PENDAHULUAN
vesica urinaria ke traktus urinarius bagian atas1. Keadaan ini banyak dijumpai pada
bayi dan anak, yang seringkali dapat sembuh sendiri. Namun beberapa keadaan bisa
ISK. Semakin muda penderita dengan ISK, semakin besar pula kemungkinan
terjadinya refluks. VUR terjadi paling banyak pada laki-laki daripada perempuan
walaupun sebagian besar reflux pada anak yang agak besar muncul pada perempuan2.
tidak sengaja selama evaluasi ISK. VUR dapat juga terdiagnosa akibat
terhambat.2
Terapi pada kasus VUR dapat dilakukan tanpa pembedahan maupun dengan
pembedahan. Hal ini tergantung oleh beberapa faktor seperti adanya infeksi berulang,
kerusakan ginjal yang progresif, jika tidak membaik dengan terapi konservatif, dan
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
duct dan ureteric bud membentuk dua formasi tangkai huruf “Y”, dengan distal
mesonephric duct menjadi stem dari huruf “Y” tersebut. Ketika budding terjadi, distal
mesonephric duct tertarik ke bawah dan menyatu pada region urogenital sinus yang
kemudian akan menjadi buli-buli. Penyatuan ini berlanjut hingga seluruh stem
terabsorbsi dan tangkai “Y” tersebut terpisah; tangkai pertama menjadi ureter
sedangkan yang lainnya menjadi vas deferens dan duktus ejakulatorius pada pria atau
Jika ureteral bud terlambat mencapai UGS (karena budding yang terlambat),
terjadi rotasi yang tidak tepat dan menghasilkan ectopic ureter yang dapat tertarik ke
distal dan medial. Ectopic ureter sering menyebabkan obstruksi pada collum vesica
2
2.1.2 Mekanisme Anti Refluks UVJ
beberapa faktor seperti fungsi integritas ureter, anatomi dari UVJ, dan fungsi
pengisian buli-buli dapat menyebabka aliran balik urin dari buli-buli ke ureter hingga
yaitu ureter yang merupakan saluran dinamis yang dapat mendorong urin dari saluran
kemih bagian atas ke bawah akibat adanya gerakan peristaltik. Aktivitas ini
menyebabkan refluks tidak dapat terjadi. Jika refluks terjadi, urin dapat kembali lagi
3
Komponen kedua adalah desain anatomi dari UVJ. Ureter memiliki fiksasi
intra dan ekstra vesika yang dapat membentuk antirefluxing compression valve.
Selain itu, ureter intramural secara pasif terkompresi oleh dinding buli-buli selama
2.2.1 Definisi
buli-buli ke saluran kemih bagian atas1. Keadaan ini banyak dijumpai pada bayi dan
anak, yang seringkali dapat sembuh sendiri. Namun beberapa keadaan bisa
2.2.2 Epidemiologi
Menurut Baker et al, prevalensi dari VUR kira-kira sekitar 30% pada anak-
anak dengan ISK dan 17% pada anak-anak tanpa ISK. VUR juga terjadi pada 70%
bayi dengan ISK. Pada pasien dewasa dengan ISK, insidens VUR sekitar 5%..
Intinya, semakin muda penderita dengan ISK, semakin besar pula kemungkinan
terjadinya refluks. VUR terjadi paling banyak pada laki-laki daripada perempuan
walaupun sebagian besar reflux pada anak yang agak besar muncul pada
perempuan.1,3
4
2.2.3 Etiologi
Refluks primer jika terjadi gangguan fungsi dari mekanisme anti refluks UVJ
(ureterovesico junction) ketika buli-buli dan ureter normal. Hal ini menyebabkan
terjadinya aliran balik urin dari buli-buli ke ureter walaupun jumlah urin dalam buli-
buli sedikit3.
Sedangkan refluks sekunder terjadi akibat gangguan anatomi dan fungsi dari
UVJ maupun buli-buli seperti obstruksi pada buli-buli. Obstruksi buli-buli pada anak-
anak yang paling sering adalah PUV (posterior urethral valves). Pembesaran prostat
juga berpengaruh terhadap terjadinya VUR. Pada wanita, obstruksi buli-buli jarang
terjadi. Obstruksi struktural yang paling sering disebabkan oleh ureterocele yang
prolapse ke collum buli-buli. Tekanan uamh sangat tinggi pada intravesika pada saat
miksi inilah yang menyebabkan refluks. Selain obstruksi anatomi, fungsi saraf
juga berperan dalam terjadinya refluks, terutama pada neurogenic bladder yang
2.2.4 Patofisiologi4
A. VUR primer
Fungsi katup dari UVJ bertanggungjawab untuk aliran antegrad urin dari
ginjal ke buli-buli. UVJ berfungsi sebagai katup penutup antara ureter dan otot dari
buli-buli. Mekanisme normal dari katup UVJ tergantung oleh beberapa faktor, yaitu
oblique entry dari ureter ke buli-buli, panjang intramural ureter terutama bagian
submukosa, rasio panjang dan diameter dari tunnel submukosa ureter (panjang
normal dari submukosa ureter adalah 5 kali diameter orificium ureter), otot
5
ureterotrigonal longitudinal selama kontraksi detrusor yang dapat memberikan muscle
backing yang baik untuk intramural ureter, serta integritas mekanisme katup penutup
akan memampatkan intramural ureter. Hal ini secara efektif menutup intramural
ureter dan mencegah aliran balik urin. Beberapa abnormalitas kongenital pada factor-
B. VUR sekunder
mekanisme katup pada UVJ. Hal ini dapat dihubungkan dengan beberapa kondisi di
bawah ini
- Parauretric diverticulum
- Uretrocele
6
2.2.5 Manifestasi Klinis
komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi adalah ISK atau pielonefritis. Pada
neonatus, gejala atau tanda yang dijumpai mungkin adalah distress nafas, muntah
terus menerus, gangguan pertumbuhan, gagal ginjal, teraba massa di daerah pinggang
sedangkan anak yang lebih tua, akan tampak gejala ISK atau LUTS (urgensi,
2.2.6 Diagnosis
A. Anamnesa
Anak-anak yang berusia lebih tua dapat ditemukan dengan gejala yang tidak
khas untuk ISK seperti muntah, diare, anoreksia, dan letargi. Urgensi, frekuensi,
disuria, enuresis nocturnal dan diurnal merupakan gejala khas yang sering muncul
pada anak-anak dengan ISK. Anak-anak juga dapat mengeluhkan nyeri perut disertai
nyeri tekan pada daerah pinggang. Bila keluhan disertai dengan demam, maka dapat
dicurigai bahwa telah terjadi pielonefritis. Gejala lain yang berhubungan dengan ISK
B. Pemeriksaan Fisik
Pasien yang diduga mengalami VUR, pada inspeksi dapat terlihat perut yang
membuncit. Pada palpasi bimanual, dapat timbul keluhan nyeri tekan di bawah arkus
kosta dan pada beberapa kasus ditemukan pembesaran ginjal. Bila hasil palpasi
bimanual, pasien merasakan nyeri, maka tidak dilanjutkan ke pemeriksaan perkusi. 2,5
7
C. Pemeriksaan Penunjang
USG radiologi
USG radiologi digunakan untuk menilai keadaan ginjal, ureter, dan buli – buli.
Pada USG ginjal, dicari kemungkinan adanya hidronefrosis dan menentukan derajat
dari vesicouretral reflux. Pemeriksaan USG radiologi biasanya dilakukan pada :
Bayi yang mengalami blockade urin dan mempengaruhi ginjal
Anak di bawah lima tahun dengan infeksi saluran kemih
Anak dengan ISK dan demam, yang dikenal dengan istilah ISK febrile tanpa
memperhitungkan umur
Anak dengan adanya riwayat keluarga refluks vesikoureter (National Institutes of
Health, 2011).
Kelebihan dari USG adalah dapat melakukan deteksi RVU tanpa radiasi.
Pada suatu penelitian menggunakan penyuntikan micro-bubble sebagai suatu zat
kontras didapatkan hasil sensitifitas 92 % dan spesifisitas 93 % bila dibandingkan
dengan VCUG. Hampir sama dengan Sistografi Radionuklida, kelemahan utama dari
pemeriksaan ini adalah kurangnya informasi anatomi yang tepat, dan metode ini
masih digunakan terbatas hanya untuk penelitian saja. Tujuan utama dari USG ginjal
adalah untuk menilai ukuran ginjal, ketebalan parenkim, dan dilatasi sistem saluran
kemih. USG telah menjadi pemeriksaan deteksi pilihan untuk saluran kemih,
menggeserkan penggunaan urografi IV karena tiadanya radiasi yang digunakan,
tiadanya risiko dari komplikasi zat kontras, dan merupakan teknik yang tidak invasif.
Namun USG tidak dapat mengeluarkan RVU dari diagnosa banding, dan hanya
VCUG dan sistografi radionuklida yang dapat melakukannya. (Hatch, 2006;
Cendron, 2008; Nelson, 2008)
8
Terdapat 2 macam pemeriksaan VCUG: yaitu menggunakan kontras dan
radionukleotida. Keuntungan menggunakan kontras adalah lebih memberikan
informasi anatomi. VCUG kontras dianjurkan sebagai sebagai alat diagnostik awal
pada sebagian besar pusat kesehatan, sedangkan untuk evaluasi biasanya
digunakan VCUG radionukleotida karena paparan radiasinya lebih rendah. Pada
awal pemeriksaan dianjurkan menggunakan kontras radiografi, namun untuk
memantau lebih lanjut perubahan derajat refluks selama pengobatan atau setelah
tindakan lebih dianjurkan (Elder, 2004).
Pemeriksaan VCUG memberikan informasi anatomi secara detil dan
memberikan derajat (grade) dari refluks vesikoureter. Pada pemeriksaaan VCUG,
sebaiknya dilakukan setelah anak sembuh dari ISK karena dapat menunjukan hasil
yang tidak akurat. Hal ini disebabkan karena adanya paralisis dan kelemahan dari
otot ureter oleh endotoksin yang dihasilkan oleh bakteri. Informasi tambahan dari
VCUG adalah dapat memberikan pencitraan uretra yang berguna pada laki-laki
untuk penilaian dari katup uretra posterior. VCUG dapat memberikan informasi
mengenai kapasitas dan proses pengosongan VU serta dapat memberikan
gambaran adanya obstruksi dari luar saluran kemih bagian bawah, seperti karena
trabekula VU atau divertikulum (Hatch DA,2006).
Berdasarkan International Reflux Study Committee Tahun 1981, pembagian
derajat refluks vesikoureter adalah sebagai berikut :
9
Gr.II Refluks mencapai pelvis renali, tidak terdapat dilatasi collecting system,
Forniks masih normal
Gr.III Dilatasi ringan sampai sedang dari ureter, dengan atau tanpa kinking; dilatasi
sedang dari collecting system; forniks normal atau terdapat perubahan
minimal
Gr.IV Dilatasi sedang dari ureter, dengan atau tanpa kinking; dilatasi sedang
collecting
system; forniks blunting tetapi gambaran dari papila masih dapat terlihat
Gr.V Gross dilatasi dan kinking dari ureter, dilatasi jelas dari collecting system;
impresi
Papila tidak lagi tampak; refluks intraparenkim
Refluks bilateral hingga ke pelvicalyceal systems RVU dengan dilatasi ringan ureter
tanpa dilatasi kaliks dan ureter
10
RVU grade IV-V dengan dilatasi sedang ureter RVU grade V dengan dilatasi dan kinking ureter
11
Kedokteran Nuklir RSHS Bandung derajat penilaian dari pemeriksaan Sistografi
Radionuklida dapat dibagi menjadi tiga derajat penilaian, yaitu :
1. Derajat ringan (derajat I dan II) tampak radioaktivitas di distal ureter.
2. Derajar sedang (derajat III) tampak radioaktivitas di sistem pelvokalises.
3. Derajat berat (derajat IV dan V) tampak radioaktivitas berlebih terlihat di sistem
koleksi ginjal (Tekgul et al., 2008).
12
2.2.7 Derajat
pengisian urin secara retrograde dan dilatasi sistem saluran kemih bagian atas pada
(miksi).
saja
ureter, pelvis renalis, dan kaliks. Pelvis renalis masih normal dengan
III Urin mengalir hingga ke ureter, pelvis renalis, dan kaliks. Pelvis renalis
IV Urin mengalir hingga ke ureter, pelvis renalis, dan kaliks. Pelvis renalis
V Urin mengalir hingga ke ureter, pelvis renalis, dan kaliks. Pelvis mulai
13
2.2.8 Manajemen
Tujuan dari manajemen terapi pada VUR adalah mencegah terjadinya ISK
A. Tanpa Pembedahan
miksi secara teratur dan tuntas guna menjaga sesedikit mungkin urin yang tersisa
setelah miksi.2
agar urin tetap steril. Antibiotik profilaksis yang sering digunakan yaitu
B. Dengan Pembedahan
14
Indikasi pembedahan pada pasien VUR yaitu pada pasien yang lebih tua,
adanya infeksi berulang, kerusakan ginjal yang progresif, tidak membaik dengan
dapat dilakukan melalui teknik intra maupun ekstra vesika. Teknik tersebut aman
dengan komplikasi cukup rendah dan keberhasilannya tinggi (92-98%). Sekarang ini,
ureteroneosistotomi Psoas-Hitch.2
2.2.9 Komplikasi4
Jika VUR tidak diterapi dengan benar, komplikasi yang dapat terjadi yaitu
ISK terjadi pada 17-40% pasien dengan VUR. Insidens pyelonefiris lebih
banyak 2 hingga 5 kali pada VUR yang hanya diterapi dengan antibiotic
renal scar. Ini tidak berhubungan dengan apakah pasien VUR menderita ISK
atau tidak. Pembentukan renal scar dapat terjadi walaupun penderita tidak
mengalami ISK.
15
Fungsi ginjal yang terpengaruh jika komplikasi VUR terjadi yaitu kapasitas
5. Hipertensi
16
DAFTAR PUSTAKA
Elsevier. Philadelphia.
5. Kliegman, Robert M., et al. 2007. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi 18.
6. Bullock, N., et al. 2008. Urology: An Illustrated Colour Text. Edisi 1. Churcill
Livingstone. London
7. Graham, S.D., Keane, T.E., Glenn, J.F. 2004. Glenn’s Urologic Surgery. Edisi
17
8. Tekgul, S., et al. 2008. Guidelines on Paediatric Urology. European
Association of Urology
18