Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUTORIAL

BLOK 14 MODUL 5 “ PROOSEDUR PERAWATAN GIGITIRUAN CEKAT ”

KELOMPOK 1
Tutor : drg. Eni Rahmi, Sp Pros

Ketua : Zhafira Maharani Nasutin

Sekretaris Papan : Dezy Adriantoni

Sekretaris Meja : M. Ryan Maulana J

Anggota :
Edson
Dian Lestari
Andhini Ardi
Cahyana Fitria
Fifi Olivia Safitri
Sofie Bosoma Syamra
Ngesti Nur Tiara Ningsi

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS ANDALAS
2017
Prosedur Perawatan Gigitirusn Cekat

SKENARIO 5

Ternyata Sementara……

Drg Brigette sedang melakukan perawatan untuk pembuatan jembatan konvensional


porcelain fused to metal untuk kehilangan gigi 36 pada pasiennya yang bernama Edu (32
tahun). Setelah melakukan preparasi pada gigi 35 dan 37 dengan mengikuti prinsip-prinsip
preparasi, drg Bridge memasang retraction cord di sulkus gingival, selanjutnya melakukan
pencetakan dengan bahan cetak elastomer.

Setelah pemasangan jembatan sementara selesai, drg Brigette menjelaskan masih ada
tahapan kerja yang akan dilakukan pada kunjungan sebelum gigi tiruan jembatannya selesai.

Bagaimana anda menjelaskan prosedur pembuatan gigi tiruan jembatan Edu?


Langkah Seven Jumps :

1. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang


dapat menimbulkan kesalahan interpretasi
2. Menentukan masalah
3. Menganalisa masalah melalui brain storming dengan menggunakan prior
knowledge
4. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan
mencari korelasi dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat
solusi secara terintegrasi
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran/ learning objectives
6. Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain
7. Sintesa dan uji informasi yang telah diperoleh

Langkah 1 :

Mengklarifikasi terminology yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal


yang dapat menimbulkan kesalahan Interpretasi.

Terminologi

1. Retraction cord : Benang tipis yang dibasahi dan diletakkan di sulkus gingiva untuk
memperoleh hasil cetakan yang akurat.

Langkah 2 : Menentukan Masalah

1. Apa saja prinsip-prinsip preparasi yang harus diperhatikan oleh drg ?


2. Bagaimana tahap-tahap pembuatan GT sementara ?
3. Apa saja tahap dalam GT cekat dari awal sampai GTC definitif ?
4. a. Apa fungsi dan cara pemasangan retraction cord ?

b. Mengapa drg memasang retraction cord pada gingiva ?


6. Kenapa drg memilih bahan cetak elastomer ?Apakah ada bahan cetak yang lain ?
Apa kelebihan dan kekurangannya di bandingkan elastomer ?

7. Bagaimana pemilihan warna yang baik dalam penggunaan PFM ?

Langkah 3 : Menganalisis masalah melalui brain storming dengan menggunakan


prior knowledge

1. Apa saja prinsip-prinsip preparasi yang harus diperhatikan oleh drg ?


a. Prinsip Mekanis
- Retensi dan resistensi
Restorasi dapat bertahan pada gigi penyangga dan harus dapat
menahan gaya vertikal saat berfungsi.
- Prinsip kesejajaran
Tidak boleh ada halangan saat insersi GTJ pada gigi yang telah
dipreparasi.
- Durabilitas / Daya tahan struktural
Harus dapat menahab tekanan gaya oklusal dan dapat menutup
seluruh ruangan agar didapatkan keadaan harmonis serta kontur aksial
yang normal sehingga tidak terjadi patologis periodontal.
b. Prinsip Biologis
- Pencegahan kerusakan jaringan lunak
- Mempunyai ruangan yang cukup.
- Adaptasi margin.
c. Prinsip Higienis

Desain preparasi harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah


dibersihkan dan tidak terjadi impaksi makanan disekitar retainer dan pontik.

2. Bagaimana tahap-tahap pembuatan GT sementara ?


Ada dua cara :
a. Direct
- Pembuatan GT sementara secara direct, sebelum dipreparsi, pada
gigi yang mengalami karies ditutupi dengan malam mengikuti
bentuk anatomi normal, kemudian dicetak.
- Setelah dipreparasi , cetakan negatif dari gigi tersebut diisi dengan
resin akrilik kemudian dipasangkan ke gigi yang dipreparasi yang
sudah diberi vaselin agar tidak menempel.
- Setelah sedikit mengeras, resin akrilik dirapikan seperlunya
(dipotong bagian yang berlebih)
- Setelah full settung akrulik dilepas kemudian dipoles.
b. Indirect.
Pada teknik indirect tahap-tahap pada direct dilakukan pada model
gigi bukan didalam mulut, setelah selesai kemudian dipoles.

3. Apa saja tahap dalam GT cekat dari awal sampai GTC definitif ?
Prosedur ada 2 :
- Prosedur klinik : di tempat praktek dokter giig dan melibatkan pasien.
- Prosedur lab : di praktek dokter gigi, labor dan tidak melibatkan pasien.

Tahap - tahap :

Kunjungan I

- Pemeriksaan klinis dan penunjang


- Pencetakan anatomis
- Penentuan desain GTC : diagnostic wax up, untuk membayangkan hasil
akhir.

Kunjungan II

- Preparasi gigi.
- Lakukan pencetakan fisiologis, bite registration untuk base plate
- Pembuatan mahkota sementara
- Penentuan warna gigi dengan shade guide
- Pembuatan model kerja
- Pembuatan wax pattern : secara direct / indirect.

Kunjungan III

- Tri in pola lilin / copping logam


- Pemendaman pola lilin pada kuvet
- Pengisian akrilik
- Perebusan

Kunjungan IV

- Penyemanan mahkota sementara

Kunjungan V

- Penyemana mahkota definitif

Kunjungan VI

- Kontrol

4. a. Apa fungsi dan cara pemasangan retraction cord ?


b. Mengapa drg memasang retraction cord pada gingiva ?

Prosedur :
a. Isolasi gigi yang dipreparasi dengan cotton roll, saliva evacuator, dan
keringkan daerah kerja dengan semprotan udara.
b. Potong benang, cukup untuk melingkari gigi.
c. Masukkan benang kedalam larutan astrigent.
d. Lingkarkan benang disekeliling gigi dan masukkan dalam sulkus dengan
instrument tumpul atau plastis instrument.
e. Penekanan dimulai dari area mesio-proksimal teruus palatal akhirnya ke distal.
f. Kembali ke permukaan bukal sampai mesio-proksimal
g. Potong kelebihan benang.
h. Tekanan berlebihan dihindari, karena dapat merobek permukaan gudi sehingga
dapat menyebabkan resesi gingiva.
i. Pengulangan penggunaan benang dihindari agar tidak terjadinya ressi gingiva.
j. Setelah 5 sampai 10 menit benag diambil dan terlihat ruang antara gingival tepi
kahir preparasi.

Benang retraksi dimasukkan kedalam sulkus gingiva melalui dua cara yaitu
mekanis dan kimia.
5. Kenapa drg memilih bahan cetak elastomer ?Apakah ada bahan cetak yang lain ? Apa
kelebihan dan kekurangannya di bandingkan elastomer ?
Karena bahan cetak elastomer mempunyai :
- Viskositas yang tinggi / daya alir yang tinggi sehinggaa dapat masuk ke
daerah undercut yang sulit dijangkau bahan cetak lain sehingga cetakan
yang didapat lebih akurat.
- Tidak mudah sobek.
- Kelenturan dengan tekanan minimal
- Waktu penyimpanan lama dibandingkan alginat karena stabilitas dimensi
jangka panjang baik

Bahan cetak lain yang dapat digunakan yaitu agar hodrokoloid, bahan cetak
alginate hanya untuk pencetakan anatomis. Alginat mudah sobek, kurang akurat dan
bersifat hidrofilik.

6. Bagaimana pemilihan warna yang baik dalam penggunaan PFM ?


Penentuan warna untuk mendapatkan warna gigi yang sesuai dengan warna
gigi-gigi tetangganya. Umumnya cara yang paling banyak dipakai saat ini adalah
dengan menggunakan shade guide.
Ada 3 dimensi warna :
- Value (Brightness)
Kualitas yang membedakan antara warna terang dan warna gelap.
- Chroma
Kualitas warna yang dapat membedakan antara warna kuat dengan
warna lemah.
- Hue
Kualitas warna yang dapat membedakan warna yang satu dengan
warna yang lainnya.

Alat dan metode penentuan warna gigi :

1. Shade guide
Istilah yang digunakan untuk menggambarkan hue. Alat bantu untuk
menentukan warna yg disebut shade guide, misalnya : shade guide
komersial vitapan classic dan vital 3D master
2. Spektrofotometer
3. Spectro shade micro

Langkah 4: Membuat skema

Drg. Brigitte
Edu (32th)

Jembatan Konvensional
untuk gigi 36

Tahapan/prosedur
pembuatan GTJ

Preparasi gigi 35 Prinsip Mekanik


dan 37 preparasi

Biologis

Higienis

Memasang retraksi cord Estetik


pada sulkus gingiva

Pencetakan dengan
elastomer

Direct
Pembuatan dengan
jembatan sementara
Indirect

Gigi Tiruan Jembatan


Langkah V : Memformulasikan tujuan pembelajaran/ learning objectives
Learning Objectiv

1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prosedur pembuatan Crown and


Bridge
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip preparasi
3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penatalaksanaan jaringan dan
pencetakan
4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan wax pattern
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pemilihan warna untuk GTC.

Langkah VI Mengumpulkan informasi di perpustakaan, internet, dan lain-lain


1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prosedur pembuatan Crown
and Bridge
Prosedur pembuatan terbagi menjadi dua :
1. Prosedur klinis

Prosedur yang dilakukan di tempat praktek dokter gigi serta melibatkan pasien
dalam prosesnya.

2. Prosedur laboratorium
Prosedur yang dilakukan baik di tempat praktek ataupun laboratorium yang
dalam prosesnya tidak melibatkan pasien.

Tahapan – tahapan pada prosedur pembuatan CB :

Kunjungan I

- Pemeriksaan subjektif dan objektif, terutama terkait keluhan yang


berhubungan dengan crown and bridge.
- Pemeriksaan penunjnag, seperti radiografi periapikal / panoramik /
bitewing.
- Penegakan diagnosa dan prognosis.
- Pencetakan anatomis.
- Penentuan desain GTC, melalui diagnostic wax up.
Kunjungan II

- Preparasi gigi abutment ataupun gigi yang akan dibuatkan crown.


- Retraksi gingiva.
- Pencetakan fisiologis menggunakan bahan cetak elastomer.
- Bite registration, dengan base plate wax.
- Pembuatan mahkota sementara.
- Pemilihan warna dengan shade guide.
- Pembuatan model kerja dan dipasangkan pada artikulator.
- Pembuatan wax pattern.

Kunjungan III

- try in lilin / copping logam.


Coping dicobakan pada gigi abutment sebelum dibuat jembatan
porselen. Hal – hal yang harus diperhatikan :
 Pemenriksaan coping apakah sesuai dengan path of insertion
(POI)
 Pemeriksaan jarak oklusal dan ketebalan bagian bukal dan
palatal untuk menilai tempat porselen
 Apabila coping sudah pas dan tidak ada traumatik oklusi maka
coping dikirim ke lab untuk dilakukan sandbalsting dengan
alumina oxide .
- Pemendaman pola lilin pada kuvet.
- Pengisian akrilik.
- Curing dan finishing.

Kunjungan IV

- Penyemenan sementara GTC.


Dipasang uji selama satu minggu untuk mengavaluasi kedudukan dan
reaksi rongga mulut terhadap GTC.
- Sementasi menggunakan zinc oxide eugenol.
- Yang harus diperhatikan :
 Kontur dan anatomis
 Kontak proksimal GTC
 Tepi GTC tidak boleh menekan gingiva
 Retensi : tidak lepas setelah dipasang
 Resistensi : tidak terjadi pergerakan saat berfungsi. Diperiksa dengan
cara menekan bagian gigi tiruan secara bergantian
 Tidak boleh menunjukkan pergerakan saat di tes
 Memeriksa oklusi pada saat posisi sentrik, lateral dan anteroposterior.
Caranya :
- Menggunakan kertas artikulasi yang diletakkandi antara gigi RA dan
RB.
- Kemudian pasien diminta melakukan gerakan mengunyah lalu
diangkat.
- Normalnya terlihat warna yang tersebar merata pada kertas
artikulasi,
bila tidak rata akan terjadi traumatik oklusi.

Kunjungan V

- Penyemenan permanen GTC.


Satu minggu setelah penyemenan sementara GTC dilakukan evaluasi
secara klinis dan subjektif untuk melihat apakah ada keluhan rsa sakit,
inflamasi, atau traumatik oklusi.
GTC dibuka dan sisa – sisa semen sementara dibersihkan. Dilakukan
penyemenan permanen menggunakan glass ionomer cement.

Kunjungan VI

- Kontrol
Dilakukan satu minggu setelah pemasangan permanen. Hal – hal yang
harus diperhatikan pada saat kontrol :
 Pemeriksaan subjektif
 Pemeriksaan objektif : OH, oklusi dan inflamasi.

Desain Preparasi

Jika desain preparasi mengikuti standarnya, maka syarat dan prinsip preparasi
otomatis tercapai.
1. Preparasi proksimal
- Menghilangkan kecembungan proksimal gigi.
- Preparasi konvergen ke arah insisal sebesar 6o
- Preparsi proksimal bagian mesial dan distal harus sejajar.
2. Preparasi insisal
- Sejajar dengan lantai.
- Insisal miring 45o ka arah palatal.
3. Preparasi labial
- Tetap menjaga bentuk asli.
- Pengurangan 0,75 mm pada 1/3 insisal dan 0,5 mm pada 1/3 servikal.
- Tepi preparasi equigingiva.
4. Preparasi palatal
- Tidak menghilangkan singulum
- Menghilangkan ridge fossa : tidak ada fossa tetapi bentuk masih seperti gigi
asli.\
5. Finishing
- Seluruh sudut dibulatkan : memudahkan adaptasi permukaan dalam
restorasi.
- Tidak ada undercut.
- Shoulder smooth dan continous.

Mahkota sementara ada 2 :

1. Prefabricated customs
2. Custom mode
- Indirect : dikerjakan di luar mulut pasien
- Direct
Mahkota / jembatan sementara dibagi menjadi beberapa macam yaitu :
a. Self curing akrilik
Prosedur kerjanya :
- Cetak gigi yang akan dipreparasi dengan bahan alginat.
- Setelah itu, preparasi yang gigi penyangga / gigi yang akan
dipasangkan GTC.
- Lalu olesi gigi yang telah dipreparasi dengan vaseline.
- Isi cetakan alginat dengan self curing akrilik pada bagian gigi
yang dipreparasi.
- Cetakan dikembalikan ke mulut pasien pada pasien.
- Kelebihan akrilik diambil dengan bur hingga mahkota
sementara sesuai dengan bentuk gigi sebelum dipreparasi.
- Lalu lekatkan / pasang mahkota / jembatan sementara tersebut
ke gigi yang telah di preparasi dengan semen .
b. Mahkota sementara siap pakai ( buatan pabrik)
Mahkota buatan pabrik memiliki bentuk dan ukuran bermacam-
macam. Biasanya untuk bagian anterioor terbuat dari akrilik dan
untuk bagian posterior terbuat dari logam.

Prosedur kerja :

- Cari bentuk dan ukuran gigi yang sesuai.


- Preparasi gigi.
- Olesi gigi yang akan dipasangkan mahkota dengan vaseline
- Mahkota sementara iisi dengan self curing akrilik lalu dorong
perlahan-lahan pada posisinya.
- Ambil kelebihan akrilik.

- Kombinasi indirecct dan direct.

2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip preparasi

Prinsip preparasi secara umum, yaitu :

- Menjaga struktur gigi

Menghindari preparasi gigi secara berlebihan serta menghilangkan bentuk gigi


aslinya.

- Retensi dan resitensi

Retensi berarti kemampuan dari hasil preparasi jika dipasangkan gigi


tiruannya tidak lepas / movement dari arah POI yang berlawanan.
Resistensi berarti hasil preparsi tidak memungkinkan terjadinya pergerakan
setelah diberikan gaya pada gigi tiruan.

- Daya tahan struktur / structural durability

Dicapai berdasarkan reduksi yang adekuat saat preparasi sehingga


memberikan ketebalan yang cukup bagi restorasi. Sehingga tahan saat menerima
tekanan dan tidak mudah rusak. Jumlah nreduksi yang dibutuhkan untuk mencapai
structural durability bergantung jenis bahan yang dipakai . Logam (0,5 mm), metal
akrilik (1,2 mm), metal porselen (1,5 mm).

- Marginal integrity
Tepi restorasi dengan tepi preparasi harus baik, jika ada gap >30 𝜇m maka
semen akan mudah larut sehingga terdapatnya retensi makanan yang akan
mengakibatkan terjadinya karies sekunder dan kelainan periodontal.

- Menjaga jaringan periodonsium


Tergantung pada finish line. Finish line / shoulder idealnya berada di posisi
yang mudah diakses sehingga mudah dibersihkan oleh pasien. Finish line mudah
dicetak. Finish line pada subgingival memudahkan terjadinya periodontitis.
Permukaan finish line harus smooth dan continuous untuk dapat menghasilkan
restorasi dengan well- adapted margin.

3. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan penatalaksanaan jaringan dan


pencetakan

- Penatalaksanaan jaringan

Prosedur klinis setelah preparasi abutment

 Persiapan sebelum pencetakan, berupa pemilihan sendok cetak dan bahan


cetak.
 Permbersihan debris berupa sisa – sisa serbuk jaringan gigi, darah, plak, dan
lendir dengan cara kumur, semprotan udara dan air atau cotton palate yang
dibasahkan.
 Retraksi gingiva menggunakan retraction cord.
Tujuan retraksi gingiva
Merupakan tindakan penarikan / pemisahan sementara free gingiva dari gigi
yang dipreparasi dengan tujuan mendapatkan tepi preparasi servikal yang jelas saat
pencetakan serta menghindari luka pada gusi saat preparasi gigi di sulkus gingiva.

Macam-macam cara retraksi gingiva


 Mekanis
Menggunakan benang surgical silk ∅ 0,3-0,4 mm atau copper band
atau mahkota sementara yang dimasukkan kedalam sulkus gingiva selama 5-
10 menit. Mekanismenya dengan meregangkan serat periodontal.
 Kimia
Larutan hemostatik atau larutan astrigent berupa aluminium sulfat,
aluminium klorida, atau epinefrin yang akan mengakibatkan pengerutan
jaringan lunak.
 Kombinasi mekanis-kimiawi

Benang mengandung larutan kimia. Alternatif dengan pasta rettaksi.

 Bedah jaringan

Jarang dilakukan karena rumit dan mahal. Biasnya pad pasien gingival
enlargement.

Prosedur retraksi gingiva

 Isolasi gigi yang dipreparasi menggunakan cotton roll, saliva evacuator, dan
keringkan daerah kerja dengan semprotan udara.
 Potong benang secukupnya untuk melingkari gigi.
 Masukkan benang sekeliling gigi bdan masukkan ke dalam sulkus gingiva
menggunakan instrument (probe/plastic filling instrument) mulai dari area
proksimal.
 Hindari tejkanan berlebihan karena dapat merobek permukaan gusi (resesi
gingiva) dan inflamasi
 Jika terjadi pendarahan ringan segera hentikan dengan bahan hemostatik
(adrenalin
 Pengulangan penggunsan benang dihindari agar tidak terjadi resesi.

Alternatif retraction cord

Pasta retraksi

Mengandung aluminium klorida. Diinjeksikan pada sulkus dengan alat


pistol khusus. Keuntungannya hemostatik baik dan lebih nyaman

Kesehatan jaringan

Sebelum dilakukan pencetakan, kesehatan jaringan disekitar gigi harus


dievaluasi, seperti :

 Kalkulus
 Mahlota sementara dengan kontur jelek dan tidak dipoles akan terjadinya
retensi plak yang menyebabkan inflmasi lokal gusi.
 Trauma jaringan akibat preparasi
 Jika terjadi inflamasi maka harus disembuhkan terlebih dahulu dengan obat
kumur dan menjaga OH.

- Pencetakan
Setelah dilakukan retraaksi, maka pencetakan dapat dimulai. Pilih jenis
sendok cetak dan ukuran sendok cetak sesuai dengan ukuran rahang dan bahan
cetak apa yang akan digunakan. Untuk GTC, GTSL, GTP biasanya digunakan
bahan cetak elastomer.

Bahan cetak elastomer


Merupakan bahan cetak elastis yang mana dapat secara akurat memproduksi
baik struktur keras maupun lunak rongga mulut, termasuk undercut dan celah
interproksimal. Bahan cetak ini dikemas dalam bentuk dua pasta, yaitu pasta basis
dan pasta katalis.

Klasifikasi bahan cetak elastomer berdasarkan ADA, yaitu :


 Polisulfida
 Silikon kondenssasi
 Silikon adisi
 Polieter
SILIKON SILIKON
Sifat POLISULFIDA POLIETER
KONDINSASI ADISI
Waktu kerja (menit) 5-7 3 2-4 2-5
Setting time (menit) 8 - 12 6-8 3-7 4 -5
Shrinkage pada saat
Tinggi Sedang - tinggi Sangat tinggi Rendah
setting
Kemampuan
elastisitas setelah Sedang Tinggi Sangat tinggi Tinggi
dilepas
Fleksibilitas ketika Rendah - Rendah -
Tinggi Sedang
dilepas sedang sedang
Tear strength Rendah - Rendah -
Sedang - tinggi Sedang
(kekuatan robekan) sedang sedang
Flow Sangat
Sedang - Tinggi Rendah Sangat rendah
rendah
Wettability Baik – sangat
Sedang Tidak baik Sangat baik
baik
Reproduksi detail Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik
Penundaan waktu 30 menit –
1 jam 1 minggu 1 minggu
pengisian beberapa jam
Pengisian berulang Bisa, cetakan
kedua tidak Bisa Bisa Bisa
begitu akurat

1) Polisulfida
By product : air
Keuntungan :
- Waktu kerja lama
- Ketananan sobek tinggi
- Diisi dalam 1 jam
- Harga sedang
Kerugian :
- Memerlukan sendok cetak individu
- Peregangan menyebabkan distorsi
- Hidrofobik
- Kotor dan bau kurang sedap.

2) Silikon kendensasi (Putty wash)


By product : Alkohol dan gas hidrogen
Keuntungan :
- Bahan putty untuk sendok cetak individu.
- Bersih
- Waktu kerja baik
- Harga sedang.

Kerugikan dan :

- Pengerutan polimerisasi tinggi.


- Produk samping menguap
- Kekuatan sobek rendah
- Hidrofobik.
- Harus diisi langsung.
3) Vinyl polisilocane ( fase tunggal / monophase)
By product : -
Keuntungan :
- Satu bahan.
- Mengeluarkan dan mengaduk bahan otomatis.
- Bersih.
- Elastis.
- Dapat diisi berulang kali, stabil

Kerugian :

- Hidrofobik.
- Aliran buruk pada sulkus yang lembab.
- Sulit untuk menuangbahan cor.
- Mahal.
4) Vinyl polysilocane ( putty wash / adukan multiple)
By product : -
Keuntungan :
- Putty untuk sendok cetak individu
- Pengadukan otomatis
- Bersih
- Bisa diisi berulang kali.

Kerugian :

- Hidrofobik
- Putty dapat mendoron bahan wash
- Bahan wash memiliki ketahanan sobek rendah
- Putty terlalu keras
- Sulit mengisi model
- Harga amat mahal
5) Polieter
By product : -
Keuntungan :
- Cepat mengeras
- Bersih
- Hidrofobik terendah
- Kestabilan baik
- Pengisisan dapat ditunda
- Waktu penyimpanan dua tahun

Kerugian :

- Keras, modulus tinggi


- Menyerap air
- Komponen dapat mengelupas
- Harga mahal
Teknik mencetak bahan elastomer

- Double mixed technique

Kombinasi heavy body dengan light body. Dasar sendok cetak dengan
heavy body. Permukaan sendok cetak dengan light body. Injeksikan juga light
body ke servikal.

Prosedur :

 Aplikasikan bahan adesif pada sendok cetak.


 Isolasi gigi penyangga dan pasang benang retraksi gusi pada
sulkus.
 Untuk sendok cetak dilakukan pengadukan heavy body dengan
cara sama dengan light body.
 Masukkan dalam sendok cetak
 Pada waktu bersamaan pada kertas berbeda, untuk sendok cetak
dan syringe. Keluarkan base dan akselerator light body dengan
perbandingan yang sama
 Campurkan kedua pasta selama 10 detik sampai homogen.

- Double impression technique

Metode yang paling banyak digunakan pada GTC. Putty terlebih


dahulu, kemudian light body. 2x pencetakan.

Prelimenary impression

 Menggunakan putty.
 Daerah preparasi dan edentulous ditutup dengan base plate wax.
 Aduk hingga katalis dan base putty dengan tangan tanpa
menggunakan handscone sampai homogen.
 Masukkan sendok cetak.
 Cetak.
 Buang lilin.

Light body
 Aduk katalis dan base light body sampai homogen
 Aplikasikan pada sendok cetak di daerah yang ditutup lilin.
 Sebagian lagi isikan ke syringe.
 Injeksikan ke sekeliling margin preparasi.
 Seluruh bagian gigi yang di preparasi tertutup
 Masukkan sendok ke dalam mulut.

- Clossed-mouth impression technique

Dilakukan jika ingin bite registration secara bersamaan.

4. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan wax pattern

Pembuatan pola malam / wax pattern gigi tiruan jembatan terdiri dari dua
tahap, yaitu mengukir pola malam pada retainer mahkota penuh pada preparasi gigi
dan pola malam pontik pada daerah linggir. Kedua pola ini dibuat dengan bentuk
anatomi, proporsi ukuran, oklusi, dan artikulasi yang tepat.

Akhiran pontik yang berhadapan dengan gusi adalah modifeid ridge lap.
Selanjutnya kedua pola malam ini disatukan dengan menetaskan lelehan lilin diantara
keduanya. Bentuk titik kontak harus dikembalikan pada permukaan labial untuk
estetik, sedangkan pada permukaan palatal tidak perlu untuk menambal kekuatan
penyatuan jembatan.

5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pemilihan warna untuk GTC.

Glossory of Prosthodontics Terms

Warna adalah fenomena cahaya / persepsi visual yang membedakan antara


suatu objek dengan obek lainnya.

Untuk dapat mempersepsikan warna ada tiga faktor

i. Faktor pengamat
Terdiri dari seorang klinisi / dokter gigi, teknisi gigi, pasien. Pemilihan warna
gigi bersifat sangat subjektif. Beberapa faktor yang mempengaruhi kemampuan
pengamat dalam menentukan warna :
- Usia
- Buta warna
- Kelelahan mata
- Obat-obat an yang dikonsumsi
- Perbedaan binokular.
ii. Faktor objek
Persepsi objek dapat dipengaruhi oleh penyebaran / pantulan cahaya dan
dinding ruangan praktek, lemari kaca, dan perabotan. Dinding ruangan sebaiknya
berwarna netral dan warna yang intesitasnya kuat dihindari dalam pemilihan
lemari kaca dan perabot ruangan
iii. Faktor sumber cahaya
terdapat 3 sumber cahaya yang biasanya ditemukan di ruangan praktek dokter
gigi, yaitu :
1. Natural
Cahaya matahari yang selalu bervariasi dari waktu ke waktu. Tetapi
terkadang sumber cahaya ini tidak selalu ada, maka dibuthkan sistem
pencahayaan buatan.
2. Ineasdescent
Dominan pada warna merah-kuning dan kurang pada warna biru. Tipe
cahaya ini cenderung membuat merah-kuning > kuat dan warna biru > lemah.
Tipe cahaya ini tidak direkomendasikan. Karena cahaya ini kekuatan yang
berlebihan sehingga mengganggu dalam membedakan wana.
3. Fluoerescent
Dominan pada warna biru-hijau dan lemah pada warna merah.

Menuru Atlas of Munsell Color System (1915), terdapat tiga dimensi warna :
1. Hue
Kekuatan warna yang dapat membedakan antara warna yang satu
dengan yang lain. Misalnya, kuning , merah dll. Warna gigi biasaya beradaa
dalam kisaran kuning dan kuning-merah. Seiring bertambahnya usia, varian
hue sering terjadi.

2. Chroma
Kualitas warna yang dapat membedakan antara warna yang kuat
dengan yang lemah. Tingkat Chroma bergantung dari ketebalan material GT.
>> tebal >> intens efek warna.

3. Value
Kualitas warna yang membedakan warna terang dengan warna gelap.
Dapat dipengaruhi oleh jarak antara objek dengan sumber cahaya. >> dekat
dengan sumber cahaya >> terang. Skala value 0 – 10. 0 : hitam dan 10 :
putih. Warna gelap dapat diartikan dengan value rendah

Translusensi
Dipengaruhi oleh tiga dimensi dari value. Perbedaan value ditunjukkan oleh
translusensi. Semakin tinggi translusensi makan semakin rendah value. Gigi
opak memiliki translusensi yang rendah sehingga sedikit menyerap cahaya.
Karakteristik translusensi perlu pada pembuatan GTC untuk memberikan
tampilan yang natural, menghindari penampilan opak yang berlebihan.

*Ketika pemilihan warna dilakukan , dianjurkan value dientukan terlebh dahulu


baru chroma dan terakhir hue.

Persepsi warna
Tergantung pada fisiologi mata manusia. Manusia memiliki 3 tipe sel
reseptor dimata berbentuk cone. Setiap sel memiliki sensitivitas terhadap salah
satu warna primer. Persepsi warna setiap orang berbeda pada keadaan yang
berbeda.

Metamerisme
Dua obyek yang terlihat sama warnanya dibawah suatu seumber
cahaya, akan terlihat berbeda dibawah sumber cahaya lain.
Perbedaan ini disebabkan spektrum cahaya yang mengenai cahaya
yang mengenai obyek tersebut, mempunyai bentuk yang berbeda. Juga dapat
trjadi karena dua obyek mempunyai komponen yang tidak sama.
Metamerisme dalam kedokteran gigi terjadi karena adanya perbedaan
secara fisik dan kimia dari sifat struktur optik gigi asli dengan gigi tiruan
porselen. Dibawah pencahayaan yang tepat, struktur gigi asli dan gigi tiruan
porselen akan tampak sama. Perbedaan cahayya di klinik dengan lab dapat
mengakibatkan fenomena inil.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pemilihan warna gigi


1. Usia lanjut
Semakin tinggi usia , warna gigi akan mengalami perubahan.
2. Warna kulit
Dipilih sesuai dengan warna kulit pasien

Alat dan metode penentuan warna gigi

1. Shade guide
Glossary of Prosthodontis Terms
Shade adalah istilah untuk menggambarkan hue / variasi dari hue
primer. Alat bantu disebut shade guide, misalnya shade guide komersial.
- Vitapan classic
Pertama kali diperkenalkan oleh Vita Zahnfabrik 1965. Vitapan
classic ini terdiri dari 16 tab yang disusun menjadi 4 kelompok
berdasarkan hue dan tiap kelompok ada peningkatan warna
berdasarkan chroma. Kelemahannya , terbatasnya distribusi warna
terhadap warna gigi.

A1, A2, A3, A3,5, A4 : Hue merah kecoklatan


B1, B2, B3, B4 : Hue merah kekuningan
C1, C2, C3, C4 : Hue keabu-abuan
D2, D3, D4 : Hue merah keabuan
B1,A1,B2,D2,A2,C1,C2,D4,A3,D3,B3,A3,5,B4,C3,A4,C4 : disusun
berdasarkan value

- Vita 3D master

Kelebihan dibandingkan vitapan classic , mencakup selurh


warna gigi. Terdapatnya 3 penentu dalam pemilihan warna (value,
shroma dan hue). Terdiri dari 11 sset. Dibagi menjadi 26 sampel
(disusun berdasrkan value terang kegelap, dari intensitas rendah ke
tinggi, kuning ke merah).

1M3, 1M2,2L1.5, 2L2.5, 2M1, 2M2, 2M3, 2R1.5, 2R2.5, 3L1.5,


3L2.5, 3M1, 3M2, 3M3, 3R1.5, 3R2.5, 4L1.5, 4L2.5, 4M1, 4M2, 4M3,
4R1.5, 5L1.5, 5L2.5, 5M1, 5M2, 5M3, 5R1.5, 5R2.5.

Cara membaca :

 Angka pertama : value : semakin tinggi maka warna


semakingelap.
 Huruf : hue shade tab : L : kuning, R : merah, M : Antara merah
dan kuning.
 Angka terakhir : chroma : semakin tinggi makain tinggi
saturasinya.
 Chromoscap : disusun berdasarkan berdasarkan grup hue ( 1 :
putih, 2: kuning terang, 3 : kuning gelap, 4 : abu abu, 5 : cokelat)

2. Spektrometer

Alat ukur digital. Suatu alat yang terdiri dari 3 elemen prinsip :

- Sumber cahaya
- Alat untuk mengarahkan sumber cahaya ke obyek
- Menerima cahaya yang dipantulkan oleh obyek / dikembalikan ke
obyek.

Spektro vita easy compact


Perangkat digital untuk menentukan warna gigi. Ada 2 Setting pada
perangkat ini.Setting pada 1 titik dan setting pada 3 titik yaitu pada 1/3
servikal , 1/3 tengah, dan 1/3 insisal dari mahkota gigi.

Spectro shade micro : kombinasi dari digital color imaging dan


spektrofotometer.

Anda mungkin juga menyukai