teknik daily log. Daily log merupakan bentuk
sederhana dari work sampling, dimana tenaga keperawatan yang bertugas di RSU
Dr. Pirngadi Medan menuliskan sendiri kegiatan dan waktu yang digunakan untuk
tahun per kategori SDM. Standar beban kerja untuk suatu kegiatan pokok disusun
waktu yang tersedia per-tahun yang dimiliki oleh masing-masing kategori tenaga.
waktu kegiatan keperawatan. Kemudian dihitung dengan jumlah waktu kerja yang
tersedia dibagi rata-rata waktu kegiatan, maka didapatkanlah hasil standar beban
adalah suatu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu kegiatan pokok,
oleh masing-masing kategori SDM pada tiap unit kerja. Kebutuhan waktu untuk
standar operasional prosedur (SOP), sarana dan prasarana medik yang tersedia
Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan tidak memiliki jadwal menetap untuk mengikuti
keperawatan setiap ruang rawat inap untuk mengikuti rapat. Hal ini mencegah
agar tidak terjadi kekosongan tenaga keperawatan di setiap ruang rawat inap.
menyusun obat dan alat, menyusun kebutuhan bahan dan obat habis pakai serta
menyusun laporan kegiatan dilakukan oleh tenaga keperawatan pada saat waktu
kerja.
kelonggaran yang ada dan membandingkannya dengan waktu kerja tersedia yaitu
sebesar 0,179 per tahun. Dibandingkan dengan hasil penelitian Rini (2014),
standar kelonggaran yang didapat dari hasil observasi dan wawancara adalah
0,022 per tahun. Hal ini menunjukkan perbedaan yang terletak pada waktu kerja
tersedia serta waktu per faktor kelonggaran yang ditetapkan pada instalasi rawat
Pirngadi Medan
kategori yang akan dibutuhkan untuk asuhan keperawatan pasien di setiap unit.
Ada beberapa metode yang dipakai sebagai acuan untuk menghitung jumlah
Workload Indicator Staff Need (WISN), yang berakar pada beban kerja personel.
beban kerja, sehingga alokasi/relokasi tenaga akan lebih mudah dan rasional.
Kelebihan metode ini yakni mudah dioperasikan, mudah digunakan, secara teknis
Workload Indicator Staff Need (WISN). Prinsip WISN yaitu didasarkan pada
informasi apa yang akan dihasilkan dan bagaimana informasi ini dapat digunakan
Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan Tahun 2016.
Penyakit Dalam
6. 27 27
( R. Asoka )
Onkologi
7. 18 23
(Tulip 2)
Umum
8. 30 16
( R. Dahlia 2 )
Obstetri
9. 19 16
(Tulip 1)
ICU
10. 14 13
( R. ICU )
Dalam tabel diatas dapat dilihat bahwa ada pebedaan ketersediaan tenaga
yang digunakan pihak rumah sakit dengan metode perhitungan yang digunakan
oleh peneliti. Lain hal, jika ditinjau dari jumlah data kunjungan pasien rawat inap
dari tahun 2014 sampai dengan jumlah data kunjungan pasien rawat inap tahun
pelayanan rumah sakit ini, sehingga hal ini berdampak pada kelebihan tenaga
keperawatan di instalasi rawat inap yang diteliti. Salah satu penyebab menurunnya
jumlah kunjungan pasien pada rawat inap adalah adanya sistem rujukan
sebagai unit pelayanan kesehatan non profit RSU Dr. Pirngadi Medan tetap
menyebabkan tingginya beban kerja. Beban kerja yang tinggi dapat dengan mudah
menimbulkan kelelahan dan stress kerja. Kelelahan dan stress kerja perawat dalam
perawat juga dapat memberi dampak pada asuhan pelayanan yang diberikan tidak
akan optimal.
bukanlah menjadi metode yang mutlak yang harus dilakukan pihak rumah sakit.
Akan tetapi, WISN yang adalah salah satu metode dai pemerintah dalam
pihak rumah sakit dalam hal perencanaan kebutuhan mendatang akan tenaga
akan dapat memberikan gambaran dari kurangnya atau lebihnya tenaga kesehatan
bersangkutan.
6.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
perhari.
kerja di Instalasi Rawat Inap RSU Dr. Pirngadi Medan paling besar adalah
pagi mingguan.
73
Universitas Sumatera Utara
74
dibutuhkan 16 orang.
orang.
6.2 Saran
berkelanjutan.
2. Manajemen rumah sakit umum Dr. Pirngadi Medan perlu mengelola secara
keperawatan.
ruang rawat inap agar proses pelayanan keperawatan dapat terlaksana dengan
baik serta meningkatkan kualitas pelayanan Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi
Medan.