Dokumen - Tips - Isolasi Kasein Dari Susu
Dokumen - Tips - Isolasi Kasein Dari Susu
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dengan sefat gizi yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh. Komponen-komponen
penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim
dan bebearpa mikroba. Umumnya susu mengandung air 87,1%, emak 3,9%, protein
3,4%, laktosa 4,8%, abu 0,72%, dan beberapa vitamin larut dalam lemak susu yaitu
Susu harus memenuhi syarat-syarat kesehatan dengan niali gizi yang tingi.
secara sempurna maka akan terbentuk asam-asam amina sebagai hasilnya. Protein
tersusun atas kira-kira 20 macam asam amino yang berikatan satu sama lain dengan
ikatan peptida yang dibentuk antara gugus karboksil asam amino dengan gugus amino
dari asam amino berikutnya, karena jumlah yang cukup banyak inilah percobaan ini
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikaji dalam percobaan ini adalah :
1. Bagaimanakah cara mengisolasi kasein dari susu.
2. Bagaimanakah cara penentuan kadar protein dari susu.
C. Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
mengkonsumsi daging, ayam, telur, susu dan ikan sebagai sumber protein. Sedangkan
kacangan terutama kedelai sebagai sumber protein (Ambarwani, et al., 2004). Susu
sapi merupakan bahan pangan sehat karena kandungan nutrisinya yang hampir
lengkap: air, lemak, protein, karbohidrat, asam amino, mineral dan vitamin
(Dwiyanti, 2009).
Protein merupakan salah satu zat makanan yang penting bagi tubuh,
mempunyai fungsi sebagai pertumbuhan sel, pengganti sel yang rusak dan sebagai
bahan bakar dalam tubuh manusia. Oleh sebab itu kekurangan protein dapat
Ukuran kualitas susu secara kimiawi dapat ditunjukkan oleh komposisi yang
dikandung didalamnya, yaitu protein, lemak, dan laktosa. Pengujian kualitas susu
pada hasil dari peternak sapi sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut pada pabrik
susu perlu dilakukan. Oleh karena itu dibutuhkan teknologi untuk pengujian tersebut.
konvensional, contohnya seperti metode Kjeldahl untuk pengujian kadar protein susu
secara kimiawi, yaitu dengan 4 tahap perlakuan yaitu tahap destruksi, destilasi, titrasi,
serta konversi. Hal ini akan membutuhkan banyak waktu, biaya dan energi yang tidak
dapat ditanggulangi. Hanya dengan menyediakan sedikit sampel susu (sekitar 5 cc)
yang diletakkan pada tempat kaca, kemudian ditunggu proses beberapa saat (sekitar 2
menit) pada peralatan spektroskopi tersebut maka besarnya komposisi susu tersebut
dapat diketahui. Keunggulan peralatan yang akan peneliti rencanakan tersebut, yaitu
dapat dipergunakan dengan sangat praktis, akurat, cepat, dan murah (Suseno, et al.,
2008).
Susu kedelai dan soygurt yang telah jadi diaduk/dikocok secara merata,
kemudian diukur pH nya dengan menggunakan pH meter. Total padatan dari susu
dan tingkat kesukaan) dari soygurt dilakukan oleh 15 orang panelis yang tidak
terlatih. Sampel diletakkan dalam wadah bersih dan diberi tanda huruf sesuai dengan
Protein susu terbagi menjadi dua, yaitu Casein yang dapat diendapkan oleh
asam dan Rennin, serta protein whey yang dapat mengalami denaturasi oleh panas
pada suhu 65oC. Casein dalam susu mencapai 80 % dari total protein. Pengasaman
susu oleh aktivitas bakteri menyebabkan mengendapnya casein. Whey adalah cairan
susu tanpa lemak dan casein. Pasteurisasi susu dilakukan untuk mencegah kerusakan
karena mikroorganisme dan enzim. Ada 2 macam metode pasteurisasi susu yaitu
Holding methode dan HTST (High Temperature Short Time ) (Retno, et al., 2005).
casein. Gluten adalah campuran protein yang terkandung dalam gandum dan
produknya. Casein adalah protein susu.'Hal ini terjadi karena enzim utama (DPP-1V)
untuk mencerna subtansi tersebut tidak ada (karena genetik) atau tidak aktif
tidak sadar (spaced out) atau kecendemngan tidak peduli dengan orang lain dan
kelihatan seperti hidup di dunianya sendiri. Kebanyakan dari anak autis sering
memiliki sistem saluran cema yang meradang dan memiliki sensitivitas terhadap
makanan tertentu seperti gluten dan casein (Yuliana dan Emilia, E., 2006).
asam aminonya. Dalam keadaan tidak terdenaturasi gugus-gugus amida pada rantai
sampingnya membentuk ikatan bidrogen dengan gugus bidroksil serin dan tbreonin.
Kelarutan gluten yang tinggi diduga sebagai akibat telah terjadinya denaturasi pada
gluten sehingga ikatan bidrogen rusak. Sedangkan kasein (acid casein) yang
kelarutannya sangat rendah diperoleb dati pengendapan protein susu bebas lemak
pada kisaran pH 4.5 sampai 5.0. Protein ini mengandung ikatan bidrofobik antar
molekul dalam jumlah besar (Rukmini H.S. dan Nur M.A., 2008).
Susu skim mengandung kasein yang disertakan ke dalam medium
kasein yaitu dengan memutuskan ikatan peptida CO-NH dengan masuknya air ke
dalam molekul. Reaksi tersebut melepaskan asam amino (Susanti, E., 2003).
BAB III
METODE PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah corong, labu takar 10 ml,
gelas kimia, pipet ukur 10 ml, kertas saring, neraca analitik, spatula, tabung reaksi,
Bahan-bahan yang digunakan pada ercobaan ini adalah Susu bubuk dancow,
aquades, asam asetat glacial, reagen biuret, protein standar (albumin 10 mg/ml).
C. Prosedur Kerja
1. Isolasi Kasein Susu
- Dilarutkan dalam 50 mL
- Dipanaskan
- Ditambahkan asam asetat glasial
sampai semua kasein mengendap
- Disaring
Endapan Filtrat
% Rendamen = 43,3 %
Larutan sampel
- diambil 1 ml
- ditambahkan 4 ml reagen biuret
- dikocok
- didiamkan 30 menit pada suhu kamar
- dibaca serapannya pada panjang
gelombang 540 nm dengan blanko
aquades + 4 ml reagen biuret
- dihitung kadar protein menggunakan
kurva standar
A. Hasil Pengamatan
1. Isolasi Kasein susu
Dik : - Berat kertas saring kosong = 1,013 gram
- Berat kertas saring + kasein = 5,343 gram
- Berat kasein = 4,330 gram
4,33 gram
= 10 gram x 100 %
= 43,3 %
0,0192x = 0,1419
x = 7,39
= 7,39 mg/ml x 10
= 73,9 mg/ml
B. Pembahasan
mneral, laktosa serta enzim dan beberapa mikroba. Protein adalah senyawa organik
kompleks yang mempunyai bobot molekul tinggi yang merupakan polimer dari
monomer-monomer asam amino yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatam
peptida. Peptida dan protein merupakan polimer kondensasi asam amino dengan
penghilangan unsur air dari gugus amino dan gugus karboksil. Jika bobot molekul
asam amino ≤ 100 dan bobot molekul ≤ 6.000. sedangkan, pada protein residu asam
aminonya ≥ 100 dan bobot molekulnya ≥ 6.000. protein dalam susu secara umum
terdiri atas protein kasein dan protein whey. Namun pada percobaan ini hanya
Kasein merupakan protein jenis phospoprotein yakni terdiri dari beberapa unit
asam amino yang terikat dengan ikatan peptida. Di dalamnya tidak hanya terdiri dari
asetat glasial. Protein bersifat amfoter, yaitu dapat bereaksi dengan larutan asam dan
basa. Daya larut protein berbeda di dalam air, asam, dan basa; ada yang mudah larut
dan ada yang sukar larut. Kasein merupakan jenis protein yang tidak mudah larut
dalam asam sehingga pada saat susu direaksikan dengan asam asetat glasial kasein
akan mengendap dan tidak akan larut. Hal ini disebabkan karena asam asetat hanya
dapat mengikat molekul-molekul air yang melingkupi protein tanpa dapat mengikat
kadar kasein yang diperoleh adalah 43,3%. Hasil ini belum maksimal mengingat
Uji yang dilakukan selanjutnya adalah penentuan kadar protein dari kasein
yang telah diisolasi. Analisis protein dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu secara
kualitatuf terdiri atas reaksi Xantoprotein, reaksi Hopkins-Cole, reaksi Millon, reaksi
Nitroprusida, dan reaksi sakaguchi. Secara kuantitatif terdiri dari metode kjaldhal,
metode titrasi formol, metode lowry, metode spektrofotometri visible (biuret) dan
Penambahan reagen biuret akan menhasilkan suatu kompleks berwarna ungu, hal ini
disebabkan karena terbentuk kompleks antara kation Cu2+ dan N dari molekul peptida
timbulnya perubahan warna. Dari percobaan yang dilakukan absorbansi sampel yang
diperoleh adalah 0,153A. Dari hasil interpolasi harga absorbansi ke dalam kurva
kalkulasi sederhana diperoleh nilai kadar protein sebesar 7,39 gr/mL. Tetapi pada
percobaan ini dilakukan pengenceran 10 mL maka nilai kadar protein harus dikalikan
dengan faktor pengenceran. Sehingga diperoleh kadar protein sampel sebesar 73,9
mg/mL.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang ditarik pada percobaan ini adalah
1. Kadar kasein susu yang diisolasi adalah 43,3 %.
2. Kadar protein yang diperoleh adalah 73,9 mg/mL
DAFTAR PUSTAKA
Hadiwiyoto, S. 1994. Teori dan Prosedur Pengujian Mutu Susu dan Hasil
Olahannya. Yogyakarta: Liberty.
Husni, E., Asmaedy, S., dan R. Ariati, 2007, “Analisa Zat Pengawet dan Protein
dalam Makanan Siap Saji Sosis”, Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol.
12, No.2.
Retno, E., U. Yuanti dan Ning S.D., 2005, “Pembuatan Keju Dari Susu Kacang Hijau
Dengan Bakteri Lactobacillus Bulgaricus”, E K U I L I B R I U M, Vol. 4. No.
2.
Sudarmadji, S., Haryono B. & Suhardi. 1984. Analisa Bahan Makanan dan Hasil
Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
Susanti, E., 2003, “Isolasi Dan Karakterisasi Protease Dari Bacillus Subtilis
1012M15”, B I O D I V E R S I T A S, Volume 4, Nomor 1.
Suseno, J.E., dan K.S. Firdausi, 2008, “Rancang Bangun Spektroskopi Ftir (Fourier
Transforminfrared) Untuk Penentuan Kualitas Susu Sapi”, Berkala Fisika, Vol
11 , No.1.
Yuliana dan Emilia, E., 2006, “Penanganan Anak Autis melalui Terapi Gizi dan
Pendidikan”, Jurnal Pendidikan don Kebudawan. No. 061.
Yusmarini, dan R. Efendi, 2004, “Evaluasi Mutu Soygurt Yang Dibuat Dengan
Penambahan Beberapa Jenis Gula”, Jurnal Natur Indonesia 6(2).
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UMUM
KELOMPOK : III
JURUSAN KIMIA
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2010