II. ANAMNESIS
Diambil dari autoanamnesis Tanggal 26 Mei 2015
Keluhan utama:
Luka yang menghitam pada kaki kanan sejak 1 hari SMRS.
Riwayat penyakit sekarang:
Os mengeluhkan adanya luka pada kaki kanannya, lukanya didapat saat terkena pecahan
beling di rumahnya ± 1 minggu SMRS dikarenakan pada saat itu OS tidak menggunakan alas
kaki dirumah. Luka sebenarnya tidak dirasakan pada saat itu, dia hanya tiba-tiba melihat
sudah ada banyak darah yang berlumuran di lantai pada saat itu. Saat itu, OS hanya
membersihkan lukanya dengan air, kemudian menutupnya dengan plester. 1 hari SMRS, OS
merasakan kaki kananya sakit dan membengkak dan saat plester dibuka, terlihat lukanya
mulai menghitam.
Riwayat penyakit dahulu:
OS menyatakan bahwa dirinya mengidap DM dan hipertensi tetapi tidak teratur minum
obat. Riwayat alergi dan operasi sebelumnya juga disangkal.
Riwayat hidup
Riwayat kelahiran:
(+) Di rumah (-) Rumah Sakit (-) Rumah Bersalin
Ditolong oleh (-) Dokter (-)Bidan (+)Dukun (-) Lainnya
Kehidupan berkeluarga dan perkawinan:
Hubungan dengan ahli keluarga baik
Adakah kesulitan:
Pekerjaan(-)
Keuangan(-)
Keluarga(-)
Lain-lain(-)
Riwayat makanan
Frekuensi/hari: 3 kali/hari
Jumlah/hari: 1 porsi, cukup
Variasi/hari: bervariasi
Riwayat keluarga
BERAT BADAN
Berat badan rata-rata(Kg):tidak diketahui
Berat tertinggi kapan(Kg):tidak diketahui
Berat badan sekarang(Kg): 53 kg
(Bila pasien tidak tahu dengan pasti)
Tetap(+) Turun(-) Naik(-)
III.STATUS GENERALIS
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis
Tanda-tanda vital: TD: 120/80mmHg N:63x/menit RR: 20x/menit S:37.50C
Kepala: normocephali
Mata: konjungtiva tidak ikterik, sklera tidak anemis
Telinga: normotia,sekret -/-
Hidung: normosepta, deviasi septum(-), sekret(-)
Tenggorokan: Faring tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang
Leher: KGB leher dan kelenjar tiroid tidak teraba membesar
Thorax:
Paru-paru:
Inspeksi: paru kanan dan kiri, simetris saat statis dan dinamis
Palpasi: benjolan(-), vokal fremitus simetris pada paru kanan dan kiri,nyeri
tekan(-)
Perkusi: sonor di kedua lapangan paru
Auskultasi: suara napas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Jantung:
Inspeksi: ictus cordis tidak kelihatan
Palpasi: ictus cordis teraba pada linea midklavikula sinistra sela iga V.
Perkusi: batas jantung normal
Auskultasi: BJ I-II reguler, murmur(-), gallop(-)
Abdomen
Inspeksi: datar, tiada benjolan
Auskultasi: bising usus(+) normal
Perkusi: timpani pada seluruh lapangan abdomen
Palpasi: nyeri tekan(-), massa(-)
Hati: tidak teraba pembesaran
Limpa: tidak teraba pembesaran
Ginjal: tidak teraba pembesaran, Ballotement(-), bimanual(-)
Alat kelamin(atas indikasi):tidak dilakukan
Pria Penis(-) Skrotum(-) Testis(-)
Wanita Fluor albus/darah(-)
Colok dubur(atas indikasi):tidak dilakukan
Extremitas(lengan dan tungkai)
Tonus: normotonus
Massa: normal
Sendi:
Kekuatan Sensori
+ + + +
Edema Sianosis
- - - -
- + - -
Refleks
Bisep +2 +2
Trisep +2 +2
Patella +2 +2
Achiles +2 +2
IV.STATUS LOKALIS
1. Inspeksi: adanya luka pada ventral pedis dextra uk. 5×2 cm, hitam, bengkak, tepi rata.
Palpasi: Nyeri tekan(-), baal (+/-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium:25 Mei 2015, jam 12.30, RSUD Cengkareng
Hb: 10,4 g/dL
Ht: 31 %
Trombosit: 489.000/mm3
Leukosit: 19.900/mm3
GDS: 59mg/dl
Laboratorium: 25 Mei 2015, jam 21.05
GDS: 410 mg/dl
Pemeriksaan fisik:
1. Inspeksi: adanya luka pada ventral pedis dextra uk. 5×2 cm, hitam, bengkak, tepi rata.
Palpasi: Nyeri tekan(-), baal (+/-)
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium:25 Mei 2015, jam 12.30, RSUD Cengkareng
Hb: 10,4 g/dL
Ht: 31 %
Trombosit: 489.000/mm3
Leukosit: 19.900/mm3
GDS: 59mg/dl
Laboratorium: 25 Mei 2015, jam 21.05
GDS: 410 mg/dl
Laboratorium: 26 Mei 2015, jam 06.00
GDS: 205 mg/dl
BT: 2 menit
CT: 12 menit
Definisi.
Diabetes melitus merupakan penyakit endokrin akibat defek dalam sekresi dan kerja
insulin atau keduanya sehingga terjadi defisiensi insulin dimana tubuh mengeluarkan terlalu
sedikit insulin atau insulin yang dikeluarkan resisten sehingga mengakibatkan kelainan
metabolisme kronis berupa hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat
gangguan hormonal yang menimbulkan komplikasi kronik pada sistem tubuh. 5 Kaki diabetik
merupakan tukak yang timbul pada penderita diabetes melitus yang disebabkan karena
angiopati diabetik, neuropati diabetik atau akibat trauma.
Patofisiologi.
Penyakit diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh darah
di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu
gangguan pada pembuluh darah besar (makrovaskular) disebut makroangiopati, dan pada
pembuluh darah kecil (mikrovaskular) disebut mikroangiopati. Bila yang terkena pembuluh
darah di otak timbul stroke, bila pada mata terjadi kebutaan, pada jantung penyakit jantung
koroner yang dapat berakibat serangan jantung/infark jantung, pada ginjal menjadi penyakit
ginjal kronik sampai gagal ginjal tahap akhir sehingga harus cuci darah atau transplantasi.
Klasifikasi.
Menurut berat ringannya lesi, kelainan kaki diabetik dibagi dalam enam derajat menurut
Wagner, yaitu ;
Sistem Klasifikasi Kaki Diabetik, Wagner.8
Derajat Lesi
0 Kulit utuh; ada kelainan bentuk kaki akibat neuropati
1 Tukak superfisial
2 Tukak lebih dalam
3 Tukak dalam disertai abses dengan kemungkinan selulitis dan atau osteomielitis
4 Gangren jari
5 Gangren kaki
Klasifikasi lesi kaki diabetik juga dapat didasarkan pada dalamnya luka dan luasnya daerah
iskemik yang dimodifikasi oleh Brodsky dari klasifikasi kaki diabetik menurut Wagner.
Sistem Klasifikasi Kaki Diabetik, modifikasi Brodsky.9
Kedalaman luka Definisi
0 Kaki berisiko, tanpa ulserasi
1 Ulserasi superfisial, tanpa infeksi
2 Ulserasi yang dalam sampai mengenai tendon
3 Ulserasi yang luas/abses
Luas daerah Iskemia Definisi
A Tanpa iskemia
B Iskemia tanpa gangren
C Partial gangrene
D Complete foot gangrene
Penatalaksanaan.
Pengobatan kelainan kaki diabetik terdiri dari pengendalian diabetes dan penanganan
terhadap kelainan kaki.
A. Pengendalian Diabetes.
Langkah awal penanganan pasien dengan kaki diabetik adalah dengan melakukan
manajemen medis terhadap penyakit diabetes secara sistemik karena kebanyakan pasien
dengan kaki diabetik juga menderita malnutrisi, penyakit ginjal kronik, dan infeksi kronis.
2) Penanganan Ulkus.
Di klinik dibedakan 2 bentuk ulkus diabetik pada kaki, yaitu kaki neuropati dan kaki
neuro-iskemik. 4
Panas Dingin
Ulkus pada kaki neuropati biasanya terjadi pada kalus yang tidak terawat dengan baik.
Kalus ini terbentuk karena rangsangan dari luar pada ujung jari atau penekanan oleh ujung
tulang. Nekrosis terjadi dibawah kalus yang kemudian membentuk rongga berisi cairan
serous dan bila pecah akan terjadi luka yang sering diikuti oleh infeksi sekunder.4
Penanganan ulkus diabetik dapat dilakukan dalam beberapa tingkatan, yaitu;9
a) Tingkat 0.
Penanganan meliputi edukasi kepada pasien tentang alas kaki khusus dan pelengkap alas
kaki yang dianjurkan. Sepatu atau sandal yang dibuat secara khusus dapat mengurangi
tekanan yang terjadi. Bila pada kaki terdapat tulang yang menonjol atau adanya deformitas,
biasanya tidak dapat hanya diatasi dengan penggunaan alas kaki buatan umumnya
memerlukan tindakan pemotongan tulang yang menonjol (exostectomy) atau dengan
pembenahan deformitas.
b) Tingkat I.
Prognosis.
Prognosis penderita kaki diabetik sangat tergantung dari usia karena semakin tua usia
penderita diabetes melitus semakin mudah untuk mendapatkan masalah yang serius pada kaki
dan tungkainya, lamanya menderita diabetes melitus, adanya infeksi yang berat, derajat
kualitas sirkulasi, dan keterampilan dari tenaga medis atau paramedis.4
Daftar Pustaka
1. Kamus Saku Kedokteran Dorland, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,1998. Hal 309.
2. Noer, Prof.dr.H.M. Sjaifoellah, Ilmu Penyakit Endokrin dan Metabolik, Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam, Jilid I, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2004. Hal 571-705.
3. Isselbacher, Baraundwald, Wilson, Harrison’s Principles of internal medicine, International
edition, Mcgraw Hill Book Co.,Singapore,1994.
4. Staf Pengajar Bagian Bedah FK UI, Vaskuler, Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah, Binarupa
Aksara Jakarta, 1995; hal: 241-330.
5. Pinzur M.S. Diabetic Foot, Http//www.emedicine.com/
6. Harapan, Sinar. Konsultasi, Pencurian Kaki Pada Diabetes http://rds.yahoo.com/
7. Sjamsuhidayat R, De Jong WD : Buku ajar ilmu bedah, EGC; Jakarta, 1997
8. Frykberg R.G. Diabetic Foot Ulcer : Pathogenesis and Management, American Family
Physician, November 1, 2002.
9. WHO. Diabetes Mellitus, WHO Geneva, Http//www.who.int.inf.fs/en/fact 138.html
10. Cunha BA: Diabetic foot infections. Emerg Med, 1997; 10: 115-24.
11. Rush M.D. Diabetic Foot Care, Http//www.emedicine.com/