Anda di halaman 1dari 2

Peran Senyawa Aktif dalam Kacang Kedelai (Glycine max) sebagai Antidiabetes

Moh Ali Khafidhin (M0315037)

Kacang kedelai telah lama dimanfaatkan sebagai sumber pangan nabati di Indonesia.
Berbagai produk olahan kedelai seperti tempe, kecap, maupun susu kedelai memiliki khasiat
pada kesehatan manusia. Manfaat mengonsumsi kedelai yaitu menurunkan risiko penyakit
diabetes, mengurangi risiko kanker usus besar, hepatitis, diare maupun hipertensi (Mustofa et
al., 2010).
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang disebabkan karena pada hormon
insulin sehingga kadar gula dalam darah meningkat. Penyakit ini masih menjadi salah satu
penyebab kematian di seluruh dunia. Menurut WHO penderita DM meningkat setiap
tahunnya, hal serupa terjadi di Indonesia khususnya Jawa Tengah. Beberapa faktor pemicu
DM antara lain, faktor keturunan, usia, obesitas, maupun stres. Terapi yang dapat dilakukan
bagi penderita DM adalah dengan mengontrol gula darah dalam tubuh. Salah satu makanan
yang dipercaya dapat menurunkan gula darah yaitu kacang kedelai. Kandungan protein,
isoflavon, serat dan lesitin yang tinggi dipercaya mempunyai pengaruh yang sangat baik
untuk kesehatan tubuh terutama untuk keseimbangan metabolisme (Baequny, Hartono dan
Harnany, 2015).
Menurut Cahyono (2011) penurunan kadar gula darah dari pemberian kedelai secara
teoritis dapat dijelaskan melalui dua mekanisme utama, yaitu secara intrapankreatik dan
ekstra pankreatik. Mekanisme intra pankreatik bekerja dengan cara memperbaiki sel β
pankreas yang rusak, sedangkan ekstra pangkreatik bekerja dengan melindungi sel β dari
kerusakan lebih lanjut. Selain itu, kedelai juga kaya akan antioksidan seperti lesitin dan
isoflavon yang dapat menjaga sel pankreas dari kerusakan akibat proses oksidasi. Isoflavon
tergolong kelompok senyawa flavonoid. Kacang kedelai mengandung isoflavon sebanyak 2-4
mg/g kedelai, jenis utama isoflavon yaitu genistin, daidzin, dan glisitin. Isoflavon dapat
mengalami transformasi melalui proses hidrolisis. Proses ini terjadi dalam fermentasi kedelai
menjadi tempe oleh jamur melelui reaksi anaerob. Reaksi yang terjadi yaitu perubahan
senyawa flavonoid menjadi isoflavon yang ditunjukkan pada gambar 1 (Atun, 2009).
Sedangkan polisakarida dalam kedelai mampu menekan kadar gula. Asam amino penyusun
hormon insulin seperti arginin dan glisin banyak dijumpai dalam protein kedelai.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Mustofa et al. (2010) terhadap tikus diabetik
diperoleh hasil irisan jaringan pankreas terdapat warna coklat pada pulau Langerhans
pankreas yang ditunjukkan gambar 2. Adanya warna coklat tersebut menandakan ekspresi
insulin dalam pankreas. Hasil serupa ditunjukan oleh Baequny et al. (2015), pemberian susu
kedelai selama 14 hari terhadap responden berbagai usia dan jenis kelamin memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap kandungan gula darah.

Gambar 1. Reaksi metabolisme pembentukan isoflavon pada kedelai (Sumber: Atun, 2009)

Gambar 2. Ekspresi insulin dalam pankreas tikus diabetik (Sumber: Mustofa et al., 2010)
Referensi:
Atun, S. (2009) “Potensi Senyawa Isoflavon Dan Derivatnya dari KEDELAI (GLYCINE
MAX. L) Serta Manfaatnya untuk Kesehatan,” Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA UNY, 1, hal. 33–41.
Baequny, A., Hartono, M. dan Harnany, A. S. (2015) “Efek Pemberian Susu Kedelai
Terhadap Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2,” JURNAL INFORMASI
KESEHATAN INDONESIA, 1(2), hal. 89–96.
Cahyono, A. D. (2011) “Manfaat Susu Kedelai sebagai Terapi Penurun Kadar Glukosa Darah
pada Klien Diabetes Mellitus (Study Eksperimental di Poli Penyakit Dalam RSUD Pare
Kabupaten Kediri Tahun 2010),” Jurnal AKP, 2(4), hal. 28–37.
Mustofa, M. S. et al. (2010) “Pengaruh Kedelai ( Glycine max ( L ) Merril ) terhadap Kadar
Glukosa Darah dan Ekspresi Insulin Sel β Pankreas pada Tikus Diabetik,” Jurnal
Kedokteran YARSI, 18(2), hal. 94–103.

Anda mungkin juga menyukai