PENDEKATAN BIOSTATISTIK
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
Aditya Tetra Firdaussyah (1606855571)
Sony Maulana (1606944085)
Putri Ariscasari (1606944053)
Ardian Yoga Bharata (1606943864)
Rizky Anggito (1606855760)
Wishnu Uzma Aljauza Puspoprodjo (1606944154)
Tika Prasetyani (1606944116)
Stewart Siagian (1606944091)
Erian Sutantio (1606855685)
Hendrik Permana (1606943933)
Mukarramah (1606943712)
Ratna Mutu Manikam (1606945301)
Dimas Brilliant Sunarno (1606943883)
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2016
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan utama asli statistik adalah data yang akan digunakan oleh badan-badan administratif pemerintah
(sering terpusat). Pengumpulan data tentang Negara dan daerah terus berlanjut, terutama melalui layanan
statistik nasional dan internasional.
Pada tahun 1532, penggunaan statistika dalam bidang kesehatan di Inggris diawali oleh Raja Henry VII yang
memerintahkan untuk melakukan pencatatan kematian. Hal ini dilakukan hingga tahun 1632 dan secara resmi
Inggris membuat undang-undang kematian yang mencatat kelahiran dan kematian menurut jenis kelamin.
(Budiarto, 2002).
Pada abad ke-17, John Graunt (1620-1674), memutuskan untuk menggunakan statistika untuk mempelajari
masalah-masalah sosial yang terjadi pada masanya. Ia mengumpulkan data mengenai kematian dan kelahiran
dan menggunakannya untuk memperkirakan jumlah orang yang akan meninggal karena berbagai penyakit,
proporsi kelahiran laki-laki dan perempuan serta membuat tabel perjalanan hidup. Hal yang dilakukan oleh
Raja Henry VII dan Graunt merupakan sebuah contoh awal dari epidemiologi studi statistik mengenai
kesehatan dan penyakit dalam masyarakat.
Pada tahun 1854, John Snow (1813-1858) mencari penyebab penyakit dari wabah Kolera di London. Snow
curiga bahwa penyebaran wabah penyakit diakibatkan karena saluran pembuangan kotoran dan sistem
pengairan yang kurang baik, dan mencoba untuk membuktikan secara statistik. Selain itu John Snow dikenal
sebagai pencipta dasar statistik estimasi populasi dan konstruksi life table.
Pada tahun 1880, William Farr seorang ahli statistik yang dianggap sebagai bapak biostatistik dan surveilans
modern. William Farr berhasil mengembangkan analisis dari statistik kematian yang digunakan untuk
mengevaluasi masalah kesehatan penduduk. Selain itu ia mengembangkan konsep populasi berisiko yang
hasilnya terkenal dengan metode pemilihan kasus dan kontrol.
3. Pembagian statistik
a. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif mempelajari tata cara penyusunan atau pengolahan dan penyajian data. Jadi dalam hal ini
dipelajari bagaimana membuat deskripsi dari suatu keadaan objektf, ini mencakup pengumpulan data,
klasifikasi, pengolahan/analisis data dan membuat kesimpulan. Statistik deskriptif tidak menggunakan sampel,
andaikan dalam praktik di lapangan peneliti menggunakan sampel, maka anlisis hanya berlaku untuk sampel
itu saja. Statistik deskriptif tidak tepat untuk digeneralisasikan ke populasi.
b. Statistik Infersial
Statistik infersial/statistik analitik/statistik induktif yaitu mempelajari tata cara penarikan kesimpulan yang
berlaku umum dari data yang sudah diolah sebelumnya. Statistik inferensial terbagi dua, yaitu statistik
parametrik dan statistik nonparemetrik. Statistik parametik adalah statistik yang menganggap populasinya
berdistribusi normal dengan varians yang homogen, menganalisis data berbentuk interval dan rasio,
sedangkan statistik nonparametrik merupakan statistika yang melakukan aktifitasnya pada data yang
distribudinya bebas/tidak normal, bahkan tidak diketahui sama sekali distribusinya. Statistik nonparametrik
tidak memerlukan adanya hipotesis-hipotesis yang menyangkut adanya nilai-nilai parameter tertentu,
menganalisis data berskala nominal dan ordinal.
5. Jenis-jenis Data
Menurut sifatnya data terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Data kualitatif adalah data yang berbentuk informasi alfa numerik, misalnya jenis kelamin, status perkawinan,
pendidikan, pekerjaan dst.
b. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka, data ini terbagi dua, yaitu :
1) Data diskrit adalah data yang diperoleh dari hasil penjumlahan atau perhitungan, misalnya jumlah anak dalam
setiap keluarga, jumlah peserta KB dari setiap jenis kontrasepsi dst.
2) Data kontinu adalah data yang diperoleh deri hasil pengukuran dengan menggunakan suatu alat ukur,
misalnya berat badan, tinggi badan, umur dst.
6. Menurut cara pengumpulannya
Data terbagi menjadi empat, yaitu :
a. Data perimer adalah data yang dikumpulkan langsung dari objek penelitian.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang telah tersedia yang sudah dikumpulkan terlebih
dahulu dan tidak membutuhkan pengolahan lagi.
c. Data intern adalah data yang dikumpulkan untuk kepentingan intern atau kepentingan suatu badan tersendiri.
d. Data ekstern adalah data yang dikumpulkan untuk tujuan publikasi atatu tujuan yang diperlukan keluar,
misalnya tujuan pengembangan instansi.
Di Indonesia terdapat beberapa program kesehatan masyarakat yang dilakukan dengan menggunakan
penerapan biostatistik, antara lain:
1. Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia merupakan survei mengenai kondisi demografi dan kesehatan
di Indonesia. Survei pertama adalah Survei Prevalensi Kontrasepsi Indonesia atau National Indonesian
Contraceptive Prevalence Survey (NICPS) yang dilakukan pada tahun 1987. Survei Prevalensi Kontrasepsi
Indonesia adalah upaya kolaborasi antara Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), the
Institute for Resource Development of Westinghouse dan Badan Pusat Statistik (BPS). Survei tersebut
merupakan bagian dari program internasional di mana survei serupa sedang dilaksanakan di negara-negara
berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Survei Prevalensi Kontrasepsi 1987, survei kedua sampai kelima adalah SDKI 1991, SDKI 1994, SDKI
1997, SDKI 2002-2003, dan SDKI 2007. SDKI 12 adalah suatu survei yang dirancang untuk menyajikan
informasi mengenai tingkat kelahiran, kematian, keluarga berencana dan kesehatan. Survei Demografi
Kesehatan Indonesia secara khusus dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut:
a. Menyediakan data mengenai perilaku fertilitas, keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak, kematian ibu, dan
pengetahuan tentang AIDS dan PMS yang dapat digunakan oleh para pengelola program, pengambil
kebijakan, dan peneliti dalam menilai dan menyempurnakan program yang ada.
b. Mengukur perubahan-perubahan yang terjadi pada angka kelahiran dan pemakaian KB, serta mempelajari
faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti pola dan status perkawinan, daerah tempat tinggal, pendidikan,
kebiasaan menyusui, dan pengetahuan, penggunaan, serta penyediaan alat-alat kontrasepsi.
c. Mengukur pencapaian sasaran dari program kesehatan nasional, khususnya yang berkaitan dengan program
pembangunan kesehatan ibu dan anak.
d. Menilai partisipasi dan penggunaan pelayanan kesehatan oleh pria bagi seluruh keluarganya.
e. Menyediakan data dasar yang secara internasional dapat dibandingkan dengan negara-negara lain dan dapat
digunakan oleh para pengelola program, pengambil kebijakan, dan peneliti dalam bidang fertilitas, KB, dan
kesehatan.
Kesalahan Pengukuran
Permasalahan yang sering timbul adalah ternyata lebih mudah membicarakan bagaimana memperoleh
pengukuran yang bermakna daripada melaksanakannya. Fakta membuktikan bahwa pengukuran seringkali
dijalankan dengan banyak kemudahan. Pokok-pokok yang seharusnya ditanyakan pun seringkali tidak
mencakup secara lengkap. Dengan demikian pengukuran yang diperoleh hanya berupa suatu pendekatan dari
karakteristik yang ingin diketahui. Hal ini merujuk pada ketidakakuratan dalam mencatat respons yang
diberikan responden karena kelemahan instrumen dalam memiliki pokok pertanyaan.
4. Kualitas Surveyor
Kesalahan nonsampling ada karena kesalahan-kesalahan yang muncul pada pelaksanaan survei. Misalnya
kesalahan menyampaikan konsep dan definisi dari instruktur pelatihan ke petugas pencacah maupun
pengawas, kesalahan pada saat mengajukan pertanyaan dari pewawancara kepada responden, salah pengertian
antara responden dan pewawancara, juga kesalahan waktu merekam data pada saat pengolahan.
2.5 Upaya yang Sudah Dilakukan untuk Mengatasi Tantangan yang Dihadapi
Berikut adalah beberapa upaya yang sudah dilakukan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi:
1. Peningkatan Kualitas Data
Statistik berkulitas dan dapat diandalkan merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
perumusan suatu kebijakan. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya kualitas data dan informasi
statistik sosial dan kesejahteraan rakyat, meningkatnya kualitas data dan informasi statistik
kesejahteraan rakyat, meningkatnya manajemen survey, meningkatnya metodologi survey,
meningkatnya dan berkembangnya analisis statistic, meningkatnya hubungan dengan pengguna data,
meningkatnya efektifitas dan efesiensi diseminasi data dan informasi statistic, serta meningkatnya
penerapan teknologi informasi dan komunikasi.
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai Pendekatan Biostatistik pada Kesehatan Masyarakat dapat ditarik beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Biostatistik merupakan aplikasi metode dan prosedur statistik terhadap masalah-masalah baik
di bidang kesehatan, kedokteran maupun biologi.
2. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistika merupakan dasar peraturan yang
memayungi segala hal tentang statistika
3. Penerapan biostatistik dalam implementasi upaya-upaya peningkatan kesehatan masyarakat
sangat penting khususnya pada program-program seperti SDKI, RISKESDAS dan SUSENAS
4. Berbagai tantangan yang dihadapi ke depan dalam penggunaan biostatistik diantaranya letak
geografi, kualitas pengambilan sampling, tantangan dari responden, kualitas surveyor,
pemilihan metode statistic dalam riset/survey/sensus dan kualitas hasil suvei/sensus.
5. Upaya-upaya yang sudah dilakukan dalam mengatasi tantangan yang dihadapi yaitu
peningkatan kualitas data, peningkatan metodologi sensus dan survey, peningkatan
enumerator/surveyor dan peningkatan sarana dan prasarana TIK.
3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui statistik adalah ilmu pengetahuan yang sangat diperlukan untuk pengembangan
informasi. Dalam bidang kesehatan sangat dibutuhkan dalam pengambilan suatu keputusan, sehingga sangat
perlunya statistik yang berkualitas dan dapat diandalkan. Kualitas hasil survei atau sensus dari BPS (Badan
Pusat Statistik) sangat mempengaruhi untuk kemajuan informasi statistik. Sehingga diharapkan kedepannya
hasil yang didapatkan bisa lebih baik dari sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2016. Informasi Umum Tentang BPS. Dipetik Oktober 4, 2016, dari website BPS:
https://www.bps.go.id/index.php/masterMenu/view/id/1#masterMenuTab1
Microdata BPS. 2014. Laporan Survei Sosial Ekonomi Nasional 2013 Kor Gabungan. Dipetik Oktober 4,
2016, dari website BPS: http://microdata.bps.go.id/mikrodata/index.php/catalog/SUSENAS
Notoadmojo, S, 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta: Jakarta.