Yani 2018
Yani 2018
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, sebagai pencipta dan
pemelihara alam semesta, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun
makalah kimia ini yang berjudul “Bahaya Zat Aditif” yang dimaksudkan agar para pembaca dan
kami sendiri menjadi lebih mengenali dan memahami bahaya zat aditif. Uraian dalam makalah
ini kami susun berdasarkan buku dan sumber website yang relevan dengan topik tersebut.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila pada makalah ini terdapat tulisan ya ng
tidak berkenan dan terdapat kekurangan-kekurangan lainnya karena kami sadar bahwa
berperan serta dalam pembuatan makalah ini serta guru kimia kami Bapak Ichsyan Suhada S.pd
yang telah membimbing kami. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
dengan senang hati akan menerima segala kritik & saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Sekian dari kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Teruslah
berusaha meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan berfikir baik, logis, dan
sistematis.
Penulis
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 1.1 …………………………………………………………………………………4 - 5
Tabel 1.2
……………………………………………………………………………………..7
Tabel 1.3
…………………………………………………………..........................................8
Tabel 1.4
……………………………………………………………………………………..8
Tabel 1.5
……………………………………………………………………………………..9
Tabel 1.6
……………………………………………………………………………………10
Tabel 1.7
……………………………………………………………………………………11
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar ……………………………………………………………………………..i
...................................………………………..13
D..Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif
….....…………………………18
Kesimpulan
……………………………………………………………………………22
Daftar
Pustaka ……………………………………………………………………………23
A. ZAT ADITIF
Pada dasarnya baik masyarakat desa maupun kota, pasti telah menggunakan zat aditif
makanan dalam kehidupannya sehari-hari. Secara ilmiah, zat aditif makanan di definisikan
sebagai bahan yang ditambahkan dan dicampurkan sewaktu pengolahan makanan untuk
meningkatkan mutu. Disini zat aditif makanan sudah termasuk : pewarna, penyedap, pengawet,
Istilah zat aditif sendiri mulai familiar di tengah masyarakat Indonesia setelah merebak kasus
penggunaan formalin pada beberapa produk olahan pangan, tahu, ikan dan daging yang terjadi
pada beberapa bulan belakangan. Formalin sendiri digunakan sebagai zat pengawet agar produk
olahan tersebut tidak lekas busuk/terjauh dari mikroorganisme. Penyalahgunaan formalin ini
membuka kacamata masyarakat untuk bersifat proaktif dalam memilah-milah mana zat aditif
Secara umum, zat aditif makanan dapat dibagi menjadi dua yaitu :
yaitu aditif yang diberikan dengan sengaja dengan maksud dan tujuan tertentu, seperti untuk
meningkatkan nilai gizi, cita rasa, mengendalikan keasaman dan kebasaan, memantapkan bentuk
yaitu aditif yang terdapat dalam makanan dalam jumlah sangat kecil sebagai akibat dari proses
pengolahan.
Bila dilihat dari sumbernya, zat aditif dapat berasal dari sumber alamiah seperti lesitin,
asam sitrat, dan lain-lain, dapat juga disintesis dari bahan kimia yang mempunyai sifat serupa
dengan bahan alamiah yang sejenis, baik susunan kimia, maupun sifat metabolismenya seperti
karoten, asam askorbat, dan lain-lain. Pada umumnya bahan sintetis mempunyai kelebihan, yaitu
lebih pekat, lebih stabil, dan lebih murah. Walaupun demikian ada kelemahannya yaitu sering
terjadi ketidaksempurnaan proses sehingga mengandung zat-zat berbahaya bagi kesehatan, dan
kadang-kadang bersifat karsinogen yang dapat merangsang terjadinya kanker pada hewan dan
manusia.
Berdasarkan bahannya, kita dapat membedakan zat aditif menjadi dua jenis, yaitu :
Zat aditif alami merupakan zat aditif yang bisa diperoleh dari alam, seperti daun salam,
Zat aditif sintetis merupakan zat yang dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat yang
diperoleh dari proses kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang
negatif terhadap kesehatan tubuh. Beberapa bahan makanan yang termasuk ke dalam zat aditif
sintetis di antaranya : formalin, Monosodium Glutamat (MSG), formalin, dan sakarin. Biasanya,
zat aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika dibandingkan dengan zat aditif alami.
Karena pada proses pembuatan zat aditif sintetis memerlukan serangkaian proses kimia yang
terkadang mengalami proses kimia yang tidak sempurna sehingga dapat memberikan dampak
negatif terhadap tubuh konsumen. Beberapa fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada
makanan di antaranya:
Zat aditif makanan telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, berikut
Tabel 1.1
Pemanfaatan Zat Aditif
Zat aditif Contoh Keterangan
Pewarna
Sunsetyellow FCF (orange), Carmoisine Pewarna sintesis
(Merah), Brilliant Blue FCF (biru),
Tartrazine (kuning), dll
Pengawet Natrium benzoat, Natrium Nitrat, Asam Terlalu banyak mengkonsumsi zat
pengawet akan mengurangi daya
Sitrat, Asam Sorbat, Formalin tahan tubuh terhadap penyakit
Beberapa jenis zat aditif yang sering kita temukan dalam produk - produk makanan, yaitu
1. Pewarna
Pewarna merupakan zat yang dapat memberi warna pada makanan dan memberikan
dengan tampilan yang menarik menyebabkan banyak orang menggunakan zat aditif sebagai
pewarna makanan. Namun, terkadang ada orang yang menggunakan pewarna yang berbahaya
Ada dua jenis pewarna yang digunakan sebagai campuran makanan, yaitu pewarna alami
a. Pewarna Alami
Pewarna alami dapat diperoleh dari ekstrak tumbuh - tumbuhan. Pewarna alami
cenderung lebih aman untuk dikonsumsi karena tidak melalui proses kimiawi.
Beberapa jenis pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat
b. Pewarna Sintetik
Pewarna sintetik dapat diperoleh dari hasil pengolahan dalam industri pewarna makanan.
Pewarna ini berupa bahan - bahan kimia yang merupakan hasil sintesis dilaboratorium. Banyak
orang yang memiliki kecenderungan memilih pewarna sintetik karena penggunaannya lebih
praktis dengan warna yang beragam. Penggunaan bahan pewarna sintetik sebagai pewarna
makanan dapat membahayakan bagi kesehatan. Saat ini banyak ditemukan makanan yang
menggunakan pewarna buatan yang biasanya digunakan dalam industri tekstil. Jika kita sering
mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan pewarna tersebut, zat yang bersifat racun akan
terakumulasi dalam jaringan tubuh yang pada akhirnya dapat mengakibatkan penyakit kanker.
Beberapa jenis pewarna sintetik yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat
Tabel 1.3
Pemanfaatan Zat Pewarna Sintetik
Nama Pewarna Sintetik Jenis Bahan Makanan
digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.4
Perbedaan Zat Pewarna Sintetis dan Zat Pewarna Alami
Pembeda Zat pewarna Sintetis Zat pewarna alami
Pemberian penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa pada makanan dapat memberikan
aroma dan mempertegas rasa pada makanan. Penyedap rasa ada yang bersifat alamiah dan
sintetik. Penyedap rasa alami diperoleh dari berbagai tanaman rempah - rempah, seperti kayu
manis, serai, ketumbar, jahe, merica, lada, pala, dan daun salam. Penyedap rasa sintetik yang
sering digunakan adalah Monosodium Glutamat (MSG) yang biasanya lebih dikenal dengan
nama vetsin. Penggunaan MSG masih aman untuk dikonsumsi. Tapi, jika kita mengkonsumsinya
secara berlebihan, maka dapat menimbulkan penyakit ChineseRestaurant Syndrome yang dapat
menyebabkan tubuh mudah lelah, pusing kepala, atau sesak napas. Beberapa penyedap rasa
lainnya yang sering digunakan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.5
Pemanfaatan Zat Penyedap Sintetik
Nama Penyedap Sintetik Jenis Bahan Makanan
3. Pengawet
dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama. Pengawet dapat menghambat mikroorganisme
untuk menguraikan makanan sehingga tidak mudah membusuk dalam jangka waktu tertentu.
Pengawet makanan ada dua jenis, yaitu pengawet alami dan pengawet sintetik. Pengawet alami
dapat berupa gula dan garam. Sedangkan, beberapa jenis zat pengawet sintetik pada makanan
Tabel 1.6
Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik
Nama Pengawet Sintetik Jenis Bahan Makanan
4. Pemanis
Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga
menimbulkan rasa manis. Bahan pemanis ini terdiri dari dua jenis, yaitu pemanis alami
danpemanis buatan. Pemanis alami disebut sukrosa yang dapat diperoleh dari olahan gula tebu,
gula aren, dan gula merah. Sedangkan, pemanis sintetik berupa zat kimia yang dapat
ditambahkan kepada makanan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan. Beberapa jenis
pemanis sintetik yang terdapat pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.7
Pemanfaatan Zat Pemanis Sintetik
Nama Pemanis Sintetik Jenis Bahan Makanan
5. Anti Oksidan
Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah
Beberapa jenis zat anti oksidan yang digunakandalam pengolahan makanan, di antaranya asam
askorbat dan butilhidroksianisol (BHA). Asam askorbat digunakan padapengolahan daging dan
buah kalengan. Sedangkan, butilhid - roksianisol (BHA) digunakan untuk kemasan makanan.
tertentu. Namun, ada juga zat aditif yang diperoleh secara tidak sengaja muncul pada makanan.
Zat aditif tersebut biasanya muncul pada proses pengolahan makanan. Secara keseluruhan,
penggunaan zat - zat aditif untuk campuran makanan dapat berdampak positif dan negatif.
Berbagai macam penyakit dapat muncul dari kebiasaan manusia mengkonsumsi makanan
yang kurang memperhatikan keseimbangan gizi. Misalnya, penyakit gondok yang berupa
pembengkakan kelenjar pada leher. Penyakit gondok disebabkan karena tubuh kurang
mendapatkan zat iodin. Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan makanan
yang mengandung zat iodin. Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang biasa digunakan
untukmemberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit gondok,kekurangan iodin dapat pula
mellitus ( kencing manis ) perlu menjaga kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini
dapat disebabkan karena pola hidup yang tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula
dalam darah, bagi penderita diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin ( pemanis
buatan ) sebagai pengganti gula. Kekurangan konsumsi makanan yang mengandung vitamin
dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, misalnya penyakit Xerophtalmia. Penyakit
Xerophtalmia merupakan penyakit yang menyerang mata, yaitu terjadinyakerusakan pada kornea
mata. Penyakit ini jika tidak diatasi,maka dapat menimbulkan kebutaan. Untuk
vitamin A.
Kemajuan teknologi di bidang pangan dapat memacu manusia untuk menciptakan bahan
makanan dengan kualitas yang makin baik. Kualitas makanan yang baik tidak dapat dilihat dari
bentuk tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling penting adalah kandungan gizi dalam
makanan tersebut. Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang unggul karena telah melalui
berbagai proses produksi sehingga memiliki ketahanan yang lebih lama jika dibandingkan
dengan kondisi normalnya. Misalnya, ikan sarden dalamkemasan kaleng dapat bertahan berbulan
- bulan, bahkan hingga satu tahun lamanya tanpa mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut
dapat bertahan lama setelah ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut.
Namun, bahan makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah
melewati masa kadaluarsa. Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif terhadap orang
a) Formalin yang digunakan sebagai pengawet makanan jika dikonsumsi secara terus-menerus
dapat mengganggu fungsi organ pencernaan, kanker paru – paru, penyakit jantung dan merusak
sistem saraf.
b) Boraks yang digunakan juga sebagai pengawet makanan bila dikonsumsi secara teur – menerus
dapat mengakibatkan mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal,serta gangguan pada
c) Natamysin yang digunakan sebagai zat pengawet mengakibatkan mual, muntah, tidak nafsu
d) Kalium Asetat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat menyebabkan kerusakan fungsi
ginjal.
e) Nitrit dan Nitrat yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengkibatkan keracunan,
mempengaruhi kemampuan sel darah membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas,
f) Kalsium Benzoate yang digunakan sebagai zat pengawet dapat memicu terjadinya serangan
asma.
g) Sulfur Dioksida yang digunakan sebagai zat pengawet dapat mengakibatkan perlukaan lambung,
i) Natrium metasulfat zat pengawet yang dapat mengakibatkan alergi pada kulit.
j) CFC dan Tetrazine yang digunakan sebagai zat pewarna dapat merusak organ hati, ginjal dan
k) Rhodamin B adalah zat pewarna tekstil yang apabila digunakan sebagai pewarna makanan dapat
menyebabkan kanker dan menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan
usus.
l) Sunset Yellow yang dipergunakan sebagai zat pewarna dapat menyebabkan kerusakan
kromosom
m) Ponceau 4R yang apabila dipergunakan untuk pewarna makanan dapat mengakibatkan anemia
n) Carmoisine (merah) adalah zat pewarna yang dapat menyebabkan kanker hati dan menimbulkan
alergi.
o) Quinoline Yellow adalah zat pewarna makanan yang dapat mengakibatkan hypertrophy,
p) Siklamat yang digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan penyakit kanker (
karsinogenik ).
q) Sakarin yang juga digunakan sebagai zat pemanis dapat menyebabkan infeksi dan kanker
kandung kemih
r) Aspartan yang juga digunakan sebagai pemanis buatan dapat menyebabkan gangguan saraf dan
tumor otak.
kerusakan pada jaringan saraf, kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam tinggi,
mempercepat proses penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma, ketidak mampuan
Penggunaaan zat aditif pada makanan sering kali menimbulkan berbagai dampak negatif.
Dampak yang paling sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik karena
menggunakan bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif yang ditimbulkan
dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati - hati dalam mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat aditif. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif
b) Teliti memilih makanan yang mengandung zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau
cacat lainnya.
c) Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya.
mana yang tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya sangat gurih dan
membuat lidah bergetar. Biasanya makanan-makanan seperti itu mengandung penyedap rasa dan
e) Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan sebagai bahan makanan.
g) Perhatikan kualitas makanan dan tanggal produksi dan serta kadaluarsa yang terdapat pada
h) Baui juga aromanya. Bau apek atau tengik menandakan bahwa makanan tersebut sudah rusak
f) Amati komposisi serta bahan - bahan kimia yang terkandung dalam makanan dengan cara
KESIMPULAN
• Zat aditif adalah zat-zat tambahan yang digunakan pada makanan dengantujuan tertentu.
• Tujuan penambahan zat aditif pada makanan adalah memberikan rasa sedap, mengawetkan,
• Contoh bahan pewarna alami adalah beta - karoten ( kuning ), klorofil ( hijau ), karamel ( cokelat
• Contoh bahan pewarna alami adalah eritrosin ( merah ), kuning FCF ( kuning ),hijau FCF ( hijau
• Pengawet merupakan bahan yang sering digunakan untuk mengawetkan makanan sehingga
• Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau minuman sehingga menimbulkan
rasa manis.
• Anti oksidan merupakan suatu zat aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi.
• Untuk menghindari bahaya dari penggunaan zat aditif, sebaiknya kita menggunakan zat aditif
www.scribd.com
www.informasisehat.wordpress.com
www.sephinapt.com
www.chem-is-try.org
www.nitrosoxyde.wordpress.com
www.amel-riris.blogspot.com
www. shvoong.com