Anda di halaman 1dari 16

KARYA TULIS ILMIAH

MATA KULIAH PENCEMARAN LINGKUNGAN


PENCEMARAN UDARA DAN DAMPAK KESEHATAN MASYARAKAT

IKM A 2016
Nama Anggota Kelompok 7:

Citra Rachmawati 101611133010


Herdinta Salsabella K. 101611133047
Ranzeny Kartiko Putri 101611133089
Armita Mayang Sari 101611133122
Aldila Mazaya Ghaisani 101611133158
Hafizah Ajeng D. S. 101611133187

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB 1: PENDAHULUAN.......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................... 1
BAB 2: ISI..................................................................................................... 2
2.1 Pengertian................................................................................... 2
2.2 Jenis Pencemaran Udara.......................................................... 2
2.3 Kandungan Pencemaran Udara............................................... 4
2.4 Sumber Pencemaran Udara..................................................... 6
2.5 Penyebab Pencemaran Udara.................................................. 7
2.6 Dampak Pencemaran Udara.................................................... 7
2.7 Pencegahan Pencemaran Udara.............................................. 8
2.8 Penanggulangan Pencemaran Udara...................................... 11
BAB 3: PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................13
3.2 Saran............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................14

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, pencemaran udara telah menjadi permasalahan dunia.
Semakin bertambahnya kegiatan yang menghasilkan pencemaran udara semakin
tingginya udara yang tidak bersih. Pencemaran udara perlu menjadi perhatian
dikarenakan dapat menjadi masalah besar terhadap kesehatan manusia dan
penyumbangannya terhadap pemanasan global. Telah banyak manusia tidak
sehat dikarenakan lingkungan udaranya tercemar serta pemanasan global juga
semakin meningkat. Akan tetapi banyak yang belum memahami apa saja jenis,
sumber, kandungan, penyebab, dampak yang ditimbulkan jika lingkungan
udaranya tercemar. Pemahaman ini dirasa penting untuk manusia dapat
meningkatkan kualitas hidup dengan menjaga lingkungannya terhindar dari
pemanasan global dan menjaga agar dirinya dapat terhindar dari berbagai macam
masalah kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran udara?
2. Apa saja jenis pencemaran udara?
3. Apa saja kandungan dari pencemaran udara?
4. Apa yang menjadi sumber pencemaran udara?
5. Apa penyebab dan dampak pencemaran udara?
6. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan pencemaran udara?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian pencemaran udara
2. Mengetahui jenis pencemaran udara
3. Mengetahui kandungan dari pencemaran udara
4. Mengetahui sumber pencemaran udara
5. Mengetahui penyebab dan dampak pencemaran udara
6. Mengetahui pencegahan dan penanggulangan pencemaran udara

1
BAB 2
ISI
2.1 Pengertian
Pengertian dari pencemaran lingkungan dijelaskan Undang-Undang
Nomor 23 tahun 1997 pasal 1 ayat 1. Ditinjai dari pengertian dalam pasal
tersebut, pencemaran lingkungan secara keseluruhan adalah masuk atau
dimasukkannya komponen-komponen yang merupakan dampak aktivitas
manusia yang dapat menurunkan mutu lingkungan hingga melampaui baku mutu
lingkungan hidup yang telah ditetapkan. Komponen tersebut dapat berupa
makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain.
Sedangkan untuk pengertian mengenai pencemaran udara dijelaskan
dalam Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara pasal 1 ayat 1. Ditinjai dari pengertian dalam pasal tersebut,
pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya komponen-komponen
yang merupakan dampak dari kegiatan manusia ke dalam udara ambien yang
menyebabkan mutu udara ambien menurun sehingga udara ambien tersebut tidak
dapat memenuhi fungsinya. Komponen yang dimaksud dapat berupa zat, energi,
dan/atau komponen lainnya.
Dapat disimpulkan dari seluruh pengertian mengenai pencemaran
lingkungan dan pencemaran udara bahwa pencemaran udara berkaitan erat
dengan pencemaran lingkungan. Dengan manusia memahami kondisi ini maka
manusia perlu menjaga keberadaan dan kebersihan udara disekitarnya demi
menjaga keberadaan dan kebersihan lingkungan secara menyeluruh yang dapat
meningkatkan mutu lingkungan agar keberlangsungan hidup manusia dapat
berjalan baik.
2.2 Jenis Pencemaran Udara
Secara umum, pencemaran udara dapat bersumber dari alam natural
sources dan kegiatan manusia (anthropogenic sources). Terdapat 6 jenis zat
pencemar udara yang utama di dunia dari kegiatan manusia, yaitu karbon
monoksida (CO), oksida sulfur (SOx), oksida nitrogen (NOx), partikulat,
hidrokarbon (HC), dan oksida fotokimia. Beberapa definisi gangguan fisik

2
seperti polusi suara, panas, radiasi, polusi cahaya dan limbah pabrik yang
menguap dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan
dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun
global (Mahmudah, 2010). Beberapa jenis pencemaran udara berdasarkan
beberapa kategori, yaitu:
1. Pencemaran udara berdasarkan bentuk
a. Gas.
Zat yang tidak berbentuk atau uap yang dihasilkan dari zat padat atau zat
cair karena dipanaskan atau menguap sendiri, seperti gas CO2, CO, SOx,
dan NOx.
b. Partikel
Suatu bentuk pencemaran udara yang berasal dari zat-zat kecil yang
terdispersi ke udara, baik berupa padatan, cairan, maupun padatan dan
cairan secara bersama-sama. Contohnya adalah debu, asap, kabut, dan
lain-lain.
2. Pemcemaran udara berdasarkan tempat
a. Pencemaran udara dalam ruang (indoor air pollution), hal ini biasa terjadi
di rumah, pabrik, bioskop, sekolah, rumah sakit, dan bangunan lainnya.
Biasanya zat pencemarnya adalah asap rokok, asap yang terjadi di dapur
tradisional ketika memasak, dan lain-lain.
b. Pencemaran udara luar ruang (outdoor air pollution) atau udara bebas,
yaitu seperti asap asap dari industri maupun kendaraan bermotor.
3. Pencemaran udara berdasarkan gangguan atau efeknya terhadap kesehatan
a. Irritansia.
Zat pencemar yang dapat menimbulkan iritasi jaringan tubuh. Contohnya
adalah SO2, Ozon, dan Nitrogen Oksida.
b. Aspeksia.
Keadaan dimana darah kekurangan oksigen dan tidak mampu melepas
karbon dioksida. Beberapa gas penyebab aspeksia adalah CO, H2S, NH3,
dan CH4.
c. Anestesia.

3
Zat yang mempunyai efek membius dan biasanya merupakan pencemaran
udara dalam ruang. Contohnya adalah Formaldehide dan Alkohol.
d. Toksis.
Zat pencemar yang menyebabkan keracunan. Zat penyebabnya seperti
Timbal, Cadmium, Fluor, dan Insektisida.
4. Pencemaran udara berdasarkan susunan kimia
a. Anorganik.
Zat pencemar yang tidak mengandung karbon seperti asbestos, asam
sulfat, ammonia, dan lain-lain.
b. Organik.
Zat pencemar yang mengandung karbon seperti pestisida, herbisida,
beberapa jenis alkohol, dan lain-lain.
5. Pencemaran udara berdasarkan asalnya
a. Primer.
Senyawa kimia yang ditambahkan langsung ke udara yang menyebabkan
konsentrasinya meningkat dan membahayakan. Contohnya adalah CO2.
b. Sekunder.
Senyawa kimia berbahaya yang timbul dari hasil reaksi anatara zat polutan
primer dengan komponen alamiah. Contohnya: Peroxy Acetil Nitrat
(PAN).
2.3 Kandungan Pencemaran Udara
1. Karbon Monoksida (CO)
Salah satu gas berbahaya dan beracun bagi tubuh manusia adalah karbon
monoksida (CO). Gas ini berikatan dengan hemoglobin dalam tubuh sehingga
pengikatan oksigen oleh darah menjadi terganggu. Keadaan ini dapat
menimbulkan dampak seperti pusing, mual-mual, mata berkunang-kunang, dan
lemas. Bahkan dalam kadar tinggi dapat menyebabkan kematian.
2. Karbon Dioksida (CO2)
CO2 sangat diperlukan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. CO2
juga dapat naik ke atmosfer dan menghalangi pemancaran panas dari bumi
sehingga panas dipantulkan kembali ke bumi dalam jumlah yang banyak.

4
Akibatnya, bumi menjadi panas. Peristiwa ini juga bisa disebut sebagai efek
rumah kaca (pemanasan global) yang dapat mengakibatkan bahaya kekeringan
hebat yang mengganggu kehidupan manusia dan mencairnya lapisan es di
daerah kutub. Gas karbondioksida ini berasal dari asap pabrik, pembakaran
sampah, kebakaran hutan, dan asap transportasi.
3. Hidrokarbon (HC) dan Nitrogen Oksida (NO)
Kedua gas, HC dan NO, dipengaruhi oleh sinar ultra violet yang akan
membentuk sebuah smog berupa gas yang akan sangat pedih jika mengenai mata
dan dapat sebagai penyebab penyakit kanker.
4. Sulfur Oksigen (SO)
SO yang bereaksi dengan uap air di udara dapat menyebabkan hujan
asam. Dalam bentuk gas, SO2 dapat menyebabkan iritasi pada paru-paru yang
menyebabkan timbulnya kesulitan bernafas
5. Chloro Flouro Carbon (CFC)
Gas CFC adalah gas yang susah terurai sehingga sulit dihilangkan dari
udara. Gas ini tidak memiliki warna, tidak berbau, dan tidak beracun. Gas ini
banyak digunakan sebagai bahan pengembang busa, pendingin (lemari es dan
AC), serta bahan penyemprot (hair spraydan parfum). Di lapisan atas atmosfer,
gas ini bereaksi dengan lapisan ozon. Ozon adalah lapisan yang melindungi
bumi dari sinar matahari. Reaksi antara CFC dan ozon akan membentuk lubang
ozon. Dari lubang ini, sinar ultraviolet akan menembus bumi (Rozari, 1986).
Sinar ultraviolet ini dapat menyebabkan kanker kulit, kekebalan tubuh menurun,
dan matinya algae yang dapat merusak ekosistem laut.
6. Partikel
Partikel ialah polutan yang dapat bergabung dengan suatu bahan atau
bentuk pencemar lainnya. Partikel yang dapat masuk kedalam saluran
pernapasan ialah partikel yang berukuran 10 mikrometer. Partikel dapat berupa:
a. Aerosol (partikel) yang terhambur dan melayang di udara; disebut abu
atau partikulat
b. Fog (kabut) yang merupakan aerosol berupa butiran air di udara;
c. Dust (debu) atau aerosol yang berupa butiran padat yang melayang di

5
udara karena tiupan angin;
d. Smoke (asap) yang merupakan aerosol campuran antara butiran padat
dan cair yang melayang di udar.
e. Mist, mirip kabut, berupa butiran zat cair, terhambur, dan melayang
udara;
f. Plume, asap dari cerobong pabrik;
g. Smog, campuran smoke dan fog;
h. Fume, aerosol dari kondensasi uap logam
2.4 Sumber Pencemaran Udara
Sumber pencemaran udara diklasifikasikan berdasar jenis sumber,
frekuensi terjadinya, distribusi spasial dan jenis emisi. Berdasarkan jenis sumber
pencemaran maka dapat dibedakan menjadi sumber yang terjadi secara alami
(natural sources) dan sumber yang disebabkan oleh aktivitas atau kegiatan
manusia (Sudrajad, 2006). Sumber pencemaran udara yang utama berasal dari
transportasi terutama kendaraan bermotor.

1. Pencemaran udara dari kegiatan manusia 


a. Transportasi/Kendaraan bermotor


b. Industri/pabrik
c. Pembangkit listrik
d. Pembakaran (perapian, kompor, furnace

2. Pencemaran udara dari sumber alami : 


a. Gunung berapi. Ada banyak macam gas dan zat yang dikeluarkan saat
terjadi letusan gunung berapi.

b. Rawa-rawa
 dapat menghasilkan gas rawa yang dtujukkan untuk gas

biogenic atau gas metana.

c. Kebakaran hutan


3. Pencemaran udara dari sumber-sumber lain : 


a. Transportasi amonia


6
b. Kebocoran tangki klor
c. Timbulan gas metana dari tempat pembuangan akhir sampah

d. Uap larut organik 


2.5 Penyebab Pencemaran Udara


Bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup disekitar
kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. Pada umunya,
penyebab pencemaran udara terdapat 2 macam, yaitu :
1. Faktor internal.
a. Debu
b. Abu yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi
c. Proses pembusukan sampah organik, dll.
2. Faktor eksternal.
a. Hasil pembakaran bahan bakar fosil.
b. Debu / serbuk dari kegiatan industri
c. Pembakaran zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.
2.6 Dampak Pencemaran Udara
Kendaraan bermotor memiliki gas buang yang mengandung senyawa-
senyawa gas yang dapat membahayakan kesehatan didalamnya seperti oksida
sulfur, oksida nitrogen, oksida karbon, hidrokarbon, logam berat tertentu dan
partikulat. Gas buang tersebut terbentuk selama pembakaran bahan bakar fosil-
bensin dan solar didalam mesin. Kendaraan bermotor menghasilkan pembakaran
yang tidak sempurna seperti pada industri dan menghasilkan bahan pencemar
dengan kadar yang lebih tinggi, terutama berbagai senyawa organik dan oksida
nitrogen, sulfur dan karbon. gas buang kendaraan bermotor sering di jumpai di
dalam lingkungan jalan raya yang dekat dengan masyarakat, dibandingkan
dengan gas buang dari industri yang mempunyai cerobong lebih tinggi. Kerugian
yang terjadi mulai dari meningkatnya kematian akibat adanya episod smog
hingga gangguan estetika dan kenyamanan. Gangguan kesehatan lain misalnya
kanker paru-paru atau organ tubuh lainnya, penyakit pada saluran tenggorokan
yang bersifat akut maupun khronis, dan kondisi lainnya yang disebabkan oleh

7
pencemaran udara. gas buang yang terdapat pada kendaraan bermotor dapat
membahayakan kesehatan tergantung dari jenis toksiats (daya racun) masing-
masing senyawa dan seberapa luas / banyaknya masyarakat terpajan oleh gas
buang tersebut. Dampak bahan pencemar di dalam gas buang kendaraan
bermotor digolongkan sebagai berikut :
1. Bahan-bahan pencemar yang terutama mengganggu saluran pernafasan.
Bahan yang termasuk dalam golongan ini adalah oksida sulfur, partikulat,
oksida nitrogen, ozon dan oksida lainnya. Gas oksida sulfur dapat
menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas
yang lain sampai ke paru-paru. Partikulat ini dapat menghalangi
pembentukan hemoglobin dan menyebabkan gangguan kerja enzim.
Oksida nitrogen menyebabkan paru-paru membengkak sehingga penderita
sulit bernafas.
2. Bahan-bahan pencemar yang menimbulkan pengaruh racun sistemik,
seperti hidrokarbon monoksida dan timbel/timah hitam.
3. Bahan-bahan pencemar yang dicurigai menimbulkan kanker seperti
hidrokarbon. Hidrokarbon juga menyebabkan gangguan kesehatan lainnya
seperti isitasi membran mukosa, pusing lemah dan berkunang-kunang
setelah pemaparan 8jam.
4. Kondisi yang mengganggu kenyamanan seperti kebisingan dan debu
jalanan
2.7 Pencegahan Pencemaran Udara
Pencemaran udara yang terjadi karena kegiatan manusia maupun
kejadian alam tentu harus dicegah sedini mungkin. Pencegahan yang tepat
tergantung sifat dan sumber polutan udara. Cara pencegahan untuk mengurangi
polutan dapat dibedakan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan
polutan, dan mendispersikan polutan. Upaya pencegahan pencemaran udara
berbentuk gas di lingkungan menurut Dr. Drh. Mangku Sitepoe (1997), yaitu:
1. Adsorbsi
Adsorbsi adalah proses penyerapan dengan mempergunakan
kekuatan tarik-menarik untuk melekatnya molekul polutan atau ion pada

8
permukaan zat padat (adsorben). Beberapa zat padat yang dimaksud
adalah karbon aktif dan silikat. Emisi hidrokarbon diadsorbsi pada
permukaan karbon aktif, kemudian dihilangkan dengan cara melewatkan
uap yang selanjutnya dikondensasi menjadi cairan dan hidrokarbon dapat
diperoleh kembali untuk penggunaan selanjutnya.
2. Absorbsi
Proses penyerapan pada absorbsi memerlukan solfen yang baik
untuk memisahkan polutan gas dengan konsentrasinya menggunakan air
(dry absorben). Emisi hidrokarbon dapat mengalami kontak dengan
cairan dimana hidrokarbon akan larut. Kontak antara emisi hidrokarbon
dengan cairan adsorbsi biasanya digunakan pada menara yang tinggi.
3. Kondensasi
Kondensasi merupakan proses perubahan uap air atau benda gas
menjadi benda cair pada suhu udara tertentu. Emisi hidrokarbon akan
mengalami kondensasi pada suhu yang rendah menjadi cairan. Metode
kondensasi ini dimaksudkan agar polutan gas diarahkan mencapai titik
kondensasi dan digunakan untuk menghilangkan gas buang yang
dilewatkan pada permukaan yang bersuhu rendah sehingga cairan
hidrokarbon yang terkondensasi tetap tertinggal dan dapat dikumpulkan.
4. Pembakaran
Pembakaran merupakan proses yang mempergunakan oksidasi
panas untuk penghancuran gas hidrokarbon yang terdapat dalam polutan
yang disebut inceneration. Hasil pembakaran berupa karbondioksida
(CO2) dan air (H2O). Adapun proses pemisahan secara fisik dikerjakan
bersama-sama dengan proses pembakaran secara kimia.
5. Reaksi kimia.
Reaksi kimia banyak dipergunakan pada emisi golongan Nitrogen
dan Belerang. Penginjeksian amoniak yang bereaksi dengan NOx
berguna untuk membersihkan gas golongan Nitrogen dan membentuk
bahan padat yang mengendap. Selain itu, untuk menjernihkan golongan
Belerang dipergunakan copper oxyde atau kapur dicampur arang.

9
Selain pencegahan berupa gas, upaya pencegahan pencemaran udara
berbentuk partikel dapat dilakukan menggunakan tujuh konsep berikut:

1. Filter
Filter berguna untuk menangkap debu atau polutan partikel yang
ikut keluar pada permukaan filter. Cara ini dilakukan agar partikel tidak
ikut terlepas ke lingkungan yang menyebabkan pencemaran dan dampak
kesehatan. Beberapa jenis filter yang digunakan adalah cotton, nylon,
fiberglass, polypropylene, wool, teflon, orlon, dacron, dan nomex.
2. Filter basah
Berbeda dengan filter biasa, cara kerja filter basah dengan
menyemprotkan air dari bagian atas alat, sehingga udara kotor keluar dari
bagian bawah. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka
debu akan mengalir mengikuti semprotan air turun ke bawah. Adapun
cara alamiah dengan menggunakan air hujan yang cukup efektif untuk
membersihkan polutan partikel.
3. Elektrostatik
Elektrostatik adalah alat pengendap yang dapat digunakan
membersihkan udara kotor dalam jumlah yang relatif banyak. Polutan
dialirkan diantara dua plat yang diberi aliran listrik sebagai resivitor yang
akan mempresipitasikan polutan partikel yang ditampung dalam kolektor.
Polutan akan menjadi ion negatif, sedangkan udara bersih menjadi ion
positif. Ion-ion tersebut akan menuju elektroda yang sesuai.
5. Kolektor Mekanis.
Kolektor mekanis akan mengalirkan udara yang kotor ke dalam
alat sehingga terjadi perubahan kecepatan. Hal tersebut menyebabkan
partikel jatuh dan terkumpul di bawah akibat gaya gravitasi.
6. Program Penghijauan
Udara bersih yang dihirup oleh manusia berasal dari tumbuh-
tumbuhanyang menyerap hasil pencemaran udara berupa Karbondioksida.
Karbondioksika lalu diproses untuk dilepaskannya Oksigen. Proses

10
tersebut menandakan bahwa tumbuhan memiliki peranan penting dalam
mengurangi polutan. Semakin banyak tumbuhan, terutama pohon yang
ditanam, maka kualitas udara akan semakin baik.
7. Ventilasi Udara
Pembuatan ventilasi udara di dalam ruangan sangat bermanfaat
sebagai sirkulasi udara. Jumlah dan penempatan ventilasi udara
sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan untuk mencukupi gas Oksigen
dalam ruangan serta menjadikan udara bebas dari polutan.

2.8 Penanggulangan Pencemaran Udara


Penurunan kualitas udara termasuk salah satu penyebab dari pencemaran
udara, disertai dampak seperti mengganggu kesehatan dan keseimbangan iklim
global. Maka dari itu untuk penanggulangan pencemaran udara ini diperlukan
adanya upaya-upaya dari semua pihak baik dari pemerintah, swasta, perguruan
tinggi, dan masyarakat luas. Penanggulangan ini diguna untuk meningkatkan
mutu udara. Peran masyarakat dalam hal penanggulangan pencemaran udara
menjadi sangat penting karena sumber pencemaran maupun dampak dari
pencemaran langsung berada ditangan masyarakat. Salah satu pencemaran udara
bersumber pada sektor transportasi berikut jenis–jenis pencemar Karbon
monoksida (CO), Nitrogen Oksida (Nox), Hidrokarbon (HC), timah hitam (Pb),
dan Karbon dioksida (CO2), Ike Trisnawati (2014). Semua jenis-jenis pencemar
itu sangatlah mengancam lingkungan, bahkan lingkungan secara global. Upaya
penanggulangan pencemaran udara menurut Ekasatya (1991) di bagi menjadi 2
yaitu penaggulangan secara non teknis dan secara teknis , upaya yang dapat
dilakukan yaitu :

1. Penanggulangan Secara non-teknis


Penanggulangan secara non-teknis yaitu usaha pengurangan dan
penaggulangan adanya suatu pencemaran lingkungan dengan cara
menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan,
mengatur, dan mengawasi segala macam bentuk hasil kegiatan

11
industri dan teknologi sehingga tidak mengalami pencemaran
lingkungan.
Pencemaran udara pada hasil kegiatan industri dan teknologi
dapat dilaksanakan disuatu tempat, meliputi :
 Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan
Teknologi
 Menanamkan perilaku disiplin
 Penyajian Informasi (PIL)
 Analisi Dampak Lingkungan (ANDAL)
2. Penanggulangan Secara teknis
Penanggulangan secara teknis dpat ditempuh dengan :
1. Pengelolaan kualitas udara dalam ruangan dilakukan dengan
menggunakan filter penangkap debu, filter basah dengan sistem
peyemprotan, ataupun dengan alat pengendap yang digunakan untuk
membersihkan udara
2. Mengganti sumber energi
Sumber energi pada industri dan teknologi sebagian besar memakai
bahan bakar fosil, yang hasilnya nanti akan menyebabkan pencemaran
udara berupa gas. Penanggulangannya yaitu dengan penggunaan bahan
bakar LNG (Liquified Natural Gases) yang menghasilkan gas yang lebih
bersih
3. Pemeriksaan emisi dan tingkat kebisingan kendaraan bermotor.
Kendaraan bermotor harus melakukan uji emisi secara berkala baik
meskipun menggunakan uji petik (spot check).
4. Pembatasan usia kendaraan, terutama bagi angkutan umum, perlu
dibatasi karena semakin tua kendaraan, terutama yang kurang terawat,
semakin besar potensi untuk polutan udara
5. Penanaman pohon-pohon yang berdaun lebar di pinggir-pinggir jalan,
terutama yang lalu lintasnya padat serta di sudut-sudut kota, juga
mengurangi polusi udara

12
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencemaran udara telah menjadi permasalahan dunia karena semakin
bertambahnya kegiatan yang banyak menghasilkan pencemaran udara.
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya komponen-komponen
yang merupakan dampak dari kegiatan manusia ke dalam udara ambien yang
menyebabkan mutu udara ambien menurun sehingga udara ambien tersebut tidak
dapat memenuhi fungsinya (Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999).
Sumber pencemaran udara diklasifikasikan berdasar jenis sumber, frekuensi
terjadinya, distribusi spasial dan jenis emisi.
Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara berupa gas
buang yang terdapat pada kendaraan bermotor tergantung dari jenis toksiats
(daya racun) masing-masing senyawa dan seberapa luas / banyaknya
masyarakat terpajan oleh gas buang tersebut. Pencegahan yang tepat tergantung
sifat dan sumber polutan udara. Cara pencegahan untuk mengurangi polutan
dapat dibedakan dengan alat-alat, mengubah polutan, melarutkan polutan, dan
mendispersikan polutan seperti Adrsobsi, absorbsi, kondensasi dan lain-lain.
Untuk penanggulangannya menurut Ekasatya (1991) diatasi secara teknis dan
non-teknis.
3.2 Saran
Pada pemaparan makalah ini dijelakan bahwa penurunan kualitas udara
termasuk salah satu penyebab dari pencemaran udara, disertai dampak
seperti mengganggu kesehatan dan keseimbangan iklim global. Diharapkan
pembaca mampu memahami dan dapat mencegah pencemaran udara serta
dapat mengaplikasikan bentuk penanggulangan/pencegahan pada kehidupan
sehari-hari. Maka dari itu diperlukan adanya upaya-upaya bentuk kerjasama
dari semua pihak baik dari pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan
masyarakat luas untuk mendukung pengurangan pencemaran udara .

13
Pembaca dapat memberikan saran dan kritikan yang terdapat pada makalah
ini agar bisa menjadi perbaikan pada makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Ekasatya, N. 1991. Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan. .


Jakarta : Departemen Perindustrian R.I (Pada halaman ke 11 dan 13)

Mahmudah, Azmi Rifaatul. 2010. “Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Supir


Angkutan Kota Medan Trayek Martubung-Amplas Tentang Pentingnya
Uji Emisi Kendaraan Bermotor di Medan Tahun 2010”. Medan: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. (Pada halaman ke 3)
Republik Indonesia. 1997. Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup. Lembaran Negara RI Tahun 1999, No.
68. Sekretariat Negara. Jakarta. (Pada halaman ke 1)
Republik Indonesia. 1999. Peraturan Pemerintah RI nomor 41 tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Sekretariat Negara. Jakarta.
(Pada halaman ke 1 dan 11)
Rozari, M. Bl. 1986. Atmosfer: Bahan Kuliah Klimatology Dasar. Bogor:
Jurusan Geofisika dan Meteorologi FMIPA-IPB. (Pada halaman ke 5)
Sitepoe, Mangku. 1997. Usaha Mencegah Pencemaran Udara. Jakarta: PT
Gransindo. (Pada halaman ke 8)
Sudrajad, Agung. 2006. Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan. Yogyakarta:
Universitas Gajah Mada. (Pada halaman ke 6)
Trisnawati, Ike. 2014. Pengetahuan Lingkungan “Pencemaran Udara”.Jambi :
STKIP M. (Pada halaman ke 11)

14

Anda mungkin juga menyukai