Disusun Oleh :
Ni Wayan Asma Nira Yustika
140070300011146
Kelompok 3 Reguler
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Ni Wayan Asma Nira Yustika
140070300011146
II. Tujuan
Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui
tentang manajemen stres dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Tujuan khusus
Setelah kegiatan penyuluhan, sasaran mampu :
1. Mengetahui pengertian stres
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab stress
3. Mengetahui tanda dan gejala stress
4. Mengetahui tingkatan stress
5. Mengetahui tahapan stress
6. Mengetahui dampak stress
7. Mengetahui manajemen stress
8. Mengetahui teknik manajemen stress
9. Mengetahui langkah manajemen stress
10. Mengetahui cara menangani cemas menghapi ujian
III. Sasaran
Siswa-siswi Kelas IX di Madrasah Tsanawiyah Mambaul Ulum Desa
Bantur , Kabupaten Malang.
V. Pengorganisasian
Tanggal : 30 Maret 2016
Pukul Kegiatan
5 menit Orientasi, perkenalan, dan kontrak kegiatan
5 menit Validasi kondisi klien (Pre test dan pengukuran
tingkat kecemasan)
15 menit Penjelasan mengenai stress dan manajemen stress
5 menit Diskusi Tanya jawab
4 menit Post test
1 menit Terminasi
VI. Media
Leaflet dan PowerPoint
(terlampir)
VII. Materi
(terlampir)
VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Materi dan media yang akan dibawakan pada saat penyuluhan telah
dikonsultasikan terlebih dahulu oleh pembimbing klinik dan telah
mendapat persetujuan.
b. Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah tersedia sebelum hari
H.
c. Penyuluh telah membuat janji dan menginformasikan waktu
pelaksanaan penyuluhan kepada setiap pihak yang terlibat.
d. Siswa dan siswi kelas IX di Madrasah Tsanawiyah Mambaul Ulum
Desa Bantur mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Penyuluh :
a. Diharapkan penyuluh mampu menjelaskan materi secara komunikatif
dan jelas
b. Diharapkan penyuluh mampu mengajak sasaran untuk
memperhatikan dan mendengarkan penyuluh saat menjelaskan
c. Diharapkan penyuluh mampu menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh sasaran
Sasaran :
a. Diharapkan sasaran memperhatikan dengan cermat pada saat
berlangsungnya penyuluhan,
b. Diharapkan sasaran aktif bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti
saat dijelaskan
c. Diharapkan sasaran mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh.
3. Evaluasi Hasil
a. Pengetahuan sasaran tentang pokok bahasan meningkat dibuktikan
dengan kemampuan sasaran dalam menjawab pertanyaan sebesar
70%.
b. Tingkat partisipasi dan keaktifan sasaran dalam kegiatan tinggi
mencapai 70%.
MATERI PENYULUHAN
“HADAPI STRESS MENJELANG UJIAN AKHIR”
I. Pengertian stress
Stres merupakan gangguan atau kekacauan mental dan emosional,
stress juga dapat diartikan sebagai suatu respons penyesuaian seseorang
terhadap situasi yang dianggapnya menantang atau mengancam orang
bersangkutan. Jadi stress merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku
terhadap ‘stressor’ hal yang dipandang sebagai menyebabkan cekaman,
gangguan keseimbangan (homeostasis), baik internal maupun eksternal Dalam
pengertian ini, bisa kita perjelas bahwa stress bersifat subjektif (perseorang)
sesuai persepsi orang yang memandangnya. Dengan perkataan lain tingkat
stress yang dialami satu orang berbeda dengan orang lainnya
Stres Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan”
sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul
keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup
sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat antara
lain dengan tidur yang cukup bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan
cadangan energi yang mengalami deficit. Analogi dengan hal ini adalah
misalnya handphone (HP) yang sudah lemah harus kembali diisi ulang (di-
charge) agar dapat digunakan lagi dengan baik. Keluhan-keluhan yang sering
dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah
sebagai berikut :
1) Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.
2) Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
3) Lekas merasa capai menjelang sore hari.
4) Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort).
5) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).
6) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
7) Tidak bisa santai.
Stres Tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter
sehubungan dengan keluhan-keluhan stres tahap III di atas, oleh dokter
dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada
organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus
memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala stres
tahap IV akan muncul :
1) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
2) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan
menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
3) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan
untuk merespon secara memadai (adequate).
4) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.
6) Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan
kegairahan.
7) Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
8) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan
apa penyebabnya.
StresTahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap
V yang ditandai dengan hal-hal berikut :
1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and
psychological exhaustion).
2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan
dan sederhana.
3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).
4) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung dan panik.
Stres Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami
serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang
yang mengalami stres tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat
Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak
ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah
sebagai berikut :
1) Debaran jantung teramat keras
2) Susah bernafas (sesak dan mengap-mengap)
3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
5) Pingsan atau kolaps (collapse)
Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala sebagaimana digambarkan di
atas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh
gangguan faal (fungsional) organ tubuh sebagai akibat stresor psikososial
yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.
Indikasi/gejala stress
a. Gejala fisiologik
antara lain : denyut jantung bertambah cepat , banyak berkeringat
(terutama keringat dingin), pernafasan terganggu, otot terasa tegang,
sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung, dst
b. Gejala psikologik
antara lain :resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit
mengambil keputusan, tidak enak perasaan, atau perasaan kewalahan (
exhausted) dsb
c. Tingkah laku
antara lain : berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-
goyangkan kaki, ticks, gemetaran, berubah nafsu makan ( bertambah
atau berkurang).
Kecemasan dalam kadar sedikit, tidak apa-apa, malah bagus sebab bisa
memotivasi kita untuk belajar lebih giat mempersiapkan diri menghadapi
ujian. Namun demikan, apabila kecemasan tersebut sudah berlebihan, bisa
menjadi distress, justru akan membuat prestasi kita terganggu sebab kita
tidak bisa berpikir dengan jernih. Lebih parah, apabila kecemasan ini kita
pergunakan sebagai alasan ‘excuse’, maka hal itu akan merusak kepribadian
kita.
Cara mengatasi kecemasan ujian:
1. Biasakan diri dengan situasi ujian, dengan cara antara lain :
a. Kenali ruang dimana kita akan ujian
b. Belajar memadai, dan banyak berlatih sesuai tipe ujian ( open-end,
multiple choice ataukan essay ) yang akan dihadapi
c. Berlatih berprestasi dalam waktu terbatas, seperti di ujian.
2. Kendalikan emosi, pikiran dan tindakan
Hindari kecenderungan meragukan diri ataupun percakapan kalbu
yang negative. Apabila kita memang ragu kurang menguasai bahan, tidak
adacara lain cobalah belajar, kuasai secara memadai. Selanjutnya
apabila ada percakapan pikiran negative, lakukan teknik ‘sop-ganti’
berikut :
Metode “STOP” Pikiran
Kita merasakan kecemasan karena kita dihantui oleh pikiran negative
tentang kesulitan/hambatan /ketidak mampuan atau ketidak berdayaan
kita dalam ujian nanti. Bahkan bisa saja kita dibayangi pikiran negative
lainnya seperti, “ Wah saya pernah berbeda pendapat dengan dosen itu,
jangan-jangan dia masih sentimen….,dst”. Pikiran negative ini akan
memberi rangsangan kepada amygdala yang akan memicu endokrin
menimbulkan enzyme cortizol yang mengakibatkan rasa resah pada diri
kita. Selanjutnya rasa cemas ini akan meneguhkan bahkan menambah
asosiasii pikiran negative yang kembali dan dirasakan lebih resah dan
cemas lagi. Jadi strateginya adalah menghentikan pikiran negative
tersebut.
Mengatur arus berbagai pikiran dan refocus
Kadang-kadang ada banyak arus pikiran bergerak dalam mental/mind
kita, simpang siur, saling menyerobot. Oleh karenanya perlu diatur, perlu
ditertibkan, dan difokuskan pada satu pokok pikiran setiap saatnya. Perlu
dicatat tidak selamanya kita perlu mengikuti satu alur pikir ( linier ),
kadang-kadang diperlukan kita menyebrang alur (lateral) . Hal itu boleh
boleh saja, bahkan seringkali diperlukan untuk kerja kreatif. Akan tetapi
tetap perlu diupayakan tertib, focus pada satu gagasan, dalam hal ini
hanya idea yang relevan berkaitan dengan ujian. Gagasan lainnya,
ditunda dan diberi jadwal lain, tetapi perlu ditanggapi supaya tidak
menganggu. Bila kita dapat mengatur pikiran dengan lebih tertib, maka
muncul-mya gagasan yang relevan akan menolong kita lebih percaya diri,
dan dengan demikian, merangsang muncul pikiran iringannya.
a. Ramah dan beri diri kita dukungan moril
b. Berpikirlah realistic, ujian hanya merupakan salah satu cara evaluasi,
bukan segala-galanya
c. Berdamai dengan diri siap hadapi yang terburuk ~ tidak lulus ujian,
bukanlah akhir segalanya, bukan kiamat.
3. Persiapkan Fisik
a. Asupan nutrisi yang sesuai untuk situasi ujian ( tidak terlalu kenyang,
bergizi dan seimbang )
b. Cukup istirahat, relaks
b. Sebaiknya tetap lakukan exercise seperlunya.
4. Pelajari skill relaksasi yang amat menolong segera
a. Tarik nafas dalam secara teratur
Metode ini merupakan teknik yang paling sederhana, yang bisa
menolong kita menenangkan respons fisiologik/faal yang ditimbulkan
oleh perasaan kita.
b. Teknik Relaksasi lainnya seperti ‘progressive relaxation’
c. Bermeditasi, berdoa dan upaya spiritual lainnya