PEMBAHASAN
Tasawuf Islam: Secara etimologis ahkhlaq adalah bentuk jamak dari khuluq yang artinya
budi pekerti, tingkah laku, perangai atau tabiat Mempunyai sinonim etika dan moral Etika
dan moral berasal dari bahasa Latin yang berasal dari kata etos : kebiasaan dan mores
artinya kebiasaannya. Kata akhlaq berasal dari kata kerja khalaqa yang artinya
menciptakan. Khaliq maknanya pencipta atau Tuhan dan makhluq artinya yang
diciptakan, sedangkang khalaq maknanya penciptaan. Kata khalaqa yang mempunyai kata
yang seakar diatas mengandung maksud bahwa akhlaq merupakan jalinan yang mengikat
atas kehendak Tuhan dan manusia. Pada makna lain kata akhlaq dapat diartikan tata
perilaku seseorang terhadap orang lain. Jika perilaku atupun tindakan tersebut didasarkan
atas kehendak Khaliq (Tuhan) maka hal itu disebut sebagai akhlaq hakiki. Dengan
demikian akhlaq dapat dimaknai tata aturan atau norma prilaku yang mengatur hubungan
antara manusia dengan Tuhan serta alam semesta
2) Dalam iradah:
a. lahir keinginan-keinginan setelah ada rangsangan (stimulan) melalui indra.
b. muncul kebimbangan, mana yang harus dipilih diantara keinginan-keinginan itu
Padahal harus memilih satu dari keinginan tersebut
c. mengambil keputusan dengan menentukan keinginan yang diprioritaskan diantara
banyak keinginan tersebut.
Contoh Pada jam 2 siang seorang berangkat ke pasar untuk mencari bengkel motor untuk
membeli kampas rem. Di saat memasuki lorong gang, ketika menoleh ke arah kanan
melihat warung makan yang penuh sesak dan kepulan bau nikmat yang ia hirup. Sesaat
kemudian melihat arah kiri, terdapat es cendol yang laris dibeli orang. Padahal orang
tersebut sudah lapar dan haus. Sementara di arah depan kelihatan mushalla yang nampak
bersih dan dilihat hilir mudik orang sembahyang. Kemudian orang tersebut menentukan
shalat terlebih dahulu karena mempertimbangkan jam yang sudah limit. Kesimpulan yang
dipilih oleh orang tersebut setelah banyak mempertimbangkan beberapa keinginan disebut
iradah. Jika iradah tersebut dibiasakan setiap ada beberapa keinginan dengan tanpa berpikir
panjang karena sudah dirasakan oleh dirinya maka disebut akhlak.
Sebaliknya ada seorang kaya, mendengarkan pengajian Da?i kondang menjelaskan hikmah
infaq. Orang itu kemudian tertarik dan secara spontan memberikan uang satu juta rupiah
untuk didermakan. Orang tersebut belum termasuk dermawan, karena pemberiannya ada
dorongan dari luar. Orang tidak termasuk ramah tamu jika ia senang membeda-bedakan
tamu yang datang. Dengan demikian akhlaq bersifat konstan (tetap-selalu) spontan, tidak
temporer dan juga tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar.
Disamping akhlaq ada istilah lain disebut etika dan moral masing-masing bahasa Latin.
Tiga istilah diatas sama ?sama menentukan nilai baik dan buruk sikap perbuatan
seseorang. Bedanya akhlaq mempunyai standar ajaran yang bersumber kepada al-Qur?an
dan Sunnah Rasul. Etika berstandar kepada akal pikiran, sedangkan moral bersumber
kepada adat kebiasaan yang umum berlaku di masyarakat. Dalam penggunaan kata-kata
tersebut kadang-kadang terjadi tumpang tindih, seperti Hassan Shadily menggunakan
istilah moral sama dengan akhlaq.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Secara Istilah
Abuddin Nata (2002:3-5) mencatat berbagai pengertian tentang akhlak secara istilah
menurut para ulama, yaitu :
1. Menurut Ibnu Miskawaih
Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukat perbuatan tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
2. Menurut Imam Ghozali
Sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Pengertian tersebut dicatat pula oleh Imam al-Jurjani dalam kitabnya at-Ta‟rifat (2001 :
100)
3. Menurut Ibrahim Anis
Sifat yang tertanam didalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam
perbuatan.baik dan buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.
4. Menurut Abdul Hamid
Sifat-sifat manusia yang terdidik.
Dari perngertian para ulama di atas, dapat kita gambarkan bahwa akhlak setidaknya
memiliki lima karakteristik yaitu :
٭Tertanam kuat di dalam jiwa seseorang
٭Akhlak di lakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran
٭Akhlak timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan dan
tekanan dari luar
٭Akhlak dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara
٭Akhlak dilakukan ikhlas semata-mata karena Allah bukan karena ingin dipuji orang atau
karena ingin mendapatkan sesuatu pujian.
Dalam konteks Bahasa Arab, kata Baik setidaknya diistilahkan dengan enam istilah, yaitu :
1. Al-Hasanah
Al-hasanah sebagaimana di kemukakan oleh Ar-Raghib Al-Asfahani (2008 : 133)
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukan sesuatu yang disukai atau di
pandang baik. Selanjutnya beliau membagi hasanah itu kepada tiga bagian, yaitu dari
segi akal, hawa nafsu dan pancaindera. Yang termasuk hasanah misalnya keuntungan,
kelapangan rezeki dan kemenagan.
2. At-Thoyyibah
Ar- Roghib (2008 : 349) menjelaskan bahwa ath-thoyyibah itu khusus digunakan untuk
menggambarkan sesuatu yang memberi kelezaran kepada panca indra dan jiwa, seperti
makanan, pakaian, tempat tinggal dan sebagainya.
3. Khairan
Ar-Roghib (2008 : 181) juga menjelaskan bahwa khairan itu digunakan untuk
menunjukan sesuatu yang baik oleh seluruh umat manusia, seperti berakal, adil,
keutamaan dan segala sesuatu yang bermanfaat.
4. Karimah
Ar-Roghib (2008 : 79) menerangkan bahwa Karimah digunakan untuk menunjukan
pada perbuatan dan akhlak yang terpuji yang ditampakan dalam kenyataan hidup sehari-
hari.
5. Mahmudah
Ar-Roghib (2008 : 147) mengemukakan bahwa mahmudah digunakan untuk
menunjukan suatu yang utama sebagai akibat dari melakukan sesuatu yang disukai
Allah swt.
6. Al-birr
Ar-Roghib (2008 : 50) juga menjelaskan bahwa Al-birr digunakan untuk menunjukan
pada upaya memperluas atau memperbanyak melakukan perbuatan yang baik. Kata
tersebut terkadang digunakan sebagai sifat Allah, maka maksudnya adalah bahwa Allah
memberikan balasan pahala yang besar, dan jika digunakan untuk manusia, maka yang
dimaksud adalah ketaatannya.