Masterplan Pendidikan Kota Pontianak PDF
Masterplan Pendidikan Kota Pontianak PDF
Kata Pengantar
Selesainya laporan penelitian ini tidak terlepas dari dukungan dari berbagai
kalangan. Bapak Kepala Bappeda Kota Pontianak, Kabid Sosbud dan semua staf
Bappeda Kota Pontianak serta pejabat Dinas Pendidikan beserta staf adalah orang-
orang yang paling berjasa atas kelancaran kajian ini. Untuk itu diucapkan banyak
terima kasih, tak lupa dihaturkan penghargaan setinggi-tingginya kepada banyak
pihak yang telah membantu kelancaran kegiatan ini secara langsung maupun tidak
langsung.
Semoga Masterplan Pendidikan ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bersama
seluruh stakeholder yang terlibat bagi pengembangan pendidikan di Kota Pontianak
di masa-masa mendatang.
Hal - i
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Daftar Isi
Hal - ii
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - iii
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - iv
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Anggaran Pendidikan (%GNP) dan HDI Tahun 2000 ................... 10
Tabel 1.2 Angka Melek Huruf Beberapa Negara ASEAN 2000-2004 ........... 11
Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kota
Pontianak .................................................................................... 35
Tabel 2.2 Proyeksi Penduduk Kota Pontianak Tahun 2012-2022 ................ 36
Tabel 2.3 Proyeksi Penduduk Usia 5-14 Kota Pontianak Th 2012-2022........ 36
Tabel 2.4 Proyeksi Penduduk Usia 15-19 Kota Pontianak Th 2012-2022 ...... 37
Tabel 2.5 Proyeksi Penduduk Usia 20-24 Kota Pontianak Th 2012-2022 .... 37
Tabel 2.6 Prosentase Komposisi Penduduk Kota Pontianak Berdasarkan
Etnisitas ....................................................................................... 40
Tabel 2.7 Distibusi TK/RA Berdasarkan Kecamatan di Pontianak
Tahun 2012 .................................................................................. 42
Tabel 2.8 Distribusi Siswa TK/RA di Kota Pontianak Tahun 2012 ................ 42
Tabel 2.9 Distribusi SD Di Kota Pontianak Tahun 2012 ............................... 43
Tabel 2.10 Distribusi Siswa SD di Kota Pontianak Tahun 2012 ...................... 43
Tabel 2.11 Distribusi MI Per Kecamatan Kota Pontianak Tahun 2012 ........... 44
Tabel 2.12 Distribusi Siswa MI Per Kecamatan Kota Pontianak Tahun 2012.. 44
Tabel 2.13 Rekapitulasi Jumlah Pendidik Jenjang SD setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012 ..................................................... 45
Tabel 2.14 Rekapitulasi Rasio Guru Siswa Jenjang SD setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012 ..................................................... 46
Tabel 2.15 Jumlah SMP Per Kecamatan Di Kota Pontianak Tahun 2012 ....... 46
Tabel 2.16 Distribusi Siswa SMP Kota Pontianak Tahun 2012 ....................... 47
Tabel 2.17 Rekapitulasi Jumlah Rombel Jenjang SMP Per Kecamatan
Tahun 2012 .................................................................................. 48
Tabel 2.18 Rekapitulasi Jumlah Pendidik Jenjang SMP setiap Kecamatan
di Kota Pontianak 2012 ................................................................ 48
Tabel 2.19 Rekapitulasi Rasio Guru Siswa Jenjang SMP setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012 ..................................................... 49
Tabel 2.20 Jumlah MTs Per Kecamatan Di Kota Pontianak Tahun 2012 ....... 49
Tabel 2.21 Distribusi Siswa MTs Per Kecamatan di Kota Pontianak
Hal - v
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - vi
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - vii
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
BAB I
PENDAHULUAN
Apa yang tersurat dan tersirat dalam pasal 31 UUD 1945 diperjelas dalam UU.No.20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggungjawab.
Hal - 1
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia dan untuk itu setiap
warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai
dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, status
ekonomi, suku, etnis, agama, dan gender. Pemerataan akses dan peningkatan mutu
pendidikan akan membuat warga negara Indonesia memiliki kecakapan hidup
(lifeskills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan manusia seutuhnya serta
masyarakat madani dan modern yang dijiwai nilai-nilai Pancasila, sebagaimana
diamanatkan dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Hal - 2
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Kota Pontianak sebagai salah satu kabupaten yang memiliki daya topang pada aspek
pendidikan baik kepada level provinsi maupun pusat yang memiliki luas wilayah
107,8 km2 dan jumlah penduduk berdasarkan sensus 2010 mencapai 554.764 jiwa,
yang terbagi 277.971 jiwa laki-laki dan 276.793 jiwa perempuan. Penerapan konsep
pendidikan untuk semua (education for all) sebagaimana dicanangkan oleh Unesco
harus mampu menyentuh level usia masyarakat Kota Pontianak dari nol sampai
dengan angka harapan hidup.
Pada Tahun 2009 secara Nasional termasuk Kota Pontianak belum tuntas madia
pada level SMP/MTs dan SMA/MA yang dicirikan dengan APM antara 86 s.d 90%.
Kota Pontianak sebagai pusat kota pemerintahan provinsi selayaknya sudah
mencapai tuntas madia bahkan paripurna pada kurun waktu tersebut.
Hal - 3
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Berkaitan dengan visi Pemerintah Kota Pontianak yaitu Pontianak Kota Khatulistiwa
Berwawasan Lingkungan Terdepan Di Kalimantan Tahun 2025. Salah satu implikasi
dari visi tersebut adalah adanya untuk mewujudkan nasyarakat berwawasan
kebangsaan yang sehat, cerdas,berbudaya dan berakhlak mulia. Tingkat pendidikan
masyarakat Kota Pontianak diharapkan minimal lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas (SLTA) atau menyelesaikan wajib belajar 12 tahun, jehat jasmani dan rohani,
angka harapan hidup mencapai 70,00 tahun, IPM mencapai 81,99, memiliki jati diri,
melaksanakan interaksi antar budaya, menerapkan nilai-nilai luhur, berkepribadian
Indonesia dan makin patriotik, memiliki budi pekerti yang baik, jujur, berani
bertanggung jawab dan santun, penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis,
sebagai gerakan bersama pemerintah, swasta dan masyarakat. Semua itu bermuara
pada pendidikan yang berkualitas yang dapat diakses oleh semua penduduk Kota
Pontianak.
Hal - 4
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Dari sisi lain lagi, manusia yang unggul adalah manusia paripurna yang mampu
menyelaraskan aspek intelektual, emosional dan spiritual, mampu mengembangkan
berbagai potensi kecerdasan majemuk yang dimiliki secara optimal dan seimbang.
Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa manusia yang unggul adalah manusia yang
beriman dan bertakwa mulia, berbudi luhur yang tidak segan-segan berkarya, tidak
canggung-canggung mencipta semata-mata karena hasrat pengabdiannya bagi
manusia dan kemanusiaan, bagi negara dan bangsa dalam era globalisasi yang
penuh dengan persaingan ini.
Hal - 5
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Dalam kaitan ini, perlu penyadaran akan pentingnya apresiasi dari pemegang
kebijakan (eksekutif dan legislatif) bahwa pendidikan yang bermutu merupakan
investasi yang menjanjikan. Oleh sebab itu pemikiran yang gamang dan meragukan
akan pentingnya investasi dalam bidang pendidikan dan kebudayaan adalah
pemikiran yang kadaluwarsa. Diperlukan langkah bersama dan sinergis untuk
memperbaiki kondisi pendidikan yang semakin terpuruk.
Tantangan yang diuraikan diatas juga berlaku untuk Kota Pontianak yang
memerlukan langkah besar untuk memperbaiki kondisi pendidikan yang tentu tidak
dapat dilakukan secara sepotong-sepotong dengan cara tambal sulam, apalagi
dilakukan secara serampangan. Diperlukan langkah besar yang terpogram secara
baik dan berkesinambungan untuk memperbaiki situasi pendidikan saat ini. Untuk
itu perlu disusun sebuah skenario jangka panjang yang komprehensif yang disebut
Masterplan Pendidikan Kota Pontianak menuju Tahun 2025. Masterplan tersebut
diharapkan akan memandu semua pihak dalam menata sistem dan isi pendidikan di
Kota Pontianak agar memiliki keunggulan komparatif maupun keunggulan
kompetitif.
Hal - 6
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tantangan kedua, merupakan akibat dari suatu proses yang belum selesai dan
belum menemukan bentuk bakunya, yakni transformasi dari masyarakat agraris
menjadi masyarakat industri. Transformasi ini timbul sebagai konsekuensi dari
makin lajunya peran dan posisi sektor industri yang memerlukan berbagai
ketrampilan dan keahlian inovatif yang kondusif dengan perkembangan ipteks.
Berbagai posisi dan keahlian baru juga menyebabkan perubahan dalam struktur fisis
dan sosial seiring dengan pergeseran berbagai sistem nilai. Perubahan sistem nilai
dapat memunculkan konflik kepentingan yang harus disikapi dengan bijak, yakni
konflik antara pemegang nilai tradisional yang berlandaskan pada budaya agraris
dengan pemegang nilai baru yang berpegang pada budaya industri.
Hal - 7
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
ipteks yang akan mampu meraih dan memanfaatkan (opportunity) yang terbuka luas
dalam era global, sebaliknya bangsa yang kurang siap akan melihat kesempatan
tersebut sebagai ancaman (threat). Sistem pendidikan Indonesia ke depan harus
kondusif dengan ketiga tantangan tersebut di atas. Dengan kata lain dalam kerangka
SWOT (Strenght, Weakness, Opportunity and Threat) maka pendidikan ke depan
harus mampu mengoptimalkan kekuatan (strenght) potensi bangsa untuk
ditumbuhkembangkan secara adaptif dan fleksibel, mampu melihat kekurangan
(weakness) dan kelemahan potensi bangsa untuk diperkuat dan ditumbuhkan
sehingga secara berangsur-angsur dapat setara dan sederajat dengan bangsa lain
yang lebih maju.
Hal - 8
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Disamping kondisi eksternal yang telah diuraikan diatas, kondisi internal Indonesia
khususnya Provinsi Kalimantan Barat juga perlu dicermati. Provinsi Kalimantan Barat
kini sedang mengalami perubahan yang sangat cepat, sebagai hasil interaksi
transisional dan transkultural dalam kondisi perubahan global yang akselerasinya
makin hari makin cepat. Fakta menyuguhkan, dalam menghadapi era perdagangan
bebas di tingkat Asia, bahkan di tingkat ASEAN pun kita kedodoran, serbuan
berbagai institusi pendidikan dari wilayah Asia-Pasifik saja ke dalam negeri telah
membuat institusi pendidikan kita kewalahan. Apalagi nanti pada tahun 2025 saat
era global perdagangan bebas menjadi kenyataan tentu kita akan menjadi semakin
tidak berdaya, jika kesiapan dan cara pandang kita tentang esensi pendidikan tidak
berubah.
Dalam kaitan dengan era global, sesuai dengan apa yang dilansir oleh Fukuyama
bahwa akan terjadi kondisi negara yang tanpa batas (borderless state) maka agaknya
pendidikan di Indonesia, mulai abad XXI ini, tidak bisa dielakkan lagi akan diwarnai
oleh serbuan lembaga pendidikan dari negara lain. Apalagi Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga telah membuka kesempatan
untuk itu. Hal semacam ini tentu akan merupakan tantangan nasional bagi Kota
Pontianak yang terletak di provinsi yang berbatasan langsung dengan negara
tetangga.
Minimal, ada dua ciri penting terkait dengan lingkungan eksternal yang patut
diantisipasi. Pertama, perubahan dunia termasuk di dalamnya perubahan ipteks
serta perubahan sosio kultural, akibat interaksi transisional yang makin intensif akan
makin cepat laju akselerasinya, hal ini seiring dengan kemajuan pesat dalam ICT
(Information, Communication, and Technology). Kedua, tantangan negara bangsa ke
depan akan semakin berat, sementara jumlah penduduk makin bertambah, sumber
daya alam makin berkurang, persaingan antar bangsa juga makin ketat dan terbuka.
Hal - 9
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Dengan demikian, hal ini hanya satu jawaban untuk mampu menghadapi tantangan
tersebut, yakni bahwa sejak di tingkat dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi
pendidikan Indonesia harus dirancang berlandaskan pada mutu, berorientasi pada
pengembangan mutu, tiada hari tanpa perbaikan, continuous improvement, kaizen!
Dewasa ini sistem pendidikan nasional menghadapi berbagai tantangan cukup besar
dan mendasar, terutama dalam konteks pembangunan masyarakat, negara dan
bangsa. Pembangunan bangsa telah dihadapkan secara diametral dengan kondisi
bangsa yang sedang terpuruk. Berbagai data kutipan berikut akan lebih
menyadarkan kita tentang bagaimana keterpurukan bangsa yang terkait dengan
derajat kepedulian kita terhadap pendidikan yang pada gilirannya menyebabkan
kondisi pendidikan terpuruk, terseok pada taraf yang menyedihkan dan
memprihatinkan.
Tabel 1.1
Anggaran Pendidikan (%GNP) dan HDI Tahun 2000
Hal - 10
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Rendahnya tingkat HDI (tahun 2005, HDI Indonesia nomor 111 dari 177 negara)
antara lain ditentukan jumlah penduduk yang melek huruf. Pada tabel 2
menunjukkan angka melek huruf di Indonesia sebagai tantangan yang harus
dihadapi, dibandingkan dengan beberapa negara ASEAN.
Tabel 1.2.
Angka Melek Huruf Beberapa Negara ASEAN Tahun 2000-2004
Meneliti besarnya angka buta aksara tersebut tidak mustahil bila angka HDI
Indonesia menduduki peringkat rendah. Perlu upaya yang nyata dan
berkesinambungan agar pendidikan mampu mengembangkan strategi
pemberdayaan agar berdaya dalam memotong lingkaran kemiskinan sehingga
secara tidak langsung juga mampu meningkatkan angka HDI, mengingat besarnya
angka melek huruf pada nyatanya seiring dengan besarnya angka kemiskinan.
Fakta di atas harus mendapat perhatian untuk mengambil langkah nyata untuk
memperbaikinya. Untuk konteks Kota Pontianak adalah bagaimana memulai
menata pendidikan di kota ini yang diduga kondisinya tidak terlalu jauh dari
gambaran secara nasional tersebut.
Hal - 11
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Paling tidak terdapat dua faktor yang dihadapi oleh pendidikan di masa depan, yaitu
semakin tidak jelasnya batas negara, dan perkembangan dunia yang serba cepat dan
bahkan seringkali tidak terduga. Borderless world menuntut pendidikan di satu
negara dan negara lain tidak boleh terlalu jauh berbeda, karena manfaat pendidikan
harus mampu memberikan bekal untuk kehidupan yang seakan tanpa batas negara.
Disamping harus mampu mengembangkan keunggulan budaya setempat,
pendidikan harus mampu menerapkan standar dasar yang dapat ditransfer
(transferable), ketika lulusan harus menghadapi tuntutan kehidupan global.
Terkait dengan perkembangan dunia yang seakan tidak terdua, Charles Handy
(1997), filosof bisnis terkemuka dari Inggris, dalam kumpulan pemikiran para pakar
manajemen berjudul Rethinking the Future, menyatakan bahwa dunia ke depan
adalah dunia yang penuh dengan ketidakpastian (uncertainly). Oleh sebab itu tidak
ada lagi jawaban tunggal dalam dunia pendidikan. Paradigma pendidikan
konvensional menyatakan bahwa seluruh masalah di dunia telah terpecahkan serta
bawa para guru mengetahui semua jawaban segala persoalan, harus ditinggalkan.
Dalam kondisi seperti itu, Handy menyarankan untuk selalu optimis ketimbang
tenggelam dalam pesimisme. Hidup seharusnya dijalani seperti perahu mengikuti air
mengalir dengan sesekali mengubah arah kemudi untuk menghindari benturan
bebatuan atau pusaran air (all we can do now is go with the flow, and try to steer
things a little). Masa depan dihadapi dengan penuh kegairahan, kegairahan terbesar
terkait dengan masa depan adalah karena kita dapat membentuknya sesuai dengan
keinginan dan potensi kita (The great excitement of the future is that we can shape it).
Hal - 12
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Bahwa sistem pendidikan kita saat ini adalah salah atau belum tepat arahnya,
banyak para pakar yang setuju dan kita harus mengubahnya. Namun hal itu bukan
berarti bahwa kita harus bebas dari sekolah (deschooling society) seperti gagasan Ivan
Illich. Sejalan dengan Handy, kesalahan terbesar sistem sekolah saat ini adalah
menyebabkan terjadinya manusia-manusia yang tidak terampil (being deskilling)
menentukan masa depannya sendiri akibat sering dijejali dengan jawaban tunggal
bagi suatu masalah. Hal semacam itu yang harus diubah. Sekolah harusnya mampu
memberi pencerahan dan pemberdayaan untuk menghadapi kehidupan yang penuh
dengan masalah berujung terbuka dan berkesinambungan (a succession of open-
ended problem), tanpa satu jawaban, penyelesaian tunggal yang benar, namun toh,
jawabannya sendiri, senantiasa harus dicari, digali dan dieksplorasi dari dunia nyata.
Sistem sekolah harus mampu menjawab pertanyaan mendasar : ”Apakah sistem
sekolah memberikan makna bagi kehidupan anak didik setelah lulus?”.
Kecuali hal-hal yang bersifat konseptual, pendidikan tahun 2025 ke depan juga perlu
memperhitungkan implikasi berkelanjutan dari penerapan berbagai konsep
pendidikan pada awal abad XXI ini. Misalnya Kurikulum Berbasis Kompetensi,
konsep Pendidikan Kecakapan Hidup, Pendidikan Kontekstual, Undang-undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahkan
mungkin juga dampak penerapan Undang-undang Guru yang sekarang sedang
digodok rancangannya.
Sehubungan dengan makin terbukanya persaingan dengan lembaga dari luar negeri
yang umumnya bermutu baik, maka di samping menyiapkan semua sekolah untuk
memenuhi standar kualitas nasional (yang pada hakekatnya merupakan standar
miminal itu) perlu juga dipikirkan untuk menyiapkan sejumlah sekolah yang
Hal - 13
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Persekolahan di masa depan, juga termasuk di Kota Pontianak juga harus mampu
memecahkan, paling tidak mengurangi kesenjangan sosial ekonomi masyarakat.
Sebagaimana diketahi, sebagai dampak persaingan yang semakin keras,
kesenjangan sosial ekonomi di masyarakat juga semakin tajam. Yang kaya semakin
kaya, sementara yang miskin tetap miskin. Anak-anak keluarga yang terdidik
semakin terdidik, sementara anak-anak keluarga tidak terdidik tetap tidak terdidik.
Persekolahan ke depan harus mampu menjadi tangga mobilitas vertikal bagi mereka
yang kurang mampu dan kurang terdidik, sekaligus mampu memotong lingkaran
Hal - 14
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tujuan strategis yang ingin dicapai oleh Kemdikbud melalui visi pembangunan
pendidikan sebagaimana dijelaskan di atas adalah: (a) ketersediaan dan
keterjangkauan layanan PAUD berkualitas; (b) ketersediaan, keterjangkauan dan
terjaminnya kepastian memperoleh layanan dasar berkualitas; (c) ketersediaan dan
keterjangkauan layanan menengah yang berkualitas dan relevan; (d) ketersediaan
dan keterjangkauan layanan tinggi berkualitas, relevan dan berdaya saing
internasional; (e) ketersediaan dan keterjangkauan layanan orang dewasa
berkelanjutan; dan (f) ketersediaan system tata kelola yang handal. Tujuan strategis
inilah yang perlu dijabarkan lebih lanjut dalam masterplan pendidikan Kota
Pontianak sesuai kondisi yang ada di kota ini.
Hal - 15
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
memberikan kesempatan yang sama bagi semua peserta didik dari berbagai
golongan masyarakat yang berbeda baik secara sosial, ekonomi, gender, lokasi
tempat tinggal dan tingkat kemampuan intelektual serta kondisi fisik. Kebijakan ini
ditujukan untuk meningkatkan kapasitas penduduk Indonesia untuk belajar
sepanjang hayat dalam rangka peningkatan daya saing bangsa di era global, serta
meningkatkan peringkat IPM hingga mencapai posisi sama dengan atau lebih baik
dari peringkat IPM sebelum krisis. Untuk itu, sampai dengan tahun 2012 dilakukan
upaya-upaya sistematis dalam pemerataan dan perluasan pendidikan, dengan
mempertahankan APM-SD pada tingkat 98%, memperluas SMP/MTs hingga
mencapai APK 98,0%, serta menurunkan angka buta aksara penduduk usia 15 tahun
ke atas hingga 5%.
Penuntasan wajar dikdas 9 tahun memperhatikan pelayanan yang adil dan merata
bagi penduduk yang menghadapi hambatan ekonomi dan sosial-budaya (yaitu
penduduk miskn memiliki hambatan geografis, daerah perbatasan, dan derah
terpencil), maupun hambatan atau kelainan fisik, emosi, mental serta intelektual
peserta didik. Untuk itu, diperlukan strategi yang lebih efektif antara lain dengan
membantu dan mempermudah mereka yang belum sekolah, putus sekolah, serta
lulusan SD/MI/SDLB yang tidak melanjutkan ke SMP/MTs/SMPLB yang masih besar
jumlahnya, untuk memperoleh layanan pendidikan. Di samping itu, akan dilakukan
strategi yang tepat untuk meningkatkan aspirasi masyarakat terhadap pendidikan,
khususnya pada masyarakat yang menghadapi hambatan tersebut.
Hal - 16
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
tersebut diiringi oleh kebijakan yang mengarah pada pencapaian daya saing lulusan
PT secara global. Secara bersamaan, dilakukan upaya untuk meningkatkan proporsi
jumlah keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan. Salah satu upaya
untuk pemenuhan tersebut diantaranya melalui jumlah peningkatan keahlian bidang
vokasi melalui institusi politeknik. Selain itu, dikembangkan program community
college yang merupakn upaya harmonisasi antara pendidikan kejuruan di SMK,
pendidikan non-formal berkelanjutan, dan PT vokasi. Disamping itu, untuk
meningkatkan APK PT dapat dicapai dengan memberikan kesempatan kepada anak-
anak berkebutuhan khusus untuk dapat mendapatkan pelayanan pendidikan yang
memadai.
Hal - 17
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
a. Memperluas akses bagi anak usia 0-6 tahun, baik laki-laki maupun perempuan
untuk memiliki kesempatan tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai
potensi yang dimiliki dan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan
dalam mengikuti pendidikan sekolah dasar.
Hal - 18
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
e. Memperluas akses bagi penduduk buta aksara usia 15 tahun ke atas baik laki-laki
maupun perempuan untuk memiliki kesempatan mendapatkan layanan
pendidikan keaksaraan melalui jalur pendidikan nonformal. Perluasan
kesempatan bagi penduduk buta aksara dilakukan dengan menjalin berbagai
kerjasama dengan stakeholder pendidikan, seperti organisasi keagamaan,
organisasi perempuan, dan organisasi lain yang dapat menjangkau lapisan
masyarakat, serta PT.
f. Memfasilitasi peran serta masyarakat dalam memperluas akses SMA, khususnya
pada daerah-daerah yang memiliki lulusan SMP cukup besar. Di sisi lain
dikembangkan SM terpadu, yaitu pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan umum dan kejuruan dalam satu satuan pendidikan. Bagi siswa yang
berkebutuhan khusus, dilakukan kebijakan strategis dalam melaksanakan
program pendidikan inklusif.
g. Memperluas akses terhadap pendidikan di SMK dengan kebutuhan dan
keunggulan lokal. Perluasan SMK ini dilaksanakan melalui penambahan program
pendidikan kejuruan yang lebih fleksibel sesuai dengan tuntutan pasar kerja
yang berkembang.
h. Memperluas daya tampung PT yang ada dengan memberikan fasilitas pada
universitas untuk membuka program-program keahlian yang dibutuhkan
masyarakat dan mengalihfungsikan atau menutup sementara secara fleksibel
program-program yang lulusannya sudah jenuh.
i. Memperluas kesempatan belajar pada perguruan tinggi yang lebih
dititikberatkan pada program-program politeknik, pendidikan tinggi vokasi dan
profesi yang berorientasi lebih besar pada penerapan teknologi tepat guna
untuk kebutuhan dunia kerja.
j. Memperluas kesempatan belajar sepanjang hayat bagi penduduk dewasa yang
ingin meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan kecakapan hidup yang
relevan dengan kebutuhan masyarakat melalui program-program pendidikan
berkelanjutan. Perluasan kesempatan belajar sepanjang hayat dapat juga
dilakukan dengan mengoptimalkan berbagai fasilitas pendidikan formal yang
sudah ada sebagai bagian dari harmonisasi pendidikan formal dan non-formal.
k. Memperhatikan secara khusus kesetaraan gender, pendidikan untuk layanan
khusus di daerah terpencil dan daerah tertinggal, daerah konflik, perbatasan,
dan lain-lain, serta mengimplementasikannya dalam berbagai program secara
terpadu.
Hal - 19
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Peningkatan mutu, relevansi dan daya saing di masa depan diharapakn dapat
memberikan dampak bagi perwujudan eksistensi manusia dan interaksinya sehingga
dapat hidup bersama dalam keragaman sosial dan budaya. Selain itu, upaya
peningkatan mutu dan relevansi dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat serta
daya saing bangsa. Mutu pendidikan juga dilihat dari meningkatnya penghayatan
dan pengamalan nilai-nilai humanisme yang meliputi keteguhan iman dan takwa
serta berakhlak mulia, etika, wawasan kebangsaan, kepribadian tangguh, ekspresi
estetika, dan kualitas jasmani. Peningkatan mutu dan relevansi pendidikan diukur
dari pencapaian kecakapan akademik yang lebih tinggi yang memungkinkan lulusan
dapat proaktif terhadap perubahan masyarakat dalam berbagai bidang baik di
tingkat lokal, nasional maupun global.
Hal - 20
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 21
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tujuan jangka panjang Depdiknas adalah mendorong kebijakan sektor agar mampu
memberikan arah reformasi pendidikan secara efektif, efisien dan akuntabel.
Kebijakan ini diarahkan pada pembenahan perencanaan jangka menengah dengan
menetapkan kebijakan strategis serta program-program yang didasarkan pada
urutan prioritas. Di samping itu, disusun pula pola-pola pendanaan bagi keseluruhan
sektor berdasarkan prioritas, baik dari sumber pemerintah, orang tua maupun
stakeholder lain di setiap tingkat pemerintahan.
Hal - 22
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Kebijakan tata kelola dan akuntabilitas meliputi sistem pembiayaan berbasis kinerja
baik di tingkat satuan pendidikan maupun pemerintah daerah, dan Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS), untuk membantu pemerintah dan pemerintah daerah
dalam mengalokasikan sumber daya serta memonitor kinerja pendidikan secara
keseluruhan. Di samping itu, peran serta masyarakat dalam perencanaan,
pengelolaan, dan pengawasan kinerja pendidikan ditingkatkan melalui peran komite
sekolah/satuan pendidikan dan dewan sekolah pendidikan.
Kebijakan perwujudan tata kelola pemerintahan yang sehat dan akuntabel dilakukan
secara intensif melalui Sistem Pengendalian Internal (SPI), pengawasan masyarakat,
serta pengawasan fungsional yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah
mengembangkan dan melaksanakan SPI pada berkelanjutan. Pemerintah
Hal - 23
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 24
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
satuan pendidikan untuk dapat mencapai sama atau di atas SNP setidak-tidaknya
mencapai 25% SD, 40% SMP, 50% SMA, dan 50% SMK pada tahun 2009.
Hal - 25
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 26
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Kebudayaan memiliki fungsi yang sangat besar bagi individu dan masyarakat dalam
menghadapi kebutuhan hidup dan tantangan-tantangan yang ada. Tantangan itu
bermacam-macam kekuatan sosial dan alam dimana mereka bertempat tinggal.
Kecuali itu seseorang dan masyarakat memerlukan pula kepuasaan baik di bidang
spiritual maupun material. Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tersebut diatas
dipenuhi oleh kebudayaan yang bersumber dari individu sebagian masyarakat itu
sendiri. Kebudayaan merupakan kompleksibilitas yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain kemampuan serta
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh masyarakat dan anggota masyarakat.
Indonesia yang memiliki bermacam-macam suku bangsa, setiap suku itu mempunyai
ciri-ciri khas kebudayaan, disebabkan oleh latar belakang masng-masing yang
berbeda satu dengan lainnya.
Banyaknya budaya asing yang masuk ke negara kita menyebabkan rasa ikut memiliki
budaya kita bagi kebanyakan orang sudah mulai berkurang. Masyarakat khususnya
para remaja lebih bangga dengan tarian asing, bangga dengan pakaian asing,
Hal - 27
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
bangga dengan segala sesuatu budaya asing, dan secara bertahap mulai
meninggalkan budaya kita sendiri. Apabila hal itu dibiarkan tidak mustahil pada
suatu saat akan kehilangan budaya kita. Jika budaya asing dibiarkan masuk ke
negara kita, budaya kita akan homogen, dan akan kita kehilangan keragaman
budaya. Upaya yang harus dilakukan untuk memperkokoh ketahanan budaya adalah
menata kembali kekayaan, aset dan nilai-nilai budaya yang selama ini menjadi
kebanggaan kita. Perlu komitmen menjadi Indonesia, Menjadi Melayu, Menjadi Cina,
Menjadi Dayak, Menjadi Jawa, menjadi Bali, menjadi Batak, menjadi Madura, dan
sebagainya sesuai dengan jati dirinya. Perlu adanya kesadaran budaya, harus bangkit
dan harus dipertahankan.
Beberapa kebijakan strategis yang relavan dalam bidang kebudayaan yang disusun
dalam rangka memperkokoh ketahanan budaya sebagai berikut:
Hal - 28
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 29
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Masterplan Pendidikan Kota Pontianak Menuju Tahun 2022 disusun di bawah pijakan
hukum. Pijakan hukum di samping memberi aspek legal juga memberikan gambaran
tentang komponen apa saja yang harus dipersiapkan dan dikembangkan sesuai
dengan standar nasional, regional maupun lokal yang berlaku. Landasan hukum dan
perundangan juga merupakan acuan pokok bagi analisis awal, preconditioning dari
rancangan induk pendidikan. Landasan hukum penyusunan masterplan Pendidikan
Kota Pontianak Menuju Tahun 2025 adalah:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
2. Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
3. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
4. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
5. Undang-Undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
6. Undang-Undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan
Tanggung Jawab Keuangan Negara
7. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional
8. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
9. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
10. Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) 2005--2025
11. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah Otonom;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
14. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar
isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006 tentang
Pelaksanaan Permendiknas Nomor 22 dan Nomor 23 Tahun 2006;
17. Perda Kota Pontianak Nomor 9 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
Kota;
Hal - 30
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Adapun tujuan dari penyusunan masterplan pendidikan Kota Pontianak ini adalah
sebagai berikut:
Masterplan pendidikan yang disusun oleh Bappeda Kota Pontianak ini merupakan
dokumen perencanaan jangka panjang. Masterplan ini dapat disebut sebagai
pengejawantahan rencana pembangunan jangka panjang (RPJP) bidang pendidikan.
Oleh karena itu, maksud dari penyusunan Masterplan Pendidikan Kota Pontianak ini,
antara lain adalah:
a. Menggambarkan kondisi saat ini, dan trend masa depan pendidikan Kota
Pontianak;
b. Menetapkan arah, visi dan misi serta strategi Dinas Pendidikan dalam mencapai
visi dan misi pembangunan pendidikan Kota Pontianak 2022.
Hal - 31
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Gambar 1.1
Alur Kerja Penyusunan Masterplan Pendidikan Kota Pontianak
Hal - 32
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
BAB II
KONDISI UMUM PENDIDIKAN KOTA
PONTIANAK
Sesuai dengan UU. No. 32 tahun 2004, pemerintah daerah merupakan koordinator
semua instansi sektoral dan kepala daerah yang bertanggung jawab sepenuhnya
terhadap pembinaan dan pengembangan wilayahnya. Pembinaan dan
pengembangan tersebut mencakup segala bidang kehidupan dan bidang
pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kota Pontianak sebagai kesatuan wilayah pemerintahan, telah memiliki arah dan
tujuan tertentu yang harus dicapai melalui pembangunan terpadu, termasuk di
bidang pendidikan. Hal itu berarti bahwa rencana pembangunan pendidikan di Kota
Pontianak tidaklah berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari rencana pembangunan kabupaten maupun provinsi secara keseluruhan. Oleh
karena itu, segala usaha dan kegiatan pembinaan dan pengembangan di bidang
pendidikan di Kota Pontianak harus berada dibawah koordinasi atau sepengetahuan
pemerintah Kota Pontianak. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keserasian dan
keterkaitannya dengan sektor lain dalam rangka mencapai sasaran dan tujuan
pembangunan daerah yang telah ditetapkan.
Kota Pontianak terdiri dari 6 (enam) kecamatan, yakni: (1) Pontianak Utara; (2)
Pontianak Timur; (3) Pontianak Selatan; (4) Pontianak Barat; (5) Pontianak Kota dan
(6) Pontianak Tenggara. Adapun jumlah kelurahan yang ada di Kota Pontianak
Hal - 33
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
2.1.2. Demografi
Berdasarkan data BPS Kota Pontianak (2012) kota yang luasnya hanya 107,82 km2
ini, berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010, dihuni oleh sekitar 554.764 jiwa,
masing-masing 277.971 laki-laki (50,1%) dan 276.793 perempuan (49,9%). Dengan
luas wilayah sekitar 107,82 km2, maka pada tahun 2010 setiap km2 ditempati rata-
rata penduduk sebanyak 5.104 orang.
Pada tahun 2000 (Sensus Penduduk 2000) penduduk Kota Pontianak adalah
sebanyak 464.534 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk 1990-2000 adalah sebesar
1,59% per tahun. Pada Sensus 2010 sebagaimana dijelaskan di atas, jumlah
penduduk Kota Pontianak adalah 554.764 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk
sebesar 1,79 persen tahun. Ini menunjukkan ada trend peningkatan pertumbuhan
penduduk di Kota Pontianak. Laju pertumbuhan seperti ini lebih disebabkan faktor
migrasi penduduk, baik yang masuk dari dalam wilayah Kalimantan Barat sendiri,
maupun dari luar Kalimantan Barat, ketimbang faktor kelahiran.
Komposisi penduduk Kota Pontianak sampai dengan tahun 2010 sesuai hasil Sensus
Penduduk 2010, masih didominasi oleh penduduk usia muda. Kelompok umur yang
paling banyak penduduknya adalah kelompok umur 20-24 tahun yaitu sebanyak
57.709 orang. Dasar piramida yaitu penduduk umur 0-4 tahun berisikan penduduk
sebanyak 51.075 orang. Angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan kelompok
Hal - 34
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
umur di atasnya yaitu kelompok umur 5-9 tahun, 15-19 tahun, 20-24 tahun dan 25-29
tahun, terkecuali kelompok umur 10-14 tahun. Seperti halnya Sensus Penduduk
2000, komposisi penduduk menurut kelompok umur dari hasil Sensus Penduduk
2010 tidak jauh berbeda, di mana penduduk banyak mengelompok pada kelompok
umur 15-19 tahun dan 20-24 tahun. Dengan demikian dapat diduga bahwa migrasi
masuk ke Kota Pontianak banyak terjadi pada kelompok umur ini.
Secara umum rata-rata kepadatan penduduk Kota Pontianak adalah 5.145 jiwa per
kilometer persegi. Namun sebarannya tidak merata. Kecamatan terpadat
penduduknya di Kota Pontianak adalah Pontianak Timur. Dengan luas geografis
hanya 8,14 persen dari luas Kota Pontianak, kecamatan ini dihuni oleh 14,85 persen
penduduk. Kepadatan penduduk di kecamatan ini mencapai 9.382 jiwa. Kecamatan
terjarang adalah Pontianak Tenggara, yang luasnya mencapai 13,19 persen namun
hanya dihuni oleh 8,09 persen penduduk dengan kepadatan sebesar 3.154 kilometer
persegi. Gambaran umum persebaran penduduk Kota Pontianak disajikan pada
Tabel 2.1
Tabel 2.1
Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Per Kecamatan Kota Pontianak
Hal - 35
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.2
Proyeksi Penduduk Kota Pontianak Tahun 2012-2022
PROYEKSI PENDUDUK
KECAMATAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pontianak
84776 86294 87839 89411 91011 92640 94299 95987 97705 99454 101234
Selatan
Pontianak
46476 47308 48155 49017 49894 50787 51697 52622 53564 54523 55499
Tenggara
Pontianak
85345 86873 88428 90011 91622 93262 94931 96631 98360 100121 101913
Timur
Pontianak
127473 129755 132077 134441 136848 139297 141791 144329 146912 149542 152219
Barat
Pontianak
114088 116130 118209 120325 122479 124671 126903 129174 131487 133840 136236
Kota
Pontianak
116643 118731 120857 123020 125222 127463 129745 132067 134431 136838 139287
Utara
Jumlah 574802 585091 595564 606225 617076 628122 639365 650810 662460 674318 686388
Keterangan: Proyeksi Berdasarkan tahun dasar Sensus Penduduk 2010 dengan laju pertumbuhan 1,79 per tahun.
Tabel 2.3
Proyeksi Penduduk Usia 5-14 Kota Pontianak 2012-2022
PROYEKSI PENDUDUK
KECAMATAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pontianak
Selatan 15014 15283 15556 15835 16118 16407 16700 16999 17304 17613 17929
Pontianak
8231 8378 8528 8681 8836 8994 9155 9319 9486 9656 9829
Tenggara
Pontianak
Timur 15115 15385 15661 15941 16226 16517 16812 17113 17420 17731 18049
Pontianak
Barat 22575 22980 23391 23810 24236 24670 25111 25561 26018 26484 26958
Pontianak
20205 20567 20935 21310 21691 22079 22475 22877 23286 23703 24127
Kota
Pontianak
Utara 20658 21027 21404 21787 22177 22574 22978 23389 23808 24234 24668
Jumlah 101797 103620 105474 107362 109284 111240 113232 115258 117322 119422 121559
Keterangan: Proyeksi Berdasarkan tahun dasar Sensus Penduduk 2010 persentase 17,71% Dari total penduduk
Kota Pontianak
Hal - 36
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.4
Proyeksi Penduduk Usia 15-19 Tahun Kota Pontianak Tahun 2012-2022
PROYEKSI PENDUDUK
KECAMATAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pontianak
8181 8327 8476 8628 8783 8940 9100 9263 9429 9597 9769
Selatan
Pontianak
4485 4565 4647 4730 4815 4901 4989 5078 5169 5261 5356
Tenggara
Pontianak
8236 8383 8533 8686 8842 9000 9161 9325 9492 9662 9835
Timur
Pontianak
12301 12521 12745 12974 13206 13442 13683 13928 14177 14431 14689
Barat
Pontianak
11010 11207 11407 11611 11819 12031 12246 12465 12688 12916 13147
Kota
Pontianak
11256 11458 11663 11871 12084 12300 12520 12745 12973 13205 13441
Utara
Jumlah 55468 56461 57472 58501 59548 60614 61699 62803 63927 65072 66236
Keterangan: Proyeksi Berdasarkan tahun dasar Sensus Penduduk 2010 Persentase Sebesar 9,65 persen dari total penduduk
Kota Pontianak.
Tabel 2.5
Proyeksi Penduduk Usia 20-24 Kota Pontianak Tahun 2012-2022
PROYEKSI PENDUDUK
KECAMATAN
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pontianak
9173 9337 9504 9674 9847 10024 10203 10386 10572 10761 10954
Selatan
Pontianak
5029 5119 5210 5304 5399 5495 5594 5694 5796 5899 6005
Tenggara
Pontianak
9234 9400 9568 9739 9914 10091 10272 10455 10643 10833 11027
Timur
Pontianak
13793 14039 14291 14547 14807 15072 15342 15616 15896 16180 16470
Barat
Pontianak
12344 12565 12790 13019 13252 13489 13731 13977 14227 14482 14741
Kota
Pontianak
12621 12847 13077 13311 13549 13792 14038 14290 14545 14806 15071
Utara
Jumlah 62194 63307 64440 65594 66768 67963 69179 70418 71678 72961 74267
Keterangan: Proyeksi Berdasarkan tahun dasar Sensus Penduduk 2010 persentase 10.82 % Dari total penduduk Kota Pontianak
Hal - 37
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
2.1.3. Geografi
Secara administratif batas wilayah Kota Pontianak sebelah Utara berbatasan dengan
Kabupaten Pontianak, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya,
sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kubu Raya, dan sebelah barat
berbatasan dengan Laut Cina Selatan.
Faktor geografi yang dimaksud antara lain mencakup aspek keadaan alam dan
sumber daya alam (SDA) yang berpengaruh besar terhadap pembangunan
pendidikan. Pengaruh ini dapat bersifat menunjang dan dapat pula bersifat
menghambat. Tersedianya SDA merupakan faktor yang menunjang pendidikan baik
langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografi Kota Pontianak yang tidak
menguntungkan antara lain keadaan pemukiman penduduk yang pemukiman yang
padat sehingga menjadi kendala dalam upaya penyiapan layanan untuk peningkatan
perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
Keadaan topografi di Kota Pontianak perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan (1)
rencana penentuan lokasi sekolah; (2) rencana rayonisasi penerimaan siswa baru; (3)
rencana supervisi sekolah dan pengendalian; (4) rencana penempatan guru; (5)
rencana pengadaan dan pendistribusian buku-buku serta peralatan pendidikan
lainnya.
Sumber daya alam baik yang terkandung di daratan, di sungai, merupakan potensi
ekonomi yang besar. Hal itu berarti bahwa pengelolaan SDA secara efisien akan
meningkatkan pendapatan pemerintah daerah dan secara tidak langsung akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan pendapatan daerah dan
kesejahteraan masyarakat jelas akan memberikan dampak positif terhadap
penyediaan dana dan fasilitas pendidikan sehingga pengembangan pendidikan
dapat terlaksana sesuai dengan harapan. Di Kota Pontianak, terdapat berbagai
sumber daya alam, yang menjadi andalan, di antaranya adalah: (a)
peternakan/perikanan, dan d) industri.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Pontianak yang berwawasan ramah
lingkungan harus dijadikan pedoman perencanaan terpadu pembangunan, agar
tatanan lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam (SDA), dan sumber
Hal - 38
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
daya manusia (SDM) dapat dilakukan secara tepat guna, berdaya guna serta berhasil
guna secara berkelanjutan.
Faktor iklim mencakup antara lain aspek musim penghujan serta banyaknya curah
hujan. Hal ini akan berpengaruh terhadap lingkungan seperti kekeringan, banjir dan
sebagainya, yang pada gilirannya berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan
masyarakat. Secara tidak langsung, faktor iklim juga akan mempengaruhi
pendidikan. Musim kemarau di Kota Pontianak biasanya pada bulan Mei sampai
Oktober, sedangkan musim hujan terjadi bulan Nopember sampai Februari
merupakan curah hujan tertinggi.
2.1.4. Ekonomi
Sebagian besar ekonomi Kota Pontianak tertumpu pada industri, perdagangan dan
jasa. Tingkat hunian hotel, sebagai contoh, dari waktu ke waktu di kota ini terus
mengalami peningkatan.
Hal - 39
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
persentase etnis lainnya. Etnis Cina merupakan kelompok etnis terbesar kedua
setelah Melayu yang mendiami wilayah ini. Jumlah kelompok etnis Cina mencapai
23,0%.
Tabel 2.6
Prosentase Komposisi Penduduk Kota Pontianak Berdasarkan Etnisitas
Data di atas menunjukkan bahwa etnis Tionghoa merupakan kelompok etnis paling
besar di kota ini. Melayu dan Bugis merupakan kelompok etnis yang juga tergolong
besar. Bahkan jika kedua kelompok tersebut disatukan, maka jumlahnya mencapai
39,2 persen. Kelompok etnis yang juga relatif besar adalah Jawa. Jumlahnya
mencapai 11,7%.
Dengan melihat persentase kelompok etnis yang mendiami wilayah Kota Pontianak
sebagaimana disajikan pada Tabel 2.6, tampak bahwa sebenarnya tidak ada
kelompok etnis yang paling dominan di wilayah ini. Walaupun kelompok etnis
Melayu dan Bugis (jika disatukan) menempati posisi terbesar dibanding kelompok
etnis lain, namun karakteristik Melayu dan Bugis yang terbuka dan akomodatif
terhadap budaya luar, proporsi yang besar itu tidak dapat dipahami sebagai
dominasi Melayu-Bugis atas kelompok etnis lainnya.
Sebagian besar (65%) penduduk Kota Pontianak beragama Islam. Umumnya yang
memeluk agama Islam adalah Melayu, Bugis, Madura, dansebagian Jawa. Agama
yang juga banyak pengikutnya di Kota Pontianak adalah Budha dan Kong Hu Cu.
Jumlahnya mencapai 23,2 persen yang diumumnya dianut oleh kalangan etnis
Tionghoa. Sisanya adalah agama lain.
Hal - 40
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
a. Transportasi Udara
Kota Pontianak sendiri tidak memiliki bandar udara, namun kota ini dihubungkan
oleh bandar udara Supadio ke/dari kota-kota besar di Pulau Jawa, seperti Jakarta,
Yogyakarta, Bandung, Makasar maupun Medan, Palembang, dan Batan. Selain itu,
melalui Bandara Supadio Pontianak juga terhubung ke daerah-daerah lain di
Kalimantan Barat seperti Ketapang, Sintang dan Kapuas Hulu, bahkan terhubung
juga ke Kuching, Sarawak Malaysia.
b. Transportasi Laut
Kota Pontianak memiliki akses langsung pada pelabuhan laut. Bahkan pelabuhannya
terletak di tengah Kota Pontianak. Pelabuhan ini menghubungkan Pontianak dengan
berbagai pelabuhan yang ada di Indonesia bahkan di dunia.
c. Transportasi Darat
Kota Pontianak memiliki terminal bus antar kota dalam provinsi. Terminal Batu
Layang yang dijadikan terminal bus ini menghubungkan Pontianak dengan kota-
kota yang ada di Kalimantan Barat. Sementara rute dalam kota dilayani oleh moda
angkutan yang dikenal dengan oplet. Sayang terminal ini, jauh dari representatif
sebagai sebuah terminal.
Selain terhubung dengan kota-kota yang ada di Kalimantan Barat, Pontianak juga
terhubung dengan berbagai kota yang ada di Negara Bagian Sarawak. Berbagai
moda angkutan tersedia untuk itu, seperti DAMRI, ATS, SRI Merah, bahkan taksi.
Hal - 41
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Dari 109 TK yang ada di Kota Pontianak, hanya terdapat 1 (satu) TK/RA yang
berstatus negeri. Selebihnya, berstatus swasta. Adapun distribusi TK/RA
berdasarkan wilayah adalah seperti disajikan pada Tabel 2.7. TK/RA terbanyak ada di
Pontianak Kota jumlahnya mencapai 30 TK/RA.
Tabel 2.7
Distibusi TK/RA Berdasarkan Kecamatan di Pontianak Tahun 2012
Status TK
Kecamatan Jumlah
Negeri Swasta
Pontianak Barat 0 24 24
Pontianak Kota 0 30 30
Pontianak Selatan 1 23 24
Pontianak Tenggara 0 10 10
Pontianak Timur 0 8 8
Pontianak Utara 0 14 14
Total 1 109 110
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Jumlah siswa TK/RA tahun 2012 ini mencapai 3.065 siswa. Jumlah terbanyak ada di
TK/RA wilayah Kecamatan Pontianak Kota yang mencapai 1.265 siswa, sedangkan
yang paling sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa TK/RA
disajikan pada Tabel 2.8
Tabel 2.8
Distribusi Siswa TK/RA di Kota Pontianak Tahun 2012
Jenis Kelamin
Kecamatan Jumlah
Laki-laki Perempuan
Pontianak Barat 331 308 641
Pontianak Kota 658 601 1265
Pontianak Selatan 298 321 556
Pontianak Tenggara 83 72 155
Pontianak Timur 95 84 179
Pontianak Utara 131 138 269
Total 1596 1524 3065
Dengan asumsi jumlah penduduk usia TK/RA mencapai 8,95 persen, yakni sebanyak
51.445 siswa. Ini berarti APK TK/RA baru 6%.
Hal - 42
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Pada jenjang SD jumlah SD di Kota Pontianak hingga 2012 adalah 162 sekolah dasar.
Dari jumlah sebanyak itu, 115 berstatus negeri, dan 47 buah berstatus swasta.
Adapun distribusi SD per kecamatan adalah seperti disajikan pada Tabel 2.9.
Tabel 2.9
Distribusi SD Di Kota Pontianak Tahun 2012
Status SD
Kecamatan Jumlah
Negeri Swasta
Pontianak Barat 20 3 23
Pontianak Kota 18 14 32
Pontianak Selatan 16 15 31
Pontianak Tenggara 8 8 16
Pontianak Timur 22 2 24
Pontianak Utara 31 5 36
Total 125 37 162
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Jumlah siswa SD tahun 2012 ini mencapai 3.065 siswa. Jumlah terbanyak ada SD
wilayah Kecamatan Pontianak Kota yang mencapai 1.265 siswa, sedangkan yang
paling sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa SD disajikan
pada Tabel 2.10
Tabel 2.10
Distribusi Siswa SD di Kota Pontianak Tahun 2012
Jenis Kelamin
Kecamatan Jumlah
Laki-laki Perempuan
Pontianak Barat 5947 5523 11560
Pontianak Kota 7500 7162 14662
Pontianak Selatan 6090 5714 11804
Pontianak Tenggara 2622 2527 5149
Pontianak Timur 4869 4552 9421
Pontianak Utara 7595 7013 14608
Total 34623 32491 67114
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Dengan asumsi jumlah penduduk usia SD mencapai 11,87 persen, yakni sebanyak
68.229 siswa. Ini berarti APM SD Kota Pontianak tahun 2012 sudah mencapai 98,4%.
Hal - 43
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Pada level MI hingga 2012 di Kota Pontianak terdapat 30 MI. Dari jumlah sebanyak
itu, 2 berstatus negeri, dan 28 buah berstatus swasta. Adapun distribusi MI per
kecamatan adalah seperti disajikan pada Tabel 2.11.
Tabel 2.11
Distribusi MI Per Kecamatan Kota Pontianak Tahun 2012
Status MI
Kecamatan Jumlah
Negeri Swasta
Pontianak Barat 0 8 8
Pontianak Kota 1 3 4
Pontianak Selatan 0 0 0
Pontianak Tenggara 1 1 2
Pontianak Timur 0 7 7
Pontianak Utara 0 9 9
Total 2 28 30
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Jumlah siswa MI tahun 2012 ini mencapai 7.294 siswa. Jumlah terbanyak ada SD
wilayah Kecamatan Pontianak Kota yang mencapai 2.789 siswa, sedangkan yang
paling sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa SD disajikan
pada Tabel 2.12
Tabel 2.12
Distribusi Siswa MI Per Kecamatan Kota Pontianak Tahun 2012
JENIS KELAMIN
KECAMATAN Total
Laki-laki Perempuan
1. Pontianak Barat 929 838 1768
2. Pontianak Kota 1385 1404 2789
3. Pontianak Tenggara 261 314 575
4. Pontianak Timur 525 500 1025
5. Pontianak Utara 639 498 1137
Total 3739 3554 7294
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Data table 2.12 menunjukkan bahwa APK MI Kota Pontianak tahun 2012 hanya 1,3%.
Jika APM SD dijumlahkan dengan APK MI maka APK SD/MI Kota Pontianak sudah
mencapai 99,7%.
Hal - 44
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Ditinjau dari rombongan belajar, 162 SD Kota Pontianak memiliki 1.602 rombongan
belajar atau 1:10,1. Ini berarti secara umum rata-rata setiap SD memiliki 10 hingga 11
rombongan belajar. Rombongan paling banyak ada di Kecamatan Pontianak Kota
dan Pontianak Utara, sedangkan paling sedikit ada di Pontianak Tenggara.
Jika ratio rombongan belajar atas peserta didik dihitung, maka akan diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:34,6. Artinya secara umum rata-rata setiap rombongan
belajar pada jenjang SD diisi oleh 34 hingga 35 peserta didik. Apabila dikaitkan
dengan standar pelayanan minimal (SPM), ini menunjukkan bahwa beban mengajar
guru pada satu kelas relatif melampaui SPM.
Tenaga pendidik yang tersedia pada jenjang SD berjumlah 2.502 orang (lihat Tabel
2.13). Jika dihitung ratio tenaga pendidik atas peserta didik diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:23,9. Artinya rata-rata setiap guru menangani atau melayani
23 hingga 24 peserta didik. Jumlah ini sesungguhnya sangat ideal untuk jenjang SD.
Tabel 2.13
Rekapitulasi Jumlah Pendidik Jenjang SD setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Hal - 45
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.14
Rekapitulasi Rasio Guru Siswa Jenjang SD setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Sarana dan prasarana SD Negeri yang ada di Kota Pontianak relatif baik. Sebagian
besar gedung SD Negeri dibangun dengan konstruksi permanen yang dapat
dikatakan melampaui standar sarana dan prasarana pendidikan. Pada beberapa
sekolah, hanya sarana penunjang pembelajaran yang relatif masih mengalami
kekurangan.
Pada jenjang SMP jumlah SMP di Kota Pontianak hingga 2012 adalah 73 SMP. Dari
jumlah sebanyak itu, 24 berstatus negeri, dan 49 buah berstatus swasta. Adapun
distribusi SD per kecamatan adalah seperti disajikan pada Tabel 2.15.
Tabel 2.15
Jumlah SMP Per Kecamatan Di Kota Pontianak Tahun 2012
Status SMP
Kecamatan Jumlah
Negeri Swasta
Pontianak Barat 5 9 14
Pontianak Kota 4 10 14
Pontianak Selatan 7 9 15
Pontianak Tenggara 1 8 9
Pontianak Timur 3 4 7
Pontianak Utara 4 9 13
Total 24 49 73
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Hal - 46
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Jumlah siswa SMP tahun 2012 ini mencapai 26.780 siswa. Jumlah terbanyak ada SMP
wilayah Kecamatan Pontianak Kota yang mencapai 7.410 siswa, sedangkan yang
paling sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa SMP
disajikan pada Tabel 2.16
Tabel 2.16
Distribusi Siswa SMP Kota Pontianak Tahun 2012
JENIS KELAMIN
KECAMATAN TOTAL
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Pontianak Barat 2297 2525 4822
Pontianak Kota 2433 2311 4744
Pontianak Selatan 3654 3756 7410
Pontianak Tenggara 1098 1096 2194
Pontianak Timur 1559 1821 3380
Pontianak Utara 2020 2210 4230
Total 13061 13719 26780
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Dengan asumsi jumlah penduduk usia SMP mencapai 6,78 persen, yakni sebanyak
38.971 siswa. Dengan jumlah siswa sebanyak 26.8780 ini berarti APK SMP Kota
Pontianak tahun 2012 baru mencapai 68,7%.
Berdasarkan data di atas, tampak rasio SMP dengan siswa adalah 1:354. Artinya,
secara umum rata-rata setiap SMP memiliki peserta didik sebanyak 354 peserta
didik. Sebaran siswa yang paling banyak ada di Pontianak Selatan dan Pontianak
Barat, sedangkan sebaran paling sedikit ada di Pontianak Tenggara. Hal ini dapat
dimaklumi karena jumlah SMP terbanyak ada di daerah tersebut.
Ditinjau dari rombongan belajar, 70 SMP Kota Pontianak memiliki 648 rombongan
belajar (lihat Tabel 2.17) atau 1:9,1. Ini berarti secara umum rata-rata setiap SMP
memiliki 9 hingga 10 rombongan belajar. Rombongan paling banyak ada di
Kecamatan Pontianak Selatan dan Pontianak Barat, sedangkan paling sedikit ada di
Pontianak Tenggara.
Hal - 47
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.17
Rekapitulasi Jumlah Rombel Jenjang SMP Per Kecamatan Tahun 2012
Jika ratio rombongan belajar atas peserta didik dihitung, maka akan diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:38,8. Artinya secara umum rata-rata setiap rombongan
belajar pada jenjang SMP diisi oleh 38 hingga 39 peserta didik. Apabila dikaitkan
dengan standar pelayanan minimal (SPM), ini menunjukkan bahwa beban mengajar
guru pada satu kelas relatif jauh melampaui SPM.
Tenaga pendidik yang tersedia pada jenjang SMP berjumlah 1.265 guru (lihat Tabel
2.18). Jika dihitung ratio tenaga pendidik atas peserta didik diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:19,9. Artinya rata-rata setiap guru menangani atau melayani
19 hingga 20 peserta didik. Jumlah ini sesungguhnya sangat ideal untuk jenjang
SMP. Namun, persoalannya adalah rata-rata siswa pada setiap rombel jenjang SMP
mencapai 38,9 siswa. Adanya ratio guru berbanding siswa seperti ditunjukkan oleh
Tabel 2.19 menunjukkan ada SMP tertentu yang sesungguhnya memiliki rombel
dengan peserta didik yang relatif kecil jumlahnya. Namun ada pula yang memiliki
rombel dengan peserta didik dalam jumlah yang besar.
Tabel 2.18
Rekapitulasi Jumlah Pendidik Jenjang SMP setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Hal - 48
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.19
Rekapitulasi Ratio Guru Siswa Jenjang SMP setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Seperti halnya SD, Sarana dan prasarana SMP Negeri yang ada di Kota Pontianak
relatif baik. Sebagian besar gedung SMP Negeri dibangun dengan konstruksi
permanen yang dapat dikatakan melampaui standar sarana dan prasarana
pendidikan. Pada beberapa sekolah, hanya sarana penunjang pembelajaran yang
relatif masih mengalami kekurangan.
Jumlah MTs di Kota Pontianak hingga 2012 adalah 28 MTs. Dari jumlah sebanyak itu,
2 berstatus negeri, dan 26 berstatus swasta. Adapun distribusi SD per kecamatan
adalah seperti disajikan pada Tabel 2.20.
Tabel 2.20
Jumlah MTs Per Kecamatan Di Kota Pontianak Tahun 2012
Status MTs
Kecamatan Jumlah
Negeri Swasta
Pontianak Barat 0 8 8
Pontianak Kota 2 8 10
Pontianak Selatan 0 1 1
Pontianak Tenggara 0 1 1
Pontianak Timur 0 2 2
Pontianak Utara 0 6 6
Total 2 26 28
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Hal - 49
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Jumlah siswa MTs tahun 2012 mencapai 4.986 siswa. Jumlah terbanyak ada MTs
wilayah Kecamatan Pontianak Kota, sedangkan yang paling sedikit ada di Pontianak
Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa MTs disajikan pada Tabel 2.21
Tabel 2.21
Distribusi Siswa MTs Per Kecamatan di Kota Pontianak Tahun 2012
JENIS KELAMIN
KECAMATAN TOTAL
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Pontianak Barat 762 721 1464
Pontianak Kota 999 887 1846
Pontianak Selatan 38 52 90
Pontianak Tenggara 28 29 57
Pontianak Timur 155 91 246
Pontianak Utara 623 660 1283
Total 2605 2440 4986
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Jika jumlah siswa SMP ditambah siswa MTs, maka jumlah seluruh siswa SMP/MTs
adalah 31.766. Ini berarti APK SMP/MTs mencapai 81,5%.
Jumlah SMA Kota Pontianak tahun 2012 ini mencapai 43 SMA, dengan 10 berstatus
sekolah negeri, dan 33 berstatus swasta. Jumlah terbanyak ada SMA wilayah
Kecamatan Pontianak Selatan, sedangkan yang paling sedikit ada di Pontianak
Timur. Selengkapnya distribusi SMP disajikan pada Tabel 2.22
Tabel 2.22
Distribusi SMA Per Kecamatan Kota Pontianak, Tahun 2012
Status SMA
KECAMATAN Jumlah
Negeri Swasta
1. Pontianak Barat 1 6 7
2. Pontianak Kota 2 7 9
3. Pontianak Selatan 4 8 12
4. Pontianak Tenggara 0 6 6
5. Pontianak Timur 2 2 4
6. Pontianak Utara 1 4 5
Total 10 33 43
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Hal - 50
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Jumlah siswa SMA Kota Pontianak tahun 2012 ini mencapai 26.068 siswa. Jumlah
terbanyak ada di wilayah Kecamatan Pontianak Kota, sedangkan yang paling sedikit
ada di Pontianak Timur. Selengkapnya distribusi siswa SMA disajikan pada Tabel
2.23
Tabel 2.23
Distribusi Siswa SMA Kota Pontianak Tahun 2012
Jenis Kelamin
Kecamatan Total
Laki-laki Perempuan
Pontianak Barat 874 1211 2085
Pontianak Kota 4499 5178 9676
Pontianak Selatan 3142 3719 6860
Pontianak Tenggara 2056 2569 4625
Pontianak Timur 511 795 1306
Pontianak Utara 633 883 1516
Total 11715 14355 26068
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Dengan asumsi jumlah penduduk usia SMA mencapai 7,28 persen, yakni sebanyak
41.846 siswa. Dengan jumlah siswa sebanyak 26.870 ini berarti APK SMA Kota
Pontianak tahun 2012 baru mencapai 62,3%.
Ditinjau dari rombongan belajar, 43 SMA Kota Pontianak memiliki 499 rombongan
belajar (lihat Tabel 3.14) atau 1:11,6. Ini berarti secara umum rata-rata setiap SMA
memiliki 11 hingga 12 rombongan belajar. Rombongan paling banyak ada di
Kecamatan Pontianak Selatan dan Pontianak Kota, sedangkan paling sedikit ada di
Pontianak Timur.
Tabel 2.24
Rekapitulasi Jumlah Rombel Jenjang SMA Per Kecamatan Tahun 2012
Hal - 51
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Jika ratio rombongan belajar atas peserta didik dihitung, maka akan diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1 : 39,3. Artinya secara umum rata-rata setiap rombongan
belajar pada jenjang SM diisi oleh 39 hingga 40 peserta didik. Apabila dikaitkan
dengan standar pelayanan minimal (SPM), ini menunjukkan bahwa beban mengajar
guru pada satu kelas relatif jauh melampaui SPM.
Tenaga pendidik yang tersedia pada jenjang SMA di Kota Pontianka seluruhnya
berjumlah 679 guru (lihat Tabel 2.25). Jika dihitung ratio tenaga pendidik atas
peserta didik diperoleh hasil perhitungan sebesar 1:28,9. Artinya rata-rata setiap
guru menangani atau melayani 28 hingga 29 peserta didik. Kondisi ini sesungguhnya
menujukkan kondisi yang sangat ideal untuk jenjang SMA, sehingga diharapkan dpat
mendongkrak kualitas proses belajar mengajar yang terjadi.
Namun, persoalannya sama dengan sekolah di bawahnya yakni rata-rata siswa pada
setiap rombel jenjang SMA mencapai 38,9 siswa. Adanya ratio guru siswa seperti
ditunjukkan oleh Tabel 3.16 menunjukkan ada ketidak seragaman, pada SMA
tertentu memiliki rombel dengan peserta didik yang relatif kecil jumlahnya, namun
ada pula yang memiliki rombel dengan peserta didik dalam jumlah yang besar.
Diharapkan nantinya jumlah rombongan belajar ini dpat disesuaikan dengan standar
pelayanan minimal yang telah ditetapkan sehingga menjadi lebih ideal dan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang diberikan.
Tabel 2.25
Rekapitulasi Jumlah Pendidik Jenjang SMA setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Hal - 52
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.26
Rekapitulasi Rasio Guru Siswa Jenjang SMA setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Seperti halnya SD dan SMP, sarana dan prasarana SMA Negeri yang ada di Kota
Pontianak relatif baik. Sebagian besar gedung SMA Negeri dibangun dengan
konstruksi permanen yang dapat dikatakan melampaui standar sarana dan
prasarana pendidikan. Pada beberapa sekolah, hanya sarana penunjang
pembelajaran yang relatif masih mengalami kekurangan.
Jumlah SMK Kota Pontianak tahun 2012 ini mencapai 29 SMK, dengan 10 berstatus
sekolah negeri, dan 23 berstatus swasta. Jumlah terbanyak ada SMA wilayah
Kecamatan Pontianak Selatan, sedangkan yang paling sedikit ada di Pontianak
Tenggara. Selengkapnya distribusi SMP disajikan pada Tabel 2.27.
Tabel 2.27
Distribusi SMK Per Kecamatan Kota Pontianak Tahun 2012
Status SMK
KECAMATAN Jumlah
Negeri Swasta
Pontianak Barat 1 4 6
Pontianak Kota 1 4 5
Pontianak Selatan 3 4 7
Pontianak Tenggara 0 2 2
Pontianak Timur 1 2 3
Pontianak Utara 3 3 6
Total 9 19 28
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Hal - 53
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Jumlah siswa SMK Kota Pontianak tahun 2012 ini mencapai 11.515 siswa. Jumlah
terbanyak ada di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan, sedangkan yang paling
sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa SMK disajikan
pada Tabel 2.28
Tabel 2.28
Distribusi Siswa SMK Kota Pontianak Tahun 2012
JENIS KELAMIN
KECAMATAN TOTAL
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Pontianak Barat 1651 733 2384
Pontianak Kota 928 700 1831
Pontianak Selatan 1186 2310 3496
Pontianak Tenggara 152 131 283
Pontianak Timur 555 624 1179
Pontianak Utara 623 660 2342
Total 5095 5158 11515
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Jumlah siswa SMK sebanyak itu menyumbang sebesar 27,50% APK SMA/SMK/MA di
Kota Pontianak. Ditinjau dari rombongan belajar, 29 SMK Kota Pontianak memiliki
284 rombongan belajar (lihat Tabel 2.29) atau 1:9,8. Ini berarti secara umum rata-
rata setiap SMK memiliki 9 hingga 10 rombongan belajar. Rombongan paling banyak
ada di Kecamatan Pontianak Selatan, sedangkan paling sedikit ada di Pontianak
Tenggara.
Tabel 2.29
Rekapitulasi Jumlah Rombel Jenjang SMK Per Kecamatan Tahun 2012
Jika ratio rombongan belajar atas peserta didik dihitung, maka akan diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:39,3. Artinya secara umum rata-rata setiap rombongan belajar
Hal - 54
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
pada jenjang SD diisi oleh 39 hingga 40 peserta didik. Apabila dikaitkan dengan
standar pelayanan minimal (SPM), ini menunjukkan bahwa beban mengajar guru
pada satu kelas relatif jauh melampaui SPM.
Tenaga pendidik yang tersedia pada jenjang SMK berjumlah 679 guru (lihat Tabel
2.30). Jika dihitung ratio tenaga pendidik atas peserta didik diperoleh hasil
perhitungan sebesar 1:29,5. Artinya rata-rata setiap guru menangani atau melayani
29 hingga 30 peserta didik. Jumlah ini sesungguhnya cukup ideal untuk jenjang SMK.
Namun, persoalannya sama dengan sekolah lain yakni rata-rata siswa pada setiap
rombel jenjang SMK mencapai 38,9 siswa. Adanya ratio guru siswa seperti
ditunjukkan oleh Tabel 3.21 menunjukkan ada SMK tertentu yang sesungguhnya
memiliki rombel dengan peserta didik yang relatif kecil jumlahnya. Namun ada pula
yang memiliki rombel dengan peserta didik dalam jumlah yang besar.
Tabel 2.30
Rekapitulasi Jumlah Pendidik Jenjang SMK setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Tabel 2.31
Rekapitulasi Rasio Guru Siswa Jenjang SMK setiap Kecamatan
di Kota Pontianak Tahun 2012
Hal - 55
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Seperti halnya SD dan SMP, sarana dan prasarana SMK Negeri yang ada di Kota
Pontianak relatif baik. Sebagian besar gedung SMK Negeri dibangun dengan
konstruksi permanen yang dapat dikatakan melampaui standar sarana dan
prasarana pendidikan. Pada beberapa sekolah, hanya sarana penunjang
pembelajaran yang relatif masih mengalami kekurangan.
Jumlah MA Kota Pontianak tahun 2012 ini adalah 16 buah, dengan 2 berstatus
madrasah negeri, dan 14 berstatus swasta. Jumlah terbanyak ada di wilayah
Kecamatan Pontianak Barat, sedangkan yang paling sedikit ada di Pontianak
Tenggara. Selengkapnya distribusi SMP disajikan pada Tabel 2.32.
Tabel 2.32
Distribusi MA Per Kecamatan Kota Pontianak Tahun 2012
Status MA
KECAMATAN Jumlah
Negeri Swasta
Pontianak Barat 1 4 5
Pontianak Kota 0 1 1
Pontianak Selatan 1 3 3
Pontianak Tenggara 0 1 1
Pontianak Timur 0 1 1
Pontianak Utara 0 3 3
Total 2 16 18
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Jumlah siswa MA Kota Pontianak tahun 2012 ini mencapai 2.368 siswa. Jumlah
terbanyak ada di wilayah Kecamatan Pontianak Selatan, sedangkan yang paling
sedikit ada di Pontianak Tenggara. Selengkapnya distribusi siswa MA disajikan pada
Tabel 2.33
Tabel 2.33
Distribusi Siswa MA Kota Pontianak Tahun 2012
JENIS KELAMIN
KECAMATAN TOTAL
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Pontianak Barat 322 362 684
Pontianak kota 34 41 75
Pontianak Kota 142 161 303
Pontianak selatan 47 0 47
Pontianak Selatan 349 537 886
Pontianak Tenggara 25 38 63
Pontianak Timur 26 0 26
Pontianak Utara 122 162 284
Total 1067 1301 2368
Sumber: Dinas Pendidikan Kota Pontianak, 2012
Hal - 56
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Total siswa SMA/SMK/MA di Kota Pontianak adalah 39.951. Jika dibanding dengan
penduduk usia SMA/SMK/MA yang besarnya 41.868 siswa, maka APK SMA/SMK/MA
mencapai 95,4%.
Pendidikan Non Formal yang dilaksanakan di Kota Pontianak saat ini meliputi
pendidikan sebagai berikut:
2. Pendidikan Kesetaraan meliputi ; Paket A setara SD, Paket B setara SMP; Paket
C setara SMA
Program pendidikan kesetaraan bertujuan untuk menurunkan jumlah penduduk
usia sekolah yang karena berbagai faktor tidak dapat melanjutkan sekolah pada
Hal - 57
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Berdasarkan APK yang dicapai sebagaimana disajikan di atas ternyata APK tertinggi
terdapat di tingkat SD+MI yaitu 102,95% dan yang terendah di tingkat SMP/MTs
Tingginya APK adalah akibat banyaknya siswa usia di luar usia sekolah yang berada
pada jenjang pendidikan tersebut.
APM yang tertinggi terdapat di tingkat SD + MI yaitu 89,87 % dan yang terendah di
tingkat SM yaitu 62,66%. berdasarkan APM dapat diketahui pula bahwa pada
tingkat SD + MI anak usia sekolah yang bersekolah lebih banyak dibandingkan
Hal - 58
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
dengan tingkat lainnya. Hal itu juga menunjukkan kinerja yang paling baik terdapat
di tingkat SD+MI. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pada jenjang SD tingkat
keberhasilannya dalam pelaksanaan program pemerataan dan perluasan lebih tinggi
dibandingkan dengan pencapaian pada jenjang SMP/MTs maupun jenjang
SMA/MA/SMK.
Bila sekolah dibandingkan antar jenjang, maka makin tinggi sekolah makin kurang,
hal itu ditunjukkan dari jumlah tingkat SD+MI berbanding tingkat SMP+MTs sebesar
3,51 dan tingkat SMP berbanding tingkat SM sebesar 1,40. Sedikitnya jumlah sekolah
yang tersebut, maka perlu adanya penambahan Ruang Kelas Baru di tingkat SM.
Rasio siswa per guru bervariasi dengan rasio terbesar terdapat pada tingkat SD + MI,
SMP + MTs dan SM. Besarnya rasio siswa per guru ini menunjukkan kurangnya guru
di tingkat tersebut. Sebaliknya, rasio terkecil menunjukkan cukupnya guru di tingkat
tersebut. Hal ini berarti bahwa pada tingkat tersebut masih memerlukan ruang kelas
tambahan jika diharapkan jumlah kelas sama dengan kebutuhan ruang kelas
sehingga tidak ada ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali.
Sejalan dengan perbandingan antar sekolah di tingkat SMP dan SD yang cukup
tinggi, maka angka melanjutkan ke tingkat SMP juga cukup tinggi. Diharapkan
apabila jumlah tingkat SMP ditingkatkan maka angka melanjutkan juga akan
meningkat. Sebaliknya, angka melanjutkan ke tingkat SM lebih kecil. Salah satu
faktor yang diyakini sebagai penyebab rendahnya angka melanjutkan ke SM
(SMA/MA/SMK) adalah karena jumlah SM yang jauh lebih sedikit dibandingkan
jumlah SMP/MTs (daya tampungnya lebih rendah dari pada lulusan SMP/MTs).
Faktor lain yang juga diyakini sangat dominan mempengaruhi angka melanjutkan
lulusan SMP/MTs ke SMA/MA/SMK adalah karena pada umumnya SMA/SMK berada
di perkotaan sehingga menjadi kendala bagi lulusan SMP yang tinggal di daerah
pedesaan, juga karena biayanya yang relatif lebih tinggi, sebagai akibat dari relatif
lebih tingginya biaya investasi maupun biaya operasional pembelanjaan utamanya
untuk praktek mata pelajaran produktif.
Perbedaan pencapaian di tingkat SD, SMP dan SM juga karena akibat perbedaan
kepadatan penduduk usia sekolah, kepadatan terbesar terdapat di tingkat SD + MI
Hal - 59
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
dan terkecil terdapat di tingkat SMP + MTs. Di samping itu, banyak desa tertinggal
juga mempengaruhi kinerja pendidikan dasar dan menengah.
Indikator mutu dapat dibedakan menjadi lima indikator mutu yaitu: (1) mutu
masukan, (2) mutu proses, (3) mutu SDM, (4) mutu fasilitas, dan (5) biaya.
Berdasarkan mutu masukan dapat diketahui bahwa 9.42 persen siswa baru tingkat I
untuk tingkat SD adalah berasal dari tamatan TK atau sejenis.
Berdasarkan indikator mutu proses yaitu angka mengulang, angka putus sekolah,
dan angka lulusan, ternyata angka mengulang terbesar terdapat pada tingkat
SD/MI. yaitu sebesar 2.19 persen dan terendah terdapat pada tingkat SMP/MTs yaitu
sebesar 0.18 persen.
Selanjutnya angka putus sekolah terbesar terdapat pada tingkat SM/MA yaitu
sebesar 1.72 persen dan terendah terdapat pada tingkat SD/MI yaitu sebesar 0.09
persen. Bila dilihat angka lulusan ternyata angka tertinggi terdapat pada tingkat
SD/MI yaitu sebesar 98.41 persen dan terendah terdapat pada tingkat SMP/MTs
yaitu sebesar SMP/MTs persen.
Dengan melihat ketiga indikator mutu proses ini dapat dikatakan bahwa kinerja
terbaik adalah pada tingkat SD/MI. Hal itu ditunjukkan dengan adanya angka
mengulang dan putus sekolah paling rendah serta angka lulusan yang paling tinggi.
Bila dilihat dari mutu SDM (guru), maka persentase guru yang layak mengajar
terbesar adalah pada tingkat SMP/MTs yaitu 84.35 persen dan guru yang layak
mengajar terendah adalah pada tingkat SD/MI yaitu 78,28. Mutu guru juga
menunjukkan kinerja sekolah, hal itu terlihat pada kesesuaian ijazah guru dengan
bidang studi yang diajarkan. Khusus SLTP, banyaknya guru yang sesuai terlihat pada
bidang studi PPKn, yaitu sebesar 100.51 persen dan yang paling tidak sesuai adalah
bidang studi IPA yaitu 110.62, sedangkan SMU, banyaknya guru yang sesuai terlihat
pada bidang studi Bahasa Indonesia.
Indikator berikutnya adalah tentang mutu prasarana dan sarana pendidikan. Ruang
kelas dengan kondisi baik paling banyak terdapat pada tingkat SM+MA yaitu sebesar
Hal - 60
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
92.08 persen sedangkan kondisi rusak ringan yang paling banyak terdapat pada
tingkat SD/MI yaitu sebesar 16.28 persen. Banyaknya ruang kelas yang rusak ini
menunjukkan mutu prasarana yang buruk dan berakibat secara tidak langsung akan
menurunkan mutu sekolah.
Indikator mutu prasarana lainnya adalah ketersediaan fasilitas sekolah yang ada.
Jumlah sekolah yang memiliki perpustakaan terbesar ada pada tingkat SMP/MTs
yaitu sebesar 93.64 persen dan terendah ada pada tingkat SD/MI sebesar 27.70.
Jumlah lapangan olahraga terbesar pada tingkat SMP/MTs dan terendah ada pada
tingkat SM+MA sebesar 55.16 persen. Fasilitas sekolah lainnya yaitu ruang UKS
terbesar terdapat pada tingkat SMP/MTs. Dengan demikian, bila setiap sekolah
diharuskan memiliki ketiga fasilitas tersebut, maka tingkat SMP/MTs Memiliki angka
terbesar.
Indikator mutu yang ditunjukkan dari biaya dilihat dari angka partisipasi pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan orang tua siswa. Dari ketiga angka partisipasi dalam
hal biaya tersebut, angka partisipasi terbesar adalah pada pemerintah pusat yaitu
78.60. Partisipasi pemerintah pusat lebih banyak terdapat di tingkat pendidikan
dasar dan partisipasi orang tua siswa lebih banyak terdapat di tingkat pendidikan
menengah. Berdasarkan tabel di atas, ternyata partisipasi pemerintah daerah paling
rendah jika dibandingkan dengan partisipasi lainnya.
Berdasarkan indikator mutu yang dijelaskan di atas dan dengan melihat pencapaian
setiap indikator untuk setiap jenjang pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa
tingkat SMA/SMK/MA mempunyai kinerja yang lebih unggul dibandingkan dengan
tingkat SMP/MTs. Kinerja yang lebih unggul ini diambil dari banyaknya nilai yang
lebih tinggi dalam hal mutu pada tingkat tersebut.
Hal - 61
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 62
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Pada uraian terdahulu dijelaskan bahwa jumlah sekolah yang ada di Kota Pontianak
baik yang berada di bawah Pemerintah Kota maupun Kementerian Agama adalah
seperti disajikan pada Tabel 2.34. Pada tabel tersebut tampak bahwa Kota Pontianak
memiliki TK/RA sebanyak 110 buah, 192 SD/MI, 101 SMP/Mts, dan 90 SMA/SMK/MA.
Selanjutnya, jumlah tersebut akan dievaluasi dengan menggunakan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana Pendidikan jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA.
Tabel 2.34
Rekapitulasi Jumlah Sekolah di Kota Pontianak Tahun 2012
Pemkot Kemenag
Jenjang Sekolah Jumlah
Negeri Swasta Negeri Swasta
SD/MI 125 37 2 28 192
SMP/MTs 24 49 2 26 101
SMA/MA 10 33 2 16 61
SMK 9 20 - - 29
Sumber: Dinas Pendidikan 2012, setelah diolah.
Hal - 63
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.35
Proyeksi Kebutuhan SD/MI Kota Pontianak Tahun 2013-2022
TAHUN
KECAMATAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pontianak Selatan 12 13 13 13 13 14 14 14 14 15
Pontianak Tenggara 7 7 7 7 7 7 8 8 8 8
Pontianak Timur 12 13 13 13 13 14 14 14 14 15
Pontianak Barat 19 19 19 20 20 20 21 21 21 22
Pontianak Kota 17 17 17 18 18 18 19 19 19 20
Pontianak Utara 17 17 18 18 18 19 19 19 20 20
Jumlah 84 86 87 89 90 92 93 95 97 99
Jika dibanding dengan jumlah SD/MI yang tersedia, Kota Pontianak kelebihan SD/MI
sebanyak 192-84 = 108 SD/MI. Ini berarti harus ada upaya untuk me-regrouping
SD/MI ada di kota ini.
Hal - 64
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 2.36
Proyeksi Kebutuhan SMP/MTs Kota Pontianak Tahun 2013-2022
TAHUN
KECAMATAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pontianak Selatan 11 11 11 11 12 12 12 12 12 13
Pontianak Tenggara 6 6 6 6 6 6 7 7 7 7
Pontianak Timur 11 11 11 12 12 12 12 12 13 13
Pontianak Barat 16 17 17 17 18 18 18 18 19 19
Pontianak Kota 15 15 15 15 16 16 16 17 17 17
Pontianak Utara 15 15 15 16 16 16 17 17 17 18
Jumlah 74 75 76 78 79 80 82 83 85 86
Jika dibanding dengan jumlah SMP/MTs yang tersedia, Kota Pontianak kelebihan
SMP/MTs sebanyak 101-74 = 27 SMP/MTs. Ini berarti harus ada upaya untuk me-
regrouping SMP/MTs ada di kota ini.
Tabel 2.37
Proyeksi Kebutuhan SMA/MA/SMK Kota Pontianak Tahun 2013-2022
TAHUN
KECAMATAN
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pontianak Selatan 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11
Pontianak Tenggara 5 5 5 6 6 6 6 6 6 6
Pontianak Timur 10 10 10 10 10 11 11 11 11 11
Pontianak Barat 14 15 15 15 16 16 16 16 17 17
Pontianak Kota 13 13 13 14 14 14 14 15 15 15
Pontianak Utara 13 13 14 14 14 14 15 15 15 16
Jumlah 65 67 68 69 70 71 73 74 75 77
Hal - 65
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Kemampuan guru pada semua jenjang pendidikan di Kota Pontianak yang diukur
Dario hasil Uji Kompotensi Guru (UKG) 2012 disajikan pada Tabel 2.38. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa secara umum kemampuan professional guru yang bersertifikat
profesi di Kota Pontianak masih rendah. Hal ini tampak dari rata-rata UKG yang
hanya 44,06.
Tabel 2.38
Kemampuan Profesional Guru Kota Pontianak Tahun 2012
Kemampuan paling rendah lebih banyak ditemukan pada jenjang guru Sekolah
Dasar. Oleh sebab itu, harus ada upaya untuk meningkatkan mutu guru di sekolah
dasar. Tidak kalah penting dari guru SD/MI adalah guru yang berada pada jenjang di
atasnya. Guru-guru tersebut juga harus mendapat pembinaan yang sungguh-
sungguh jika ingin meningkatkan mutu hasil belajar di sekolah.
Hal - 66
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN PENDIDIKAN
KOTA PONTIANAK HINGGA TAHUN 2022
Guna lebih memperjelas arah yang dituju, maka perlu diuraikan makna dari visi Dinas
Pendidikan Kota Pontianak tersebut sebagai berikut :
a. Kedepan yang diinginkan, mewujudkan pendidikan yang bermutu di semua
jenjang dan jalur pendidikan;
Hal - 67
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Dinas Pendidikan Kota Pontianak menyadari bahwa visi dan misi tersebut dapat
terwujud apabila didukung dengan penerapan tata nilai yang sesuai dan mendukung
usaha-usaha pelaksanaan misi dan pencapaian visi. Tata nilai merupakan dasar
sekaligus arah bagi sikap dan perilaku seluruh pegawai dalam menjalankan tugas.
Tata nilai juga akan menyatukan hati dan pikiran seluruh pegawai dalam usaha
mewujudkan layanan prima pendidikan. Tata nilai yang dimaksud adalah
transparansi, akuntabel, profesional, visioner, demokratis, inklusif, dan
berkeadilan.
Hal - 68
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Untuk merealisasikan visi dan misi Pendidikan di Kota Pontianak, perlu dirumuskan
tujuan dan sasaran-sasaran strategis tahun 2013-2022 yang lebih jelas
menggambarkan ukuran-ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi.
Hal - 69
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 3.1
Indikator Sasaran Strategis untuk Mencapai T1
Baseline
Kode Sasaran Strategis 2013-2014 2015-2019 2020-2022
(2012)
SS1.1 APK PAUD 35% Minimal 75% Minimal Minimal
85% 90%
SS1.2 Kualifikasi pendidik PAUD
formal (TK/TKLB)
§ S-1/D-4 70% 85% 100% 100%
§ Bersertifikat 70% 85% 95% 98%
Tabel 3.2
Indikator Sasaran Strategis untuk Mencapai T2
Baseline
Kode Sasaran Strategis 2013-2014 2015-2019 2020-2022
(2012)
SS2.1 APM SD/MI/Paket A 113,45% Minimal Minimal Minimal
100% 100% 100%
SS2.2 APS Kelompok Usia 7-12 113,45% Minimal Minimal Minimal
Tahun 100% 100% 100%
Hal - 70
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
SS2.11 Melaksanakan e-
pembelajaran:
§ SD/SDLB 15% 30% 60% 90%
§ SMP/SMPLB 27% 50% 80% 95%
Hal - 71
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 3.3
Indikator Sasaran Strategis untuk Mencapai T3
Baseline
Kode Sasaran Strategis 2013-2014 2015-2019 2020-2022
(2012)
SS3.3 SMK:
§ Berakreditasi 100% 100% 100% 100%
§ Akreditas B 86% 90% 95% 100%
Hal - 72
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 3.4
Indikator Sasaran Strategis untuk Mencapai T4
Baseline
Kode Sasaran Strategis 2013-2014 2015-2019 2020-2022
(2012)
SS4.1 Program keahlian lembaga
kursus dan pelatihan
§ Berakreditasi, 0% 20% 40% 70%
§ Lulusan program 0% 25% 45% 75%
kecakapan hidup (PKH)
bersertifikat kompetensi
Tabel 3.5
Indikator Sasaran Strategis untuk Mencapai T5
Baseline 2020-
Kode Sasaran Strategis 2013-2014 2015-2019
(2012) 2022
SS5.1 Audit BPK RI atas laporan Wajar Tanpa Wajar Tanpa Wajar Tanpa Wajar
keuangan Dinas Pengecualia Pengecualia Pengecualia Tanpa
Pendidikan n (WTP) n (WTP) n (WTP) Pengecuali
an (WTP)
SS5.2 Skor Laporan
Akuntabilitas Kinerja
Minimal
Instansi Pemerintah 86 Minimal 87 Minimal 89
90
(LAKIP)
Hal - 73
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
BAB IV
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN PENDIDIKAN
KOTA PONTIANAK HINGGA TAHUN 2013-2022
Strategi merupakan upaya yang sistematis untuk mencapai tujuan strategis yang
telah ditetapkan melalui pencapaian sasaran-sasaran strategis dari tujuan strategis
Hal - 74
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tujuan strategis T1, yaitu tersedia dan terjangkaunya layanan PAUD bermutu dan
berkesetaraan di semua provinsi, kabupaten dan kota, dicapai dengan menggunakan
strategi sebagai berikut:
(4) Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system
pembelajaran TK/TKLB berkualitas.
Hal - 75
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
(2) Penyediaan manajemen SD/SDLB dan SMP/SMPLB serta Paket A dan Paket B
berkompeten yang meliputi pemenuhan kepala satuan pendidikan, pengawas,
dan tenaga administrasi;
(4) Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system
pembelajaran SD/SDLB dan SMP/SMPLB berkualitas;(5)
Tujuan strategis T3, yaitu Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan menengah
yang berkualitas dunia, relevan dan berkesetaraan, dicapai dengan menggunakan
strategi sebagai berikut:
(4) Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system
pembelajaran SMA berkualitas;
Hal - 76
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
(5) Penyediaan dan peningkatan sarana dan prasarana untuk penerapan system
pembelajaran SMK berkualitas;
Tujuan strategis T4, yaitu Tersedia dan terjangkaunya layanan pendidikan orang
dewasa berkelanjutan yang berkesetaraan, berkualitas dunia dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat, dicapai dengan menggunakan strategi sebagai berikut:
Tujuan strategis T5, yaitu Tersedianya sistem tata kelola yang handal dalam
menjamin terselenggaranya layanan prima untuk pendidikan berkualitas dunia 2022,
dicapai dengan menggunakan strategi sebagai berikut:
Hal - 77
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 4.1
Strategi Umum Pencapaian Visi dan Misi Pendidikan
KOMPONEN SISTEM
NO KODE STRATEGI UMUM
PENDIDIKAN
1. Pendidik dan Tenaga ST1.1 Penyediaan tenaga pendidik berkompeten pada
Kependidikan semua jenis dan jenjang pendidikan.
ST1.2 Penyediaan manajemen satuan pendidikan
berkompeten yang merata pada semua jenis dan
jenjang pendidikan.
2. Pembelajaran dan ST2.1 Penyediaan sistem pembelajaran berkualitas
Penilaian sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan
ST2.2 Penyediaan data dan informasi serta akreditasi
pendidikan yang handal.
3. Sarana dan Prasarana ST3.1 Penyediaan dan peningkatan sarana dan
prasarana pendidikan formal berkualitas yang
merata pada semua jenis dan jenjang
pendidikan.
4. Pendanaan ST4.1 Penyediaan subsidi untuk meningkatkan
keterjangkauan layanan pendidikan formal
berkualitas yang merata pada semua jenjang dan
jenis pendidikan
ST4.2 Penyediaan subsidi pembiayaan untuk
penerapan system pembelajaran non formal dan
informal berkualitas yang merata pada semua
jenjang dan jenis pendidikan.
5. Tata Kelola ST5.1 Penataan struktur organisasi untuk menjamin
tercapainya tujuan dan sasaran strategis
pendidikan berkualitas dunia 2022
ST5.2 Penguatan akuntabilitas sistem keuangan di
lingkungan Dinas Pendidikan Kota Pontianak
ST5.3 Penguatan akuntabilitas pengelolaan aset milik
negara di lingkungan Dinas Pendidikan Kota
Pontianak
ST5.4 Penguatan akuntabilitas sistem pengawasan
internal di lingkungan Dinas Pendidikan Kota
Pontianak
Hal - 78
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Tabel 4.2
Arah Kebijakan Pencapaian Visi dan Misi Pendidikan
Hal - 79
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Undang-Undang RI No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen menempatkan guru dan
dosen sebagai profesi. Guru harus memenuhi kualifikasi pendidikan minimal S-1/D-4
dan bersertifikat pendidik, sedangkan dosen harus memenuhi kualifikasi pendidikan
minimal S-2/S-3 dan bersertifikat pendidik.
Selain tenaga pendidik, kepala sekolah dan pengawas sekolah memegang peranan
penting dalam meningkatkan mutu pendidikan dan akuntabilitas penyelenggaraan
pendidikan di satuan pendidikan. Permasalahan yang dihadapi kepala sekolah adalah
lemahnya kompetensi manajerial, sedangkan yang dihadapi pengawas sekolah
adalah lemahnya kompetensi kepengawasan.
(1) Pemberian beasiswa S-2 bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah;
(2) Penyelenggaraan diklat manajemen dan kepemimpinan yang berkualitas untuk
kepala sekolah dan diklat pengawasan yang berkualitas bagi pengawas sekolah;
(3) Revitalisasi organisasi profesi tenaga kependidikan MKKS/MKPS;
(4) Penyediakan tenaga administrasi sekolah di setiap sekolah dasar.
Hal - 80
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Sistem pembelajaran saat ini dipandang belum secara efektif membangun peserta
didik memiliki akhlak mulia dan karakter bangsa. Hal ini ditunjukkan dengan
terjadinya degradasi moral seperti penyalahgunaan narkoba, radikalisme pelajar,
pornografi dan pornoaksi, plagiarisme, dan menurunnya nilai kebanggaan berbangsa
dan bernegara. Kebijakan untuk menanggulangi masalah ini antara lain adalah
sebagai berikut:
(1) Melakukan kajian dan penyempurnaan kurikulum pendidikan dan pelatihan agar
lebih berorientasi pada pembentukan kreativitas dan kewirausahaan peserta
didik sedini mungkin;
Hal - 81
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 82
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Dalam rangka meningkatkan jumlah terbitan buku dan mendorong kreativitas serta
motivasi penulis, Kemendiknas akan meneruskan program pembelian hak cipta buku
teks pelajaran yang mendukung program buku teks murah. Penyediaan buku teks
pelajaran yang bermutu, mudah diperoleh, dengan harga yang terjangkau serta
meniadakan monopoli penulisan, penggandaan, penerbitan dan pendistribusian
Hal - 83
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
buku telah diatur melalui Permendiknas No. 2 Tahun 2008 tentang Buku. Namun,
reformasi perbukuan yang dilakukan belum sepenuhnya berdampak pada penyedian
buku teks murah kepada seluruh peserta didik. Penyediaan buku teks murah
dilakukan antara lain melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
(1) Penyediaan subsidi biaya buku kepada peserta didik yang menggunakan buku
yang hak ciptanya telah dibeli oleh Kemendiknas.
(2) Mempermudah akses bagi satuan pendidikan untuk mengunduh buku sekolah
elektronik yang telah dibeli hak ciptanya oleh Kemendiknas.
(3) Mendorong satuan pendidikan untuk memanfaatkan buku teks yang hak
ciptanya sudah dibeli oleh Kemendiknas.
Kontribusi dunia usaha dan dunia industri dalam pengembangan pendidikan masih
rendah. Hal ini terjadi, karena belum adanya pola kemitraan pendidikan dengan
dunia usaha dan dunia industri, serta organisasi masyarakat. Sementara itu,
pendidikan tidak dapat berdiri sendiri lepas dari keterkaitannya dengan dunia usaha
dan dunia industri, baik proses pendidikannya, pendidiknya, dan maupun peserta
didiknya. Untuk mengatasi hal itu perlu dilakukan beberapa kebijakan yang antara
lain adalah sebagai berikut:
(1) Pembentukan sistem yang mengatur kemitraan sinergis dengan dunia usaha
dan dunia industri untuk peningkatan relevansi lulusan dengan kebutuhan dunia
usaha dan industri;
(2) Optimisasi pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk bidang
pendidikan;
Hal - 84
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Pendidikan nonformal dan informal sangat strategis dalam upaya untuk menurunkan
buta aksara dan meningkatkan kecakapan hidup masyarakat berkesetaraan gender.
Hal ini sejalan dengan komitmen internasional dalam pemberantasan buta aksara.
Selain itu, dalam upaya mewujudkan masyarakat berbasis pengetahuan perlu
ditingkatkan budaya baca masyarakat. Penguatan dan perluasan ini dilaksanakan
antara lain melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
(1) Penguatan dan perluasan program pembelajaran langsung di Pusat Kegiatan
Belajar Masyarakat (PKBM);
(2) Penguatan dan perluasan pendidikan kecakapan hidup untuk warga negara usia
sekolah yang putus sekolah atau tidak melanjutkan sekolah dan bagi warga usia
dewasa;
(3) Penguatan dan perluasan budaya baca melalui penyediaan taman bacaan,
bahan bacaan dan sumber informasi lain yang mudah, murah, dan merata serta
sarana pendukungnya;
(4) Penguatan dan perluasan pendidikan nonformal dan informal untuk mengurangi
disparitas antargender;
(5) Pemberian fasilitasi pelaksanaan peningkatan pengetahuan dan kecakapan
keorangtuaan (parenting education) dan homeschooling.
Hal - 85
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
sejalan dengan tanggung jawab yang semakin besar karena harus mengelola
anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN/APBD. RrReformasi birokrasi
dilaksanakan antara lain melalui kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
(1) Restrukturisasi organisasi yang mendukung visi dan misi Pendidikan Kota
Pontianak;
(2) Penyempurnaan tata laksana;
(3) Peningkatan kualitas sumber daya manusia;
(4) Pengembangan sistem pengukuran dan remunerasi berbasis kinerja;
(5) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi.
Hal - 86
Tabel 4.3
Sasaran Strategis, Kebijakan Strategis, Program Prioritas serta Tahapan Pencapaian Visi dan Misi Pendidikan Tahun 2013-2022
a. Pemberian biaya operasional pendidikan a. Peningkatan Pemberian BOS yang a. Peningkatan Pemberian BOS yang
(BOS) yang disertai dengan pembinaan disertai dengan pengendalian yang disertai dengan pengendalian yang
dan pengendalian berlanjut berke-lanjutan berke-lanjutan
b. Pemanfaatan secara optimal e-TV, b. Pemanfaatan secara optimal e-TV, b. Pemanfaatan secara optimal e-TV,
internet, dan perangkat ITC lainnya internet, dan perangkat ITC lainnya internet, dan perangkat ITC lainnya
sebagai media pembelajaran dan sarana sebagai media pembelajaran dan sebagai media pembelajaran dan
belajar alternatif (pendidikan jarah jauh) sarana belajar alternatif (pendidikan sarana belajar alternatif (pendidikan
jarah jauh) jarah jauh)
Sasaran strategis
c. Siswa yang kurang mampu secara c. School come to client, sekolah c. School come to client, sekolah
ekonomi dan yang memasuki program mendatangi siswa, khususnya untuk mendatangi siswa, khususnya untuk
keahlian berbasis keunggulan potensi wilayah miskin. wilayah miskin
daerah berbeasiswa
d. Pendidikan terselenggara secara gotong d. Investasi pembangunan sarana d. Investasi pembangunan sarana
royong antara masyarakat, pemerintah pendidikan efisien dan pemanfaatan pendidikan efisien dan
kabupaten, provinsi dan pusat, termasuk fasilitas pendidikan yang telah ada pemanfaatan fasilitas pendidikan
dalam hal pembangunan unit sekolah melalui penyelenggaraan sekolah yang telah ada melalui
baru terpadu optimal penyelenggaraan sekolah terpadu
bertaraf regional optimal
e. Terbentuk “SD-SMP satu atap” dan e. Terdapat perhatian secara khusus e. Terdapat perhatian secara khusus
menambahkan ruang belajar SMP di SD terhadap kesejahteraan gender. terhadap kesejahteraan gender.
untuk menyelenggarakan program
pendidikan SMP bagi lulusannya
f. Terdapat perluasan akses bagi anak usia 7 f. Komunikasi informasi, edukasi, dan f. Komunikasi informasi, edukasi, dan
– 15 tahun melalui jalur non formal atau advokasi kepada masyarakat advokasi kepada masyarakat
program pendidikan terpadu/inclusif bagi terlaksana dengan baik terlaksana dengan baik
anak – anak yang berkebutuhan khusus
g. Terdapat perluasan akses terhadap g. Terdapat perluasan akses terhadap g. Terdapat perluasan akses terhadap
pendidikan di SMK sesuai dengan pendidikan di SMK sesuai dengan pendidikan di SMK sesuai dengan
kebutuhan dan keunggulan lokal kebutuhan dan keunggulan lokal kebutuhan dan keunggulan lokal
h. Terdapat perluasan kesempatan belajar h. Terdapat perluasan kesempatan h. Terdapat perluasan kesempatan
sepanjang hayat bagi penduduk dewasa belajar sepanjang hayat bagi penduduk belajar sepanjang hayat bagi
yang ingin meningkatkan pengetahuan, dewasa yang ingin meningkatkan penduduk dewasa yang ingin
keterampilan, dan kecakapan hidup pengetahuan, keterampilan, dan meningkatkan pengetahuan,
kecakapan hidup keterampilan, dan kecakapan hidup
2. Peningkatan Mutu dan relevansi 2. Peningkatan Mutu dan relevansi 2. Peningkatan Mutu dan relevansi
pendidikan. pendidikan. pendidikan.
a. Mutu pendidikan meningkat sesuai a. Mutu pendidikan meningkat sesuai a. Mutu pendidikan bertaraf regional
standar internasional > 75% standar internasional > 90%
b. Kompetensi guru meningkat yang b. Kompetensi guru meningkat yang b. Kompetensi guru berstandar
ditandai dengan > 75% berijazah S1 dan ditandai dengan > 90% berijazah S1 regional
memperoleh sertifikasi dan memperoleh sertifikasi
c. Kualitas manajemen berbasis sekolah c. Kualitas manajemen berbasis sekolah c. Kualitas manajemen sekolah
meningkat. meningkat. bertaraf regional .
d. Kualitas siswa dan sekolah meningkat d. Kualitas siswa dan sekolah meningkat d. Kualitas siswa dan sekolah bertaraf
secara signifikan secara signifikan regional
e. Terdapat penghargaan yang riil atas e. Terdapat penghargaan yang riil atas e. Terdapat penghargaan yang riil atas
prestasi prestasi prestasi tingkat regional
f. Kegiatan inovasi peningkatan fasilitas f. Kegiatan inovasi peningkatan fasilitas f. Kegiatan inovasi peningkatan
pendidikan/pembelajaran dan pendidikan/pembelajaran dan fasilitas pendidikan/pembelajaran
peningkatan kompetensi guru bersubsidi peningkatan kompetensi guru dan peningkatan kompetensi guru
bersubsidi bersubsidi
g. SNP sesuai dengan PP no. 19 tahun 2005 g. SNP sesuai dengan PP no. 19 tahun g. SNP sesuai dengan PP no. 19 tahun
tentang SNP dikembangkan 2005 tentang SNP dikembangkan 2005 tentang SNP dikembangkan
h. Evaluasi pendidikan dilaksanakan melalui h. Evaluasi pendidikan dilaksanakan h. Evaluasi pendidikan dilaksanakan
ujian sekolah oleh sekolah dan ujian melalui ujian sekolah oleh sekolah dan melalui ujian sekolah oleh sekolah
nasional yang dilakukan oleh sebuah ujian nasional yang dilakukan oleh dan ujian nasional yang dilakukan
badan yaitu BSNP sebuah badan yaitu BSNP oleh sebuah badan yaitu BSNP
i. Penjaminan mutu dilaksanakan melalui i. Penjaminan mutu dilaksanakan melalui i. Penjaminan mutu dilaksanakan
proses yang sistematis proses yang sistematis melalui proses yang sistematis
j. Terlaksana akreditasi satuan dan/atau j. Terlaksana akreditasi satuan dan/atau j. Terlaksana akreditasi satuan
program pendidikan untuk menentukan program pendidikan untuk dan/atau program pendidikan untuk
status akreditasi masing – masing. menentukan status akreditasi masing – menentukan status akreditasi
masing. masing – masing.
k. Pemanfaatan secara optimal Radio, TV, k. Pemanfaatan secara optimal Radio, k. Pemanfaatan secara optimal Radio,
internet dan perangkat ICT lainnya TV, internet dan perangkat ICT lainnya TV, internet dan perangkat ICT
sebagai media pembelajaran dan sarana sebagai media pembelajaran dan lainnya sebagai media
belajar alternatif (pendidikan jarak jauh). sarana belajar alternatif (pendidikan pembelajaran dan sarana belajar
jarak jauh). alternatif (pendidikan jarak jauh).
3. Tata Kelola, Akuntabilitas dan 3. Tata kelola, akuntabilitas dan 3. Tata kelola, akuntabilitas dan
Pencitraan Publik pencitraan publik pencitraan publik
a. Pemanfaatan ICT secara optimal untuk a. Pemanfaatan ICT secara optimal a. Pemanfaatan ICT secara optimal
meningkatkan layanan pendidikan untuk meningkatkan layanan untuk meningkatkan layanan
pendidikan pendidikan
b. Program pendidikan anak usia dini b. Program pendidikan anak usia dini b. Program pendidikan anak usia dini
berjalan dengan baik, optimal dan berjalan dengan baik bertaraf nasional berjalan dengan
dikelola dengan baik baik
c. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar c. Program Wajib Belajar Pendidikan c. Program Wajib Belajar Pendidikan
9 Tahun tuntas dan dikelola sesuai aturan Dasar 12 Tahun tuntas dan dikelola Dasar 12 Tahun tuntas dan dikelola
dan baik sesuai aturan dan baik sesuai aturan dan baik
d. Program Pendidikan Menengah berjalan d. Program Pendidikan Menengah d. Program Pendidikan Menengah
dengan baik, optimal dan dikelola berjalan dengan baik bertaraf regional berjalan dengan
dengan baik, transparan dan akuntabel. baik
e. Program Pendidikan non formal berjalan e. Program Pendidikan non formal e. Program Pendidikan non formal
dengan baik, optimal dan dikelola berjalan dengan baik bertaraf regional berjalan dengan
dengan baik, transparan dan akuntabel baik
c. Pembiayaan penyelenggaraan secara c. Efesien investasi pembangunan sarana c. Efesien investasi pembangunan
gotong royong antara masyarakat, pendidikan dan optimalisasi sarana pendidikan dan optimalisasi
pemerintah kabupaten/kota, provinsi pemanfaatan fasilitas pendidikan yang pemanfaatan fasilitas pendidikan
dan pusat, termasuk pembangunan unit telah ada melalui penyelenggaraan yang telah ada melalui
sekolah baru. sekolah terpadu (SMK di SMP negeri, penyelenggaraan sekolah terpadu
SMK di SMA dan sebaliknya). (SMK di SMP negeri, SMK di SMA
dan sebaliknya).
d. Membentuk SD-SMP satu atap, dan d. Memperlihatkan secara khusus d. Memperlihatkan secara khusus
menambah ruang belajar. kesetaraan gender, pendidikan untuk kesetaraan gender, pendidikan
layanan khusus dan sejenisnya. untuk layanan khusus dan
sejenisnya.
e. Memperluas akses bagi anak usia 7 – 15 e. Melaksanakan komunikasi, informas, e. Melaksanakan komunikasi,
tahun melalui jalur nonformal atau edukasi, dan advokasi kepada informas, edukasi, dan advokasi
program pendidikan terpadu/inklusif masyarakat kepada masyarakat
bagi anak – anak berkebutuhan khusus.
f. Memperluas akses bagi penduduk buta f. Memanfaatkan secara optimal sarana f. Memanfaatkan secara optimal
aksara usia 15 tahun keatas melalui jalur radio, televisi, komputer, dan sarana radio, televisi, komputer,
pendidikan non formal perangkat ITC lain sebagai media dan perangkat ITC lain sebagai
pembelajar dan sarana belajar media pembelajar dan sarana
alternatif belajar alternatif
g. Memperluas akses terhadap pendidikan g. Memperluas akses terhadap g. Memperluas akses terhadap
di SMK sesuai dengan kebutuhan dan pendidikan di SMK sesuai dengan pendidikan di SMK sesuai dengan
keunggulan lokal kebutuhan dan keunggulan lokal kebutuhan dan keunggulan lokal
h. Memperluas daya tampung perguruan h. Memperluas daya tampung perguruan h. Memperluas daya tampung
tinggi, khususnya yang bertitik berat tinggi, khususnya yang bertitik berat perguruan tinggi, khususnya yang
pada program – program politeknik, pada program – program politeknik, bertitik berat pada program –
vokasi dan profesi vokasi dan profesi program politeknik, vokasi dan
profesi
5. Peningkatan mutu dan relevansi 5. Peningkatan mutu dan relevansi 5. Peningkatan mutu dan relevansi
pendidikan pendidikan pendidikan
· Melaksanakan akreditasi satuan dan · Melaksanakan akreditasi satuan dan · Melaksanakan akreditasi satuan
atau program pendidikan untuk atau program pendidikan untuk dan atau program pendidikan untuk
menentukan status akreditasi menentukan status akreditasi menentukan status akreditasi
· Perluasan Pendidikan kecakapan hidup · Perluasan Pendidikan kecakapan hidup · Perluasan Pendidikan kecakapan
hidup
· Implementasi SNP · Implementasi SNP · Implementasi SNP
· Pembangunan sekolah bertaraf nasional · Pembangunan sekolah bertaraf · Pembangunan sekolah bertaraf
disetiap kecamatan nasional di setiap kecamatan nasional disetiap kecamatan
· Peningkatan jumlah dan mutu publikasi · Peningkatan jumlah dan mutu publikasi · Peningkatan jumlah dan mutu
ilmiah ilmiah publikasi ilmiah
6. Tata Kelola, Akuntabilitas dan 6. Tata Kelola, Akuntabilitas dan 6. Tata Kelola, Akuntabilitas dan
Pencintraan Publik Pencintraan Publik Pencintraan Publik
· Program pendidikan anak usia dini · Program pendidikan anak usia dini · Program pendidikan anak usia dini
· Program wajib belajar 12 dasar tahun · Program wajib belajar 12 dasar tahun ·
Program wajib belajar 12 dasar tahun
· Program pendidikan menengah · Program pendidikan menengah ·
Program pendidikan menengah
· Program pendidikan non formal · Program pendidikan non formal ·
Program pendidikan non formal
· Peningkatan efesiensi manajemen · Peningkatan efesiensi manajemen ·
Peningkatan efesiensi manajemen
pendidikan pendidikan pendidikan
· Peningkatan kapasitas dan kompetensi · Peningkatan kapasitas dan kompetensi· Peningkatan kapasitas dan
aparat perencanaan dan penganggaran aparat perencanaan dan penganggaran kompetensi aparat perencanaan dan
penganggaran
· Peningkatan kapasitas dan komptensi · Peningkatan kapasitas dan komptensi · Peningkatan kapasitas dan komptensi
managerial aparat managerial aparat managerial aparat
· Peningkatan ketaatan pada peraturan · Peningkatan ketaatan pada peraturan · Peningkatan ketaatan pada peraturan
perundang – undangan perundang – undangan perundang – undangan
BAB V
PENUTUP
Hal - 96
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Mutu pendidikan dapat ditingkatkan juga melalui quality control untuk menjamin
lulusan yang baik (mutu output) dan quality untuk menghindari lulusan yang tidak
memenuhi standar minimum (mutu proses). Relevansi pendidikan dengan
berkebutuhan pembangunan perlu lebih disesuaikan lagi. Pembangunan
berlangsung sangat cepat membawa berbagai perubahan di segala bidang.
Pendidikan harus juga bisa mengantisipasi perubahan–perubahan tersebut dan
menyesuaikan diri dengan perubahan – perubahan tersebut pada saat yang tepat.
Hal - 97
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 98
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
bebas asia fasifik (APEC) tahun 2010 dan perdagangan bebas dunia tahun 2020, akan
dapat dihadapi. Serta, dilaksanakan secara operasional mulai pada unit pendidikan
paling ujung yaitu pada tempat belajar mengajar, melalui upaya peningkatan
kemampuan murid, peningkatan mutu guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar, dan peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam pengelolaan unit
terdepan dalam pendidikan.
Hal - 99
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (2000). Sistem Penjaminan Mutu dalam Manajemen Mutu Pendidikan, Jurnal
Mimbar Pendidikan, No.1 tahun XIX, hal 28-30.
Alisyahbana.S.T. (1986). Antropologi Baru: Nilai-nilai sebagai Tenaga Integrasi dalam
Pribadi, Masyarakat dan Kebudayaan, Jakarta: Dian Rakyat.
Barth, R.S. (1990). Improving School from Within. San Fransisco: Jossey-Bass Inc.
Beeby, C.E. (1996). Pendidikan di Indonesia: Penilaian dan Pedoman Perencanaan,
Jakarta: LP3ES.
Beck, L.G. & Murphy, J. (1996). The Four Imperatives of a Successful School. California:
Corwin Press Inc.
Becker, G.S. (1993). Human Capital: A Theoretical and Empirical Analsys with Special
Reference to Education. 3th. Ed. Chicago: The University of Chicago Press.
Blaikie, Norman. (2000). Designing Social Research, The Logic of Anticipation. Malden,
MA.: Polity Press.
Cadweel, B.J., & J.M. Spinks. (1993). Leading the Self-Managing School, London,
Washington: The Falmer Press.
Castetter, W.B. (1981). The Personal Function in Educational Administration, New
York: MacMilan Publishing Co.
Deming, W.E. (1986). Out of The Crisis, Massachusets Institute of Technology,
Cambridge, MA
Djojonegoro, W. (1998). Lima Tahun Mengemban Tugas Pengembangan SDM:
Tantangan yang Tiada Hentinya, Jakarta:Balitbang, Depdikbud.
Elliot.S. (1993). Management of Quality In Computing Systems Education: ISO 9000
Series Quality Standars Applied. Journal of System Management, September,
6-11 dan 41-42 dari CD-ROM.
Engkoswara. (1999). Menuju Indonesia Modern 2020, Bandung: Yayasan Amal
Keluarga.
Hal - 100
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 101
MasterPlan Pendidikan
Kota Pontianak 2013-2022
Hal - 102