Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, sebagai pencipta dan

pemelihara alam semesta, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun

makalah kimia ini yang berjudul “Bahaya Zat Aditif” yang dimaksudkan agar para pembaca dan

kami sendiri menjadi lebih mengenali dan memahami bahaya zat aditif. Uraian dalam makalah

ini kami susun berdasarkan buku dan sumber website yang relevan dengan topik tersebut.

Sebelumnya kami mohon maaf apabila pada makalah ini terdapat tulisan ya ng

tidak berkenan dan terdapat kekurangan-kekurangan lainnya karena kami sadar bahwa

manusia tidak akan pernah luput dari kesalahan.

A k h i r k a t a k a m i u c ap k a n t e r i m a k a si h ke p a d a t e m a n - teman yang telah

berperan serta dalam pembuatan makalah ini serta guru kimia kami Bapak Ichsyan Suhada S.pd

yang telah membimbing kami. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami

dengan senang hati akan menerima segala kritik & saran yang membangun demi kesempurnaan

makalah ini.

Sekian dari kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Teruslah

berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan berfikir baik, logis, dan

sistematis.

Penulis

DAFTAR TABEL

Hal
Tabel 1.1 …………………………………………………………………………………4 - 5

Tabel 1.2

……………………………………………………………………………………..7

Tabel 1.3

…………………………………………………………..........................................8

Tabel 1.4

……………………………………………………………………………………..8

Tabel 1.5

……………………………………………………………………………………..9

Tabel 1.6

……………………………………………………………………………………10

Tabel 1.7

……………………………………………………………………………………11

DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………..i

Daftar Tabel …………………………………………………………………………….ii

Daftar Isi ……………………………………………………………………………iii

A..Zat Aditif ……………………………………………………………………………..1

B..Jenis – Jenis Zat Aditif ……………………………………………………………………..6

C. Dampak Penggunaan Zat Aditif Pada Makanan

...................................………………………..13
D..Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif

….....…………………………18

Kesimpulan

……………………………………………………………………………22

Daftar

Pustaka ……………………………………………………………………………23

A. ZAT ADITIF

Pada dasarnya baik masyarakat desa maupun kota, pasti telah menggunakan zat aditif

makanan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara ilmiah, zat aditif makanan di definisikan

sebagai bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk

meningkatkan mutu. Disini zat aditif makanan sudah termasuk : pewarna, penyedap, pengawet,

pemantap, antioksidan, pengemulsi, pengumpal, pemucat, pengental, dan anti gumpal.

Istilah zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah merebak kasus

penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu, ikan dan daging yang terjadi

pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri digunakan sebagai zat pengawet agar produk

olahan tersebut tidak lekas busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini

membuka kacamata masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif

yang dapat dikonsumsi dan mana yang berbahaya.

Secara umum, zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu :

(a) Aditif Sengaja

yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk

meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk

dan rupa, dan lain sebagainya. Dan kedua,

(b) Aditif Tidak Sengaja

yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses

pengolahan.
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin,

asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa

dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolismenya seperti

karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu

lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering

terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan

kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan

manusia.

Berdasarkan bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua jenis, yaitu :

1. Zat Aditif Alami

Zat aditif alami merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun salam,

daun pandan, kunyit, jahe, gula aren, dan asam.

2. Zat Aditif Sintetis ( Buatan )

Zat aditif sintetis merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat yang

diperoleh dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang

negatif terhadap kesehatan tubuh. Beberapa bahan makanan yang termasuk ke dalam zat aditif

sintetis di antaranya : formalin, Monosodium Glutamat (MSG), formalin, dan sakarin. Biasanya,

zat aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan dengan zat aditif alami.

Karena pada proses pembuatan zat aditif sintetis memerlukan serangkaian proses kimia yang

terkadang mengalami proses kimia yang tidak sempurna sehingga dapat memberikan dampak

negatif terhadap tubuh konsumen. Beberapa fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada

makanan di antaranya:

a) Meningkatkan kandungan gizi pada makanan.

b) Menjaga kualitas dan tekstur makanan sehingga tetap terlihat segar.

c) Menjaga agar makanan dapat tahan lama.

d) Memberikan warna pada bahan makanan sehingga terlihat menarik.

e) Memberikan rasa sedap pada makanan.

f) Memberikan aroma yang khas pada makanan.


Beberapa Contoh Zat Aditif

Zat aditif makanan telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, berikut

adalah beberapa contoh zat aditif :

Tabel 1.1
Pemanfaatan Zat Aditif
Zat aditif Contoh Keterangan

Daun pandan (hijau), kunyit (kuning),


buah coklat (coklat), wortel (orange) Pewarna alami

Pewarna
Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine Pewarna sintesis
(Merah), Brilliant Blue FCF (biru),
Tartrazine (kuning), dll
Pengawet Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Terlalu banyak mengkonsumsi zat
pengawet akan mengurangi daya
Sitrat, Asam Sorbat, Formalin tahan tubuh terhadap penyakit

Penyedap Pala, merica, cabai, laos, kunyit, ketumbar Penyedap alami

Mono-natrium glutamat/vetsin Penyedap sintesis


(ajinomoto/sasa), asam cuka,
benzaldehida, amil asetat, dll
Antioksidan Butil hidroksi anisol (BHA), butil hidroksi Mencegah Ketengikan
toluena (BHT), tokoferol
Pemutih Hidrogen peroksida, oksida klor, benzoil -
peroksida, natrium hipoklorit
Pemanis Sakarin, Dulsin, Siklamat Baik dikonsumsi penderita
diabetes, Khusus siklamat bersifat
bukan gula
karsinogen
Pengatur Aluminium amonium/kalium/natrium Menjadi lebih asam, lebih basa,
keasaman sulfat, asam laktat atau menetralkan makanan

Anti Gumpal Aluminium silikat, kalsium silikat, Ditambahkan ke dalam pangan


magnesium karbonat, magnesium oksida
dalam bentuk bubuk

B. Jenis - Jenis Zat Aditif

Beberapa jenis zat aditif yang sering kita temukan dalam produk - produk makanan, yaitu

1. Pewarna

Pewarna merupakan zat yang dapat memberi warna pada makanan dan memberikan

tampilan yang menarik dalam penyajiannya. Kecenderungan manusia menyukai makanan

dengan tampilan yang menarik menyebabkan banyak orang menggunakan zat aditif sebagai

pewarna makanan. Namun, terkadang ada orang yang menggunakan pewarna yang berbahaya

sebagai campuran makanan.

Ada dua jenis pewarna yang digunakan sebagai campuran makanan, yaitu pewarna alami

dan pewarna sintetik.

a. Pewarna Alami

Pewarna alami dapat diperoleh dari ekstrak tumbuh - tumbuhan. Pewarna alami

cenderung lebih aman untuk dikonsumsi karena tidak melalui proses kimiawi.

Beberapa jenis pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat

dilihat pada tabel berikut ini


Tabel 1.2
Pemanfaatan Zat Pewarna Alami
Nama Pewarna Alami Jenis Bahan Makanan
Beta-karoten (kuning) Keju dan kacang kapri ( kalengan )

Klorofil (hijau) Jeli

Karamel (cokelat hitam) Jem dan jamur (kalengan)


Anato (oranye) Es krim dan margarine

b. Pewarna Sintetik

Pewarna sintetik dapat diperoleh dari hasil pengolahan dalam industri pewarna makanan.

Pewarna ini berupa bahan - bahan kimia yang merupakan hasil sintesis dilaboratorium. Banyak

orang yang memiliki kecenderungan memilih pewarna sintetik karena penggunaannya lebih

praktis dengan warna yang beragam. Penggunaan bahan pewarna sintetik sebagai pewarna

makanan dapat membahayakan bagi kesehatan. Saat ini banyak ditemukan makanan yang

menggunakan pewarna buatan yang biasanya digunakan dalam industri tekstil. Jika kita sering

mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan pewarna tersebut, zat yang bersifat racun akan

terakumulasi dalam jaringan tubuh yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penyakit kanker.

Beberapa jenis pewarna sintetik yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 1.3
Pemanfaatan Zat Pewarna Sintetik
Nama Pewarna Sintetik Jenis Bahan Makanan

Eritrosin (merah) Es krim dan jelly

Kuning FCF (kuning) Es krim

Hijau FCF (hijau) Jem dan jamur (kalengan)

Coklat HT (cokelat) Minuman ringan

Biru Berlian (biru) Es krim dan kapri(kalengan)


Beberapa perbedaan antara jenis pewarna sintetis dengan zat pewarna alami yang sering

digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.4
Perbedaan Zat Pewarna Sintetis dan Zat Pewarna Alami
Pembeda Zat pewarna Sintetis Zat pewarna alami

Warna yang Lebih cerah Lebih pudar

dihasilkan Lebih homogen Tidak homogen

Variasi warna Banyak Sedikit

Harga Lebih murah Lebih mahal

Ketersediaan Tidak terbatas Terbatas

Kestabilan Stabil Kurang stabil

2. Penyedap Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa

Pemberian penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa pada makanan dapat memberikan

aroma dan mempertegas rasa pada makanan. Penyedap rasa ada yang bersifat alamiah dan

sintetik. Penyedap rasa alami diperoleh dari berbagai tanaman rempah - rempah, seperti kayu

manis, serai, ketumbar, jahe, merica, lada, pala, dan daun salam. Penyedap rasa sintetik yang

sering digunakan adalah Monosodium Glutamat (MSG) yang biasanya lebih dikenal dengan

nama vetsin. Penggunaan MSG masih aman untuk dikonsumsi. Tapi, jika kita mengkonsumsinya

secara berlebihan, maka dapat menimbulkan penyakit ChineseRestaurant Syndrome yang dapat

menyebabkan tubuh mudah lelah, pusing kepala, atau sesak napas. Beberapa penyedap rasa

lainnya yang sering digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.5
Pemanfaatan Zat Penyedap Sintetik
Nama Penyedap Sintetik Jenis Bahan Makanan

Isoamil valerat Rasa apel

Isoamil asetat Rasa pisang


Isobutil propionat Rasa rum

Butil butirat Rasa nanas

3. Pengawet

Pengawet merupakan bahan yang sering digunakanuntuk mengawetkan makanan supaya

dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat menghambat mikroorganisme

untuk menguraikan makanan sehingga tidak mudah membusuk dalam jangka waktu tertentu.

Pengawet makanan ada dua jenis, yaitu pengawet alami dan pengawet sintetik. Pengawet alami

dapat berupa gula dan garam. Sedangkan, beberapa jenis zat pengawet sintetik pada makanan

dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.6
Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik
Nama Pengawet Sintetik Jenis Bahan Makanan

Natrium nitrat Daging olahan

Natrium nitrit Daging awetan dan kornet kalengan

Asam benzoat Minuman ringan dan kecap

Asam propionate Roti

Kalium benzoat Kecap dan saos

4. Pemanis

Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga

menimbulkan rasa manis. Bahan pemanis ini terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami

danpemanis buatan. Pemanis alami disebut sukrosa yang dapat diperoleh dari olahan gula tebu,

gula aren, dan gula merah. Sedangkan, pemanis sintetik berupa zat kimia yang dapat
ditambahkan kepada makanan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan. Beberapa jenis

pemanis sintetik yang terdapat pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.7
Pemanfaatan Zat Pemanis Sintetik
Nama Pemanis Sintetik Jenis Bahan Makanan

Sakarin Permen dan es krim

Siklamat Permen dan minuman ringan

Sorbitol Kismis dan jeli

5. Anti Oksidan

Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah

teroksidasi. Banyak produkmakanan dalam kemasan kaleng yang menggunakan antioksidan.

Beberapa jenis zat anti oksidan yang digunakandalam pengolahan makanan, di antaranya asam

askorbat dan butilhidroksianisol (BHA). Asam askorbat digunakan padapengolahan daging dan

buah kalengan. Sedangkan, butilhid - roksianisol (BHA) digunakan untuk kemasan makanan.

C. Dampak Penggunaan Zat Aditif Pada Makanan


Zat aditif yang ada pada makanan tidak selalu secara sengaja ditambahkan untuk tujuan

tertentu. Namun, ada juga zat aditif yang diperoleh secara tidak sengaja muncul pada makanan.

Zat aditif tersebut biasanya muncul pada proses pengolahan makanan. Secara keseluruhan,

penggunaan zat - zat aditif untuk campuran makanan dapat berdampak positif dan negatif.

1. Dampak Positif Penggunaan Zat Aditif

Berbagai macam penyakit dapat muncul dari kebiasaan manusia mengkonsumsi makanan

yang kurang memperhatikan keseimbangan gizi. Misalnya, penyakit gondok yang berupa

pembengkakan kelenjar pada leher. Penyakit gondok disebabkan karena tubuh kurang

mendapatkan zat iodin. Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan makanan

yang mengandung zat iodin. Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang biasa digunakan

untukmemberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit gondok,kekurangan iodin dapat pula

menyebabkan penyakit kretinisme ( kekerdilan ). Orang yang memiliki penyakit diabetes

mellitus ( kencing manis ) perlu menjaga kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini

dapat disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula

dalam darah, bagi penderita diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin ( pemanis

buatan ) sebagai pengganti gula. Kekurangan konsumsi makanan yang mengandung vitamin

dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, misalnya penyakit Xerophtalmia. Penyakit

Xerophtalmia merupakan penyakit yang menyerang mata, yaitu terjadinyakerusakan pada kornea

mata. Penyakit ini jika tidak diatasi,maka dapat menimbulkan kebutaan. Untuk

menghindaripenyakit Xerophtalmia, perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung

vitamin A.

2. Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif

Kemajuan teknologi di bidang pangan dapat memacu manusia untuk menciptakan bahan

makanan dengan kualitas yang makin baik. Kualitas makanan yang baik tidak dapat dilihat dari

bentuk tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling penting adalah kandungan gizi dalam

makanan tersebut. Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang unggul karena telah melalui

berbagai proses produksi sehingga memiliki ketahanan yang lebih lama jika dibandingkan
dengan kondisi normalnya. Misalnya, ikan sarden dalamkemasan kaleng dapat bertahan berbulan

- bulan, bahkan hingga satu tahun lamanya tanpa mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut

dapat bertahan lama setelah ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut.

Namun, bahan makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah

melewati masa kadaluarsa. Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif terhadap orang

yang mengkonsumsinya adalah sebagai berikut.

a) Formalin yang digunakan sebagai pengawet makanan jika dikonsumsi secara terus-menerus

dapat mengganggu fungsi organ pencernaan, kanker paru – paru, penyakit jantung dan merusak

sistem saraf.

b) Boraks yang digunakan juga sebagai pengawet makanan bila dikonsumsi secara teur – menerus

dapat mengakibatkan mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal,serta gangguan pada

otak dan hati.

c) Natamysin yang digunakan sebagai zat pengawet mengakibatkan mual, muntah, tidak nafsu

makan, diare dan perlukaan kulit.

d) Kalium Asetat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat menyebabkan kerusakan fungsi

ginjal.

e) Nitrit dan Nitrat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengkibatkan keracunan,

mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas,

sakit kepala, anemia, radang ginjal, dan muntah-muntah.

f) Kalsium Benzoate yang digunakan sebagai zat pengawet dapat memicu terjadinya serangan

asma.

g) Sulfur Dioksida yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengakibatkan perlukaan lambung,

mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi.


h) Kalsium dan Natrium propionate adalah zat pengawet yang apabila digunakan melebihi angka

batas maksimum dapat menyebabkan migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.

i) Natrium metasulfat zat pengawet yang dapat mengakibatkan alergi pada kulit.

j) CFC dan Tetrazine yang digunakan sebagai zat pewarna dapat merusak organ hati, ginjal dan

meningkatkan kemungkinan hiperaktif pada masa kanak-kanak.

k) Rhodamin B adalah zat pewarna tekstil yang apabila digunakan sebagai pewarna makanan dapat

menyebabkan kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan

usus.

l) Sunset Yellow yang dipergunakan sebagai zat pewarna dapat menyebabkan kerusakan

kromosom

m) Ponceau 4R yang apabila dipergunakan untuk pewarna makanan dapat mengakibatkan anemia

dan kepekatan pada hemoglobin.

n) Carmoisine (merah) adalah zat pewarna yang dapat menyebabkan kanker hati dan menimbulkan

alergi.

o) Quinoline Yellow adalah zat pewarna makanan yang dapat mengakibatkan hypertrophy,

hyperplasian dan carcinomas kelenjar tiroid.

p) Siklamat yang digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan penyakit kanker (

karsinogenik ).
q) Sakarin yang juga digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan infeksi dan kanker

kandung kemih

r) Aspartan yang juga digunakan sebagai pemanis buatan dapat menyebabkan gangguan saraf dan

tumor otak.

s) Penggunaan Monosodium Glutamat ( MSG ) sebagai bahan penyedap dapat menimbulkan

kerusakan pada jaringan saraf, kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam tinggi,

mempercepat proses penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidak mampuan

belajar, dan depresi.

D. Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif

Penggunaaan zat aditif pada makanan sering kali menimbulkan berbagai dampak negatif.

Dampak yang paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik karena

menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan

dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati - hati dalam mengkonsumsi makanan yang

mengandung zat aditif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif

dari penggunaan zat aditif makanan adalah sebagai berikut.

a) Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif tidak berlebihan.

b) Teliti memilih makanan yang mengandung zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau

cacat lainnya.

c) Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya.

Biasanya makanan yang mencolok warnanya mengandung pewarna tekstil.


d) Cicipi rasa makanan tersebut. Lidah juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan

mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya sangat gurih dan

membuat lidah bergetar. Biasanya makanan-makanan seperti itu mengandung penyedap rasa dan

penambah aroma berlebih.

e) Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan.

f) Menggunakan zat aditif yang berasal dari alam.

g) Perhatikan kualitas makanan dan tanggal produksi dan serta kadaluarsa yang terdapat pada

kemasan makanan yang akan dikonsumsi.

h) Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut sudah rusak

atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.

f) Amati komposisi serta bahan - bahan kimia yang terkandung dalam makanan dengan cara

membaca komposisi bahan pada kemasan.

g) Memeriksa apakah makanan yang akan dikonsumsi telah terdaftar di

Departemen Kesehatan atau belum.

KESIMPULAN
• Zat aditif adalah zat-zat tambahan yang digunakan pada makanan dengantujuan tertentu.

• Tujuan penambahan zat aditif pada makanan adalah memberikan rasa sedap, mengawetkan,

memberi warna, pemanis, dan memberikan aroma.

• Contoh bahan pewarna alami adalah beta - karoten ( kuning ), klorofil ( hijau ), karamel ( cokelat

hitam ) dan anato ( oranye ).

• Contoh bahan pewarna alami adalah eritrosin ( merah ), kuning FCF ( kuning ),hijau FCF ( hijau

), cokelat HT ( cokelat ), dan biru berlian ( biru ).

• Pengawet merupakan bahan yang sering digunakan untuk mengawetkan makanan sehingga

makanan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.

• Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga menimbulkan

rasa manis.

• Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi.

• Untuk menghindari bahaya dari penggunaan zat aditif, sebaiknya kita menggunakan zat aditif

yang alami dan mengurangi penggunaan zat aditif sintesis


DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, Sri dkk.2009.Sains Biologi 2 SMA/MA.Jakarta: Bumi Aksara

Puspita, Diana. 2009.Alam Sekitar IPA Terpadu.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan


Nasional.

www.scribd.com

www.informasisehat.wordpress.com

www.sephinapt.com

www.chem-is-try.org

www.nitrosoxyde.wordpress.com

www.amel-riris.blogspot.com

www. shvoong.com

Anda mungkin juga menyukai