Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

PENGUJIAN KADAR NITRIT (NO2) DALAM AIR


METODE N.E.D SPEKTROFOTOMETRI

Disusun oleh:
LILIS KISTRIYANI
12/340417/PTK/08378

MAGISTER TEKNIK PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN


JURUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2013

0
PENGUJIAN KADAR NITRIT (NO2) DALAM AIR
METODE N.E.D SPEKTROFOTOMETRI

A. TUJUAN PERCOBAAN
Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar nitrit (NO2) dalam air
dengan metode N.E.D secara spektrofotometri

B. DASAR TEORI
Nitrit (NO2-) adalah ion anorganik alami, yang merupakan bagian dari
siklus nitrogen. Aktifitas mikroba di tanah atau air yang menguraikan sampah
dengan kandungan nitrogen organik, pertama-pertama akan mengubah nitrogen
menjadi ammonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan nitrat. Oleh karena
nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam air bawah tanah maupun air yang
terdapat di permukaan. Pencemaran oleh pupuk nitrogen, termasuk ammonia
anhidrat seperti juga sampah organik hewan maupun manusia, dapat
meningkatkan kadar nitrat di dalam air. Senyawa yang mengandung nitrat di
dalam tanah biasanya larut dan dengan mudah bermigrasi dengan air bawah tanah
(Thomson, 2004).
Nitrat dibentuk dari asam nitrit yang berasal dari ammonia melalui proses
oksidasi katalitik. Nitrit juga merupakan hasil metabolisme dari siklus nitrogen.
Bentuk pertengahan dari nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitrat dan nitrit adalah
komponen yang mengandung nitrogen berikatan dengan atom oksigen, nitrat
mengikat tiga atom oksigen sedangkan nitrit mengikat dua atom oksigen. Di
alam, nitrat sudah diubah menjadi bentuk nitrit atau bentuk lainnya (Ruse, 1999).
Proses oksidasi pada ammonia menjadi nitrit memerlukan oksigen bebas
dalam air. Reaksi terjadi dalam satu tahap saja, yaitu :

Nitrosomonas
2 NH4+ + 3 O2 -------------------------------> 2 NO2- + 4 H+ + 2

1
Nitrosomonas
NH3 + oksigen ---------------------------------> NO2- + energi

Adanya nitrit ( NO2 ) dalam air minum / air bersih dapat di deteksi dan
di analisa. Dalam hal ini nitrit di tentukan secara koorimetris dengan alat
spektrofotometer. Pada pH 2.0 sampai 2.5 nitrit bereaksi dengan diazo asam
sulfanilik ( sulfanilamid ) dan N-(1-naftil)etilendiamin dihidroklorida atau
Naftilamin. Akan terbentuk senyawa berwarna ungu atau merah atau ungu
kemerah – merahan. Warna tersebut mengikuti hukum Lambert – Beer dan
menyerap sinar dengan panjang gelombang 543 nm. Metode kolorimetri seperti
ini sangat peka sehingga biasanya perlu pengenceran sampel (Alaerts, 1984).
Struktur kimia dari nitrit adalah O == N — O- dan berat molekulnya
46.006 kg/mol. Pada kondisi yang normal, baik nitrit maupun nitrat adalah
komponen yang stabil, tetapi dalam suhu yang tinggi akan tidak stabil dan dapat
meledak pada suhu yang sangat tinggi dan tekanan yang sangat besar. Biasanya,
adanya ion klorida, bahan metal tertentu dan bahan organik akan mengakibatkan
nitrat dan nitrit menjadi tidak stabil. Jika terjadi kebakaran, maka tempat
penyimpanan nitrit maupun nitrat sangat berbahaya untuk didekati karena dapat
terbentuk gas beracun dan bila terbakar dapat menimbulkan ledakan. Bentuk
garam dari nitrat dan nitrit tidak berwarna dan tidak berbau serta tidak berasa.
Bersifat higroskopis (Parrot, ,MK 2002). Dosis letal dari nitrit pada orang dewasa
bervariasi antara 0.7 dan 6 g NO2- (atau sekitar10 sampai 100 mg NO2-/kg (Ruse,
1999).

C. PELAKSANAAN PERCOBAAN
1. Alat-alat yang diperlukan:
- Spektrofotometer UV-Vis
- Kuvet
- Magnetik stirrer
- Labu takar 50 ml
- Pipet volume 1 ml, 2 ml, 5 ml, 10 ml dan 50 ml

2
- Pipet mikro 100-1000 µL dan pipet tip
- Buret 50 ml
- Beaker glass 100 ml, 1000 ml
- Corong
- Pro pipet
- Pipet tetes
2. Bahan-bahan yang diperlukan
- Larutan Stock Nitrit 250 mg/L NO2-N
- Larutan Standar Nitrit 500 μg/L NO2-N
- Reagen Sulfanilamid
- Larutan N-(1-Naphthyl)-Etilendiamin (NED) Dihydrochloride
- Larutan Standar Natrium Oksalat (Na2C2O4) 0,05 N
- Larutan Standar Kalium Permanganat (KMnO4) 0,05 N
- Larutan H2SO4 pekat
- Aquades
- Larutan sampel
3. Cara Kerja
a. Disiapkan tujuh buah labu takar 50 mL yang sudah dibersihkan.
b. Diambil dengan teliti menggunakan pipet volume larutan standar nitrit
500 μg/L NO2-N dengan volume berturut-turut 1 mL, 2 mL, 5 mL dan 10
mL, kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing labu takar 50 mL.
c. Dibuat larutan blanko dengan langsung dimasukkan 50 mL aquades ke
dalam labu takar 50 mL.
d. Diambil dengan teliti secara duplo (dua kali) menggunakan pipet volume
sampel yang akan diuji sebanyak 5 mL, kemudian dimasukkan ke dalam
masing-masing labu takar 50 mL.
e. Semua larutan standar, blanko dan sampel diencerkan hingga volume 50
mL dengan aquades.
f. Ditambahkan 1 mL reagen sulfanilamide menggunakan pipet mikro,
kemudian digojog hingga homogen dan didiamkan selama 5-8 menit.

3
g. Ditambahkan 1 mL reagen NED menggunakan pipet mikro, kemudian
digojog hingga homogen. Dibiarkan selama 10 menit namun tidak boleh
lebih dari 2 jam.
h. Diukur nilai absorbansi masing-masing larutan dengan alat
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 543 nm. Dilakukan
kalibrasi zero dengan larutan blanko yang dibuat.
i. Dicatat hasil pengukuran dalam lembar kerja dan dilakukan perhitungan
kadar nitrit dalam sampel.
j. Dilakukan standarisasi larutan stock nitrit menggunakan titran KMnO 4 ±
0,05 N.
k. Dilakukan standarisasi larutan standar KMnO4 ± 0,05 N yang digunakan
dan dicatat hasilnya.

D. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN DATA


1. Penentuan Konsentrasi Sampel
Penentuan kadar nitrit dalam air dilakukan dengan metode NED
spektrofotometri pada panjang gelombang 543 nm. Konsentrasi larutan
standar nitrit 500 μg/L NO2-N. Data hasil pengukuran absorbansi pada
percobaan ditunjukkan pada tabel 1.

4
Tabel 1. Data Hasil percobaan Pengujian Kadar Nitrit

Penentuan konsentrasi larutan blanko dan standar setelah pengenceran


dilakukan menggunakan persamaan sebagai berikut :

V1 x M1 = V2 x M2 (1)

dengan:
V1 = Volume awal
V2 = Volume akhir
M1 = Konsentrasi awal
M2 = Konsentrasi akhir
Contoh perhitungan sebagai berikut :
Untuk volume larutan standar nitrit 500 µg/L sebanyak 1 mL, maka :
V1 . M1 = V2. M2
M2 = 1 mL x 500 μg/L
50 mL
M2 = 10 μg/L

Konsentrasi larutan standar nitrit setelah pengenceran adalah 10 μg/L.


Dengan menggunakan perhitungan yang sama, maka diperoleh konsentrasi
larutan blanko dan standar yang ditunjukkan tabel 2.

5
Tabel 2. Data Hasil Perhitungan Konsentrasi Larutan Standar Nitrit

Berdasarkan nilai yang diperoleh pada tabel 2, maka dapat dibuat


grafik hubungan antara absorbansi (y) versus konsentrasi (x) pada larutan
standar seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.

0.350

0.300 f(x) = 0x - 0
R² = 1
0.250

0.200
Absorbansi 0.150

0.100

0.050

0.000
0 20 40 60 80 100 120
Konse ntrasi

Gambar 1. Grafik Hubungan antara Absorbansi dengan Konsentrasi

Dari plotting data ke dalam bentuk grafik diperoleh persamaan garis:

6
y = 0,003x - 0,004 (2)
dimana : y = absorbansi
x = konsentrasi
Penentuan konsentrasi sampel dalam percobaan ini dilakukan secara
duplo. Konsentrasi sampel kemudian dihitung dengan mengintrapolasi nilai
absorbansi sampel ke dalam kurva standar larutan (persamaan garisnya).
Perhitungan konsentrasi NO2-N dalam sampel adalah sebagai berikut :
 Sampel A1:
y=0,003 x−0,004

0,057+0,004
x=
0,003

x=20,333 µ g/ L NO -N
2

 Sampel A2
y=0,003 x−0,004

0,056+0,004
x=
0,003

x=20 µ g/ L NO2-N

Konsentrasi sampel yang diperoleh bukan konsentrasi yang


sesungguhnya, karena sampel telah mengalami pengenceran selama proses
analisis. Dengan menggunakan persamaan (1), maka diperoleh konsentrasi
sampel yang sesungguhnya, yaitu :

 Sampel A1 = 203,333 µ g/ L NO2-N


 Sampel A2 = 200 µ g/ L NO -N 2

7
Konsentrasi sampel diambil secara duplo, sehingga rata-rata konsentrasi sampel
sesungguhnya sebesar 201,667 µg/L NO2-N.

2. Standarisasi Larutan KMnO4 0,05 N


Data standarisasi larutan KMnO4 0,05 N ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3. Data Standardisasi Larutan KMnO4 0,05 N

Normalitas KMnO4 ditentukan dengan persamaan berikut:


V 2× N2
N KMn O4= (3)
V1

dengan :
V1 = volume titran KMnO4 rata-rata
V2 = volume larutan Na2C2O4 yang diambil
N2 = normalitas Na2C2O4
Maka,
15 ml ×0,05 N
N KMn O4=
14,97 ml
N KMn O4=0,0501 N

8
3. Standarisasi Larutan Stock Nitrit
Data yang diperoleh pada standardisasi larutan stok nitrit sebagai
berikut :
a. Volume KMnO4 = 50 mL
b. Volume H2SO4 = 5 mL
c. Volume larutan stock nitrit = 50 mL
d. Volume Na2C2O4 0,05 N = 15 mL
e. Volume titran KMnO4 = 1 mL
f. Perubahan warna = bening menjadi pink
Kandungan NO2-N dari larutan stok nitrit dihitung dengan persamaan
berikut:

mg/mL, NO2 −N=


[ ( V 1 × N 1 )−( V 2 × N 2) ] × 7 (4)
V . Stock

dengan :
V1 = Total volume standar KMnO4 yang dipakai (mL)
N1 = Normalitas standar KMnO4 hasil standarisasi (N)
V2 = Total volume standar Na2C2O4 (mL)
N2 = Normalitas standar Na2C2O4 (N)
VStock = Volume larutan stock NaNO2 yang diambil (mL)

sehingga :

mg/m l , NO 2−N =
[ ( 51 mL ×0,0501 N )−( 15 mL × 0,05 N ) ] × 7
50 mL

mg/m l , NO 2−N =0,2527 mg/ml NO2 −N

9
E. PEMBAHASAN
1. Penentuan Konsentrasi Sampel
Penentuan konsentrasi nitrit (NO2) dalam air menggunakan metode
N.E.D spektrofotometri. Penentuan nitrit dilakukan dengan membuat deret
larutan standar dengan melarutkan 1; 2; 5 dan 10 mL larutan standar NO 2-N 500
μg/L dalam labu takar 50 mL. Kemudian kedalam labu takar 50 mL ditambah 1
mL sulfanilamid (sulfanilic acid diazotized). Reagen ini berfungsi untuk pemberi
suasana asam (pH 2,0 sampai 2,5) pada larutan. Proses pengocokan dan
pendiaman larutan selama 2-8 menit dilakukan agar larutan tercampur baik.
Penambahan 1 mL N-(1-naphthyl)-etilendiamin dihidroklorida (NED
dihidroklorida) akan menyebabkan larutan berwarna ungu. Untuk memperoleh
warna ungu yang stabil maka larutan didiamkan selama 10 menit. Warna ungu
ini akan semakin pekat dengan semakin banyaknya konsentrasi NO2-N dalam
larutan. Penambahan 1 mL sulfanilamid dan 1 mL NED juga dilakukan ke dalam
larutan blanko dan larutan sampel. Pada larutan blanko tidak terjadi warna ungu
karena tidak ada konsentrasi NO2-N sedangkan larutan sampel menghasilkan
warna ungu karena terdapat konsentrasi NO2-N. Larutan tersebut dianalisis
menggunakan spektrofotometer untuk mengetahui nilai absorbansinya.
Spektrofotometer yang digunakan adalah spektrofotometer UV-Vis.
Campuran larutan NO2-N yang berwarna ungu dapat menyerap sinar dengan
panjang gelombang 543 nm. Panjang gelombang ini dipilih karena pada panjang
gelombang tersebut perubahan konsentrasi lebih sensitif dan lebih cepat untuk
diamati. Intensitas sinar yang diserap adalah sedemikian rupa dan mempunyai
hubungan yang eksak dengan konsentrasi. Apabila sinar polikromatis maupun
monokromatis mengenai suatu media maka intensitasnya akan berkurang.
Berkurangnya intensitas sinar terjadi karena adanya serapan oleh media tersebut
dan sebagian kecil dipantulkan atau dihamburkan. Dalam percobaan ini
intensitas sinar diukur setelah melalui larutan. Intensitas sinar yang diserap dapat
ditentukan dengan membandingkan intensitas tanpa ada serapan dan intensitas
dengan serapan. Larutan blanko merupakan larutan yang tidak menyerap sinar.

10
Dengan larutan blanko intensitas yang terukur adalah intensitas mula-mula
dikurangi kehilangan intensitas karena pemantulan dan hamburan. Apabila
larutan blanko diganti dengan larutan yang mengandung cuplikan maka
intensitas mula-mula adalah intensitas yang terkoreksi.
Dalam percobaan ini absorbansi yang dihasilkan oleh larutan blanko
adalah 0, karena tidak mengandung senyawa NO2-N dalam larutan sehingga pada
panjang gelombang 543 nm tidak ada intensitas sinar yang diserap. Nilai
absorbansi untuk larutan standar 1 sampai 4 adalah dengan semakin besar
konsentrasi NO2-N dalam larutan maka absorbansi yang dibaca akan semakin
besar.
Dari kurva kalibrasi diperoleh persamaan y = 0,003x - 0,004 dengan
nilai R2 sebesar 0,999. Berdasarkan hasil perhitungan maka konsentrasi nitrit
dalam larutan sampel diperoleh sebesar 201,667 μg/L NO2-N.
2. Standarisasi larutan KmnO4
Larutan kalium permanganat (KMnO4) merupakan larutan standar
terbuat dari zat padat dengan kemurnian rendah. Untuk menentukan konsentrasi
larutan KMnO4 yang sebenarnya perlu dilakukan standarisasi dengan
menggunakan larutan standar primer. Larutan standar primer yang digunakan
dalam percobaan ini adalah larutan natrium oksalat (Na 2C2O4). Larutan KMnO4
merupakan larutan berwarna ungu tua dan oksidator kuat, sehingga dalam
standarisasi tidak membutuhkan indikator. Proses standarisasi dalam suasana
asam dilakukan terbalik dimana penitrannya adalah larutan KMnO 4 dan yang
dititrasi adalah larutan standar primer Na2C2O4.
Penambahan asam sulfat pekat H2SO4 berfungsi sebagai pemberi suasana
asam dalam erlenmeyer guna mempercepat reaksi antara KMnO4 dengan
Na2C2O4 sampai terbentuk kompleks larutan berwarna merah muda. Reaksinya
adalah sebagai berikut:
2-
Oksidasi : C2O4 2 CO2 + 2e (x 5)

Reduksi : MnO4 + 8 H + 5e Mn + 4 H2O (x 2)

11
Penyetaraan reaksi menjadi:

2-
Oksidasi : 5 C2O4 10 CO2 + 10 e

Reduksi : 2 MnO4 + 16 H + 10 e 2Mn + 8 H2O

2-
5 C2O4 + 2 MnO4 + 16 H 10 CO2 + 2Mn + 8 H2O

Maka reaksi redoks antara KMnO4 dengan Na2C2O4 adalah:

2-
5 C2O4 + 2 MnO4 + 16 H 10 CO2 + 2Mn + 8 H2O

Dari persamaan reaksi tersebut diatas maka dapat dilihat adanya ion H + yang
dapat diperoleh dengan penambahan H2SO4. Titrasi terhadap larutan Na2C2O4
dilakukan sampai terbentuk perubahan warna dari larutan bening menjadi
larutan berwarna merah muda, perubahan warna ini menandakan telah
tercapai titik akhir titrasi (titik ekuivalen) maka penambahan KMnO 4 melalui
buret (titrasi) harus segera dihentikan. Dari hasil percobaan diperoleh volume
rata-rata titran KMnO4 sebesar 14,97 mL, sehingga dengan perhitungan
diperoleh konsentrasi larutan KMnO4 sebesar 0,0501 N ≈ 0,05 N.

3. Standarisasi Larutan Stock Nitrit


Standardisasi larutan stok nitrit dilakukan untuk menentukan
kandungan NO2-N dari larutan stok nitrit yang ada. Prinsip dari penentuan ini
hampir sama dengan standardisasi larutan KMnO 4 yaitu dengan menitrasi
larutan dengan KMnO4 0,05 N.

Sebagai oksidator kuat, larutan KMnO4 dalam suasana asam dapat


digunakan untuk menitrasi langsung baik kation maupun anion yang dapat
teroksidasi misalnya anion NO2- menjadi NO3-. Reaksinya adalah sebagai
berikut:

12
Oksidasi : NO2 + H2O NO3 + 2 H + 2e (x 5)

Reduksi : MnO4 + 8 H + 5e Mn + 4 H2O (x 2)

Penyetaraan reaksi menjadi:

Oksidasi : 5 NO2 + 5 H2O 5 NO3 + 10 H + 10 e

Reduksi : 2 MnO4 + 16 H + 10 e 2Mn + 8 H2O

5 NO2 + 2 MnO4 + 6 H 5 NO3 + 2 Mn + 3 H2O

Maka reaksi redoks antara KMnO4 dengan larutan stock nitrit NO2- adalah:

5 NO2 + 2 MnO4 + 6 H 5 NO3 + 2 Mn + 3 H2O

Kation Mn++ akan bereaksi dengan MnO4- untuk membentuk MnO2, reaksinya
sebagai berikut:

2 MnO4 + 3 Mn + 2 H2O 5 MnO2 + 4 H

Maka ke dalam larutan ditambah 15 mL larutan standar Na 2C2O4 untuk


mereduksi MnO2 menjadi Mn++, reaksinya sebagai berikut:

2-
Oksidasi : C2O4 2CO2 + 2 e

Reduksi : MnO2 + 4 H + 2 e Mn + 2 H2O

2-
MnO2 + C2O4 + 4 H Mn + 2 H2O + 2CO2

Setelah reduksi sempurna maka kelebihan zat reduktornya (Na2C2O4) dititrasi


dengan larutan standar KMnO4, reaksinya sebagai berikut:

13
2-
5 C2O4 + 2 MnO4 + 16 H 10 CO2 + 2Mn + 8 H2O

Perubahan warna yang terjadi dari bening menjadi merah muda. Berdasarkan
hasil percobaan maka diperoleh volume titran KMnO4 sebanyak 1 mL dan
hasil perhitungan konsentrasi NO2-N sebesar 0,2527 mg/mL = 252,7 mg/L.
Larutan stock nitrit ini digunakan untuk membuat larutan intermediet nitrit 50
mg/L NO2-N. Selanjutnya larutan intermediet nitrit ini digunakan untuk
membuat larutan standar nitrit NO2-N 500 μg/L yang digunakan untuk
membuat deret larutan standar penentuan nitrit dalam larutan sampel.

F. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Konsentrasi nitrit dalam air sampel diperoleh sebesar 201,667 μg/L NO2-N
2. Standarisasi larutan KMnO4 menghasilkan konsentrasi 0,0501 N
3. Standarisasi larutan stock nitrit menghasilkan konsentrasi 0,2527 mg/mL

DAFTAR PUSTAKA

Alaerts dan Santika . 1984 . Metode Penelitian Air . Usaha Nasional . Surabaya
Parrot K, Woodard J,Ross B. Household Water Quality. “Nitrates in Household
Water”. Virginia polytechnic institute and state university. Virginia State
University. Virginia. 2002. Available from:
info.ag.uidaho.edu/pdf/CIS/CIS1099.pdf. Access on: March 14, 2013
Ruse M, Nitrates and Nitrites. IPCS, Newcastle. United Kingdom. 1999. Available
from: http://www.inchem.org/nitrates&nitrites.html. Access on: March 14, 2013
Thompson B, Nitrates And Nitrites Dietary Exposure and Risk Assessment. Institute
of Environmental Science & Research Limited. Christchurch Science Centre.
New Zealand. 2004. Available from: www.esr.cri.nz. Access on: March 14,
2013

14
15

Anda mungkin juga menyukai