Anda di halaman 1dari 8

MENGELOLA ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB

SOSIAL

Makalah

Disusun untuk memenuhi tugas

mata kuliah Pengantar Management yang dibina oleh Agung Yuniarinto

Oleh:

I Gusti Kade Harta Kesuma Wijaya (NIM 115020301111036)


Hadijah Oemar Alamudy (NIM 115020301111044)
Ulin Nuha Hidayah (NIM 115020302111001)

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
September 2011
PENGERTIAN ETIKA

Etika merupakan penentu standar-standar dari mana yang baik atau buruk dalam
tindakan atau keputusan. Sebuah permasalahan etika akan muncul dalam situasi ketika
tindakan seorang atau sebuah organisasi mungkin akan membahayakan atau
mengunungkan orang lain. Namun permasalahan etis bias sangat kompleks . orang
orang di organisasi mungkin memiliki pandangan yang berbeda .

Seorang manajer tentunya sangat sering menghadapi situasi dimana ia


mengalamu kesulitan untuk menentukan mana yang baik dan buruk. Selain itu seorang
manajer juga mungkin akan terbagi antara perbuatan yang dianggap salah dan tuntutan
kewajiban terhadap bos dan organisasi.

Etika dapat dipahami dengan dengan lebih jelas ketika dibandingkan dengan
prilaku yang ditentukan oleh hukum dan pilihan bebas .

Yang pertama adalah hukum yang ada dimana nilai nilai dan standar standar
ditulis dalam system hukum dan diselenggarakan di pengadilan, diera ini pihak pembuat
undang undang menentukan peraturan peraturan yang harus dipatuhi semua orang dan
perusahan dengan cara tertentu seperti membayar pajak perusahaan .

Yang kedua adalah pilihan bebas yang berhubungan dengan prilaku yang tidak
bias tersentuh hukum dan kebebasannya sangatlah dinikmati oleh individu atau organisasi.
Pilihan yang dibuat seorang manajer tentang dimana ia makan siang.

Diantara wilayah hukum dan pilihan bebas terdapat area etika wilayah ini tidak
memiliki hukum spesifik tapi terdapat standar tingkah laku berdasarkan prinsip dan nilai
yang dipegang tentang tingkah laku moral yang menuntun seorang individu atau sebuah
perusahaan.

DILEMA ETIS
Dilema etis(ethical dilemma) adalah situasi yang muncul ketika semua pilihan alternatif
atau perilaku yang tidak diinginkan karena konsekuensi yang berpotensi negatif, sehingga
sulit untuk membadakan benar dan salah.
KRITERIA PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG ETIS

Empat pendekatan yang akan membantu manajer :

a. Pendekatan Bermanfaat (utilitarian approach) adalah konsep tentang etika


bahwa perilaku moral menghasilkan kebaikan terbesar bagi jumlah terbesar

b. Pendekatan Individualisme (individualism approach) adalah konsep


tentang etika bahwa suatu tindakann dianggap pantas ketika tindakan tersebut
mengusung kepentingan terbaik jangka panjang seorang individu.

c. Pendekatan Hak – Hak Moral (moral- rights approach) adalah konsep


tentang etika bahwa keputusan moral adalah keputusan yang dengan sangat
baik menjaga hak – hak orang – orang yang akan terkena akibatnya .

Enam hak- hak moral harus dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan :

1) Hak persetujuan bebas

Individu akan diperlakukan hanya jika indivisu tersebut secara


sadar dan tidak dipaksa setuju untuk diperlakukan.

2) Hak atas privasi

Indivisu dapat memilih untuk melakukan apa yang akan


diinginkan diluar pekerjaannya dan memegang kendali akan
informasi akan kehidupan pribadinya.

3) Hak kebebasan hati nurani

Indivisu dapat menahan diri dari memberikan perintah yang


melanggar moral dan norma agamanya.

4) Hak untuk bebas berpendapat


Indivisu dapat secara benar mengkritik etika atau legalitas
tindakan yang dilakukan orang lain.

5) Hak atas proses hak

Invidu berhak untuk berbicara tanpa berat sebelah dan


berhak atas perlakuan yang adil.

6) Hak atas hidup dan keamanan

Indivisu berhak untuk hidup tanpa bahaya dan ancaman


terhadap kesehatan dan keamanan.

d. Pendekatan Keadilan (justice approach) adalah keputusan moral harus


didasarkan pada standart– standart keadilan , kejujuran , dan
ketidakberatsebelahan.

Ada 3 jenis keadilan yang harus diperhatikan oleh para manajer:

1) Keadilan Distributif(distributive justice) adalah perlakuan yang


berbeda terhadap orang- orang tidaklah didasarakan pada karateristi
kesewenang- wenangan .

2) Keadilan Prosedural (prosedural justice) adalah peraturan


didirikan dengan adil .

3) Keadilan Kompensasi (compensatory justice) adalah individu


harus diberikan kompensasi atas cedera yang dideritanya byang
disebabkan oleh pihak yang bertanggung jawab.

PILIHAN-PILIHAN ETIS SEORANG MANAJER

Sejumlah factor yang dapat mempengaruhi kemampuan seorang manajer untuk


membuat keputusan yang beretika. Kebutuhan pribadi, pengaruh keluarga, dan latar
belakang agama membentuk system nilai seorang manajer. Karakteristik kepribadiannya
sendiri seperti tingginya ego kepercayaan diri dan rasa kemandirian yang kuat
memungkinkan seorang manajer membuat keptusan yang beretika. Salah satu ciri pribadi
yang penting adalah tahap pengembangan moral.

Tiga tingkatan pengembangan moral kemandirian :

1. Prekonvensional

Dalam konteks ini dapat diasosiasikan dengan manajer yang menggunakan


otokrasi atau gaya kepemimpinan yang memaksa dengan pegawai yang
berorientasi kearah pencapaian tugas-tugas tertentu yang dapat diandalkan.

2. Konvensional

Dalam tingkatan ini manajer menggunakan gaya kepemimpinan yang mendorong


hubungan interpersonal dan kerjasama sehingga orang-oraang belajar untuk
mengonfirmasi pengharapan akan prilaku yang baik sebagaimana yang ditentukan
oleh rekan kerja. Memenuhi kewajiban social dan interpersonal adalah hal yang
penting, kerjasama kelompok kerja adalah sikap yang dipilih untuk mencapai
tujuan organisasi.

3. Poskonvensional

Pada tingkatan ini individu diarahkan oleh serangkaian nilai-nilai internal


berdasarkan prinsip keadilan, bahkan tidak akan mematuhi praturan yang
melanggar prinip tersebut. Nilai-nilai internal lebih penting dari kepentingan orang
lain.

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Tanggung jawab social perusahaan (corporate social responsibility-CSR) adalah


kewajiban manajemen organisasi untuk membuat keputusan dan melakukan tindakan
yang akan berperan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta
perusahaan atau organisasi. Hal yang lebih buruk adalah tanggung jawab social
mencakup area permasalahan, yang sebagian besarnya bersifat ambigu jika dikaitkan
dengan benar atau salah.
PEMANGKU KEPENTINGAN DALAM ORGANISASI

Pemangku kepentingan (stakeholders) adalah kelompok apa pun yang berada di


dalam maupun di luar organisasi yang memiliki andil dalam kinerja organisasi. Kinerja
organisasi memengaruhi pemangku kepentingan, dan kesuksesan organisasi.

Pihak-pihak penting yang berkepentingan lainnya adalah pemerintah dan


komunitas, yang pada tahun-tahun ke belakang ini menjadi makin penting. Sebagian besar
perusahaan dapat berjalan hanya dengan carter yang baik dan lisensi dan beroperasi di
dalam batasan-batasan hukum keamanan, persyaratan perlindungan lingkungan, undang-
undang antimonopoly, undang-undang antisuap, dan undang-undang serta hukum lainnya
yang ada dalam sektor pemerintah. Beberapa bisnis besar dengan sumber daya yang
dibutuhkan untuk melayani negara-negara berkembang memperluas hubungannya dengan
pihak-pihak yang berwenang dengan melayani dasar piramida.

DASAR PIRAMIDA

Konsep dasar piramida (bottom of the pyramid concept-BOP), yang terkadang


disebut juga kaki piramida, menyatakan bahwa perusahaan dapat mengurangi kemiskinan
dan penyakit social lainnya, sekaligus tetap memperoleh keuntungan, dengan menjual
barang pada orang-orang termiskin di dunia. Motif dari BOP adalah dua kali lipat. Tentu
saja, perusahaan-perusahaan berbisnis untuk mendapatkan uang, dan manajer melihat
pasar yang luas dan belum tersentuh di ekonomi-ekonomi yang baru muncul. Namun,
tujuan lainnya adalah memerankan peran yang sangat penting dalam menyentuh
kemiskinan global dan permasalahan lainnya seperti perusakan lingkungan, kebusukan
social, dan ketidakstabilan politik di negara-negara berkembang.

ETIKA KETAHANAN

Ketahanan (sustainability) mengacu pada perkembangan ekonomi yang


menghasilkan kekayaan dan memenuhi kebutuhan populasi saat ini sekaligus menjaga
lingkungan untuk kebutuhan generasi mendatang. Dengan filosofi ketahanan, manajer
menjalin keprihatinan lingkungan dan social dalam setiap keputusan strategis, merevisi
kebijakan dan prosedur untuk mendukung usaha ketahanan, dan mengukur kemajuannya
dalam mencapai tujuan-tujuan ketahanan. Konsep ketahanan menyatakan bahwa suatu
organisasi dapat menemukan cara-cara yang inovatif dalam menciptakan kekayaan
sekaligus menjaga sumber daya alam.

MENGEVALUASI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN

Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility


adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan
adalah memiliki suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham,
komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Tanggung jawab
keseluruhan dalam perusahaan dapat dibagi ke dalam empat kriteria utama: tanggung
jawab ekonomi, hukum, etika, dan kebijaksanaan.

Kriteria pertama dari tanggung jawab social adalah tanggung jawab ekonomi.
Institut bisnis adalah unit ekonomi mendasar di masyarakat. Tanggung jawabnya adalah
menghasilkan barang dan jasa yang diinginkan masyarakat serta memaksimalkan
keuntungan bagi pemilik dan pemegang saham institut tersebut.

Tanggung jawab hukum menentukan apa yang dianggap masyarakat sebagai


sesuatu yang penting berhubungan dengan perilaku yang pantas dilakukan oleh
perusahaan. Diantaranya, bisnis diharapkan untuk memenuhi tujuan-tujuan ekonominya
dalam kerangka persyaratan hukum yang ditentukan oleh dewan lokal kota, badan
legislatif di negara bagian, dan agen perundangan federal.

Tanggung jawab etika terdiri atas perilaku-perilaku yang tidak bisa ditempatkan ke
dalam ranah hukum dan mungkin tidak berhubungan dengan kepentingan ekonomi
perusahaan secara langsung.

Tanggung jawab diskresionari (discretionary responsibility) benar – benar


bersifat sukarela dan dibimbing oleh hasrat perusahaan untuk memberikan kontribusi
sosial yang tidak dimandatkan oleh ekonomi, hukum, atau etika.
MENGATUR ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
PERUSAHAAN

Kepemimpinan yang beretika berarti bahwa manajer berlaku jujur dan dapat
dipercaya, adil dalam bekerja bersama pegawai dan pelanggan, dan beretika dalam
kehidupan pribadi maupun kehidupan profesionalnya.

Kode Etik

Kode etik (code of ethics) adalah pertanyaan resmi dari nlai – nilai yang dianut
oleh perusahaan yang berkaitan dengan persoalan etika dan sosial; kode etik
menyampaikan pada para pegawai akan apa yang dibela oleh perusahaan mereka.

Struktur Etis

Struktur etis mewakili beragam sistem, posisi, dan program yang dapat
dilaksanakan oleh perusahaan untuk menerapkan perilaku beretika. Komite etika (ethic
comite) adalah kelompok eksekutif yang ditunjuk untuk mengawasi etika perusahaan.
Komite ini memberikan aturan-aturan mengenai persoalan-persoalan etika yang belum
jelas dan bertanggung jawab untuk menertibkan pelaku kejahatan.

Whistle-Blowing

Penyingkapan yang dilakukan pegawai mengenai praktik-praktik ilegal, amoral,


atau tidak sah yang dilakukan oleh organisasi disebut whistle-blowing.

Anda mungkin juga menyukai