Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN

“HADAPI STRESS MENJELANG UJIAN AKHIR”


Madrasah Tsanawiyah Mambaul Ulum
Desa Bantur
Kabupaten Malang

Disusun Oleh :
Ni Wayan Asma Nira Yustika
140070300011146

Kelompok 3 Reguler

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
HALAMAN PENGESAHAN

PROPOSAL KEGIATAN PENYULUHAN


“HADAPI STRESS MENJELANG UJIAN AKHIR”

Disusun untuk Memenuhi Kompetensi Praktek Profesi Ners Departemen CMHN


di Desa Bantur Kecamatan Bantur Kabupaten Malang

Oleh :
Ni Wayan Asma Nira Yustika
140070300011146

Telah diperiksa kelengkapan pada :


Hari :
Tanggal :
Dan dinyatakan memenuhi kompetensi

Perseptor Klinik Perseptor Akademik

Ns. Soebagijono, S.Kep, M.M.Kes. Ns. Retno Lestari, S.Kep, MN


NIP. 19681009 1999003 1003 NIP. 19800914 200502 2001
I. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di
setiap negara (Ngadri, 2004). Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003,
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan
segala potensi yang dimiliki peserta didik melaui proses pembelajaran. Selama
proses pembelajaran berlangsung dibutuhkan sebuah evaluasi yang digunakan
untuk melihat tingkat pencapaian tujuan salah satu evaluasi akhir yang
digunakan oleh negara Indonesia di tiap jenjang pendidika adalah ujian nasional.
Ujian Nasional (UN) merupakan barometer pengukur mutu pendidikan
dari tingkat sekolah sampai dengan tingkaat kabupaten/kota, provins, dan
sampai dengan nasional (Indriyanto, 2010). Selain itu menurut Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional No. 153/U/2003 tentang Ujian Akhir Nasional (UAN)
Tahuun Pelajaran 003/2004, UAN (mulai tahun 2005 diubah namanya menjadi
(UN) adalah untuk menguur pecapaian hasil belajar peserta didik melalui
pemberian tes pada siswa lajutan tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat
atas yang diselenggaraan secara nasinal pada masa akhir masa satuan
pendidikan.
Namun pada pelaksanaan UN ini juga menimbulkan dampak negatif,
salah satu adalah kondisi stres pada siswa. Berdasarkan data kementerian
Pendidikan Nasiona (Kemendiknas) tahun 2010 disebutkan bahwa peserta UN
yang mengalami stres berat sebanyak 5%, stres sedang dan ringan sebanyak
67%, tidak stres sebanyak 18%, sedangkan yang abstain sebanyak 10% (Harian
Ekonomi Neraca, 2010). Selain itu menurut Komnas Perlindungan Anak
mencatat sedikitnya 100 anak menderita trauma psikis akibat gagal UN pada
2006 (Sinar Indonesia Baru, 2007). Kondisi ini akan bisa berpengaruh terhadap
kondisi psikologis siswa di tingkat bawahnya yang akan menghadapi UN
nantinya (adin, 2007). Dengan adaya kondisi tersebut maka dibutuhkan sebuah
penanganan agar keadaan ini tidak berlanjut dan menimbulkan dampak negatif
lainnya.
Kreitner dan Knicki (2005) mendefinisikan stres sebagain respon adaptif
dihubungkan oleh karakteristik dan atau roses psikologis individu, yang
merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan eksternal, situasi, atau
peristiwa yang menempatkan tuntutan. Terdapat beberapa faktor penyebab
remaja mengalami stres selama persiapan menghadapi UN seperti karena
kenaikan standar kelulusan, tekanan dari diri sendiri. Stres sifatnya universiality
atau umum yaitu semua orang dapat merasakannya. Tetapi untuk tingkatan stres
masing-masing orang bisa berbeda-beda tergantung dari lama dan beratnya
paparan stressor. Stres yang terlalu besar dapat mengancam kemampuan
seseorang untuk menghadapi lingkungannya. Penatalaksanaan stres dilakukan
untuk membantu menurunkan stres selama persiapan menghadapi UN. Teknik
penatalaksanaan stres ini terbagi menjadi tiga yaitu mengurangi situasi yang
menegangkan, menurunkan respons fisiologis terhadap stress dan meningkatkan
respon perilaku dan emosional terhadap stres dengan penerapan metode
manajemen stres (Potter & Perry, 2005).
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk membantu remja
menurunkan stres selama persiapan menghadapi UN dengan menerapkan
metode manajemen stress. Diharapkan dengan adanya penerapan metode
manajemen stres tersebut hasilnya dapat dimanfaatkan oleh remaja pelajar yang
mengalami stres selama persiapan menghadapi UN.

II. Tujuan
Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan sasaran mampu mengetahui
tentang manajemen stres dan dapat mengaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari.
Tujuan khusus
Setelah kegiatan penyuluhan, sasaran mampu :
1. Mengetahui pengertian stres
2. Mengetahui faktor-faktor penyebab stress
3. Mengetahui tanda dan gejala stress
4. Mengetahui tingkatan stress
5. Mengetahui tahapan stress
6. Mengetahui dampak stress
7. Mengetahui manajemen stress
8. Mengetahui teknik manajemen stress
9. Mengetahui langkah manajemen stress
10. Mengetahui cara menangani cemas menghapi ujian
III. Sasaran
Siswa-siswi Kelas IX di Madrasah Tsanawiyah Mambaul Ulum Desa
Bantur , Kabupaten Malang.

IV. Tempat dan waktu


Tempat : Madrasah Tsanawiyah Mambaul Ulum Desa Bantur
Waktu : Rabu, 30 Maret 2016, Jam 08.00 WIB

V. Pengorganisasian
Tanggal : 30 Maret 2016
Pukul Kegiatan
5 menit Orientasi, perkenalan, dan kontrak kegiatan
5 menit Validasi kondisi klien (Pre test dan pengukuran
tingkat kecemasan)
15 menit Penjelasan mengenai stress dan manajemen stress
5 menit Diskusi Tanya jawab
4 menit Post test
1 menit Terminasi

VI. Media
Leaflet dan PowerPoint
(terlampir)

VII. Materi
(terlampir)

VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Materi dan media yang akan dibawakan pada saat penyuluhan telah
dikonsultasikan terlebih dahulu oleh pembimbing klinik dan telah
mendapat persetujuan.
b. Media yang diperlukan untuk penyuluhan sudah tersedia sebelum hari
H.
c. Penyuluh telah membuat janji dan menginformasikan waktu
pelaksanaan penyuluhan kepada setiap pihak yang terlibat.
d. Siswa dan siswi kelas IX di Madrasah Tsanawiyah Mambaul Ulum
Desa Bantur mengikuti kegiatan penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
Penyuluh :
a. Diharapkan penyuluh mampu menjelaskan materi secara komunikatif
dan jelas
b. Diharapkan penyuluh mampu mengajak sasaran untuk
memperhatikan dan mendengarkan penyuluh saat menjelaskan
c. Diharapkan penyuluh mampu menjawab pertanyaan yang
disampaikan oleh sasaran
Sasaran :
a. Diharapkan sasaran memperhatikan dengan cermat pada saat
berlangsungnya penyuluhan,
b. Diharapkan sasaran aktif bertanya jika ada hal yang tidak dimengerti
saat dijelaskan
c. Diharapkan sasaran mampu menjawab pertanyaan dari penyuluh.
3. Evaluasi Hasil
a. Pengetahuan sasaran tentang pokok bahasan meningkat dibuktikan
dengan kemampuan sasaran dalam menjawab pertanyaan sebesar
70%.
b. Tingkat partisipasi dan keaktifan sasaran dalam kegiatan tinggi
mencapai 70%.
MATERI PENYULUHAN
“HADAPI STRESS MENJELANG UJIAN AKHIR”

I. Pengertian stress
Stres merupakan gangguan atau kekacauan mental dan emosional,
stress juga dapat diartikan sebagai suatu respons penyesuaian seseorang
terhadap situasi yang dianggapnya menantang atau mengancam orang
bersangkutan. Jadi stress merupakan suatu respon fisiologik ataupun perilaku
terhadap ‘stressor’ hal yang dipandang sebagai menyebabkan cekaman,
gangguan keseimbangan (homeostasis), baik internal maupun eksternal Dalam
pengertian ini, bisa kita perjelas bahwa stress bersifat subjektif (perseorang)
sesuai persepsi orang yang memandangnya. Dengan perkataan lain tingkat
stress yang dialami satu orang berbeda dengan orang lainnya

II. Macam-Macam Stres


Apabila ditinjau dari penyebab stres, menurut Sri Kusmiati dan Desminiarti
(1990), dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Stres fisik, disebabkan oleh suhu atau temperatur yang terlalu tinggi atau
rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang, atau tersengat arus
listrik.
b. Stres kimiawi, disebabkan oleh asam-basa kuat, obat-obatan, zat
beracun, hormone, atau gas.
c. Stres mikrobiologik, disebabkan oleh virus, bakteri, atau parasit yang
menimbulkan penyakit.
d. Stres fisiologik, disebabkan oleh gangguan struktur, fungsi jaringan,
organ, atau sistemik sehingga menimbulkan fungsi tubuh tidak normal.
e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan, disebabkan oleh
gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi hingga tua.
f. Stres psikis/ emosional, disebabkan oleh gangguan hubungan
interpersonal, sosial, budaya, atau keagamaan.
Adapun menurut Grant Brecht (2000), stres ditinjau dari penyebabnya hanya
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Penyebab makro, yaitu menyangkut peristiwa besar dalam kehidupan,
seperti kematian, perceraian, pensiun, luka batin, dan kebangkrutan.
b. Penyebab mikro, yaitu menyangkut peristiwa kecil sehari-hari, seperti
pertengkaran rumah tangga, beban pekerjaan, masalah apa yang akan
dimakan, dan antri.

III. Sumber Stres


Ada 3 sumber utama bagi stress, yaitu :
1. Lingkungan
Lingkungan kehidupan memberi berbagai tuntutan penyesuaian diri,
diantaranya:
a. Cuaca, kebisingan, kepadatan : suasana kelas, kebersihan kelas,
kebisingan
b. Tekanan waktu, standard prestasi, berbagai ancaman terhadap rasa
aman dan harga diri : tekanan waktu (PR), ujian, standard prestasi
c. Tuntutan hubungan antar pribadi, penyesuaian diri dengan teman,
pasangan, dan perubahan keluarga : penyesuaian diri dengan teman,
perubahan keluarga,
2. Fisiologik ~ dari tubuh kita seperti antara lain :
a. Perubahan kondisi tubuh: masa remaja, haid, hamil,
meno/andropause, proses menua, kecelakaan, kurang gizi, kurang
tidur >tekanan terhadap tubuh.
b. Reaksi tubuh : reaksi terhadap ancaman dan perubahan lingkungan
mengakibatkan perubahan pada tubuh kita, menimbulkan stress.
3. Pikiran kita ~ pemaknaan diri dan lingkungan.
Pikiran menginterpretasi dan menerjemahkan pengalaman perubahan
dan menentukan kapan menekan tombol panik. Bagaimana kita memberi
makna atau label pada pengalaman dan antisipasi ke depan, bisa
membuat kita relax atau stress.

IV. Tahapan Stress


Gejala-gejala stres pada diri seseorang seringkali tidak disadari karena
perjalanan awal tahapan stres timbul secara lambat. Dan baru dirasakan
bilamana tahapan gejala sudah lanjut dan mengganggu fungsi kehidupannya
sehari-hari baik di rumah, di tempat kerja ataupun di pergaulan lingkungan
sosialnya. Dr. Robert J. Van amberg (1979) dalam penelitiannya membagi
tahapan-tahapan stres sebagaimana berikut :
Stres Tahap I
Tahapan ini merupakan tahapan stres paling ringan, dan biasanya
disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :
1) Semangat bekerja besar, berlebihan (over acting)
2) Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.
3) Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya; Namun
tanpa disadari cadangan energi dihabiskan (all out) disertai rasa gugup
yang berlebihan pula.
4) Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin bertambah
semangat, Namun tanpa disadari cadangan energi semakin menipis.

Stres Tahap II
Dalam tahapan ini dampak stres yang semula “menyenangkan”
sebagaimana diuraikan pada tahap I di atas mulai menghilang, dan timbul
keluhan-keluhan yang disebabkan karena cadangan energi tidak lagi cukup
sepanjang hari karena tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat antara
lain dengan tidur yang cukup bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan
cadangan energi yang mengalami deficit. Analogi dengan hal ini adalah
misalnya handphone (HP) yang sudah lemah harus kembali diisi ulang (di-
charge) agar dapat digunakan lagi dengan baik. Keluhan-keluhan yang sering
dikemukakan oleh seseorang yang berada pada stres tahap II adalah
sebagai berikut :
1) Merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya merasa segar.
2) Merasa mudah lelah sesudah makan siang.
3) Lekas merasa capai menjelang sore hari.
4) Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman (bowel discomfort).
5) Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-debar).
6) Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang.
7) Tidak bisa santai.

Stres tahap III


Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam pekerjaannya tanpa
menghiraukan keluhan-keluhan sebagaimana diuraikan pada stres tahap II
tersebut di atas, maka yang bersangkutan akan menunjukkan keluhan-
keluhan yang semakin nyata dan mengganggu, yaitu :
1) Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan “maag”
(gastritis), buang air besar tidak teratur (diare).
2) Ketegangan otot semakin terasa.
3) Perasaan ketidak-tenangan dan ketegangan emosional semakin
meningkat.
4) Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk Mulai masuk tidur
(early insomnia), atau terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur
(middle insomnia), atau bangun terlalu pagi/ dini hari dan tidak dapat
kembali tidur (late insomnia).
5) Koordinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan serasa mau
pingsan).
Pada tahapan ini seseorang sudah harus berkonsultasi pada dokter untuk
memperoleh terapi, atau bisa juga beban stres hendaknya dikurangi dan
tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat guna menambah suplai
energi yang mengalami defisit.

Stres Tahap IV
Tidak jarang seseorang pada waktu memeriksakan diri ke dokter
sehubungan dengan keluhan-keluhan stres tahap III di atas, oleh dokter
dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan kelainan-kelainan fisik pada
organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi dan yang bersangkutan terus
memaksakan diri untuk bekerja tanpa mengenal istirahat, maka gejala stres
tahap IV akan muncul :
1) Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat sulit.
2) Aktivitas pekerjaan yang semula menyenangkan dan mudah diselesaikan
menjadi membosankan dan terasa lebih sulit.
3) Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi kehilangan kemampuan
untuk merespon secara memadai (adequate).
4) Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin sehari-hari.
5) Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang menegangkan.
6) Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tiada semangat dan
kegairahan.
7) Daya konsentrasi dan daya ingat menurun.
8) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak dapat dijelaskan
apa penyebabnya.
StresTahap V
Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh dalam stres tahap
V yang ditandai dengan hal-hal berikut :
1) Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam (physical and
psychological exhaustion).
2) Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan sehari-hari yang ringan
dan sederhana.
3) Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-intestinal disorder).
4) Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat,
mudah bingung dan panik.

Stres Tahap VI
Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang mengalami
serangan panik (panic attack) dan perasaan takut mati. Tidak jarang orang
yang mengalami stres tahap VI ini berulang-kali dibawa ke Unit Gawat
Darurat bahkan ke ICCU, meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak
ditemukan kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stres tahap VI ini adalah
sebagai berikut :
1) Debaran jantung teramat keras
2) Susah bernafas (sesak dan mengap-mengap)
3) Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringat bercucuran
4) Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan
5) Pingsan atau kolaps (collapse)
Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala sebagaimana digambarkan di
atas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik yang disebabkan oleh
gangguan faal (fungsional) organ tubuh sebagai akibat stresor psikososial
yang melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya.

Reaksi Psikologis terhadap stress :


a. Kecemasan
Respon yang paling umum Merupakan tanda bahaya yang menyatakan
diri dengan suatu penghayatan yang khas, yang sukar digambarkan
Adalah emosi yang tidak menyenangkan à istilah “kuatir,” “tegang,”
“prihatin,” “takut” fisik & jantung berdebar, keluar keringat dingin, mulut
kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur
b. Kemarahan dan agresi Adalah perasaan jengkel sebagai respon terhadap
kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman. Merupakan reaksi umum
lain terhadap situasi stress yang mungkin dapat menyebabkan agresi,
Agresi ialah kemarahan yang meluap-luap, dan orang melakukan
serangan secara kasar dengan jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang
disertai perilaku kegilaan, tindak sadis dan usaha membunuh orang
c. Depresi Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat.
Terkadang disertai rasa sedih

Indikasi/gejala stress
a. Gejala fisiologik
antara lain : denyut jantung bertambah cepat , banyak berkeringat
(terutama keringat dingin), pernafasan terganggu, otot terasa tegang,
sering ingin buang air kecil, sulit tidur, gangguan lambung, dst
b. Gejala psikologik
antara lain :resah, sering merasa bingung, sulit berkonsentrasi, sulit
mengambil keputusan, tidak enak perasaan, atau perasaan kewalahan (
exhausted) dsb
c. Tingkah laku
antara lain : berbicara cepat sekali, menggigit kuku, menggoyang-
goyangkan kaki, ticks, gemetaran, berubah nafsu makan ( bertambah
atau berkurang).

Dampak akibat stress


a. Dampak Fisiologik :
Secara umum orang yang mengalami stress mengalami sejumlah
gangguan fisik seperti : mudah masuk angin, mudah pening-pening,
kejang otot (kram), mengalami kegemukan atau menjadi kurus yang tidak
dapat dijelaskan, juga bisa menderita penyakit yang lebih serius seperti
cardiovasculer, hypertensi, dst.
b. Dampak Psikologik:
 Keletihan emosi, jenuh, peng
 hayatan ini merupakan tanda pertama dan punya peran sentral bagi
terjadinya ‘burn – out’
 Terjadi ‘depersonalisasi’ ; Dalam keadaan stress berkepanjangan,
seiring dengan kewalahan /keletihan emosi, kita dapat melihat ada
kecenderungan yang bersangkutan memperlakuan orang lain sebagai
‘sesuatu’ ketimbang ‘sesorang’
 Pencapaian pribadi yang bersangkutan menurun, sehingga berakibat
pula menurunnya rasa kompeten & rasa sukses
c. Dampak Perilaku
 Manakala stress menjadi distress, prestasi belajar menurun dan
sering terjadi tingkah laku yang tidak berterima oleh masyarakat
 Level stress yang cukup tinggi berdampak negative pada kemampuan
mengingat informasi, mengambil keputusan, mengambil langkah
tepat.
 Mahasiswa yang ‘over-stressed’ ~ stress berat seringkali banyak
membolos atau tidak aktif mengikuti kegiatan pembelajaran.

V. Pengertian Manajemen Stres


Manajemen stres adalah kemampuan penggunaan sumber daya
(manusia) secara efektif untuk mengatasi gangguan atau kekacauan mental
dan emosional yang muncul karena tanggapan (respon). Tujuan dari
manajemen stres itu sendiri adalah untuk memperbaiki kualitas hidup individu
itu agar menjadi lebih baik. Manajemen stres adalah kecakapan menghadapi
tantangan dengan cara mengendalikan tanggapan secara proporsional.
 Stres adalah reaksi dari tubuh (respon) terhadap lingkungan yang dapat
memproteksi diri kita dan bagian dari sistem pertahahan yang membuat
kita tetap hidup.
 Stres sudah ada sejak kita dalam kandungan dan tak pernah lepas dari
kehidupan kita

Menangani Cemas Hadapi Ujian


Cemas menghadapi ujian atau test adalah salah satu bentuk stress yang
lumrah dihadapi oleh hampir semua orang, bagaimana kita sebaiknya
menangani stress tersebut. Cemas hadapi ujian adalah respons kita atas
situasi ujian, respons yang kita peroleh dan ulangi sejak kecil, yang seperti
juga semua hasil perolehan belajar lainnya, respon tersebut bisa diubah.

Kecemasan dalam kadar sedikit, tidak apa-apa, malah bagus sebab bisa
memotivasi kita untuk belajar lebih giat mempersiapkan diri menghadapi
ujian. Namun demikan, apabila kecemasan tersebut sudah berlebihan, bisa
menjadi distress, justru akan membuat prestasi kita terganggu sebab kita
tidak bisa berpikir dengan jernih. Lebih parah, apabila kecemasan ini kita
pergunakan sebagai alasan ‘excuse’, maka hal itu akan merusak kepribadian
kita.
Cara mengatasi kecemasan ujian:
1. Biasakan diri dengan situasi ujian, dengan cara antara lain :
a. Kenali ruang dimana kita akan ujian
b. Belajar memadai, dan banyak berlatih sesuai tipe ujian ( open-end,
multiple choice ataukan essay ) yang akan dihadapi
c. Berlatih berprestasi dalam waktu terbatas, seperti di ujian.
2. Kendalikan emosi, pikiran dan tindakan
Hindari kecenderungan meragukan diri ataupun percakapan kalbu
yang negative. Apabila kita memang ragu kurang menguasai bahan, tidak
adacara lain cobalah belajar, kuasai secara memadai. Selanjutnya
apabila ada percakapan pikiran negative, lakukan teknik ‘sop-ganti’
berikut :
Metode “STOP” Pikiran
Kita merasakan kecemasan karena kita dihantui oleh pikiran negative
tentang kesulitan/hambatan /ketidak mampuan atau ketidak berdayaan
kita dalam ujian nanti. Bahkan bisa saja kita dibayangi pikiran negative
lainnya seperti, “ Wah saya pernah berbeda pendapat dengan dosen itu,
jangan-jangan dia masih sentimen….,dst”. Pikiran negative ini akan
memberi rangsangan kepada amygdala yang akan memicu endokrin
menimbulkan enzyme cortizol yang mengakibatkan rasa resah pada diri
kita. Selanjutnya rasa cemas ini akan meneguhkan bahkan menambah
asosiasii pikiran negative yang kembali dan dirasakan lebih resah dan
cemas lagi. Jadi strateginya adalah menghentikan pikiran negative
tersebut.
Mengatur arus berbagai pikiran dan refocus
Kadang-kadang ada banyak arus pikiran bergerak dalam mental/mind
kita, simpang siur, saling menyerobot. Oleh karenanya perlu diatur, perlu
ditertibkan, dan difokuskan pada satu pokok pikiran setiap saatnya. Perlu
dicatat tidak selamanya kita perlu mengikuti satu alur pikir ( linier ),
kadang-kadang diperlukan kita menyebrang alur (lateral) . Hal itu boleh
boleh saja, bahkan seringkali diperlukan untuk kerja kreatif. Akan tetapi
tetap perlu diupayakan tertib, focus pada satu gagasan, dalam hal ini
hanya idea yang relevan berkaitan dengan ujian. Gagasan lainnya,
ditunda dan diberi jadwal lain, tetapi perlu ditanggapi supaya tidak
menganggu. Bila kita dapat mengatur pikiran dengan lebih tertib, maka
muncul-mya gagasan yang relevan akan menolong kita lebih percaya diri,
dan dengan demikian, merangsang muncul pikiran iringannya.
a. Ramah dan beri diri kita dukungan moril
b. Berpikirlah realistic, ujian hanya merupakan salah satu cara evaluasi,
bukan segala-galanya
c. Berdamai dengan diri siap hadapi yang terburuk ~ tidak lulus ujian,
bukanlah akhir segalanya, bukan kiamat.
3. Persiapkan Fisik
a. Asupan nutrisi yang sesuai untuk situasi ujian ( tidak terlalu kenyang,
bergizi dan seimbang )
b. Cukup istirahat, relaks
b. Sebaiknya tetap lakukan exercise seperlunya.
4. Pelajari skill relaksasi yang amat menolong segera
a. Tarik nafas dalam secara teratur
Metode ini merupakan teknik yang paling sederhana, yang bisa
menolong kita menenangkan respons fisiologik/faal yang ditimbulkan
oleh perasaan kita.
b. Teknik Relaksasi lainnya seperti ‘progressive relaxation’
c. Bermeditasi, berdoa dan upaya spiritual lainnya

VI. Teknik manajemen stress Nafas Dalam


Teknik relaksasi napas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien
bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi
secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan.
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas.
Pernapasan dalam mempunyai peran yang sangat penting bagi tubuh kita,
diantaranya adalah:
 Memperlambat denyut jantung
 Mengatur tekanan darah,
 Menghilangkan ketegangan otot dan
 Mengembalikan keseimbangan mental dan emosional batin.
Tahap Persiapan :
1. Kaji dan berikan informasi terkait dengan pelaksanaan tindakan
2. Sediakan waktu selama 5-10 menit
3. Atur posisi duduk/berbaring yang nyaman
Tahap Pelaksanaan :
1. Putar music dengan suara pelan dan rileks
2. Redupkan cahaya
3. Tutup mata, letakkan satu tangan pada perut kanan atas
4. Tarik nafas dalam secara perlahan lewat hidung,rasakan gerakan pelan
perut Anda
5. Hembuskan secara perlahan ,lewat mulut Anda
6. Fokuskan pada pernafasan Anda,dan rasakan pergerakan keluar
masuknya udara pada tubuh Anda
7. Ulangi tahap 4-5 beberapa kali sampai Anda merasakan rileks
8. Buka mata pelan-pelan
Tahap Terminasi :
1. Evaluasi perasaan klien setelah prosedur dilakukan
2. Evaluasi manfaat yang dirasakan
DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, R. (2003). Perawatan Nyeri. Jakarta :EGC


SOAL PRE-TEST

Jawablah pertanyaan dibawah ini !


1. Apa yang dimaksud dengan stress?
a. Gangguan gerak tubuh
b. Reaksi seseorang apabila ada perubahan dari lingkungan yang

mengharuskan seseorang menyesuaikan diri


c. Gangguan mental
2. Bagaimana tanda dan gejala stress?
a. Nafsu makan berkurang atau berlebih, jantung berdebar-debar, susah
tidur, mudah tersinggung
b. Merasa senang, bersemangat dan antusias
c. Mudah berkonsentrasi, tidur nyenyak
3. Apa dampak yang dapat ditimbulkan dari stress?
a. Tidur nyenyak
b. Prestasi belajar menurun
c. Prestasi belajar meningkat
4. Cara-cara mengatasi kecemasan menjelang ujian akhir adalah?
a. Pergi bermain, menunda waktu belajar, bolos sekolah
b. Tidak mau makan, mengurung diri, menolak ke sekolah
c. Berfikir positif, rajin belajar, rajin olahraga, makan teratur
5. Latihan yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress adalah?
a. Latihan pernafasan
b. Latihan makan banyak
c. Menghindari belajar
SOAL POST-TEST

Jawablah pertanyaan dibawah ini !


1. Apa yang dimaksud dengan stress?
a. Gangguan gerak tubuh
b. Reaksi seseorang apabila ada perubahan dari lingkungan yang
mengharuskan seseorang menyesuaikan diri
c. Gangguan mental
2. Bagaimana tanda dan gejala stress?
a. Nafsu makan berkurang atau berlebih, jantung berdebar-debar, susah
tidur, mudah tersinggung
b. Merasa senang, bersemangat dan antusias
c. Mudah berkonsentrasi, tidur nyenyak
3. Apa dampak yang dapat ditimbulkan dari stress?
a. Tidur nyenyak
b. Prestasi belajar menurun
c. Prestasi belajar meningkat
4. Cara-cara mengatasi kecemasan menjelang ujian akhir adalah?
a. Pergi bermain, menunda waktu belajar, bolos sekolah
b. Tidak mau makan, mengurung diri, menolak ke sekolah
c. Berfikir positif, rajin belajar, rajin olahraga, makan teratur
5. Latihan yang dapat dilakukan untuk mengatasi stress adalah?
a. Latihan pernafasan
b. Latihan makan banyak
c. Menghindari belajar

Anda mungkin juga menyukai