Anda di halaman 1dari 46

“Aktivitas Stimulasi Mental untuk Meminimalisir Stres sebagai

Perwujudan Program DAMARWULAN (Pemberdayaan Masyarakat


Pria dan Wanita Usia Lanjut)”

Disusun Oleh :
Ranina Jihan (152110101028)
Diah Dwi Ardiyanti (152110101037)
Desti Puji Lestari (152110101062)
Maudyna Saskia H.P (152110101084)
Lita Puji Lestari (152110101112)
Avisyah Damayanti (152110101134)
Alya Fauziyah (152110101141)
Renaldy Fahmi Mumtaz (152110101157)
Safira Aulia Rachma (152110101164)
Aprilia Dewi Lestari (152110101202)
Alan Subhan Dz.P (152110101258)
Rachmy Rosyida Rois (162110101169)
Barika Isti’anatil Hidayah (162110101195)
Iklil Sulaiman (162110101202)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JEMBER
2017
KATA PENGATAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena berkat


limpahan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penyusunan proposal
Program dan Evaluasi Promosi Kesehatan yang “Aktivitas Stimulasi Mental
untuk Meminimalisir Stres sebagai Perwujudan Program DAMARWULAN
(Pemberdayaan Masyarakat Pria dan Wanita Usia Lanjut)”dapat selesai
dengan baik dan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah
pada baginda Rosulullah Muhammad SAW.
Tujuan penyusunan proposal Program dan Evaluasi Promosi
Kesehatan ini adalah untuk mengaplikasikan teori promosi kesehatan yang
telah diperoleh di perkuliahan kepada sasaran yang telah ditentukan dalam
kegiatan promosi kesehatan.
Tidak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam kegiatan penyusunan proposal ini:
1. Ibu Mury Ririanty, S.KM, M.Kes selaku Dosen Penanggung Jawab
Mata Kuliah Program dan Evaluasi Promosi Kesehatan, Ibu Dr.
Dewi Rokhmah, S.KM.,M.Kes serta Ibu Iken Nafikadini, S.KM,
M.Kes selaku Dosen Mata Kuliah Program dan Evaluasi Promosi
Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Jember
2. Bapak Dr. Elfian Zulkarnain, S.KM., M.Kes selaku DosenPromosi
Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat
sekaligus Pembimbing kelompok kami.
3. Kedua orang tua dan keluarga kami yang merupakan sumber
motivasi terbesar kami sampai saat ini yang terus memberikan doa
dan dukungan, serta,
4. Teman-teman Fakultas Kesehatan Masyarakat dan semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan proposal ini.
Penyusunan proposal ini telah disusun seoptimal mungkin, kami
menyadari bahwa penyusunan proposal ini belum sempurna, baik dari segi
materi maupun penyajiannya.Untuk itu saran dan kritik yang membangun
sangat diharapkan dalam penyempurnaan proposal Program dan Evaluasi
Promosi Kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sepanjang rentang kehidupan, manusia mengalami perubahan
dalam perkembangannya, mulai dari manusia dilahirkan hingga usia
lanjut. Pada tahap terakhir dalam rentang kehidupan yaitu masa usia
lanjut, dimana periode ini ditandai dengan adanya berbagai perubahan
fisik, psikis maupun sosial (Setiawan, 2013). Pada fase lanjut usia,
mereka mudah merasakan cemas, depresi, mudah tersinggung, dan
kebingungan. Selain kondisi psikologis tersebut, kondisi fisik pun
melengkapi fase kehidupan mereka seperti, kulit keriput, badan mudah
lelah hingga tidak bisa melakukan pekerjaan berat.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 13 tahun
1998 tentang kesejahteraan lanjut usia,lanjut usia adalah seseorang
yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Menurut World Health
Organization (WHO) dalam Nurmalasari (2010), lanjut usia dibagi
menjadi empat kelompok yaitu usia pertengahan atau middle age (45-
59 tahun), lanjut usia atau elderly (60-74 tahun), lanjut usia tua
atau old ( 75-90 tahun), dan usia sangat tua atau very old (di atas 90
tahun).
Menurut Infodatin Lansia (2016) berdasarkan data WHO pada
tahun 2009 menunjukan lansia berjumlah 7,49% dari total populasi,
tahun 2011 menjadi 7,69% dan pada tahun 2013 didapatkan proporsi
lansia sebesar 8,1% dari total populasi. Sedangkan, penduduk di 11
negara anggota World Health Organization (WHO) kawasan Asia
Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 142 juta orang dan
diperkirakan akan terus meningkat hingga 3 kali lipat di tahun 2050
(Indah, 2017).
Jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2006 sebesar
kurang lebih 19 juta jiwa, kemudian meningkat menjadi 23,9 juta
(9,77%) pada tahun 2010. Badan Pusat Statitik (BPS) memperkirakan
jumlah lansia pada tahun 2020 akan mencapai 28,8 juta jiwa atau
11,34% dari jumlah penduduk Indonesia. Hal ini menjadikan
Indonesia sebagai negara tertinggi dalam pertumbuhan penduduk
lanjut usia dimana terjadi kenaikan populasi lansia sebesar 414 %
dalam kurun waktu 1990-2010 (Aryawangsa & Ariastuti, 2016).
Jumlah warga lansia di Jawa Timur menurut Sensus Penduduk
tahun 2010 telah mencapai 2,3 juta jiwa (Yulianti, Baroya, & Ririanty,
2014). Berdasarkan data statistik penduduk usia lanjut pada tahun
2012, menunjukkan bahwasanya Jawa Timur menempati posisi kedua
dengan presentase lansia sebesar 10,40% setelah D.I. Yogyakarta
menduduki posisi pertama (13,04%). Sementara itu, tahun 2014
jumlah lansia di Kabupaten Jember yang berusia 60-64 tahun
berjumlah 87.481 jiwa dan usia 65+ sebesar 166.869 jiwa (Badan
Pusat Statistik Kabupaten Jember, 2014).
Menurut Hayati (2010), perubahan yang menyangkut kehidupan
psikologis yang dialami oleh lansia antara lain seperti perasaan
tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan
baru, misalnya penyakit yang tak kunjung sembuh atau kematian pada
pasangan. Perubahan kehidupan psikoligis yang dialami oleh lansia
tersebut pada akhirnya akan berujung pada kejadian stress (Hayati,
2010). Dalam Jurnal Psycho Idea (Pratiwi & Pribadi, 2013), Wikinson
(2002) menyebutkan bahwa stress disebabkan oleh hal apapun yang
membuat tegang, marah, frustasi, atau tidak bahagia. Stress pada
sesorang bisa menjadi kesenangan bagi orang lain. Terlalu banyak
stress akan mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan lansia.
Menurut Weiss (2009) gejala seseorang yang mengalami stres
diantaranya adalah keletihan, kebimbangan, perasaan tertekan oleh
tuntutan orang lain terhadap diri, keinginan untuk melarikan diri dari
segalanya dan semua orang merasa takut.
1.2. Diagnosis Masalah

Penulis menggunakan kerangka PRECEDE (Predisposing,


Reinforcing, and Enabling Causes in Educational Diagnosis and
Evaluation) dari Green (1980) untuk meyakinkan bahwa program
promosi kesehatan akan sesuai dengan kebutuhan dan keadaan
individu atau masyarakat sasaran (Notoatmodjo, 2010).

Kerangka Precede-Proceed (Maulana, 2007)

Fase 1: Diagnosis Sosial

Banyak keluhan stress yang dialami lansia di Prolanis Srikoyo


beralamatkan Jl. Srikoyo No.88, Patrang, Kabupaten Jember. Keluhan
stress tersebut antara lain perihal keuangan, penyakit (dengan penyakit
dominan hipertensi), pola makan yang tidak teratur, dan faktor umur
(sering lupa).

Fase 2: Diagnosis Epidemiologi


Dalam Jurnal Psycho Idea (Pratiwi & Pribadi, 2013), Wikinson
(2002) menyebutkan bahwa stress disebabkan oleh hal apapun yang
membuat tegang, marah, frustasi, atau tidak bahagia. Stress pada
sesorang bisa menjadi kesenangan bagi orang lain. Terlalu banyak
stres akan mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan lansia. Menurut
Weiss (2009) gejala seseorang yang mengalami stres diantaranya
adalah keletihan, kebimbangan, perasaan tertekan oleh tuntutan orang
lain terhadap diri, keinginan untuk melarikan diri dari segalanya dan
semua orang merasa takut. Data Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
tahun 2017, dari 50 kecamatan yang ada di Kabupaten Jember,
Patrang menduduki peringkat ke-7 dengan proyeksi usia lanjut (60+
tahun) sebanyak 8.363 penduduk.

Fase 3 : Diagnosis perilaku dan Lingkungan

a) Perilaku

Perilaku seorang lansia dalam kehidupan sehari-hari


menentukan tingkat kualitas kesehatan. Lansia yang mengalami
stres terjadi karena kurangnya pemanfaatan waktu luang serta
kurangnya perhatian dari anggota keluarga. Kondisi lansia yang
mengalami penurunan disebabkan oleh kemunduran fisik, psikis
dan sosial. Dapat dikatakan lansia melalui tiga tahap yaitu
kelemahan, keterbatasan fungsional, ketidakmampuan dan
keterlambatan yang akan dialami dengan proses kemunduran sebab
proses menua. Lansia dapat memanfaatan waktu luang seperti
membuaat kerajinan berbahan dasar sampah, berinteraksi sosial
dengan tetangga berupa kegiatan perkumpulan dengan komunitas
lansia, dan dapat melaksanakan aktifitas fisik.

b) Lingkungan

Faktor lingkungan mempengaruhi perilaku seseorang dan


lingkungan merupakan situasi yang risikonya tinggi. Sistem
lingkungan yang mempengaruhi antara lingkungan rumah,
lingkungan sosisal, dan lingkungan masyarakat. Risiko tinggi
seperti lingkungan yang kurang kondusif cenderung membuat
lansia mengalami stress.

Fase 4: Diagnosis Pendidikan dan Organisasional

a) Faktor Presisposisi

1) Presepsi

Proses terjadinya persepsi diawali dengan adanya sensasi


yaitu sebuah proses penginderaan dengan diterimanya stimulus
olehindividu melalui indera. Indera merupakan penghubung
manusia dengan lingkungannya. Sebagai contoh, yaitu persepsi
terhadap lansia bahwa lansia sering mengalami stres
dikarenakan kurang memanfaatkan waktu luang. Selain itu juga
dikarenakan kurangnya perhatian dari anggota keluarga dan
hubungan sosial antar tetangga.

2) Pengetahuan

Pengetahuan mengenai lansia dalam memanfaatkan waktu


luangnya masih belum terlalu banyak di ketahui baik apa saja
yang akan dilakukan diwaktu luang, tujuan pemanfaatan waktu
luang dan manfaat pemanfaatan waktu luang dalam aspek
kesehatan mental.

3) Sikap
Sikap merupakan evaluasi, perasaan emosional dan
kecenderungan tindakan atas beberapa objek atau gagasan.
Sikap juga dapat dikatakan sebagai penilaian (bisa berupa
pendapat) seseorang terhadap stimulus atau objek. Setelah
seseorang mengetahui stimulus atau objek, proses selanjutnya
akan menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek
kesehatan. Sebagai contoh sikap pemanfaatan waktu luang
untuk lansia yang meliputi penilaian seseorang terhadap cara-
cara pemeliharaan (berperilaku hidup sehat), serta penilaian
seseorang terhadap lingkungan dan pengaruhnya terhadap
kesehatan

b) Faktor Pemungkin (Enabling Factors)

Faktor pemungkin adalah faktor pendukung yang terwujud


dalam lingkungan fisik, yang termasuk di dalamnya adalah
berbagai macam sarana dan prasarana, misal : dana, transportasi,
fasilitas dan sarana,kebijakan pemerintah dan sebagainya.
Ketersediaan fasilitas dan sarana yang memadai menyebabkan
lansia dapat memanfatkan waktu luang dan dapat memanajemen
stress. Seperti disediakannya fasilitas untuk membuat kerajinan dari
sampah, disediakannya alat , dan lain sebagainya.

c) Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

Faktor Penguat adalah faktor yang mendorong atau


memperkuat terjadinya perilaku.Kadang-kadang meskipun
seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak
melakukannya.Perlu adanya contoh-contoh perilaku sehat dari para
tokoh masyarakat ataupun orang-orang terdekat disekitarnya. Pada
faktor penguatini maksudnya ialah, dimanapetugas kesehatan,
keluarga juga teman akan dapat mempengaruhi perilaku lansia
dalam memanfaatkan waktu luangnya

1) Dukungan pengelola Prolanis Srikoyo

Dukungan pengelola sangat membantu, dimana dengan


adanya dukungan berpengaruh besar artinya bagi lansia dalam
memanfaatkan waktu luang guna dapat meminimalisir tingkat
stres, dengan sering berinteraksi akan sangat mempengaruhi rasa
percaya diri mereka, serta motivasi yang diberikan petugas
sangat besar artinya terhadap ketaatan lansia untuk selalu
memanajemen tingkat stress nya.

2) Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga sangatlah penting karena keluarga


merupakan unit terkecil dalam masyarakat dan sebagai penerima
asuhan keperawatan. Oleh karena itu keluarga sangat berperan
dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan oleh anggota
keluarga yang sakit, apabila dalam keluarga tersebut salah satu
anggota keluarganya ada yang sedang mengalami masalah
kesehatan maka sistem dalam keluarga akan terpengaruhi,
seperti halnya pada lansia.

Fase 5 : Diagnosis Administratif dan Kebijakan

Untuk diagnosis administratif, dilakukan tiga penilaian yaitu


sumber daya yang dibutuhkan untuk melaksanakan program, sumber
daya yang terdapat di organisasi atau masyarakat, serta hambatan
pelaksanaan program. Sedangkan untuk diagnosis kebijakan,
dilakukan identifikasi dukungan dan hambatan politis, peraturan dan
organisasional yang memfasilitasi program serta pengembangan
lingkungan yang mendukung kegiatan masyarakat yang kondusif bagi
kesehatan, penilaian sumber daya ini bertujuan keberadaan program,
perubahan organisasional untuk meyakinkan program dapat
dijangkau, perubahan politis dan peraturan untuk meyakinkan
program dapat diterima oleh masyarakat, dan evaluasi bertujuan untuk
meyakinkan program dipertanggungjawabkan kepada penentu
kebijakan, administrator, konsumen atau klien, dan stakeholder.

Upaya promotif lebih berfokus pada suatu kegiatan dan/atau


serangkaian kegiatan pelayanan yang lebih mengutamakan kegiatan
yang bersifat promosi, seperti memberikan penyuluhan mengenai
pemanfaatan waktu luang lansia untuk meminimalisir tingkat stress

a) Edukasi dan Advokasi

Edukasi dan Advokasi adalah upaya yang dilakukan untuk


mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, maupun
masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan
oleh pemberi edukasi dan advokasi. Promosi kesehatan dengan
melakukan edukasi pada lansia untuk memanfaatkan waktu
luangnya melalui workshop.

b) Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan


membentuk suatu kelompok di masyarakat, sebagai kader untuk
menyalurkan informasi mengenai edukasi dalam pemanfaatan
waktu luang yang diberikan oleh tenaga kesehatan atau
pengelola komunitas lansia kemudian para kader tersebut akan
menyampaikan kepada masyarakat lainnya

1.3. Hasil yang Hendak Dicapai

Diharapkan dengan adanya program live performance yang akan


ditampilkan, dapat memberikan edukasi kepada para lansia pria dan
wanita untuk lebih memanfaatkan waktu luangnya lebih produktif lagi.
Bukan hanya untuk meminimalisir stres pada lansia tetapi juga agar
mereka dapat aktif dan mandiri karena sesuatu yang mereka hasilkan
bernilai ekonomis.. Selain itu, diharapkan bagi keluarga dapat
memberikan dukungan moral termasuk pengelola prolanis untuk bisa
mewadahi keberlanjutan program ini agar dapat berjalan secara terus
menerus.
BAB 2 SEGMENTASI KHALAYAK SASARAN

2.1. Khalayak Sasaran

Sasaran Primer : Lansia berumur 60 tahun lebih (Pria dan


Wanita)

Sasaran sekunder : Keluarga dari lansia

Sasaran Tersier : Pengelola Prolanis Srikoyo No.88 Patrang,


Jember

2.2. Potret Khalayak Sasaran

Lansia yang kami jadikan sasaran yaitu lansia baik pria


maupun wanita di Prolanis Srikoyo No. 88, Patrang, Kabupaten Jember.
Lansia yang kami utamakan adalah mereka yang berumur lebih dari 60
tahun keatas. Hal ini sesuai dengan Undang Undang Republik
Indonesia nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia.
Lansia adalah kelompok rentan yang perlu dilindungi. Stres pada
remaja sudah biasa. Namun, stres pada lansia perlu cepat mendapatkan
intervensi karena, stres dapat memperparah penyakit pada diri mereka.
Diketahui bahwasannya orang-orang yang ada pada komunitas Prolanis
Srikoyo ini adalah orang-orang yang memiliki resiko atau mengidap
penyakit kronis. Salah satu responden mengungkapkan bahwasannya
kegiatan yang dilakukan di waktu senggang adalah menonton televisi
atau hanya tidur-tiduran. Untuk memaksimalkan waktu luang tersebut
aktivitas stimulasi mental yang dapat dilakukan yaitu pemanfaatan
sampah sebagai kerajinan yang bernilai ekonomis.

2.3. Khalayak yang Berpengaruh

Khalayak yang sangat berpengaruh adalah keluarga dari lansia


dan pengelola pihak prolanis. Menurut Lawrence Green, faktor-faktor
yang merupakan penyebab perilaku dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu,
faktor predisposisi seperti pengetahuan, sikap keyakinan, dan nilai,
berkanaan dengan motivasi seseorang bertindak. Faktor pemungkin
atau faktor pendukung (enabling) perilaku adalah fasilitas, sarana, atau
prasarana yang mendukung atau yang memfasilitasi terjadinya perilaku
seseorang atau masyarakat.Terakhir faktor penguat seperti keluarga,
petugas kesehatan dan lain-lain.

Peran keluarga adalah mampu mengenal masalah kesehatan,


mampu membuat keputusan tindakan, mampu melakukan perawatan
pada anggota keluarga yang sakit, mampu memodifikasi lingkungan
rumah, dan mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
Keluarga menjadi faktor penguat perubahan perilaku pada lansia.
Selain itu, pengelola prolanis dapat menjadi wadah keberlangungan
program “DAMARWULAN” di masa depan.
BAB 3 TUJUAN DAN MANFAAT PROGRAM

3.1 Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk memberikan intervensi sekaligus pemberdayaan pada


lansiausia lanjut agar lebih maksimal dalam memanfaatkan waktu
luangnya serta peran penting keluarga dan pengelola Prolanis
Srikoyo untuk keberlanjutan program ini.

2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan pengetahuan lansia mengenai manajemen stres


dengan memaksimalkan waktu luangnya dengan aktivitas
stimulasi mental berupa pemanfaatan sampah menjadi kerajinan
yang bernilai ekonomis guna mewujudkan lansia sehat (aktif,
mandiri produktif).
b. Meningkatkan kepedulian keluarga dalam mendukung kehidupan
lansia yang sehat.
c. Melakukan advokasi pada pihak pengelola Prolanis Srikoyo agar
program yang diintervensikan dapat berlanjut di masa yang akan
datang.

3.2 Manfaat
1. Manfaat teoritis
a. Bagi IPTEK
Dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut sebagai dasar untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang promosi kesehatan
mengenai lansia
b. Bagi Institusi (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Jember)
Diharapkan dapat menjadi masukan untuk Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Jember sebagai pengembangan ilmu
yang telah ada dan dapat dijadikan bahan kajian untuk promosi
kesehatan selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lansia dan keluarga
Diharapkan mampu menambah pengetahuan dan
wawasan kepada lansia mengenai pentingnya manajemen
stres. Selain itu, pada waktu luang, mereka mampu
memaksimalkannya dengan kegiatan pemanfaatan
sampah sebagai kerajinan yang bernilai ekonomis.
Keluarga dapat memberikan motivasi dan pendampingan
terhadap lansia.
b. Bagi pihak pengelola prolanis srikoyo
Dapat menjadi referensi bagi petugas kesehatan dalam
memberikan promosi kesehatan pada keluarga dan lansia
c. Bagi promotor kesehatan selanjutnya
Diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai bagaimana mengoptimalkan promosi
kesehatan untuk dapat memberikan pengaruh besar
terhadap keberlangsungan kehidupan lansia.
BAB 4 PENYUSUNAN PESAN DAN SALURAN
PENYAMPAIAN PESAN

4.1 Media yang Digunakan dalam Penyampaian Pesan


Media yang digunakan selama promosi kesehatan berlangsung terdiri
dari:
1. Media Cetak
Media cetak yang dimaksud adalah poster, banner, dan gimik.
Poster berisi ajakan bagi para pembacanya untuk hadir dalam live
performance promosi kesehatan yang akan diselenggarakan. Banner
bertujuan sebagai identitas dalam kegiatan live performance, yaitu
backdrop. Media cetak yang terakhir adalah gimik yang berisi botol
air minum dengan menempelkan stiker DAMARWULAN (logo
kelompok 3). Gimik juga berisi buku pemanfaatan sampah yang
dapat ditirukan lansia di waktu luang guna meminimalisir stres.
2. Media Elektronik
Media elektronik yang dimaksud adalah Video dan Audio.
Video berisi perkenalan anggota kelompok DAMARWULAN.
Audio yang digunakan adalah suara-suara yang mendukung jalannya
live performance. Selain itu, untuk mengenalkan program kepada
khalayak umum, kami menggunakan media sosial instagram dengan
nama (@peprom_damarwulan).
3. Media Ceramah
Terdapat workshop yang termasuk dalam rangkaian kegiatan
promosi kesehatan. Acara ini akan menghadirkan narasumber
penghasil kerajinan kertas yang telah sukes dengan karirnya dan
berusaha untuk memotivasi lansia agar lebih produktif dan aktif
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Media Puisi Drama
Puisi drama yang akan ditampilkan masih tetap berbasis
edukasi kesehatan. Puisi dram ini berisi kesimpulan atau manfaat
adanya kegiatan intervensi ini. Sesuai dengan sasaran kami, terdapat
dua peraga yakni lansia dan keluarganya.

4.2 Tahap Penerimaan Pesan

1. Attention

Tahapan ini disebut tahapan yang menaruh perhatian.Pelaksana


harus bisa membuat sasaran tertarik tentang produk promosi yang
ditawarkan berupa program yang menarik dengan menonjolkan poster
yang menarik minat sasaran untuk hadir dalam live performance.

2. Interest

Tahapan dalam upaya ketertarikan. Setelah berhasil menarik


perhatian, peserta diupayakan untuk tertarik dengan dilakukannya
interaksi setiap kegiatannya (workshop, menirukan yel-yel dari
kelompok, dan teatrikal puisi)

3. Desire

Tahapan kecenderungan. Pada tahap ini disampaikan tujuan


dilakukannya program DAMARWULAN (Pemberdayaan Pria dan
Wanita Usia Lanjut) yakni agar lansia sejahtera dalam hal kesehatan
terutama aspek mental.

4. Action

Tahapan ini disebut tahap memutuskan aksi. Setelah penyampaian


pesan, dilakukan komunikasi dan tanya jawab melalui post test. Apakah
ada perbedaan dengan pre test atau tidak.

5. Satifictation

Tahap pemuasan. Tahap ini merupakan tahap akhir dimana


sasaran diharapkan merasa puas dengan materi yang diberikan dan
secara berkelanjutan dapat dipantau melalui pihak Prolanis Srikoyo
sebagai pengeloloa peserta.Kepuasan peserta ditingkatkan melalui
pemberian gimik berupa botol air minum dengan menempelkan stiker
DAMARWULAN (logo kelompok 3) dan buku “Pemanfaatan Sampah
sebagai Aktivitas Stimulasi Mental.”

4.3 Mitra Kerjasama

Melalui kerjasama dengan Prolanis Srikoyo mendapat keuntungan


atas partisipasi panitia dalam memberikan intervensi kepada sasaran
primer yaitu lansia. Begitu pula dengan panitia yang mendapatkan
keuntungan dengan terjalinnya komunikasi dan hubungan dengan
sasaran primer, sekunder dan tersier.
BAB 5 RENCANA MANAJEMEN

5.1. Sumber Daya yang Tersedia

Sumber daya yang dimiliki pelaksana program, meliputi:

1. Sumber Daya Manusia 14 orang mahasiswa dengan kompetensi


yang memadai untuk mendukung kelancaran program, diantaranya 3
orang laki-laki, 11 orang orang perempuan. Susunan kepanitiaan
pada kegiatan yang bertema “DAMARWULAN” (Pemberdayaan
Masyarakar Pria dan Wanita Usia Lanjut) adalah sebagai berikut:

SUSUNAN PANITIA

Ketua Panitia : Alya Fauziyah


Sekretaris : Rachmy Rosyida Rois
Bendahara : Diah Dwi Ardiyanti
Sie. Acara : Lita Puji Lestari
Barika Isti’anatil Hidayah
Sie. Humas : Maudyna Saskia H.P
Desti Puji Lestari
Sie. PDD : Safira Aulia Rachma
Ranina Jihan
Sie. Konsumsi : Aprilia Dewi Lestari
Avisyah Damayanti
Sie.Perlengkapan : Renaldy Fahmi Mumtaz
Alan Subhan D. P
Iklil Sulaiman

2. Dana murni dari kelompok 2 didapatkan dari iuran anggota


Rp.150.000 per anak. Total anggota kelompok adalah 14 orang
sehingga dana yang terkumpul sebanyak Rp.2.100.000
3. Material

a. Laptop
b. Sound
c. Banner
d. LCD
e. Presensi
f. Nampan
g. Meja Dosen
h. Kursi tanpa meja
i. Kamera SLR
j. Set taman
k. Handycamp
l. Tamplak Ungu
m. Mic wireless

5.2. Hambatan

Hambatan yang dihadapai dalam perencanaan program


“DAMARWULAN” yaitu :

1. Perbedaan waktu perkuliahan tiap anggota kelompok yang


berbeda kelas, sehingga menghambat proses koordinasi dan
implementasi antar anggota kelompok.

2. Kesulitan dalam menentukan sasaran sekunder yaitu kelurga


dari lansia (sasaran), karena kegiatan setiap anggota kelurga
dengan profesi yang bervariasi sehingga kurang hambatan
untuk anggota kelompok.
BAB 6 METODE DAN AKTIVITAS

6.1. Metode
Metode pendekatan dalam promosi yang akan dilakukan
berorientasi pada pendekatan pendidikan. Pendekatan pendidikan lebih
dikenal sebagai pendidikan kesehatan yang bertujuan memberikan
informasi dan memastikan pengetahuan dan pemahaman tentang
perilaku kesehatan, dan membuat keputusan yang ditetapkan atas dasar
informasi yang ada.Pendekatan ini menyajikan informasi mengenai
kesehatan dan membantu individu menggali nilai dan sikap dan
membuat keputusan mereka sendiri (Maulana, 2007). Dalam hal ini,
pendidikan kesehatan berupa edukasi mengenaiaktivitas stimulasi
mental melalui pemanfaatan sampah untuk meminimalisir stresserta
peran keluarga dalam memberikan dukungan yangakandisampaikan
kepada kepada 25 Lansia Prolanis Srikoyo.

6.2. Jadwal Acara


Kegiatan yang berjudul “Aktivitas Stimulasi Mental Melalui
untuk Meminimalisir Stres sebagai Perwujudan Program
DAMARWULAN (Pemberdayaan Masyarakat Pria dan Wanita Usia
Lanjut)”akan dilaksanakan pada hari Senin, 11 Desember 2016 pukul
07.30-08.30 di Aula FKM Universitas Jember.
No Waktu Acara Penanggungjawab Jobdesc Ket
1 Persiapan PERKAP (iklil, fahmi, alan)  Mengecek audio, video, LCD
1. Pengecekkan audio dan dibantu semua anggota dan  Menata meja, taplak, kursi, dan
05.00-07.00 dekorasi
video kelompok volunteer
2. Pemeriksaan penataan dan
dekorasi ruangan
2 Penyambutan dan registrasi KSK (rachmy, jihan)  Stay di meja registrasi, undangan
Pra acara
Peserta PDD (safira, maudy) datang disambut dan dipersilahkan
tanda tangan dan mengantar masuk
PERKAP  Mendokumentasikan undangan
07.00-07.20
OPR : iklil registrasi, dan live report instagram
 Membantu mengarahkan peserta
KONSUMSI :
 Stay di meja operator, memutar
backsound tembang kenangan
3 Ice breaking oleh MC MC : Alan,diah  Ice breaking jangan sampai krik-
07.20-07.30 OPR : iklil krik atau peserta ramai sendiri
 Stay mendokumentasikan dan live
PDD : safira, maudy report
4 Sambutan Ketua Panitia Alya  Sambutan singkat, meriah, dan Acara
Kelompok PDD : membangun semangat
07.30-07.33  Dokumentasi dan live report
OPR : iklil
 Stay Controling
PERKAP :
5 Pemutaran video OPR : iklil  Memutar video
DAMARWULAN MC :  Pengantar pemutaran video
07.33-07. 37  Stay mendokumentasikan dan live
report
 Stay Controling
6 Talkshow interaktif tentang MC  Pemandu workshop
pembuatan kerajinan dari HUMAS  Menjemput dan mengantarkan
07.42-08.10 pemateri ke panggung
sampah PDD
 Stay dokumentasi dan live report
PERKAP  Persiapkan segala keperluan
pemateri
7 08.10-08.15 Pengulangan yel-yel 
8 Puisi Drama tentang MC  Pengantar pementasan drama puisi
kesimpulan acara Pemeran  Perform total, semangat
08.15-08.25  Stay dokumentasi dan live report
PDD
 Persiapkan segala keperluan dan
PERKAP stay controling
8 Penutup + Doa oleh MC MC  Cuap-cuap closing semangat,
PDD ucapan terimakasih dan
permohonan maaf
08.25-08.30 PERKAP  Pembacaan doa singkat hikmat
 Stay dokumentasi dan live report
 Stay controling
9 Pemberian gimmik dan foto MC  Mengarahkan undangan
bersama (juri+lansia+panitia) PDD  Stay dokumentasi dan live report
 Membagikan Gimmik
KSK
08.30-08.35  Stay controling, membantu
KONSUMSI membagikan gimmik Pasca acara
PERKAP  Mengantar undangan sampai luar
HUMAS
10 08.35-09.00 Sayonara dan bersih-bersih SEMUA + VOLUNTEER  Bersih-bersih
6.3. Pokok Materi yang Disampaikan

Pokok materi yang disampaikan di dalam serangkaian acara live performance


adalah:

1. Aktivitas mental melalui pemanfaatan sampah untuk meminimalisir stres


yang bisa dilakukan lansia di waktu luang mereka.
2. Memberikan pengetahuan dan informasi mengenai pentingnya peran serta
keluarga dalam mendukung mereka (lansia) untuk hidup produktif, aktif dan
mandiri.
3. Memberikan advokasi kepada pihak pengelola prolanis agar dapat
mendukung keberlanjutan program yang telah diintervensi.
BAB 7

IMPLEMENTASI

7.1. Rencana Kegiatan

Oktober November Desember


Rencana
No Keterangan
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Penyusunan Tercapai dengan baik dari


kepanitiaan hasil diskusi anggota
kelompok

2. Penetapan Tercapai dengan baik dari


topik dan hasil diskusi (hasil
tema acakan)seluruh kelompok
(konsultasi)
yang menempuh PE
PROMKES 2017

3. Penentuan Dapat ditentukan dengan


metode dan baik dari hasil diskusi
media anggota kelompok, hasil
promosi
konsultasi dengan dosen
kesehatan
pembimbing, dan hasil
melakukan kegiatan
revisi setelah
berkonsultasi dan
menguji coba media.

4. Penentuan Dapat ditentukan dengan


sasaran, baik dari hasil diskusi
analisis kelompok yang kemudian
situasi dan dikonsultasikan kepada
perijinan
dosen pembimbing.

5. Pembuatan Dapat diselesaikan


proposal dengan baik dari hasil
pengerjaan seluruh
anggota kelompok yang
selanjunya
dokonsultasikan.

6. Penentuan Konsep acara yang telah


konsep acara disusun oleh anggota sie
dan acara dengan
pemantapan
mempertimbangkansasara
pemilihan
n yang ada selanjutnya
sasaran
dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing.
Konsep acara yang
dikonsultasikan tidak ada
revisi dan sangat
menarik.

7. Acc proposal Proposal telah


dan acara mendapatkan acc setelah
hasil revisi
dikonsultasikan kepada
dosen pembimbing.
8. Mengurus Perijinan, peralatan, dan
perijinan tempat dapat ditangani
peralatan dan dengan baik dan lancar
tempat
dengan menjalin
koordinasi anggota
kelompok yang baik.
Selain itu dukungan dari
pihak-pihak terkait
jugasangat membantu
terciptanya kebutuhan
tersebut.

9. Kordinasi Koordinasi berjalan


perlengkapan dengan baik dengan
dan peralatan adanya kesepakatan
yang sudah
antara kedua belah pihak.
dipinjam dan
yang masih
dibutuhkan

10. Sosialisasi Sosialisasi pengisi acara


pengisi acara untuk mengisi workshop.

11. Pemantapan Perlengkapan dan


seluruh peralatan penunjang di
perlengkapan sesuaikan dengan
dan peralatan
kebutuhan acara yang
telah disusun pada daftar
kebutuhan dan rancangan
anggaran biaya dapat
tercapai dengan baik.

12. Latihan Latihan performance


performance untuk mengisi acara.

13. Sosialisasi Sosialisasi undangan


undangan dapat dilaksanakan
dengan baik yaitu pada
saat follow up kedua
menuju rumah sasaran.

14. Gladi kotor Gladi kotor seluruh


seluruh anggota telah
panitia dilaksanakan H-3 hari
sebelum acara.

15. Gladi bersih Gladi bersih seluruh


anggota telah dilaksanakan
H-1 hari sebelum acara.

16. Live Live perfoemance telah


performance dilaksanakan sesuai
dengan susunan/jadwal
acara yang telah disusun.
17. Evaluasi
kegiatan

7.2. Desain Implementasi Program

PRESENSI DAN PEMBAGIAN ALAT UNTUK MEMBUAT


KERAJINAN

PEMBUKAAN OLEH MC ,PEMUTARAN VIDEO PEMBUKAAN,


PENGENALAN YEL-YEL KELOMPOK

WORKSHOP TENTANG PEMBUATAN KERAJINAN DARI


BAHAN SAMPAH

MC CUAP-CUAP DAN YEL-YEL

PUISI DRAMA MENGENAI KESIMPULAN ACARA OLEH ANGGOTA


KELOMPOK

PENUTUPAN OLEH MC+DOA

PEMBERIAN GIMMIK DAN FOTO BERSAMA


(JURI+LANSIA+PANITIA)
7.3. Rancangan Anggaran Biaya

PEMASUKAN

No Uraian Jumlah

Iuran Anggota (Rp 150.000 x 14) Rp 2.100.000,-

Total Rp 2.100.000,-

PENGELUARAN

Biaya
No Uraian Volume Satuan Jumlah (Rp)
Satuan

1. Perlengkapan

Meja Bundar 6 Buah Rp. 15.000,- Rp. 90.000

Double Tip 1 6 Buah Rp. 4.500,- Rp.27.000

Double Tip 1/2 1 Buah Rp. 2.500,- Rp. 2.500,-

Kertas Duplex 7 Buah Rp. 6.500,- Rp. 45.500,-

Kertas karton 1 Buah Rp. 10.000,- Rp. 10.000,-

Kertas Mas 26 Buah Rp. 1.200,- Rp. 31.200


Kardus 10 Buah Rp. 1000 Rp. 10.000,-

Isolasi dan Plagban 2 Buah Rp.5000 Rp.10.000

Sub Total Rp. 226.200,-

2. PDD

Banner 4x2 Meter Rp. 20.000,- Rp. 200.000,-

Vendel 1 Buah Rp. 15.000,- Rp. 15.000,-

Poster 3 Buah Rp.10.000,- Rp. 30.000

Cetak Foto 2 Lembar Rp. 3.000 Rp. 6.000,-

Sub Total Rp. 251.000,-

3 Humas

Transportasi (Angkutan
2 Buah Rp. 200.000,- Rp.400.000,-
Umum)

Amplop 3 Set Rp. 2.500,- Rp. 7.500,-

Sub total Rp.407.500,-

4 KSK
Gimmick

1. Botol minum 25 Buah Rp. 7.000 Rp. 175.000

2. Buku 25 Buah Rp. 10.000 Rp. 250.000

3. Tas 25 Buah Rp. 3.000,- Rp. 75.000

4. Pin 25 Buah Rp. 4.500,- Rp. 112.500

Lembar
5. Sticker 1 Rp. 3.000 Rp. 3.000
(A3)

Penggandaan Proposal 3 Buah Rp. 10.000,- Rp. 30.000,-

Fotocopy Rp. 15.500

Sub total Rp. 661.000,-

5 Konsumsi

Konsumsi Peserta 40 Buah Rp. 3.000,- Rp. 120.000,-

Air Gelas 3 Kardus Rp. 13.000,- Rp. 39.000,-

Konsumsi tamu
5 Buah Rp. 6.500,- Rp. 32.500,-
undangan

Air minum botol 5 Buah Rp. 3000 Rp. 15.000


Sub Total Rp.206.500,-

TOTAL Rp.1.752.200,-

7.4. Rencana Implementasi

No Kegiatan Tanggal Target Metode Media Rincian PJ


Pelaksanaan Sasaran Anggaran

1 Pembuatan 3 November Dosen Face to Proposal Print = Seluruh


proposal 2017 face Rp. 5000 anggota
kelompok
Jilid =
Rp. 3000

2 Mencari 28-11-2017 Perusahaa Face to Proposal Print = Humas


sponsorship n atau face dan surat Rp. 5000
lembaga pengantar

3 Peminjaman 30-11-2017 Kabag. Face to Surat Print = Humas dan


perlengkapan TU face Rp. 500 perkap

4 Pengiriman 4-12-2017 Pengelola Face to Surat Print Humas


surat kepada prolanis face
Rp.500 x
pengelola dan
3 lembar
prolnais dan pemateri
= Rp.
pemateri talkshow
1.500
talkshow

5 Pembelian 4,5,6,7,8-12- Face to Uang Rp. Konsumsi


gimik +Vendel 2017 face tunai 265.000,-

6 Percetakan 4-12-2017 Percetaka Face to Uang Rp. PDD


(banner, pin, n face tunai 408.000
buku, poster)

7 Penyewaan 8-12-2017 Pemilik Face to Uang Penyewaa Humas dan


trasportasi angkutan face tunai n perkap
sasaran umum angkutan
umum 2
unit =
200.000

8 Memberikan 8-12-2017 Pemateri Face to Uang Print=Rp. Humas


undangan dan talkshow face tunai 500
Fee pemateri
Fee= Rp.
100.000

9 Membeli 8-12-2017 Toko Face to Uang Rp.136.20 Acara


bahan baku face tunai 0
kerajinan

10 Pembelian 8,9,10-12- Rumah Face to Uang Rp.206.50 Konsumsi


konsumsi 2017 makan face Tunai 0
BAB 8

EVALUASI PROGRAM

8.1. Tahap Evaluasi

Evaluasi dalam promosi kesehatan yang akan dilaksanakan bertujuan untuk


mengetahui live performance berjalan sesuai dengan rencana serta advokasi kepada
pihak pengelola Prolanis Srikoyo dapat diterima dengan baik.

8.2. Kegiatan Evaluasi

Dalam proses evaluasi, penulis menggunakan kerangka PROCEED (Policy,


Regulatory, Organizational Construct in Educational and Enviromental
Development) dan pendekatan sistem. Keduanya disajikan dalam bagan berikut:

Input Proses Output Efek (Outcome) Dampak


(Impact)

Perencanaan Ide Diagnosis Proposal Mengarahkan Kegiatan


pembuatan masalah dan kegiatan implementasi promosi
promosi pencarian data, promosi promosi kesehatan kesehatan
kesehatan penetapan kesehatan dilaksakan
tujuan, sesuai
pemilihan perencanaan
media dan yang telah
metode. dibuat

Implementasi Kolaborasi Live Promosi Menunaikan tugas Advokasi


penggunaan performance kesehatan dari mata kuliah kepada
seluruh dan advokasi telah selesai Perencanaan dan pengelola
sumber daya dilaksanakan Evaluasi Promosi Prolanis Srikoyo
KesehatanPenamba agar dapat
han pengetahuan menggalakkan
lansia dan keluarga keberlangsunga
mengenai n program ini.
“Aktivitas
Stimulasi Mental
untuk
Meminimalisir
stres”

1. Perundinga Memberikan usulan


Evaluasi 1. Penilaian Media Apabila usulan
n kelebihan adanya
dewan juri advokasi diterima, maka
dan pemberdayaan pria
kepada lansia dapat
2. Adanya kekurangan dan wanita usia
Prolanis meminimalir
post test promosi lanjut dengan
Srikoyo. stres mereka dan
yang telah kesehatan memberikan
dapat hidup
dijawab serta cara intervensi
secara mandiri
membenahi mengenai aktivitas
aktif dan
nya stimulasi mental
produktif.
untuk
2. Pengoreksi
meminimalisir stres
an post test

Umpan Balik Kritik dan Merumuskan 1. Penyelesai Menambah refrensi Promosi


saran dari kritik dan an tugas dalam kegaitan kesehatan
seluruh saran dalam mata promosi kesehatan semakain
komponen laporan kuliah variatif, kreatif
yang terlibat pertanggungja Perencanaa dan inovatif
dalam waban n dan pada tahun-
perencanaan, Evaluasi tahun
implementasi Promosi berikutnya.
hingga Kesehatan
evaluasi secara
promosi tuntas
kesehatan
2. Arsip
untuk
promosi
kesehatan
serupa
LAMPIRAN
Lampiran 1. Media Promosi Kesehatan Program “DAMARWULAN”

Desain Stiker sama dengan Desain Logo Kelompok

Desain Pin
Desain Buku Lansia Sehat
Desain Poster

Logo Panitia Pusat Perencanaan Evaluasi Promosi Kesehatan 2017


Desain Banner Acara
Lampiran 2. Pre Test dan Post Test Program “DAMARWULAN”
Nama :
Tanggal :
Jenis kelamin :
Umur : tahun
Agama :
Alamat :
Pekerjaan :
1. Kesedihan

3 Saya sangat sedih/tidak bahagia dimana saya tak dapat menghadapinya


2 Saya galau/sedih sepanjang waktu dan saya tidak dapat keluar darinya
1 Saya merasa sedih atau galau
0 Saya tidak merasa sedih
2. Pesimisme

3 Saya merasa bahwa tidak ada dukungan dari keluarga


2 Saya merasa tidak ada yang bisa saya lakukan di waktu luang
1 Saya merasa waktu luang saya berharga tetapi bingung dimanfaatkan untuk
apa
0 Saya bisa memanfaatkan waktu luang saya
3. Aspek kesehatan

3 Saat ini saya sehat dalam aspek fisik saja


2 Saat ini saya sehat dalam aspek fisik dan spiritual
1 Saat ini saya sehat dalam aspek fisik, spiritual, dan sosial
0 Saat ini saya sehat dalam aspek fisik, spiritual, sosial dan mental.
4. Ketidakpuasan

3 Saya tidak puas dengan segalanya


2 Saya tidak lagi mendapatkan kepuasan dari apapun
1 Saya tidak menyukai cara yang saya gunakan
0 Saya tidak merasa tidak puas
5. Rasa bersalah (jika ada masalah)
3 Saya merasa seolah – olah sangat buruk atau tidak berharga
2 Saya merasa sangat bersalah
1 Saya merasa buruk/tak berharga sebagai bagian dari waktu yang baik
0 Saya tidak merasa benar – benar bersalah
6. Tidak menyukai diri sendiri

3 Saya benci diri saya sendiri


2 Saya muak dengan diri saya sendiri
1 Saya tidak suka dengan diri saya sendiri
0 Saya tidak merasa kecewa dengan diri sendiri
7. Intensitas stres

3 Masalah tersebut membuat saya benar-benar stres


2 Masalah tersebut membuat saya stres
1 Jarang saya fikir
0 Saya tidak ambil pusing
8. Menarik diri dari social

3 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan tidak perduli pada
mereka
2 Saya telah kehilangan semua minat saya pada orang lain dan mempunyai
sedikit perasaan pada mereka
1 Saya kurang berminat pada orang lain dari pada sebelumnya
0 Saya tidak kehilangan minat pada orang lain
9. Keragu – raguan

3 Saya tidak dapat membuat keputusan sama sekali


2 Saya mempunyai banyak kesulitan dalam membuat keputusan
1 Saya berusaha mengambil keputusan
0 Saya membuat keputusan yang baik
10. Perubahan gambaran diri

3 Saya merasa bahwa fisik tua ini membuat saya benar-benar tidak percaya diri
2 Saya kuatir bahwa saya tampak tua atau tidak menarik
1 Saya merasa bahwa saya tampak lebih buruk dari pada sebelumnya
0 Saya selalu percaya diri dengan kondisi apapun
11. Kesulian kerja

3 Saya tidak melakukan pekerjaan sama sekali


2 Saya telah mendorong diri saya sendiri dengan keras untuk melakukan sesuatu
1 Saya memerlukan upaya tambahan untuk memulai melakukan sesuatu
0 Saya dapat bekerja kira – kira sebaik sebelumnya
12. Keletihan

3 Saya sangat lelah untuk melakukan sesuatu


2 Saya merasa lelah untuk melakukan sesuatu
1 Saya merasa lelah dari yang biasanya
0 Saya tida merasa lebih lelah dari biasanya.
13. Anoreksia

3 Saya tidak mempunyai napsu makan sama sekali


2 Nafsu makan saya sangat memburuk sekarang
1 Nafsu makan saya tidak sebaik sebelumnya
0 Nafsu makan saya tidak buruk dari yang biasanya.
Hasil Skor
0-6 Stres tidak ada atau minimal
7-13 Stres ringan
14-21 Stres sedang
22-39 Stres berat
No Indikator Jawaban Keterangan
1 Apakah bapak/ibu merasakan  Keluarga
adanya keluhan stres?  Keuangan
 Penyakit
 Pola makan
 Dll, sebutkan
2 Apakah waktu luang bapak/ibu  Sudah
sudah dimanfaatkan secara  Belum
optimal?
3 Untuk mendukung kesehatan  Menyalurkan hobi
mental bapak/ibu, apa yang  Lihat TV
biasanya sering dilakukan pada  Bermain dengan
waktu luang? cucu
 Dll, sebutkan
4 Untuk mendukung kesehatan  Bercengkrama/meng
sosial bapak/ibu, apa yang -obrol dengan
biasanya sering dilakukan pada tetangga
waktu luang?  Saling sapa ketika
bertemu
 Saya lebih suka
dirumah
 Dll, sebutkan
5 Jika bapak/ibu stres apa yang  Saya cenderung
dilakukan oleh orang-orang menutupi
terdekat?  Mereka menghibur
saya
 Mereka memberi
solusi
 Dll, sebutkan
6 Bagaimana sikap keluarga  Tidak mau tahu
terhadap bapak/ibu?  Perhatian
 Dll, sebutkan

Anda mungkin juga menyukai