Anda di halaman 1dari 10

SUB TEMA: KESEHATAN

BILAR (Biskuit Ubi Jalar): CAMILAN SEHAT SEBAGAI PENCEGAHAN


OBESITAS DI INDONESIA UNTUK MENCAPAI SDGs

Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi

NATIONAL ESSAY COMPETITION PUBLIC HEALTH PROJECT 2021


UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Diusulkan Oleh:

Riska Dwi Febriyanti / 210341627252

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

MALANG

2021

i
Pendahuluan

Sustainable Development Goals atau biasa disebut dengan SDGs merupakan


agenda yang disepakati pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-
70 pada bulan September 2015 di New York, Amerika Serikat. Kesepakatan
tersebut menjadi titik sejarah baru dalam pembangunan global. Sebanyak 193
kepala negara dan pemerintahan dunia hadir untuk menyepakati agenda
pembangunan universal baru yang tertuang dalam dokumen berjudul
“Transforming Our World : The 2030 Agenda for Sustainable Development” berisi
17 tujuan dan 169 sasaran yang berlaku mulai tahun 2016 hingga tahun 2030.
Dokumen ini dikenal dengan istilah Sustainable Development Goals atau SDGs
(Astuti, JS, & dkk., 2020). Salah satu tujuannya yaitu meminimalisir angka
malnutrisi.

Menurut WHO, malnutrisi merupakan kondisi medis yang disebabkan oleh


asupan atau pemberian nutrisi yang tidak benar maupun yang tidak mencukupi.
Malnutrisi lebih sering dihubungkan dengan asupan nutrisi yang kurang atau
disebut dengan undernutrition (gizi kurang) yang bisa disebabkan oleh penyerapan
yang buruk atau kehilangan nutrisi yang berlebihan. Namun, istilah malnutrisi juga
mencakup overnutrition (gizi lebih) (Pinatih, Suharidewi, & Indraguna, 2017).

Salah satu masalah malnutrisi yang terjadi di tengah pandemi di Indonesia


adalah obesitas. Menurut WHO, obesitas adalah penumpukan lemak yang berlebih
atau abnormal yang dapat mengganggu kesehatan. Berdasarkan data Riskesdas
2018, angka obesitas di Indonesia mencapai 21,8% di mana angka ini beranjak naik
sejak Riskesdas 2007 sebesar 10,5% dan 14,8% pada Riskesdas 2013. Peningkatan
obesitas di masa pandemi Covid-19 disebabkan oleh kurangnya aktivitas fisik yang
dilakukan selama pandemi dan keadaan klinis yang meningkatkan risiko
peningkatan berat badan. Selain itu, juga karena makanan yang dikonsumsi
sebagian besar mengandung karbohidrat dan lemak yang cukup tinggi (Syadza
Alifa, M.Kesos, 2021).

Meningkatnya obesitas berdampak pada meningkatnya Penyakit Tidak


Menular (PTM), seperti diabetes, kanker, stroke, jantung, gangguan ginjal kronis,
dan hipertensi. Hal itu karena obesitas merupakan faktor risiko utama terjadinya

1
penyakit radiovaskuler tersebut. Obesitas juga memperburuk kondisi kesehatan di
masa pandemi Covid-19 dan menurut penelitian dari University of Carolina
obesitas dapat meningkatkan risiko kematian akibat Covid-19 hingga 48% dan
berdampak pada efikasi vaksin Covid-19 yang tidak optimal (Syadza Alifa,
M.Kesos, 2021). Maka dari itu, perlu dilakukan tindakan untuk mencegah angka
obesitas di Indonesia. Hal tersebut bisa dilakukan dengan memanfaatkan bahan
pangan lokal yang ada di sekitar untuk camilan diet, seperti contohnya ubi jalar.

Ada banyak penelitian yang membahas tentang manfaat ubi jalar untuk
meminimalisir angka obesitas. Penelitian pertama berjudul “Characteritics of
Purple Sweet Potato Yogurt and I’ts Effect on Lipid Profiles of Sprague Dawley
Rats Fed with High Fat Diet” yang berisi tentang perbandingan yoghurt ubi jalar
ungu segar dan yoghurt ubi jalar ungu bubuk terhadap profil tikus Sprague Dawley.
Hasilnya yoghurt yang dibuat dari ubi jalar ungu segar memiliki sifat fisik, kimia,
dan sifat mikrobiologis dibandingkan dengan yoghurt yang dibuat dengan bentuk
bubuk. Selain itu, karena kemampuannya untuk mengurangi kadar kolesterol jahat,
yoghurt ubi jalar ungu dapat dijadikan alternatif pangan fungsional yang dapat
menurunkan kolesterol (Lestari, Amirina, & dkk., 2020).

Penelitian kedua berjudul “The Potential of Sweetpotato as a Functional


Food in Sub-Saharan Africa and I’ts Implications for Health : A Review” yang
berisi tentang pemanfaatan ubi jalar untuk mengurangi kejadian Penyakit Tidak
Menular (PTM) terkait nutrisi, karena ubi jalar mengandung senyawa bioaktif
seperti karotenoid, polifenol, serat pangan, dan RS. Senyawa ini berperan dalam
memodulasi beberapa proses metabolisme sehingga memberikan manfaat bagi
kesehatan manusia (Amagloh, Yada, & dkk., 2021).

Penelitian ketiga berjudul “Nutrition Value of The Sweet Potato (Ipomoea


batatas (L.) Lam) Cultivated in South-Eastern Polish Conditions” yang berisi
tentang studi yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa nutrisi yang terkandung di
dalam ubi jalar tersedia untuk dikonsumsi. Secara signifikan dapat meningkatkan
status gizi konsumen dan mengurangi masalah gizi dan kesehatan (Krochmal-
Marczak, Sawicka, & dkk., 2014).

2
Persamaan ketiga penelitian di atas adalah sama-sama memaparkan tentang
kandungan yang ada di dalam ubi jalar dan juga manfatnya untuk mengatasi
Penyakit Tidak Menular (PTM) dan malnutrisi. Untuk perbedaannya, masing-
masing penelitian di atas dimanfaatkan untuk mengatasi hal-hal yang berbeda
antara satu dengan yang lain. Sedangkan perbedaan ketiga penelitian di atas dengan
essay ini adalah pada essay ini ubi jalar dimanfaatkan sebagai bahan untuk
membuat menu atau camilan khusus untuk diet. Maka dari itu essay ini diberi judul
“BILAR (Biskuit Ubi Jalar): Camilan Sehat sebagai Pencegahan Obesitas di
Indonesia untuk mencapai SDGs”.

Isi

Kandungan Ubi Jalar

Ubi jalar atau ketela rambat (Ipomme batatas) memiliki nama lain sweet
potatoes yang merupakan jenis umbi-umbian dengan banyak keunggulan dibanding
umbi-umbian yang lain, diantaranya mengandung karbohidrat dan energi yang
tinggi yang mampu mengembalikan tenaga dengan cepat, serta beberapa zat yang
penting bagi tubuh, seperti vitamin, mineral, serat, dan antosianin terutama pada
jenis ubi berwarna merah dan ungu yang berfungsi sebagai antioksidan (Rosidah,
2014).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka ubi jalar memiliki kandungan yang


sangat bermanfaat bagi tubuh manusia. Adapun kandungan dari ubi jalar seperti
yang ada pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Kandungan gizi ubi jalar

Sumber: Jurnal ilmiah (Rosidah, 2014)

3
Berdasarkan tabel di atas, kandungan kalori yang paling banyak ada pada ubi
kuning dengan 136,00 kal, lalu disusul oleh ubi putih, ubi merah, dan ubi ungu
dengan 123,00 kal. Sementara untuk kandungan protein, ubi putih dan ubi merah
memiliki kandungan protein yang paling banyak dengan 1,80 g, kemudian ubi
kuning dengan 1,10 g, dan paling sedikit ubi ungu dengan 0,77 g. Untuk kandungan
lemak tertinggi ada di dalam ubi ungu dengan 0,94 g, lalu ubi putih dan ubi merah
dengan 0,70 g, dan yang paling rendah adalah ubi kuning dengan 0,40 g. sedangkan
untuk kandungan karbohidrat tertinggi terdapat pada ubi kuning dengan 32,30 g,
kemudian ubi putih dan ubi merah dengan 27,90 g, dan yang paling rendah adalah
ubi ungu dengan 27,64 g.

Manfaat Kandungan Ubi Jalar

Ubi jalar yang paling baik dikonsumsi untuk orang obesitas adalah ubi jalar
dengan kalori, karbohidrat, dan lemak yang rendah serta protein yang tinggi.
Sehingga berdasarkan data di atas, ubi jalar yang memenuhi adalah ubi jalar putih
dan ubi jalar merah. Maka dari itu, di sini akan digunakan ubi jalar putih untuk
digunakan sebagai menu camilan guna meminimalisir obesitas di masyarakat yang
ada di Indonesia, khususnya di Kabupaten Malang.

Tabel 2. Manfaat kesehatan dari kandungan ubi jalar

Sumber: Jurnal ilmiah (Amagloh, Yada, & dkk., 2021)


Berdasarkan tabel di atas, terdapat adanya salah satu data yang menunjukkan
bahwa ubi jalar yang berwarna putih dan ungu mengandung anthocyanins, dietary
fiber, dan resistant starch yang memiliki manfaat sebagai anti obesitas.

4
Selama ini ubi jalar hanya dionsumsi masyarakat dalam bentuk utuh, seperti
direbus, digoreng, dibakar, dan dikukus. Pengolahan ubi jalar menjadi tepung
merupakan salah satu cara untuk menyimpan dan mengawetkan ubi jalar. Beberapa
olahan makanan yang berasal dari ubi jalar adalah roti tawar, bolu kukus, mie ubi
jalar, stik ubi jalar, dan selai ubi jalar (Pratiwi, 2020).

Proses Pembuatan BILAR (Biskuit Ubi Jalar) untuk Mencegah Obesitas

Pada esai kali ini, ubi jalar dimanfaatkan sebagai camilan sehat untuk
mencegah obesitas. Pemanfaatan ubi jalar kali ini dibuat menjadi cookies. Hal
pertama yang dilakukan adalah mengubah ubi jalar utuh menjadi tepung ubi jalar.
Adapun proses pembuatan tepung berbahan ubi jalar seperti ada pada gambar di
bawah ini.

Gambar 1. Proses Pembuatan tepung berbahan dasar ubi jalar


Sumber dokumentasi: dokumentasi pribadi (penulis)

Tepung berbahan dasar ubi jalar tersebut dijadikan sebagai bahan dasar
pembuatan camilan sehat. Adapun gambar langkah-langkah membuat camilan
sehat seperti di bawah ini.

Gambar 2. Proses pembuatan camilan sehat

5
Berdasarkan gambar di atas, yang mana langkah pertama yaitu menyiapkan
alat dan bahan. Bahannya menggunakan tepung ubi jalar, margarin, gula, dan
chocochips. Setelah itu, masukkan 150 gram tepung ubi jalar dan tambahkan 50
gram margarin dan 4 sendok makan gula. Lalu campur dan aduk semua bahan
hingga kalis. Setelah itu, bentuk adonan bulat pipih dan tata di atas loyang yang
sudah diolesi margarin. Tambahkan chocochips untuk mempercantik tampilan.
Masukkan ke dalam oven dan masak dengan panas sedang selama kurang lebih 20
menit. Angkat loyang jika kue sudah matang dan cookies bisa dinikmati.

Gambar 3. Biskuit ubi jalar

Menu camilan sehat kering ubi jalar ini bisa dinikmati untuk menggantikan
makanan berat di malam hari atau sebagai camilan di siang hari. Selain itu, perlunya
olah raga atau aktivitas fisik juga mempengaruhi keberhasilan dari program
pencegahan obesitas. Memperbanyak minum air dan istirahat yang cukup juga
menjadi salah satu kunci keberhasilan program pencegahan obesitas.

Keberhasilan daripada esai ini adalah terdistribusinya camilan sehat ini ke


masyarakat untuk mencegah obesitas. Maka dari itu, diperlukan adanya sosialisasi
untuk memasarkan camilan sehat ini sebagai menu camilan untuk masyarakat.
Sebagai generasi Z, kita bisa melakukan sosialisasi dengan cara mempromosikan
camilan sehat melalui platfrom media sosial yang saat ini sudah semakin pesat dan
menjangkau banyak orang. Dengan begitu diharapkan angka obesitas di Indonesia
akan menurun dan salah satu tujuan dari SDGs tentang kehidupan sehat dan
sejahtera dapat terpenuhi meskipun di tengah pandemi Covid-19.

Penutup

Permasalahan obesitas di Indonesia dapat menghambat tercapainya salah satu


tujuan dari SDGs yang berkaitan dengan kehidupan sehat dan sejahtera. Namun,

6
obesitas tersebut bisa dicegah dengan mengkonsumsi makanan atau camilan sehat
yang rendah kalori. Salah satunya dengan mengkonsumsi camilan sehat berbahan
dasar ubi jalar. Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya produk camilan sehat
dari ubi jalar ini dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah dan meminimalisir
angka kasus obesitas di Indonesia khususnya di Kabupaten Malang.

7
DAFTAR PUSTAKA
Amagloh, F. C., Yada, B., & dkk. (2021). The Potential of Sweetpotato as a
Functional Food in Sub-Sahara Africa and It’s Implications for Health : A
Review. Journal Molecules, 1-21.

Astuti, P., JS, N. H., & dkk. (2020). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa
Universitas Hasanuddin Tentang Perwujudan Sustainable Development
Goals (SDGs) 2030 di Indonesia . Jurnal Abdi Vol. 2 No. 1 Jan 2020, 40 -
47.

Krochmal-Marczak, B., Sawicka, B., & dkk. (2014). Nutrition Value of The
Sweetpotato (Ipomoea batatas (L.) Lam) Cultivated in South-Eastern Polish
Conditions. International Journal of Agronomy and Agricultural Research
(IJAAR) Vol. 4 No.4, 169-178.

Lestari, L. A., Amirina, Q. S., & dkk. (2020). Characteristics of Purple Sweet Potato
Yogurt and It’s Effect on Lipid Profiles of Sprague Dawley Rats Fed with
High Fat Diet. Journal of Food and Pharmaceutical Sciences, 240-251.

Pinatih, Suharidewi, I. G., & Indraguna, d. G. (2017). Gambaran Status Gizi Pada
Anak TK di Wilayah Kerja UPT Kesmas Blahbatu II Kabupaten Gianyar
Tahun 2015. E-Jurnal Media, Vol. 6 No. 6 Juni 2017, 1-6.

Rosidah. (2014). Potensi Ubi Jalar sebagai Bahan Baku Industri Pangan.
TEKNOBUGA Vol. 1 No. 1 - Juni 2014, 44-52.

Syadza Alifa, M.Kesos. (2021, Februari 28). Urgensi Penanganan Stunting dan
Obesitas di Era Pandemi COVID-19. Retrieved from Puspensos Kemensos
Web site: https://puspensos.kemensos.go.id/urgensi-penanganan-stunting-
dan-obesitas-di-era-pandemi-covid-19

8
LAMPIRAN

Lampiran 1. Proses pembuatan tepung ubi jalar

Lampiran 2. Proses pembuatan cookies ubi jalar

Anda mungkin juga menyukai