Anda di halaman 1dari 9

Bullying dapat terjadi kepada siapa saja, hal ini

Kekerasan Seksual *
bergantung kepada lingkungan individu
bersangkutan. Beberapa kelompok yang lebih
rentan untuk diintimidasi adalah anak-anak
dengan tampilan yang berbeda dari anak-anak
pada umumnya, seperti anak-anak
Kekerasan berkebutuhan khusus, anak-anak terpinggirkan,
dan LGBT (Lesbian, Gay, Bisexual,
Bullying atau menggertak adalah perilaku Transgender). Selain itu, anak-anak yang
agresif yang tidak sesuai dengan norma. berbeda tampilan fisiknya (gendut, terlalu kurus,
Umumnya terjadi pada anak usia sekolah, berkacamata), anak yang lemah, depresi,
dimana pelaku memiliki kekuasaan yang lebih memiliki rasa percaya diri yang rendah, kurang
dibandingan dengan korbannya. Perilaku ini populer, hanya memiliki sedikit teman, pusat
cenderung berulang atau memiliki potensi untuk perhatian, dan memiliki sifat yang berbeda dari
diulang. Pelaku maupun korban membutuhkan teman-teman pada umumnya juga rentan
penanganan yang serius. menjadi korban bullying.

Ada beberapa tipe bullying: Bullying berdampak pada kesehatan jiwa,


1. Verbal bullying (menulis atau mengatakan): memmpengaruhi penggunaan NAPZA, dan
Menyindir memunculkan risiko bunuh diri pada pelaku
Memberi julukan maupun korban. Korban bullying dapat
Komentar seksual yang tidak tepat mengalami dampak negatif secara fisik,
Mengejek akademik, maupun kesehatan jiwa. Umumnya
Mengancam atau menakut-nakuti mereka akan mengalami depresi, kecemasan
2. Social bullying, atau terkadang disebut (ansietas), rasa sedih yang meningkat,
sebagai relasional bullying, menyakiti kesepian, perubahan pola makan dan pola
reputasi seseorang atau hubungan. Social tidur, kehilangan minat untuk merasa senang,
bullying termasuk hal dibawah ini: keluhan fisik, nilai akademik yang menurun,
Meninggalkan seseorang tanpa alasan atau bahkan memilih untuk tidak melanjutkan
Mengatakan kepada seseorang jangan sekolah.
berteman dengan individu tertentu
Menyebar rumor tentang seseorang Sedangkan bagi pelaku bullying ada dampak
negatif yang mungkin muncul saat pelaku
Mempermalukan seseorang didepan
beranjak dewasa, seperti: menjadi pengguna
umum
alkohol atau NAPZA, sering berkelahi,
3. Physical bullying (menyakiti tubuh orang
vandalisasi, putus sekolah, melakukan tindak
atau merusak miliknya).Termasuk dalam hal
seksual dini, tindak kriminal atau pelanggaran
ini:
aturan lalu lintas, serta melakukan kekerasan
Membekap, menendang, mencubit dalam relasi dengan pasangan seksual,
Meludahi pasangan hidup, maupun anaknya.
Menggoyang-goyangkan tubuh /
mendorong Risiko bunuh diri dapat muncul pada pelaku
Mengambil/merusak barang milik orang maupun korban, dan biasanya tidak hanya
Membuat tanda dengan menggerakan disebabkan oleh bullying saja, melainkan
tangan/tubuh yang berarti kasar karena adanya faktor lain. Dalam hal ini faktor
yang dimaksud adalah depresi, kecemasan ,
permasalahan dalam keluarga, dan riwayat lain
(lesbian, gay, bisexual, dan transgender). Risiko
*
bunuh diri dapat meningkat apabila individu
Sumber: Modul Pelatihan Layanan Kesehatan Seksual & kehilangan dukungan dari orang tua, kelompok,
Reproduksi Ramah Remaja untuk Dokter Praktik Swasta dan sekolah. Kualitas hidup individu akan
di Dearah Istimewa Yogyakarta, 28-31 Oktober 2013,
Kemitraan UNFPA dan Angsamerah Institution

1
memburuk seiring dengan hilangnya dukungan Ahmadiyah, migrasi, Papua, Ruteng,
tersebut. pelaksanaan Otonomi Daerah, dan rujukan
Komnas Perempuan pada data dari Tim
Seks dan kekerasan Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Peristiwa
Kerusuhan Mei 1998 serta Komisi Penerimaan,
Kencan atau pacaran adalah bagian dari Kebenaran dan Rekonsiliasi Timor Leste
perkembangan kehidupan normal (CAVR)).
seseorang. Namun jika kencannya eksklusif, Kekerasan terhadap perempuan adalah setiap
maka nampaknya hubungan seksual sudah perbuatan berdasarkan pembedaan berbasis
terjadi. Seringkali mereka sulit gender yang berakibat atau mungkin berakibat
meninggalkan pasangannya karena merasa kesengsaraan atau penderitaan perempuan
telah melampaui hubungan yang lebih secara fisik, seksual atau psikologis, termasuk
dekat. Sehingga meski kekerasan terjadi ancaman terjadinya perbuatan tersebut,
(verbal, seksual, maupun fisik) individu pemaksaan atau perampasan kebebasan
tersebut tidak juga beranjak pergi dari secara sewenang-wenang, baik yang terjadi di
pacarnya. ruang publik maupun di dalam kehidupan
pribadi.
Anak yang cepat memulai hubungan
pacaran, kebanyakan merupakan anak yang Pandangan masyarakat yang umumnya
hubungan dengan orangtuanya tidak dekat. memandang kekerasan seksual hanya sebatas
Kebutuhannya akan perlekatan dialihkan pelanggaran terhadap kesusilaan memicu
pada orang lain. Remaja yang memulai seks munculnya pandangan bahwa hal ini adalah
dini, lebih banyak tidak menggunakan persoalan moralitas semata. Pandangan ini
pengaman sehingga menempatkan mereka juga menempatkan perempuan sebagai
pada IMS dan kehamilan sebelum usia yang penanda kesucian dan moralitas dari
matang. masyarakatnya. Hal ini yang menyebabkan
pembahasan moralitas seringkali berunjung
Sebuah survei di Amerika Serikat tahun 2006- pada pertanyaan yang memberatkan
2008 mengatakan bahwa tidak semua remaja perempuan seputar aktivitas seksualnya (misal:
seksual aktif mengambil risiko tinggi dalam apakah ia masih perawan). Lebih lanjut, hal
hubungan seksual. 39% perempuan dan 33% tersebut berdampak pada perempuan yang
laki-laki hanya berhubungan dengan bersangkutan, sehingga ia merasa malu untuk
pasangannya saja. menceritakan pengalaman kekerasan seksual
yang dialaminya. Ia malu atau kuatir apabila
Kekerasan Seksual dianggap ‘tidak suci’ atau ‘tidak bermoral’. Sikap
korban kekerasan seksual yang menutupi apa
yang dialaminya, tidak jarang justru mendapat
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
dukungan dari keluarga ataupun lingkungannya.
Perempuan (Komnas Perempuan) mencatat
dalam kurun waktu 13 tahun (1998-2011) kasus
Konteks moralitas ini seolah-olah
kekerasan seksual berjumlah hampir
mengesampingkan aspek lain yang sebenarnya
seperempat dari seluruh total kasus kekerasan,
tidak kalah penting. Pengalaman korban
atau 93.960 kasus dari seluruh kasus
kekerasan seksual dapat menghancurkan
kekerasan terhadap perempuan yang
integritas hidupnya sehingga ia merasa tidak
dilaporkan (400.939). Hal ini berarti, setiap hari
mampu untuk melanjutkan hidupnya lagi. Aspek
ada 20 perempuan yang menjadi korban
moral juga menghambat korban untuk
kekerasan seksual. Data ini diperoleh dari
mendapatkan hak atas kebenaran, keadilan,
dokumentasi CATAHU (Catatan tahunan
dan pemulihan. Selain itu, kekerasan seksual
Komnas Perempuan bersama lembaga-
yang dialami korban dapat menempatkan
lembaga layanan bagi perempuan korban,
dirinya sebagai pihak yang bersalah karena
pemantauan Komnas Perempuan tentang
dianggap memiliki ‘aib’ baik bagi dirinya
pengalaman kekerasan terhadap perempuan di
maupun keluarganya.
dalam konteks Aceh, Poso, Tragedi 1965,

2
Kekerasan seksual bisa terjadi pada siapa saja untuk mengatakan TIDAK ketika mereka
saja dan kapan saja. tidak mau disentuh. Serta jelaskan pada
mereka bahwa jangan ragu untuk bercerita
Data Komnas Perempuan menunjukkan ketika ada yang melanggar batasan yang telah
kekerasan seksual terjadi pada semua ranah, dibuat.
yaitu: personal, publik, dan negara. Ranah
personal berarti kekerasan seksual dilakukan Kedua, komunikasi terbuka adalah
oleh orang yang memiliki hubungan darah pencegahan paling efektif. Jelaskan pada
(ayah, kakak, adik, paman, kakek), mereka bahwa Anda tertarik dan bersedia
kekerabatan, perkawinan (suami), maupun diajak bicara pada topik apapun di sekitarnya,
relasi intin (pacaran) dengan korban. ¾ mulai dari sekolah, olahraga, teman atau
(70,11%) kekerasan seksual berada pada ranah apapun. Perhatikan kejadian sehari-hari di
personal, atau dilakukan oleh orang yang sekitar yang dapat menjadi pelajaran bagi
memiliki hubungan dekat. Ranah berikutnya mereka, bersikaplah sebagai teman tidak
adalah ranah publik (22.284 kasus) yang berarti sebagai guru, dalam kondisi santai atau tenang
kasus ini melibatkan korban dan pelaku yang dan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
tidak memiliki hubungan kekerabatan, darah, Kemudian ajarkan mereka bagian-bagian tubuh
ataupun perkawinan. Pelaku yang adalah mereka, terutama bagian tubuh khusus dan apa
majikan, tetangga, guru, teman sekerja, tokoh dampaknya ketika disentuh.
masyarakat, ataupun orang yang tidak dikenal
tergolong dalam ranah publik. Ranah negara Ketiga, menyadari bahwa kemampuan anak
adalah jika pada peristiwa kekerasan, aparat dalam mengembangkan dirinya dan berelasi
negara berada di lokasi kejadian namun tidak dapat melindungi dirinya dari hal buruk di atas.
berupaya untuk menghentikan atau Tingkatkan kepercayaan diri anak sehingga
membiarkan tindak kekerasan tersebut tidak mudah dipengaruhi orang lain. Berikan
berlanjut. kesempatan dalam pelatihan kepemimpinan
atau pengembangan diri agar anak mengenali
Pada dasarnya, siapa saja dapat menjadi dirinya dan dapat melawan ketika dipermalukan
korban dari kekerasan dan/atau kekerasan atau mengalami kekerasan. Tingkatkan
seksual. Kekerasan seksual dapat berdampak kepekaan anak terhadap apa yang dipikirkan
buruk dan mempengaruhi kesehatan (fisik dan dirasakan orang lain, sehingga bukan
maupun psikis) untuk jangka waktu yang lama. hanya menjadi korban tapi juga tidak menjadi
Oleh karena itu penting bagi orang yang lebih pelaku.
dewasa, terutama keluarga, untuk membantu
mencegah terjadinya kekerasan seksual. Terakhir, jelaskan pada anak bahwa pelaku
kejahatan dapat merupakan orang sekitar, dan
Dalam menjalankan praktek sehari-hari, awal kejahatan mungkin saja tidak disadari.
seorang dokter dituntut untuk menjadi orang Ingatkan anak bahwa kapanpun ia merasa tidak
yang selalu siap memberikan pertolongan, nyaman ia dapat dan harus berkata tidak. Serta
termasuk urusan kekerasan seksual. Alangkah jangan ragu bercerita kepada Anda apabila
baiknya bila dokter juga bisa berperan dalam terjadi masalah ataupun pertanyaan ke
pencegahan terjadinya kekerasan. depannya.

Pertama, Anda harus mulai bicara sebelum


terjadi sesuatu. Seperti pepatah mengatakan
“sedia payung sebelum hujan” ataupun “lebih
baik mencegah daripada mengobati”, maka
Anda sebaiknya mulai menjelaskan pada anak
atau orang yang lebih muda (terutama anak-
anak) mengenai bagian khusus dari diri mereka.
Jelaskan bahwa ada area tertentu yang tidak
boleh disentuh orang lain, dan mereka boleh

3
Jenis-jenis Kekerasan Seksual perempuan merasa tidak memiliki daya tawar,
kecuali dengan mengikuti kehendak pelaku,
Komnas Perempuan mengenali 14 bentuk agar ia dinikahi.
kekerasan seksual, yaitu:
4. Penyiksaan seksual
1. Perkosaan Perbuatan yang secara khusus menyerang
Serangan yang diarahkan pada bagian seksual organ dan seksualitas perempuan yang
dan seksualitas seseorang dengan dilakukan dengan sengaja, sehingga
menggunakan organ seksual (penis) ke organ menimbulkan rasa sakit atau penderitaan yang
seksual (vagina), anus atau mulut, atau dengan hebat, baik jasmani, rohani, maupun seksual
menggunakan bagian tubuh lainnya yang bukan pada seseorang untuk memperoleh pengakuan
organ seksual atau pun benda-benda lainnya. atau keterangan darinya, atau dari orang ketiga,
Serangan dilakukan dengan kekerasan, dengan menguhukumnya atas suatu perbuatan
ancaman kekerasan, ataupun dengan yang telah atau diduga telah dilakukan olehnya
pemaksaan sehingga mengakibatkan rasa takut ataupun oleh orang ketiga, untuk mengancam
akan kekerasan, dibawah paksaan, penahanan, atau memaksanya atau orang ketiga, dan untuk
tekanan psikologis, atau penyalahgunaan suatu alasan yang didasarkan pada diskriminasi
kekuasaan atau dengan mengambil atas alasan apapun. Apabila rasa sakit dan
kesempatan dari lingkungan yang koersif, atau penderitaan tersebut ditimbulkan oleh, atas
serangan atas seseorang yang tidak mampu hasutan dari, dengan persetujuan, atau
memberikan persetujuan yang sesungguhnya. sepengetahuan pejabat pemerintahan.

2. Pelecehan seksual 5. Perbudakan seksual


Tindakan seksual yang disampaikan melalui Sebuah tindakan penggunaan sebagian atau
kontak fisik maupun non fisik yang menyasar segenap kekuasaan yang melekat pada “hak
pada bagian tubuh seksual atau seksualitas kepemilikian” terhadap seseorang, termasuk
seseorang, termasuk dengan menggunakan akses seksual melalui pemerkosaan atau
siulan, main mata, komentar atau ucapan bentuk-bentuk lain kekerasan seksual.
bernuasa seksual, mempertunjukkan materi- Perbudakan seksual juga mencakup situasi-
materi pornografi dan keinginan seksual, situasi dimana perempuan dewasa dan anak-
colekan atau sentuhan di bagian tubuh, gerakan anak dipaksa untuk menikah, memberikan
atau isyarat yang bersifat seksual sehingga pelayanan rumah tangga atau bentuk kerja
mengakitbatkan rasa tidak nyaman, tersinggung paksa yang pada akhirnya melibatkan kegiatan
merasa direndahkan martabatnya, dan mungkin seksual paksa termasuk perkosaan oleh
sampai menyebabkan masalah kesehatan dan penyekapnya.
keselamatan.
6. Intimidasi/serangan bernuansa seksual
3. Eskploitasi seksual termasuk ancaman atau percobaan
Aksi atau percobaan penyalahgunaan kekuatan perkosaan
yang berbeda atau kepercayaan, untuk tujuan Tindakan yang menyerang seksualitas untuk
seksual namun tidak terbatas untuk menimbulkan rasa takut atau penderitaan psikis
memperoleh keuntungan dalam bentuk uang, pada perempuan. Serangan dan intimidasi
sosial maupun politik dari eksploitasi seksual seksual disampaikan secara langsung maupun
terhadap orang lain. Termasuk di dalamnya tidak langsung melalui surat, sms, email, dan
adalah tindakan mengiming-imingi perkawinan lain-lain.
untuk memperoleh layanan seksual dari
perempuan, yang kerap disebut oleh lembaga 7. Prostitusi paksa
pengada layanan bagi perempuan korban Situasi di mana perempuan dikondisikan
kekerasan sebagai kasus “ingkar janji”. Iming- dengan tipu daya, ancaman maupun kekerasan
iming ini menggunakan cara pikir dalam untuk menjadi pekerja seks. Pengondisian ini
masyarakat yang mengaitkan posisi perempuan dapat terjadi pada masa rekrutmen maupun
dengan status perkawinannya sehingga untuk membuat perempuan tersebut tidak

4
berdaya untuk melepaskan dirinya dari 11. Perdagangan perempuan untuk tujuan
prostitusi, misalnya dengan penyekapan, seksual
penjeratan hutang, atau ancaman kekerasan. Tindakan perekrutan, pangangkutan,
Prostitusi paksa memiliki beberapa kemiripan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau
namun tidak selalu sama dengan perbudakan penerimaan seseorang dengan ancaman
seksual atau dengan perdagangan orang untuk kekerasan, penggunaan kekerasan, atau
tujuan seksual. penerimaan seseorang dengan ancaman
kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan,
8. Pemaksaan kehamilan penyekapan, pemalsuan, penipuan,
Ketika perempuan melanjutkan kehamilan yang penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan,
tidak ia kehendaki akibat adanya tekanan, penjeratan hutang atau memberi bayaran atau
ancaman, maupun paksaan dari pihak lain. manfaat, sehingga memperoleh persetujuan
Kondisi ini misalnya dialami oleh perempuan dari orang yang memegang kendali atau orang
korban perkosaan yang tidak diberikan pilihan lain tersebut, baik didalukan di dalam negara
lain kecuali melanjutkan kehamilannya akibat maupun antar negara, untuk tujuan prostitusi
perkosaan tersebut. Pemaksaan ini berbeda atau eskploitasi seksual lainnya.
dimensi dengan kehamilan paksa dalam
konteks kejahatan terhadap kemanusiaan, 12. Kontrol seksual termasuk pemaksaan
sebagaimana dirumuskan dalam Statuta Roma, busana dan kriminalisasi perempuan lewat
yaitu pembatasan secara melawan hukum aturan diskriminatif beralasan moralitas dan
terhadap seorang perempuan untuk hamil agama.
secara paksa, dengan maksud untuk membuat Mencakup berbagai tindak kekerasan secara
komposisi etnis dari suatu populasi atau untuk langsung maupun tidak langsung, dan tidak
melakukan pelanggaran hukum internasional hanya melalui kontak fisik, yang dilakukan untuk
lainnya. mengancam atau memaksakan perempuan
mengenakan busana tertentu atau dinyatakan
9. Pemaksaan aborsi melanggar hukum karena cara ia berbusana
Pengguguran kandungan yang dilakukan atau berelasi sosial dengan lawan jenisnya.
karena adanya tekanan, ancaman, maupun Termasuk di dalamnya adalah kekerasan yang
paksaan dari pihak lain. timbul akibat aturan tentang pornografi yang
melandaskan diri lebih pada persoalan
10. Pemaksaan perkawinan moralitas daripada kekerasan seksual.
Situasi dimana perempuan terikat perkawinan di
luar kehendaknya sendiri, termasuk di 13. Penghukuman tidak manusiawi dan
dalamnya situasi perempuan merasa tidak bernuansa seksual
memiliki pilihan lain kecuali mengikuti kehendak Cara menghukum yang menyebabkan
orangtuanya agar ia menikah, sekalipun bukan penderitaan, kesakitan, ketakutan, atau rasa
dengan orang yang ia inginkan atau dengan malu yang luar biasa yang tidak bisa tidak
orang yang tidak ia kenali, untuk tujuan termasuk dalam penyiksaan. Termasuk dalam
mengurangi beban ekonomi keluarga maupun penghukuman tidak manusiawi adalah
tujuan lainnya. Pemaksaan perkawinan juga hukuman cambuk dan hukuman yang
mencakup situasi dimana perempuan dipaksa merendahkan martabat manusia yang ditujukan
menikah dengan orang lain agar dapat kembali bagi mereka yang dituduh melanggar norman-
pada suaminya setelah dinyatakan tiga talak norma kesusilaan.
dan situasi dimana perempuan terikat dalam
perkawinannya sementara proses perceraian 14. Praktik tradisi bernuansa seksual yang
tidak dapat dilangsungkan karena berbagai membahayakan atau mendiskriminasi
alasan baik dari pihak suami maupun otoritas perempuan.
lainnya. Tidak termasuk dalam perhitungan Kebiasaan berdimensi seksual yang dilakukan
jumlah kasus, meskipun merupakan praktik masyarakat, terkadang ditopang dengan alasan
kawin paksa. agama dan atau budaya, yang dapat
menimbulkan cidera secara fisik, psikologis,

5
maupun seksual pada perempuan atau Sering menangis atau tampak habis
dilakukan untuk mengontrol seksualitas menangis;
perempuan dalam perspektif yang Adanya gangguan pada pola makan atau
merendahkan perempuan. tidur;
Adanya gangguan kesehatan yang
Penanganan Kasus Kekerasan Seksual pada berkelanjutan;
Remaja Adanya gangguan mood;
Bersikap tertutup dan/atau ketakutan;
NCPC - Practice Brief menjelaskan apabila Muncul ketakutan terhadap benda atau
terdapat anak, ataupun orang yang lebih muda, tempat tertentu;
menjadi korban tindakan kekerasan (khususnya Tidak lagi menunjukkan ketertarikan pada
seksual) maka merupakan suatu kewajiban bagi hal yang sebelumnya menarik;
orang yang lebih dewasa, yang mengetahui hal
Menunjukkan perilaku kekerasan terhadap
tersebut, untuk secepatnya membantu,
anak lain, saudara ataupun hewan
mendukung serta mendampingi dalam rangka
peliharaan;
menolong dan menjaga keamanannya.
Menggunakan komentar atau perilaku yang
bersifat seksual.
Perlu diketahui dan dimengerti juga bahwa
terkadang korban merasa takut untuk
Apabila tampak tanda-tanda di atas Anda perlu
menceritakan apa yang terjadi kepadanya atas
mencari waktu yang tepat untuk berbicara dan
beberapa alasan yaitu:
menanyakan langsung kepada anak yang
Tekanan dari pelaku;
bersangkutan. Ajari orangtua agar dapat
Hubungan dengan pelaku; mengenali tanda di atas dan sesegera mungkin
Resiko pengakuan yang ada dalam melakukan intervensi.
pikirannya;
Tekanan dari keluarga; Dalam menghadapi korban kekerasan orang
Ketakutan akan reaksi negatif dari keluarga; yang lebih dewasa perlu mengetahui dan
Ketakutan akan tidak dipercaya; mempraktekan beberapa hal, yaitu:
Ketakutan akan dipermalukan; dan/atau Selalu mendengarkan dan mendukung;
(khusus untuk laki-laki) Ketakutan akan
distigma. Dengarkan dan cobalah menangkap sebaik
mungkin ketika ia bercerita, tidak perlu
Dalam rangka mencegah ataupun menghindari mempertanyakannya berulang kali karena
kekerasan seksual, perhatikan juga apabila dapat mengurangi kepercayaan dan
muncul tanda-tanda tertentu pada anak atau kenyamanan korban. Pada saat itu yang
orang yang lebih muda, seperti berikut: dibutuhkan korban adalah dukungan, maka
Menghindari pergi ke sekolah atau keluar sebisa mungkin bantulah.
dari kelas;
Menghindari membicarakan kegiatan atau Jangan menjanjikan sesuatu yang tidak
sekolah; dapat ditepati; Kebanyakan korban akan
Terjadi penurunan nilai; merasa tidak nyaman atau takut ketika
Meminta berpindah sekolah atau menceritakan apa yang terjadi kepada
menciptakan kondisi agar dikeluarkan dari mereka dan meminta Anda untuk
sekolah; merahasiakannya. Pada saat itu, katakanlah
Tidak lulus pelajaran; kepada korban bahwa Anda tidak dapat
Sulit berkonsentrasi, terjadi penurunan berjanji untuk merahasiakannya, namun
kemampuan sosial; Anda dapat berjanji untuk melindunginya.
Menunjukkan tanda depresi;
Bersikap berbeda dari biasanya (lebih Yakinkan korban bahwa menceritakan apa
manja, lebih pemurung); yang terjadi merupakan hal yang paling
Berbohong; tepat untuk dilakukan;

6
Yakinkan bahwa korban tidak melakukan Beritahukan korban langkah apa yang
kesalahan dan pelaku harus bertanggung hendak Anda lakukan;
jawab, terutama saat korban melalui proses Jelaskan pada korban apabila Anda hendak
hukum. membawa korban ke polisi, dokter ataupun
profesional lainnya, jelaskan kepada bahwa
Jangan takut berkata salah; korban bahwa hal tersebut penting dilakukan
Apabila korban mau menceritakan apa yang untuk keamanan korban. Serta yakinkan korban
terjadi kepada Anda berarti ia mempercayai bahwa Anda akan mendampingi korban dalam
Anda, tidak perlu takut akan mengatakan prosesnya.
sesuatu yang salah, yang paling penting adalah Jangan mengkonfrontasi pelaku.
mendengarkan dan selalu mendukung korban. Jangan mengkonfrontasi pelaku, biarkan
berjalan sesuai peraturan atau hukum yang
Jagalah untuk tetap tampil tenang; ada. Konfrontasi Anda dapat membahayakan
Apapun yang korban ceritakan, berusahalah korban maupun proses hukum yang sedang
untuk tetap tampil tenang, bagaimanapun itu berjalan.
mengejutkan ataupun membuat anda marah
atau sedih, berusahalah untuk tetap tenang. Prinsip Pemeriksaan dan Penatalaksanaan
Korban memerlukan dukungan dari Anda, Korban (P3K) Kekerasan Seksual
bukan sebaliknya.
Bagi Profesional Ilmu Kedokteran, dalam
Berikan korban perhatian penuh; penanganan kasus kekerasan seksual pada
Jelaskan pada korban bahwa Anda remaja terdapat pedoman Prinsip Pemeriksaan
memberikan perhatian penuh, dan korban dapat dan Penatalaksanaan Korban (P3K) Kekerasan
menceritakan apapun kepada Anda. Selain itu Seksual. Pedoman tersebut menjelaskan
jagalah agar korban tetap nyaman dan aman. bahwa dokter memiliki dua peran, yaitu
attending doctor dan assessing doctor. Di mana
Berikan korban waktu sendiri; kedua peran tersebut berjalan bersamaan dan
Beberapa korban membutuhkan waktu untuk tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lain:
menyendiri pada masa peralihan ini, berikan
korban waktu tersebut untuk kenyamanannya 1. Attending doctor, di mana dokter berperan
namun tetap perhatikan faktor yang berkaitan selayaknya praktek pada umumnya untuk
dengan keamanannya. memberikan diagnosis dan pengobatan.
Hanya saja dalam kasus ini pengobatan
Berikan keleluasaan untuk korban berbicara yang diberikan tidak hanya pengobatan fisik,
sesuai dengan bahasanya; tetapi juga pengobatan secara psikis, dalam
Biarkan korban bercerita dengan bahasa-nya bentuk dukungan moral maupun konseling,
apabila ada hal yang Anda kurang mengerti yang dapat direkomendasikan pada ahlinya.
silahkan bertanya untuk menyamakan
pandangan, namun jangan sampai terasa 2. Assessing doctor, dimana dokter berperan
menekan, mendorong atau mengarahkan lebih membantu mencari bukti tindak pidana
lagi menasihati. lewat visum et repertum. Pembuatan visum
et repertum ini harus dilakukan dengan
Berikan keleluasaan untuk korban bercerita seksama dan memperhatikan regulasi yang
sesuai kenyamanannya; ada. Pertama, dokter harus mendapatkan
Biarkan korban bercerita sesuai apa yang ia informed consent yang mencakup
nyaman, karena untuk bercerita saja sudah penjelasan mengenai tujuan dan pentingnya
merupakan suatu usaha keras dari korban. pengambilan bukti, prosedur dan teknik
Anda dapat bertanya apakah ada lagi, namun pengambilan bukti, serta proses
jangan memaksanya. Yakinkan aja bahwa Anda dokumentasi pengambilan bukti. Kemudian
tetap ada di sisinya untuk mendengarkan dan penjelasan bahwa akan ada rahasia pasien
mendukung. yang diberitakan kepada pihak kepolisian
apabila dirasa diperlukan untuk

7
pemeriksaan, dan terakhir persetujuan dari tercatat dalam Berita Acara
korban, apabila cukup umur secara hukum Pemeriksaan (BAP).
ataupun wali korban apabila belum cukup
umur secara hukum. Kedua, pengambilan Tujuan pemeriksaan kepada korban adalah
barang bukti harus meliputi seluruh identifikasi korban, menemukan tanda-tanda
pemeriksaan yang memperhatikan setiap persetubuhan serta waktu persetubuhan,
detail namun juga memperhatikan membuktikan adanya kekerasan dan/atau
kenyamanan korban. penggunaan NAPZA, pantas atau tidaknya
korban untuk dikawinkan secara seksual
Dalam menjalankan perannya, dokter harus dan psikis serta identifikasi pelaku.
bersikap objektif-imparsial, confidential dan
profesional. Kemudian pemeriksaan sendiri berlangsung
dalam empat tahap yaitu anamnesis,
Objektif-imparsial artinya adalah dokter pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
harus tetap objektif atau tidak memihak, dan tindak lanjut. Anamnesis dilakukan
namun tetap berempati pada korban dengan menggunakan bahasa awam atau
(sekaligus pasien). bahasa yang dapat dengan mudah
dimengerti oleh korban sesuai dengan umur
Confidential adalah semua bukti yang serta latar belakang pendidikan dan sosio-
didapat harus dilaporkan dan kultural.
dikomunikasikan pada korban, wali, serta
kepolisian sesuai kebutuhannya. Anamnesis akan terbagi menjadi umum dan
khusus, anamnesis umum berupa data diri
Terakhir adalah profesional yaitu dan riwayat kesehatan korban. Kemudian
pemeriksaan mengikuti kaidah dan teknologi anamnesis khusus yang berupa jenis
kedokteran yang sesuai dengan hak dan tindakan yang diterima korban, apa saja dan
kewajiban korban serta dokter. bagaimana caranya, tempat dan waktu,
serta siapa yang melakukan.
Terdapat 4 prinsip yang harus diterapkan
ketika berhadapan dengan korban yaitu: Kemudian pemeriksaan umum yaitu
pemeriksaan menyeluruh yang dapat
1. Pemeriksaan harus dilakukan sedini disertai dengan gambar tubuh untuk
mungkin agar menjaga keutuhan barang mempermudah pencatatan, dan
bukti dan juga menjaga kondisi psikis dokumentasi foto.
korban, kecuali korban terancam
nyawanya, dalam hal tersebut harus Pemeriksaan penunjang yaitu pengambilan
mengedepankan keselamatan korban. sampel dari korban yang dapat berupa
pakaian yang digunakan korban, rambut
2. Dokter, apabila berlainan jenis kelamin (termasuk rambut pubis), kerokan dari kuku,
dengan korban, harus didampingi oleh apusan (sesuai kebutuhan), darah serta
perawat yang berjenis kelamin sama urin. Yang paling penting dalam
dengan korban. Hal ini dikedepankan pemeriksaan adalah menjaga keutuhan
untuk menjaga kenyamanan korban, rantai bukti mulai dari pengambilan,
serta etika pemeriksaan untuk pengemasan, dan penngiriman yang dicatat
menghindari tuduhan malpraktek. dalam Berita Acara Pemeriksaan dengan
lengkap dan jelas.
3. Pemeriksaan harus dilakukan secara
sistematis dan menyeluruh, dari ujung Terakhir adalah tindak lanjut apabila pasien
kepala hingga ujung kaki. memerlukan pengobatan secara fisik
maupun psikis.
4. Pencatatan serta dokumentasi yang
lengkap meliputi hasil serta foto dan Sumber

8
Abma, J. C., Martinez, G. M., & Copen, C. E. (2010).
Teenagers in the United States: Sexual activity,
contraceptive use, and childbearing, National Survey
of Family Growth 2006-2008. National Center for
Health Statistics. Vital and Health Statistics, 23(30).
Retrieved from
http://www.cdc.gov/nchs/data/series/sr_23/sr23_030.
pdf

Australian Government: Australian Institute of Family


Studies. NCPC: Practice Brief. Commonwealth of
Australia: 2011.

Iowa Departmentof Education. Preventing Child and


Youth Sexual Harashment, Abuse, and Assault : A
Resource for Iowa Families. Iowa: 2006.

Komnas Perempuan. Kekerasan Seksual : Kenali


dan Tangani. Indonesia: t.th.

Meilia, Putri Diana Ika. Prinsip Pemeriksaan dan


Penatalaksanaan Korban (P3K) Kekerasan Seksual.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo. Jakarta: t.th.

U.S. Department of Health and Human Services.


Bullying. Washington: t.th.

U.S. Department of Health and Human Services.


Preventing Child Sexual Abus Within Youth-serving
Organizations: Getting Started on Policies and
Procedures. Georgia : 2007.

Penulis Utama

Dr. Gina Anindyajati

Kontributor

Adhe Zamzam Prasasti SPsi


Dr. Alia Hartanti
Dr. Asti Widihastuti MHC
Dr. Bondan Stanislaus
Dr. Jacqueliene Piay
Dr. Margaretha Sitanggang
Dr. Nurlan Siltonga MMed
Dr. Ratna Mardiati SpKJ

Anda mungkin juga menyukai